A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menyusun pantun secara runtut
Membuat sebuah pantun
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru mengajak siswa untuk latihan bernafas dengan berkesadaran penuh
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan dan motivasi tentang apa tujuan dan manfaat dengan mempelajari materi: Pantun
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh. (Diferensiasi konten)
KEGIATAN INTI
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskan kembali bacaan mengenai teks cerita yang dibaca
Berpikir Kritis 1. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat praduga dalam
pantun.
2. Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada tema tertentu dalam
menyusun pantun secara runtut. (Diferensiasi proses)
Kolaborasi 1. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemampuan
(high, middle, dan low) .
- Kelompok high diberikan LK yang berisikan perintah membuat pantun
- Kelompok middle LK diberikan dengan menampilkan sampiran. Kemudian, murid
membuat sendiri pantun dari sampiran yang disajikan
- Kelompok low LK diberikan dengan menyajikan sampiran da nisi pantun.
Kemudian, murid menyusun sehingga menjadi pantun
2. Masing-masing kelompok berdiskusi tentang menyusun pantun secara runtut yang
diberikan oleh guru, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai
hal-hal yang penting untuk dikerjakan (Diferensiasi proses)
Kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil tugas mereka yang telah mereka buat
dengan bermain talking stick (Diferensiasi produk)
Komunikasi
1. Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat sebuah pantun sesuai tema
yang mereka pilih dengan tetap memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan dalam
pantun. (Diferensiasi produk)
Kreativitas
2. Hasil pekerjaan membuat pantun dikumpulkan
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran
berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam
Kriteria penilaian
Jumlah Skor Nilai
13 – 15 95
10 – 12 90
7–9 85
4–6 80
1–3 75
Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik Skor
Pemilihan karya, Kejelasan tujuan,
4
Penyampaian isi, penampilan/ menarik
1. Karya menyusun dan 3 kriteria terpenuhi 3
membuat pantun 2 kriteria terpenuhi 2
1 kriteria terpenuhi 1
Skor Maksimum 4
2 Kekurangan
Pembelajaran
3 Kendala
Pembelajaran
4 Catatan Khusus
5 Rekomendasi
6 Rencana Tindak
Lanjut
7 Lain-lain
MATERI AJAR
Pengertian Pantun
Hemat kata, pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empak baris
serta memiliki sampiran dan isi. Sebelum mengenal apa saja jenis dari pantun, ada
baiknya teman-teman memahami dengan baik dulu ciri-ciri dari jenis puisi lama yang
satu ini. Tentu saja ini agar kalian dapat dengan mudah mengklasifikasikan sebuah
puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri pantun juga membuat
kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yang satu ini.
Ciri-ciri Pantun
Tidak hanya sekadar berisi nasihat dan imbauan, penyampaiannya pun memiliki cirri
khas yang begitu kental, seperti berikut ini.
1. Tiap Bait Terdiri atas Empat Baris
Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yang berada dalam satu
gagasan utama, jenis puisi lebih akrab menyebutnya sebagai bait. Tiap bait biasanya
berisi untaian kata-kata yang berada dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai
ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya.
Khusus untuk pantun, puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya
selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan
sebutan larik.
Untuk masalah penempatannya di dalam pantun, sampiran akan selalu berada di baris
pertama dan kedua. Sementara itu, isi pantun menyusul di posisi baris ketiga sampai
keempat.
4. Berima a-b-a-b
Rima atau yang juga biasa disebut dengan sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat
dalam puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk dengan
pantun. Khusus untuk pantun, jenis puisi yang satu ini memiliki ciri khas yang begitu
kuat, yakni rimanya adalah a-b-a-b.
Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah ada kesamaan bunyi antara baris pertama
dengan ketiga pantun dan baris kedua dengan baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi
pada pantun selalu terjadi antara sampiran dan isi.
Jenis-jenis Pantun
Setelah memahami ciri-ciri pantun, kini saatnya teman-teman juga mengenal jenis-jenis
pantun yang biasa diujarkan ataupun dituliskan seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenis
pantun berdasarkan tema isinya.
1. Pantun Nasihat
Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberi imbauan dan anjuran terhadap
seseorang ataupun masyarakat. Karena itulah, tema isi pantun yang paling banyak
dijumpai berjenis pantun nasihat. Pantun yang satu ini memiliki isi yang bertujuan
menyampaikan pesan moral dan didikan.
Contoh:
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua
2. Pantun Jenaka
Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu
dan menarik. Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar
ataupun membacanya. Tidak jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk
menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang dikemas dalam bentuk ringan
dan jenaka.
Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
3. Pantun Agama
Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia
dengan pencipta-Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan
pesan moral dan didikan kepada pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun
agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
Contoh:
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang
4. Pantun Teka-teki
Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni
diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk
hiburan dan mengakrabkan kebersamaan.
Contoh:
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
5. Pantun Berkasih-kasihan
Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta
dan kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi
Melayu untuk menyampaikan perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang
disukainya.
Contoh:
KELOMPOK HIGH
KELOMPOK MIDDLE
SAMPIRAN ISI PANTUN
1. ANAK ITIK BELAJAR BERENANG
ITIK BERENANG BADANNYA BERGOYANG
KELOMPOK LOW
SAMPIRAN ISI PANTUN
1. ANAK ITIK BELAJAR BERENANG A. JANGAN TAKUT JIKA SENDIRIAN
ITIK BERENANG BADANNYA BERGOYANG ADA TUHAN YANG MENEMANI
GOOD LUCK