1810211-110
1
ADHF
INTERPRETASI OVC 6
ADHF
KELUHAN UTAMA
Sesak napas
RPS
Sesak memberat sejak 2 jam yang lalu
Kemungkinan terdapat cairan di paru yang dapat menyebabkan sesak saat tidur akibat
gravitasi
PND
3 bantal: agar gravitasi paru ke atas sedikit lebih tinggi sehingga tidak menyebabkan sesak
RPD
HT sejak usia 44 tahun
Berpotensi menjadi IM berulang, sel otot jantung sudah ada yg nekrosis & membentuk
jaringan parut sehingga menyebabkan HF
2
ADHF
Ketika glukosa di dalam darah akan menyebabkan berat molekul darah lebih berat sehingga
kekentalan darah meningkat dan menyebabkan aliran darah lambat sehingga memungkinkan
penempelan pada endotel → menyebabkan pengurangan suplai O2
Kolesterol (+)
Ketika lipid di dalam darah akan menyebabkan berat molekul darah lebih berat sehingga
kekentalan darah meningkat dan menyebabkan aliran darah lambat sehingga memungkinkan
penempelan pada endotel → menyebabkan pengurangan suplai O2
Untuk mengatasi HT, tapi karena jarang dikonsumsi maka menjadi HT tidak tekontrol
Opname 1 minggu karena serangan jantung & mendapat inj perut selama 5 hari
Obat DM (lupa)
Merupakan obat untuk mengatasi kolestrol, namun harus diminum rutin sehingga
menyebabkan kolesterol tidak terkontrol
RPSOS
Merokok sejak kuliah 1 – 2 bungkus/ hari, sekarang 2 – 3 batang
HIPOTESIS
IM berulang
CAD
Sesak napas, keringat, mudah lelah, rw. serangan jantung, HT, kolesterol
3
ADHF
DM
Rw dm
Dislipemia
PX FISIK
KU: Sakit berat
Menganggu aktivitas
Obese 2
HT grade 2
N
Jantung:
Inspeksi: normal
S3 gallop: Peningkatan tekanan antrium peningkatan laju aliran pada gagal jantung
4
ADHF
Murmur: Regurgitasi katup tricuspid/mitral
Ekstremitas: Keringat, edem +/+ pitting dorsum pedis & tibia anterior
PX PENUNJANG
EKG: HR 107, ST depresi V2 – V6, T inversi L III
GDS: 155 ↑
HDL: 38 ↓
LDL: 170 ↑
Trigliserida: 237 ↑
Echocardiografi: LA & LV dilatasi, LVEF 30%, disfungsi diastolic LV grade III, hipokinetik anteroseptal,
anterior, septal-apikal, mitral regurgitasi sedang, arotic regurgitasi ringan, trikuspud regurgitasi
sedang, LVH eksentrik
5
ADHF
Reg tricuspid: aliran dari ventrikel kanan masuk ke atrium kanan akibat insufisiensi katup
triskupid
LVH eskentrik: LV hpertrofi tidak simetris
DIAGNOSIS
ADHF (wet & warm) & CAD dengan HT grade 2, DM, Dislipedemia, & Obesitas
ADHF: Sesak, ortopnea, bengkak, keringat, mudah lelah, JVP meningkat, rales, kardiomegali,
hepatomegaly, s3gallop, peningkatan NT pro BNP
Wet & warm: wet (filling pressue meningkat kongesti), warm (perfusi adekuat)
CAD: Sesak, keringat, mudah lelah, rw serangan jantung, HT, kolesterol tinggi menjadi faktor
resiko CAD, kolestrol total, HDL & trigliserida tinggi yg memicu aterosklerosis penyebab CAD
HT grade 2 tidak terkontrol: TD 170/100, jarang minum obat
DM: Rw dm & GDS meningkat
Dislipidemia: Rw kolesterol tinggi, lab LDL tinggi, HLD turun
Obesitas: BMI 31,59
6
ADHF
CATATAN SINGKAT 6
ADHF
Gagal jantung merupakan sindroma klinis dengan tanda dan gejala yang disebabkan oleh
abnormalitas struktur dan/atau fungsi kardiak dan diikuti dengan adanya peningkatan kadar peptida
natriuretik dan/atau bukti objektif adanya kongesti paru maupun sistemik
7
ADHF
Tatalaksana
Non-Farmakologi
Tujuan: Meningkatkan ekspansi paru secara maksimal dan mengatasi kerusakan pertukaran gas
sehingga pasien memperoleh kualitas tidur yang baik
2. O2 NRM
Non Rebreathing mask alat untuk mengalirkan oksigen kecepatan rendah pada pasien yang bisa
bernapas spontan.
Tujuan mengatasi hipoksemia sehingga meningkatkan ketersediaan oksigen pada jaringan tubuh
Indikasi: pasien yang mengalami kondisi medis akut yang masih sadar penuh, bernapas spontan, vol
tidal cukup.
3. Diet
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) banyak sayur buah, sedikit daging & susu,
banyak mikronutrien
Farmakologi
1. Furosemid
a. Golongan : Loop diuretic
b. Dosis : 40 mg IV, awal, lanjut 3mg/ jam drip kontinyu
c. Indikasi : Kelebihan vol, edem sekunder akibat eksaserbasi HF
d. Kontraindikasi : Gagal ginjal, def elektrolit, hypovolemia, hipersensitifitas
e. Mekanisme : Hambat reabsorpsi tubular natrum & klorida di TKP – TKD –
lengkung henle ascendes yang tebal dengan menghambat system kontransport natrium-
klorida yang mengakibatkan ekskresi air yang berlebihan bersama dengan natrium,
klorida, magnesium, dan kalsium
f. ESO : Ggn elektrolit, dehidrasi, hipotensi
2. Nitroglycerine
a. Golongan : Vasodilator
b. Dosis : 50 mcg/ menit drip kontinyu
c. Indikasi : Obat vasodilatasi untuk mengurangi spasme radial
d. Kontraindikasi : HS, hipotensi, kardiopati obstruktif hipertorik, stenosis aorta/mitral
e. Mekanisme : menyebabkan desfosforilasi rantai ringan myosin dalam serat otot
polos relaksasi otot polos PD vasodilatasi
8
ADHF
f. ESO : Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural,
takikardi
3. Captorpril
a. Golongan : ACEI
b. Dosis : 3 x 12,5 mg
c. Indikasi : HT ringan - sedang
d. Kontraindikasi : HS
e. Mekanisme : Menghambat konversi ag1 ag2 & mencegah peningkatan TD
yang diinduksi oleh RAAS, serta terlibat dalam penonaktifan enzimatik bradikinin suatu
vasodilator, hambat penonaktifan bradikinin/ meningkatkan kadar bradikinin &
mempertahankan efeknya dengan menyebabkan peningkatan vasodilatasi &
menurunkan TD
f. ESO : Hipotensi, pusing, sakit kepala, letih, diare
4. Bisoprolol
a. Golongan : Beta blocker
b. Dosis : 5 mg/ hari, lanjutan 10mg/ hari, dosis max 20 mg/ hari
c. Indikasi : HT, jantung coroner, aritmia, penyakit jangtung iskemik & IM
setelah kejadian akut
d. Kontraindikasi : Gagal jantung akut atau selama episode dekomposisi gagal jantung
yang memerlukan terapi IV
e. Mekanisme : Menghambat reseptor b1 adrenergik (kardioselektif) mencegah
adrenalin menempel pada reseptornya di jantung sehingga kerja jantung menjadi lebih
ringan & berampak pada penurunan TD
f. ESO : Kram abdomen, diare, pusing, sakit kepala, mual, bradikardi,
hipotensi, baal, kesemutan, ekstremitas dingin, nyeri
5. Spironolactonee
a. Golongan : Diuretic hemat kalium
b. Dosis : HT 50 – 100 mg/ hari min 2 mgg. Edeme 25 – 200 mg/ hari
c. Indikasi : HT essensial dengan edem termasuk CHF, sirosis hati
d. Kontraindikasi : Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, hiperkalemia
e. Mekanisme : Hambat aldosterone yang menstimulasi penyerapan kembali Na
dan pengeluaran K
f. ESO : Kram, diare, ngantuk, demam, sakit kepala, amenore
9
ADHF
PATOFISIOLOGI 6
ADHF
10
ADHF
Tn. P, 64 tahun datang dengan keluhan sesak napas
BAGIAN 1
Didapatkan pada anamnesis bahwa pasien pernah mengalami serangan jantung yang mana ketika
terjadi serangan jantung maka otot jantung akan rusak sehingga menyebabkan injuri sel otot jantung
Selain itu juga, pasien memiliki hipertensi tidak tekontrol yang mana ketika HT tidak diperbaiki secara
rutin, maka akan menyebabkan tekanan meningkat yang berefek pada peningkatan afterload,
peningkatan tersebut menyebabkan:
- Tubuh berkompensasi namun lagi-lagi ketika tidak mendapatkan tatalaksana dengan baik, sel
miosit akan bermanifestasi menjadi keadaan patologis yaitu terjadi hipertrofi pada ventrikel
kiri sehingga menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat
- Peningkatan afterload otomatis menyebabkan peningkatan tegangan pada jantung sehingga
jantung menjadi lebih kaku dan menyebabkan kemampuan pompa menurun sehingga terjadi
penurunan kontraktilitas yang berefek pada penurunan ejeksi fraksi
Pasien menderita DM yang mana ketika terdapat glukosa dalam darah hal tersebut menyebabkan
vaskositas atau kekentalan darah meningkat akibat berat molekuk gula lebih berat di bandingkan
darah yang dapat memperlambat alur jalan darah sehingga jika terjadi terus menerus akan
menyebabkan jejas endotel
Rokok yang mengandung tar dan nikotin berpengaruh dalam aluran supply oksigen, apabila jaringan
terus menerus terpapar kandungan rokok maka supply oksigen akan menurun sehingga
menyebabkan hipoksia. Hipoksia akibat radikal bebas (ROS) merangsang jejas endotel yang
bersamaan dengan rw. DM, jejas pada endotel yang terus menerus akan menyebabkan disfungsi
endotel, jika terjadi disfungsi endotel maka endotel tidak dapat melepas nitric oxide (NO) &
prostaskilin yang bertugas sebagai antiplatelet & vasodilator
Usia pasien yang masuk ke usia 64 tahun (usia tua) sehingga PD mengalami proses degenerasi yang
dapat membuat PD lebih kaku sehingga fungsi PD menurun
Dari kebiasan pasien juga yang suka mengkonsumsi fastfood dimana fastfood menyebabkan obesitas
& dislipidemia karena fastfood mengandung kadar kolestrol yang tinggi sehingga terjadi peningkatan
kadar LDL yag dapat masuk ke subendotel & menembus tunika intima
Bersamaan dengan disfungsi endotel, penurunan fungsi PD, serta tembusnya LDL ke tunika intima
dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Apabila plak rupture maka platelet akan bersama
membetuk thrombus-trombus yang dapat menyumbat aliran PD a. coroner sehingga menurunkan
supply oksigen dan terjadi iskemi. Iskemi yang berkepanjangan akan menyebabkan nekrosis pada
subendocardial lalu terjadilah IM.
BAGIAN 2
Karena telah terjadi IM, di tambah dengan kebutuhan oksigen yang meningkat, penurunan EF serta
injuri sel otot jantung, hal ini akan menyebabkan kerja kardiomiosit yang normal menjadi berat
sehingga kerjanya tidak adekuat (maksimal).
11
ADHF
Kerja miosit untuk memompa yang tidak adekuat inilah yang menyebabkan terjadinya disfungsi
sistolik (Systolic Heart Failure) yang dapat menurunkan kontraktilitas sehingga darah yang keluar dari
jantung menurun dan menyebabkan SV menurun serta CO juga menurun.
Penurunan tersebut dideteksi oleh tubuh sehingga tubuh melakukan kompensasi dengan cara
meningkatkan aktivitas system saraf simpatik.
Peningkatan aktivitas SSS berdampak pada RAAS (Renin Angiotensin-Aldosteron System) yang mana
ketika darah tidak sampai ke ginjal, ginjal akan melakukan pengiriman feedback positif berupa
peningkatan produksi renin yang berguna untuk mengubah angiotensinogen yang diproduksi oleh
hepar berubah menjadi angiotensin 1. Selanjutnya, angiotensin 1 akan berubah menjadi angiotensin
2 oleh bantuan Angiotensin Converting Enzyme yang di produksi oleh paru.
Ketika preload & afterload meningkat maka akumulasi cairan akan meningkat atau terjadi
penumpukan cairan secara berlebihan yang menyebabkan LV menjadi dilatasi
Selain itu juga, aktivitas SSS akan mengirim rangsangan ke pusat keringat untuk memproduksi
keringat
Serta pada beta 1 jantung adrenergic akan menyebabkan peningkatan HR serta kontraktilitas, namun
dikarenakan sebelumnya pasien sudah pernah menderita iskemi pada jantung yang berujung pada
IM maka otot jantung tidak dapat melakukan kontraktilitas secara sempurna, maka dari itu
kontraktilitasnya akan menurun yang berujung pada penurunan EF.
Penurunan EF yang diperparah dengan LV dilatasi akan menyebabkan kompensasi pada jantung
menjadi gagal sehingga kadar SV & CO menjadi turun dan terciptalah keadaan HFrEF (Heart Failure
Reduced Ejection Fraction) yang akan menyebabkan darah tidak dapat di pompa ke aorta sehingga
darah akan menumpuk di ventrikel dan meningkatkan tekanan ventrikel. Selain itu juga, karena darah
menumpuk di ventrikel, darah yang dari atrium tidak dapat masuk ke dalam ventrikel sehingga
terjadi peningkatan tekanan pada atrium pula.
BAGIAN 3
Darah yang menumpuk pada atrium akan menyebabkan darah mengalir kembali ke vena pulmo
sehingga menyebabkan tekanan pulmo meningkat.
Darah yang kembali ke vena pulmo akan menyebabkan edema pulmo yang menghasilkan manifestasi
berupa ortopnea, PND, VBS turun, rales, saturasi oksigen menurun, serta RR meningkat
12
ADHF
Sehingga untuk menyamaratakan tekanan, ventrikel kanan juga akan meningkatkan tekanannya. Hal
ini akan menmbuat kerja jantung kanan meningkat karena bebannya bertambah, namun karena
telah terjadi IM sebelumnya, kerja jantung kanan tidak adekuat sehingga terjadi gagal ventrikel kanan
Peningkatan tekanan tersebut membuat darah terakumulasi di atrium kanan akibat tidak dapat
masuk menembus ventrikel kanan sehingga terjadi regurgitasi tricuspid sehingga terjadi peningkatan
di vena cava & aliran backwards yang berdampak pada:
Selain itu, darah yang kembali ke vena pulmo akan menyebabkan edema pulmo yang menghasilkan
manifestasi berupa ortopnea, PND, VBS turun, rales, saturasi oksigen menurun, serta RR meningkat
13
ADHF