Anda di halaman 1dari 4

Otopro Volume 17 No. 2 Nov 2022 hal.

xx-xx
P-ISSN: 1858-411x; E-ISSN: 2685-7863
DOI: 10.26740/otopro.vxxnx.pxx-xx https://journal.unesa.ac.id/index.php/jo
(Jurnal ini memuat tulisan hasil reviu, penelitian, dan pemikiran tentang bidang teknik mesin dan aplikasinya)

Optimasi Metode Blade Turbin Angin Sumbu Horizontal


1 2 3
Fathur Rahman , Alexander Christian , Muhammad Khoirul Hidayat

1,2,3
Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya
1
fathur.20066@mhs.unesa.ac.id
2
alexander.20071@mhs.unesa.ac.id
3
muhammadkhoirul.20076@mhs.unesa.ac.id

Abstrak— Listrik adalah bentuk energi yang sangat penting untuk keberhasilan ekonomi suatu negara. Populasi yang tumbuh menciptakan dilema untuk minyak dan batu bara sebagai sumber daya yang tidak terbarukan. Energi angin
adalah sumber energi terbarukan yang memiliki kemungkinan besar menyediakan 60,6 gigawatt dari 442 gigawatt energi terbarukan yang tersedia. Turbin angin adalah alat yang mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Artikel ini
menggunakan proses melakukan tinjauan literatur. Daya pinwheel yang dihasilkan (cemberut) dihasilkan oleh rotasi bilah pinwheel, yang menghasilkan energi yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Kecepatan angin dan hasil rotasi secara
langsung proporsional dengan energi yang dihasilkan. Variasi dalam jumlah bilah yang terlihat juga menghasilkan variasi dalam sifat rotasi, karena efek dari rasio kecepatan ujung berbanding terbalik dengan kecepatan angin. Menurut penelitian
yang dilakukan, blade airfoil lancip SG6043 dengan poin akord pada 75persen dan sudut twist pada 55persen, 65 persen, 75persen, 85 persen, dan 95persen memiliki koefisien daya maksimum (CP) sebesar 52,2 persen dan a TSR dari 4.

Kata Kunci— Tenaga Listrik; Energi Angin, Daya Kincir, Variabel Jumlah Blade.

Abstract— Electricity is a form of energy that is critical to a country's economic success. The growing population creates a dilemma for oil and coal as non-renewable resources. Wind energy is a renewable energy source that has a high
likelihood of providing 60.6 Gigawatts of the 442 Gigawatts of renewable energy available. A wind turbine is a device that converts the wind's kinetic energy to electrical energy. This article employs the process of conducting a literature review.
The resultant pinwheel power (Pout) is generated by the rotation of the pinwheel's blades, which generates energy that is subsequently transformed to electrical energy. The wind speed and rotational results are directly proportionate to the energy
generated. A variation in the number of blades visible also results in a variation in the rotation properties, as the effect of the tip speed ratio is inversely proportional to wind speed. According to the research conducted, the SG6043 Taper airfoil
blade with chord points at 75percent and twist angles at 55percent, 65 percent, 75percent, 85 percent, and 95percent has a maximum coefficient of power (Cp) of 52.2 percent and a TSR of 4.

Keywords— Electric Power; Wind Energy, Wind Power, Variable Number of Blades.

PENDAHULUAN 2. Koefisien daya telah dihitung sebagai konsekuensi dari perbandingan antara tenaga angin yang
dihasilkan oleh turbin angin, dan tenaga angin yang dihasilkan oleh turbin angin lain [4].
Tenaga listrik termasuk dalam salah satu sistem energi yang memegang kontribusi penting dalam
(2)
suatu pembangunan ekonomi negara. Terutama untuk kalangan masyarakat industri dan rumah tangga
yang sangat bergantung pada pasokan listrik dalam melakukan usahanya. Seiring berjalannya waktu, 3. Besar daya input adalah daya angin yang belum dikonversi angin atau sebelum angin melewati
peningkatan pertumbuhan ekonomi selaras dengan penggunaan energi listrik yang meningkat [1]. turbin [4]. Tidak semua daya yang ditangkap dapat dikonversikan menjadi energi mekanik oleh
Minyak bumi dan Batu bara sebagai bahan pokok yang tidak terbarukan, dimana setiap turbin, maka dari itu untuk mencarinya menggunakan persamaan:
bertambahnya tahun, semakin habis. Berdasarkan pencatatan refrensi [1] pada tahun 2018 memiliki total (3)
produksi batu bara sebesar 557 juta ton, porsi ekspor mencapai 357 juta ton (63%). Sementara itu,
konsumsi batu bara domestic mencapai 115 juta ton, dapat diartikan lebih kecil dari target konsumsi Dimana Pin adalah daya tangkap angin, ρ = massa jenis udara, A = luas penampang, dan v =

batubara domestic sebesar 121 juta ton. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengoperasian kecepatan angin.

beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) program 35.000 Mega Watt (MW) tidak sesuai
4. Semakin kecil generator maka semakin kecil efisiensi generator [4]. Guna menghitung nilai daya

perencanaan dan terdapat beberapa kegiatan industri yang mengalami penurunan. listrik dapat menggunakan persamaan (4).

Angin adalah satu dari beberpa jenis enegri alternatif terbarukan yang memiliki potensi yang cukup (4)

menjanjikan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik di Indonesia. Tercatat dari sumber DG of NREEC Dimana Pgenerator = daya generator, V = tegangan generator listrik dan I adalah arus listrik.
(2018) bahwa Indonesia memiliki potensi energi angin sebesar 60,6 Giga Watt (GW) dengan potensi
energi terbarukan total sebesar 442 GW. 5. Dalam generator arus searah (DC) diketahui ada tiga macam daya, yaitu daya input atau masukan
Turbin angin adalah media yang mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik melalui (Pin), daya pada jangkar (Pa), dan daya output atau keluaran (Pout). Untuk menentukan efisiensi
penggunaan turbin, yang merupakan perangkat mekanis. Kebanyakan turbin angin menerapkan konsep generator dapat diketahui dengan perbandingan daya generator dengan daya input dikali efisiensi
turbin angin sumbu horizontal untuk menghasilkan energi listrik [2]. maksimum (100%) [4].
Pengembangan turbin angin sudah menunjukkan tingkat yang tinggi karena dampak yang dapat (5)
dirasakan dari penggunaan pembangkit listrik adalah biaya yang lebih rendah dari sumber daya energi
terbarukan. Efisiensi konversi energi turbin angin biasanya dapat dilihat dengan koefisien daya, dimana
6. Torsi dihitung sebagai produk dari gaya beban dan panjang lengan. [6].
(6)
perbandingan antara daya mekanik turbin angin dengan daya angin [4].
Dengan berdasarkan permasalahan di atas penulisan ini diharapkan dapat menjadi review yang dapat Dimana, F = gaya pembebanan dan l = panjang lengan.
bermanfaat sebagai bahan pembelajaran dalam hal turbin angin. 7. Tip speed ratio (TSR) adalah rasio kecepatan linier lingkaran luar kincir angin dengan kecepatan
angin. [6].
METODE
(7)
Metode yang dilakukan dalam artikel ini adalah melakukan studi literatur.
1. Daya kincir angin (Pout) adalah energi yang dihasilkan oleh kincir angin sebagai akibat dari putaran
8. Torsi yang diperoleh dengan menggunakan sistem pengereman dan menahan beban pada puli yang
berputar dapat dihitung sebagai berikut:
baling-baling kincir angin, yang menghasilkan energi kinetik yang kemudian diubah menjadi energi
(8)
listrik[4].
(1) 9. Daya turbin merupakan nilai keluaran dari turbin angin [5].

Dimana, τ = torsi rotor dan ω = kecepatan sudut.

Fathur Rahman: Judul Paper dalam 4 Kata disambung titik-titik(…) 1


Otopro Volume 17 No. 2 Nov 2022
hal. xx-xx

(9)

10. Koefisien torsi [5].


(10)

HASIL DAN DISKUSI

Hubungan Kecepatan Angin Terhadap RPM

[2] Grafik yang ditampilkan merupakan hubungan antara putaran yang dihasilkan turbin pada Gbr 2. Grafik hubungan Cp dan TSR untuk kecepatan angin 4,03m/s.
kecepatan angin 3m/s, 3,5m/s, 4m/s dengan jumlah variasi blade 3, 4, 5, 6.

Gbr 3. Grafik hubungan Cp dan TSR untuk kecepatan angin 5,05m/s.

Gbr 1. Grafik hubungan kecepatan angin dan putaran turbin

Kecepatan angin dan putaran turbin berbanding lurus, seperti digambarkan pada grafik di atas;
semakin besar kecepatan angin maka semakin besar pula jumlah putaran yang dihasilkan oleh suatu turbin.
Dengan demikian, dengan meningkatnya jumlah putaran, kemampuan turbin untuk mengubah energi
menjadi energi yang berguna meningkat.

Putaran maksimum yang tampak adalah 538,60 rpm yang dimiliki jumlah blade 5 dengan kecepatan
angin maksimum 4m/s. Sedangkan, putaran minimum dimiliki oleh jumlah blade 3 dengan kecepatan
angin 3m/s yaitu 284,27 rpm.

Ditunjukkan berbagai sifat pemintalan karena keragaman jumlah bilah yang muncul. Jika
Gbr 4. Grafik hubungan Cp dan TSR untuk kecepatan angin 6,08 m/s.
dibandingkan dengan jumlah bilah lainnya, tampaknya jumlah bilah 5 memiliki putaran paling banyak.
Studi ini menemukan bahwa dengan mengurangi jumlah bilah yang digunakan, jumlah putaran berkurang. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 2–4 di atas, di mana nilai Cp naik dengan bertambahnya sudut
Hal ini disebabkan karena jarak antar sudu yang terlalu besar, mengakibatkan pemanfaatan energi angin sudu tetapi turun dengan bertambahnya kecepatan angin. Sebagian, ini disebabkan oleh fakta bahwa Cp
yang diperoleh tidak efisien karena adanya celah sudu. Sementara itu, turbin dengan lebih dari lima sudu maksimum diamati pada kecepatan angin rendah ketika TSR tinggi; sebaliknya, Cp terendah terjadi ketika
memberikan beban yang lebih besar pada turbin karena gaya berbahaya yang diciptakan oleh penurunan TSR tinggi pada kecepatan angin tinggi. Dengan kata lain, ketika kecepatan angin rendah, rotor turbin
kecepatan angin saat melewati sudu. Sudah terbukti dengan sendirinya bahwa peningkatan jumlah sudu lebih efisien dalam mengubah energi angin menjadi listrik. Ada kemungkinan bahwa nilai Cp dari sudut
akan mengakibatkan penurunan kinerja turbin. sudu 10° dapat dua kali lebih besar pada kecepatan angin rendah dibandingkan pada kecepatan angin
tinggi. Peningkatan kecepatan angin menghasilkan peningkatan daya yang diterima oleh turbin,
Analisis Turbin Angin Berdasarkan Sudut
menyebabkan peningkatan drag dan penurunan lift, yang dibuktikan dengan penurunan torsi yang
dihasilkan.
[5] Analisis ini dilakukan dengan tiga variasi sudut : 0°, 5°, dan 10° untuk 3 macam perubahan angin
: 4,03m/s, 5,05m/s, dan 6,08m/s. Diameter dual rotor masing-masing 50 cm dan 30 cm.
Hubungan kinerja turbin angin dengan efisiensi maksimum

Grafik hubungan koefisien daya (Cp) terhadap tip speed ratio (TSR) dengan variasi waktu.

Fathur Rahman: Judul Paper dalam 4 Kata disambung titik-titik(…) 2


Otopro Volume 17 No. 2 Nov 2022
hal. xx-xx

Berdasarkan ilustrasi di atas, penggunaan MPPT dengan teknik algoritma PSO pada sistem turbin
angin menghasilkan produksi daya listrik yang lebih tinggi daripada tanpa menggunakan MPPT bersamaan
dengan teknik algoritma PSO. Dibandingkan dengan sistem turbin angin non-MPPT yang memiliki
efisiensi berkisar antara 71 hingga 83 persen, sistem turbin angin yang menggunakan MPPT memiliki
efisiensi lebih besar dari 90 persen dan lebih konstan.

[10] Pengaruh variabel twist (sudut puntir) dan titik chord

Gbr 5. Grafik hubungan sudut blade dengan efisiensi (Cp).

Berdasarkan data di atas untuk menghitung double rotor untuk setiap sudut dan perubahan kecepatan
angin, sudut sudu berpengaruh terhadap nilai efisiensi maksimum turbin angin contra-rotating.

Menurut Gambar 5, efisiensi terbesar dari turbin angin poros horizontal kontra-rotasi dicapai pada
sudut sudu 10° dan kecepatan angin 4,03m/s, menghasilkan efisiensi maksimum hingga 71,8 persen, yang
Tabel 1. Hasil Pengujian Variasi Twist terhadap Chord pada 75%
lebih tinggi dari koefisien daya rotor tunggal optimal sebesar 59 persen. Ini berarti turbin angin rotor ganda
lebih efisien dalam mengkonversi energi dibandingkan turbin angin rotor tunggal. Menurut temuan tes dalam tabel di atas, ada lima situs linierisasi yang gagal tes karena nilai sudut
twist negatif dalam hasil tes sudut twist. Akibatnya, lima hasil tidak dapat dievaluasi lebih lanjut
Perbandingan sistem turbin angina dengan MPPT (Maximum power point tracking) dan tanpa
menggunakan perangkat lunak QBlade. Tabel dan gambar berikut menggambarkan hasil simulasi CP
MPPT (Maximum power point tracking)
(coefficient power) versus TSR (tip speed ratio):

Penelitian ini [7],[13] menjelaskan bahwa kecepatan angin berubah, penelitian ini menggunakan
algoritma MPPT dan PSO (Particle Swarm Optimization) untuk menjaga stabilitas sistem pada turbin
angin. Hal ini memungkinkan peningkatan efisiensi sistem dan stabilitas daya keluaran dibandingkan
dengan turbin angin yang tidak menggunakan MPPT.

Gbr 6. Perbandingan daya listrik sistem turbin angin dengan (MPPT) dan tanpa (MPPT)

Gbr 8. Simulasi (CP) – (TSR) di variasi sudut puntir (Twist) dan chord pada 75 persen menggunakan
software Qblade

Koefisien daya (Cp) sebesar 52,2 persen dan TSR 4 diperoleh dengan menggunakan sudu airfoil
SG6043 Taper dengan titik chord pada 75persen dan sudut puntir pada putaran 55persen, 65 persen,
75persen, 85 persen, dan 95persen.

KESIMPULAN

Dari hasil studi literatur dan data yang telah dikaji, diperoleh poin-poin kesimpulan sebagai berikut :

 Hubungan antara kecepatan angin dan kecepatan putaran diperoleh nilai putaran maksimum

dengan jumlah blade 5 pada kecepatan angin maksimum yaitu 4m/s menghasilkan putaran
538,60 rpm. Sedangkan nilai putaran minimum 284,27 rpm dengan jumlah blade 3 pada
kecepatan angin 3m/s.
Gbr 7. Perbandingan efesiensi sistem turbin angin dengan (MPPT) dan tanpa (MPPT)

Fathur Rahman: Judul Paper dalam 4 Kata disambung titik-titik(…) 3


Otopro Volume 17 No. 2 Nov 2022
hal. xx-xx

 Turbin angin dengan sudut 10° dan kecepatan angin rendah mengubah lebih banyak energi

daripada turbin dengan kecepatan angin tinggi. Ini karena konversi energi dikendalikan
oleh rasio kecepatan ujung, yang berbanding terbalik dengan kecepatan angin.

 Efisiensi double rotor lebih besar dengan nilai 71,8% jika dibandingkan dengan koefisien

daya ideal single rotor yaitu 59%.

 Menurut hasil penelitian tentang mengoptimalkan desain blade menggunakan metode

linierisasi chord dan twist, pisau airfoil lancip SG6043 dengan poin akor pada 75 persen
dan sudut twist pada 55 persen, 65 persen, 75 persen, 85 persen, dan 95 persen mencapai
nilai tertinggi pada titik twist 55% dengan koefisien daya (CP) 52,2 persen dan TSR 4.

REFERENSI

[1] Suharyati, Sadmoko Hesti Pambudi, Jamaludin Lastiko Wibowo, dan Nurina Indah Pratiwi, Indonesia
Energy Outlook 2019.
(https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-
indonesia-energy-outlook-2019-english-version.pdf). Diakses pada 4
Mei 2022.
[2] Firman Aryanto, I Made Mara, dan Made Nuarsa, Pengaruh Kecepatan Angin dan Variasi Jumlah Sudu
terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Poros Horizontal, Dinamika Teknik Mesin, vol. 3 no. 1, ISSN: 2088-
088X, 2013.
[3] Setiadi Wira Buana, Verdi A. Koehuan, A.Riszal, Samsul Kamal, dan Sugiyono, Analisis Pengaruh Rasio
Diameter Sebagai Parameter Kinerja Aerodinamika Dual Rotor Counter-Rotating Wind Turbine . [Website]
jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek, p-ISSN:2407-1846.
[4] Lutfi Laili Salim, Ridwan, Sri Poernomo Sari, dan Iwan Setyawan, Analisis Performa Turbin Angin
Savonius Tipe U dengan Memvariasikan Jumlah Sudu Turbin, Jurnal Penelitian Enjiniring (JPE), vol. 24,
no.2, 2020.
[5] Fredrikus M. Bere, Verdy A. Koehuan, dan Jahirwan Ut. Jasron, Analisis Peforma Turbin Angin Poros
Horizontal Model Double Rotor Contra Rotating dengan Posisi Rotor Saling Berhimpitan, [Online]
Homepage: http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU: vol. 02, no.1,
2015.
[6] J. Victor Tuapetel, Ikbal Arif Triprayoga, dan Putu M. Santika, Analisis dan Pengujian Kinerja Turbin
Angin Savonius 4 Sudu, Jurnal Teknik Mesin – ITI, vol. 3, no. 2, 2019.
[7] Meriem Otmane Rachedi, Mohammed Larbi Saidi, and Faycel Arbaoui, MPPT Control Design for Variable
Speed Wind Turbine, International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE), vol. 10, no. 5,
2020.
[8] Mohammadreza Mohammadi, Alireza Mohammadi, and Said Farahat, A New Method for Horizontal Axis
Wind Turbine (HAWT) Blade Optimization, [Online] Homepage:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijred: Int. Journal of Renewable Energy
Development 5 (1) 2016: 1-8.
[9] Arif Budi Wicaksono, Risdiyono, dan Mohammad Farid Najmul Hilmi, Desain dan Analisis Wind Turbine
Protoype Tipe Propeller Poros Horizontal Menggunakan Air Flow AH79-100 C Berbahan Dasar Komposit,
Teknoin, vol. 22, no. 5, 2016.
[10] Bramandhika Augustiantyo dan Reza Setiawan, Optimasi Desain Bilah dengan Metode Linearisasi Chord
dan Twist terhadap Performa Turbin Angin Sumbu Horizontal, Jurnal Teknik Mesin, vol. 22, no. 2.
[11] Zhen Chen, Josep M. Guerrero, and Frede Blaabjerg, A Review of the State of the Art of Power Electronics
for Wind Turbines, IEEE Transactions on Power Electronics, vol. 24, no. 8, 2009.
[12] Peter J. Schubel, and Richard J. Crossley, Wind Turbine Blade Design, Energies, 2012.
[13] Bibie Albar Whiencaka, Optimasi Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pada Sektor Sistem Turbin Angin
Menggunakan Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan Metode Particle Swarm Optimization
(PSO) di PLTH Bayu Baru, Bantul, D.I. Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2018
[14] M. Jureczko, M. Pawlak, A. Mezyk, Optimisation of Wind Turbine Blades, Journal Of Materials Processing
Technology 167 (2005) 463-471.
[15] M. Balat, A Review of Modern Wind Turbine Technology, Energy Sources, Part A, 31:1561-1572, 2009.
.

Fathur Rahman: Judul Paper dalam 4 Kata disambung titik-titik(…) 4

Anda mungkin juga menyukai