Anda di halaman 1dari 66

ANALISIS CASH FLOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN BAHU

JALAN KOLONEL SOEPIRMAN KECAMATAN PELAIHARI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian Dalam Rangka


Penyusunan Skripsi

Oleh :

AMALIA SAPUTRI
NPM. 19640159

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
AGUSTUS, 2023
SKRIPSI
ANALISIS CASH FLOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN BAHU
JALAN KOLONEL SOEPIRMAN KECAMATAN PELAIHARI

Oleh

AMALIA SAPUTRI

NPM. 19640159

Telah diseminarkan dan disetujui oleh pembimbing untukk melakukan penelitian


dalam rangka penulisan skripsi pada tanggal……………………………………...

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil Pembimbing I

Ir. H. Abdurrahman , MT. Ir. Muhammad Gunawan


Perdana, ST., MT.
NIK. 061304653 NIK. 061304650
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadiran ALAH SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaikan
proposal peelitian dengan judul “Analisis Cash Flow Pada Pembangunan Bahu
Jalan Kolonel Soepirman Kecamatan Pelaihari”.

Maksud dan tujuan penulisan proposal ini sebagaiman dari syarat yang
harus dipenuhi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin guna mendapatkan bekal pengalaman
dalam menerapkan ilmu, dan keterampilan khususnya dibidang teknik.

Terimakasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada Allah SWT & Nabi Muhammad S.A.W.


2. Ibu Ir. Firda Herlina,ST.,M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Ir. H. Abdurrahman, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
4. Bapak Ir.Muhammad Gunawan Perdana, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing
I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Ir.Fitriani Ridzeki, ST.,MT., IPM selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
6. Kepada kedua Orang Tua serta saudara-saudara yang tiada hentinya selama
ini memberi doa, nasehat, semangat, dan kasih sayang yang tak tergantikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
7. Kepada sahabat-sahabat yang saya cintai dan saya banggakan Ainun Amriah,
Selva Rahima, Putri Amalia Aprianti, Evi Rosanti, dan Alm. Siti Nur
Halisyah yang telah menemani penulis selama 4 tahun dan memberi semangat
serta motivasinya.
8. Teman-teman kelas Reguler Pagi A Banjarmasin yang telah membantu dan
mendukung penulis semasa menjadi Mahasiswi.
9. Kepada Cipung yang selalu menghibur dan mengembalikan mood penulis
ketika mengerjakan skripsi.
10. Semua Pihak yang telah membantu penyusunan Proposal Skripsi ini
Saya menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembimbing dan rekan-rekan semuanya untuk
kesempurnaan proposal ini. Saya juga berharap proposal ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.’

Banjarmasin, Juli 2023


Penulis,

Amalia Saputri
Analisis Cash Flow Pada Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari

Disusun Oleh : Amalia Saputri, Pembimbing I : Muhammad Gunawan Perdana,


ST, MT, Pembimbing II : Fitriani Ridzeki, ST, MT

ABSTRAK

Pelaksanaan proyek konstruksi memerlukan banyak sumber daya


diantaranya adalah peralatan, tenaga kerja, material, dan finansial. Finansial yang
baik diperoleh melalui perencanaan cash flow optimal. Pemilihan sistem
pembayaran yang tepat dapat memberikan keuntungan maksimum bagi
kontraktor. Tujuannya adalah untuk mengetahui sistem pembayaran yang baik,
besar keuntungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow, maka
dilakukan penelitian pada Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman
Kec. Pelaihari.

Metode yang digunakan yaitu membuat diagram jaringan proyek dengan


PDM dengan menggunakan bantuan software Microsoft Project. Kemudian
dilakukan perhitungan cash flow dengan beberapa sistem pembayaran yaitu
pembayaran bulanan dan pembayaran termin tanpa uang muka dan dengan uang
muka 20%, 25%, 30%. Dari hasil perhitungan dapat diketahui cash flow proyek
yang paling optimal yang dapat memberikan profit yang paling besar bagi
kontraktor dan faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow pada proyek.

Hasil analisis data menghasilkan bahwa pada Proyek Pembangunan Bahu


Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari dengan sistem pembayaran bulanan
dengan uang muka 30% menghasilkan keuntungan profit sebesar 10,43% dari
nilai kontrak. Sedangkan sistem pembayaran yang memberikan profit maksimum
adalah sistem pembayaran bulanan dengan uang muka 20% pada kondisi LST
menghasilkan profit sebesar 10,58% dari nilai kontrak.

Kata Kunci : Cash Flow, Sistem Pembayaran, PDM, Profit


Cash Flow Analysis on The Kolonel Soepirman Road Shoulder Development
Project, Pelaihari District

Compiled by : Amalia Saputri, Preceptor I : Muhammad Gunawan Perdana, ST,


MT, Preceptor II : Fitriani Ridzeki, ST, MT

ABSTRACT

The implementation of construction projects requires a lot of resources


including equipment, labor, materials, and finance. A good financial obtained
through optimal cash flow planning. Selection of the right payment system can
provide maximum benefits for contractors. The aim is to find out a good payment
system, the amount of profit and the factors that affect cash flow, then the
research was carried out on the Roadside Construction Kolonel Soepirman
Project, Kec. Pelaihari

The method used is to make a project network diagram with PDM using
Microsoft Project software. Then do the calculation of cash flow with several
payment systems, namely monthly payments and payment terms without a down
payment and with a down payment of 20%, 25%, 30%. Based on the calculation
results, it can be seen that the most optimal project cash flow can provide the
greatest profit for contractors and the factors that affect project cash flow.

The results of the data analysis resulted that in the Roadside Construction
Kolonel Soepirman Project, Kec.Pelaihari with a monthly payment system with a
down payment of 30% generate a profit of 10.43% of the contract value.
Meanwhile, the payment system that provides maximum profit is a monthly
payment system with a down payment of 20% in LST conditions resulting in a
profit of 10.58% of the contract value.

Keywords: Cash Flow, Payment System, PDM, Profit


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
ABSTRAK................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah............................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4
2.1 Landasan Teori................................................................................. 4
2.1.1 Proyek.................................................................................... 4
2.1.1.1 Manajemen Proyek.................................................... 4
2.1.1.2 Manajemen Konstruksi.............................................. 5
2.1.2 Biaya ...................................................................................... 5
2.1.2.1 Pengendalian Biaya Konstruksi Proyek.................... 7
2.1.2.2 Sumber Dana Konstruksi Proyek.............................. 7
2.1.2.3 Overhead................................................................... 8
2.1.2.4 Bunga Bank .............................................................. 8
2.1.2.5 Overdraft .................................................................. 9
2.1.3 Keterlambatan ....................................................................... 9
2.1.4 Rencana Anggaran Biaya ...................................................... 9
2.1.5 Rencana Anggaran Pelaksanaan ............................................ 10
2.1.6 Penjadwalan Proyek............................................................... 10
2.1.2.6.1 Diagram Balok ...................................................... 10
2.1.2.6.2 Kurva S................................................................... 11
2.1.2.6.3 Diagram Jaringan Kerja ......................................... 12
2.1.7 Cash Flow .............................................................................. 15
2.1.2.7.1 Arus Kas Masuk (Cash In Flow) ........................... 15
2.1.2.7.2 Arus Kas Keluar (Cash Out Flow) ........................ 15
2.1.2.7.3 Proses Cash Flow .................................................. 17
2.1.8 Microsoft Project.................................................................... 18
2.2 Penelitian yang Relevan................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 27
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 27
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 27
3.3 Tahapan Tahapan Penelitian............................................................ 28
3.3.1 Tahapan Persiapan.................................................................. 28
3.3.2 Pengumpulan Data................................................................. 28
3.3.3 Analisis .................................................................................. 29
3.3.4 Hasil Analisis ........................................................................ 29
3.4 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 30
3.5 Jadwal Penelitian ............................................................................. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 33
4.1 Cash Flow Berdasarkan Time Schedule dan Pembayaran Bulanan. 33
4.1.1 Penjadwalan PDM ................................................................. 33
4.1.2 Analisis Cash Flow Dengan Uang Muka 30% ...................... 37
4.2 Cash Flow Paling Optimal dengan Variasi Sistem Pembayaran....... 41
4.2.1 Grafik Cash Flow ................................................................. 43
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cash Flow ............................... 48
4.4 Pembahasan ..................................................................................... 48
BAB V PENUTUP...................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 50
5.2 Saran................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 51
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 27


Gambar 4.1 Kurva S Penjadwalan EST Proyek Pembangunan Bahu Jalan
Kolonen Soepirman Kec. Pelaihari .................................................................. 34
Gambar 4.2 Kurva S Penjadwalan LST Proyek Pembangunan Bahu Jalan
Kolonen Soepirman Kec. Pelaihari .................................................................. 35
Gambar 4.3 Kurva S Penjadwalan Geser Proyek Pembangunan Bahu Jalan
Kolonen Soepirman Kec. Pelaihari .................................................................. 36
Gambar 4.4 Grafik Cash Flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Tanpa Uang Muka)............. 44
Gambar 4.5 Grafik Cash Flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 20%).. 45
Gambar 4.6 Grafik Cash Flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec.Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 25%)... 46
Gambar 4.7 Grafik Cash Flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 30%)... 47
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2. Penelitian Yang Relevan................................................................. 19


Tabel 3.5. Jadwal Penelitian............................................................................ 32
Tabel 4.1 Daftar Pekerjaan, Durasi, Biaya Predecessors ............................... 33
Tabel 4.3. Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan
Uang Muka 30% (EST) (Dalam Rupiah) ........................................................ 38
Tabel 4.4. Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan
Uang Muka 30% (LST) (Dalam Rupiah) ........................................................ 39
Tabel 4.5. Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan
Uang Muka 30% (Geser) (Dalam Rupiah) ...................................................... 40
Tabel 4.6. RAB Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec.
Pelaihari ........................................................................................................... 41
Tabel 4.7. Hasil Analisis Cash Flow Proyek Pembangunan Bahun Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari ................................................................................ 42
Tabel 4.8. Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Tanpa Uang Muka
.......................................................................................................................... 43
Tabel 4.9. Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 20%
.......................................................................................................................... 44
Tabel 4.10. Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 25%
.......................................................................................................................... 46
Tabel 4.11. Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 30%
.......................................................................................................................... 47
DAFTAR SINGKATAN

FS = Finish to Start

FF = Finish to Finish

SS = Start to Start

SF = Start to Finish

RAB = Rencana Anggaran Biaya

RAP = Rencana Anggaran Pelaksanaan


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Pembimbing I

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing II

Lampiran 3 Berita Acara Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 4 SK Dosen Pembimbing

Lampiran 5 Berita Acara Seminar Hasil Skripsi

Lampiran 6 Berita Acara Ujian Skripsi

Lampiran 7 Lembar Perbaikan Skripsi

Lampiran 8 Kartu Seminar Skripsi

Lampiran 9 Profil Mahasiswi

Lampiran 10 Data Umum Proyek

Lampiran 11 Rencana Anggaran Biaya Proyek

Lampiran 12 Time Schedule Proyek

Lampiran 13 Langkah-langkah Analisis Cash Flow

Lampiran 14 Tabel Analisis Cash Flow dengan Variasi Sistem Pembayaran


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menganalisa suatu proyek konstruksi untuk mendapatkan rencana
anggaran biaya yang efisien banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan, salah
satunya adalah pengendalian biaya. Dalam pengendalian biaya dapat dilakukan
upaya-upaya agar terealisasi biaya yang terjadi sesuai dengan kebutuhan
pelaksana dan tidak berlebihan. Anggaran biaya berdasarkan pada kontrak yang
ditetapkan pada awal perencanaan. Pada tahap awal perencanaan kerja disusun
rangkaian kegiatan dan penjadwalan.

Penjadwalan kegiatan menentukan urutan kegiatan, kebutuhan waktu serta


waktu penyelesaiannya. Realisasi di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana
kerja bisa mengakibatkan terjadinya permasalahan pada pelaksanaan proyek.
Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan masalah dalam pendanaan proyek.
Masalah pendanaan proyek adalah masalah yang tidak mudah bagi beberapa
kontraktor.

Memiliki modal sendiri atau mendapatkan pembayaran dari owner ataupun


peminjaman uang dari bank bisa menjadi sumber dana bagi kontraktor, asalkan
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, mempunyai modal kerja dapat
mengurangi beban bunga yang diterima kontraktor dalam memenuhi target
penyelesaian tepat waktu.

Dalam beberapa kondisi kontraktor sering mengalami pendanaan yang


terbatas, dan akibatnya kontraktor mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan. Kontraktor harus memahami bahwa dengan adanya keterbataan uang,
sehingga diperlukan suatu perencanaan cash flow yang optimal untuk
mendapatkan profit semaksimal mungkin. Perencanaan cash flow yang baik dapat
digunakan sebagai kontrol manajemen biaya proyek.

Pada proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari


merupakan proyek milik instansi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dengan
satuan kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan. Pemenang
lelang proyek ini adalah CV. Delta Utama sebagai pihak kontraktor dengan harga
penawaran Rp. 1.138.311.00,00 (termasuk PPN 11%). Sistem pembayaran proyek
ini menggunakan sistem pembayaran bulanan dengan uang muka 30%.

Dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana perencanaan cash


flow yang optimal dalam suatu proyek konstruksi yang dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Cash flow dibuat menggunakan metode PDM dengan
bantuan Microsoft Project dengan variasi sistem pembeyaran bulanan (mounthly
payment) dan pembayaran termin (progress payment) tanpa uang muka dan
dengan uang muka 20%, 25%, dan 30% berdasarkan penjadwalan kondisi EST
(Earliest Start Time), LST (Lastest Start Time), dan Geser.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana cash flow berdasarkan time schedule dan pembayaran bulanan


yang ada pada proyek?
2. Bagaimana cash flow yang paling optimal dengan variasi sistem pembayaran
yang dapat memberikan profit yang paling besar bagi kontraktor?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cash flow pada proyek?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah nantinya yang akan menjawab pertanyaan
dari rumusan masalah di atas, yaitu sebagai berikut :

1. Mendapatkan cash flow berdasarkan time scedule dan pembayaran bulanan


yang ada pada proyek
2. Mendapatkan cash flow yang paling optimal dengan variasi sistem
pembayaran yang dapat memberikan profit paling besar bagi kontraktor
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow pada proyek.
1.4 Batasan Masalah
Penyusunan penelitian ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka
dilakukan batasan dalam pembahasan penelitian dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut ini :

1. Penelitian ini membahas cash flow kontraktor pada pelaksanaan proyek


Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari.
2. Pembuatan cash flow berdasarkan pada Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) dengan asumsi bahwa pada nilai kontrak sudah termasuk profit
kontraktor yang sudah termasuk overhead umum sebesar 10 %. Sedangkan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan total RAP ditambahkan profit
dan overhead umum.
3. Tinjauan perencanaan cash flow dengan sistem pembayaran bulanan dan
pembayaran termin, dengan pembanding tanpa uang muka, dan dengan uang
muka 20%, 25%, dan 30%, pada kondisi EST (Earliest Start Time) dan LST
(Lasted Start Time) dan Geser.
4. Diagram jaringan proyek dibuat dengan metode PDM yang dibantu
penggunaan software Microsoft Project.
5. Profit kontraktor termasuk di dalam overhead umum adalah 11% dari harga
kontrak.
6. Penahanan atau retention oleh owner sebesar 5%.
7. Kas masuk hanya berasal dari uang muka dan pembayaran oleh owner.
8. Waktu Pelaksanaan proyek berdasarkan hari kalender kontrak kerja.
9. Hanya membahas cash flow pada biaya langsung dan tidak langsung.
10. Penggunaan software komputer hanya merupakan alat bantu pengolahan data
sehingga bukan merupakan fokus dari penelitian ini.
11. Hanya membahas perhitungan cash flow dengan menggunakan metode PDM.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan tambahan pengetahuan mengenai manajemen proyek kontruksi
secara khusus yaitu tentang penjadwalan proyek dan rencana cash flow terhadap
evaluasi kinerja biaya dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan dalam pekerjaan
proyek konstruksi sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Proyek
Menurut Hafnidar A. Rani (2016), proyek merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir
yang telah ditentukan. Kegiatan proyek dalam mencapai hasil akhir dibatasi oleh
anggaran, jadwal, dan mutu.

Proyek bersifat sementara dan kontras dengan bisnis pada umumnya,


dimana operasi dan produksi bersifat perulangan dan aktifitasnya bersifat
permanen atau semi permanen untuk menghasilkan suatu produk maupun suatu
layanan.

2.1.1.1 Manajemen Proyek


Menurut Hafnindar A. Rani (2016), manajemen proyek adalah proses
merencanakan, mengorganisir dan mengendalikan kegiatan serta sumber daya
yang tersedia untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah
ditentukan.

Prinsip Umum Manajemen Proyek :


1). Penyelenggaraan proyek tergantung pada 2 faktor utama yaitu sumber daya
dan fungsi fungsi manajemen.
2). Fungsi-fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat
mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
George R. Terry telah merumuskan fungsifungsi tersebut sebagai POAC :
1). Planning, adalah suatu proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan-
kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
2). Organizing, adalah pengaturan atas sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah
yang disebut organisasi.

4
3). Actuating, diartikan sebagai fungsi manajemen dalam menggerakkan orang-
orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan-kegiatan yang
telah ditetapkan di dalam planning.
4). Controlling, diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat
menjamin bahwa pekerjaan pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

2.1.1.2 Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan
penerapan pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien agar tercapainya tujuan proyek.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai


pengendalian biaya, pengendalian waktu dan pengawas dari perencanaan hingga
pelaksanaan :

1). Pengelolaan Biaya, Mengatur biaya agar hemat dan tepat sasaran merupakan
salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh tim manajemen konstruksi pada setiap
proyek. Dengan sistem manajemen konstruksi yang baik maka pengelolaan biaya
proyek dapat sesuai dengan yang telah dianggarkan dan mencegah terjadinya
pengeluaran yang tidak perlu.

2). Pengelolaan Waktu, Sama halnya dengan biaya, pengelolaan waktu yang baik
juga menjadi hal yang sangat penting dalam suatu proyek pembangunan.
Pengaturan alur kerja, jenjang komunikasi, serta pelaksanaan yang terjadwal akan
membuat proses kerja sesuai dengan yang ditetapkan.

3). Pengawasan, mengawasi proses pekerjaan di lapangan dan memastikan


pelaksanaan kerja sesuai dengan metode konstruksi yang benar.

2.1.2 Biaya
Menurut M. Giatman (2011), biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang diukur dengan nilai uang. Biaya
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya Berdasarkan Waktu
Biaya berdasarkan waktu dapat dibedakan atas :
a. Biaya masa lalu (hystorical cost), yaitu biaya yang secara riil dikeluarkan
dan dapat dibuktikan dengan catatan pengeluaran kegiatan.
b. Biaya perkiraan (predictive cost), yaitu perkiraan biaya yang akan
dikeluarkan apabila kegiatan dilaksanakan.
c. Biaya aktual (actual cost), biaya yang sebenar-benarnya dikeluarkan
pada pelaksanaan kegiatan.
2. Biaya Berdasarkan Penggunaannya
Biaya berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan atas :
a. Biaya investasi (investment cost), yaitu biaya yang ditanamkan untuk
menyiapkan kebutuhan usaha agar siap beroperasi dengan baik.
b. Biaya operasional (operational cost), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan aktivitas usaha sesuai dengan tujuannya. Biaya ini
dikeluarkan secara rutin atau dalam periode waktu tertentu sesuai dengan
jadwal kegiatan.
c. Biaya perawatan (maintenance cost), biaya yang dikeluarkan untuk
menjaga performa kerja fasilitas atas peralatan agar selalu siap
dioperasikan.
3. Biaya Berdasarkan Produknya
Biaya berdasarkan produknya dapat dibedakan atas :
a. Biaya produksi (production cost), yaitu jumlah biaya yang terdiri dari
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dikeluarkan
untuk kegiatan proses produksi.
b. Biaya komersial (commercial cost), yaitu akumulasi biaya untuk
membuat produk agar dapat dijual di luar biaya produksi dan digunakan
untuk menghitung harga jual produk.
4. Biaya Berdasarkan Volume Produk
Biaya berdasarkan volume produk dapat dibedakan atas :
a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan relatif sama
walaupun volume produksi berubah dalam batas-batas tertentu.
b. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang berubah besarnya
secara proposional dengan jumlah produk yang dibuat.
c. Biaya semi variabel (semi variabel cost), yaitu biaya yang berubah tidak
proposional dengan perubahan volume.

2.1.2.1 Pengendalian Biaya Kontruksi Proyek


Manajemen harus secara aktif memantau biaya, mencari potensi masalah
sera bertanggung jawab untuk mengatasi masalah. Untuk dapat mengetahui suatu
manajemen yang baik, maka dapat dilihat melalui pengendalian biaya dari :

1. Pembelian Bahan atau Material


Sebelum melakukan pembelian bahan, maka seorang karyawan harus
mendapatkan pesanan pembelian untuk melakukan pembelian. Pesanan
pembelian mencakup sejumlah bahan dan biaya bahan. Pesanan pembelian
harus disetujui oleh manajer proyek. Sehingga persetujuan pesanan pembelian
dapat memberikan manajemen kesempatan untuk melihat dan memeriksa
apakah biaya bahan sejalan dengan anggaran dan memastikan bahwa bahan-
bahan yang diperlukan dipesan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
2. Tenaga Kerja
Biaya upah tenaga kerja memiliki tingkat kesulitan yang lebih untuk
dikendalikan daripada biaya bahan. Biaya upah tenaga kerja tidak tersedia
untuk manajer proyek sampai pekerjaan telah dilakukan, yang mungkin
terjadi seminggu atau lebih setelah pekerjaan dilakukan.
3. Peralatan
Sama halnya seperti tenaga kerja, peralatan juga merupakan biaya yang sulit
untuk dikendalikan. Peralatan dapat ditagih kepekerjaan berdasarkan jumlah
jam atau jumlah hari bahwa peralatan digunakan pada pekerjaan. Manajer
proyek harus memastikan bahwa peralatan yang tidak diperlukan harus segera
dikembalikan untuk mengurangi biaya peralatan. Terdapat banyak
ketidakpastian dalam perkiraan biaya peralatan dikarenakan ketidakpastian
jumlah jam yang akan terjadi pada pekerjaan.
2.1.2.2 Sumber Dana Konstruksi Proyek
Pada dasarnya sumber pendanaan proyek yang dimiliki kontraktor, yaitu :
1. Modal Pribadi
Modal pribadi adalah modal yang dimiliki oleh kontraktor, dapat berupa uang
maupun peralatan.
2. Sumber Dari Bank
Apabila kontraktor tidak mempunyai modal pribadi, umumnya dilakukan
peminjaman dari bank, dimana terdapat bunga pinjaman yang harus
dibayarkan oleh kontraktor.
3. Sumber dari Proyek
Sumber biaya dari proyek berasal dari proyek itu sendiri, berupa uang muka
dan pembayaran oleh owner. Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pelaksanaan pengadaan
barang/jasa melalui penyedia pada Bab VII bagian keempat tentang
pembayaran prestasi pekerjaan dengan pasal 53, yaitu:
a. Pembayaran Bulanan
b. Pembayaran Berdasarkan Tahapan Penyelesaian Pekerjaan (Termin).
c. Pembayaran secara Sekaligus Setelah Penyelesaian Pekerjaan.

2.1.2.3 Overhead
Overhead adalah biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan
proses berjalannya kegiatan proyek namun harus tetap dimasukkan ke dalam
anggaran agar proyek dapat berjalan dengan baik. Overhead pada proyek dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu :

1. Overhead Umum
Diantaranya sewa kantor, peralatan kantor, gaji pegawai, izin usaha, dan lain
sebagainya.
2. Overhead Proyek
Diantaranya pengukuran (survey), biaya personil lapangan, sewa gudang
sementara, surat-surat izin dan lain sebagainya.
2.1.2.4 Bunga Bank
Bunga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian uang
yang dipinjam sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proyek, apabila kontraktor
tidak cukup modal, biasanya mereka akan meminjam uang dari bank dengan
jangka waktu tertentu dan bunga tertentu. Besar bunga tergantung dari keadaan
ekonomi, resiko akibat meminjamkan uang dan laju penurunan nilai uang inflasi

2.1.2.5 Overdraft
Overdraft adalah selisih antara pengeluaran pada suatu proyek dengan
pembayaran dari owner kepada kontraktor. Sehingga kontraktor harus
menyediakan modal terlebih dahulu sebelum menerima pembayaran dari owner.
Kontraktor perlu mengetahui overdraft maksimum yang akan terjadi pada proyek
untuk mengetahui jumlah kredit bank. Apabila bunga rata-rata dari overdraft
diasumsikan 1% perbulan, artinya kontraktor harus membayar kepada bank 1%
tiap bulan untuk jumlah overdraft pada akhir bulan.

2.1.3 Keterlambatan
Keterlambatan adalah apabila suatu pekerjaan yang sudah ditargetkan
harus selesai sesuai rencana kegiatan tetapi karena suatu alasan tertentu tidak
dapat dipenuhi, sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan menjadi
tertunda. Keterlambatan yang terjadi dalam proyek konstruksi akan berdampak
pada perencanaan semula, yaitu memperpanjang durasi proyek dan meningkatkan
biaya konstruksi.

Keterlambatan proyek dapat diidentifikasi melalui time schedule, sehingga


diharapkan dapat segera diantisipasi. Dalam suatu proyek konstruksi banyak
kemungkinan yang dapat terjadi, dimana kemungkinan tersebut dapat
mengakibatkan meningkatnya durasi dari suatu kegiatan. Beberapa penyebab yang
paling sering terjadi, antara lain : perubahan kondisi di lapangan, perubahan
desain atau spesifikasi pekerjaan, perubahan cuaca, ketidaktersediaanya material,
tenaga kerja ataupun peralatan.

2.1.4 Rencana Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya atau disingkat RAB adalah perkiraan dan
perhitungan mengenai banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah
tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu
proyek. RAB bertujuan untuk mengetahui atau memberikan perkiraan yang
terbaik mengenai biaya akhir dari suatu proyek. RAB disusun dengan fungsi
sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan proyek yang mencakup semua
biaya konstruksi. Secara umum perhitungan RAB dapat dirumuskan sebagai
berikut :

RAB = Σ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan) ...................................................


(2.1)

2.1.5 Rencana Anggaran Pelaksanaan


Rencana anggaran pelaksana atau disingkat RAP adalah perencanaa
tentang besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu proyek. RAP
direncanakan dan digunakan sebagai pedoman agar biaya konstruksi tidak
melampaui batas anggaran yang telah tersedia, tetapi harus tetap mencapai
kualitas mutu dan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam
kontrak. Perhitungan RAP dapat dilakukan dengan asumsi bahwa nilai kontrak
(RAB) sudah termasuk profit kontraktor dan juga overhead umum sebesar 10%.

2.1.6 Penjadwalan Proyek


Penjadwalan atau scheduling adalah kegiatan untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat
diselesaikan dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Dalam proses penjadwalan, penyusunan urutan kegiatan dan hubungan antar
kegiatan dibuat terperinci. Beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan,
antara lain :

1. Diagram Balok (Bar Chart).


2. Kurva S.
3. Diagram Jaringan Kerja (Network Planning Diagram).

2.1.6.1 Diagram Balok


Diagram balok (bar chart) adalah sekumpulan daftar kegiatan yang
disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala
waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas,
sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang. Proses
penyusunan bar chart dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Daftar item kegiatan, berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam
rencana pelaksanaan pekerjaan.
2. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut, disusun urutan
pelaksanaan pekerja berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan
dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan
kemudian, dan tidak mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerja
secara bersamaan.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh
kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan
berakhir. Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item kegiatan.

2.1.6.2 Kurva S
Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan dan pengendalian
waktu pelaksanaan proyek dalam monitoring schedule pelaksanaan proyek. Kurva
S adalah diagram yang menggambarkan suatu grafik hubungan antara waktu
pelaksanaan proyek konstruksi dengan nilai akumulasi progress pelaksanaan
proyek yang dimulai dari awal hingga proyek selesai.

Visualisasi dari kurva S memberikan informasi mengenai kemajuan


proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Tetapi informasi
tersebut tidak terperinci dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa
perhitungan presentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/kegiatan dibagi nilai
anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih
mudah untuk menghitungnya.

Proses penyusunan Kurva S dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut :

1. Daftar item pekerjaan yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada
dalam rencana pelaksanaan pembangunan sebuah konstruksi.
2. Urutan pekerjaan dari daftar item pekerjaan, disusun urutan pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan prioritas item pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih
dahulu dan item pekerjaan yang akan dilaksanakan kemudian, dan tidak
mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah jalan waktu pelaksanaan dari seluruh
kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan
berakhir. Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiam item pekerjaan.

2.1.6.3 Diagram Jaringan Kerja

Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan


yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Rencana kerja disusun
berdasarkan urutan kegiatan dari suatu proyek, sedemikian sehingga tampak
keterkaitan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Dari informasi
metode ini, tindakan koreksi dapat dilakukan yakni dengan memperbarui jadwal.

Diagram jaringan kerja ada 3 macam yang bisa dipakai, yaitu :

1. CPM (Critical Path Method).


2. PERT (Programme Evaluation and Review Technique).
3. PDM (Precedence Diagram Method).

1.). CPM (Critical Path Method).


Critical Path Method (CPM) merupakan metode berdasarkan jaringan
yang menggunakan keseimbangan waktu-biaya linier. Setiap kegiatan dapat
diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas kegiatan
untuk sejumlah biaya tertentu. Dengan demikian, jika waktu penyelesaian proyek
tidak memuaskan, maka beberapa kegiatan tertentu dapat dipintas untuk
menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit (Dimyati & Nurjaman,
2016).

Sistematika dari proses penyusunan jaringan kerja (network) adalah sebagai


berikut (Soeharto, 1999):

a. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan, memecahkannya


menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen
proyek.
b. Menyusun kembali komponen-komponen pada butir 1, menjadi mata rantai
dengan urutan yang sesuai logika ketergantungan.

c. Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang


dihasilkan dari penguraian lingkup proyek.

d. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja.

Untuk menentukan waktu penyelesaian proyek, makaharus diidentifikasi


apa yang disebut jalurkritis. Jalur (path) merupakan serangkaian aktivitas
berhubungan yang bermula dari node awal ke node penyelesaian/akhir. Untuk
menyelesaikan proyek, semua jalur harus dilewati.

Oleh karena itu, harus ditentukan jumlah waktu yang dibutuhkan berbagai
jalur tersebut. Jalur terpanjang yang melewati, menentukan total watu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Jika aktivitas pada jalur terpanjang itu
ditunda, maka seluruh proyek akan mengalami keterlambatan. Aktivitas jalur
terpanjang merupakan aktivitas jalur kritis, dan jalur terpanjang itu disebut jalur
kritis. Setelah jalur kritis diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan
percepatan proyek. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan waktu percepatan dan menghitung biaya tambahan untuk


percepatan setiap kegiatan.

b. Mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan mengutamakan kegiatan kritis


yang memiliki

2). PERT (Programme Evaluation and Review Technique).


PERT atau Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah
model Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek
(Siswanto, 2007). Metode PERT memberi asumsi pada durasi aktivitas sebagai
hal yang probabilistik (stochastic) dikarenakan aktivitas konstruksi bervariasi.

Menurut Soeharto (1999), mengingat besarnya pengaruh angka-angka a,


m, dan b dalam metode PERT, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam
menentukan angka estimasi, diantaranya:
a. Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, m, dan b dalam hubungannya dengan
perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT.

b. Didalam proses estimasi angka-angka a, m, dan b bagi masing-masing kegiatan,


jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target kurun waktu
penyelesaian proyek.

c. Bila tersedia data-data pengalaman masa lalu (historical record), maka data
demikian akan berguna untuk bahan pembanding dan banyak membantu
mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan.

3). PDM (Precedence Diagram Method).


Menurut Abrar Husen (2011), dalam menganalisa biaya proyek agar lebih
mudah menggunakan bantuan software Microsoft Project yang memiliki prinsip
jaringan kerja PDM.

Metode PDM mempunyai karakteristik, yaitu :

1. Pembuatan diagram network dengan menggunakan simpul/node untuk


menggambarkan kegiatan.
2. Float, waktu tenggang maksimum dari suatu kegiatan.
a. Total Float, adalah float pada kegiatan : LFT – EST – Durasi.
b. Relation float (RF), float pada hubungan keterkaitan :
FS, RF = LSTj – Eei – Lead, SS, RF = LSTj – Esi – Lag
FF, RF = LFTj – Efi – Lead, SF, RF = LFTj – Esi – Lag
3. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan j terhadap kegiatan i
telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.
4. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j
sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.
5. Dangling, keadan dimana terdapat beberapa kegiatan yang tidak mempunyai
kegiatan pendahuluan (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti
(successor). Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terikat oleh suatu
kegiatan, dibuatkan dummy finish atau dummy start.
Keterangan :
1. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai.
2. FF (Finish ti Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain.
3. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.
4. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai.
2.1.7 Cash Flow
Menurut M. Giatman (2011), cash flow adalah arus kas atau tata aliran
uang masuk dan keluar per periode waktu. Arus kas yang masuuk dan keluar
menandakan adanya suatu kegiatan yang harus diupayakan keseimbangannya.
Apabila salah satu berhenti, maka kegiatannya juga akan berhenti atau tertunda
sementara.

Dalam pengendalian keuangan proyek selain membuat perencaanaan arus


kas, dapat juga dibuatkan arus kas untuk keadaan aktualnya untuk mempermudah
koreksi apabila terjadi penyimpangan di luar dugaan. Pada Tabel 2.1
menunjukkan contoh bentuk rencana cash flow lengkap.

2.1.7.1 Arus Kas Masuk (Cash In Flow)


Cash In Flow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan uang (penerimaan uang). Aliran uang masuk (cash in
flow) terdiri dari :

1. Uang muka yang dibayarkan untuk memulai pelaksanaan pekerjaan proyek.


2. Pembayaran oleh owner.
3. Penagihan piutang.
4. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
5. Pinjaman/hutang dari pihak lain.
6. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2.1.7.2 Arus Kas Keluar (Cash Out Flow)
A. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik
konstruksi, yaitu meliputi seluruh biaya yang dilakukan dari pekerjaan konstruksi
(dari persiapan hingga penyelesaiannya) dan biaya yang diperlukan untuk
mendatangkan seluruh sumber daya dari pekerjaan konstruksi tersebut. Biaya
langsung ini juga biasa disebut dengan biaya tidak tetap (variable cost), karena
sifatnya yang tiap-tiap jumlahnya berubah-ubah sesuai kemajuan dari kegiatan
pekerjaan konstruksi. Biaya langsung pada proyek terdiri dari :

1. Biaya Bahan atau Material


Biaya bahan atau material merupakan harga bahan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkut,
biaya loading, biaya unloading, pemeriksaan, dan asuransi.
2. Biaya Upah Tenaga Kerja
Biaya upah tenaga kerja merupakan harga yang dibayarkan kepada tenaga
kerja atau ahli atas pekerjaan yang dilakukan. Pembayaran dapat terjadi
setelah pekerjaan konstruksi selesai dilakukan.
3. Biaya Peralatan
Biaya peralatan merupakan harga sewa, penyusutan, pajak, pemberian izin
dan asuransi dari peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
B. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang terkait secara tidak
langsung diberikan kepada kegiatan pekerjaan konstruksi. Biaya tidak langsung
sering juga disebut biaya tetap (fixed cost) dikarenakan tiap bulan besarnya relatif
tetap dibandingkan dengan biaya langsung. Pembebanan biaya ini ditetapkan
dalam presentase dari biaya langsung kegiatan pekerjaan konstruksi. Biaya ini
meliputi :

1. Overhead Umum
Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu jenis
pekerjaan dalam pekerjaan konstruksi, misalnya sewa kantor, peralatan kantor
dan lain sebagainya.
2. Overhead Proyek
Overhead proyek merupakan biaya yang dapat dibebankan kepada pekerjaan
konstruksi tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan, upah tenaga
kerja dan peralatan, misalnya pengukuran (survey), surat-surat izin dan lain
sebagainya.
3. Kentungan Proyek
Nilai keuntungan kontraktor pada umumnya dinyatakan sebagai presentase
dari seluruh jumlah pembiyayaan. Nilai tersebut sangat bergantung pada
prinsip penetapan besarnya keuntungan yang dipengaruhi oleh resiko yang
akan dihadapi dan sering kali tidak tampak nyata.
4. Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh, dan lainnya atas hasil operasi
perusahaan.
Oleh karena itu setiap menghitung biaya proyek, selalu ditambah dengan
pembebanan biaya tetap perusahaan. Biasanya pembebanan biaya ini ditetapkan
dalam presentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya ini walaupun sifatnya
tetap, tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak melewati anggarannya.

2.1.7.3 Proses Cash Flow


Langkah-langkah perhitungan Cash Flow pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Dibuat actual cost proyek dengan berupa rencana anggaran pelaksanaan


(RAP) dengan asumsi bahwa nilai kontrak sudah termasuk profit kontraktor
dan juga overhead umum sebesar 10%. Sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut :
RAB = RAP + Profit
RAP = RAB – 10% RAB
= 0,9 x RAB
2. Rencana anggaran pelaksanaan yang dibedakan menjadi :
a. Biaya Tak Langsung/Overhead Proyek
Diasumsikan bahwa besarnya biaya tak langsung adalah sebesar 5% dari
RAB. Sehingga dapat dirumuskan :
Biaya tak langsung = 0,05 x RAB
b. Biaya Langsung Proyek
Selisih antara RAP dan biaya tak langsung, dapat dihitung dengan rumus :
Biaya langsung = RAP – Biaya tak langsung
= 0,9 RAB – 0,05 RAB
= 0,85 RAB
3. Besarnya profit kontraktor, dapat dirumuskan dengan :
Profit = 0,1 x RAB
4. Besarnya tagihan dari kontraktor kepada owner dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
Tagihan = Presentasi
Tagihan = RAP + Profit
= 0,9 RAB + 0,1 RAB
= RAB
5. Diasumsikan bahwa owner melakukan penahanan sebesar 5% dari tagihan
( Halpin and Woodhead, 1998). Penahanan ini akan dibayar pada akhir
pelaksanaan proyek sebagai biaya untuk pemeliharaan. Besarnya penahanan
dapat dihitung dengan rumusn :
Penahanan = 0,05 x Tagihan
= 0,05 x RAB
6. Pembayaran dari owner dilakukan setelah pekerjaan konstruksi. Besarnya
pembayaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Pembayaran = Tagihan – Penahanan
7. Overdraft merupakan selisih antara biaya yang diperlukan dengan
pembayaran sebagai berikut :
Overdraft = RAP – Pembayaran
8. Besarnya bunga overdraft tiap bulan diasumsikan sebesar 12% per tahun atau
1% per bulan dari overdraft. Sehingga dapat dirumuskan dengan :
Bunga Overdraft = 0,01 x Overdraft
9. Pengembalian Uang muka dilakukan setiap ada pembayaran
Pengembalian Uang Muka = (Uang Muka) x Tagihan
2.1.8 Microsoft Project
Microsoft Project merupakan software komputer yang berguna untuk
mengelola proyek konstruksi. Dalam menganalisa biaya proyek, Microsoft
Project menggunakan prinsip jaringan kerja PDM. Komponen yang dibutuhkan
pada pembuatan jadwal dengan Microsoft Project, yaitu :

1. Kegiatan (rician tugas)


2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan.
3. Hubungan kerja tiap kegiatan.
4. Resources (tenaga kerja dan bahan).
Penggunaan Microsoft Project ini dapat dimulai dengan memasukkan data
proyek, kemudian dapat dipilih jenis pengendalian kegiatan proyek yang
diinginkan. Sehingga diperoleh perhitungan proyek dari Microsoft Project.

2.2 Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan terhadap penelitian ini ditunjukkan pada
Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan

No Judul Jurnal dan Peneliti Isi Penelitian Tahun


Terbit
1 Artikel Teknik Sipil Analisis : 2022
Universitas Muslim
1. Analisis deskriptif kuantitatif
Indonesia, Kota
untuk menyelesaikan rumusan
Makassar, Tahun 2022.
masalah pertama yaitu kendala –
Imanuel Howay, Sofyan
kendala pada proyek jalan
Bachmid, Sudarman
Basuki Rahmat Kota Sorong
Supardi.
dan analisis kualitatif untuk
(Judul : Analisis Faktor
menyelesaikan rumusan
yang Berpengaruh
masalah kedua yaitu peran
terhadap Akurasi Biaya
pemerintah dalam menghadapi
pada Tahap Desain
faktor yang memengaruhi
Proyek Jalan Nasional ).
akurasi biaya pada proyek jalan
(Studi Kasus :
Basuki Rahmat Kota Sorong.
Peningkatan Jalan Basuki
2. Uji validitas dan reliabilitas
Rahmat Kota Sorong)
instrumen penelitian dilakukan
untuk mengetahui kesahihan
dan kekonsistenan butir-butir
pertanyaan. Langkah yang
dilakukan adalah dengan
menyebar terlebih dahulu
instrumen penelitian kepada
beberapa responden untuk
mengetahui tingkat validitas dan
konsistensi dari instrumen
penelitian tersebut.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan perhitungan dan
perengkingan indikator di setiap
faktor maka dilanjutkan dengan
perhitungan dan perengkingan
setiap faktor yang
mempengaruhi akurasi biaya
proyek jalan Basuki Rahmat
Kota Sorong.
2. Diketahui bahwa indikator
jumlah pesaing merupakan
indikator yang paling dominan
dalam faktor proyek dengan
nilai rata – rata 3,50. Berikut
adalah indikator inflasi dan suku
bunga dengan nilai rata – rata
3,44. Selanjutnya adalah
indikator perhatian pemangku
kepentingan dengan nilai rata –
rata 3,1. Secara keseluruhan
nilai rata – rata untuk faktor
lingkungan adalah sebesar 3,43.
2 Jurnal Sipil Statik Vol.1 Analisis : 2019
No. 1, November 2012.
1. Mengidentifikasi risiko-risiko
Shanty Von Novita
yang berpengaruh terhadap
Kalangit, Fabian J.
kinerja mutu proyek
Manoppo, Shirley S.
Lumeno. 2. Mengetahui dampak dan
Program Studi Teknik penyebab risiko terhadap kinerja
Sipil Pascasarjana mutu proyek
Universitas Sam 3. Membuat model pengelolaan
Ratulangi Manado risiko dan dalam upaya
(Judul: Model peningkatan mutu proyek
Pengelolaan Risiko Pada Kesimpulan :
Pembangunan Jalan Dari hasil analisa dengan
Lingkar Utara Siau Guna menggunakan Analisis Komponen
Peningkatan Kinerja Utama dan dilanjutkan dengan
Proyek) analisa menurut skala Australian
dan New Zealand Standar Risk
Management 4360:2004 maka
diperoleh aspek-aspek risiko
dominan berdasarkan nilai eigen
(eigenvalue) terbesar dan
presentase keragaman serta
diperoleh klasifikasi tingkatan atau
level risiko dari hasil kuisioner
terhadap responden berdasarkan
frekuensi.
3 E-Jurnal Akuntansi Analisis : 2014
Universitas Udayana 7.1 Penelitian ini bertujuan untuk
(2014). mengetahui apakah pengaruh cash
Ni Wayan Lady Andini, flow (free cash
Ni Gusti Putu Wirawati flow) terhadap nilai perusahaan
(Judul : Pengaruh Cash (PBV) dimediasi oleh kinerja
Flow Pada Kinerja keuangan (ROA). Penelitian ini
Keuangan Dan dilakukan di Bursa Efek Indonesia
Implikasinya Pada Nilai periode 2011 hingga 2012 dengan
Perusahaan Manufaktur) memilih jenis industri
manufaktur. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis jalur.
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) Cash flow
berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan (ROA). 2)
Cash flow berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan (PBV). 3)
Kinerja keuangan (ROA)
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan (PBV). 4) Kinerja
keuangan (ROA) tidak
memediasi pengaruh antara cash
flow dengan nilai perusahaan. Hal
ini ditunjukkan dengan
kontribusi pengaruh langsung yang
lebih besar dibandingkan dengan
pengaruh tidak
langsungnya.
4 Jurnal Ilmiah Teknik Analisis : 2020
Sipil Uniska MAB, 2020. untuk mengetahui sistem
Hendra Cahyadi, Adhi pembayaran yang baik, besar
Surya, Aulia Rahim. keuntungan dan faktor-faktor yang
( Judul : Analisis Cash mempengaruhi cash flow.
Flow Di Proyek Kesimpulan :
Peningkatan Jalan Hasil analisis data menghasilkan
Lingkungan Banjarmasin bahwa pada proyek Peningkatan
Tengah Paket 1). Jalan Kecamatan Banjarmasin
Tengah Paket 1 dengan sistem
pembayaran bulanan dengan uang
muka 30% menghasilkan
keuntungan profit sebesar 9,842%
dari nilai kontrak. Sedangkan
sistem pembayaran yang
memberikan keuntungan
maksimum adalah sistem
pembayaran termin dengan uang
muka 30% pada kondisi geser
menghasilkan keuntungan sebesar
9,855% dari nilai kontrak.
5 Prokosn Jurnal Teknik Analisis : 2014
Sipil 2014,8.1 Hal : 55- 1. Membuat penjadwalan ulang di
64 Microsoft Project 2007 berdasarkan
Siti Safiatus Riskijah data RAB (Rencana Anggaran
(Judul : Optimalisasi Biaya) dan times schedule
Cash Flow Menggunakan 2. Membuat uraian dan urutan
Metode Penjadwalan setiap kegiatan dalam aktivitas
EST Dan Pengaturan proyek di lapangan sehingga
Sumberdaya Pada Proyek diperoleh Rencana Anggaran
Bangunan Gedung) Pelaksanaan (RAP) dan Jadwal
pelaksanaan proyek.
3. Membuat jadwal aktivitas proyek
di lapangan dengan bantuan
Software Microsoft Project 2007.
4. Membuat Cash flow dengan uang
muka 20% dan tanpa uang muka
pada sistem pembayaran termin
setiap kenaikan progress 10% pada
kondisi EST.
Kesimpulan :
1. Bentuk Cash flow dengan sistem
pembayaran yang memberikan
keuntungan maksimal bagi
kontraktor berdasarkan
penjadwalan EST adalah bentuk
Cash flow dengan sistem
pembayaran kontrak tanpa uang
muka, dengan selisih keuntungan
sebesar Rp. 109.708.207,51 atau
1,5% dibandingkan dengan sistem
pembayaran kontrak dengan adanya
uang muka.
2. Bentuk Cash flow dengan
mengatur sistem pembayaran untuk
pekerjaan persiapan yang umumnya
berupa lumpsum lebih
menguntungkan jika dibayar
diawal. Sedangkan untuk
pembayaran upah dan pembelian
material, serta sewa alat lebih
menguntungkan jika dibayar di
akhir. Untuk memaksimalkan
keuntungan kontraktor terjadi pada
Cash flow dengan pengaturan
sistem pembayaran sumberdaya
cost, material, dan work dengan
sistem Start-End-End.
3. Keuntungan maksimum yang
diperoleh kontraktor dari penerapan
kedua metode tersebut adalah
keuntungan yang diperoleh dari
bentuk cashflow dengan pengaturan
sistem pembayaran sumberdaya
dengan start-end-end sebesar Rp
7.869.632.694,74.

6 Jumal Konstruksi, Vol. Analisis : 2016


V, No. 4, April 2016. 1.Analisa Perhitungan Volume
Yudi Sutomo,Dr.Saihul Pekerjaan pada Proyek
Anwar, Ir., M.Eng., Pembangunan Kantor PT. PRIMA
MM., Arief MULTI USAHA INDONESIA
Firmanto,ST.,MT 2. Penyusunan jadwal Pada Proyek
(Judul :Analisis Pembangunan Kantor PT. PRIMA
Manajemen Proyek MULTI USAHA INDONESIA
Pembangunan Kantor 3.Perhitungan Analisa biaya Pada
PT. Prima Multi Usaha Proyek Pembangunan Kantor PT.
Indonesia) PRIMA MULTI USAHA
INDONESIA.
Kesimpulan :
Semakin banyaknya Pembangunan
Gedung di kota Cirebon harus di
iringi dengan Manajemen Proyek
yang baik yaitu sebagai salah satu
Metode untuk mencapai
Pembangunan Gedung Struktur
yang Kuat,Ekonomis dan Sesuai
waktu yang di rencananakan.
Pembangunan Kantor PT. Prima
Multi usaha indonesia
menggunakan Analisa Harga
Satuan Bahan & Pekerjaan Kota
Cirebon 2015 dan SNI Berdasarkan
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Pembangunan Kantor PT. Prima
Multi usaha indonesia kurang lebih
membutuhkan biaya sebesar Rp.
8,246,948,600.00

7 Jurnal Sipil Statik Vol.1 Analisis : 2013


No.5, April 2013 1. Mengetahui tingkat keuntungan
Steven Fredrik Josef yang diperoleh dari investasi
Manopo , J. Tjakra, R. J. 2. Menghindari pemborosan
M. Mandagi, M. Sibi 3. Mengadakan penilaian terhadap
(Judul : Analisis Biaya peluang investasi yang ada,
Investasi Pada sehingga kita dapat memilih
Perumahan Griya Paniki alternative proyek yang paling
Indah) menguntungkan
4. Menentukan prioritas investasi
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian dengan
analisis secara ekonomis, diperoleh
bahwa investasi pada proyek
perumahan Griya Paniki Indah
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5,
April 2013 (377-381) ISSN: 2337-
6732 381
menguntungkan dan baik untuk
dilaksakan, dengan Net Present
Value (NPV) memberikan nilai
positif sebesar Rp. 3.226.683.070,

8 Jurnal Teknik Sipil Analisis : 2017


Universitas Islam Bagaimana mendapatkan cash flow
Indonesia, Yogyakarta, optimal sistem pembayaran bulanan
Jalan Kaliurang 2017 tanpa uang muka dari owner
Tri Nugroho menggunakan pendanaan bank
Sulistyantoro1, Fitri syariah dengan perbandingan pada
Nugraheni2 dan Faisol kondisi penjadwalan Earliest Start
A.M.3 Time (EST), Latest Start Time
(Judul : Pemanfaatan (LST) dan kondisi Leveling
Pendanaan Dari Bank (pergeseran) pada proyek
Syariah Untuk Analisis konstruksi.
Perencanaan Cash Flow Kesimpulan :
Optimal Pada Proyek Dari hasil penelitian ini didapatkan
Konstruksi) cash flow pada kondisi penjadwalan
EST dengan profit 8.328%, kondisi
penjadwalan LST dengan profit
6.922%, kondisi penjadwalan
leveling 1 dengan profit 8.200%,
kondisi penjadwalan leveling 2
dengan profit 7.998% dan kondisi
penjadwalan leveling 3 dengan
profit 7.295%. Berdasarkan hasil
terebut dapat disimpulkan sistem
pembayaran bulanan tanpa uang
muka dari owner menggunakan
pendanaan bank syariah didapatkan
cash flow optimal pada kondisi
penjadwalan earliest start time
(EST) dengan persentase profit
sebesar 8,328%.
9 Jurnal Teknik Sipil, Analisis : 2020
Universitas Islam Pada penelitian ini dalam analisis
Indonesia, Volume 2 data dibuat rencana cash flow
No.2 2020 proyek dengan menentukan durasi
Vendie Abma, Fitri untuk setiap kegiatan dan membuat
Nugraheni, Metalindra diagram jaringan kerja earliest start
(Judul : Cash Flow menggunakan metode Precedence
Proyek Dengan Sumber Diagram Method (PDM) dengan
Modal Bank Syariah bantuan software microsoft.
Pada Pembangunan Dan Langkah terakhir adalah analisis
Rehabilitasi Gedung cash flow dengan menentukan
Pelayanan Kesehatan overdrat negatif pada rencana cash
Pemerintah Kabupaten flow untuk menentukan nominal
Gunung Kidul) pinjaman dengan menggunakan
sumber modal bank syariah lalu
membandingan keuntungan untuk
mendapatkan profit optimal.
Hasil analisis cash flow dan
pembahasan didapat beberapa
kesimpulan yaitu pada sistem
pembayaran uang muka, termin
50%, termin 75% dan termin 100%
dari owner serta menggunakan
pendanaan bank syariah didapatkan
cash flow optimal pada kondisi
penjadwalan earliest start dengan
persentase profit sebesar 7,49%.
Kesimpulan :
Pada penelitan ini jenis proyek
yang digunakan adalah proyek
pemerintah pembangunan gedung
layanan kesehatan Pemerintah Kab.
Gunungkidul dengan Nilai proyek
Rp 815.000.000, dan
Durasi pekerjaan 120 hari kalender
(18 minggu) dengan Waktu mulai
pada 16 Juli 2020.
10 Jurnal Teknik Sipil Analisis : 2020
Universitas Nusa Putra, 1.Apakah rencana anggaran biaya
Sukabumi, 2020. konstruksi yang dikeluarkan tidak
Dede Husen, Diana melebihi anggaran biaya yang
Hikmah, Susanti Supyan disediakan?
Suri. 2.Kapan dana harus dikeluarkan
(Judul : Analisa Cash untuk membiayai pekerjaan
Flow Pada Proyek konstruksi pada proyek tersebut ?
Pembangunan Rumah
Kesimpulan :
Sakit Permata Keluarga
Sesuai penentuan mendapatkan
Karawang)
cash flow yang optimal, maka
sistem pembayaran yang optimal
adalah sistem pembayaran
sumberdaya yang menggunakan
Prorated, End dan End pada sumber
daya (Cost, Material dan Work).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Proyek yang ditinjau sebagai objek penelitian adalah proyek Pembangunan


Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari. Waktu pelaksanaan penelitian
disesuaikan dengan kalender akademik Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al-Banjari.

Gambar 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Adapun peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri


dari :

1. Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excell, dan Ms. Power Point).
2. Laptop
3. Smartphone
4. Alat Tulis

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :

1. Kertas HVS 80 gsm ukuran A4


2. Buku tulis kecil

27
28

3.3 Tahapan-Tahapan Penelitian

3.3.1 Tahapan Persiapan

Tahap persiapan dari rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan


dan pengolahan data. Tahap persipan ini meiputi, yaitu :

1. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu metode dengan melakukan pencarian terhadap berbagai
sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal,
atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Metode ini dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, menggali
mengenai cash flow dan pengertiannya serta teori dan rumus tentang cash
flow dan metode pembayaran. Dengan demikian penulisan penelitian ini
mempunyai landasan teori yang kuat dan bisa dipertanggung jawabkan.
2. Interview Narasumber
Memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai proyek yang ditinjau dengan
melakukan tanya jawab kepada manajer proyek.
3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah sarana pokok untuk menetukan penyelesaian


studi secara ilmiah. Pengumpulan data, terdiri dari :

1. Data Primer
Data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dilapangan melalui
interaksi langsung dengan objek penelitian, yaitu berupa :
a. Survey lapangan.
b. Wawancara dengan pihak manajer proyek.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat dari studi pustaka, makalah hasil
seminar, jurnal, karya ilmiah dan instansi pemerintah maupun swasta yang
terkait. Data sekunder meliputi :
a. Data Cash In Flow
1) Dokumen kontrak.
2) Laporan pembayaran /MC.
29

b. Data Cash Out Flow


1) Rencana anggaran biaya.
2) Time schedule.

3.3.3 Analisis

Data-data yang sudah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis sebagai


berikut :

1. Menganalisis Cash Flow berdasarkan time schedule dan pembayaran bulanan


yang ada pada proyek.
a. Membuat analisi perhitungan dengan menggunakan bantuan software
Microsoft Excell.
b. Perhitungan cash flow ditinjau berdasarkan time schedule dan sistem
pembayaran bulanan dengan uang muka 30% pada kondisi EST, LST dan
Geser.
2. Menganalisis cash flow yang paling optimal ditinjau dengan variasi sistem
pembayaran bulanan dan termin, dengan pembanding tanpa uang muka, dan
dengan uang muka 20%, 25% dan 30%, pada kondisi EST, LST, dan Geser
untuk memperoleh keuntungan yang paling besar. Perhitungan cash flow
dilakukan dengan menggunakan hitungan komputasi antara data cash in flow
dan data cash out flow, sehingga diperoleh keuntungan proyek.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow pada proyek.

3.3.4 Hasil Analisis

Dari data-data yang sudah dianalisis maka akan didapatkan hasil berupa :

1. Cash flow berdasarkan time schedule dan pembayaran bulanan yang ada pada
proyek.
2. Cash flow proyek yang paling optimal dengan variasi sistem pembayaran
yang dapat memberikan profit yang paling besar bagi kontraktor.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow pada proyek.
30

3.4 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Latar Belakang dan Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Pengumpulan Data dan Analisis

Data Sekunder

1. Dokumen Kontrak
2. Laporan Pembayaran/MC
3. RAB
4. Time Schedule

Tidak
Data
Cukup

Ya

A
31

Analisis 1:
Analisis 2:
Analisis 3:
Analisis cash flow
Analisis cash flow
berdasarkan time Analisis faktor-faktor
yang paling optimal
schedule dan yang mempengaruhi
dengan variasi sistem
pembayaran bulanan cash flow pada
pembayaran yang
yang ada paad proyek
dapat memberikan
proyek
profit yang paling
besar bagi

Hasil Analisi 1 Hasil Analisi 2 Hasil Analisi 3

Pembahasan Hasil Pembahasan Hasil Pembahasan Hasil

Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan


Pembahasan hasil Pembahasan hasil Pembahasan hasil

Saran 1 Saran 2 Saran 3

Selesai
32

3.5 Jadwal Penelitian


Tabel 3.5. Jadwal Penelitian
Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan X
Pelaksanaan penelitian X X
Pengolahan data X X
Penyususnan skripsi X
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Cash Flow Berdasarkan Time Schedule dan Pembayaran Bulanan


4.1.1 Penjadwalan PDM
Penjadwalan proyek dengan metode PDM diolah dengan menggunakan
Software Microsoft Project Barchart disusun dari identifikasi pekerjaan yang ada
dan hubungan antar pekerjaan menggunakan Microsoft Project. Hasilnya adalah
sebagai berikut.

Tabel 4.1 Daftar Pekerjaan, Durasi, Biaya Predecessors

Task Name Duration Fixed Cost Predecessors


Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman 55 days Rp 1.138.311.000,00
Mobilisasi 5 days Rp 8.330.000,00
Mobilisasi 1 wk Rp 8.330.000,00 8FF
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) 5 days Rp 15.040.000,00
a. Penyiapan Dokumen Penerapan SMKK 5 days Rp 650.000,00
Pembuatan dokumen RKK, RKPPL, RMLLP, RMPK 1 wk Rp 200.000,00
Pembuatan prosedur dan instruksi kerja 1 wk Rp 200.000,00 6SS
Penyusunan pelaporan penerapan SMKK 1 wk Rp 250.000,00 7SS
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan 5 days Rp 450.000,00
Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing) 1 wk Rp 200.000,00 8SS
Spanduk (Banner) 1 wk Rp 250.000,00 10SS
c. Alat Pelindung Kerja, dan Alat Pelindung Diri 5 days Rp 560.000,00
Topi Pelindung (Safety Helmet) 1 wk Rp 350.000,00 11SS
Sarung Tangan (Safety Gloves) 1 wk Rp 70.000,00 13SS
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 1 wk Rp 140.000,00 14SS
e. Personil Keselamatan Konstruksi 5 days Rp 4.000.000,00
Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 1 wk Rp 4.000.000,00 15SS
f. Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan 5 days Rp 500.000,00
Peralatan P3K 1 wk Rp 500.000,00 17SS
g. Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas 5 days Rp 350.000,00
Rambu Peringatan 1 wk Rp 350.000,00 19SS
h. Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi 5 days Rp 200.000,00
Bendera K3 1 wk Rp 200.000,00 21SS
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK 30 days Rp 33.570.143,00
Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 Meter 1 wk Rp 33.570.143,00 3
Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 Meter 1 wk Rp 33.570.143,00 28
DIVISI 7. STRUKTUR 45 days Rp 976.895.628,00
Beton , fc 20 Mpa 3 wks Rp 940.676.559,00 30
Beton , fc 20 Mpa 4 wks Rp 940.676.559,00 31SS
Baja Tulangan Polos-BjTP 280 1 wk Rp 36.219.069,00 25
Baja Tulangan Polos-BjTP 280 1 wk Rp 36.219.069,00 26

33
34

TIME SCHEDULE
PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH PAKET 1
BOBOT WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN PEKERJAAN (%) BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 PEMELIHARAAN
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 180 HARI

1.2 Mobilisasi
1.2.1 Mobilisasi 0,81 0,81
1.9 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
a Penyiapan Dokumen Penerapan SMKK
Penyapan dokumen RKK, RKPPL, RMLLP, RMRK 0,02 0,02
Pembuatan proseur dan instruksi kerja 0,02 0,02
Penyusunan pelaporan penerapan SMKK 0,02 0,02
b Sosialisasi promosi dan pelatihan
Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing) 0,02 0,02
Spanduk Banner 0,02 0,02
c Alat Pelindung Kerja, dan Alat Pelindung Diri
Topi Pelindung (Safety Helmet) 0,03 0,03
Sarung tangan (Safety Gloves) 0,01 0,01
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 0,01 0,01
e Personil Keselamatan Konstruksi
Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 0,39 0,39
f Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
Peralatan P3K 0,05 0,05
g Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan
atau Manajemen lalu Lintas Rambu Peringatan 0,03 0,03
h Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko
Keselamatan Konstruksi Bendera K3 0,02 0,02
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1(4) Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 Meter 3,27 1,64 1,64
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton , fc 20 Mpa 91,75 15,29 15,29 15,29 15,29 15,29 7,65 7,65
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 3,53 1,77 1,77

JUMLAH 100

RENCANA KEMAJUAN PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 0,81 0,48 1,74 1,77 15,29 15,29 15,29 1,64 17,06 15,29 7,65 7,65
RENCANA KUMULATIF 0,06 0,87 1,35 3,09 4,85 20,14 35,43 50,73 52,36 69,42 84,71 92,35 100 EST
REALISASI PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 0,50 0,00 2,04 24,69 18,43 0,93 21,14 22,62 2,08 3,27 0,24 4
REALISASI KUMULATIF 0,06 0,50 0,50 2,54 27,23 45,66 46,59 67,73 90,35 92,43 95,70 96 100 LST
DEVIASI 0,00 -0,37 -0,85 -0,55 22,38 25,52 11,16 17,00 37,99 23,01 10,99 3,59 0,00

Gambar 4.1 Kurva S Penjadwalan EST Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari
35

TIME SCHEDULE
PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH PAKET 1
BOBOT WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN PEKERJAAN (%) BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 PEMELIHARAAN
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 180 HARI

1.2 Mobilisasi
1.2.1 Mobilisasi 0,81 0,81
1.9 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
a Penyiapan Dokumen Penerapan SMKK
Penyapan dokumen RKK, RKPPL, RMLLP, RMRK 0,02 0,02
Pembuatan proseur dan instruksi kerja 0,02 0,02
Penyusunan pelaporan penerapan SMKK 0,02 0,02
b Sosialisasi promosi dan pelatihan
Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing) 0,02 0,02
Spanduk Banner 0,02 0,02
c Alat Pelindung Kerja, dan Alat Pelindung Diri
Topi Pelindung (Safety Helmet) 0,03 0,03
Sarung tangan (Safety Gloves) 0,01 0,01
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 0,01 0,01
e Personil Keselamatan Konstruksi
Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 0,39 0,39
f Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
Peralatan P3K 0,05 0,05
g Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan
atau Manajemen lalu Lintas Rambu Peringatan 0,03 0,03
h Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko
Keselamatan Konstruksi Bendera K3 0,02 0,02
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1(4) Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 Meter 3,27 1,64 1,64
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton , fc 20 Mpa 91,75 15,29 15,29 15,29 15,29 15,29 7,65 7,65
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 3,53 1,77 1,77

JUMLAH 100

RENCANA KEMAJUAN PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 0,81 0,48 1,74 1,77 15,29 15,29 15,29 1,64 17,06 15,29 7,65 7,65
RENCANA KUMULATIF 0,06 0,87 1,35 3,09 4,85 20,14 35,43 50,73 52,36 69,42 84,71 92,35 100 EST
REALISASI PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 0,50 0,00 2,04 24,69 18,43 0,93 21,14 22,62 2,08 3,27 0,24 4
REALISASI KUMULATIF 0,06 0,50 0,50 2,54 27,23 45,66 46,59 67,73 90,35 92,43 95,70 96 100 LST
DEVIASI 0,00 -0,37 -0,85 -0,55 22,38 25,52 11,16 17,00 37,99 23,01 10,99 3,59 0,00

Gambar 4.2 Kurva S Penjadwalan LST Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari
36

TIME SCHEDULE
PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH PAKET 1
BOBOT WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN PEKERJAAN (%) BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 PEMELIHARAAN
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 180 HARI

1.2 Mobilisasi
1.2.1 Mobilisasi 0,81 0,81
1.9 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
a Penyiapan Dokumen Penerapan SMKK
Penyapan dokumen RKK, RKPPL, RMLLP, RMRK 0,02 0,02
Pembuatan proseur dan instruksi kerja 0,02 0,02
Penyusunan pelaporan penerapan SMKK 0,02 0,02
b Sosialisasi promosi dan pelatihan
Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing) 0,02 0,02
Spanduk Banner 0,02 0,02
c Alat Pelindung Kerja, dan Alat Pelindung Diri
Topi Pelindung (Safety Helmet) 0,03 0,03
Sarung tangan (Safety Gloves) 0,01 0,01
Rompi Keselamatan (Safety Vest) 0,01 0,01
e Personil Keselamatan Konstruksi
Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 0,39 0,39
f Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
Peralatan P3K 0,05 0,05
g Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan
atau Manajemen lalu Lintas Rambu Peringatan 0,03 0,03
h Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko
Keselamatan Konstruksi Bendera K3 0,02 0,02
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1(4) Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 Meter 3,27 1,64 1,64
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton , fc 20 Mpa 91,75 15,29 15,29 15,29 15,29 15,29 7,65 7,65
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 3,53 1,77 1,77

JUMLAH 100

RENCANA KEMAJUAN PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 1,29 1,74 1,77 15,29 15,29 15,29 1,64 15,29 1,77 15,29 7,65 7,65
RENCANA KUMULATIF 0,06 1,35 3,09 4,85 20,14 35,43 50,73 52,36 67,65 69,42 84,71 92,35 100
REALISASI PEKERJAAN PERMINGGU 0,06 0,50 0,00 2,04 24,69 18,43 0,93 21,14 22,62 2,08 3,27 0,24 4
REALISASI KUMULATIF 0,06 0,50 0,50 2,54 27,23 45,66 46,59 67,73 90,35 92,43 95,70 96 100
DEVIASI 0,00 -0,85 -2,59 -2,31 7,09 10,23 -4,14 15,37 22,70 23,01 10,99 3,59 0,00

Gambar 4.3 Kurva S Penjadwalan Geser Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari
37

4.1.2 Analisis Cash Flow Dengan Uang Muka 30%

Hasil analisis cash flow berdasarkan EST, LST, dan Geser dengan sistem
pembayaran bulanan dengan uang muka 30% pada proyek Pembangunan Bahu
Jalan Kolonel Soepirman Kec.Pelaihari dapat dilihat pada Tabel 4.3 s.d Tabel 4.5.
38

Tabel 4.3 Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 30% (EST) (Dalam Rupiah)

Cash Out Cash In Cash Flow


Biaya Tak Pengembalian Uang Bunga Overdraft
Bulan RAB RAP (b) Biaya Langsung (c) Profit (e) Tagihan (f) Penahanan (g) Pembayaran (i) Overdraft (j) Bunga + Overdraft (l)
Langsung (d) Muka (h) (k)
(b = 0,9 a) (c = 0,85 a) (d = 0,05 a) (e = 0,10 a) (f = b + e) (g = 0,05 f) (h = 0,3 f) ( i = f - (g + h) (j = i - b) (k = 0,01 j) (l = j + k)
1 35.173.822,45 31.656.440,20 29.897.749,08 1.758.691,12 3.517.382,24 341.493.421,80 309.836.981,60 309.836.981,60
2 542.291.553,82 488.062.398,44 460.947.820,75 27.114.577,69 54.229.155,38 35.173.822,45 1.758.691,12 10.552.146,73 22.862.984,59 - 155.362.432,25 - 1.553.624,32 - 156.916.056,57
3 473.765.207,18 426.388.686,46 402.700.426,10 23.688.260,36 47.376.520,72 542.291.553,82 27.114.577,69 162.687.466,15 352.489.509,98 - 276.638.129,44 - 2.766.381,29 - 279.404.510,74
4 87.080.822,56 78.372.740,30 74.018.699,18 4.354.041,13 8.708.082,26 473.765.207,18 23.688.260,36 142.129.562,15 307.947.384,67 - 55.771.567,34 - 557.715,67 - 56.329.283,01
87.080.822,56 4.354.041,13 26.124.246,77 56.602.534,66 56.915.570,30 56.915.570,30
56.915.570,30 113.831.140,60 113.831.140,60
118.708.861,89 118.708.861,89
Total 1.138.311.406,00 1.024.480.265,40 967.564.695,10 56.915.570,30 113.831.140,60 1.138.311.406,00 56.915.570,30 341.493.421,80 1.138.311.406,00 10,43% - 4.877.721,29

Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Profit = (Angka Penutupan Akhir/ RAB total) x 100%


= (118.708.681,89/1.138.311.406,00) x 100%
= 10,43%
39

Tabel 4.4 Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 30% (LST) (Dalam Rupiah)

Cash Out Cash In Cash Flow


Biaya Tak Pengembalian Uang Bunga Overdraft
Bulan RAB RAP (b) Biaya Langsung (c) Profit (e) Tagihan (f) Penahanan (g) Pembayaran (i) Overdraft (j) Bunga + Overdraft (l)
Langsung (d) Muka (h) (k)
(b = 0,9 a) (c = 0,85 a) (d = 0,05 a) (e = 0,10 a) (f = b + e) (g = 0,05 f) (h = 0,3 f) ( i = f - (g + h) (j = i - b) (k = 0,01 j) (l = j + k)
1 28.913.109,71 26.021.798,74 24.576.143,26 1.445.655,49 2.891.310,97 341.493.421,80 315.471.623,06 315.471.623,06
2 742.065.205,57 667.858.685,01 630.755.424,74 37.103.260,28 74.206.520,56 28.913.109,71 1.445.655,49 8.673.932,91 18.793.521,31 - 333.593.540,64 - 3.335.935,41 - 336.929.476,05
3 321.117.647,63 289.005.882,87 272.950.000,49 16.055.882,38 32.111.764,76 742.065.205,57 37.103.260,28 222.619.561,67 482.342.383,62 - 172.368.804,65 - 1.723.688,05 - 174.092.492,70
4 46.215.443,08 41.593.898,78 39.283.126,62 2.310.772,15 4.621.544,31 321.117.647,63 16.055.882,38 96.335.294,29 208.726.470,96 - 9.857.776,78 - 98.577,77 - 9.956.354,54
46.215.443,08 2.310.772,15 13.864.632,93 30.040.038,00 56.915.570,30 56.915.570,30
56.915.570,30 113.831.140,60 113.831.140,60
118.989.341,82 118.989.341,82
Total 1.138.311.406,00 1.024.480.265,40 967.564.695,10 56.915.570,30 113.831.140,60 1.138.311.406,00 56.915.570,30 341.493.421,80 1.138.311.406,00 10,45% - 5.158.201,22

Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Profit = (Angka Penutupan Akhir/ RAB total) x 100%


= (118.989.341,82/1.138.311.406,00) x 100%
= 10,45%
40

Tabel 4.5 Analisis Cash Flow Dengan Sistem Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 30% (Geser) (Dalam Rupiah)

Cash Out Cash In Cash Flow


Biaya Tak Pengembalian Uang Bunga Overdraft
Bulan RAB RAP (b) Biaya Langsung (c) Profit (e) Tagihan (f) Penahanan (g) Pembayaran (i) Overdraft (j) Bunga + Overdraft (l)
Langsung (d) Muka (h) (k)
(b = 0,9 a) (c = 0,85 a) (d = 0,05 a) (e = 0,10 a) (f = b + e) (g = 0,05 f) (h = 0,3 f) ( i = f - (g + h) (j = i - b) (k = 0,01 j) (l = j + k)
1 55.208.103,19 49.687.292,87 46.926.887,71 2.760.405,16 5.520.810,32 341.493.421,80 291.806.128,93 291.806.128,93
2 540.811.748,99 486.730.574,09 459.689.986,64 27.040.587,45 54.081.174,90 55.208.103,19 2.760.405,16 16.562.430,96 35.885.267,07 - 159.039.178,09 - 1.590.391,78 - 160.629.569,87
3 455.210.731,26 409.689.658,13 386.929.121,57 22.760.536,56 45.521.073,13 540.811.748,99 27.040.587,45 162.243.524,70 351.527.636,84 - 262.722.272,50 - 2.627.222,73 - 265.349.495,23
4 87.080.822,56 78.372.740,30 74.018.699,18 4.354.041,13 8.708.082,26 455.210.731,26 22.760.536,56 136.563.219,38 295.886.975,32 - 53.916.119,75 - 539.161,20 - 54.455.280,94
87.080.822,56 4.354.041,13 26.124.246,77 56.602.534,66 56.915.570,30 56.915.570,30
56.915.570,30 113.831.140,60 113.831.140,60
118.587.916,30 118.587.916,30
Total 1.138.311.406,00 1.024.480.265,40 967.564.695,10 56.915.570,30 113.831.140,60 1.138.311.406,00 56.915.570,30 341.493.421,80 1.138.311.406,00 10,42% - 4.756.775,70

Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Profit = (Angka Penutupan Akhir/ RAB total) x 100%


= (118.587.916,30/1.138.311.406,00) x 100%
= 10,42%
Cash Flow yang ada pada proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec.Pelaihari menggunakan sistem pembayaran bulanan dengan uang
muka 30% dan penjadwalan menggunakan earliest start time (EST), mendapatkan
profit sebesar 10,43%.

4.2 Cash Flow Paling Optimal dengan Variasi Sistem Pembayaran

Dalam analisis cash flow ini ditinjau terhadap dua sistem pembayaran
yaitu sistem pembayaran bulanan (MC) dan sistem pembayaran termin.
Kelemahan dari sistem pembayaran bulanan adalah pada saat dilakukan
pembayaran dapat terjadi tidak sesuai dengan perencanaan yang ada sedangkan
kelemahan sistem pembayaran termin adalah kontraktor tidak akan dibayarkan
apabila progress pekerjaan belum tercapai.

Dari Microsoft Project diperoleh cash flow berdasarkan kondisi keuangan


proyek untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman Kec.Pelaihari,
seperti pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 RAB Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel Soepirman


Kec.Pelaihari

Bulan EST (Rp) % LST (Rp) % Geser (Rp) %


1 35.173.822,45 3,09 28.913.109,71 2,54 55.208.103,19 4,85
2 542.291.553,82 50,73 742.065.205,57 67,73 540.811.748,99 52,36
3 473.765.207,18 92,35 321.117.647,63 96 455.210.731,26 92,35
4 87.080.822,56 100 46.215.443,08 100 87.080.822,56 100
Jumlah 1.138.311.406,00 1.138.311.406,00 1.138.311.406,00
Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Hasil analisis cash flow berdasarkan EST, LST dan Geser dengan sistem
pembayaran bulanan tanpa uang muka, dengan uang muka 20%, 25%, dan 30%,
serta sistem pembayaran termin pada proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Cash Flow Proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari

Sistem Pembayaran Bulanan (MC) Sistem Pembayaran Termin


Kurva Penutupan Akhir
Overdraf max (Rp) Penutupan Akhir (Rp) Profit (%) Overdraf max (Rp) Profit (%)
(Rp)
1. Tanpa UM
EST Rp 114.147.705,00 Rp 114.147.705,00 10,03% Rp 113.831.140,60 Rp 114.147.705,00 10,03%
LST Rp 114.374.570,47 Rp 114.374.570,47 10,05% Rp 113.831.140,60 Rp 114.091.358,59 10,02%
GESER Rp 107.415.048,36 Rp 107.415.048,36 9,44% Rp 113.831.140,60 Rp 114.328.013,53 10,04%
2. UM 20%
EST Rp 113.831.140,60 Rp 118.583.863,91 10,42% Rp 113.831.140,60 Rp 105.970.986,51 9,31%
LST Rp 113.831.140,60 Rp 120.384.331,07 10,58% Rp 113.831.140,60 Rp 99.259.616,29 8,72%
GESER Rp 113.831.140,60 Rp 118.562.531,96 10,42% Rp 113.831.140,60 Rp 105.663.642,43 9,28%
3. UM 25%
EST Rp 113.831.140,60 Rp 118.549.782,87 10,41% Rp 113.831.140,60 Rp 106.010.827,41 9,31%
LST Rp 113.831.140,60 Rp 119.062.364,50 10,46% Rp 113.831.140,60 Rp 101.092.297,66 8,88%
GESER Rp 113.831.140,60 Rp 118.446.651,86 10,41% Rp 113.831.140,60 Rp 107.496.323,79 9,44%
4. UM 30%
EST Rp 113.831.140,60 Rp 118.708.861,89 10,43% Rp 113.831.140,60 Rp 108.202.076,87 9,51%
LST Rp 113.831.140,60 Rp 118.989.341,82 10,45% Rp 113.831.140,60 Rp 101.490.706,65 8,92%
GESER Rp 113.831.140,60 Rp 118.587.916,30 10,42% Rp 113.831.140,60 Rp 107.894.732,79 9,48%

Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penjadwalan secara umum


EST memiliki tingkat profit yang lebih besar dibandingkan dengan LST dan
Geser walaupun secara bulanan presentase EST pada awal-awal bulan lebih kecil.
Hal ini dikarenakan perhitungan profit didasarkan pada penutupan akhir overdraft
ditambah bunga overdraft pada EST yang memang lebih besar dari LST dan
Geser.

Cash flow yang ada pada proyek ini menggunakan sistem pembayaran
bulanan dengan uang muka 30% dan penjadwalannya menggunakan earliest start
time (EST), mendapatkan profit sebesar 10,43%.

Perencanaan cash flow yang optimal diperoleh dengan membandingkan


sistem pembayaran bulanan dan sistem pembayaran termin dengan meninjau
sistem pembayaran tanpa uang muka dan menggunakan uang muka 20%, 25%,
30%. Perencanaan cash flow juga ditinjau terhadap tiga kondisi penjadwalan
proyek yang berbeda yaitu dengan memanfaatkan slacks sehingga terdapat tiga
kondisi penjadwalan yaitu earliest start time (EST), lastest start time (LST), dan
Geser.
Sistem pembayaran termin dengan uang muka 30%, memperoleh profit
paling maksimal pada penjadwalan kondisi EST dengan profit sebesar 9,51%. Hal
ini dapat terjadi karena realisasi pekerjaan kecil di bulan awal-awal sehingga
menyebabkan sistem pembayaran termin tercapai sebelum waktu yang disepakati
sehingga kontraktor meminjam uang lebih kecil kepada bank dibandingkan
dengan sistem pembayaran bulanan. Semakin besar uang muka yang didapatkan
kontraktor dari owner, maka profit kontraktor akan semakin besar karena
peminjaman uang ke bank akan lebih kecil.

Adapun analisis cash flow dengan variasi sistem pembayaran


selengkapnya dilampirkan pada lampiran.

4.2.1 Grafik Cash Flow

Dari proyek yang ditinjau, diperoleh grafik cash flow yang terdiri dari
grafik cash flow tanpa uang muka dan grafik cash flow dengan uang muka.

A. Tanpa Uang Muka

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7, maka didapat perbandingan


biayapenutupan akhir seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Tanpa Uang Muka

Tanpa Uang Muka


Biaya Penutupan Akhir (Rp)
Penjadwalan
Bulanan (MC) Termin
EST 114.147.705,00 114.147.705,00
LST 114.374.570,47 114.091.358,59
Geser 107.415.048,36 114.328.013,53
Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Dari tabel diatas terlihat bahwa keuntungan tertinggi dihasilkan oleh


sistem pembayaran bulanan dengan penjadwalan kondisi LST Optimum sebesar
Rp.114.374.570,47. Maka dapat dibuat suatu grafik cash flow untuk masing-
masing proyek dengan penutupan akhir tertinggi, seperti ditunjukkan dalam
Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik cash flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan
Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Tanpa Uang Muka)
(Sumber : Analisis Perhitungan, 2023)

B. Dengan Uang Muka 20%


Dari analisis pembayaran bulanan dengan uang muka 20% dari owner
semua overdraft bernilai positif di awal-awal bulan, begitu pula dengan
pembayaran termin. Namun, biaya proyek setiap bulannya berubah-ubah yang
mengakibatkan kontraktor pada bulan tertentu meminjam uang ke bank untuk
biaya proyek, sehingga kontraktor mendapatkan keuntungan yang tidak maksimal.
Pada sistem pembayaran bulanan dengan kondisi penjadwalan LST menjadi
biaya penutupan paling akhir maksimal, dan untuk sistem pembayaran termin
pada kondisi EST menjadi biaya penutupan paling akhir maksimal, seperti
terdapat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Biaya Penutupan Akhir Dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 20%

Dengan Uang Muka 20%


Biaya Penutupan Akhir (Rp)
Penjadwalan
Bulanan (MC) Termin
EST 118.583.863,91 105.970.986,51
LST 120.384.331,07 99.259.616,29
Geser 118.562.531,96 105.663.642,43
Sumber : Analisis Perhitungan, 2023
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat suatu grafik cash flow untuk
masing-masing proyek dengan penutupan akhir tertinggi, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 4.5.

120,000,000.00
Dengan
80,000,000.00 Uang
Muka
40,000,000.00 20% Bi-
aya
Penutu-
- pan Akhir
EST LST Geser
(Rp) Bu-
lanan
(MC)

Dengan Uang Muka 20% Biaya Penutupan Akhir (Rp) Bulanan (MC)
Dengan Uang Muka 20% Biaya Penutupan Akhir (Rp) Termin

Gambar 4.5 Grafik cash flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 20%)
(Sumber : Analisis Perhitungan, 2023)

C. Uang Muka 25%


Dari analisis pembayaran bulanan dengan uang muka 25% dari owner semua
overdraft bernilai positif di awal-awal bulan, begitu pula dengan pembayaran
termin. Namun, biaya proyek setiap bulannya berubah-ubah yang mengakibatkan
kontraktor pada bulan tertentu meminjam uang ke bank untuk biaya proyek,
sehingga kontraktor mendapatkan keuntungan yang tidak maksimal. Pada
pembayaran dengan sistem pembayaran bulanan dengan dikondisi penjadwalan
LST menjadi biaya penutupan akhir maksimal, dan untuk sistem pembayaran
termin dengan uang yang mendapatkan biaya penutupan akhir maksimal terdapat
pada penjadwalan Geser, seperti terdapat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 25%

Dengan Uang Muka 25%


Biaya Penutupan Akhir (Rp)
Penjadwalan
Bulanan (MC) Termin
EST 118.549.782,87 106.010.827,41
LST 119.062.364,50 101.092.297,66
Geser 118.446.651,86 107.496.323,79
Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat suatu grafik cash flow untuk
masing-masing proyek dengan penutupan akhir tertinggi, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 4.6.

120,000,000.00 Den-
115,000,000.00 gan
Uang
110,000,000.00 Muk
105,000,000.00 a
100,000,000.00 25%
Bi-
95,000,000.00 aya
90,000,000.00 Penu
EST LST Geser tu-
pan
Akhir
(Rp)
Dengan Uang Muka 25% Biaya Penutupan Akhir
Bu- (Rp) Bulanan (MC)
lana(Rp) Termin
Dengan Uang Muka 25% Biaya Penutupan Akhir
n
(MC)

Gambar 4.6 Grafik cash flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 25%)
(Sumber : Analisis Perhitungan, 2023)
D. Dengan Uang Muka 30%
Dari hasil analisis dengan sistem pembayaran bulanan uang muka 30%,
mempunyai biaya penutupan akhir lebih besar dari pada sistem pembayaran
dengan uang muka 20% maupun 25%, berarti jika kontraktor mendapatkan uang
muka yang lebih besar maka profit keuntungan yang didapatnya juga semakin
besar. Biaya penutupan akhir maksimal untuk sistem pembayaran dengan uang
muka 30% pada sistem pembayaran bulanan maupun termin sama-sama berada di
kondisi penjadwalan EST, seperti terdapat pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Biaya Penutupan Akhir dengan Sistem Pembayaran Uang Muka 30%

Dengan Uang Muka 30%


Biaya Penutupan Akhir (Rp)
Penjadwalan
Bulanan (MC) Termin
EST 118.708.861,89 108.202.076,87
LST 113.831.140,60 101.490.706,65
Geser 113.831.140,60 107.894.732,79
Sumber : Analisis Perhitungan, 2023

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat suatu grafik cash flow untuk
masing-masing proyek dengan penutupan akhir tertinggi, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 4.6.
Den
gan
Uan
g
Muk
a
120,000,000.00 30%
Bi-
105,000,000.00 aya
90,000,000.00 Penu
EST LST Geser tu-
pan
Akhi
r
(Rp)
Bu-
lana
n
(MC)

Dengan Uang Muka 30% Biaya Penutupan Akhir (Rp) Bulanan (MC)
Dengan Uang Muka 30% Biaya Penutupan Akhir (Rp) Termin

Gambar 4.7 Grafik cash flow untuk proyek Pembangunan Bahu Jalan Kolonel
Soepirman Kec. Pelaihari (Pembayaran Bulanan Dengan Uang Muka 30%)
(Sumber : Analisis Perhitungan, 2023)
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cash Flow
Setelah dilakukan analisis, maka dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi cash flow pada pelaksanaan pekerjaan proyek adalah sebagai
berikut :

1. Jenis Sistem Pembayaran Pada Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Kelemahan dari sistem pembayaran bulanan adalah pada saat dilakukan
pembayaran dapat terjadi tidak sesuai dengan perencanaan yang ada,
sedangkan kelemahan sistem pembayaran termin adalah kontraktor tidak
akan dibayarkan apabila progress pekerjaan belum tercapai.
2. Besarnya Uang Muka yang Dibayarkan
Semakin besar uang muka yang didapatkan kontraktor dari owner, maka
profit kontraktor akan semakin besar karena peminjaman uang ke bank
akan lebih kecil.
3. Lamanya Jangka Waktu Pembayaran
Semakin cepat pekerjaan selesai, maka semakin cepat pula kontraktor
mendapatkan pembayaran atau semakin besar presentase pekerjaan di
awal, maka kontraktor juga akan mendapatkan keuntungan yang semakin
besar pula.
4. Time schedule Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
Penjadwalan mempengaruhi biaya dan waktu.

4.4 Pembahasan

Penjadwalan proyek dalam penelitian ini menggunakan metode PDM


dibantu penggunaan software Microsoft Project. Metode PDM ini juga digunakan
pada penelitian Ida Ayu Rai Widhiawati, Gede Astawa Diputra, dan I Gede Putra
Pradipta (2014). Untuk mengetahui perencanaan cash flow yang paling optimal
diperoleh dengan cara membandingkan sistem pembayaran, baik sistem
pembayaran bulanan tanpa uang muka dan uang muka maupun sistem
pembayaran termin dengan uang muka dan tanpa uang muka. Perencanaan cash
flow juga ditinjau terhadap tiga kondisi penjadwalan proyek yang berbeda yaitu
dengan memanfaatkan slacks sehingga terdapat tiga kondisi penjadwalan yaitu
earliest start time (EST), latest start time (LST) dan Geser.

Adapun langkah-langkah perhitungan cash flow pada penelitian ini


menyerupai penelitian Tri Nugroho Sulistyantoro, Fitri Nugraheni dan Faisol A.M
(2017). Pada penelitian ini analisis cash flow yang paling optimal dan profit yang
paling besar adalah sistem pembayaran termin dengan uang muka 30% pada
penjadwalan Geser, hal ini dikarenakan termin dibayarkan dengan uang muka
30% menghasilkan overdraft yang negatif lebih sedikit dibandingkan sistem
pembayaran yang lainnya.

Adapun penelitian yang serupa pleh L Wirahman W, I Gede Putu


Warka, dan Ayu Apriliana (2015), menyatakan dalam kesimpulannya yaitu
“Alternatif sistem pembayaran yang lebih menguntungkan adalah sistem
pembayaran termin progress dengan uang muka dan pengembalian uang muka
dilakukan sebesar 25% pada pembayaran kedua dan seterusnya. Sistem
pembayaran termin progress dengan uang muka dan pengembalian uang muka
dilakukan sebesar 25% pada pembayaran kedua dan seterusnya menghasilkan
overdraft negatif yang lebih kecil, sehingga kontraktor dapat menyediakan dana
yang tidak terlalu besar”.

Menurut penelitian Martho F. Tolangi, J.P. Rantung, J.E. Ch. Langi, dan
M. Sibi (2012), menyebutkan bahwa “aliran dana atau cash flow dipengaruhi lama
pembayaran dan besarnya uang muka”. Hasil serupa didapatkan dari
permasalahan pada penelitian ini dimana setelah dilakukan analisis cash flow
maka diketahui bahwa lama pembayaran dan besarnya uang muka menjadi faktor
yang mempengaruhi cash flow.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan untuk perencanaan cash flow yang
telah dilakukan, maka penulis mendapatkan beberapa hal yang menjadi
kesimpulan dari penelitian ini, yaitu :

1. Cash flow yang ada pada pelaksanaan proyek Pembangunan Bahu Jalan
Kolonel Soepirman Kec. Pelaihari menggunakan sistem pembayaran
bulanan dengan uang muka 30% dan penjadwalannya menggunakan
earliest start time (EST), mendapatka profit sebesar 10,43%.
2. Cash flow yang paling optimal dan menghasilkan profit yang paling besar
setelah dilakukannya analisis dengan membandingkan variasi sistem
pembayaran adalah sistem pembayaran bulanan dengan uang muka 20%
pada kondisi LST memperoleh profit sebesar 10,58%.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi cash flow dalam pelaksanaan proyek
pembangunan adalah jenis sistem pembayaran, besarnya uang muka,
lamanya jangka waktu pembayaran dan time schedule.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang perlu penulis sampaikan untuk melengkapi


atau melanjutkan penelitian-penelitian yang sejenis, sebagai berikut :

1. Kontraktor diharapkan untuk berupaya mendapatkan uang muka


semaksimal mungkin.
2. Dianjurkan kepada kontraktor perlu untuk membuat diagram cash flow
guna mengetahui aliran dana proyek serta dapat mengambil suatu
kebijakan finansial apabila terjadi masalah terhadap proyek.

Anda mungkin juga menyukai