“AYAM KECAP”
Oleh:
Ayu Charolina
Prapti Fitriana
Silvester Gerald
2017
1. Pembentukan Tim HACCP
2. Deskripsi produk
Bahan- bahan dalam pembuatan ayam kecap:
a. Daging Ayam
Ayam adalah hewan unggas yang paling umum di seluruh dunia, dan telah
diternakkan dan dikonsumsi sudah selama ribuan tahun lalu.Hingga abad ke-19,
ayam masih hanya dipelihara di rumah tangga, dengan tujuan untuk daging serta
diambil telurnya.Dan pada akhir dari ke-19 dan awal abad ke-20, peternakan ayam
rumahan menjadi cikal bakal peternakan ayam untuk tujuan bisnis, karena
permintaan pasar yang terus meningkat.Skala peternakan ayam yang besar telah
memunculkan banyak varian ayam untuk meningkatkan produksi ayam. Beberapa
varian baru yang telah dikembangkan, beberapa di antaranya adalah ayam
Amerika, Mediterania, Inggris, Asiatic, Plymouth Rock, Wyandotte, Rhode Island
Red, New Hampshire, Black Cochin, Leghorn, dll Fakta kandungan gizi daging
ayam.
Menurut USDA, 100 g ayam mengandung air (65 g), energi (215 kkal),
protein (18 g), lemak (15 g), lemak jenuh (4 g), kolesterol (75 mg), kalsium (11
mg), besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189 mg),
natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg). Di antara vitamin dalam daging ayam antara
lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin B-
6(pyridoxamine), folat, vitamin B-12, vitamin A, vitamin E (tocopherol), vitamin
D dan vitamin K.
b. Kecap Manis
Kecap kedelai merupakan salah satu produk fermentasi yang digunakan
sebagai produk pencita rasa khususnya di negara Asia yang merupakan produk
bumbu (condiment) yang tertua di Cina selama lebih dari 3000 tahun (Muangthai
dkk., 2009).
Salah satu ciri khas kecap kedelai khas Indonesia yang berbeda dengan
negara lainnya adalah kecap kedelai manis. Berdasarkan kategori pangan (2006),
kecap kedelai manis adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi
kacang kedelai (Glycine max L.) dan gula, gula merah, dengan atau tanpa proses
karamelisasi dengan atau tanpa penambahan bahan lain, dengan karakteristik dasar
total gula tidak kurang dari 40%. Berdasarkan SNI 3543:2013 bagian 1, kecap
kedelai manis didefinisikan sebagai produk berbentuk cair yang dibuat dari cairan
hasil fermentasi kedelai atau bungkil kedelai ditambah gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan
(Meutia, 2015).
c. Cabai Rawit
d. Bawang Merah
Bawang merah ( allium ascalonicum L) merupakan salah satu komoditas
tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu
masak setelah cabe. Selain sebagai campuran bumbu masak, bawang merah juga
dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyak atsiri,
bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol,
gula darah, mencegah penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah serta
memperlancar aliran darah (Suriani, 2012 dalam Irfan, 2013).
e. Bawang putih
Bawang putih atau garlic berasal dari bahasa inggris kuno “gar” yang berarti
tombak atau ujung tombak, dan “lic” yang berarti umbi atau bakung. Terkadang
garlic juga dinamakan allium sativum yang berasal dari bahasa celtic “all” yang
berarti berbau tidak sedap, dan “sativum” yang berarti tumbuh. Bawang putih
adalah tanaman yang hampir selalu tumbuh sepanjang tahun. Tanaman ini
merupakan bagian dari famili bawang yang paling berbau tajam dan pedas
(Hermes, 2001 dalam Yuniastuti, 2006).
Kadar gizi umbi bawang putih terdiri dari zat organis (Protein, lemak, hidrat
arang) dan zat hara (Kalsium, besi, fosfor, vitamin, belerang) seperti tabel dibawah
ini:
Dibersihka Siapkan
Dikupas, Siapkan 1 Siapkan 5 Siapkan 1
n dengan sesuai
diiris sdm sdm Gelas
air hangat takaran
PENYAJIAN
Siap di sajikan
5. Konfirmasi Bagan Air di Lapangan
Penerimaan bahan baku Bahan baku dari Biologi 1. Bahan baku ditolak bila
pemasok Kapang,Khamir, tidak sesuai spesifikasi
Bakteri, Kutu, E. 2. Analisis laboratorium
Colli, Ulat, 3. Membuat standar
Salmonella Thypi spesifikasi sendiri
Fisik
Kerikil, batu, kaca,
logam, tanah
Kimia
Residu pestisida
Persiapan bahan dan bumbu Pencucian daging Biologi 1. Pencucian daging ayam
ayam E. Collidari air minimal 3x dengan air
mengalir yang tidak
Fisik berasa, berbau, dan
Gabah, kerikil, batu, berwarna (bersih)
Kimia
Kontamanisi logam
berbahaya dari alat
masak
Penumisan bumbu Biologi 1. Penjamah makanan
Kontaminasi bakteri menggunakan APD
dari tenaga penjamah yaitu masker, penutup
makanan kepala, celemek, sarung
(Sthapylococcuc tangan.
Aureus), serangga 2. Gunakan alat
yang ada di masak yang
lingkungan tidak
pengolahan (semut, bereaksi
serangga) dengan
makanan
Fisik yang diolah
Kotoran yang melekat (bahan yang
pada alat masak, terbuat dari
kotoran pada minyak stainless
goreng steel dan
pyrex)
Kimia 1. Kebersihan ruang
Kontaminasi logam pengolahan
berbahaya dari alat
masak
Penumisan daging Biologi 1. Penjamah makanan
ayam Kontaminasi bakteri menggunakan APD
dari tenaga penjamah yaitu masker, penutup
makanan kepala, celemek, sarung
(Sthapylococcuc tangan.
Aureus), serangga 2. Gunakan alat masak
yang ada di yang tidak bereaksi
lingkungan dengan makanan yang
pengolahan (semut, diolah (bahan yang
serangga) terbuat dari stainless
steel dan pyrex)
Fisik 3. Kebersihan
Kotoran yang melekat ruang
pada alat masak, pengolahan
kotoran pada minyak
goreng
Kimia
Kontaminasi logam
berbahaya dari alat
masak
Pengolahan Penyajian ayam kecap Biologis 3. Wadah dicuci bersih
manis Mikroba yang tidak menggunakan sabun
diinginkan berasal serta penjamah makanan
dari wadah penyajian harus mencuci tangan
dan penjamah sebelum menjamah
makanan makanan
2.
Siap di sajikan
7. Penentuan TKK (CCP)https://www.slideshare.net/andiani17/bahan-ajar-haccp-dlm-
industri-pangan
CCP/Bukan
Input/Proses Bahaya P1 P2
CCP
Bahan baku dari Biologi
pemasok (daging Kapang,Khamir, Bakteri,
ayam, kecap, Kutu, E. Colli, Ulat,
bawang, cabai, Salmonella Thypi
minyak)
Ya Ya Bukan CCP
Fisik
Kerikil, kaca, logam, tanah
Kimia
Residu pestisida
Pencucian daging Biologi
ayam E. Collidari air
Fisik
Ya Tidak CCP
Gabah, kerikil, batu,
Kimia
Residu pestisida
Pencucian cabai Biologi
Ulat
Fisik
Ya Tidak CCP
Sisa-sisa tanah
Kimia
Residu pestisida
Pengupasan Fisik
bawang merah dan Kotoran yang terdapat pada
bawang putih pisau
Ya Ya Bukan CCP
Kimia
Residu pestisida
Pengirisan bawang Biologi
merah dan bang Bakteri dari talenan dan
putih pisau
Ya Ya Bukan CCP
Fisik
Kotoran yang terdapat pada
pisau
Pemotongan Biologi
bawang merah dan Kontaminasi bakteri dari Ya Ya Bukan CCP
bawang putih talenan
Pemasakan daging Biologi Ya Ya Bukan CCP
ayam Kontaminasi bakteri dari
tenaga penjamah makanan
(Sthapylococcuc Aureus),
serangga yang ada di
lingkungan pengolahan
(semut, serangga)
Fisik
Kotoran yang melekat pada
alat masak, kotoran pada
minyak goreng
Kimia
Kontamanisi logam
berbahaya dari alat masak
Penumisan bumbu Biologi
Kontaminasi bakteri dari
tenaga penjamah makanan
(Sthapylococcuc Aureus),
serangga yang ada di
lingkungan pengolahan
(semut, serangga)
Ya Ya Bukan CCP
Fisik
Kotoran yang melekat pada
alat masak, kotoran pada
minyak goreng
Kimia
Kontaminasi logam
berbahaya dari alat masak
Penumisan daging Biologi
ayam Kontaminasi bakteri dari
tenaga penjamah makanan
(Sthapylococcuc Aureus),
serangga yang ada di
lingkungan pengolahan
(semut, serangga)
Ya Ya Bukan CCP
Fisik
Kotoran yang melekat pada
alat masak, kotoran pada
minyak goreng
Kimia
Kontaminasi logam
berbahaya dari alat masak
Penyajian ayam Biologis
kecap manis Mikroba yang tidak
diinginkan berasal dari Ya Ya Bukan CCP
wadah penyajian dan
penjamah makanan
8.
Titik Proses Bahaya Cara Parameter Batas Kritis Nilai Target Pemantauan Tindakan
Pengendalian Pengendalia TKK Koreksi
n
Daging ayam Penerimaan Ayam jelek Pada waktu Jenis ayam Jenis ayam Jenis, ayam Observasi Daging ayam
pembelian bagus baik jenis, merk kurang baik
dan produsen diganti dengan
lebi baik
Pencucian Krikil, sisa Mencuci Warna air Tidak ada Tidak ada Observasi Pencucian
bulu ayam, dengan air agak keruh krikil dan bulu krikil dan bulu terhadap Ulang
darah mengalir ayam, darah ayam, darah krikil dan
bulu ayam,
darah
Pemanasan Bakteri Pemanasan Lama Menghilangkan Menghilangkan Observasi Penanakan
ulang memasak Bakteri Bakteri perubahan dilanjutkan
konsistensi sampai masak
Penyimpanan Terkontaminasi Wadah harus Air cucian Wadah bersih Wadah bersih Observasi Wadah/tempat
dari wadah bersih dg air dan tertutup dan tertutup Wadah ayam kurang
PAM bersih diganti,
dicuci kembali
Cabai Penerimaan Cabai bagus Pada waktu Jenis ayam Jenis cabai Jenis, cabai
Observasi Cabai baik
pembelian bagus baik jenis, merk
dan produsen
Pencucian Debu, tanah Mencuci Warna air Tidak ada Tidak ada debu Observasi Pencucian
dengan air agak keruh debu, tanah dan tanah terhadap Ulang
mengalir debu dan
tanah
Pemanasan pestisida Pemanasan Lama Menghilangkan Menghilangkan Observasi Penanakan
ulang memasak pestisida pestsida perubahan dilanjutkan
konsistensi sampai masak
Penyimpanan Terkontaminasi Wadah harus Air cucian Wadah bersih Wadah bersih Observasi Wadah/tempat
dari wadah bersih dg air dan tertutup dan tertutup Wadah cabai kurang
PAM bersih diganti,
dicuci kembali
Bawang Penerimaan Bawang merah Pada waktu Jenis Jenis Bawang Jenis, Bawang Observasi Bawang merah
merah dan dan putih pembelian Bawang merah dan merah dan jenis, merk dan putih baik
putih bagus merah dan putih bagus putih baik dan produsen
putih
Pencucian Debu, tanah Mencuci Warna air Tidak ada Tidak ada debu Observasi Pencucian
dengan air agak keruh debu, tanah dan tanah terhadap Ulang
mengalir debu dan
tanah
Pemanasan pestisida Pemanasan Lama Menghilangkan Menghilangkan Observasi Penanakan
ulang memasak pestisida pestsida perubahan dilanjutkan
konsistensi sampai masak
Penyimpanan Terkontaminasi Wadah harus Air cucian Wadah bersih Wadah bersih Observasi Wadah/tempat
dari wadah bersih dg air dan tertutup dan tertutup Wadah Bawang merah
PAM dan putih
kurang bersih
diganti, dicuci
kembali
Tahapan Jenis Batas Pemantauan Tindakan
CCP Verifikasi dokumentasi
proses bahaya Kritis Apa Bagaimana Frekuensi siapa koreksi
Pencucian - Biologi Warna air - Tidak Kondisi Mengamati Setiap Pencucian Periksaan Laporan
daging - Fisik agak ada warna air perubahan pencucian Ulang hasil
ayam - kimia keruh krikil warna air observasi
- bulu
ayam
- darah
Pencucian - Biologi Warna air - Tidak Kondisi Mengamati Setiap Pencucian Periksaan Laporan
cabai - Fisik agak ada warna air perubahan pencucian Ulang hasil
- Kimia keruh debu warna air observasi
- tanah
10 : PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI
Tindakan koreksi dilakukan apabila terjadi penyimpangan terhadap batas kritis
suatu CCP. Tindakan koreksi yang dilakukan jika terjadi penyimpangan, sangat
tergantung pada tingkat risiko produk pangan. Pada produk pangan berisiko tinggi
misalnya, tindakan koreksi dapat berupa penghentian proses produksi sebelum semua
penyimpangan dikoreksi/diperbaiki, atau produk ditahan/tidak dipasarkan dan diuji
keamanannya. Tindakan koreksi yang dapat dilakukan selain menghentikan proses
produksi antara lain mengeliminasi produk dan kerja ulang produk, serta tindakan
pencegahan seperti memverifikasi setiap perubahan yang telah diterapkan dalam
proses dan memastikannya agar tetap efektif.
Ketentuan Codex :
Tindakan koreksi yang spesifik harus ditetapkan untuk setiap CCP dalam
sistem HACCP untuk digunakan jika terjadi penyimpangan terhadap CCP tersebut.
Tindakan tersebut harus menjamin bahwa CCP telah berada dalam keadaan
terkontrol. Tindakan yang diambil harus juga menyangkut penanganan yang sesuai
untuk produk yang terpengaruh atau terkena penyimpangan terhadap
suatu CCP. Prosedur penanganan produk yang terkena penyimpangan harus
didokumentasikan dalam dokumen pencatatan HACCP (HACCP record keeping).
Tindakan koreksi adalah setiap tindakan yang harus diambil jika
hasil monitoring pada suatu titik pengontrolan kritis (CCP) menunjukkan adanya kehil
angan kontrol (loss of control).
Jika HACCP digunakan untuk semua aspek mutu produk, maka definisi
tindakan koreksi adalah : Tindakan koreksi adalah tiap tindakan yang harus diambil
jika hasil monitoring pada suatu titik pengontrolan kritis, titik mutu kritis, atau titik
kontrol proses menunjukkan adanya kehilangan kontrol.
Aprillia, desy dwi. 2014. Konsumsi air putih, status gizi, dan statuskesehatan penghuni panti
werdha di kabupaten pacitan. Skripsi. Fakultas ekologi manusia. Institut pertanian
bogor.
Hasibuan, Hasbul Martua. 2010. Penentuan kandungan iodium dalam garam dapur kabupaten
rokan hulu secara ekstraksi dan spektrofotometri. Skripsi. Fakultas tarbiyah dan
keguruan. Universitas islam negeri sultan syarif kasim riau.
Irfan, mokhamad. 2013. Respon bawang merah terhadap zat pengatur tumbuh dan unsur hara.
Jurnal agroteknologi vol 3 no 2 hal 35-40.
Noriko, nita dkk. 2012. Analisis penggunaan dan syarat mutu minyak goreng pada penjaja
makanan di food court UAI. Jurnal al-azhar indonesia seri sains dan teknologi vol 1 no
3 hal 147-154.
Yuniastuti, Katria. 2006. Ekstrasi dan identifikasi komponen sulfida pada bawang putih.
Jurusan kimia. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam.Universitas negeri
semarang.