Anda di halaman 1dari 9

Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)

Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

PARAFRASA LEGENDA “BORU SARODING” MENJADI NASKAH


DRAMA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA

Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang3, Panigoran Siburian4


Universitas Prima Indonesia1, Universitas Prima Indonesia2, Universitas Prima Indonesia3,
Universitas Prima Indonesia4
Pos-el: florataringan7@gmail.com1, kristianinova0@gmail.com2,
natalmanullang15@gmail.com3¸panigoransiburian@gmail.com4

ABSTRAK

Cerita rakyat salah satu yang harus diwariskan oleh masyarakat Indonesia, salah satunya
dikalangan anak sekolah, Indonesia kaya akan cerita rakyat. Legenda Boru Saroding salah satu
cerita rakyat di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara, Kabupaten Samosir. Penelitian ini
menjelaskan apa itu unsur intrinsik dan ekstrinsik, penelitian ini juga menyertakan parafrasa
legenda “Boru Saroding” menjadi sebuah naskah drama sebagai acuan bahan ajar di tingkat
Sekolah Menengah Atas. Cara dalam pengumpulan data dipenelitian ini menggunakan teknik
dokumen berisi teks yang berupa tulisan. Data penelitian berasal dari data sekuder disebabkan
diperoleh dengan sistem membaca, memahami dari informasi media yang lain yang berasal dari
jurnal, juga buku-buku, literatur dan salinan teks yang berbentuk dokumen. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian legenda “Boru Saroding” diketahui dari kepercayaan masyarakat yang
ada di Samosir. Legenda yang sudah dirangkap, berlanjut diubah oleh peneliti berbentuk sebuah
naskah drama yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia tingkat SMA.

Kata Kunci: Parafrasa, Legenda, Bahan Ajar

ABSTRACT

Folklore is one that must be inherited by the people of Indonesia, one of which is among
school children, Indonesia is rich in folklore. The legend of Boru Saroding is one of the folk
tales in Indonesia originating from North Sumatra, Samosir Regency. This study explains what
intrinsic and extrinsic elements are, this study also includes paraphrasing the legend "Boru
Saroding" into a drama script as a reference for teaching materials at the high school level. The
method of collecting data in this study uses the technique of documents containing text in the
form of writing. Research data comes from secondary data because it is obtained by reading
systems, understanding other media information from journals, as well as books, literature and
text copies in the form of documents. The conclusions obtained from the research of the legend
"Boru Saroding" are known from the beliefs of the people in Samosir. The legend that has been
condensed, continues to be changed by researchers in the form of a drama script that can be
used as consideration in teaching Indonesian subjects at the high school level.

Keywords: Paraphrase, Legend, Teaching Material

1. PENDAHULUAN berisi tentang sebuah kisah atau asal


Cerita rakyat adalah sebuah cerita mula terjadinya sesuatu, secara tidak
yang berasal dari zaman dulu yang langsung membentuk sebuah tradisi.
secara diturunkan atau diwariskan secara Setiap negara memiliki cerita rakyatnya
lisan juga dari mulut ke mulut. tersendiri. Negara yang memiliki
kebudayaan dan biasanya cerita rakyat kebudayaan yang cukup banyak bahkan

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 93


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

setiap daerah memiliki cerita rakyat Boru Saroding melihat di atap rumah
masing-masing salah satunya negara suaminya berubah menjadi ular yang
Indonesia. Salah satu cerita rakyat di sangat besar, sehingga membuat Boru
Indonesia ialah lengenda “Boru Saroding ketakutan. Kedua saudaranya
Saroding” yang berada di Provinsi sangat rindu sehingga datang ke Ulu
Sumatera Utara, Kabupaten Samosir. Darat sepulangnya dari situ mereka
Sumatera Utara memiliki cukup diberikan sebuah bingkisan oleh Lae
banyak cerita rakyat salah satu cerita (Suami dari suadara perempuan) dengan
yang paling populer adalah legenda syarat membukanya harus setelah tujuh
“Asal Mula Danau Toba” “Batu hari. Namun, Raja Urmitam Pandiangan
Gantung” “Patung Sigale-gale”. Provinsi membuka terlebih dahulu dan
Sumatera Utara yang dipenuhi oleh mendapatkan ulat, kunyit, tanah dan
ragam suku dan bahasa membuat potongan kayu kecil sedangkan Raja
provinsi tersebut sangat kaya akan Sonang anak paling bungsu belum
kebudayaan. Akan tetapi, legenda “Boru membuka mengikuti syarat dari Laenya.
Saroding” tidak sepopuler seperti Setelah tujuh hari saudara Boru
legenda yang sudah disebutkan di atas. Saroding membuka bingkisan dan
Banyak kalangan masyarakat yang mendapatkan ulat-ulat kecil tetapi
tinggal di kota terkhususnya kota Medan beberapa menit kemudian berubah jadi
tak mengetahui legenda tersebut. kambing dan kerbau. Hampir setengah
Apalagi kalangan anak sekolah zaman tahun tidak bertemu dengan orang
sekarang minimnya rasa ingin tahu tuanya, Boru Saroding pamit ke
tentang cerita rakyat. suaminya untuk pulang bertemu dengan
Legenda “Boru Saroding” orang tuanya suaminya memberi izin dan
bercerita seorang gadis bernama Boru mengingatkan Boru Saroding untuk
Saroding yang merupakan putri tercantik segera pulang ke Ulu Darat, akan tetapi
di Palipi Kabupaten Samosir, memiliki Boru Saroding berbohong dan berbisik
dua saudara. Boru Saroding menikah dalam hati tidak akan kembali ke sana
dengan pemuda yang berwibawa berasal seketika itu juga cuaca dilangit sudah
dari Ulu Darat yaitu Sondungdangon. berubah menjadi gelap, angin kencang
Pertemuan Boru Saroding cukup singkat dan ombak besar mengantam sampan
dipertemukan di tepi Danau Toba. Boru yang ditumpangi Boru Saroding
Saroding sedang mencuci pakaian dan sehingga Boru Saroding terbawa ke
keramas menggunakan jeruk purut di dasar Danau Toba. Boru Saroding tidak
pinggir Danau Toba dihampiri oleh ditemukan, masyarakat mempercayai
seorang pemuda. bahwa Boru Saroding merupakan
Pertama kali bertemu Boru penyaga Danau Toba. Istilah parafrasa
Saroding langsung terpukau dengan berasal dari bahasa Inggris paraphrase,
ketampanan dan keberwibawaannya. dari bahasa Latin paraphrasis, dari
pemuda tersebut menawarkan diri untuk bahasa Yunani παράφρασις paráphrasis
bertemu dengan keluarga Boru Saroding yang berarti 'cara pengungkapan
dan Boru Saroding pun setuju. Mereka tambahan' (Wikipedia)
langsung diberi restu oleh orang tua Menurut Kamus Besar Bahasa
Boru Saroding dan menikah. Mereka Indonesia (KBBI) Parafrasa yaitu segala
tinggal di Ulu Darat yang terpencil. Hari pengungkapan kembali suatu tuturan
demi hari keanehan dialami Boru dari sebuah tingkatan atau macam
Saroding, ia melihat ular besar melewati bahasa menjadi yang lain tanpa
halaman depan rumah mereka. Suami mengubah pengertiannya. Beberapa ahli
yang pandai untuk memenuhi kebutuhan menggumukakan tentang parafrasa.
mereka tanpa kekurangan, suatu hari Parafrasa merupakan sebagai

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 94


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

kemampuan seseorang dalam menulis cerita rakyat yang ada di Samosir dan
ulang ide atau gagasan orang lain dengan dapat memperkenalakan budaya yang
kata-kata sendiri dan ditampilkan dalam ada, juga sebagai paduan bahan ajar.
bentuk yang baru OWL Purdue (Usman, Latar belakang yang sudah dipaparkan,
2015). Dalam memparafrasakan sesuatu, adapun hasil dari penelitian ini
teks yang akan diparafrasa harus dibaca memparafrasakan legenda “Boru
tanpa membedakan bagian-bagian yang Saroding” ke bentuk naskah drama
ingin diketahaui saja. Pembaca harus sebagai bahan ajar di SMA. Teks yang
mengerti tentang tema dari suatu teks. ditulis yang biasanya berisikan dialog,
Naskah yang berupa pengisahan, dan kemudian akan diperankan
pembaca diharapkan mengerti tentang berdasarkan dialog yang sudah ada
bagaimana jalan cerita atau alur yang merupakan penegertian dari naskah
ada. drama.
Berikutnya harus dapat
menemukan ide pokok yang terletak 2. METODE PENELITIAN
dikalimat utama di semua alinea yang Peneliti menggunakan metode
ada. Tetapi, dari kalimat penjelas yang kualitatif dalam penelitian. Menganalisis
sudah ada, pada bagian penting saja yang peristiwa, dinamika sosial, serta
diambil. Pemisahan dan sebagainya keyakinan yang dipercaya juga
merupakan bagian ilustrasi akan tetapi tanggapan individu atau sekelompok
tidak mengapa jika dibiarkan saja. orang akan sesuatu salah satu tujuan
Kalimat dan kata yang sepadan mudah menggunakan penelitian kualitatif.
dimengerti sangat penting dalam Penelitian kualitatif adalah penelitian
menceritakan kembali suatu naskah atau yang digunakan untuk meneliti masalah
teks. Kalimat langsung bisa diubah ke manusia dan sosial dikemukakan oleh
kalimat tidak langsung supaya lebih Creswell, J. W. Akhir penelitian yang
singkat, memakai bahasa agar lebih ada berdasarkan pandangan data dan
gampang untuk dipahami dalam analisa yang sudah diperoleh, laporan
melakukan parafrasa. Mengungkapkan penelitian diuraikan secara rinci. Yusuf,
lagi karya sastra yang pernah dibaca atau A,Muri: 329 berpendapat bahwa
yang pernah didengar dengan memakai penelitian kualitatif ialah suatu strategi
bahasa yang lebih ringan untuk inquiri yang menegaskan pencarian
dimengeti merupakan tujuan dari makna, karakteristik, pengertian, simbol,
Parafrasa. Parafrasa bertujuan untuk konsep maupun deskripsi suatu kejadian.
menguraikan kembali isi dari sebuah fokus dan multi metode, bersifat alami
karya sastra, dengan menggubah dan holistik; mengutamakan kualitas,
beberapa kata yang sudah ada dengan menggunakan beberapa cara, serta
kata lainnya namun, memiliki arti sama. disajikan secara naratif. Karya atau
Untuk menjaga koherensi ataupun tulisan seseorang yang sudah lampau
keutuhan alur cerita diharapan makna biasanya disebut dokumen, dan dokumen
yang terkandung disampaikan dengan dapat dimanfaatkan sebagai informasi
baik. Legenda “Boru Saroding” untuk kepentingan dalam meneliti
diparafrasakan ke dalam bentuk naskah dengan menggunakan teknik kualitatif.
drama, supaya dapat dikenal atau Teknik deskriptif kualtitatif yang
diketahui oleh banyak orang dan dipakai peneliti untuk meneliti legenda
memudahkan pembaca untuk Boru Saroding serta disajikan dalam
memahaminya. bentuk naratif. Sumber data yang
Legenda “Boru Saroding” diperoleh dengan cara membaca,
diparafrasakan ke dalam bentuk naskah mempelajari dan memahami melalui
drama diharapkan dapat memperluas media lain yang bersumber dari literatur,

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 95


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

buku-buku serta dokumen disebut Peneliti memiliki tujuan


dengan sumber data sekunder yang memakai metode deskriptif kualitatif
dikemukakan Sugiono (dalam Herviani antara lain untuk menganalisis suatu
dan Febriansyah, 2016). Data telah ada data. Sumber yang berbentuk dokumen,
yang berbentuk kalimat, wacana, kata- kemudian akan diuraikan tentang unsur
kata namun, tidak berbentuk bilangan. ekstrinsik, juga instrinsik cerita legenda
Adapun tujuannya untuk Boru Saroding berupa suatu jawaban
mengetahui seperti apa gambarannya. dari pertanyaan yang telah tersedia.
Bahan nyata atau keterangan dijadikan Peneliti hendak membuat sebuah
sebagai dasar kajian atau analisis yang pengalihan cerita namun, setelah tahap
kemudian berbentuk kesimpulan, juga analisis selesai. Adapaun caranya
informasi yang didapatkan dari melakukan parafrasakan ke dalam
komputer, ibaratnya representasi digital bentuk sebuah naskah drama.
dari teks, suara atau gambar grafis juga
angka merupakan pengertian dari data. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan sumber ialah asal informasi. Hasil Penelitian
Disimpulkan bahwa sumber data ialah Hasil penelitian berupa unsur
asal data di mana didapatkan atau sebuah instrinsik dan ekstrinsik tentang legenda
informasi yang didapatakan kemudian, Boru Saroding.
dijadikan bahan subjek untuk dikaji. Unsur instrinsik Legenda Boru
Penulis akan meneliti buku Silsilah dan Saroding:
Asal Usul marga-marga Batak dari Siraja a. Tema tentang cinta pandangan
Batak karya Lin Sugianto Saragih, S. pertama kepada orang yang belum
Sos yang berisikan asal mula marga- dikenal
marga Batak, di dalam buku tersebut b. Penokohan dan tokoh
juga berisi beberapa legenda-legenda Dalam legenda tersebut terdapat
Sumatera Utara. Dokumen Legenda beberapa tokoh yang terlibat dalam
“Boru Saroding” merupakan bahan yang legenda tersebut ialah: (1) Boru
akan dianalisis oleh peneliti dan Saroding: Sopan, taat, mudah
mencertitakan kembali atau disebut percaya, pembohong. (2)
memparafrasakan cerita tersebut ke Sondungdangon: Pembohong, ramah.
dalam bentuk naskah drama untuk (3) Raja Urmitam: Pemarah, tidak
kalangan anak SMA. sabar atau tidak taat. (4) Raja Sonang:
Dokumen merupakan keterangan Taat, pelit.
yang tertulis yang dapat digunakan c. Plot atau alur
sebagai bahan bukti keterangan. Legenda Boru Saroding memakai
Dokumen biasanya berbentuk gambar, plot maju lantaran sejak pertama telah
teks, ataupun berupa beberapa foto. mengisahkan pertemuan Boru Saroding
Peneliti akan menganlisis dokumen atau dengan pemuda dari Ulu Darat yaitu
teks cerita rakyat, yang kemudian akan Sondungdangon hingga saat di mana
dikaji oleh peneliti, yang dikaji ke dalam kejadian atau peristiwa yang sangat
aspek unsur intristik, ekstrinsiknya dan besar terjadi disebabkan pengkhianatan
juga menjadikan cerita rakyat Boru yang dilakukan Boru Saroding.
Saroding ke dalam naskah dram. Dari d. Latar (Setting)
dokumen yang sudah ada tujuannya Latar merupakan tempat
untuk mengutarakan atau terjadinya peristiwa, adapaun latar
mengungkapkan ulang cerita rakyat yang (setting) yang digunakan di dalam
sama akan tetapi diubah ke bentuk yang legenda Boru Saroding antara lain: Latar
lain itulah parafrasa. Tempat: Sebuah desa Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir, Ulu Darat, rumah,

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 96


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

Danau Toba. Latar Waktu: Berhari-hari, Kebiasaan penduduk di daerah


bertahun-tahun, zaman dulu. Latar Samosir dalam menyakini bahwa jika
Suasana: Ketakutan, kebahagiaan, meminta sesuatu di Danau Toba akan
menegangkan, sepi. dikabulkan bahkan jika ingin melakukan
e. Sudut Pandang sesuatu harus ijin terlebih dahulu kepada
Sebuah cara mengungkapkan leluhur atau nenek moyang.
sebuah kejadian atau cerita, sudut 4) Nilai Agama atau Kepercayaan
pandang yang baik akan menghasilkan Kepercayaan di tempat tersebut
rasa sehingga pembaca menikmati cerita bahwa adanya manusia bertubuh ular
disebut sudut pandang. Sudut pandang yang berada di Ulu Darat menikahi
biasanya terdiri dari sudut pandang seseorang bunga desa yang ada di Palipi,
kedua, ketiga, juga pertama. Adapun Samosir, Sumatera Utara. Tempat
sudut pandang penulis gunakan dalam kejadian Boru Saroding sebagai tempat
legenda Boru Saroding ialah sudut pemandian dan diyakini dapat
pandang orang ketiga, di mana seorang mengabulkan keinginan baik berupa
penulis tersebut tidak melibatkan dirinya kesembuhan, jabatan, kekayaan, bahkan
sendiri tetapi mengisahkan cerita tokoh teman hidup. Jika di dalam kapal terjadi
dengan menyebutkan nama, kata “ia” sesuatu yang menakutkan jika
atapuan “dia” memanggil Boru Saroding keadaan di
f. Gaya Bahasa kapal tersebut tidak akan terjadi apa-apa
Penulis menggunakan gaya atau diyakini sebagai penjaga Danau
bahasa dalam legenda ini gaya bahasa Toba.
penegasahan hingga sampai pada
klimaks. Dapat di lihat penulis Pembahasan
memulainya dengan kata “suatu hari Adegan 1
menjelang siang” yang lama kelamaan Boru Saroding dikenal pendiam,
semakin tinggi tingkatannya. sopan, taat akan orang tua dan baik hati
g. Amanat terhadap siapapun,menurut cerita orang
Sebuah cerita atau legenda tua-tua (Turi-turian), konon pada zaman
terdapat pesan moral yang dapat diambil itu Boru Saroding diklaim sebagai putri
oleh pembaca biasanya disebut amanat. tercantik di daerah Falipi-Mogang
Adapun amanat yang disampaikan dalam karena kecantikanya banyak pemuda
legenda Boru Saroding ialah tidak perlu yang jatuh hati tapi tidak sedikit yang
tergesa-gesa untuk mempercayai ditolak tetapi pada pemuda tersebut tidak
seseorang yang baru dijumpai, andaikan marah/kecewa karna Boru Saroding
merasakan ada yang menjanggal lebih ramah dan sopan.
baik dikomunikasikan dengan baik. Boru Saroding selain baik dan
Unsur Ekstrinsik dalam Legenda sopan, ia juga pintar membuat Ulos
Boru Saroding Batak, pekerja ulet membuat orang
1) Nilai Moral tuanya heran sekaligus bangga terhadap
Nilai moral yang didapat dari putrinya yang dalam adat Batak sifat dan
legenda Boru Saroding ialah taat sikap Boru Saroding merupakan calon
terhadap apa yang diperintahkan agar menantu idaman yang sangat dicari oleh
mendapatkan apa yang dinginkan . putra raja.
2) Nilai Sosial Suatu ketika Boru Saroding
Keadaan atau sosial masyarakat sedang mandi di tepi Danau Toba, tiba-
di Samosir kebanyakan pendapatan tiba sebuah sampan yang ditumpangi
berasal dari menjala ikan di Danau toba, seorang pemuda tampan dan beribawa
3) Nilai Budaya berdiri di atas sampan, datang
menghampiri Boru Saroding.

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 97


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

Sondungdangon : “Ito sedang apa di Sondungdangon : “Aku adalah penguasa


sini?” Ulu Darat yang bisa
Boru Saroding : “Sedang mandi dan berubah-ubah wujud
mencuci baju Ito.” dari manusia menjadi
Sondungdangon : “Perkenalkan saya ular dan dari ular
Sondungdangon,” menjadi manusia.”
(sambil mengulurkan
tangan) Tetapi Boru Saroding cukup
Boru Saroding : “Saroding,” (sembari pintar menutupi/menyembunyikan rasa
mengambil uluran takut dan penyesalahannya.
tangan
Sondungdangon) Adengan Kedua
Hingga suatu ketika Ayah Boru
Sondungdangon yang tampan Saroding yaitu Guru Solandason
itupun memperkenalkan dirinya dan menyuruh anaknya Raja Urmitam dan
tempat asalnya Rassang Bosi, Desa Raja Sumodang (Rasa Sonang) pergi ke
Sabulan Kecamatan Sitio-tio yang Ulu Darat untuk mencari bahan kayu dan
disebut Ulu Darat kepada Boru rotan untuk membangun rumah
Saroding. Singkat cerita, parasaktian, lalu mereka bertemu denagn
Sondungdangon itu dibawa oleh Boru saudara perempuannya (Ito) dan Raja
Saroding ke depan orang tuanya sesuai Urmitam maupun si Raja Sonang diajak
permintaan si Sondungdangon itu. ke rumah. Suami Boru Sarodingpun tiba
Ketika mereka kedua sampai di rumah di rumah seketika bertanya.
orang tua Boru Saroding seketika itu
juga orang tua dan saudaranya kagum Sondungdangon : “Sepertinya saya
akan tampang dan cara berbicara si mencium darah
Sondungdangon itu. manusia lain di rumah
Lalu, antara Sondungdangon dan ini.”
Boru Saroding kawin dan direstui Guru Boru Saroding : “Perasaanmu saja itu
Solandosan (Orang tua Boru Saroding) suamiku,” (ucapnya
pesta unjuk perkawinanpun diadakan dengan gugup dan
ditempat Boru Saroding setelah itu ketakutan)
mereka di berangkatkan menuju tempat Boru Saroding : “Suamiku, Itoku ada di
suaminya berada. sini mereka rindu
Mereka pun naik ke sampan denganku,” ucapnya
menuju Rasang Bosi, akan tetapi Boru pelan takut suaminya
Saroding terkejut begitu cepat tiba. Boru marah
Saroding sangat terpukul atas Sondungdangon : “Keluarlah Lae,”
perkawinanya dan merasa menyesal (pintanya kepada
karena suaminya bukan manusia biasa. saudara Boru
Dia menyaksikan dengan kepalanya Saroding)
sendiri bahwa suaminya bisa berubah
wujud menjadi seekor ular yang sangat Lalu, Boru Saroding
besar dengan kepala yang tidak seperti memperkenalkan itonya (kedua saudara
kepala ular. laki-lakinya kepada suaminya. Mereka
Setelah ditanya berkali-kali oleh berempat berbincang-bincang lalu
Boru Saroding sang suami pun dengan makan malam bersama. Suami Boru
jujur memberitahukan Saroding pada siang hari berbentuk ular
besar dan berkaki, tetapi pada malam
hari dia adalah seorang lelaki tampan.

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 98


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

Pagi hari tiba, kedua saudara Istri Pandiangan (Raja Humirtap)


Boru Saroding pamit kembali pulang ke bersunggut-sunggut dan merasa dongkol
Samosir, seketika mau berpamitan salah karena cuma mendapatkan gajut atau
satu saudara Boru Saroding bertanya. bingkisan dari suami Boru Saroding,
sudah bersusah payah mendatangi Lae
Raja Humirtap : “Lae! Kami akan segera dan Boru Saroding di hutan di atas
pulang ke Samosir, Lae gunung yang berada di Ulu Darat.
kasih apa sama kami
untuk kami bawa Istri Raja Humirtap : “Masa jauh-jauh
pulang ke Samosir?” dari Samosir ke Ulu
Sondungdangon : “Terima kasih Lae Darat hanya dikasih
karena sudah mau bingkisan kecil kegini,
berkunjung ke sini. itupun pakai syarat
Hanya saja ada syarat pula!”
yang harus dipenuhi
oleh Lae.” Pendek cerita karena tidak sabar
Raja Sonang : “Apa saja syaratnya menunggu hari yang dipesankan oleh
Lae?” Laenya ditambah rasa penasaran yang
Sondungdangon : “Sesampainya di cukup besar maka Raja Humirtap
Samosir, bingkisan ini (Pandiangan) membuka bungkusan
jangan dibuka akan tersebut, karena tidak sesuai dengan
tetapi Lae harus pesan Guru Sondungdangon maka
menunggu hingga bungkusan (gajut) dibuka hanya
tujuh hari tujuh malam berisikan: tanah, kunyit, potongan kayu
lamanya baru Lae kecil dan ulat-ulat karena merasa dihina,
Humirtap dan Lae Pandiangan pun marah dan
Sonang bisa mengucapkan makian terhadap suami
membukanya Boru Saroding.
bungkusan ini.”
Raja Humirtap : “Ia Lae, akan kami Raja Humirtap: “Kurang ajar! Masa
penuhi pesan Lae.” kayak gini cara dia
Sondungdangon : “Sesampainya di tepi menghargai saya
pantai dekat kampung, selaku saudara laki-laki
tabung berisi bulu Boru Saroding (Hula-
ternak ini digunjang- hula). Tidak tau sopan
gunjang lalu dilepas. terhadap keluarga
Dalam perjalanan istrinya,” (sambil
pulang jangan sampai melempar gajut yang
menoleh ke belakang.” diberikan oleh suami
Boru Saroding)
Adengan Ketiga
Perjalanan yang begitu panjang Kemudian Pandiangan
tak terasa sudah berada di kubu mereka membujuk dan mengajak adiknya Raja
sendiri-sendiri, di mana Raja Humirtap Sonang untuk turut membuka bungkusan
dan Raja Sonang sudah mempunyai yang diberikan oleh Laenya tersebut.
isteri juga bersama-sama tinggal di
rumah mereka sendiri-sendiri. Ito Boru Raja Humirtap: “Buka aja bungkusannya
Saroding meberitahu perjalan yang telah mungkin sama saja
dilalui serta memberikan bungkusan isinya seperti yang
(gajut) ke istri mereka. telah abang buka tadi.”

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 99


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

Akan tetapi sih Raja Sonang berkunjung ke


tidak mau dan bertahan memenuhui Samosir, sepertinya
pesan Laenya. engkau tidak akan
kembali lagi ke tempat
Setelah tujuh hari tujuh malam kita ini.”
datang, sesuai dengan isi pesan Laenya Boru Saroding: “Suamiku. Saya janji
maka adik Pandiangan yaitu sih Raja jika engkau ijinkan
Sonang pun membuka bungkusan saya ke Samosir saya
tersebut ternyata isinya: tiba-tiba keluar akan pulang karena
ulat-ulat yang jumlahnya sangat banyak, saya tidak mungkin
sangkin banyaknya hingga lokasi meniggalkan
perkarangan perkampungan itu tidak suamiku.”
muat. Sementara kunyit yang keluar dari Sondungdangon : “Dekke ni sabulan, tu
bungkusan tersebut berubah menjadi tonggina tu tabona,
emas dengan jumlah yang cukup banyak manang ise siose
dan potongan kayu kecilpun berubah padan, turipurna tu
menjadi batang pohon yang memadatti magona”. (Bahwa
lokasi perkampungan sih Raja Sonang. setiap orang yang
Dari hasil bungkusan (gajut) ingkar janji/ sumpah,
tersebut Pandiangan tidak mendapatkan maka ia akan
apa-apa karena tidak mengikuti pesan menanggung akibat
dari Laenya. Sedangkan sih Raja Sonang buruk)
dia sabar dan tidak penasaran sehingga Dengan perasaan sedih Guru
isi pesan laenya dapat dijalankannya. Sondungdangon memberangkatkan
Raja Humirtap (Pandiangan) mendatangi istrinya, diambilnya daun pohon
Raja Sonang/Raja Sumonang meminta dijadikannya menjadi sampan, suaminya
sebagian emas dan ternak Raja Sonang mendorong sampan dan berangkatlah ia.
tidak mau memberi.
Sondungdangon : “Berangkat lah istriku
Raja Humirtap : “Lae! Bagi dulu menuju arah Danau
sebagaian emas dan Toba.”
ternakmu.” Setelah Boru Saroding mendayung
Raja Sonang : “Tidak mau saya!” sampan seitar lima
meter dari bibir pantai.
Akhirnya mereka berselisih dan Boru Saroding : “Peh.....Bursik. Kupikir
bermusuhan karena bermusuhan itulah engkau berwajah
Raja Sumonang pergi meninggalkan manusia. Kau kira saya
Raja Humirtap sekaligus meninggalkan akan kembali lagi
kampung orang tua mereka. kehulu darat tempat
yang mengerikan itu?
Adegan Keempat Dasar hantu yang
Setelah beberapa lama Boru berwajah manusia
Saroding berumah tangga dan terpisah berbadan ular!”
dengan orang tuanya rasa rindu dan (sembari membuang
kangen menghampirinya dia ludah ke danau)
membicarakan hal ini kepada suaminya.
Cuaca di langit tiba-tiba berubah
Sondungdangon : “Sepertinya saya menjadi gelap, hujan dan suara petir
punya firasat beserta angin puting beliung datang
mengizinkan engkau sehingga Danau Toba dihampiri ombak

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 100


Flora1, Kristiani Nova Tamba2, Natalia Manullang 3, Jurnal Basataka (JBT)
Panigoran Siburian4 Universitas Balikpapan

yang begitu besar. Sedangkan Boru Saroding tenggelam di Danau Toba.


Saroding sedang melintas menggunakan Peneliti melakukan penelitian ini
sampan. Boru Saroding menjerit memiliki tujuan supaya cerita legenda
ketakutan melihat suasana yang seketika Boru Saroding dapat dibaca oleh
berubah, dengan kemampuan yang generasi berikutnya sehingga bisa
dimilikinya, berusaha menggendalikan dilestarikan agar tidak terlupakan oleh
sampan yang ditumpangi namun, khalayak banyak.
seketika muncul lah ombak yang sangat
besar dan seketika itu juga terseret 5. DAFTAR PUSTAKA
gelombang yang sangat besar, dan Edukasi, Romauli. 2021: “Legenda Boru
dengan sekejap Boru Saroding terbawa Saroding-Penghuni Tao Palipi
arus air sampai ke permukaan Danau (Part 1)”. Youtube, Mei 2021,
Toba. dilihat pada 9 November 2021.
https://youtu.be/D0Po7Zrbarg.
4. SIMPULAN Edukasi, Romauli. 2021: “Legenda Boru
Adapun kesimpulan dari Saroding-Penghuni Tao Palipi
penelitian ini bahwa legenda Boru (Part 2)”. Youtube, Juni 2021,
Saroding memiliki nilai, baik dari nilai dilihat pada 9 November 2021.
moral yang dapat diambil sebagai https://youtu.be/XLpKT_fp6uo.
pelajaran bagi kehidupan yang Edukasi, Romauli. 2021: “Legenda Boru
mendatang. Seperti yang sudah diuraikan Saroding-Penghuni Tao Palipi
di atas peneliti mencantumkan apa saja (Part 2)”. Youtube, Juni 2021,
yang menjadi unsur instrinsik dan dilihat pada 9 November 2021.
ekstrinsik dalam legenda Boru Saroding. https://youtu.be/QHoAN1Aic50.
Tema, tokoh, sudut pandang, latar, alur Nurjaya, Hamdani Kamal. 2019. “Unsur
serta amanat bahkan gaya bahasa Intrinsik dan Ekstrinsik
merupakan ciri-ciri unsur instrinsk. Kumpulan Cerpen Senyum
Pembentuk suatu cerita merupakan Karyamin Karya Ahmad Tohari
tujuan dari unsur ekstrinsik, unsur Sebagai Bahan Ajar”. dalam
ekstrinsik ini memiliki beberapa nilai, Imajeri, 01 Maret 2019.
termaksud nilai budaya, kepercayaan, Usman, Raja. 2015. “Penggunaan
agama, sosial bahkan moral juga seperti Metode Parafrase untuk
apa kondisi ekonomi dalam cerita Meningkatkan Kemampuan
tersebut. Menulis Parafrase Puisi ke Prosa
Setelah peneliti memaparkan terhadap Hasil Belajar Siswa
unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik Kelas II SMP Al-Ittihat
peneliti mengubah atau Pekanbaru”. dalam Sorot,
memparafrasakan legenda Boru Oktober 2015.
Saroding ke dalam naskah drama sebagai Siringo-ringo IA, dkk. 2020. “Parafrasa
bahan ajar untuk SMA. Di dalam cerita Legenda “Tuak Aren” Menjadi
legenda Boru Saroding menceritakan Naskah Drama Sebagai Bahan
bagaimana wanita tercantik di Samosir Ajar di SMA”. dalam Jurnal
bertemu dengan pemuda yang dari Ulu Bahada, September 2020.
Darat yaitu Sondungdangon yang Saragih, Lin Sugianto. 2017. Tarombo
ternyata manusia yang bisa berubah Dohot Turiturian ni Bangso
menjadi ular atau berwujud setengah Batak: Silsilah dan Asal-Usul
manusia dan ular. Boru Saroding yang Marga-marga Batak dari Siraja
mengingkari janjinya kepada suamninya Batak. Sumatera Utara: Dinas
untuk kembali ke Ulu Darat dan pada Perpustakaan Dan Arsip.
akhirnya sampan yang dinaiki Boru

Vol. 4, No. 2, Desember 2021 101

Anda mungkin juga menyukai