Anda di halaman 1dari 91

PENGARUH FRAUD PENTAGON DALAM DETEKSI KECURANGAN

LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH


(BUMD) KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi Pada Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Tadulako

Oleh :

YUSRIL BASRAN
C 301 18 221

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENGARUH FRAUD PENTAGON DALAM DETEKSI KECURANGAN


LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH
(BUMD) KABUPATEN LUWU TIMUR

Oleh:

YUSRIL BASRAN
C 301 18 221

Disetujui oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Fikry Karim, S.E., M.Acc., Ak Dr. Muhammad Din, S.E., M.Si., Ak
NIP: 19710806 199903 1 001 NIP: 19830206 200501 1 002

HALAMAN PENGESAHAN

ii
SKRIPSI

“Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Deteksi Kecurangan Laporan


Keuangan Pada Badan Usaha milik Daerah Kabupaten
Luwu Timur”

Diterima Oleh Panitia Ujian Hasil Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Tadulako Sebagai Salah Satu Syarat Penulisan Skripsi Pada Program Studi

Akuntansi Strata I

Pada hari Jumat, 27 Oktober 2023

Disahkan Oleh :

Panitia Ujian Skripsi Tanda tangan

Ketua : Dr. Jurana N.S, SE., MSA (…………..)

Sekertaris : Dr. Muhammad Ilham Pakawaru, SE., M.Si (…………..)

Anggota : 1. Dr. Nina Yusnita Yamin, SE., M. Si., Ak,. CA (…………..)

2. Dr. Fikry Karim, SE., M.Acc., Ak., (…………..)

3. Dr. Muhammad Din, SE., M. Si., Ak (…………..)

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT dzat Yang Maha Sempurna, berkat izin, rahmat dan

hidayah-Nya, serta kesabaran dan kegigihan yang dikarunia kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan . Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan seluruh

pengikutnya yang istiqamah mengikuti risalah beliau hingga akhir zaman. Skripsi

ini menyangkut “Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Deteksi Kecurangan

Laporan Keuangan Pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Luwu Timur” Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak yang berkepentingan sekaligus untuk khasanah ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini terdapat

berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Peulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa bimbingan, doa, motivasi, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dan

teristemewa dipersembahkan kepada kedua orang tua. Kepada Bapak Irwan

Basran dan Ibu Silvia tak cukup rasanya berucap Syukron atas limpahan kasih

sayang yang kalian berikan, dan semoga ini bisa membuat keduanya bahagia

Aamiin. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz MP, selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. M. Ikbal A. SE., M.Si., Ak.,CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

iv
Bisnis serta seluruh Wakil Dekan Universitas tadulako. Dr. Muhammad

Din, SE., M.Si., Ak, selaku ketua Jurusan Akuntansi dan Dr. Jurana, SE.,

MSA, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Tadulako.

3. Dr. Andi Chairil Furqan, S.E,M.Sc., Ak selaku Koordinator Program Studi

S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

4. Bapak Dr. Fikry Karim, SE., M.Acc., Ak, selaku pembimbing I dan Bapak

Dr. Muhammad Din, SE., M.Si., Ak, selaku pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

arahan kepada peneliti.

5. Ibu Dr. Nina Yusmita Yamin, SE., M.Si., Ak., CA, Ibu Dr. Jurana, SE.,

MSA, dan Bapak Dr. Muh. Darma Halwi, SE., MM, selaku Tim Penguji

yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan.

6. Dr. Muliati, SE., M.si, Ak., CA, selaku Dosen Wali yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama menempuh kuliah.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Tadulako yang telah memberikan wawasan keilmuannya selama ini.

8. Kepada seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Tadulako yang telah membantu sejak awal hingga akhir.

9. Saudara Saudari saya yang senantiasa membantu, memberikan dukungan

serta doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Akuntansi 2018 dan kelas Ak 4 terimakasih atas

v
kebersamaanya selama ini.

11. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti selama

perkuliahan yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Palu, Oktober 2023

Yusril Basran

vi
ABSTRAK

Yusril Basran, C 301 18 221. “Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Deteksi


Kecurangan Laporan Keuangan Pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Kabupaten Luwu Timur”. Dibimbing oleh bapak Fikry Karim, selaku
pembimbing I dan bapak Muhammad Din selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh


Fraud Pentagon Dalam Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Luwu Timur. Jenis penelitian adalah
kuantitatif dengan metode dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian
hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Usaha Milik Daerah
Kabupaten Luwu Timur tahun 2016-2020. Sampel penelitian ini 6 BUMD yang
diseleksi dengan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah
Warppls 8.0. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi pada p-value pada variabel
tekanan eksternal, jumlah komite audit independen, opini audit dan frekuensi
kemunculan gambar CEO dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. Sedangkan hasil pengujian pada
pergantian direksi tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap deteksi
kecurangan laporan keuangan.

Kata kunci : Fraud pentagon, deteksi kecurangan laporan keuangan.

vii
ABSTRACT

Yusril Basran, C 301 18 221. "The Influence of Pentagon Fraud in Detecting


Fraud of Financial Statements in Regional Owned Enterprises (BUMD) of East
Luwu Regency". Supervised by Fikry Karim, as supervisor I and Muhammad
Din, as supervisor II.

This study aims to determine and analyze the influence of Pentagon Fraud
in the Detection of Financial Report Fraud in Regional Owned Enterprises
(BUMD) in East Luwu Regency. This type of research is quantitative with the
method of documentation and literature study. While the data analysis used is
descriptive analysis, classical assumption test, and hypothesis testing. The
population in this study are Regional Owned Enterprises (BUMD) of East Luwu
Regency in 2016-2020. The sample of this research is 6 companies selected by
purposive sampling method. The analysis tool used is Warppls 8.0. Based on the
results of the significance test on the p-value on the external pressure variable, the
number of independent audit committees, audit opinions and the frequency of
CEO images appearing, it can be concluded that there is a significant influence on
the detection of financial statement fraud. While the test results on the change of
directors did not have a significant effect on the detection of financial statement
fraud.

Keywords: Fraud pentagon, fraud detection of financial statements, regional


owned enterprises.

DAFTAR ISI

viii
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
BAB 1......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.5 Sistematika Penelitian................................................................................8
BAB II....................................................................................................................10
2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................10
2.2 Landasan Teori........................................................................................18
2.2.1 Laporan Keuangan............................................................................18
2.2.2 Kecurangan (Fraud)..........................................................................19
2.2.3 Deteksi kecurangan laporan keuangan.............................................21
2.2.4 Teori Fraud Pentagon.......................................................................22
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................................26
2.4 Hipotesis..................................................................................................27
2.4.1 Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Deteksi kecurangan laporan
keuangan...........................................................................................27
2.4.2 Pengaruh Jumlah Komite Audit Independen terhadap Deteksi
kecurangan laporan keuangan...........................................................28
2.4.3 Pengaruh Opini Audit Terhadap Deteksi kecurangan laporan
keuangan...........................................................................................28
2.4.4 Pengaruh Pergantian Direksi Terhadap Deteksi kecurangan laporan
keuangan...........................................................................................29
2.4.5 Pengaruh Fekuensi Kemunculan Gambar CEO terhadap Deteksi
kecurangan laporan keuangan...........................................................30

ix
BAB III..................................................................................................................31
3.1 Objek Penelitian...........................................................................................31
3.2 Jenis Penelitian.............................................................................................31
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................32
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................32
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................32
3.6 Populasi dan Sampel....................................................................................33
3.7 Operasionalisasi Variabel.............................................................................35
Tabel 3.3.................................................................................................................40
Matriks Opersional Variabel..................................................................................40
3.8 Teknik Analisis Data....................................................................................41
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif.................................................................41
3.8.2 Evaluasi Model Pengukuran (Outer model)........................................41
3.8.3 Uji Hipotesis........................................................................................45
BAB IV..................................................................................................................46
4.1 Deskripsi Variabel Penelitian..................................................................46
4.1.1 Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan BUMD
Kabupaten Luwu Timur....................................................................46
4.1.2 Tekanan Eksternal............................................................................49
4.1.3 Jumlah Komite Audit Independen....................................................51
4.1.4 Opini Audit.......................................................................................54
4.1.5 Pergantian Direksi............................................................................55
4.1.6 Frekuensi Kemunculan Gambar CEO..............................................56
4.2 Hasil Penelitian........................................................................................58
4.2.1 Analisis Data Menggunakan WarpPLS............................................58
4.2.2 Uji Hipotesis.....................................................................................61
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................66
4.3.1 Pengaruh Tekanan Eksternal Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan (H1)..................................................................................66
4.3.2 Pengaruh Jumlah Komite Audit Independen Terhadap Deteksi
Kecurangan Laporan Keuangan (H2)...............................................67
4.3.3 Pengaruh Opini Audit Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan

x
Keuangan (H3)..................................................................................68
4.3.4 Pengaruh Pergantian Direksi Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan (H4)..................................................................................69
4.3.5 Pengaruh Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Terhadap Deteksi
Kecurangan Laporan Keuangan (H5)...............................................71
BAB V....................................................................................................................72
5.1 Kesimpulan..............................................................................................72
5.2 Saran........................................................................................................74
5.3 Keterbatasan penelitian............................................................................74
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75
LAMPIRAN...........................................................................................................78

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu


Tabel 3.1 Daftar Populasi Dan Sampel
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel
Tabel 3.3 Matriks Opersional Variabel
Tabel 4.1 Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan (F-Score) Pada Perusahaan
BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020
Tabel 4.2 Tekanan Eksternal (Leverage Ratio) Pada Perusahaan BUMD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020
Tabel 4.3 Jumlah Komite Audit Independen Pada Perusahaan BUMD Kabupaten
Luwu Timur Tahun 2016-2020
Tabel 4.4 Opini Audit Pada Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun
2016-2020
Tabel 4.5 Pergantian Direksi Pada Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2016-2020
Tabel 4.6 Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Pada Perusahaan BUMD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020
Tabel 4.7 Outer model
Tabel 4.8 Model fit Indeces
Tabel 4.9 Indirect Dan Total Effect

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 4.1 Grafik Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan (F-Score) Pada


Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020

Gambar 4.2 Grafik Tekanan Eksternal (Leverage Ratio) Pada Perusahaan BUMD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Komite Audit Independen Pada Perusahaan BUMD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020

Gambar 4.4 Grafik Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Pada Laporan Tahunan
Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020

Gambar 4.5 Model Fit And Quality Indeces

Gambar 4.6 Model Penelitian

Gambar 4.7 Uji R2

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fraud adalah sebuah masalah yang berkembang saat ini, fraud dalam laporan

keuangan memiliki dampak kerugian yang paling besar mengingat peranan

laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan sebuah informasi kepada

pihak yang membutuhkan, sehingga laporan keuangan diharapkan dapat

menggambarkan posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan tanpa ada

kecuangan. Namun, terkadang agar kinerja perusahaan dinilai baik, manajer

terdorong untuk melakukan kecurangan pada hasil lapoan keuangan.

Laporan keuangan merupakan sebuah informasi dari suatu perusahaan

ataupun organisasi yang berasal dari proses akuntansi untuk mengkomunikasikan

kepada pihak pihak internal maupun eksternal dari suatu perusahaan atau

organisasi, termasuk kepada pemerintahan daerah jika perusahaan atau organisasi

tersebut menyangkut ke dalam penghasilan dari BUMD atau BUMN itu sendiri.

Badan Usaha Milik Daerah yang biasa disingkat BUMD adalah sebuah

perusahaan milik pemerintah daerah. BUMD juga dapat berupa organisasi yang

berstatus badan hukum independen, dipimpin oleh direksi yang diangkat oleh

pejabat pemerintah daerah dengan mayoritas kepemilikan publik.

Fraud pada laporan keuangan dapat terjadi karena banyak faktor. Dalam hal

ini, salah satu teori yang menjelaskan penyebab terjadinya kecurangan dalam

laporan keuangan adalah teori Fraud pentagon oleh Howard Crowe pada tahun

2011. Fraud pentagon merupakan pengembangan dari teori sebelumnya yaitu teori

1
Fraud Triangle. Dalam teori Fraud Triangle dijelaskan bahwa ada 3 faktor

penyebab terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan, antara lain tekanan

(pressure), peluang (opportunity), dan rasionalisasi (razionalization). Dalam teori

Fraud pentagon terdapat dua faktor tambahan yaitu kompetensi (competence) dan

arogansi (arrogance). Howarth Crow menjelaskan bahwa faktor kompetensi

merupakan perpanjangan dari faktor peluang yang dikembangkan Cressy dalam

Injustice Triangle Theory, yang dapat ditipu tidak hanya melalui peluang, tetapi

juga melalui kemampuan memahami dan mengakses informasi. Pelanggaran

dalam laporan keuangan. Di sisi lain, unsur arogan adalah perilaku fraud yang

mengakui dan percaya bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan tidak berlaku.

(Rahmawati & Nurmala, 2019).

Berdasakan fenomena yang berhubungan pada perusahaan BUMD di tahun

2018, Kecurangan bisa terjadi didalam seluruh bentuk organisasi atau perusahaan

BUMD (Badan usaha Milik daerah) seperti pada PT.Andalas Tuah Sakato dan

PT.Dinamika sumber Jaya. Kasus pada kedua perusahaan BUMD yang bergerak

di bidang ekspedisi dan perbekalan tersebut terjadi dikarenakn berkaitan dengan

kondisi keuangan laporan keuangan, yang dimana kedua perusahaan BUMD

tersebut mempunyai laporan keuangan fiktif, dan setelah di audit pihak

manajemen perusahaan tidak dapat menyajikan bukti audit yang diminta oleh tim

audit independen. Selain itu hasil evaluasi kinerja kedua perusahaan tesebut tidak

menunjukkan hasil yang memuaskan, melainkan terus menunjukkan hasil yang

relativ rendah. Hal ini diperkuat dengan temuan ketua BPK yaitu Ismet Amziz

yang mengungkapkan bahwa informasi yang diberikan oleh manajemen

2
perusahaan melalui laporan keuangan menunjukkan suatu kecurangan sehingga

hal ini semakin menurunkan reputasi perusahaan milik pemerintah daerah oleh

pandangan investor dan masyarakat.

Pada tahun 2021, keempat perusahaan Badan Usaha Milik Daerah kabupaten

Luwu Timur hampir tidak memiliki kontribusi tehadap kenaikan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Berdasarkan proyeksi APBD di tahun 2021, Pendapatan Asli

Daerah kabupaten luwu timur turun sebanyak 4,17% dari target awal yaitu

Rp.1.519.918.715.988 atau 1.5 tiliun diakhir tahun 2020 menjadi Rp

1.456.474.681.975 atau 1.4 triliun diakhir tahun 2021. Dalam hal ini, Budiman

selaku Bupati mencopot direktur dari keempat perusahaan tersebut serta

menyusun rencana pengembangan usaha yang memiliki prospek yang baik.

Agustina & Pratomo, (2019) mengkategorikan fraud dalam tiga kelompok,

yaitu kacurangan laporan keungan, penyalagunaan aset, dan korupsi. Deteksi

kecurangan laporan keuangan merupakan tindakan yang paling merugikan dalam

fraud. RTTN 2018 menampilkan fraud di dunia terbagi menjadi 89%

penyalagunaan aset, 38% korupsi dan 10% Deteksi kecurangan laporan keuangan.

Kecurangan dalam laporan keuangan menempati posisi terakhir dalam presentase

fraud, namun menyebabkan kerugian rata-rata yang paling tinggi hingga

$800.000.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Crowe Howard, Deteksi

kecurangan laporan keuangan disebabkan oleh tekanan, peluang, rasionalisasi atau

rasionalisasi, kemampuan atau kompetensi, dan kesombongan, kelima faktor

tersebut disebut sebagai fraud Pentagon. Tekanan merupakan dorongan atau

3
motivasi bagi suatu entitas untuk memanipulasi laporan keuangan. Peluang

muncul karena lemahnya sistem pengendalian internal dalam mendeteksi dan

mencegah terjadinya fraud. Rasionalisasi atau rasionalisasi adalah sikap seseorang

yang merasa bahwa apa yang dilakukannya bukanlah suatu tindakan yang salah.

Kemampuan atau kompetensi adalah keahlian seseorang untuk meremehkan

pengendalian internal, merancang dan mengembangkan strategi untuk

menyembunyikan sesuatu dan memperhatikan kondisi sosial agar kepentingan

pribadinya terpenuhi. Arogansi atau arogansi adalah sifat superioritas dan

kurangnya hati nurani atau kesombongan dalam diri seseorang yang menganggap

bahwa sistem pengendalian intern yang dibuat tidak berlaku secara pribadi. Teori

fraud pentagon digunakan dalam penelitian ini guna lebih memperkuat hasil

penelitian yang akan dilakukan karena landasan teori dari fraud pentagon

memiliki kecenderungan yang lebih kuat dari teori teori sebelumnya dalam

mendeteksi kecurangan laporn keuangan. Dalam memperoleh bukti empiris

mengenai keakuratan proksi variabel pentagon dalam mendeteksi Deteksi

kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini menggunakan model F-score

(Verawaty, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti memutuskan untuk mengangkat

judul penelitian “Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Deteksi kecurangan

laporan keuangan Pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Luwu Timur”. Penelitian ini akan dilakukan pada seluruh Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) yang berada di daerah Kabupaten Luwu Timur. Alasan peneliti

memilih lokasi ini diantaranya sebagai berikut: lebih dekat dengan tempat tinggal,

4
mudah dijangkau dan ekonomis sehingga memberikan kemudahan dalam

pengumpulan data, dan penelitian ini didasarkan dengan fenomena yang tejadi

beberapa tahun belakangan ini, sehingga memacu peneliti untuk melakukan

penelitian terkait deteksi kecuangan (Fraud).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah di dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah tekanan eksternal (external pressure) berpengaruh terhadap Deteksi

kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di

kabupaten Luwu Timur?

2. Apakah jumlah komite audit independen berpengaruh terhadap Deteksi

kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di

kabupaten Luwu Timur?

3. Apakah opini audit berpengaruh terhadap Deteksi kecurangan laporan

keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di kabupaten Luwu

Timur?

4. Apakah pergantian direksi berpengaruh terhadap Deteksi kecurangan laporan

keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di kabupaten Luwu

Timur?

5. Apakah frekuensi kemunculan gambar CEO berpengaruh terhadap Deteksi

kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di

kabupaten Luwu Timur?

5
1.3 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telang diuraikan beserta rumusan rumusan masalah

diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh tekanan eksternal (external pressure)

terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan

Usaha Milik Daerah di kabupaten Luwu Timur.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah komite audit independen

terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan

Usaha Milik Daerah di kabupaten Luwu Timur.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh opini audit terhadap Deteksi

kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di

kabupaten Luwu Timur.

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh pergantian direksi terhadap Deteksi

kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan Usaha Milik Daerah di

kabupaten Luwu Timur.

5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh frekuensi kemunculan gambar CEO

terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Badan

Usaha Milik Daerah di kabupaten Luwu Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontibusi atau

kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan pengembangan ilmu pengetahuan

6
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan dalam memperkaya kajian ilmu pengetahuan akuntansi

khususnya akuntansi auditing dan investigasi audit terkait penyebab

timbulnya kecurangan dalam pelaporan keuangan dengan menggunakan teori

fraud pentagon.

2. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat praktis sebagai

barikut:

a) Bagi Internal Perusahaan

Penelitian ini diharapkan agar dapat menyediakan informasi bagi pihak

manajemen tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

kecurangan dalam laporan keuangan agar manajemen menyajikan laporan

keuangan yang jujur dan relevan serta terbebas dari segala bentuk

kecurangan, serta memperkuat pengendalian internal perusahaan dalam

upaya mendeteksi dan mencegah segala bentuk kecurangan, khususnya

bagi pihak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah kabupaten Luwu Timur

b) Bagi Pihak Eksternal Perusahaan

Bagi Pihak Eksternal Perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan referensi bagi pengguna laporan keuangan tentang bagaimana

memahami dan mengetahui keadaan laporan keuangan perusahaan yang

baik dan relevan, serta dapat memahami beberapa faktor penyebab

terjadinya kecurangan pelaporan keuangan perusahaan, khususnya pada

Kabupaten Luwu Timur.

7
3. Kegunaan bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi penelitian

selanjutnya yang hendak melakukan penelitian sejenis.

1.5 Sistematika Penelitian

Proposal skripsi ini terdiri dari tiga bab, dimana dari setiap bab memiliki sub

bab tertentu yang memiliki kaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya.

Adapun sistematika penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, dan

hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang obyek penelitian, jenis penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi

dan sampel, operasionalisasi variabel, teknik pengujian instrument, dan teknik

analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang

telah dilakukan terkait pengaruh desentralisasi dan partisipasi anggaran terhadap

kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan sistem akuntansi manajemen

8
sebagai variabel moderasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menguraikan simpulan dari hasil temuan penelitian,

keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Judul penelitian ini Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Deteksi Deteksi

kecurangan laporan keuangan Pada Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Luwu

Timur. Sebelumnya penelitian ini sudah memiliki persamaan dengan judul

penelitian diatas, penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda

dan dilakukan penulis dengan mengacu pada penelitian terdahulu. Hal tersebut

dimaksudkan untuk mendukung proses pematangan berpikir penulis untuk

memahami permasalahan dalam penelitian ini.

Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Deteksi kecurangan l l l l l l

laporan keuangan pada perusahaan BUMD tahun 2016-2020. Data penelitian ini
l l l l l l l l l l l l l

menggunakan data sekunder dan Metode yang digunakan adalah analisis regresi
l l l l l l l l l l l l l

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel rasio jumlah piutang,


l l l l l l l l l l

perubahan kantor akuntan publik dan perubahan direksi berpengaruh terhadap


l l l l l l l l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan BUMD. Sedangkan secara l l l l l l l l l l l l l l l

parsial variabel rasio total piutang berpengaruh terhadap Deteksi kecurangan


l l l l l l l l l l l l

laporan keuangan pada perusahaan BUMD, perubahan omset kantor akuntan


l l l l l l l l l l l l l l

publik tidak berpengaruh terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan pada


l l l l l l l l l l l l

perusahaan BUMD, dan variabel pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap


l l l l l l l l l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan BUMD (Cahnia et al., l l l l l l l l l l l l l l

2022).

Agustina, (2019) yang mengangkat judul "Pengaruh Fraud Pentagon


L l l l l l l l

dalam Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Sektor


l l l l l l l l l l l l l

10
Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2017" dengan variabel
l l l l l l l l l

dependen: kecurangan pelaporan keuangan dan variabel independen: leverage, l l l l l l l l l l

jumlah komite audit independen (IND), perubahan akuntan publik, perubahan


l l l l l l l l

susunan direksi, CEO's picture, menunjukkan bahwa tekanan berpengaruh negatif


l l l l l l l l

signifikan, kesempatan berpengaruh positif signifikan terhadap kecuranganl l l l l l l l l

pelaporan keuangan, sedangkan rasionalisasi, kemampuan, dan arogansi tidak


l l l l l l l l l l l l l l l

berpengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan. l l l l l l l l l l

Setiawati & Baningrum, (2018) dengan judul Deteksi Fraudulent Financial


l l l l l l l

Reporting Menggunakan Analisis Fraud Pentagon Studi Kasus Pada Perusahaan l l L l l l l l l l l l

Manufaktur Yang Listed Di Bei Tahun 2014-2016, Berdasarkan hasil pengujian dapat
l l l l l l l l l l l

ditarik simpulan sebagai berikut: Target keuangan, stabilitas keuangan, tekanan


l l l l l l l l l l l l l

eksternal, kepemilikan saham institusi, ketidakefetifan pengawasan, kualitas


l l l l l l l l l l l

auditor eksternal, pergantian direksi, dan frekuensi kemunculan gambar CEO


l l l l l l l l

tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting (Deteksi


l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan), sedangkan pergantian auditor, opini auditor


l l l l l l l l l l l l

berpengaruh signifikan terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan. Populasi l l l l l l l l l l l

dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan di Indonesia yang


l l l l l l l l l l l l l

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Teknik pengambilan sampel


l l l l l l l l

yang digunakan adalah teknik purposive samping dengan sampel akhir 21


l l l l l l l l l l

perusahaan, dengan metode analisis regresi logistik.


l l l l l l

Salim & Rahayu, (2014) dengan judul Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
l l l l l L l L

Pergantian Manajemen, dan Financial Distress Terhadap Auditor Switching. Sebanyak


l l l l l l l l l L l l

20 sampel diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Kami


l l l l l l

11
menggunakan model analisis regresi logistik untuk mengidentifika si pengaruh
l l l l l l

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan


l l l l l l l l l l

bahwa variabel opini audit, ukuran perusahaan audit, perubahan manajemen, dan
l l l l l l l l l l l l l l l

financial distress secara simultan berpengaruh signifikan terhadap auditor


l l l l l l l l l l

switching. Namun secara individual, perubahan manajemen berpengaruh l l l l l l l l l

signifikan terhadap auditor switching, sedangkan opini audit, ukuran perusahaan


l l l l l l l l l l l

audit, dan financial distress tidak berpengaruh signifikan..


l l l l l l l

Lestari & Henny, (2019) dengan judul Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap
l l l l l l l

Fraudulent Financial Statements Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di


l l l l l l l l l l l l l l

Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017. Penelitian ini menggunakan data


l l l l l l l l

sekunder yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan. Sampel penelitian ini l l l l l l l l l l l l

adalah 110 sampel dari laporan keuangan perusahaan keuangan yang terdaftar di
l l l l l l l l l l l l l l l l l

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015-2017. Teknik pengambilan


l l l l l l

sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Penelitian ini


l l l l l l l l l

menggunakan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan


l l l l l l l

variabel stabilitas keuangan dan pemantauan tidak efektif signifikan dalam


l l l l l l l l l l l l l l

mendeteksi Deteksi kecurangan laporan keuangan. Sedangkan variabel financial l l l l l l l l l l l l

target, variabel pergantian auditor, variabel pendidikan CEO, dan frekuensi foto
l l l l l l l l l l

CEO tidak signifikan dalam mendeteksi Deteksi kecurangan laporan keuangan..


l l l l l l l l l l

12
Tabel 2.1 l

Matriks Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu l l l l l l l l l

Penelitian Persamaan Perbedaan


No
l l l l l l

Terdahulu l

1. Fraud Pentagon l l 1. Tekaman Eksternal l l l 1. Jumlah Komite l

dalam Deteksi
l l (X1), opini audit (X3), l Audit (X2)L

Deteksi pergantian direksi(X4), l l 2. Lokasi Penelitian l l

kecurangan l l frequent number of BUMD Kab. Luwu l

laporan
l l CEO's picture(X5) dan l Timur
keuangan pada l l l l Deteksi kecurangan l l 3. Variabel Independen l l

Perusahaan l l l laporan keuangan (Y)


l l l l pada penelitian ini
l l l

Keuangan dan l l l 2. Analisis regresi liner


L l berjumlah 5 l

Perbankan di l l berganda l l sedangkan pada l l l l

Indonesia. l 3. Teknik pengambilan l l penelitian l

Arisandi, dan
L l l data mengunakan data
l l l l l l sebelumnya l

Verawaty l l sekunder berjumlah 11. l

(2017)
2. Analisis Faktor-
L 1. Pergantian Direksi (X4) 1. Tekanan
l Eksternal l l l l l l

Faktor yang
l dam Deteksi (X1), Jumlah Komite l l l

Mempengaruhi kecurangan laporan Audit (X2), Opini l l l l l L

Deteksi keuangan (Y) Audit(X3) dan l l L l

kecurangan 2. Analisis Regresi Linear Frekuensi l l L l l

laporan
l Berganda Kemunculan Gambar l l l l l l

keuangan Pada 3. Teknik Pengambilan


l CEO (X5). l l l l l

Perusahaan data menggunakan data 2. Lokasi Penelitian l l l l l l l l l l l

BUMD tahun sekunder BUMD Kab. Luwu l l

2016-2020. Timur
Murni Chania 3. Variabel Independen l l l l

(2021) pada penelitian ini l l l

berjumlah 5 l

sedangkan pada l l l l

penelitian sebelumnya l l

berjumlah 3. l

3. Analisis
L 1. Tekanan Eksternal
l 1. Jumlah Komite l l l l

Pentagon Fraud (X1), Opini Audit (X3), Audit(X2) dan


l l L L l

dalaml dan Frekuensi


l Pergantian Direksi l l l

mendeteksi Kemunculan Gambar (X4) l l l

Fraudulent CEO (X5) dan Deteksi 2. Lokasi


l Penelitian l l l

Financial kecurangan laporan


l BUMD Kab. Luwu l l l l l l

Statement : l keuangan (Y). Timur l l

Studi empiris 2. Variabel Independen l l

pada Perusahaan
l pada penelitian l l l l l l l

Badan Usaha l sebelumnya berjumlah l l l l l

Milik Negara. 5 dan Variabel l l l l l

Marita dan Dependen Berjumlah 1.


l l l l

13
Penelitian Persamaan Perbedaan
No
l l l l l l

Terdahulu l

Yunita (2021) l 3. Analisis Regresi Linear


L l l

Berganda l l

4. Teknik Pengambilan l l

data menggunakan data


l l l l l l

sekunder
4. Pengaruh l 1. Frekuensi Kemunculan 1. Tekanan Eksternal l l l l

Faktor-faktor
l l Gambar CEO (X5) dan
l (X1), Jumlah Komite l l l

dalam Teori
l l Deteksi kecurangan Audit(X2) Opini l l L

Fraud Pentagon l l laporan keuangan (Y).


l Audit (X3), l l l L

terhadap l l 2. Variabel Independen


l Pergantian Direksi
l l l

Deteksi pada penelitian


l (X4) l l

kecurangan l l sebelumnya berjumlah 2. Lokasi Penelitian l l l l

laporan
l l 5 dan Variabel l BUMD Kab. Luwu l l l

keuangan pada l l l l Dependen Berjumlah 1. Timur l

Perusahaan l l l 3. Teknik Pengambilan l l

BUMN Periode data menggunakan data


l l l l l l

2014 – 2018. sekunder


Husnul (2020)
5. Deteksi Deteksi 1. Tekaman Eksternal 1. Jumlah Komite l l l l

kecurangan (X1), pergantian Audit(X2) Opini l l l l L

laporan
l direksi(X4), dan Audit (X3),l dan l L l

keuangan Deteksi kecurangan


l Frekuensi l l l

dengan Analisis laporan keuangan (Y) Kemunculan Gambar


l L l l l l l l l l

Fraud Pentagon 2. Analisis Regresi Linear


l CEO (X5) l L l l

pada Perusahaan
l Berganda l 2. Lokasi Penelitian l l l l l l l

Milik Negara 3. Teknik Pengambilan BUMD Kab. Luwu l l l l l

(BUMN) Aryo data menggunakan data Timur L l l l l l l

Laksana Putral sekunder 3. Variabel Independen


l l l l l

(2021) pada penelitian ini l l l

berjumlah 5, pada l l l

penelitian sebelumnya l l

berjumlah 6. l

6. Pendeteksian 1. Jumlah Komite 1. Tekaman Eksternal l l l l l

Kecurangan Audit(X2) pergantian (X1), Opini Audit l l L l l L

Pelaporan direksi(X4), Frekuensi


l (X3) l

Keuangan Kemunculan Gambar 2. Lokasi


l Penelitian l l l l l l

Dengan CEO (X5) dan Deteksi BUMD Kab. Luwu l l l

Menggunakan kecurangan laporan Timur l l l l l l

Pentagon Fraud keuangan (Y) l l l l

Pada BUMNl 2. Variabel Independen


l l l

(2014-2018). Ni pada penelitian l l l

Putu Gina sebelumnya 5 dan l l l

Puspita Dewi Variabel Dependen 1. l l l

(2020) 3. Analisis Regresi Linear L l l

14
Penelitian Persamaan Perbedaan
No
l l l l l l

Terdahulu l

Berganda l l

4. Teknik Pengambilan l l

data menggunakan data l l l l l l

sekunder
7. Pengaruh Fraud 1. Jumlah Komite l l l 1. Tekanan Eksternal
l l l

Pentagon Audit(X2) pergantian l L l l (X1), Opini Audit L

Terhadap direksi(X4), dan l l l (X3) dan Frekuensi l

Pendeteksian Deteksi kecurangan l l l Kemunculan Gambar l l l

kecuranga laporan keuangan (Y) l l l l l l CEO (X5)


Pelaporan 2. Variabel Independen
l l l l 2. Lokasi Penelitian
l l

Keuangan Pada pada penelitian l l l l l l l BUMD Kab. Luwu l

Perusahaan sebelumnya berjumlah l l l l l Timur


Manufaktur 5 dan Variabel
l l l l l

Yang Terdaftar l Dependen Berjumlah1. l l l

Di BEI Tahun 3. Analisis Regresi Linear l L l l

2018-2019. Berganda l l

Margaretha 4. Teknik Pengambilan


l l l l l

Maria (2021) data menggunakan data


l l l l l l l l

sekunder
8. Pendeteksian 1. Tekanan Eksternal l l l l 1. Jumlah Komite l

Deteksi (X1), dan Deteksi l Audit(X2) Opini


L

kecurangan kecurangan laporan l l l l l l Audit (X3) Pergantian


L l l

laporan
l keuangan (Y). l l l direksi(X4), dan l

keuangan 2. Variabel Independen


l l l l Frekuensi
Dengan Analisis pada penelitian l L l l l l Kemunculan Gambar l l l

Fraud Triangle sebelumnya berjumlah


l l l l CEO (X5)
Pada Perusahaan
l 5 dan Variabel l l l l l l l 2. Lokasi Penelitian l l

BUMN. Angela Dependen Berjumlah 1. L l l BUMD Kab. Luwu l

Davita (2018) 3. Analisis Regresi Linear


l l L l l Timur
Berganda l l

9. Pengaruh Fraud 1. Tekanan Eksternal l l l l l 1. Desentralisasi (X1) l l

Pentagon dalam (X1), Opini Audit l l l L 2. Lokasi Penelitian l l

Mendeteksi (X3), Pergantian l l BUMD Kab. Luwu l

Fraudulent Direksi
l (X4) dan l Timur
Financial Frekuensi Kemunculan
l l l 3. Variabel Independen
l l

Reporting. Elva Gambar CEO (X5) dan l l l l pada penelitian ini


l l l

danWijaya,
l Deteksi kecurangan l l l l berjumlah 5 l

Anngita
L laporan keuangan (Y). l l l l l sedangkan pada l l l l

Langgeng l 2. Analisis Regresi Linear L l l penelitian l

(2017) Berganda l l sebelumnya l

berjumlah 8. l

10. Deteksi 1. Jumlah Komite Audit l L 1. Tekanan Eksternal l l l

kecurangan l l (X2), Pergantian l l (X1), Opini Audit L

15
Penelitian Persamaan Perbedaan
No
l l l l l l

Terdahulu l

laporan
l Direksi (X4) dan l l (X3),
keuangan (Studi Frekuensi Kemunculan l l l 2. Lokasi Penelitian l l

pada Perusahaan
l Gambar CEO (X5) dan l l l l l l l BUMD Kab. Luwu l

Manufaktur Sub Deteksi


l kecurangan l l l Timur
Sektor Makanan laporan keuangan (Y) l l l l l l l 3. Variabel Independen
l l

dan Minuman
l 2. Analisis regresi linear l L l l pada penelitian ini
l l l

yang Terdaftar
l berganda l l l l berjumlah 5 dua l l

di Bursa Efek l sedangkan pada l l l l

Indonesia l penelitian l

Periode 2013- sebelumnya l

2017. Nasution, l berjumlah 6 l

Maya Sandita; l l l l

Suryani, Tri l

Utami (2019) l

11. Pengaruh 1. Tekanan Eksternal l l l l 1. Jumlah Komite l

Karakteristikl (X1), Opini Audit l L Audit (X1)


L

Komite Audit (X3), Pergantian L l l 2. Lokasi Penelitian l l

dan Perusahaan
l Direksi (X4) dan l l l l BUMD Kab. Luwu l

Terhadap Frekuensi l l Timur


Kecurangan Kemunculan Gambar l l l l l 3. Variabel Independen
l l

Pelaporan CEO (X5) danl l l pada penelitian ini


l l l

Keuangan Deteksi kecurangan l l l l berjumlah 5 l

Dengan Fraud laporan keuangan (Y) l l l l l l sedangkan lpada l l

pentagon. 2. Analisis regresi linear l L l l penelitian l

Prasetyo, Budi berganda


l l l sebelumnya l

(2014) berjumlah 7 l

12. Analisis Fraud


L l l 1. Tekanan Eksternal l l l 1. Jumlah Komite l

Pentagon Dalam l l l (X1), Frekuensi Audit (X2), Opini


L

Mendeteksi Kemunculan Gambar l l l Audit (X3),


L

Financial l l CEO (X5) dan l Pergantian Direksi l l

Statement Fraud l l Deteksi kecurangan l l (X4)


Pada Sektor
l l laporan keuangan (Y)
l l l l 2. Lokasi Penelitian l l

Perbankan Yang l l l 2. Analisis


L Linearl l BUMD Kab. Luwu l

Terdaftar Di l l Berganda l l Timur


BEI Periode 3. Teknik pengambilan l l 3. Variabel Independen
l l

2015-2017. data mengunakan data


l l l l l l penelitian ini l

Revika Putri l sekunder berjumlah 5, pada l l l

(2018) penelitian l

sebelumnya l

berjumlah 9 l

16
Penelitian Persamaan Perbedaan
No
l l l l l l

Terdahulu l

13. Mendeteksi 1. Jumlah Komite 1. Tekanan Eksternal l l l l

Financial l l Audit (X2), (X1), Opini Audit


L L

Statement Fraud l l Pergantian Direksi (X3) l l

pada Perusahaan
l l l l l (X4) Frekuensi 2. Lokasi Penelitian l l

yang Terdaftar
l l l Kemunculan BUMD Kab. Luwu l l

di Jakarta l l l Gambar CEO (X5) Timur l l

Islamic Index l dan Deteksi 3. Variabel Independen


l l l

(JII) pada Tahun l l l kecurangan pada penelitian ini l l l l l

2014-2015. laporan keuangan berjumlah


l 5 l l l l

Siddiq, Faiz l (Y) sedangkan pada l l l

Rahman; l l 2. Analisis Regresi penelitian sebelumnya


L l l

Fatchan dan
l l l Linear Berganda berjumlah 7 l l l l

Zulfikar (2017) l

14. Mendeteksi 1. Jumlah Komite Audit l L 1. Tekanan Eksternal l l l

Kecurangan l l (X2), Pergantian l l (X1), Opini Audit L

Pelaporan l l Direksi (X4) Frekuensi (X3)


Keuangan pada l l l l Kemunculan Gambar l l l 2. Lokasi Penelitian l l

Perusahaan l l l CEO (X5) dan Deteksi l BUMD Kab. Luwu l

Sektor kecurangan laporan l l l l Timur


Pertambangan l l l keuangan (Y) l l

yang Terdaftar
l l l 2. Analisis Liner
L l

di BEI Periode Berganda l l

2013-2017. 3. Teknik pengambilan l l

Agustina,
L l data mengunakan data
l l l l l l

Ratna Dewi dan


l l l sekunder
Pratomo (2019) l

15. Fraudulent l 1. Tekanan Eksternal l l l 1. Jumlah Komite l

Financial l l (X1), Pergantian l l Audit (X2), Opini L

Reporting: Direksi (X4) Frekuensi Audit (X3) L

Pengujian Teori l Kemunculan Gambar l l l 2. Lokasi Penelitian l l

Fraud Pentagon l l CEO (X5) dan l BUMD Kab. l

Pada Sektor
l l Kecurangan lapoan l l l l Luwu Timur
Keuangan Dan l l l keuangan(Y) l l 3. Va riabel l l

Perbankan Di l l 2. Analisis Regresi Linear


L l l Independen pada l

Indonesia l Berganda l l penelitian ini l

Chyntia Tessa l l 3. Teknik pengambilan l l berjumlah 5 l

G. dan Puji l data mengunakan data


l l l l l l sedangkan pada l l l

(2016) sekunder penelitian l

sebelumnya l

berjumlah 9 l

Sumber : data diolah oleh peneliti 2022


l l l

17
2.2 Landasan Teori
l l l

2.2.1 Laporan Keuangan l l l l

Laporan keuangan yaitu hasil akhir dari proses-proses pengikhtisaran


l l l l l l l l l l

data dan pencatatan transaksi usaha. Hasil ini mencerminkan kondisi


l l l l l l l l l l l l

keuangan di perusahaan, dan yang lebih penting dapat dipakai sebagai alat
l l l l l l l l l l l l l l l

untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan oleh pihak yang l l l l l l l l l

memiliki kepentingan (stakeholder) dan menjadi dasar untuk mengambil l l l l l l l

keputusan. Laporan keuangan akan sangat bermanfaat jika mengandung


l l l l l l l l l l l l l l

unsur andal, mudah dipahami, relevan dan dapat dibandingan dengan periode
l l l l l l l l l l l l

sebelumnya. Penyajian laporan keuangan oleh pihak manajemen harus l l l l l l l l l l l

memiliki sifat yang andal (reliable) dan harus disajikan dengan jujur (faitfull l l l l l l l l l l l

representation) agar dapat dipercaya dan tidak menyesatkan para pengguna l l l l l l l l l l l l l l

dari laporan keuangan (Agustina & Pratomo, 2019).


l l l l l L l l

Luthfiatul Afifah, dkk.,(2021), Menurut IAI didalam PSAK No. 1 l L l L l l L

Revisi 2009 mengenai penyajian laporan keuangan menjelaskan bahwa l l l l l l l l l l l

laporan keuangan merupakan "suatu penyajian terstruktur dari posisi


l l l l l l l l l l

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas". Berdasarkan penjelasan


l l l l l l l l l l l l l

tersebut dapat diuraikan lagi bahwa laporan keuangan merupakan suatu l l l l l l l l l l l l l l

produk akhir dari proses akuntansi pada sebuah entitas yang memuat l l l l l l l l l l

informasi tentang posisi keuangan, perubahan dan kinerja keuangan yang


l l l l l l l l l l l

diperlukan oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.


l l l l l l l l l l l

Menurut IAI 2015 dalam Sanjaya & Lativa, (2022), Laporan keuangan L l l l l l l l l l l l

yang baik berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) agar


l l l l l l l L l l l L l l

18
laporan keuangan yang telah disusun dapat memuat karakteristik kualitatif
l l l l l l l l l l l l l

akuntansi. Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban manajemen


l l l l l l l l l l l l l l l

kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan sumber daya


l l l l l l l l l l

yang digunakan dalam menjalankan suatu perusahaan dan merupakan sarana


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar (eksternal). l l l l l l l l l l

Laporan keuangan yaitu terdiri dari :


l l l l l l

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode


l l l l l l l l l

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode


l l l l l l

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode


l l l l l l l

4. Laporan arus kas selama periode l l l l l l

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi penjelasan yang lebih lengkap terkait
l l l l l l l l l l l l l l

kebijakan akuntansi yang digunakan dan informasi lainnya saat disajikan


l l l l l l l l l l l l l l l

pada laporan keuangan.


l l l l l l

2.2.2 Kecurangan (Fraud) l l l

Albrecht dkk, (2012 dalam Santoso & Yanti, 2016)


L l l l l secara umum l l

menjelaskan bahwa fraud sebagai istilah yang meliputi semua jenis tindakan
l l l l l l l l l l l l

yang dijadikan konsep kecerdaskan seseorang (individu) untuk memperoleh


l l l l l l

keuntungan dan manfaat dari individu atau kelompok lain atas penyajian yang l l l l l l l l l l l l l l

dengan sengaja dibuat salah. Fraud dapat didefinisikan sebagai tindakan


l l l l l l l l l l l l l l

illegal yang betujuan untuk mengelabui orang lain yang dimana orang tersebut
l l l l l l l l l l

memperoleh kerugian dan pelaku dapat memperoleh keuntungan. l l l l l l

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE 2016 dalam L l l l L l l

Ginting, dkk., 2021), Fraud (kecurangan) adalah sebuah perbuatan l l l l l l l l l

19
pelanggaran hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu,
l l l l l l l l l l

memanipulasi atau menyajikan informasi yang salah atau menyimpang, yang


l l l l l l l l l l l l l l

dilakukan oleh pihak-pihak di dalam atau di luar organisasi untuk kepentingan


l l l l l l l l l l l l

individu atau kelompok, dan secara langsung ataupun secara tidak langsung
l l l l l l l l l l l l

perilaku ini dapat merugikan pihak terkait.


l l l l l l

Ginting dkk., (2021) menggunakan istilah fraud tree (pohon kecurangan) l l l l l l

serta mengkategoikan fraud kedalam 3 kelompok, yaitu:


l l l l l l l

1. Penyimpangan terhadap aset (Asset Missappropriation) l l l l l L l l

Penyimpangan terhadap aset adalah penyalahgunaan, pencurian l l l l l l l l l l l l l

atau penggelapan harta perusahaan (aset) yang dilakukan oleh pihak dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l

perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Fraud ini adalah jenis fraud
l l l l l l l l l l l l l l

berwujud (tangible), dapat dihitung dan diukur (defined value). l l l l l

Penyimpangan terhadap aset identik dengan employee fraud sebab l l l l l l l l

sebagian besar pelaku merupakan karyawan perusahaan atau pihak dalam


l l l l l l l l l l l l l l l l l

perusahaan. l l l

2. Penyataan dibuat salah ataupun menipu (fraudulent statement)


l l l l l l l l l l

Kekeliruan yang disengaja ini merupakan bentuk penipuan yang l l l l l l l l

dikategorikan sebagai praktik umum oleh manajemen, manajemen senior,


l l l l l l l l l

atau pejabat eksekutif dengan tujuan menyembunyikan posisi keuangan


l l l l l l l l l

perusahaan yang sebenarnya melalui rekayasa keuangan. Pernyataan


l l l l l l l l l l l l l l l

curang mirip dengan istilah seperti window dressing, manajemen


l l l l l

pendapatan ilegal (illegal income management), trik akuntansi (gimmick


l l l l l l l l l

accounting), dan perataan pendapatan (income smoothing)..


l l l l l l l l

20
3. Korupsi

Korupsi adalah perbuatan melawan hukum, memperkaya diri l l l l l l l l l

sendiri atau orang lain, merugikan keuangan atau perekonomian negara, l l l l l l l l l l l l

dan memanfaatkan kekuasaan, kesempatan, atau fasilitas yang menjadi


l l l l l l l l l l l l l l l l

tanggung jawab badan atau perseorangan.. Korupsi merupakan bentuk


l l l l l l l l l l l

penipuan yang sangat sulit dideteksi karena melibatkan persekongkolan


l l l l l l l l l

untuk bekerjasama dengan pihak lain dan untuk mendapatkan simbiosis l l l l l l l l l l

mutualisme dengan pihak yang bekerja sama. Korupsi termasuk


l l l l l l l l

penerimaan ilegal, sering disebut sebagai hadiah kepuasan, konflik l l l l l l l l l

kepentingan atau penyalahgunaan wewenang, penyuapan, perpajakan l l l l l l l l l l l l l

ilegal atau kekerasan ekonomi. Auditor harus memiliki pengalaman dan


l l l l l L l l l l l

keterampilan untuk melakukan investigasi, karena mereka membutuhkan


l l l l l l l l l

lebih banyak keterampilan dan keterampilan investigasi daripada audit.


l l l l l l l l l l l l

2.2.3 Deteksi kecurangan laporan keuangan l l l l l l

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016 dalam L l l l L l l

Ginting dkk., 2021) Deteksi kecurangan laporan keuangan adalah tindakan l l l l l l l l l l l

menyesatkan dan menipu pengguna laporan keuangan dengan memberikan


l l l l l l l l l l

informasi palsu tentang keadaan laporan keuangan. Informasi tentang keadaan


l l l l l l l l l l l l l l l

laporan keuangan yang telah dengan sengaja menghilangkan sejumlah angka


l l l l l l l l l l l l l l

dalam laporan keuangan.


l l l l l l

Association of Certified Fruad Examiners mendefinisikan kecurangan


L l l l l l l

dalam laporan keuangan sebagai fakta material, atau kesalahan informasi yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

disengaja atau penghilangan data akuntansi yang dapat menyesatkan, dan


l l l l l l l l l l l l l l l l

21
digunakan sebagai imbalan atas semua informasi yang tersedia dan digunakan
l l l l l l l l l l l l l l l

oleh pengguna laporan keuangan yang menyebabkan perubahan atau l l l l l l l l l l l l

perubahan pertimbangan atau keputusan. Faktanya, penipuan laporan


l l l l l l l l l l l l l

keuangan adalah manipulasi catatan keuangan, penghilangan yang disengaja


l l l l l l l l l l l l l l l l l

atas peristiwa material, transaksi, akun atau informasi lain, atau prinsip
l l l l l l l l l l l l l l

akuntansi yang digunakan untuk mengukur, mencatat, melaporkan, dan


l l l l l l l l l l

mengungkapkan transaksi. Terdiri dari penyalahgunaan kebijakan atau l l l l l l l l l l l l l

prosedur . Untuk menipu investor dengan menggelembungkan nilai l l l

pendapatan dan aset dan mengurangi kewajiban, biaya produksi, dan biaya
l l l l l l l l l l l l l l

yang dibebankan kepada perusahaan (Mertha Jaya & Poerwono, 2019).


l l l l l l l l l l l

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Deteksi l l l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan adalah sebuah catatan akuntansi atau suplemen


l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk mengatakan l l l kebenaran l l secara l l tidak l benar, l dengan l sengaja l l

menghilangkan peristiwa, transaksi atau informasi material dari laporan


l l l l l l l l l l l l l

keuangan, atau dengan sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah.


l l l l l l l l l l l l l l

Termasuk manipulasi, perusakan, atau perusakan dokumen. Penggunaan


l l l l l l l l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan sebagai variabel dependen diharapkan l l l l l l l l l l l l l

dapat lebih menjelaskan hubungan antara Fraud pentagon dengan Deteksi


l l l l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan. l l l l l l

2.2.4 Teori Fraud Pentagon l l

Pada tahun 2011, Crowe Howarth mengemukakan sebuah teori terbaru


l l l l l l l l

mengenai fraud yaitu Fraud Pentagon Theory. Teori fraud pentagon sendiri
l l l l l l l

merupakan perkembangan dari teori fraud triangle yang ditemukan oleh


l l l l l l l l l

22
Donald R. Cressey pada tahun 1953. Kemudian pengembangan terhadap teori
l l l l l l l l l

fraud triangle terbaru dikemukakan oleh Crowe Horwarth (2011) yang baru
l l l l l l l l

ditemukan beberapa tahun belakang dimana dalam teori ini menambahkan l l l l l l l l l l l l l

dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi (competence), dan arogansi


l l l l l l l l

(arrogance). Berikut ini adalah penjelasan dari unsur-unsur yang terkandung


l l l l l l l l l l

dalam fraud pentagon.


l l l l

1. Tekanan (Pressure) l l

Tekanan (Pressue) adalah dorongan seseorang untuk melakukan fraud,


l l l l l l l l l l

dapat mencakup hampir semua hal baik keuangan maupun non keuangan
l l l l l l l l l l l l

(Mertha Jaya & Poerwono, 2019). Tekanan juga bisa disebut keinginan l l l l l l l l

atau intuisi dari orang yang terdesak untuk melakukan kejahatan. Menurut
l l l l l l l l l l l

SAS no.99 Ada empat jenis kondisi yang dapat menyebabkan seseorang
L L l l l l l l l l

melakukan kecurangan, yaitu: stabilitas keuangan, tekanan eksternal,


l l l l l l l l l l l l

kebutuhan keuangan pribadi, dan tujuan keuangan. terkadang dorongan l l l l l l l l l l l

atau motivasi ini datang dari kebutuhan finansial yang mendesak atau
l l l l l l l l l l l l l

tekanan ekonomi yang menyebabkan seseorang terus terdorong dalam


l l l l l l l l

melakukan penipuan atau pemborosan. Manajemen seringkali ditekan oleh


l l l l l l l l l l

pihak luar untuk memenuhi kewajibannya (Septriani & Desi Handayani,


l l l l l l l l l

2018).

2. Peluang (opportunity) l

Menurut Rahmawati & Nurmala, (2019) peluang muncul karena l l l l l l l l

kelemahan sistem pengendalian internal dalam mendeteksi dan mencegahl l l l l l l l l

terjadinya fraud, serta ketidakmampuannya menilai kualitas kinerja dan


l l l l l l l l l l l l l

23
sanksi yang tidak efektif yang mengarah pada fraud. Di sisi lain, kondisi
l l l l l l l l l l

yang menguntungkan untuk perilaku kriminal muncul.


l l l l

Peluang atau kesempatan merupakan adanya atau tersedianya l l l l l l l l l l l l l l

kesempatan untuk pelaku fraud melakukan kecurangan atau situasi yang l l l l l l l l l l l l

membuka kesempatan bagi manajemen atau seorang dalam melakukan l l l l l l l l l l l l l

kecurangan. Peluang ini bisa terjadi karena adanya kontrol atau


l l l l l l l l l l l l

pengendalian yang lemah. Faktor yang dapat meningkatkan peluang bagi l l l l l l l l l l l l

individu untuk melakukan fraud yaitu kurangnya kontrol untuk mencegah l l l l l l l

dan mendeteksi fraud, ketidakmampuan untuk menilai kualitas kerja,


l l l l l l l l l

kegagalan mendisiplinkan pelaku fraud, kurangnya pengawasan terhadap


l l l l l l l l l l l l l

akses
l informasi, l ketidakpedulian l l dan l ketidakmampuan l l l untuk

mengantisipasi fraud dan kurangnya jejak audit. l l l l l l l l

3. Rasionalisasi (rationalization)
l l l l l l

Rasionalisasi adalah suatu sikap yang membenarkan kecurangan


l l l l l l l l l l l l l

yang dilakukan. Fraud ini didasarkan pada rasionalisasi seseorang. Dengan


l l l l l l l l l l l l l l

kata lain, perbuatan itu bukan merupakan suatu kecurangan atau


l l l l l l l l l l l l l

pelanggaran yang melawan hukum. para pelaku percaya atau merasa


l l l l l l l l l l l l l l

bahwa perbuatannya adalah haknya, bukan kecurangan. Pelaku fraud


l l l l l l l l l l l l l l l

bahkan merasa bahwa mereka telah berkontribusi karena mereka telah


l l l l l l l l l l l l

melakukan banyak hal untuk organisasi atau perusahaan. Menurut


l l l l l l l l l l l l

(Kartikawati et al., 2020) Untuk menjaga nama baik dan mempertahankan


l l l l l l l l l l l l l

jati dirinya sebagai orang kepercayaan, pelaku akan membenarkan


l l l l l l l l l l l l l

tindakan yang telah dilakukannya. Pada penelitian ini penggukuran yang


l l l l l l l l l l l l

24
digunakan untuk faktor rasionalisasi yaitu menggunakan opini audit.
l l l l l l l l l l

4. Kompetensi (competence)

Kompetensi yang dimaksud dalam unsur ini adalah kemampuan l l l l l l l l l

yang dapat melakukan kecurangan. Kompetensi seseorang dalam


l l l l l l l l l l

mengendalikan situasi sosial di mana seorang pelaku fraud dapat l l l l l l l l l l l

menyerang pengendalian internal perusahaan, mengembangkan strategi


l l l l l l l l l l

penggelapan yang canggih, dan mempengaruhi orang lain untuk bekerja l l l l l l l l l

sama. Dalam elemen ke empat dari teori fraud pentagon ini memiliki
l l l l l l l l

makna serupa dengan kemampuan (capability) yang sebelumnya


l l l l l l l l l l

dijelaskan dalam teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson (2004).
l l l l l l l l

Kompetensi adalah keahlian karyawan untuk mengabaikan kontrol l l l l l l l l l l l

internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengamati kondisi


l l l l l l l l

sosial untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Rahmawati & Nurmala,


l l l l l l l l l

2019). Pada penelitian ini penggukuran yang digunakan untuk faktor l l l l l l l l

kemampuan atau competence yaitu menggunakan pergantian direksi.


l l l l l l l l l

5. Arogansi (Arrogance)
L l L l

Arogansi merupakan suatu sikap keangkuhan atau kebanggaan


L l l l l l l l l l l l l

seseorang pada dirinya sendiri yang mengira bisa dengan mudah


l l l l l l l l l

melakukan kecurangan atau fraud. Sifat ini muncul karena sifat


l l l l l l l l l l l

mementingkan diri sendiri yang besar dalam manajemen sehingga l l l l l l l l

membuat arogansi semakin meningkat. Pelaku fraud percaya pengendalian


l l l l l l l l l l l

internal yang diterapkan tidak dapat menghalanginya, sehingga pelaku


l l l l l l l l l l l l

biasanya bebas berpikir tanpa takut sanksi yang menjerat.


l l l l l l l l l l

25
Menurut Crowe (2011 dalam Kartikawati dkk., (2020), menyatakan l l l l l l l l

bahwa arogansi adalah sifat superioritas atas hak-hak yang dimilikinya dan
l l l l l l l l l l l l l l l l

merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan perusahaan tidak


l l l l l l l l l l l l l l

berlaku baginya. Arogansi juga merupakan ciri dari unscrupulousness,


l l l L l l l l l

yaitu sikap superioritas atau adanya arogansi pada diri seseorang yang
l l l l l l l l l l l l l l

meyakini pengendalian internal tidak dapat ditegakkan secara pribadi.


l l l l l l l l l l l l

Pada penelitian ini menggunakan frekuensi kemunculan gambar CEO


l l l l l l l l

dalam laporan tahunan perusahaan sebagai ukuran faktor arogansi.


l l l l l l l l l l l l l l l

2.3 Kerangka Pemikiran


l l l

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan pada bagan berikut:


l l l l l l l l l l l l l

Gambar 2.1 l l

Kerangka Pemikiran l l l

26
2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan penelitian mengenai hubungan antara variable- l l l l l l l l l l l l l l

variabel penelitian disertai dengan pernyataan spesifik. Adapun hipotetsis yang


l l l l l l l l L l l

diajukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:


l l l l l l l l l

2.4.1 Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l l

keuangan l l

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar perusahaan


l l l l l l l l l l l l l l l l

seperti peraturan (regulasi), eksekutif, masyarakat dan lainnya. Salah satu l l l l l l l l l l l l l

bentuk tekanan eksternal adalah kemampuan unit bisnis atau perusahaan l l l l l l l l l l l l l

untuk mengembalikan pinjaman. Kemampuan perusahaan untuk menjamin l l l l l l l l l l

kewajibannya dapat ditunjukkan dengan menggunakan rasio leverage


l l l l l l l l l l l

(LEV). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to l l l l l l l l l l l

assets ratio yaitu rasio yang mengukur aktiva yang digunakan untuk
l l l l l l l l l l

menjamin seluruh kewajiban (Setiawati & Baningrum, 2018).


l l l l l l

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko hutang yang l l l l l l l l

akan diperoleh perusahaan. Dengan tingginya resiko ini menyebabkan para


l l l l l l l l l l l

investor ragu dalam menanamkan modal karena berisiko tinggi. Dalam hal l l l l l l l l l l l l

ini, perusahaan berusaha akan berupaya menurunkan risiko hutang dengan l l l l l l l l l l l l

berbagai cara. Hal ini dapat menyebabkan dasar dari kecurangan yang
l l l l l l l l l l l l l l l

dilakukan oleh perusahaan.


l l l l l

H1 : Tekanan Eksternal berpengaruh Signifikan terhadap Deteksi l l l l l l l

Kecurangan Laporan Keuangan l l l l l l

27
2.4.2 Pengaruh Jumlah Komite Audit Independen terhadap Deteksi
l l L l l

kecurangan laporan keuangan


l l l l l l

Komite Audit Independen merupakan pihak yang berasal dari luar L l l l l l l l l

perusahaan yang tidak memiliki banyak infomasi tentang perusahaan dan


l l l l l l l l l l l l l

mungkin memiliki tanggung jawab yang sama di perusahaan lain, sehingga l l l l l l l l l l l

pihak ini dalam melakukan pengawasan tidak efektif dan memberi mereka
l l l l l l l l l l l

kesempatan untuk melakukan kecurangan.l l l l l l

Komite audit independen yang dinilai tidak efektif dan kurang l l l l l l

optimal dalam pengawasan memberikan peluang kepada manajemen


l l l l l l l l l l l l

perusahaan untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. Hasil


l l l l l l l l l l l l l l

penelitian yang telah dilakukan (Kamarudin & Ismail, 2014) yang


l l l l l l l l l

membuktikan bahwa jumlah komite audit independen berpengaruh terhadap l l l l l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan. Ini berarti jumlah komite audit l l l l l l l l l

independen berpengaruh terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan.. l l l l l l l l l

H2 : Jumlah Komite Audit Independen berpengaruh Signifikan terhadap


l L l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan l l l l l l

2.4.3 Pengaruh Opini Audit Terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan


l L l l l l l l l l

Menurut Fimanaya & Syafruddin, (2014) Opini audit Ini adalah l l l l l l l l

opini yang dikeluarkan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan


l l l l l l l l l l l l

yang diaudit dan dalam semua hal penting, dan didasarkan pada fakta bahwa
l l l l l l l l l l l l l l l l l

penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku


l l l l l l l l l l l

umum. Auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas


L l l l l l l l l

untuk dunia usaha maupun masyarakat luas. l l l l l l l l l

28
Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Auditor dituntut l l l l l l l l l l L

harus menunjukkan kinerja tinggi untuk melakukan audit yang berkualitas.


l l l l l l l l l

Oleh karena itu, auditor harus dapat melaksanakan tugas, fungsi, dan
l l l l l l l l l l l l

kewajibannya secara optimal sehingga kualitas yang tinggi dapat


l l l l l l l l l l l l

mempengaruhi hasil opini audit yang diharapkan klien. (Fimanaya and l l l l l l l l l l l

Syafruddin 2014) Jika auditor tidak mampu melakukan ini, perusahaan akan
l l l l l l l l l l l l

mengganti auditor yang dianggap lebih independen dan andal.


l l l l l l l l

H3: Opini Audit Berpengaruh Signifikan Terhadap Deteksi kecurangan L l l l l l l

laporan keuangan.
l l l l

2.4.4 Pengaruh Pergantian Direksi Terhadap Deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l

keuangan l l

Sesuai pendapat Sasongko & Wijayantika, (2019) tidak akan terjadi


l l l l l l l l l l l

penipuan tanpa adanya orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat
l l l l l l l l l l l l l l

untuk melakukan kecurangan secara lebih detail. Pergantian Direksi l l l l l l l l l

merupakan sebuah faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Deteksi


l l l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena dianggap dapat memicu
l l l l l l l l l l l l l l

stres terhadap manajemen perusahaan sehingga memberikan sebuah peluang l l l l l l l l l l l

untuk medorong terjadinya Deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l

Perubahan direksi diyakini dapat mengurangi efektivitas hasil usaha karena


l l l l l l l l l l l l

membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan pola atau konsep l l l l l l l l l l l l

kerja dari direksi yang baru.


l l l l

H4: Pergantian Direksi berpengaruh signifikan terhadap Deteksi kecurangan l l l l l l l l

laporan keuangan
l l l l

29
2.4.5 Pengaruh Fekuensi Kemunculan Gambar CEO terhadap Deteksi
l l l l l l

kecurangan laporan keuangan l l l l l l

Kemunculan gambar CEO l l l dalam laporan tahunan perusahaan


l l l l l l l l l

merupakan suatu bentuk transparansi tentang siapa penanggung jawab


l l l l l l l l l l l l

kegiatan perusahaan, dan sebagai bentuk keterlibatan dan tanggung jawab


l l l l l l l l l l l l l l

pimpinan dalam seluruh kegiatan l l l l l perusahaan. Gambar yang termasuk l l l l l l l

dalam laporan tahunan adalah gambar hasil kegiatan, dan jika gambar CEO
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

ditampilkan dalam kegiatan, itu membuktikan bahwa CEO berpartisipasi


l l l l l l l l l l l

dalam semua kegiatan perusahaan.


l l l l l l l l

Hubungan arogansi yang diprioksikan dengan frekuensi kemunculan l l l l l l l

gambar CEO, yaitu semakin banyak gambar CEO muncul di laporan


l l l l l l l l l l

tahunan perusahaan. (Sasongko and Wijayantika 2019) mengartikan


l l l l l l l l l l l l

semakin sombong CEO tersebut, Semakin besar arogansi CEO, semakin


l l l l l l

besar kemungkinan arogansi dan superioritas CEO akan membuatnya


l l l l l l l l l

merasa tidak terkekang oleh peraturan yang berlaku, sehingga terjadi


l l l l l l l l l l

kecurangan pelaporan keuangan. l l l l l l

H5: Frekuensi kemunculan Gambar CEO berpengaruh signifikan terhadap l l l l l l l

Deteksi Kecurangan Laporan Kuangan l l l l l l

30
BAB III L

METODE PENELITIAN L

3.1 Objek Penelitian l

Objek penelitian adalah alat yang digunakan untuk memetakkan sebuah l l l l l l l l l l l l

penelitian atau dapat juga disebut sebagai variable penelitian. Variabel penelitian
l l l l l l l l l l l l l l

yaitu suatu titik atensi atau pusat masalah dari sebuah penelitian. Berkaitan
l l l l l l l l l l l l l l

dengan hal tersebut, maka variable dalam penelitian ini terdiri 2 jenis variabel,
l l l l l l l l l l l

yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) yang akan
l l l l l l l l l l l

diuraikan sebagai berikut:


l l l l

1. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang memberi


l l l l l l l l l l l l l

pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain


l l l l l l l l l l l l l l

(dependen). Dalam penelitian ini variable independen terdiri atas dua l l l l l l l l

variabel, yaitu Tekanan Eksternal (X1), Jumlah Komite Audit (X2), Opini
l l l l l l l L

Audit (X3), Pergantian Direksi (X4) dan Frekuensi Kemunculan Gambar


L l l l l l l

CEO (X5)

2. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi


l l l l l l l l l l l l l l

oleh variabel independen atau keberadaannya merupakan akibat dari l l l l l l l l l l l l l

adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini


l l l l l l l l l l

adalah Deteksi kecurangan laporan keuangan (Y).


l l l l l l l l l

3.2 Jenis Penelitian l

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan mengolah data l l l l l l l l l l

sekunder lalu menganalisis dengan program statistik sehingga memperoleh data


l l l l l l l l l

dan hasil yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang ada karena perlu
l l l l l l l l l l l l

31
pengujian untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Metode
l l l l l l l l

kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat


l l l l l l l l l l l l l

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, l l l l l l l l

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat l l l l l l l l l l l

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan


l l l l l l l l l

(Sugiyono 2018 dalam Sartini & Purbawangsa, 2014). l l l l l l

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian l l l l

Penelitian dilakukan pada 6 Badan Usaha Milik Daerah l l l l l l l l l l l yang ada di l l l

Kabupaten Kabupaten Luwu Timur. Penelitian di lokasi ini dilakukan karena


l l l l l l l l l l

melihat adanya beberapa kejanggalan-kejanggalan yang terjadi seperti yang telah


l l l l l l l l l l l l l l l l

diuraikan pada bab sebelumnya. Dengan mempertimbangkan akses lokasi


l l l l l l l l l l l

penelitian yang cukup jauh serta waktu pengumpulan data, maka penelitian ini
l l l l l l l l l l l

direncanakan akan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan.


l l l l l l l l l l l l

3.4 Jenis dan Sumber Data l l l

Data merupakan setiap hal yang memiliki hubungan dengan fakta yang
l l l l l l l l l l l l

ditemukan oleh peneliti diwilayah penelitian. Dalam penelitian ini penulis hanya
l l l l l l l l l

menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan l l l l l l l l l l l l l l

keuangan dan laporan tahunan yang telah disajikan oleh perusahaan yang telah
l l l l l l l l l l l l l l l l

terdaftar sebagai badan usaha milik daerah di kabupaten Luwu Timur dari tahun
l l l l l l l l l l l l l l

2016 sampai 2020 yang telah tersedia. l l l l l

3.5 Teknik Pengumpulan Data l l l

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:


L l l l l l l l l l l

32
1. Observasi l

Observasi adalah teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data l l l l l l l l l l

penelitian lewat pengamatan dan pengindraan terhadap objek yang


l l l l l l l l l l l

memiliki karakteristik, objektif, faktual dan sistematik. Peneliti kemudian l l l l l l l

membuat laporan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan


l l l l l l l l l l l l l l l

selama observasi. Berdasarkan pelaksanaannya, observasi dibagi menjadi


l l l l l l l l l l l l l l

dua jenis lagi yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.
l l l l l l l l l l

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan teknik penelitian obsevasi


l l l l l l l l l

non partisipasi yang sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih.


l l l l l l l

2. Dokumentasi l

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara l l l l l l l l l l

mencari dan mengumpulkan data-data sekunder dari laporan keuangan


l l l l l l l l l l l l

tahunan
l l

3. Studi Pustaka l l

Studi pustaka merupakan suatu upaya yang dilakukan peneliti untuk l l l l l l l l l l

mengumpulkan dan mengolah informasi yang relevan dengan masalah l l l l l l l l l l

penelitian. l

3.6 Populasi dan Sampel l l l

Populasi merupakan wilayah general yang terdiri dari subjek atau objek yang
l l l l l l l l l l l

memiliki ciri atau karakteristik tertentu sesuai dengan yang ditetapkan oleh
l l l l l l l l l

peneliti untuk kemudian diteliti dan ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian l l l l l l l l

ini adalah seluruh Badan Usaha Milik Daerah di Kabupaten Luwu Timur pada
l l l l l l l l l l l l l

periode 2016-2020 sebanyak 8 BUMD. l l

33
Berdasarkan kriteria penarikan sampel, maka ada 6 sampel perusahaan
l l l l l l l l l l l l l l l

BUMD, yang mana dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:


l l l l l l l l l

Tabel 3.1 l

Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian l l l l l

No Keterangan l l Populasi l Sampel l

1 Jumlah populasi dan sampel l l l l 8 40


Perusahaan yang tidak l l l l l

2 menerbitkan laporan keuangan l l l l l 2 10


secara lengkap l l l

3 Perusahaan yang tidak


0 0
l l l l l

membagikan dividen l l

Jumlah l 6 30

Berdasarkan populasi sasaran tersebut, maka diperoleh 6 perusahaan


l l l l l l l l l l l l

selama tahun 2016-2020 sehingga jumlah amatan sebanyak dengan 30 laporan


l l l l l l l l l l l l l

keuangan yang akan menjadi sampel pada penelitian ini yang dapat di lihat pada
l l l l l l l l l l l l l l l l

tabel 3.2 dibawah ini:


l l l

Tabel 3.2 l

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian


l l l l l l l l l

No Nama Perusahaan l l l l l

1 PT Nusa Timur Energi l

2 PT Timur Investama l l

3 PT Bumi Timur Agro L

4 PT Citra Lampia Mandiri l l l l

5 PT Vale Indonesia Tbk l l

6 PDAM Luwu Timur L

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang berada dalam populasi.


l l l l l l l l l l l l l l l

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik purposive sampling,


l l l l l l l l

Teknik penentuan sampel jenis ini menggunakan populasi sebagai sampel dengan l l l l l l l l l

memperhatikan kriteria tertentu. l l l

34
3.7 Operasionalisasi Variabel
l l l l l

Operasioanal variable marupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti


l l l l l l l l l l l l l l

dalam rangka meminimalisir tingkat abstraksi dari konsep, sehingga konsep


l l l l l l l l l l

tesebut dapat diukur secara statistik. Setiap variabel dalam penelitian ini akan
l l l l l l l l l l l l l

diidentifikasi sebagai berikut:


l l l

1. Tekanan Eksternal (X1) l l l

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar l l l l l l l l l l l l l

perusahaan seperti peraturan (regulasi), eksekutif, masyarakat (investor)


l l l l l l l l l l

dan lainnya. Salah satu bentuk tekanan eksternal adalah kemampuan unit
l l l l l l l l l l l l l l

bisnis atau perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Tekanan eksternal


l l l l l l l l l l l l

dalam penelitian ini diukur menggunakan rumus leverage ratio.


l l l l l l l

Leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui l l l l l l l l l

kemampuan perusahaan pada saat membayar seluruh hutang atau


l l l l l l l l l l l l l l

kewajibannya dengan aset yang dimiliki perusahaan (Sariutami 2016


l l l l l l l l l l l

dalam Agustina & Pratomo, 2019). leverage ratio dihitung dengan rumus :
l l L l l l l l

Total Utang
Lev=
Total Aset

2. Jumlah Komite Audit Independen (X2) l L

Komite Audit Independen merupakan pihak yang berasal dari luar L l l l l l l l l

perusahaan yang tidak memiliki banyak infomasi tentang perusahaan dan


l l l l l l l l l l l l l

mungkin memiliki tanggung jawab yang sama di perusahaan lain, l l l l l l l l l l

sehingga pihak ini dalam melakukan pengawasan tidak efektif dan l l l l l l l l l l l

memberi mereka kesempatan untuk melakukan kecurangan. l l l l l l l

35
Jumlah Komite Audit Independen diproksikan dengan persentase
l L l l l

jumlah l komite audit


l independen (IND) sebagai l l representasi l

ketidakefektifan dalam melakukan pengawasan (Prasetyo, 2014). Berikut


l l l l l l l l l l

merupakan rumus persamaan untuk menghitung persentase jumlah komite


l l l l l l l

audit independen (IND):


l

Jumlah Anggota Komite Audit Independen


IDN =
Jumlah Komite Audit

3. Opini Audit (X3) L

Opini audit Ini adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor l l l l l l l l

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit dan dalam semua hal
l l l l l l l l l l l l l l l

penting, dan didasarkan pada fakta bahwa penyusunan laporan keuangan l l l l l l l l l l l l l l l

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


l l l l l l

Opini audit (OPNADT) dalam penelitian ini diukur menggunakan


l L l l l l l

variabel dummy. Opini auditor diukur dengan menggunakan variable


l l l l l l l l

dummy, apabila perusahaan mendapat opini wajar tanpa pengecualian


l l l l l l l l l l l l l l

dengan bahasa penjelas selama periode penelitian, maka diberi kode 1,


l l l l l l l l l l

namun apabila perusahaan mendapatkan opini selain yang opini tersebut


l l l l l l l l l l l l

maka diberi kode 0. (Ulfah et al. 2017).


l l l l

4. Pergantian Direksi (X4)


l l

Pergantian l l Direksi merupakan l l sebuah l faktor l yang l dapat l l

mempengaruhi terjadinya Deteksi kecurangan laporan keuangan (Adam


l l l l l l l l l L l

dkk, 2022). Hal ini terjadi karena dianggap dapat memicu stres terhadap l l l l l l l l l l

36
manajemen perusahaan sehingga memberikan sebuah peluang untuk
l l l l l l l l l

medorong terjadinya Deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l

Indikator atas faktor kemampuan ini dilambangkan dengan l l l l l l l l l l

DCHANGE dan diukur menggunakan variabel dummy; kode 1diberikan


L l l l l l l

jika terjadi perubahan susunan direksi pada periode penelitian sedangkan,


l l l l l l l l l l

jika sebaliknya maka, diberikan kode 0 (Adam dkk, 2022).


l l l l l l L l

5. Frekuensi Kemunculan Gambar CEO (X5) l l l

Hubungan l arogansi l l yang l diprioksikan l dengan l frekuensi

kemunculan gambar CEO, yaitu semakin banyak gambar CEO muncul di l l l l l l l l l

laporan tahunan perusahaan.


l l l l l l l (Sasongko dan Wijayantika l l l l l 2019)

mengartikan semakin sombong CEO tersebut, Semakin besar arogansi


l l l l l l l

CEO, semakin besar kemungkinan arogansi dan superioritas CEO akan l l l l l l l l l

membuatnya merasa tidak terkekang oleh peraturan yang berlaku,


l l l l l l l l l l

sehingga terjadi kecurangan pelaporan keuangan. l l l l l l l l

Indikator dari faktor arogansi ini dilambangkan dengan CEOPIC l l l l l l l l l

yaitu banyaknya kemunculan gambar CEO yang tercantum ke dalam


l l l l l l l l l l l

laporan tahunan perusahaan..


l l l l l l l

6. Deteksi kecurangan laporan keuangan (Y) l l l l l l

Deteksi kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini diukur l l l l l l l l l

menggunakan rumus fraud score model (Khotimah, Asrihapsari et al. l l l l L l l l

2020). F-Score merupakan ukuran yang diklaim bisa dipakai dalam l l l l l l l l l l

mengukur terjadinya kesalahan penyajian material pada laporan l l l l l l l l l l l l l

keuangan. l l

37
Terdapat dua elemen variabel pada F-Score yaitu accrual quality
l l l l l l l l l l l

menggunakan l l proksi RSST dan l financial l l performance l dengan l

menggunakan proksi yang digunakan adalah perubahan pada akun l l l l l l l l l l l l l

penjualan tunai, perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun


l l l l l l l l l l l l l l l

piutang serta perubahan dalam pendapatan sebelum bunga dan pajak.


l l l l l l l l l l l l l

F-Score atau fraud score model dihitung dengan rumus: l l l l

F−Score= Accrual Quality+ Financial Performance

Accrual quality (kualitas akrual) adalah kualitas informasi


L l l l l l l l l l l l l

akuntansi yang disajikan perusahaan untuk membandingkan antaa arus


l l l l l l l l l l l l l l

kas pada periode masa lalu, sekarang dan masa depan. Accrual quality
l l l l l l l l l l l l L l l

diukur dengan RSST akrual, menjelaskan semua perubahan non-kas l l l l l l l l l

maupun non-ekuitas didalam neraca perusahaan sebagai akrual dan


l l l l l l l l l l l l l l

membedakan karakter keandalan working capital (WC), non current l l l l l l l l l

operating (NCO), dan financial accrual (FIN) serta elemen aset dan
l l l l l l l l l

kewajiban pada jenis akrual (Arisandi dan Verawaty 2017 dalam Hapsari
l l l l l l L l l l l l l l l

et al, 2020).l

Rumus dari RSST Accrual yaitu : l L l l

(Δ WC+ Δ NCO+ Δ FIN )


RSST Accrual=
Average Total Assets

Dimana : l l

38
WC = Current Assets – Current Liability L l

NCO = (Total Assets – Current Assets – Investment and Advances) – l L L l L l

(Total Liability – Current Liability – Long Term Debt)


l l l

FIN = Total Investasi – Total Liabilities l l l l

ATS = (Beginning Total Assets + End Total Assets) / 2


L l L l L

Keterangan : l l

WC = Working Capital l l

NCO = Non-Current Operating Accrual l L l

FIN = Financial Accrual l l L l

ATS = Average Total Assets


L L l l L

Financial Performance atau kinerja keuangan dari laporan keuangan


l l l l l l l l l l l l l

perusahaan diduga dapat memprediksi terjadinya Deteksi kecurangan


l l l l l l l l l l

laporan keuangan (Verawaty, 2017).


l l l l l l

Model perhitungan financial performance yaitu : l l l l l

Financial Performance = Change in receivable + Change in inventories


l l l l l l

+ Change in cash sales + Change in earnings l l l l l

Keterangan : l l

Change in receivable =
l l Δ Receivable / Average Total Assets l L l l L

Change in inventory =
l Δ Inventory / Average Total Assets L l l L

Change in cash sales = (Δ Sales / sales (t)) – (Δ Receivable / resceivable


l l l l l l l

(t))

Change in earnings = (Earnings (t) / Average Total Assets (t)) –


l l l L l l L

(Earnings (t-1) / Average Total Assets (t-1))


l L l l L

39
Tabel 3.3 l

Matriks Opersional Variabel l l l l

Variabel l Definis l Indikator l Skalal l

Tekanan Kemampuan perusahaan


l l l l l l l Rasio
l

Ekstenal untuk menjamin l l

(X1) kewajibannya dapat l l l l l  Leverage ratio l l

ditunjukkan dengan l l

menggunakan rasio leverage l l l l


 Total Utang l l

(LEV). Rasio leverage yang l l l

digunakan dalam penelitian l l l l l


 Total Aset l L

ini adalah debt to assets l l l l

ratio (Agustina, 2019). l L l

Jumlah l Anggota yang berasal dari


L l l l l l  Jumlah anggota audit Rasio l l l l l

Komite luar perusahaan dan l l l l l independen


Audit L memiliki pengetahuan l l  Jumlah anggota komite l l l

Independ tentang bisnis yang l l audit l

en (X2) dijalankan perusahaan l l l l l l

(Prasetyo, 2014). l

Opini Penilaian terhadap l l l l OPNADT variabel dummy. Nominal L l l l

AuditL efektifitas kinerja l l apabila perusahaan memperoleh


l l l l l l

(X3) manajemen perusahaan dan l l l l l l opini audit wajar tanpa l l l l l

menilai kewajaan laporan l l l l l l pengecualian dengan bahasa l l l l l l

keuangan yang disajikan l l l l l penjelas akan diberi kode 1 l l l

(Ulfah et al. 2017). l l (satu), dan apabila perusahaan


l l l l l l l l

memperoleh opini selain opini l

tersebut akan diberi kode 0 l l

(nol)

Pergantia l l Keadaan dimana adanya l l l l l l l l DCHANGE variabel dummy, Nominal L l l l

n Direksi perubahan manajemen l l l l kode 1diberikan jika terjadi l l l

(X4) perusahaan sehingga memicu l l l l perubahan susunan direksi pada l l l l l

timbulnya perbuatan fraud l l l l periode penelitian sedangkan, l l l

(Adam dkk, 2022). L l jika sebaliknya maka, diberikan


l l l l l l

kode 0

Frekuensi Banyaknya foto CEO yang l l l l CEOPIC total kemunculan Rasio l l l

kemuncul terpampang dalam sebuah l l l l l gambar CEO yang tercantum


l l l l

an
l laporan keuangan
l l l l dalam laporan
l tahunan l l l l l

gambar l l perusahaan dapat l l l l l perusahaan l l l

CEO (X5) menunjukkan tingkat l l

arogansi dan superioritas


l l l l

yang dimiliki CEO tersebut


l

(Sasongko dan Wijayantika l l l l l

2019).

40
Variabel
l l Definis Indikator l Skala l l

Deteksi Tindakan menyesatkan dan l l l l l  F-Score Rasio l

kecuranga l l menipu pengguna laporan l l l

n laporan l l keuangan ( Hapsari et al, l l l l l


 Accrual Quality
L l l

keuangan
l l 2020)
(Y)  Financial Performance l l l

Sumber : data diolah oleh peneliti 2022 l l l

3.8 Teknik Analisis Data L l l l

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
l l l l l l l l l l l l l

berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh


l l L l l l l l l l

dari variabel independen pada variabel dependen.


l l l l l l l

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif L l l

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis l l l l l l l l l l l

statistik l deskriptif yang l digunakan l l untuk menggambarkan l l l ataupun


l l

mendeskripsikan suatu data yang dapat dilihat dari standar deviasi, nilai rata- l l l l l l l l l l l l l l l

rata (mean), varian, minimum dan maksimum untuk dijadikan sebuah


l l l l l l l l l l

informasi (Shafira and Ghozali 2017). l l l l l

3.8.2 Evaluasi Model Pengukuran (Outer model) l l l

Evaluasi model dalam PLS meliputi 2 tahap, yaitu evaluasi Outer l l l l l l l l l

model atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model
l l l l l l l l l l

Struktural. l

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer model)


l l l

Outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten l l l l l l l

dengan indikatornya. Persamaan untuk outer model yaitu (Sofyan Yamin,


l l l l l l l l l

2011):

41
X =π x ξ+ ε x

Y =π y η+ ε y

Keterangan: l l

X = Matriks variabel manifest yang berhubungan dengan konstruk


l l l l l l l

laten eksogen ξ
l

Y = Matriks variabel manifest yang berhubungan dengan konstruk


l l l l l l l

laten endogen η
l

π x dan π y = Matriks koefisien (matriks loading)


l l l l

ε x dan ε y = Matriks outer model residu


l l

a) Convergent validity l

Convergent validity merupakan tingkatan sejauh mana hasil l l l l l l l l l

pengukuran suatu konsep menunjukkan korelasi positif dengan l l l l l

hasil pengukuran konsep lain yang secara teoritis harus berkorelasi


l l l l l l l l

positif (Bambang, 2005). Convergent Validity mengukur besarnya l l l l l

korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Dalam evaluasi


l l l l l l l l l l l l l

Convergent Validity dari individual item reliability, dapat dilihat l l l l l l l

dari nilai standarized loading factor. Nilai loading faktor diatas 0,7
l l l l l l l l l l l

dapat dikatakan ideal, artinya bahwa indikator dikatakan valid


l l l l l l l l l l l l l l l

sebagai indikator yang mengukur konstruk. Meskipun demikian,


l l l l l

nilai standarized loading factor, diatas 0,5 dapat diterima,


l l l l l l l l l l

sedangkan dibawah 0,5 dikeluarkan dari model (Sofyan Yamin,


l l l l l l l l l

2011).

b) Disriminant Validity l l

42
Disriminant Validity dari model reflektif dievaluasi melalui l l l l l l

cross loading, kemudian membandingkan nilai AVE dengan l l l l l L l

kuadrat nilai korelasi antar konstruk (atau membandingkan akar


l l l l l l l l l l l l

AVE denga korelasi antar konstrak). Ukuran Cross loading adalah


L l l l l l l l l l l

membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan


l l l l l l l l

konstrak dari blok lainnya. Bila indikator dengan konstrak lebih


l l l l l l l l

tinggi dari korelasi dengan blok lainnya, hal ini menunjukkan l l l l l l l

konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan


l l l l l l

lebih baik dari blok lainnya. Ukuran Discriminant Validity lainnya


l l l l l l l l l

adalah akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara


l l l l l L l l l l l l l l

konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari
l l l l l l l l L l

kuadrat korelasi antar konstrak (Sofyan Yamin, 2011).


l l l l l l l l

c) Composite Reliability l

Composite Reliability dilakukan dengan melihat latent l l l l l l

variable coefficients. Dari output ini, maka kriteria dilihat dari dua
l l l l l l l l l

hal yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Keduanya


l l l l l l l l l

harus bernilai di atas 0,70 sebagai syarat reliabilitas (Mahfud and


l l l l l l l l l l l l

Dwi, 2013). Apabila suatu konstruk telah memenuhi dua kriteria L l l l l l l

tersebut maka dapat dikatakan bahwa konstruk reliabel. l l l l l l l l l l

Pendapat lain dinyatakan oleh Chin menyatakan bahwa


l l l l l l l l l l l

cronbach’s alpha dalam PLS dikatakan baik apabila ≥ 0,5 dan


l l l l l l l l l l l l l

dikatakan cukup apabila ≥ 0,3 (Sofyan Yamin, 2011). Apabila


l l l l l l l l L l

suatu konstruk telah memenuhi dua kriteria tersebut maka dapat


l l l l l l l l

43
dikatakan bahwa konstruk reliabel atau memiliki konsistensi dalam
l l l l l l l l l l

instrumen penelitian. l

2. Evaluasi Model Struktural (Inner model)


l l l

Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak laten l l l l l l l l

dan konstrak laten lainnya. Persamaan dari inner model adalah sebagai
l l l l l l l l l l l l l l

berikut. (Sofyan Yamin, 2011). l l

η=ηβ+ ξ Г + ξ

Keterangan: l l

η = Matriks konstrak laten endogen l l l

ξ = Matriks konst rak laten eksogen


l l l

β = Koefisien matriks variabel endogen l l l

Г = Koefisien matriks variabel eksogen l l l

ζ = Inner model residual matriks l l

Evaluasi model struktural (inner model) meliputi uji kecocokan model


l l l l

(model fit), path coefficient, dan R2 . Uji model fit ini digunakan untuk l l l l

mengetahui apakah suatu model memiliki kecocokan dengan data. Pada uji
l l l l l l l l l l l

kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian, yaitu average path


l l l l l l l l

coefficient (APC), average R-squared (ARS) dan average varians factor L l l l L l l l l l l

(AVIF). Nilai p untuk APC dan ARS harus lebih kecil dari 0.05 atau
L l L l L l l l l

berarti signifikan. Selain itu, AFIV sebagai indikator multikolinearitas


l l l L l l l l l

harus lebih kecil dari 5 (Mahfud, 2013).


l l l

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menjelaskan arah hubungan antara l l l l l l l l l l

44
variabel independen dan variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan
l l l l l l l l l

dengan cara analisis jalur (path analysis) atas model yang telah dibuat.
l l l l l l l l l l l l l l

Program WarpPLS 7.0 dapat secara simultan menguji model struktural yang
l l l l l l l l l

komplek, sehingga dapat diketahui hasil analisis jalur dalam satu kali analisis l l l l l l l l l l l l l l

regresi.

Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients


l l l l l l l

dan tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkan dengan hipotesis


l l l l l l l l l

penelitian yang terdapat pada bab dua. Suatu hipotesis dapat diterima atau
l l l l l l l l l l l l l l

harus ditolak secara statistik dapat dihitung melalui tingkat signifikansinya.


l l l l l l l l l l l

Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini sebesar 10%. Apabila
l l l l l l l l l L l l

tingkat signifikansi yang dipilih sebesar 10% maka tingkat signifikansi atau
l l l l l l l l l l

tingkat kepercayaan 0,10 untuk menolak suatu hipotesis. Dalam penelitian ini
l l l l l l l l l

ada kemungkinan mengambil keputusan yang salah sebesar 5%. Berikut ini
l l l l l l l l l

yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu:


l l l l l l l l l l l

p-value≥ 0,05, maka Ho diterima l l l l

p-value< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.


l l l l l l l

Nilai p-value dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau 5% bertujuan untuk


l l l l l l l l l l

menolak l suatu l hipotesis. P-value l atau l l probabilitas l l value


l (nilai l

probabilitas/nilai peluang) yaitu nilai yang menunjukan peluang sebuah data


l l l l l l l l l l l l

untuk di generalisasikan dalam populasi yaitu keputusan yang benar 95% dan l l l l l l l l l l l

kemungkinan keputusan yang salah sebesar 5% (Mahfud, 2013). l l l l l l l

45
BAB IV L

HASIL DAN PEMBAHASAN L L L L L

4.1 Deskripsi Variabel Penelitian l l l

4.1.1 Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan BUMD l l l l l l l l l l l

Kabupaten Luwu Timurl l

Berdasarkan Deteksi kecurangan laporan keuangan dalam penelitian


l l l l l l l l l l l l

ini diukur menggunakan rumus fraud score model (Khotimah et al. 2020). l l l l l

F-Score merupakan ukuran yang diklaim bisa dipakai dalam mengukur l l l l l l l l l l

terjadinya kesalahan penyajian material pada laporan keuangan. Hasil


l l l l l l l l l l l l l l l l

perhitungan F-score tersebut selanjutnya menyesuaikan pada indikator


l l l l l l l l

dalam menentukan perusahaan yang memiliki kecenderungan kecurangan


l l l l l l l l l l

laporan keuangan atau tidak.


l l l l l l l

Karyono (2013) menyebutkan indikator dalam menentukan nilai F-


l l l l l l l

score untuk mengukur tingkat resiko kecurangan dalam laporan l l l l l l l

keuangan, sebagai berikut:


l l l l

Tabel 4.1 l

Indikator F-score l

Nilai rata-rata F-score


l l l l l Kategori l

F - score > 1,85 Risiko tinggi

F - score > 1,15 Risiko Substansial l l

F - score > 0,5 Risiko di atas Normal l l l

F - score < 0,5 Risiko rendah l

46
Terdapat dua elemen variabel pada F-Score yaitu accrual quality
l l l l l l l l l l l

menggunakan l l proksi RSST dan l financial l l performance l dengan l

menggunakan proksi yang digunakan adalah perubahan pada akun l l l l l l l l l l l l l

penjualan tunai, perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun


l l l l l l l l l l l l l l l

piutang serta perubahan dalam pendapatan sebelum bunga dan pajak.


l l l l l l l l l l l l l

Tabel 4.2 l

Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan (F-Score) Pada Perusahaan BUMDl l l l l l l l l l l

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020l l l

F-Score
No Nama Perusahaan
l l l l l

2016 2017 2018 2019 2020


1 PT. Vale Indonesia l l -0.03 0.73 1.39 1.01 1.67
2 PDAM Luwu Timur
L 0.65 0.93 0.84 0.89 1.05
3 PT. Bumi Timur Agro L 0.31 0.26 0.50 0.30 0.19
4 PT. Timur Investama l l -0.25 -0.61 0.17 0.67 0.37
5 PT. Citra Lampia Mandiri l l l l -0.04 0.16 0.00 -0.13 -0.05
6 Pt. Nusa Timur Energi l 0.60 0.71 -0.03 0.48 0.15
Maksimal l l 0.65 0.93 1.39 1.01 1.67
Minimal l -0.25 -0.61 -0.03 -0.13 -0.05
Rata Rata l l l l 0.21 0.36 0.31 0.54 0.56
Sumber: Data Diolah Peneliti 2023
l l l

47
2.00

1.50

1.00
Series1
Series2
0.50 Series3
Series4
Series5
0.00
PT. Vale PDAM PT. Bumi PT. Timur PT. Citra Pt. Nusa
Indonesia Luwu Timur Investama Lampia Timur
-0.50 Timur Agro Mandiri Energi

-1.00

Gambar 4.1
l l

Grafik Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan (F-Score) Pada Perusahaan


l l l l l l l l l l l l

BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020 l l l

Perusahaan Pt. Vale Indonesia menunjukkan peningkatan nilai f-


l l l l l l l l l

score yang signifikan dari tahun 2016 hingga 2020. Pada tahun 2019
l l l l l l l l

sempat mengalami penurunan namun kembali naik di tahun 2020. Nilai


l l l l l l l l l

tertinggi yaitu 1.67 sedangkan nilai terendah yaitu -0.03. Perusahaan


l l l l l l l l l

PDAM Luwu Timur juga mengalami peningkatan pada nilai f-score sejak
L l l l l l l l l l

tahun 2016 hingga 2020. Nilai tertiggi PDAM tersebut di tahun 2020
l l l L l

dengan angka 1.05 sedangkan nilai terendah yaitu 0.65 ditahun 2016.
l l l l l l l l l

Selanjutnya perusahaan Pt. Bumi Timur Agro memiliki nilai f-score yang
l l l l l L l l

naik turun disepenjang periode penelitian, yaitu 0.31 pada tahun 2016,
l l l l l l l

0,26 pada tahun 2017, 0.50 tahun 2018, 0.30 tahun 2019 dan 0.37 tahun
l l l l l l l

2020. Pada perusahaan Pt. Timur Investama memiliki nilai f-score yang
l l l l l l l l l

48
juga naik turun, yaitu -0.25 pada tahun, -0,67 pada tahun 2017, 0.17 tahun
l l l l l l l l l l

2018, 0.67 tahun 2019 dan 0.37 pada tahun 2020. l l l l l

Pada perusahaan Pt. Citra Lampia Mandiri memiliki f-score cukup


l l l l l l l l l

stabil, yaitu -0.04 tahun 2016, 0.16 tahun 2017, 0.01 tahun 2018, -0.13
l l l l l

tahun 2019 dan -0.05 tahun 2020. Untuk nilai tertinggi hanya menyentuh
l l l l l l

angka 0.16 pada tahun 2017 sedangkan nilai terendah yaitu -0.13 pada
l l l l l l l l l l l l

tahun 2020. Selanjutnya perusahaan Pt. Nusa Timur Energi memiliki nilai
l l l l l l l l

f-score yang beresiko di atas normal, yaitu 0.65, 0.71, 0.45 pada tahun l l l l l l l l

2016, 2017 dan 2019. l

Berdasarkan tabel 4.1 pada variabel deteksi kecurangan laporan l l l l l l l l l l l l

keuangan yang diukur menggunakan rumus F-score, menemukan nilai


l l l l l l l

maksimal adalah 1.6747 di tahun 2020 pada perusahaan Pt. vale


l l l l l l l l l l l l

indonesia, sedangkan nilai minimal adalah -0.061 di tahun 2018 pada l l l l l l l l l l l

perusahaan Pt. Timur Investama. Sedangkan nilai rata-rata deteksi


l l l l l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan adalah 0.2073 pada tahun 2016, 0.3631


l l l l l l l l l l l l

pada tahun 2017, 0.3126 pada tahun 2018, 0.536 pada tahun 2019 dan
l l l l l l l l l l

0.5641 pada tahun 2020. Nilai rata-rata ini menunjukkan kenaikan dari l l l l l l l l l l l l

tahun 2016 sampai 2017, walaupun mengalami penurunan di tahun 2018


l l l l l l l l l

namun pada tahun 2019 dan 2020 kembali mengalami peningkatan.


l l l l l l l l l l

4.1.2 Tekanan Eksternal l l l

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar l l l l l l l l l l l l l

perusahaan seperti peraturan (regulasi), eksekutif, masyarakat (investor)


l l l l l l l l l l

dan lainnya. Salah satu bentuk tekanan eksternal adalah kemampuan unit
l l l l l l l l l l l l l l

49
bisnis atau perusahaan untuk mengembalikan pinjaman (Mertha Jaya,
l l l l l l l l l l l l

2019).

Tekanan eksternal dalam penelitian ini diukur menggunakan rumus


l l l l l l l l

leverage ratio. Leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk


l l l l l l l l l l

mengetahui kemampuan perusahaan pada saat membayar seluruh hutangl l l l l l l l l l l l l

atau kewajibannya dengan aset yang dimiliki perusahaan (Sariutami 2016


l l l l l l l l l l l l l

dalam Agustina, 2019).


l l L l

Tabel 4.2 l

Tekanan Eksternal (Leverage Ratio) Pada Laporan Keuangan Perusahaan


l l l l l l l l l l l l l l

BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020 l l l

Leverage Ratio
No Nama Perusahaan
l l

2016 2017 2018 2019 2020


l l l l l

1 PT. Vale Indonesia l l 0.17 0.17 0.14 0.13 0.13


2 PDAM Luwu Timur L 0.06 0.04 0.003 0.02 0.01
3 PT. Bumi Timur Agro L 0.67 0.70 0.66 0.71 0.73
4 PT. Timur Investama l l 0.50 0.45 0.39 0.32 0.29
5 PT. Citra Lampia Mandiri l l l l 0.59 0.48 0.52 0.55 0.55
6 Pt. Nusa Timur Energi l 0.46 0.47 0.46 0.51 0.51
Maksimal l l 0.67 0.70 0.66 0.71 0.73
Minimal l 0.06 0.04 0.003 0.02 0.01
Rata Rata l l l l 0.40 0.37 0.34 0.34 0.34
Sumber: Data Diolah Peneliti 2023 l l l

50
0.8

0.7

0.6

0.5
Series1
0.4 Series2
Series3
0.3
Series4
0.2 Series5

0.1

0
PT. Vale PDAM PT. Bumi PT. Timur PT. Citra Pt. Nusa
Indonesia Luwu Timur Investama Lampia Timur
Timur Agro Mandiri Energi

Gambar 4.2 l l

Grafik Tekanan Eksternal (Leverage Ratio) Pada Laporan Keuangan


l l l l l l l l l l l l

Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020


l l l l l l

Berdasarkan tabel 4.2 pada variabel tekanan eksternal yang diukur


l l l l l l l l l l l l

menggunakan rumus leverage, menemukan nilai maksimal adalah 0.7303


l l l l l l l l l l

di tahun 2020 pada perusahaan Pt. Bumi Timur Agro, sedangkan nilai
l l l l l l L l l l

minimal adalah 0.0038 di tahun 2018 pada perusahaan PDAM Luwu


l l l l l l l l l l L

Timur. Sedangkan nilai rata-rata dari tekanan eksternal adalah 0.4021 l l l l l l l l l l l l l l

pada tahun 2016, 0.3679 pada tahun 2017, 0.34384 pada tahun 2018,
l l l l l l l l l

0.3421 pada tahun 2019 dan 0.342 pada tahun 2020. Nilai rata-rata ini
l l l l l l l l l l l l

menunjukkan penurunan dari tahun 2016 sampai 2020. l l l l l l

4.1.3 Jumlah Komite Audit Independen l L

Jumlah Komite Audit Independen diproksikan dengan persentasel L l l l

jumlah l komite audit l independen (IND) sebagai l l representasi l

ketidakefektifan dalam melakukan pengawasan (Prasetyo, 2014). Indikator


l l l l l l l l l l l

51
pengukuran variabel ini diukur dengan jumlah komite audit independen
l l l l l l

dan jumlah komite audit.


l l l

Tabel 4.4
l

Jumlah Komite Audit Independen Pada Perusahaan BUMD Kabupaten


l L l l l l l l l

Luwu Timur Tahun 2016-2020l

N Jumlah Komite Audit Independen


Nama Perusahaan
l L

o 2016 2017 2018 2019 2020


l l l l l

1 PT. Vale Indonesia l 0.67 l 0.67 0.67 0.67 0.67


2 PDAM Luwu Timur
L 0.33 0.33 0.67 0.67 0.67
3 PT. Bumi Timur Agro 0.67 L 0.67 0.67 0.67 0.67
4 PT. Timur Investama 0.33 l l 0.33 0.33 0.33 0.33
5 PT. Citra Lampia Mandiri 0.67
l l l l 0.67 0.67 0.67 0.67
6 Pt. Nusa Timur Energi l0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
Maksimal 0.67 l l 0.67 0.67 0.67 0.67
Minimal 0.33 l 0.33 0.33 0.33 0.33
Rata Rata 0.56 l l l l 0.56 0.61 0.61 0.61
Sumber: Data Diolah Peneliti 2023
l l l

52
0.70

0.60

0.50

Series1
0.40
Series2
Series3
0.30
Series4
Series5
0.20

0.10

0.00
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.3 l l

Grafik Jumlah Komite Audit Independen Pada Perusahaan BUMD


l l L l l l l l

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020


l l l

Berdasarkan tabel 4.3 pada variabel jumlah komite audit independen


l l l l l l l l l l

menemukan nilai maksimal adalah 0.6666 di tahun 2016 sampai 2020,


l l l l l l l l l l

sedangkan nilai minimal adalah 0.3333 di tahun 2016 hingga 2017 pada
l l l l l l l l l l l

perusahaan PDAM Luwu Timur, dan perusahaan P. Timur Investama pada


l l l L l l l l l l l l

tahun 2016 hingga 2020. Sedangkan nilai rata-rata dari Jumlah komite
l l l l l l l l l l l

audit independen adalah 0.5555 pada tahun 2016, 0.5555 pada tahun
l l l l l l l l l l

2017, 0.61105 pada tahun 2018, 0.61105 pada tahun 2019 dan 0.61105 l l l l l l l

pada tahun 2020. Nilai rata-rata ini menunjukkan kenaikan pada tahun
l l l l l l l l l l l l l l

tahun 2017 sampai 2018


l l l

53
4.1.4 Opini Audit L

Opini audit Ini adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor mengenai l l l l l l l l l

kewajaran laporan keuangan yang diaudit dan dalam semua hal penting,
l l l l l l l l l l l l l l

didasarkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Ulfah et


l l l l l l l l l l

al. 2017).
l

Opini audit (OPNADT) dalam penelitian ini diukur menggunakan l L l l l l l

variabel dummy. Apabila perusahaan memperoleh opini audit wajar tanpa


l l L l l l l l l l l l l

pengecualian dengan bahasa penjelas akan diberi kode 1 (satu), dan l l l l l l l l l l l

apabila memperoleh opini audit selain opini tersebut akan diberi kode 0
l l l l l l l

(nol).

Tabel 4.5 l

Opini Audi Pada Laporan Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur


L l l l l l l l l l

Tahun 2016-2020 l

Opini Audit L

No Nama Perusahaan
l l l l l

2016 2017 2018 2019 2020


1 PT. Vale Indonesia l l 0 0 0 0 0
2 PDAM Luwu Timur
L 0 1 0 0 0
3 PT. Bumi Timur Agro L 0 0 0 1 0
4 PT. Timur Investama l l 1 0 1 1 1
5 PT. Citra Lampia Mandiri l l l l 0 1 1 0 0
6 Pt. Nusa Timur Energi l 0 0 1 0 0
Maksimal l l 1 1 1 1 1
Minimal l 0 0 0 0 0
Rata Rata l l l l 0.166 0.333 0.5 0.333 0.166
Sumber: Data Diolah Peneliti 2023 l l l

Pada tabel 4.4 Variabel opini audit pada penelitian ini mamiliki
l l l l l l l l l l

54
nilai minimum 0,000 dan nilai maximum 1,000. Nilai rata-rata sebesar
l l l l l l l l l l

0.1666 pada tahun 2016, 0.333 pada tahun 2017, l l l l l l 0.5 pada tahun 2018, l l l

0.333 pada tahun 2019 dan 0.1666, artinya ada beberapa perusahaan pada
l l l l l l l l l l l l l l l

penelitian ini memperoleh opini audit dengan bahasa penjelas.


l l l l l l l

4.1.5 Pergantian Direksi l l

Pergantian l l Direksi merupakan l l sebuah l faktor l yang l dapat l l

mempengaruhi terjadinya Deteksi kecurangan laporan keuangan. Hal ini l l l l l l l l l l

terjadi karena dianggap dapat memicu stres terhadap manajemen


l l l l l l l l l l l

perusahaan sehingga memberikan sebuah peluang untuk medorong


l l l l l l l

terjadinya deteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l

Indikator atas faktor kemampuan ini dilambangkan dengan l l l l l l l l l l

DCHANGE dan diukur menggunakan variabel dummy


L l l l l l

Tabel 4.6 l

Pergantian Direksi Pada Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun


l l l l l l l l l l

2016-2020

Pergantian Direksi l l

No Nama Perusahaan l l l l l

2016 2017 2018 2019 2020


1 PT. Vale Indonesia l l 0 0 0 1 0
2 PDAM Luwu Timur
L 0 0 0 0 1
3 PT. Bumi Timur Agro L 0 0 0 0 0
4 PT. Timur Investama l l 0 0 0 0 0
5 PT. Citra Lampia Mandiri l l l l 0 0 1 0 1
6 Pt. Nusa Timur Energi l 0 0 0 1 0
Maksimal l l 0 0 1 1 1
Minimal l 0 0 0 0 0
Rata Rata l l l l 0 0 0.1666 0.333 0.3333

55
Sumber: Data Diolah Peneliti 2023
l l l

Berdasarkan tabel 4.5 Variabel pergantian direksi pada penelitian


l l l l l l l l l l l

ini memiliki nilai minimum 0,000 dan nilai maximum 1,000. Nilai rata- l l l l l l l

rata sebesar 0.00 pada tahu 2016 dan 2017, 0.1666 pada tahun 2018, 0.333
l l l l l l l l l l

pada tahun 2019, 0.333 pada tahun 2020, 0.333 pada tahun 2019 dan
l l l l l l l l l l

0.1666, artinya ada beberapa perusahaan pada penelitian ini mengalami l l l l l l l l l l l l l l

pergantian direksi. l l

4.1.6 Frekuensi Kemunculan Gambar CEO l l l

Frekuensi kemunculan gambar CEO, yaitu semakin banyak gambar l l l l l l l l l

CEO muncul di laporan tahunan perusahaan (Sasongko dan Wijayantika l l l l l l l l l l l l

2019). Indikator dari faktor arogansi ini dilambangkan dengan CEOPIC l l l l l l l l l

yaitu banyaknya kemunculan gambar CEO yang tercantum ke dalam


l l l l l l l l l l l

laporan tahunan perusahaan.


l l l l l l l

Tabel 4.7 l

Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Pada Laporan Tahunan Perusahaan l l l l l l l l l l l l

BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020 l l l

Pergantian Direksi l l

No Nama Perusahaan l l l l l

2016 2017 2018 2019 2020


1 PT. Vale Indonesia l l 3 2 2 1 3
2 PDAM Luwu Timur L 2 2 4 3 4
3 PT. Bumi Timur Agro L 3 1 1 2 5
4 PT. Timur Investama l l 1 2 2 3 2
5 PT. Citra Lampia Mandiri l l l l 1 1 2 2 1
6 Pt. Nusa Timur Energi l 2 2 3 2 3
Maksimal l l 3 2 4 3 5
Minimal l 1 1 1 1 1

56
Pergantian Direksi l l

No Nama Perusahaan
l l l l l

2016 2017 2018 2019 2020

Rata Rata l l l l 2 1.66 2.33 2.16 3


Sumber: Data Diolah Peneliti 2023
l l l

4
Series1
3 Series2
Series3
2 Series4
Series5
1

0
PT. Vale PDAM PT. Bumi PT. Timur PT. Citra Pt. Nusa
Indonesia Luwu Timur Investama Lampia Timur
Timur Agro Mandiri Energi

Gambar 4.4
l l

Grafik Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Pada Laporan Tahunan


l l l l l l l l l l

Perusahaan BUMD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2016-2020


l l l l l l

Berdasarkan tabel 4.5 pada variabel frekuensi kemunculan gambar l l l l l l l l l l l

CEO menemukan nilai maksimal adalah 5 di tahun 2020, sedangkan nilai l l l l l l l l l l l

minimal adalah 1 di tahun 2016 hingga 2020. Sedangkan nilai rata-rata


l l l l l l l l l l l l l

dari frekuensi kemunculan gambar CEO


l l l l adalah 2 pada tahun 2016,
l l l l l l

1.6666 pada tahun 2017, 2.3333 pada tahun 2018, 1.6666 pada tahun 2019
l l l l l l l l l

dan 3 pada tahun 2020.


l l l l

57
4.2 Analisis Penelitian
L l l

4.2.1 Analisis Data Menggunakan WarpPLS


L l l l l l l

Teknik analisis data menggunakan software WarpPLS dengan l l l l l l l l l

beberapa tahapan analisis yang dilakukan, dan hasil yang diperoleh


l l l l l l l l l l l l l

sebagai berikut :
l l

a. Uji Model Pengukuran (Outer model) l

Sebelum dilakukan analisis model struktural, peneliti harus l l l l l l

melakukan pengukuran model (model measurement) untuk menguji


l l l l

validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk


l l l l l l l l

laten dengan melakukan analisis faktor konfirmatori. Dari keseluruhan


l l l l l l l l l l

indikator variabel yang digunakan, terdapat beberapa item indikator yang


l l l l l l l l l l l l

pada akhirnya tidak digunakan dalam pengujian model persamaan


l l l l l l l l l l l l l

struktural karena nilai loading factornya di bawah 0,40 (Sholihin, 2013).


l l l l l l l l l

Variabel Profitabilitas memiliki 4 (empat) indikator dengan nilai


l l l l l l l l

loading factornya yang sesuai dengan rule of thumb. Indikator-indikator


l l l l l l l l

tersebut kemudian diuji kembali Analisis Faktor Konfirmatori. Hasilnya l l L l l l l

yang didapat menunjukkan nilai loading factor semua indikator yang


l l l l l l l l l l

tersisa di atas 0,40 dengan P value kurang dari 0,05. Oleh karena itu, bisa
l l l l l l l l l l

disimpulkan bahwa indikator indikator tersebut dapat menjelaskan l l l l l l l l l

variabel profitabilitas dengan baik (Sholihin, 2013).


l l l l l l

Berikut ini adalah Hasil Uji Analisis Faktor Konfirmatori: l l l l L l l l

58
Tabel 4.8 l

Outer model

No Varariabel
l l l Loading Faktor l l Tipe SE P-Value l

1 Tekanan l l 1.000 Formatif l 0.096 <0.001


eksternal l

(X1)
2 IDN (X2) 1.000 Formatif l 0.096 <0.001

3 OPNADT 1.000 L Formatif l 0.096 <0.001


(X3)
4 DCHANGE 1.000 L Formatif l 0.096 <0.001
(X4)
5 CEOPIC 1.000 Formatif l 0.096 <0.001
(X5)
6 Deteksi 1.000 Reflektif 0.096 <0.001
Fraud (Y) l

Sumber : Data Diolah Peneliti 2023


l l l

Berdasarkan hasil tersebut ke enam konstruk telah memenuhi


l l l l l l

convergent validity yang merupakan bagian dari outer model yaitu l l l l l l l l

memiliki faktor loading < 0,70 atau < 0,40 dan p-value < 0,05. Dengan l l l l l l l

demikian, maka outer model dapat diterima. l l l l l l

b. Uji Model Pengukuran (Inner model) l

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi struktural (inner


l l l l l l l l l l l l

model) yang meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient,
l l l

dan R2. Pada uji kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian, yaitu
l l l l l l l l

average path coefficient (APC), average R— squared (ARS) dan


l l l L l l l L l

average varians factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS diterima
l l l l l L l l L l L l

dengan syarat p –value< 0,05 dan AVIF lebih kecil dari 5.


l l l l l L l

59
Gambar 4.5 l l

Model Fit and Quality Indeces l l

Berikut ini adalah hasil output model fit indices yang disajikan
l l l l l l l

dalam tabel yaitu:


l l l l

Tabel 4.9 l

Model Fit Indeces

Indeks P-Value l Kriteria l Keterangan


l l

APC
L 0,216 0,005 p<0,05 Diterima l

ARS
L 0,457 0,001 P<0,05 Diterima l

AVIF
L 1,192 AVIF < 5
L Diterima l

Sumber : Data Diolah Peneliti 2023


l l l

Hasil output di atas, menjelaskan bahwa APC memiliki indeks


l l l l l l l L

sebesar 0,216 dengan nilai p-value< 0,005. Sedangkan ARS memiliki


l l l l l l L

indeks sebesar 0,457 dengan p-value<0,001. Berdasarkan kriteria, APC


l l l l l l l L

sudah memenuhi kriteria karena memiliki nilai p < 0,05. Begitu pula
l l l l l

dengan nilai p-value dari ARS yaitu p-value 0.001< 0,05. Nilai AVIF
l l l l L l l l L

yang harus < 5 sudah terpenuhi karena berdasarkan data tersebut AVIF
l l l l l l l l l l L

nilainya 1,192. Dengan demikian, maka inner model dapat diterima.


l l l l l l l l l

60
4.2.2 Uji Hipotesis

Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path


l l l l l l l

coefficients dan tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkan


l l l l l l l l

dengan hipotesis penelitian yang terdapat di bab dua. Tingkat signifikansi


l l l l l l l l l

yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.


l l l l l l l l l l

Berikut ini merupakan gambar model penelitian dan hasil dari


l l l l l l l l

effect size yang telah diperoleh berdasarkan pengolahan data:


l l l l l l l l l

Sumber : Data Diolah Peneliti 2023 (output WarpPls 8.0)


l l l l

Gambar 4.6 l l

Model Penelitian l

61
Keterangan: l l

Tekanan l l : Tekanan Eksternal l l l

IDN : Jumlah Komite Audit Independen l L

OPNADT : Opini Audit L L

DCHANGE: Pergantian Direksi L l l

CEOPIC : Frekuensi Kemunculan Gambar CEO l l l

FRAUD L : Deteksi Kecurangan Laporan Kuangan l l l l l l

Dalam gambar tersebut dapat dilihat tingkan signifikan


l l l l l l l l l

pengaruh variabel independen terhadap terhadap Deteksi Kecurangan


l l l l l l l l l

Laporan Keuangan dalam kurun waktu 2016-2020.


l l l l l l l

Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel berikut ini: l l l l l l l l l

Tabel 4.10 l

Indirect dan Total Effect l l

Kriteria l Variabel l l Tekanan l l IDN OPNAD L Dchange CEOpic


l

Path Cofficients
l FRAUD L 0.382 0.459 0.710 0.168 0.463

p-value
l FRAUD L <0.002 <0.001 <0.001 0.067 <0.001

Effect sizes for path l FRAUD L 0.021 0.113 0.315 0.033 0.110

a. Hipotesis pertama, pada variabel tekanan eksternal (X1) mempunyai l l l l l l l l l l

nilai koefisien beta yaitu β 0,382 dan P value sebesar 0,02 < 0,05.
l l l l l l

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tekanan eksternal l l l l l l l l l l l

berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. Hal


l l l l l l l l l l

tersebut dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang cukup besar
l l l l l l l l l

62
yaitu 0,382. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi tekanan
l L l l l l l l l l

eksternal sebesar satu satuan, maka deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l l l

keuangan akan meningkat sebesar 0,382 dan begitu pula sebaliknya,


l l l l l l l l l l

setiap terjadi penurunan penilaian terhadap tekanan eksternal sebesar


l l l l l l l l l l l

satu satuan, maka penilaian terhadap deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l l l l l

keuangan akan menurun sebesar 0,382.


l l l l l

Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya hanya


l l l l l l l l l l l l

sebesar l 0.021 berarti l bahwa l l variabel l l tekanan l l eksternal l

mempengaruhi variabel deteksi kecurangan laporan keuangan l l l l l l l l l

sebesar 21% dan sisanya 79% sisanya dipengaruhi oleh variabel


l l l l l l l l l

lainnya di luar penelitian ini.


l l l l

b. Hipotesis kedua, pada variabel Jumlah Komite Audit Independen l l l l l l L

(X2) mempunyai nilai koefisien beta yaitu β 0,459 dan P value l l l l l l

sebesar 0,01 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel


l l l l l l l l l

Jumlah Komite Audit Independen berpengaruh terhadap deteksi


l L l l l

kecurangan laporan keuangan. Variabel Jumlah Komite Audit


l l l l l l l l l L

Independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel l l l l l l l

deteksi kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut dapat diamati l l l l l l l l l l l

melalui nilai koefisien jalur yang cukup besar yaitu 0, 459.


l l l l l l

Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya


l l l l l l l l l l

sebesar 0,113 berarti bahwa variabel jumlah komite audit


l l l l l l l l

independen hanya memengaruhi variabel deteksi kecurangan laporan l l l l l l l l l

keuangan sebesar 11,3% dan sisanya 88,7% dipengaruhi oleh


l l l l l l l

63
variabel lainnya di luar penelitian ini.
l l l l l l

c. Hipotesis ketiga, pada variabel OPNADT (X3) mempunyai nilai l l l l l L l l

koefisien beta yaitu β 0,710 dan P value sebesar 0,01 < 0,05. l l l l l

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel OPNADT berpengaruh


l l l l l l l l L l

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l

Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya


l l l l l l l l l l

sebesar l 0,315 berarti l bahwa l l variabel l l opini audit l hanya l l

mempengaruhi variabel deteksi kecurangan laporan keuangan


l l l l l l l l l

sebesar 31,5% dan sisanya 68,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel


l l l l l l l l l

lainnya di luar penelitian ini.


l l l l

d. Hipotesis keempat, pada variabel DCHANGE (X4) mempunyai nilai l l l l l L l l

koefisien beta yaitu β 0,168 dan P value sebesar 0,06 > 0,05. l l l l l

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel OPNADT tidak


l l l l l l l l L l

berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l l

Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya


l l l l l l l l l l

sebesar 0,033 berarti bahwa variabel pergantian direksi hanya


l l l l l l l l l l

mempengaruhi variabel deteksi kecurangan laporan keuangan


l l l l l l l l l

sebesar 3,3% dan sisanya 96,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya di


l l l l l l l l l

luar penelitian ini.


l l

e. Hipotesis kelima, pada variabel CEOPIC (X5) mempunyai nilai l l l l l l l

koefisien beta yaitu β 0,463 dan P value sebesar 0,01 > 0,05. l l l l l

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CEOPIC berpengaruh


l l l l l l l l l

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l

64
Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya
l l l l l l l l l l

sebesar 0,110 berarti bahwa variabel CEOPIC hanya mempengaruhi


l l l l l l l l l

variabel deteksi kecurangan laporan keuangan sebesar 11% dan


l l l l l l l l l l

sisanya 89% sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar


l l l l l l l l l l

penelitian ini. l

4.2.3 Uji Koefisiensi Determinasis (R2) l

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan l l l l l

model dalam menjelaskan variasi variabel independen yang dapat


l l l l l l l l l l l

mempertegas variabel dependen (Ghozali, 2016). l l l l

Sumber : Data diolah peneliti 2022l l l

Gambar 4.7 l l

Uji R2

Berdasarkan gambar 4.7, hasil uji koefisien determinasi dapat


l l l l l l l l l

dilihat nilai R2 (Adjusted R Square) yaitu 0,344. Bisa diketahui pengaruh


l l L l l l l l

variabel independen (tekanan eksternal jumlah komite audit independen,


l l l l l l l

opini audit, pergantian direksi, dan frekuensi kemunculan gambar CEO)


l l l l l l l

sebesar 34,4% terhadap variabel dependen (kecurangan laporan keuangan)


l l l l l l l l l l l

65
sedangkan sisanya sebesar 65,6% dipengaruhi variabel independen lain
l l l l l l l l l

yang tidak diteliti pada penelitian ini.


l l l l l

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian l l l l l

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pengaruh fraud pentagon yang l l l l l l

diproksikan dalam masing-masing variabel terhadap deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l l l l l

keuangan (Y). faktor-faktor fraud pentagon antara lain yaitu (1) pressure
l l l l l l l l l l l

diproksikan pada tekanan eksternal yang diukur menggunakan rumus leverage


l l l l l l l l l l

(X1); (2) opportunity diproksikan dengan jumlah komite audit independen (X2); l l l l

(3) retionalization diproksikan pada opini audit (X3); (4) competence


l l l l l l

diproksikan dengan pergantian direksi (X4); dan (5) arrogance diproksikan


l l l l l l l l

dengan frekuensi kemunculan gambar CEO (X5).


l l l l

4.3.1 Pengaruh Tekanan Eksternal Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan


l l l l l l l l l l

Keuangan (H1) l l

Berdasarkan hasil uji hipotesis tekanan eksternal berpengaruh l l l l l l l l

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat dibuktikan


l l l l l l l l l l l l

dengan tingginya tingkat tekanan eksternal yang di proksikan dengan rasio


l l l l l l l l l l

leverege pada setiap BUMD yang diteliti. Tingkat rasio leverage tersebut l l l l l l l

menujukkan bahwa perusahaan dalam keadaaan yang diharuskan untuk l l l l l l l l l l l l l l l

memiliki kemampuan dalam membayar seluruh kewajiban atau utang yang l l l l l l l l l l l l

dimiliki perusahaan. Akibat dari tingginya kewajiban tersebut, tekanan dari l l l L l l l l l l l l

pihak eksternal (investor) terus mendesak perusahaan harus memiliki


l l l l l l l

pendapatan yang lebih besar agar dapat memenuhi kewajiban yang dimiliki.
l l l l l l l l l l l l

66
Semakin l besar l tekanan l l dari l pihak l eksternal l maka l l akanl l

meningkatkan potensi manajemen untuk melakukan kecurangan laporan l l l l l l l l l l

keuangan. Artinya perusahaan yang tidak mampu menghasilkan pendapatan


l l L l l l l l l l l l l l l

yang lebih besar dari biaya tetap yang digunakan, hal ini dapat memicu
l l l l l l l l l l l l

manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan atas tekanan


l l l l l l l l l l l l l l

dari pihak eksternal agar dapat mengembalikan hutang yang digunakan


l l l l l l l l l l l l l

untuk mendanai perusahaan tersebut. l l l l l

Keadaan ini sesuai dengan elemen pressure dalam teori fraud


l l l l l l l l

pentagon. Hal ini akan memberi tekanan bagi manajemen untuk melakukan
l l l l l l l l l l l

kecurangan laporan keuangan agar rasio leverage terlihat baik dan pihak
l l l l l l l l l l l l l l

ketiga (investor) bersedial l memberikan pinjaman pada perusahaan l l l l l l l l

(Handayani et al. 2014).


l l l l

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Zaki l l l l l l l l l

(2017), Rachmania (2017), kusuma (2016), Septriani dan Handayani (2018) l l l l l l l l l

dan Sariutami, Nurbaiti (2016) yang membuktikan tekanan eksternal


l l l l l l l l l

berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. tetapi hasil


l l l l l l l l l l l

penelitian yang dilakukan Fimanaya dan Syafrudin (2014), Ulfah et al


l l l l l l l l l l l

(2017), Ijudien (2018) dan Martantya dan Daljono (2013) bahwa tekanan l l l l l l l l l l

eksternal tidak berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l l l l

4.3.2 Pengaruh Jumlah Komite Audit Independen Terhadap Deteksi


l l L l l

Kecurangan Laporan Keuangan (H2) l l l l l l

Berdasarkan hasil uji hipotesis jumlah komite audit independen


l l l l l l

menunjukkan pengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. Ini l l l l l l l l l l

67
dapat terjadi karena anggota komite audit independen adalah pihak dari luar
l l l l l l l l l l l l l l

perusahaan yang tidak banyak mengetahui tentang perusahaan dan mereka


l l l l l l l l l l l l l l

memiliki tanggungjawab yang sama di perusahaan lain, sehingga tidak l l l l l l l l l l l l

efektif dalam melakukan pengawasan. Salah satu perusahaan pada sampel l l l l l l l l l l l l l l l l

yaitu PDAM Luwu Timur mempunyai presentase jumlah komite audit


l L l l l l

independen sebesar 0,333. Hal ini menandakan perusahaan belum memiliki l l l l l l l l

tingkat pengawasan yang baik oleh komite audit independen. Akibat dari
l l l l l l l L l l

ketidakefektifan tersebut memberi kesempatan kepada pihak manajemen


l l l l l l l l l

perusahan untuk melakukan tindak kecurangan.


l l l l l l l

Hasil ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan Septriani


l l l l l l l l

dan Handayani (2018) dan Alwi et al (2013) yang membuktikan bahwa


l l l l l L l l l l l

jumlah komite audit independen berpengaruh terhadap kecurangan laporan


l l l l l l l l l

keuangan, tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
l l l l l l l l l l

yang telah dilakukan Prasetyo (2014), Nasution et al (2019) dan Arisandi


l l l l l l l l L l

dan Verawaty (2017) yang membuktikan bahwa jumlah komite audit


l l l l l l l l l

independen tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l l l

4.3.3 Pengaruh Opini Audit Terhadap Deteksi Kecurangan Laporanl L l l l l l l

Keuangan (H3) l l

Berdasarkan hasil uji hipotesis opini audit menunjukkan pengaruh l l l l l l l

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. Opini audit yang


l l l l l l l l l l

diproksikan dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas l l l l l l l l l l l l l

sebagai salah satu bentuk rasionalisasi atau pembenaran dari seorang auditor
l l l l l l l l l l l l l l l

atas temuan-temuan saat proses audit berlangsung dengan cara menuliskan


l l l l l l l l l l l l

68
pada paragraf penjelas. Paragraf penjelas ini berupa penegasan atas berbagai
l l l l l l l l l l l l l l l l l

perubahan kebijakan sehingga menyebabkan adanya penyajian kembali


l l l l l l l l l l l l l

laporan keuangan.
l l l l

Hal tersebut dikarenakan setiap perusahaan yang mendapatkan opini


l l l l l l l l l l l l

wajar tanpa pengecualian tidak selalu dikategorikan bersih dari kecurangan


l l l l l l l l l l l l l

laporan keuangan, karena opini tersebut hanya sebatas wajar dalam


l l l l l l l l l l l l l l

penyajian bukan memiliki kebenaran yang absolut. Dengan demikian


l l l l l l l l l

semakin tinggi opini auditor yang menyatakan hasil audit wajar tanpa
l l l l l l l l l l l l

pengecualian dengan bahasa penjelas, maka semakin tinggi pula risiko l l l l l l l l l l l

kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan.


l l l l l l l l l l l

Hasil ini didukung hasil penelitian yang telah dilakukan Ulfah et al


l l l l l l l l l

(2017) dan Siddiq et al (2017) yang membuktikan bahwa opini audit l l l l l l l

berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan, tetapi hasil l l l l l l l l l l l

penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
l l l l l l l l l l

Aprillia (2017), Arisandi dan Verawaty (2017) dan Diany dan Ratmono
L l L l l l l l l l l

(2014) yang membuktikan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap l l l l l l l l l

deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l

4.3.4 Pengaruh Pergantian Direksi Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan


l l l l l l l l l

Keuangan (H4) l l

Berdasarkan l l l hasil l uji hipotesis pergantian l l direksi tidak l

menunjukkan pengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l l l

Hal ini dikarenakan setiap kerja direksi akan selalu diawasi dan dipantau
l l l l l l l l l l l l l l

oleh dewan komisaris, sehingga direksi yang kerjanya dianggap tidak l l l l l l l l l

69
maksimal akan digantikan oleh direksi yang lebih berkompeten dan dapat
l l l l l l l l l l

bekerja secara maksimal guna meningkatkan kualitas perusahaan yang


l l l l l l l l l l l l l l

lebih baik lagi. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki direksi maka
l l l l l l l l

tingkat kehati-hatian dalam bekerja juga semakin tinggi sehingga


l l l l l l l l l

kemungkinan melakukan kecurang sangat sedikit. Salah satu perusahaan l l l l l l l l l l l l

pada sampel yaitu PT. Vale Indonesia mengalami penurunan financial


l l l l l l l l l l l

performance ditahun 2016 sampai 2018, sehingga perusahaan melakukan l l l l l l l l l l

pergantian direksi untuk meningkatkan financial performance perusahaan.


l l l l l l l l l l

Wolfe dan Hermanson (2004) tidak akan terjadi penipuan tanpa l l l l l l l l l

adanya orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk melakukan
l l l l l l l l l l l l l

penipuan secara lebih detail. Indikasi kecurangan dapat terjadi apabila


l l l l l l l l l l l l l

dilaksanakan oleh orang yang tepat serta memahami dan dapat memanfaat
l l l l l l l l l l l l l l l l

peluang yang ada. Sehingga tujuan pergantian direksi yang dianggap lebih
l l l l l l l l l l l

berkompeten dilakukan untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya. l l l l l

Hasil ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan Ulfah et


l l l l l l l l

al (2017) dan Kurnia dan Anisa (2017) yang membuktikan bahwa


l l l l L l l l l l

pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan


l l l l l l l l l l

keuangan, tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
l l l l l l l l l l

yang telah dilakukan Siddiq et al (2017) dan Saputra (2016) dan Pardosi
l l l l l l l l l l

(2015) yang membuktikan bahwa pergantian direksi berpengaruh terhadap l l l l l l l l l

deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l

70
4.3.5 Pengaruh Frekuensi Kemunculan Gambar CEO Terhadap Deteksi l l l l l l

Kecurangan Laporan Keuangan (H5) l l l l l l

Berdasarkan hasil uji hipotesis frekuensi kemunculan gambar CEO l l l l l l l

menunjukkan pengaruh terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l l l

Hasil ini menjelaskan bahwa banyaknya foto CEO yang terdapat di


l l l l l l l l l l l

laporan tahunan perusahaan, sepertiss di profil, laporan CEO, rapat RUPS,


l l l l l l l l l l l

kegiatan olahraga, kegiatan CSR, penerimaan penghargaan, dan kegiatan-


l l l l l l l l l l l l l l l

kegiatan lainnya, menunjukkan arogansi CEO tersebut agar dikenal oleh


l l l l l l l l l l

investor yang membaca annual report, masyarakat, karyawan, pemegang l l l l l l l l l l l l l

saham, dan stakeholder lainnya. Arogansi tersebut akan menimbulkan


l l l l l l L l l l l

CEO melakukan fraud agar terus dapat mempertahankan citra yang baik di l l l l l l l l l l l l l

mata pemangku kepentingan. Semakin tinggi sifat arogansi CEO tersebut


l l l l l l l l

dapat menimbulkan terjadinya kecurangan pada laporan keuangan karena


l l l l l l l l l l l l l l l

sifat arogansi yang dimiliki oleh CEO tersebut membua tnya merasa kebal
l l l l l l l l l

atas peraturan yang dibuat.


l l l l l l

Hasil ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan Ulfah et


l l l l l l l l

al (2017), Nasution et al (2019) dan Kurnia dan Anis (2017) yang


l l l l l l L l

membuktikan bahwa frekuensi kemunculan foto CEO tidak berpengaruh l l l l l l

terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan, tetapi hasil penelitian ini


l l l l l l l l l l l

tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Arisandi dan
l l l l l l l l l L l l

Verawaty (2017) dan Tesa dan Harto (2016) yang membuktikan bahwa
l l l l l l l l l l

frekuensi kemunculan foto CEO berpengaruh terhadap deteksi kecurangan l l l l l l

laporan keuangan.
l l l l

71
BAB V L

KESIMPULAN DAN SARAN L L L L

5.1 Kesimpulan l

Dari pembahasan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
l l l l l l l l l l l l l l l l l

disimpulkan sebagai berikut : l l l

1. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan


l l l l l l l l l l l l l

ekternal dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l l l l

Dengan adanya penurunan nilai aset, tentunya akan menimbulkan masalah


l l l l l l l l l l l l l l

agensi, dimana manajemen akan berada dalam kondisi tertekan karena


l l l l l l l l l l l l l

memiliki kinerja yang jauh dari harapan para pemegang saham. Dengan l l l l l l l l l l l l l

demikian manajemen melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan


l l l l l l l l l l l l l

guna dapat menampilkan laporan keuangan yang stabil seperti apa yang
l l l l l l l l l l l l l l

diharapkan oleh pemegang saham.


l l l l l l

2. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah


l l l l l l l l l l l l

komite audit independen dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan l l l l l l l

laporan keuangan. Masuknya komite audit independen yang berasal dari


l l l l l l l l l l l

pihak luar perusahaan akan meningkatkan efektifitas dewan direksi dalam


l l l l l l l l l l l l l

mengawasi manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan laporan


l l l l l l l l l l l

keuangan. Namun hal tersebut tidak akan berjalan jika terdapat intervensi
l l l l l l l l l l l l

kepada dewan komisaris independen atau ketika komisaris independen tidak


l l l l l l l l l

mengetahui seluk-beluk perusahaan sehingga akan menimbulkan celah l l l l l l l l l

dalam perusahaan untuk melakukan kecurangan.


l l l l l l l l l

72
3. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa opini auditor
l l l l l l l l l l l l

wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas dapat digunakan untuk


l l l l l l l l l l l l l l l

mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Opini wajar tanpa pengecualian l l l l l l l l l l l l

dengan bahasa penjelas merupakan salah satu bentuk rasionalisasi atau


l l l l l l l l l l l l l l l

pembenaran dari seorang auditor atas temuan-temuan pada saat proses audit
l l l l l l l l l l l l l l

berlangsung dengan cara menuliskan pada paragrap penjelas. Paragrap


l l l l l l l l l l l l l l

penjelas ini dapat berupa penegasan atas berbagai perubahan kebijakan


l l l l l l l l l l l l l l

sehingga menyebabkan adanya penyajian kembali laporan keuangan atau


l l l l l l l l l l l l l l l

reklasifikasi berbagai akun.


l l l l l

4. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa pergantian


l l l l l l l l l l l l l

direksi tidak dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan l l l l l l l l l

keuangan. Perubahan direksi bisa menjadi salah satu cara manajemen dan
l l l l l l l l l l l l l l

pemangku kepentingan tertinggi pada perusahaan untuk melakukan


l l l l l l l l l

perbaikan kinerja dengan cara merekrut direksi yang dianggap lebih


l l l l l l l l l

kompeten dan dapat bekerja secara maksimal daripada direksi sebelumnya. l l l l l l l l l l l l

5. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa frequent


l l l l l l l l l l l

number of CEO’s picture tida k dapat digunakan untuk mendeteksi financial l l l l l l l

statement fraud. Tingkat arogansi yang tinggi memungkinkan terjadinya


l l l l l l l l l

fraud, karena CEO merasa bahwa pengendalian internal apapun tidak akan
l l l l l l l l l l l l l l l

berlaku pada dirinya karena memiliki status dan posisi yang menurutnya
l l l l l l l l l l

penting diperusahaan. Selain itu juga memungkinkan CEO akan melakukan l l l l l l l l l l

cara apapun untuk mempertahankan posisi dam kedudukannya sekarang ini.


l l l l l l l l l l l l

73
5.2 Saranl l

Sesuai hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai
l l l l l l l l l l l l l l

berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah dan atau mencoba l l l l l l l l l l l l l l

variabel independen selain dari variabel independen yang digunakan


l l l l l l l l l

dalam penelitian ini, atau menggunakan proksi yang berbeda untuk


l l l l l l l l l

mengukur variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga hasil l l l l l l l l

penelitian dapat dan atau lebih menggambarkan pengaruh-pengaruh l l l l l l l l l l l

variabel dependen sebenarnya.


l l l l

2. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa menggunakan variabel moderasi l l l l l l l l l l l

untuk mengetahui apakah variabel independen dapat berpengaruh atau l l l l l l l l l l l

tidak terhadap kecurangan laporan keuangan.


l l l l l l l l l

3. Bagi akademisi disarankan untuk memperluas referensi yang digunakan


l l l l l l l l l l

agar memperdalam pemahaman dalam ilmu akuntansi khususnya audit.


l l l l l l l l l l l l l

5.3 Keterbatasan penelitian l l l l

Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:


L l l l l l l l l l l

1. Penelitian ini belum dapat memberikan klasifikasi secara rinci tentang l l l l l l l l l

waktu pelaporannya, sehingga hasil temuan ini tidak sampai menganalisis


l l l l l l l l l l l l

tingkat terjadinya kecurangan laporan keuangan. l l l l l l l l l

2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,344 hal ini berarti hanya 34,4 persen
l L l l l l l l

variabel deteksi kecurangan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh


l l l l l l l l l l l

kelima variabel independen yang diteliti. Sedangkan sisanya 65,6 persen


l l l l l l l l

dijelaskan oleh sebab – sebab yang lain di luar penelitian ini.


l l l l l l l l

74
DAFTAR PUSTAKA L L L L

Anggraini, V. M. and A. Arifin (2022). "Analisis Fraud Pentagon dalam


L l l L L L l l l l l

mendeteksi Financial Statement Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan l l l l l l l l l

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa


l l l l l l l l l l l

Efek Indonesia Periode 2017-2020)." Jurnal Pendidikan Nusantara 2(2): l l l l l l

44-56.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah,”Metode Penelitian Kuantitatif


l l l l l l l l l l l

(Teori dan Aplikasi)‖, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.103-104 l L l l l l l l l l l

Budiarto, A. D. (2018). "Pendeteksian Deteksi kecurangan laporan keuangan


l L l l l l l l l

dengan analisis Fraud Triangle pada perusahaan BUMN yang terdaftar di


l l l l l l l l l l l l l

BEI." Articel. L

Cahnia, M., et al. (2022). " Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi


l l l L l l l l l

Pendeteksian Kecurangan Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan BUMD l l l l l l l l l l l l

Tahun 2016-2020." Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi 11(08).


l l l L l

Devita, M. M. A. (2021). Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Pendeteksian


l L l l l l l l

Kecurangan Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yanga l l l l l l l l l l l l l l l

Terdaftar Ke Bursa Efek Indonesia Tahun 2018–2019, Universitas Atma


l l l l l l L l

Jaya Yogyakarta. l l l l l

Dewi, N. P. G. P. (2020). Pendeteksia n Kecurangan Pelaporan Keuangan Dengan l l l l l l l l

Menggunakan Pentagon Fraud Pada BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek l l l l l l l l l l

Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha. l l l l l

Fimanaya, F. and M. Syafruddin (2014). "Analisis Faktor-Faktor Yang


l l l l l L l l l l

Mempengaruhi Deteksi kecurangan laporan keuangan (Studi Empiris pada l l l l l l l l l

Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun l l l l l l l l l l l

2008-2011)." Diponegoro Journal of Accounting: 397-407. l L

Hapsari et al, (2020). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Gramedia


l l l L l l l l l l l l l l

Widiasarana Indonesia. l l l l l

Kartikasari, M. D., et al. (2021). "Detection of fraudulent financial reporting


l l l l l l l

trough the Crowe’s Fraud Pentagon Theory in primary consumer goods l l l

indexed." Jurnal Ekonomi Modernisasi 17(2): 125-138. l l

Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta : CV Andi Offset.


l l l l l L

Khotimah, B. H., et al. (2020). "Pengaruh Faktor-faktor dalam Teori Fraud


l l l l l l l l

Pentagon terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan pada Perusahaan


l l l l l l l l l l l l l l

BUMN Periode 2014–2018." Jurnal Akuntansi dan Manajemen Mutiara l L l l l l l l

75
Madani 8(2): 157-174. l l

Kamarudin, K. A., & Ismail, W. A. W. (2014). Pengaruh Atribut Komite Audit


l l L l L l L L

terhadap Fraudulent Financial Reporting. Journal of Modern Accounting


l l l l l l L

and Auditing, 10(5), 507–514.


l L

Kurnia, Aidil, A., & Anis, I. (2017). Analisis Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi
l L L L L l l l l l

Kecurangan Laporan Keuangan dengan Menggunakan Model Fraud Score l l l l l l l l l l

Model . Simposium Nasional Akuntansi XX. Jember. l l L l

Kartikawati, T. S., Mahyus, & Zulfikar. (2020). Pengaruh Fraud Pentagon dalam
l l l l l l l l l l

Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting dengan Menggunakan Beneish l l l l l l

Model. Jurnal Ekonomi Dan Sosial, 16(1), 20–36. l l l

Lestari, M. I., & Henny, D. (2019). Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap


l l l l l l

Fraudulent Financial Statements Pada Perusahaan Perbankan Yang


l l l l l l l l l l l l

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017. Jurnal Akuntansi l l l l l l L l

Trisakti, 6(1), 141. https://doi.org/10.25105/jat.v6i1.5274 l l

Luthfiatul Afifah, F., Saroh, S., & Zunaida Jurusan Administrasi Bisnis, D.
l L l l l l l L l

(2021). Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan L l l l l l l l l l l

Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jiagabi, 10(1), 13–22. l l l l l l l

Mertha Jaya, I. M. L., & Poerwono, A . A. A. (2019). Pengujian Teori


l l l L L L l

Fraudpentagon Terhadap Deteksi kecurangan laporan keuangan Pada


l l l l l l l l l l l l

Perusahaanpertambangandiindonesia. Akuntabilitas, 12(2), 157–168. l l l l l l l L l l

https://doi.org/10.15408/akt.v12i2.12587 l

Lestari, M. I. and D. Henny (2019). "Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap


l l l l l l l

Fraudulent Financial Statements Pada Perusahaan Perbankan Yang


l l l l l l l l l l l l

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017." Jurnal Akuntansi l l l l l l L l

Trisakti 6(1): 141-156. l

Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono, “Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0
l l l L l l l

untuk Hubungan Nonlilier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.‖ l l l l l l

( Yogyakarta: Andi.2013) h. 73 l l l L

Marita, M. (2022). Analisis Pentagon Fraud dalam mendeteksi Fraudulent


l l L l l l l l l

Financial Statement: Studi empiris pada Perusahaan Badan Usaha Milik


l l l l l l l l l l l l

Negara. Journal. l l l

Putra, A. L. (2021). Deteksi Deteksi kecurangan laporan keuangan dengan


l L l l l l l l l

76
Analisis Fraud Pentagon pada Perusahaan Milik Negara (BUMN),
L l l l l l l l l l l

Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya. l l l l l l l l

Sasongko, N. and S. F. Wijayantika (2019). "Faktor Resiko Fraud Terhadap


l l l l l l l l l

Pelaksanaan Fraudulent Financial Reporting (Berdasarkan Pendekatan


l l l l l l l l l l l l

Crown’s Fraud Pentagon Theory)." Riset Akuntansi Dan Keuangan l l L l l l l

Indonesia 4(1): 67-76. l

Setiawati, E. and R. M. Baningrum (2018). "Deteksi fraudulent financial reporting


l l l l l l l

menggunakan analisis Fraud Pentagon: Studi kasus pada perusahaan l l l l l l l l l l l l

manufaktur yang listed di BEI Tahun 2014-2016." Riset Akuntansi Dan


l l l l L l l

Keuangan Indonesia 3(2): 91-106. l l l

Shafira, A. R. and I. Ghozali (2017). "Pengaruh Risiko Audit, Ukuran Perusahaan,


l l L l l l L l l l l

Dan Manajemen Laba Terhadap Audit Fee." Diponegoro Journal of


l l l l l l l L l

Accounting 6(3): 93-100. L

Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
l l l l l l l l l l l

dengan Partial Least Square Path Modeling‖, ( Jakarta: Salemba Infot ek, l l l l l l l l l l l

2011) h. 19-20

Tessa, G. C. and P. Harto (2016). Fraudulent financial reporting: Pengujian teori


l l l l l l l

Fraud Pentagon pada sektor keuangan dan perbankan di Indonesia, Fakultas


l l l l l l l l l l l l

Ekonomika dan Bisnis. l l

Ulfah, M., et al. (2017). Pengaruh Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Fraudulent
l l l l l l l l

Financial Reporting (Studi Empiris pada Perbankan di Indonesia Yang l l l l l l l l

Terdaftar di Bei. Journal FIPA: Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi. l l l L l l L l

Verawaty, V. (2017). "Fraud pentagon dalam mendeteksi Deteksi kecurangan


l l l l l l l l

laporan keuangan pada perusahaan keuangan dan perbankan di indonesia."


l l l l l l l l l l l l l l l

article 2017. l

Wolfe, D. T., & Dana, R. H. (2004). The Fraud Diamond : Considering the Four l l l l

Elements of Fraud. CPA Journal, 74.12. l L l

77
78

Anda mungkin juga menyukai