Anda di halaman 1dari 1

Autobiografi

Perkenalkan nama saya Dhimas Bagus Suyono bisa


dipanggil Dim atau Gus. Saya lahir di Bogor, 16 Desember
2006. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Sekarang
saya tinggal di kota Tangerang, Poris. Di Poris saya tinggal
Bersama keluarga om saya, karena saya bersekolah di SMK
Telkom Jakarta, jadi saya harus pindah dari Bogor ke
Tangerang agar dekat dengan sekolah. Di Bogor tepatnya
wilayah BojongGede saya tinggal disana sejak kecil, jadi
disana sudah menjadi kampung halaman saya sendiri. Sejak
SD saya selalu didampingi Ibu saya, karena Ayah saya harus
kerja diluar negri, jadi saya menjadi sangat dekat dengan Ibu.
Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayah saya hanyalah lulusan SMA dan
menjadi Wiraswasta sampai sekarang, sedangkan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Namun,
walaupun kami hidup dengan sederhana tapi kami hidup bahagia. Kedua orang tua kami
mendidik mendidik kami dengan baik dan alhamdulillah kakak saya sudah menempuh
jenjang perkuliahan di universitasnya. Saya bangga akan pengorbanannya dan saya sayang
dengan mereka. Karena tanpa mereka kami tidak akan pernah tahu seperti apa bentuk dunia
ini, tidak akan tahu seperti apa cinta dan kasih sayang darinya, dan tidak akan pernah
merasakan yang namanya hidup.
Keluarga kami termasuk keluarga yang lumayan taat beribadah, dari kecil saya sudah
diajarkan ibu untuk selalu melaksanakan sholat lima waktu. Waktu kecil dan sampai sekarang
setiap azan berkumandang, ibu selalu cerewet menyuruh saya segera melaksanakan sholat
karena ibu mengatakan jika melalaikan sholat berarti kita meruntuhkan tiang agama Islam
dan termasuk kedalam golongan orang-orang kafir. Hobi saya bermain futsal, bulu tangkis,
voli, berlari dan menonton film. Saya senang melihat atlet nasional yang pernah menjuarai
dan meraih beberapa medali untuk membela tanah air kita Indonesia.
Menempuh pendidikan dasar di SDIT Daarul Fataa kecamatan BojongGede dan
berhasil menjadi salah satu siswa berprestasi. Tentu saja prestasi tersebut tidak luput jasa
kedua orang tua yang mensupport kegiatan belajar. Memang keberuntungan dari sisi ekonomi
tidak pernah terlalu jauh berbeda sejak bertahun-tahun lamanya. Setelah enam tahun
menempuh pendidikan dasar saya lantas melanjutkan ke MTSN 3 Bogor. Di situ berbagai
macam latar belakang siswa lain menjadi salah satu pemantik semangat belajar, tidak pernah
terbesit rasa malu karena bergaul dengan anak kota. Sekarang saya mengenyam pendidikan di
SMK Telkom Jakarta tentu ini adalah pencapaian berharga. Tidak akan sia-sia perjuangan
selama ini karena sekarang sudah sampai disini untuk melanjutkan studi.

Anda mungkin juga menyukai