Anda di halaman 1dari 35

MODUL AJAR BASA JAWA

KURIKULUM MERDEKA

Berbicara Teks Unggah-ungguh Jawa

Nama Kelompok Kota Yogyakarta Jenjang/Kelas SMP/VII


Asal Sekolah SMP ……….. Mapel Bahasa Jawa
Alokasi waktu 10 JP (2x5 pertemuan) Jumlah Peserta didik 32
Profil pelajar 1. Gotong royong Model Pembelajaran Tatap muka
Pancasila yang 2. Berkebinekaan global
berkaitan 3. kreatif
Fase D Domain Mapel Berbicara
Tujuan 7.3. Peserta didik menyampaikan argumen yang logis, kritis, dan kreatiif secara
Pembelajaran individual maupun berkelompok dengan menggunakan unggah-ungguh Jawa
serta mampu mempresentasika hasil kerja peserta didik tentang topik-topik
aktual, struktur dan ciri kebahasaan.
7.3.1. teks deskripsi unggah-ungguh Jawa

Kata kunci Unggah-ungguh Jawa, basa ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, krama alus,
tetepungan/ kenalan, pamitan, tata krama mlaku, sapa aruh
Deskripsi umum Pertemuan 1 : jinising basa
kegiatan Pertemuan 2 : Unggah-ungguh tetepungan lan pamitan
Pertemuan 3 : Unggah-ungguh sapa aruh lan mlaku
Pertemuan 4: Penerapan teks unggah-ungguh yang sudah dipelajari
(kelompok)
Pertemuan 5 : Asesmen
Mempersiapkan pembelajaran
Menyiapkan LK
Kegiatan pembelajaran : awal, inti, penutup
Refleksi
Mengerjakan asesmen
Materi ajar, 1. Teks unggah-ungguh Jawa
alat, dan bahan 2. Salindia / Power point unggah-ungguh Jawa
3. Platform media sosial
Sarana 1. Perpustakaan
Prasarana 2. Buku
3. Lcd/video
4. Komputer, jaringan internet
5. Majalah
PERANGKAT AJAR BAHASA JAWA KELAS TUJUH
POKOK BAHASAN: UNGGAH UNGGUH BASA KANGGO TETEPUNGAN LAN PAMITAN

No. Komponen Deskripsi/ Keterangan


1 Capaian Pembelajaran: Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai
informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan,
pandangan, arahan atau pesan yang terdapat dari
berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) audiovisual
dan aural dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar
wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan
mengevaluasi berbagai informasi dari topik actual
yang didengar yaitu unggah-ungguh Jawa.
2. Konsep Utama 1. Pengertian unggah-ungguh Jawa
2. Menyampaiakan video unggah-ungguh Jawa
3. Menguraikan ragam unggah-ungguh, undha usuk
tembung, unggah-ungguh pamitan, tetepungan,
tatakrama mlaku, dan unggah-ungguh sapa aruh.
3 Target Peserta didik: Asesmen Tertulis, Individu dan kelompok
4. Ketrampilan dan Pengetahuan Mengenal ragam unggah-ungguh Jawa
Prasyarat Memahami undha usuk tembung, unggah-ungguh
pamitan, tetepungan, tatakrama mlaku, dan unggah-
ungguh sapa aruh.

5 Ketersediaan Materi  Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian


tinggi:
Ya/Tidak
 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas
untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep:
Ya/Tidak
6 Kegiatan Pembelajaran  Individu
Utama/Pengaturan Peserta  Berkelompok (Lebih dari dua orang)
didik
7 Metode  Diskusi
 Penugasan
 Latihan
 Presentasi
 Eksplorasi
8 Materi Ajar, Alat, dan Bahan  Unggah-ungguh Jawa, buku, majalah, video,
laptop, HP, internet.
9 Perkiraan Biaya Biaya diperlukan untuk pengadaan buku dan
kuota internet
Persiapan Pembelajaran  Menyiapkan bahan bacaan atau bahan tayangan
berupa video
 Menyiapkan Lembar Kerja
 Menyiapkan alat evaluasi/asesmen
 Menyiapkan buku dan kamus bausastra Jawa

10 Waktu Persiapan

Langkah-langkah Pembelajaran

Aktivitas pertemuan 1

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


 Guru membuka  Guru menyampaikan  Guru memberi
pelajaran dengan tujuan pembelajaran. penguatan materi terkait
salam  Guru menggugah ragam unggah-ungguh
 Guru menyapa motivasi peserta didik Jawa dengan aplikasi
keadaan peserta didik dengan senam kecil game
 Guru mengajak peserta  Guru menyampaikan  Guru menyampaikan
didik untuk berdoa materi jinising unggah- simpulan pelajaran.
sebelum memulai ungguh basa (basa  Guru menugaskan
pelajaran. ngoko lan krama) peserta didik untuk
 Guru mengecek  Guru mengajak peserta membaca teks unggah-
kehadiran peserta didik untuk bersama- ungguh Jawa
didik sama menyanyikan lagu tetepungan dan pamitan
 Guru menstimulasi unggah-ungguh basa dari buku atau internet.
peserta didik dengan  Peserta didik  Guru menutup
beberapa pertanyaan. mengerjakan LK secara pelajaran.
Misalnya: Sapa sing individu
neng ngomah yen  Guru mengawasi
matur karo bapak ibu peserta didik dalam
nggunakake basa bekerja
krama?  Guru menilai hasil kerja
 Dikaitkan dengan individu
materi yang akan
disampaikan.

Aktivitas pertemuan 2

Pertemuan 2 : Unggah-ungguh tetepungan, pamitan, aruh-aruh, dan mlaku.

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


 Guru membuka pelajaran  Guru menayangkan video  Guru memberi penguatan
dengan salam unggah-ungguh. materi terkait unggah-
 Guru menyapa keadaan  Peserta didik menyimak video ungguh Jawa.
peserta didik yang ditayangkan.  Guru menyampaikan
 Guru mengecek kehadiran  Peserta didik diberi umpan simpulan pelajaran.
peserta didik balik pada video yang  Guru meminta peserta didik
 Guru menstimulasi peserta disimak. untuk menerapkan unggah-
didik dengan beberapa  Peserta didik dibagi dalam 4 ungguh yang telah dipelajari
pertanyaan. Misalnya: Para kelompok, tiap kelompok dalam kehidupan sehari-
siswa, isih kelingan ora terdiri dari delapan orang. hari.
pasinaon Basa Jawa minggu  Setiap kelompok mendapat 1  Guru menutup pelajaran.
wingi sinau apa? unggah-ungguh untuk
 Guru meminta siswa untuk didiskusikan. (unggah-ungguh
mempersiapkan gadget tetepungan, pamitan, aruh-
untuk bermain game aruh, dan mlaku)
unggah-ungguh basa yang  Tiap kelompok dibagi LK.
telah dipelajari pada  Peserta didik berdiskusi dan
pertemuan sebelumnya. mengerjakan LK bersama
 Guru mengaitkan materi kelompoknya.
pembelajaran sebelumnya
dan game yang telah Berbagi two stray two stay:
dikerjakan sebagai bekal  2 siswa berjaga di dalam
belajar materi berikutnya. kelompoknya, 6 yang lain
 Guru menyampaikan tujuan menyebar ke kelompok lain.
pembelajaran. (misal : kelompok unggah-
ungguh pamitan. 2 siswa
tinggal dalam kelompoknya
untuk menerima tamu dari
kelompok lain. 6 siswa yang
lain dari kelompok pamitan
pergi berkunjung ke
kelompok lain. 2 siswa pergi
ke kelompok aruh-aruh, 2
siswa pergi ke kelompok
tetepungan, 2 siswa ke
kelompok mlaku)
 Setelah pergi berkunjung, ke
6 siswa ini kembali ke
kelompok asal untuk berbagi
apa yang sudah didapat dari
kelompok lain kepada
kelompoknya sendiri.

Aktivitas pertemuan 3
Pertemuan 3: Penerapan unggah-ungguh yang sudah dipelajari dalam teks drama sederhana
(kelompok)

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


 Guru membuka pelajaran  Guru menjelaskan langkah-  Guru memberi penguatan
dengan salam langkah pembelajaran dan materi terkait unggah-
 Guru menyapa keadaan aturan dalam tugas. ungguh Jawa.
peserta didik  Siswa berkumpul bersama  Guru menyampaikan
 Guru mengecek kehadiran kelompoknya. (kelompok kegiatan pembelajaran
peserta didik yang telah dibentuk pada pada pertemuan
 Guru menstimulasi peserta pertemuan sebelumnya) berikutnya yaitu praktik
didik dengan beberapa  Siswa membuat naskah drama penerapan unggah-
pertanyaan. Misalnya: Para drama sederhana ungguh.
siswa wingi wis sinau penerapan 5 unggah-  Guru meminta peserta
maneka unggah-ungguh, ungguh (unggah-ungguh didik untuk menerapkan
isih kelingan ora? Coba basa, tetepungan, pamitan, unggah-ungguh yang telah
sebutna apa wae unggah- sapa aruh, lan mlaku). dipelajari dalam kehidupan
ungguh sing wis koksinau!  Tiap kelompok berlatih dan sehari-hari.
 Siswa menyebutkan mempersiapkan  Guru menutup pelajaran.
unggah-ungguh yang penampilan drama
pernah dipelajari. penerapan unggah-ungguh
 Peserta didik memberi untuk ditampilkan dalam
contoh sederhana unggah- pertemuan berikutnya.
ungguh yang pernah
dipelajari
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.

Aktivitas pertemuan 4

Pertemuan 4: Praktik penerapan unggah-ungguh yang sudah dipelajari dalam drama sederhana
(kelompok)

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


 Guru membuka pelajaran  Guru menjelaskan aturan  Guru menyampaikan
dengan salam dan langkah-langkah apresiasi atas semua
 Guru menyapa keadaan kegiatan pembelajaran. penampilan siswa.
peserta didik  Kelompok drama siswa  Guru memberi penguatan
 Guru mengecek kehadiran bergantian menampilkan materi terkait unggah-
peserta didik drama sederhana yang ungguh Jawa.
 Guru menstimulasi peserta telah dipersiapkan dalam  Guru menyampaikan
didik dengan beberapa pertemuan sebelumnya. kegiatan pembelajaran
pertanyaan. Misalnya: para  Siswa yang tidak tampil pada pertemuan
siswa, isih kelingan ora memiliki tugas sebelumnya yaitu asesmen
pasinaon basa Jawa memperhatikan dan materi unggah-ungguh.
minggu wingi kagiyatane mencatat apresiasi  Guru meminta peserta
ngapa wae? ataupun komentar untuk didik untuk menerapkan
 Siswa menyebutkan kelompok yang tampil. unggah-ungguh yang telah
kegiatan yang sudah  Setelah semua kelompok dipelajari dalam kehidupan
dilakukan. tampil, secara bergantian sehari-hari.
kelompok menyampaikan  Guru menutup pelajaran.
apresiasi dan komentar
yang telah dicatat.
 Guru menilai penampilan
setiap siswa baik saat
praktik drama maupun saat
memberikan
apresiasi/komentar.

Pelaksanaan Asesmen

 Hasil LK individu
 Proses bekerja dalam kelompok
 Hasil kerja kelompok
 Hasil asesmen individu

Kriteria Penilaian

 Penilaian individu
 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok
 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian

LEMBAR OBSERVASI SIKAP SELAMA KEGIATAN PEMBELAJARAN

Nama Siswa : …………………………………


Kelas : …………………………………
Pertemuan Ke- : …………………………………
Hari/Tanggal Pelaksanaan : …………………………………

Berilah penilaian terhadap aspek pengamatan yang diamati dengan membubuhkan tanda chek (√)
pada berbagai nilai sesuai indikator.

SKOR PENILAIAN

KURAN SANGAT
NO ASPEK YANG DIAMATI CUKUP BAIK
G BAIK

1 2 3 4
1 Pendahuluan

Melakukan do’a sebelum belajar

Mencermati penjelasan guru berkaitan


dengan materi yang akan dibahas

2 Kegiatan Inti

Keaktifan siswa dalam pembelajaran

Kerjasama dalam diskusi kelompok

Mengajukan pertanyaan

Menyampaikan pendapat

Menghargai pendapat orang lain

Menggunakan alat peraga pembelajaran

3 Penutup

Menyampaikan refleksi pembelajaran

Mengerjakan latihan soal secara mandiri

Memperhatikan arahan guru berkaitan materi


selanjutnya

Keterangan Penskoran:
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat Baik
…………………
Guru Mata pelajaran

(……………………..)
NIP. ………………..
PENILAIAN TEST TERTULIS

SOAL TEST TERTULIS

Nama Siswa : …………………………………


Kelas : …………………………………
Pertemuan Ke- : …………………………………
Hari/Tanggal Pelaksanaan : …………………………………

LEMBAR KERJA INDIVIDU


UNGGAH-UNGGUH BASA

No. Gambar Pacelathon

1. Ibu : “Vita, menyango warung tuku gula sekilo!”


Vita : “….” (wangsulane Vita nganggo ragam basa krama
alus)

2. Pak Marsidi : “Pak wau dalu kenging menapa boten tindak


Rapat?”
Pak Fathul : “….”(wangsulane Pak Fathul nganggo ragam
basa krama lugu)

3. Bu Dewi : “….”(pitakonane Bu Dewi nganggo ragam basa


ngoko lugu)
Nina lan Nani : “ingkang boten mlebet sekolah Bayu bu,
amargi nembe sakit”

4. Bu Surti : “Jeng Ana, regi brambang bawang samenika a


wis nggih.”
Bu Ana :” ……… “(wangsulane Bu Ana nganggo ragam
basa ngoko lugu)

5. Bayu : “ Dhik, apa Bapak wis kondur saka kantor?”


Dhik Ani : “….”(wangsulane Dhik Ani nganggo ragam basa
ngoko alus)
6. Simbah : “Ratih, ibumu lagi ngapa, Ndhuk?”
Ratih : “….”(wangsulane Ratih nganggo ragam basa
krama alus)

7. Ali : “Halo San, kepriye kabarmu saiki?”


Hasan : “….”(wangsulane Hasan nganggo ragam basa ngoko
lugu)

8. Bapak : “Mas, anggone sinau daring tugase apa?”


Bagas : “….”(wangsulane Bagas nganggo ragam basa krama alus)

9. Pak Ojek : “Mbak, ………..?” “….”(Pitakonane Pak ojek nganggo


ragam basa krama lugu)
Dewi : “Dhateng SMP Merdeka, Pak.”

10. Pak Bambang : “Saking dalem pukul pinten, Pak?”


Pak Slamet : “….”(wangsulane Pak Slamet nganggo ragam basa
krama alus)
LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN PORTOFOLIO HASIL

REKAPITULASI PORTOFOLIO LEMBAR KERJA HASIL DISKUSI KELOMPOK

Kelas : …………………………………
Jumlah Pertemuan : …………………………………
Hari/Tanggal Pelaksanaan : …………………………………

PERTEMUAN
NO NAMA KELOMPOK

1 Kelompok 1.

2 Kelompok 2.

3 Kelompok 3.

4 Kelompok 4.

5 Kelompok 5.

6 Kelompok 6.

7 Kelompok 7.

8 Kelompok 8.

Pleret, 11 Juli
2022
…………………
Guru Mata pelajaran

(……………………..)
NIP. ………………..
LEMBAR PENILAIAN HASIL PRESENTASI KELOMPOK

Nama Kelompok : …………………………………


Kelas : …………………………………
Pertemuan Ke- : …………………………………
Hari/Tanggal Pelaksanaan : …………………………………

Berilah penilaian terhadap aspek pengamatan yang diamati dengan membubuhkan tanda chek (√)
pada berbagai nilai sesuai indikator.

SKOR PENILAIAN

KURAN
TIDAK SANGAT
NO ASPEK YANG DIAMATI G SESUAI
SESUAI SESUAI
SESUAI

1 2 3 4

1 Ruang linkup materi sesuai dengan yang


sedang didiskusikan dalam kelompok

2 Penyajian materi lugas dan mudah


dipahami

3 Penggunaan alat bantu mendukung kualitas


materi yang disampaikan

4 Kualitas pembuatan media yang digunakan


dalam presentasi

5 Penyampaiai materi dengan memberikan


contoh yang mudah dipahami

6 Kemampuan menarik perhatian,


memotivasi, artikulasi, dan gestur

7 Penampilan dalam presentasi

8 Sikap terhadap pertanyaan yang diajukan


guru atau siswa dari kelompok lain

9 Kemampuan menjawab pertanyaan yang


diajukan guru atau siswa dari kelompok lain

10 Kemampuan menyampaikan keseluruhan


hasil diskusi

Keterangan Penskoran:
Skor 1 = Tidak Sesuai
Skor 2 = Kurang Sesuai
Skor 3 = Sesuai
Skor 4 = Sangat Sesuai
…………………
Guru Mata pelajaran

(……………………..)
NIP. ………………..
Refleksi Guru
 Apakah kegiatan belajar berhasil?
 Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
 Apa yang menurut Anda berhasil?
 Kesulitan ap yang dialami guru dan peserta didik?
 Apa Langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
 Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta didik


 Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
 Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
 Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu
berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?
 Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu

Daftar Pustaka
 Bausastra Jawa
 Modul MGMP bahasa Jawa kota Yogyakarta
 Kartika Basa kelas VII
 Gladhi Basa Jawa kelas VII

Lembar Kerja

Lembar Kerja

Pertemuan ke-1

MATERI PEMBELAJARAN
1. UNGGAH-UNGGUH BASA LAN TATA KRAMA
Unggah-ungguh yaiku tata pranataning basa miturut lungguhe tatakrama.
(W.J.S Poerwadarminta, 443:1939). Tembung tatakrama iku kedadeyan saka tembung
‘tata’ kang tegese becik pangetrape, lan ‘krama’ ateges pratingkah utawa patrap.
Tembung tata krama bisa ditegesi pangetrape patrap utawa pratingkah kang becik.
Dene unggah-ungguh basa bisa ditegesi cak-cakan utawa cara nggunakake undha-
usuk utawa tataran tembung sing trep lan bener laras karo pangetrape basa kang becik.

Miturut owah gingsiring jawan unggah-ungguh basa kaperang dadi 2 yaiku ngoko
lan krama. Dene ngoko kaperang dadi loro ngoko lugu lan ngoko alus. Krama
kaperang dadi loro yaiku krama lugu lan krama alus.

Unggah-ungguh Basa
1. Basa Ngoko Lugu
Basa ngoko iku basa kang isih lugu utawa asli, mula diarani basa ngoko
lugu. Basa ngoko iku kabeh tetembungane nganggo tembung ngoko
tanpa ana campuran tembung krama utawa tembung krama inggil.

Tuladhane basa ngoko lugu


a. Apa kowe sida menyang perpustakaan?
b. Bukumu iki regane pira?
c. Bagus lunga menyang apotik tuku obat.
d. Nakula nggambar wit klapa
e. Dheweke bocah desa nanging sregep sinau
Wewatone basa ngoko lugu
a. Tembung kang dipilih kang becik lan prayoga tegese, tembung kang
sopan, ora kasar, lan ora saru.
b. Tembung-tembung ngoko dudu dialek.
c. Sabisa-bisa migunakake tembung Jawa asli, yen pancen ora ana, lagi
migunakake tembung Indonesia utawa tembung manca.
d. Kabeh migunakake tembung ngoko ora kacampuran tembung krama
utawa krama inggil.
Pigunane basa ngoko lugu
a. Kanggo omong-omongan karo wong liya kang kalungguhane utawa
drajate luwih ngisor. Tuladhane guru marang murid, wong tuwa
marang anake, kakang marang adhine, panggedhe marang
andhahane, kanca kang wis akrab utawa kulina srawunge.
b. Kanggo sesorah kang ngrungokake wis akrab utawa kanca saumuran.
c. Kanggo nulis ing kalawarti, buletin, buku kang mbutuhake basa
ngoko.
d. Kanggo sesambungan kang asipat umum, kaya wara-wara, iklan,
tawa dagangan, plang/papan nama.

2. Basa Ngoko Alus


Basa ngoko alus iku biyen aran basa ngoko antya basa, wujude tembung
tembung-tembung ngoko dicampur karo tembung krama utawa
krama inggil. Panganggone krama inggil iku mau kanggo ngurmati
wong kang diajak omong-omongan.

Tuladha basa ngoko alus


a. Ngoko lugu : Mau bengi kowe sida lunga menyang toko sepatu ?
Ngoko alus : Mau bengi, panjenengan sida tindak menyang toko
sepatu ?
b. Ngoko lugu : kowe mau ngomong karo sapa ?
Ngoko alus : Panjenengan mau ngendika karo sapa ?
c. Ngoko lugu : Pakdhe teka diwenehi wedang dening mas Sadan.
Ngoko alus : Pakdhe rawuh dicaosi wedang dening mas Sadan.
Wewaton kang kudu digatekake ana ing basa ngoko alus
a. Yen ana tembunge krama inggil dianggo, yen ora ana krama inggil
tetep nganggo basa ngoko.
Tuladha : kowe  panjenengan, ngombe  ngunjuk
b. Tembung kang magepokan karo dhiri pribadi sanajan ana krama
inggil tetep nganggo basa ngoko.
Tuladha : Aku arep turu ( ora kena aku arep sare)
c. Tembung kang magepokan karo kewan, wit lan barang sanajan ana
krama inggil tetep nganggo basa ngoko.
Tuladha : Manuk emprit njaluk ngombe ( ora kena manut emprit
nyuwun ngunjuk)
d. Ora migunakake basa krama, amung tembung krama inggil lan
tembung ngoko
Tuladha : Kowe dakkon nulis layang  Panjenengan dakaturi nulis
layang (ora kena panjenengan dakaturi nyerat layang)
e. Ater-ater dak lan di ora diganti, dene ater-ater kok diganti
panjenengan
Tuladha : dideleng dipriksani, dicekel diasta,
dakmelu dakndherek, dakkon dakaturi
f. Panambang e ora diganti ipun, nanging yen kanggo peprenahan di
ganti tembung ingkang
Tuladha : omahe daleme,
anake  ingkang putra,
bojone  ingkang garwa
g. Panambang mu diganti panjenengan
Tuladha : anakmu putra panjenengan
adhimu  rayi panjenengan
simbahmu eyang panjenengan
h. Panambang ku tetep
Tuladha : Ayo mampir ing omahku Sumangga pinarak ing
omahku
Adhimu turu ing paturonku ingkang rayi sare ing
paturonku
i. Camboran di-ake isih tetep ora diganti
Tuladha : dirungokake dimidhangetake,
dikandhakake dingandikakake
j. Camboran kok-ake, kok diganti panjenengan dene ake ora diganti
Tuladha : kokgawake panjenengan astakake
kokjupukake panjenengan pundhutake
k. Camboran dak-ne tetep ora diganti
Tuladha : dakjaluke daksuwune
dakturokne daksarekne
Pigunane basa ngoko alus
a. Kanggo omong-omongan karo wong liya sing kalungguhan utawa
drajate padha nanging duwe rasa ngurmati.
b. Kanggo omong-omongan marang kang kalungguhan utawa drajate
luwih dhuwur nanging wis rumaket.
c. Kanggo nggunem wong liya kang kalungguhan utawa drajate luwih
dhuwur.
d. Kanggo ngomong ing sangarepe wong akeh kang kalungguhan utawa
drajate ana sing dhuwur lan ana sing andhap.

3. Basa Krama Lugu


Basa krama lugu uga kasebut basa krama. Ngemu surasa kasusilan
lan pakurmatan marang wong liya kang lagi diajak ngomong utawa lagi
diomongake. Tetembungan sing digunakake yaiku tembung krama utawa
bisa dirani tembung krama madya.
Tuladha basa krama lugu
a. Ngoko lugu : Pak Jarwo akon Siti supaya lungguh sedhela
Ngoko alus : Pak Jarwo dhawuh Siti supaya lungguh sedhela
Krama alus: Pak Jarwo aken Siti supados lenggah sekedhap.
b. Ngoko lugu : Sadewa akon Pak Basuki supaya lungguh sedhela
Ngoko alus : Sadewa ngaturi Pak Basuki supaya pinarak sedhela
Krama lugu: Sadewa aken Pak Basuki supados lenggah sekedhap
c. Ngoko lugu: Adhimu iku alise nanggal sapisan
Ngoko alus : Ingkang rayi iku imbane nanggal sapisan
Krama lugu : Adhi sampeyan menika alisipun nanggal sapisan
Wewatone Basa Krama lugu
a. Tembung-tembung ngoko yen ana tembung kramane diganti
nganggo tembung krama, dene yen ora ana tetep nganggo tembung
ngoko wae
Tuladha : ngoko lugu : Aku arep nggambar wit pelem, jeruk, apel,
gedhang.
krama lugu : Kula badhe nggambar wit pelem, jeram, apel,
pisang.
b. Tembung-tembung kang magepokan karo dhiri pribadi yen ana
kramane tetep dikramakake.
Tuladha : ngoko lugu : Ayo mampir ing omahku sadhela.
krama lugu : Mangga mampir ing griya kula sakedhap
(griya kula ora kena dadi dalem kula)
c. Tembung-tembung kang magepokan kewan, wit-witan utawa liyane
yen ana kramane tetep dikramakake
Tuladha : ngoko lugu : Wit jerukku arep mati
krama lugu: Wit jeram kula badhe pejah
(boten wit jeram kula badhe seda)
Pigunane Basa Krama lugu
a. Kanggo ngomong karo wong liya kang kalungguhan utawa drajate
padha utawa wis kulina kanggo ngajeni.
b. Kanggo omongan karo wong liya kang kalungguhan utawa drajate
luwih ngisor nanging durung kulina utawa wis kulina nanging pingin
ngajeni.
c. Kanggo sesorah sing asipat umum, ora kanggo golongan tartamtu
d. Kanggo nulis karangan kang asipat umum, ora kanggo golongan
tartamtu

4. Basa Krama Alus


Basa krama alus iku migunakake tembung-tembung krama
kacampuran karo krama inggil utawa krama andhap. Tembung krama
inggil kasebut digunakake kanggo wong liya minangka atur pakurmatan.
Tembung krama inggil ora kena dianggo dhiri pribadi ananging nganggo
krama andhap.

Tuladha basa krama alus.


a. Ngoko lugu : Pak Sariya mlaku-mlaku mampir ing omahe Mbak
Sus.
Ngoko alus : Pak Sariya tindak-tindak pinarak ing daleme Mbak
Sus.
Krama lugu : Pak Sariya mlampah-mlampah mampir ing griyanipun
Mbak Sus.
Krama alus : Pak Sariya tindak-tindak pinarak ing dalemipun
Mbak Sus
Tembung mlaku(n), mlampah (k), tindak(ki)
Omah(n), griya (k), dalem(ki)
Mampir (n) mampir (k), pinarak (ki)
b. Ngoko lugu : Ibu kepala sekolah gelem ngawaki dhewe ngupakara
petamanan
Ngoko alus : Ibu kepala sekolah kersa nyalirani dhewe ngupakara
petamanan.
Krama lugu :Ibu kepala sekolah purun ngawaki piyambak
ngupakara petamanan.
Krama alus : Ibu kepala sekolah kersa nyalirani piyambak ngupakara
petamanan
tembung: gelem (n), purun (k), kersa (ki)
ngawaki (n), ngawaki (k), nyalirani (ki)
dhewe (n) piyambak (k)
c. Ngoko lugu : Mbak Sahla mangan pecel ajange pincuk
Ngoko alus : Mbak Sahla dhahar pecel ambenge pincuk
Krama alus : Mbak Sahla nedha pecel ajangipun pincuk
Krama alus : Mbak Sahla dhahar pecel ambenganipun pincuk
Tembung : mangan (n), nedha (k), dhahar (ki)
ajang (n), ajang (k) ambeng (ki)

Wewatone basa krama alus


a. tembung ngoko kang ana krama inggile diganti nganggo tembung
krama inggil.
b. Tembung krama inggil kang magepokan karo dhiri pribadi ora
dianggo.
c. Tembung krama inggil kang magepokan karo wit, kewan utawa
liyane ora usah dianggo
d. Tembung kang oleh panambang lan ater-ater dikramakake

Pigunane basa krama alus


a. Kanggo ngomong karo wong kang kalungguhan utawa drajate padha
nanging urmat kinurmatan.
b. Kanggo omongan karo wong kang kalungguhan utawa drajate luwih
dhuwur.
c. Kanggo ngomongake wong liya kang diurmati
d. Kanggo sesorah ing swasana kang resmi utawa mbutuhake unggah-
ungguh basa kang jangkep.
e. Kanggo ngripta sing perlu nggunakake unggah-ungguh kang
jangkep.

II. UNGGAH-UNGGUH TETEPUNGAN


Menawa wis ngerti apa sing diarani unggah-ungguh basa lan cak-cakane, para
siswa uga bisa ngecakake unggah-ungguh basa menawa arep tetepungan. Kepiye ta
sing diarani unggah-ungguhe menawa tetepungan? Mangga disemak.

a) Bab-bab wigati nalika tetepungan


1) Kanggo tetepungan antarane bocah karo bocah lumrahe cukup
migunakake basa ngoko lugu.
Tuladha : “Ditepungake jenengku Nakula. Aku siswa kelas pitu A.”
2) Kanggo tetepungan marang wong kang luwih tuwa becike nganggo basa
krama alus.
Tuladha : “Ndherek nepangaken, nama kula Nakula, griya kula
Perumahan Indah asri blok setunggal.”
3) Kanggo wong tuwa marang bocah lumrahe migunakake basa ngoko alus.
Tuladha : “Ditepungake, bapak guru asmane Pak Oki, pidalem ing
Perumahan Sekar Arum Blok pitu nomer siji.”

b) Tembung-tembung kang perlu di gatekake yaiku:


1) Aku basa kramane kula.
2) Jeneng basa kramane nama, krama inggile asma.
3) Kowe padha karo slira, basa krama sampeyan, krama inggile
panjenengan.
4) Omah basa kramane griya, krama inggile dalem.
5) Tepung tegese wis kulina, wanuh, kenal.
6) Anak basa kramane anak, krama inggile putra.
7) Sedulur basa kramane sedherek.
8) Nyambut gawe basa kramane nyambut damel, krama inggile ngasta.
Tuladha Pacelahon Tetepungan.
Tetepungan

Dina sepisanan mlebu kelas ing taun ajaran anyar, mujudake dina kang anyar tumrape
para siswa kelas pitu, amarga antarane siswa-siswa iku akeh kang padha durung
tepung marang kancane, uga marang bapak ibu guru. Katon siswa anyar kang aran
Santi marani siswa liyane kang lagi padha lungguhan ing emperan kelas saperlu
tetepungan.
Santi : “Ditepungke, aku Santi. Aku siswa kelas pitu C. Jenengmu sapa?”
Sekar: “Jenengku Sekar. Aku ya kelas pitu C. Wah yen ngono awake dhewe
sakelas ya?’’
Santi : “Wah kebeneran yen ngono. Ngomong-ngomong, kowe saka SD
ngendi?”
Sekar: “Aku saka SD Kembang Putih. Yen kowe saka SD ngendi San?”
Santi : “Aku saka SD Bibis.”
(Durung tutug anggone padha tetepungan wis keprungu tembang ”Garuda
Pancasila” saka kantor kang sumebar ing saben kelas minangka tandha mlebu kelas.
Bu Ranti guru wali kelas wis katon tindak tumuju ing kelas pitu C. Para siswa enggal
mlebu kelase dhewe-dhewe.)
Bu Ranti : “Sugeng enjang para siswa!”
(Kanthi bebarengan para siswa ing kelas iku padha mangsuli)
Siswa : “Sugeng enjang Bu!”
Bu Ranti : “Bocah-bocah, kanggo piwulangan kang sepisanan iki ora ana alane
menawa bocah-bocah padha tetepungan dhisik jalaran mbokmenawa
bocah-bocah padha durung tepung klawan siji lan sijine. Semono uga
marang ibu guru!”
Siswa : “Inggih Bu! Leres..!”
Bu Ranti : “Iya bener kandhamu. Saiki luwih dhisik ditepungake, Ibu guru iki
asmane Ibu Ranti genepe Hening Sih Miranti nanging para siswa
kepareng ngaturi Bu Ranti ngono wae.”
Santi : “Nuwun sewu Bu guru, dalemipun pundi?”
Bu Ranti : “Ibu guru pidalem ing Perumahan Sekar Asri Blok sepuluh nomer siji!
Jenengmu sapa Ndhuk, bocah pinter?”
Santi : “Ndherek nepangaken, nama kula Santi Tyas Utami, Bu. Griya kula
Perumahan Giri Asri blok setunggal E nomer tiga. Kula saking SD
Bibis.”
Bu Ranti : “Iya. Saiki ayo padha nepungake urut mbaka siji!”

III. UNGGAH-UNGGUH PAMITAN

Pitutur, piweling lan donga saka wong tuwa iku wigati banget tumrap para
putra, jalaran bisa dadi sarana lancaring gegayuhan, bisa dadi sarana raharja lan
tentrem. Mula aja lali kanggo para putra tansah nyuwun pamit marang wong tuwa
saben arep lelungan menyang ngendi wae, kalebu menawa arep mangkat sekolah.

Bab kang kudu digatekake nalika para siswa pamitan:


1. Matur kanthi santun, tegese nganggo basa kang becik.
2. Patrape sopan kanthi ngadeg jejeg sirah ndhungkluk.
3. Praenan kang sumringah, aja mbesengut.
4. Tangane salaman sokur bage kanthi diaras.
5. Aja lali nyuwun dongane wong tuwa.
6. Ora kesusu.
7. Ora karo sembrana apa maneh cengengesan.

Tuladha Pacelathon Pamitan


Pamitan

Jam 06.15 WIB Galih wis rampung adus lan nganggo sragam sekolah kang wis
disetlika mlithit. Galih banjur sarapan bareng karo bapak, ibu lan adhine sing
jenenge Galuh. Sawise rampung sarapan Galih lan Galuh padha njupuk tas banjur
pamitan marang bapak ibune. Galih ngajak salaman bapakne karo diaras astane.
Galih : “ Pak, kepareng kula nyuwun pamit badhe bidhal sekolah. Kula
nyuwun donga saha pangestunipun bapak!”
Bapak : “Iya Le, muga-muga sliramu tansah antuk keslametan lan lancar
anggonmu sinau!”
Galih : “Matur nuwun Pak, paringipun donga.”
(Sawise iku Galih banjur pamit marang ibune dene Galuh uga mangkono.)
Galuh: “Kula ugi makaten Pak, Bu, keparenga kula nyuwun pamit rumiyin!”
Ibu : “Iya Ndhuk. Ngati-ati ing dalan!”
(Sapungkure bocah loro iku bapakne Galih uga banjur tata-tata budhal kerja, ora
lali uga pamitan marang ibu.)
Bapak : “Wis ya Bu! Bapak uga dakbudhal nyambut gawe dhisik!”
Ibu : “Inggih Pak. Ngatos-atos!”
(Sawise garwane tindak nyambut gawe, ibune Galih tumuli nutup pager omahe
sabanjure nerusake pagaweyane.)

Tembung – tembung Wigati


Tembung-tembung wigati adhedhasar teks pacelathon
1. Diaras tegese ditemplekake ing pipi utawa irung, diambung.
2. Bidhal tegese budhal, mangkat.
3. Sapungkure padha karo sarampunge, sawise.
4. Ndhuk, saka tembung gendhuk tegese sebutan kanggo anak wedok.
5. Kepareng tegese oleh, dililani.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Isenana nganggo ukara kang trep karo pranyatan ing kothakan ngisor iki!

IV. UNGGAH-UNGGUH ARUH-ARUH

Para siswa kudu ngerti wigatine wong aruh-aruh ing bebrayan. Aruh-aruh bisa
nambah sedulur lan ngraketake paseduluran. Kejaba iku uga tandha menawa
awake dhewe ngajeni marang liyan. Nanging menawa ora pas anggone
ngetrapake unggah-ungguh basa nalika aruh-aruh, uga bisa nglarani atine sing
diaruh-aruhi. Mulane kudu trep anggone milih tetembungan lan nglarasake
kahanan. Umpamane marang sapa, ing ngendi, kepriye kahanane lan
sapanunggalane. Ing ngisor iki tuladha-tuladha ukara kanggo aruh-aruh.
1. Nalika ing wayah esuk, kepethuk bapak utawa ibu guru bisa aruh-aruh kanthi
ukara “Sugeng enjang, Bu!”, yen wayah awan kanthi ukara “Sugeng siyang,
Pak!”, yen wayah sore kanthi ukara “Sugeng sonten, Bu!”.
2. Nalika ing warung kepethuk bapak utawa ibu guru, bisa aruh-aruh kanthi ukara
“Badhe mundhut menapa, Bu?”
3. Nalika ing dalan kepethuk bapak utawa ibu guru, bisa aruh-aruh kanthi ukara
“Badhe tindak pundi, Pak?”
4. Nalika ing ngomah ana tamu kepengin ketemu bapak utawa ibu, bisa aruh-aruh
kanthi ukara “Nuwun sewu, badhe pinanggih sinten, Pak?”

Tuladha Pacelathon Aruh-Aruh


Aruh-Aruh
Jam pitu kurang seprapat, Sinta wus tekan sekolahan. Mlebu regol
sekolahan dheweke tumuli salaman marang ibu kepala sekolah, kang jumeneng
ing ngarep regol kanthi matur,”Sugeng enjang Bu”.
“Inggih, enjang” ngendikane ibu kepala sekolah kanthi polatan kang
sumeh. Sinta nuli nerusake laku tumuju ing kelase. Ing ngarep kelas wis ana
Renita, Nanang lan kanca liyane. Sinta nyalami kanca-kancane. Ora let suwe
kanca-kanca liyane padha teka kabeh. Jam pitu pas keprungu tembang Gambang
Suling, minangka tandha bel mlebu kelas. Para siswa padha mlebu kelase
dhewe-dhewe. Esuk iku kanggo jam kapisan ing kelase Sinta piwulangan basa
Jawa. Bu Ranti wis rawuh ing ing kelas. Para siswa uga wis tumata kabeh. Sinta
minangka ketua kelas tumuli aweh aba-aba,”Kanca-kanca mangga ndedonga
sesarengan”
Sawise sauntara wektu anggone ndonga Sinta nerusake, “Cekap”
Sabanjure Sinta ngabani,”Atur salam”.
Kabeh siswa sakkelas banjur muni, “Sugeng enjang Bu!”Bu Ranti
mangsuli, “Sugeng enjang”. Sawise iku piwulangan banjur diwiwiti.

V. TATAKRAMA WONG MLAKU


Supaya slamet tekan papan kang dituju, wong mlaku becike uga nganggo tatakrama
utawa sopan santun. Anggone mlaku prayoga tansah nggatekake aturan kang ana ing
dalan. Saliyane iku wigati banget kanthi nganggo tepa salira. Aja mung mikir
kaslametaning awake dhewe, nanging uga ngelingi kaslametaning wong liya. Ing
ngisor iki bab kang kudu digatekake nalika mlaku ana ing dalan:
1. Mlaku turut pinggir sisih kiwa.
2. Jejer paling akeh loro.
3. Ngati-ati ngawasake kiwa tengen.
4. Ora karo bengok-bengok.
5. Ora sinambi gojegan utawa dolanan HP.
6. Ora kena sinambi mangan utawa ngombe.
7. Menawa mlaku bareng kakung putri prayogane sing putri ing sisih kiwane
kakung.
8. Mlaku ing sangarepe wong tuwa kanthi alon, awak rada mbungkuk, karo
matur “Nuwun sewu, kepareng ndherek langkung”.
9. Mlaku nglancangi wong tuwa kanthi matur “Nuwun sewu, kepareng kula
rumiyin”.
10. Tatakramane numpak kendharaan ing dalan:
a. Layang-layang kang lengkap, kayata SIM lan STNK.
b. Numpak montor nganggo helm kang standar.
c. Numpak kendharaan rodha papat nganggo sabuk pengaman.
d. Boncengan ora luwih saka loro.
e. Kendaraan lengkap kayata, lampu, spion, klakson, rem, knalpot standar.
f. Numpak sepedha ora kena jejer luwih saka loro.
g. Manut pranataning lalulintas.

Tuladha tatakrama mlaku ing dalan


Sawise pamitan marang wong tuwane, Sinta banjur mangkat sekolah.
Anggone menyang sekolah mung mlaku, jalaran omahe Sinta ora adoh saka
sekolahane udakara telung atus meteran. Metu saka pager omahe, lakune Sinta
mangidul liwat ngarep daleme Bu Handaya. Kaleresan wektu iku, Bu Handaya lagi
lenggahan ing teras ngarep. Nalika pas liwat ngarep daleme Bu Handaya, Sinta aruh-
aruh kanthi matur,”Nuwun sewu, Bu. Kepareng ndherek langkung”. Kanthi awak rada
mbungkuk, sirahe manthuk, lan polatan kang sumeh. Bu Handaya
mangsuli,”Mangga”. Sinta nerusake lakune. Ora adoh ing ngarepe, katon Bu Lilis
sajak saka warung, ketitik anggone ngasta plastik kresek kanthi pating greweng.
Tindake Bu Lilis mung alon-alon, mbok menawa sajak karo olah raga. Sinta arep
nglancangi Bu Lilis, mula dheweke nuli matur,”Nuwun sewu Bu, kepareng kula
rumiyin!” Bu Lilis mangsuli, “Mangga mbak Sinta”.
Lakune Sinta tekan prapatan. Ing prapatan Sinta kepethuk kanca-kancane kang
uga arep mangkat sekolah. Sinta lan kancane padha salaman lan nerusake lakune.
Anggone mlaku nurut pinggir sisih kiwa. Bocah-bocah iku mlaku jejer loro. Sadalan-
dalan lakune padha ngati-ati ora ana kang gojegan, apa maneh dolanan HP. Ora suwe
lakune wis tekan ngarep sekolahan. Ing ngarep regol sekolahan wis katon jumeneng
Bapak Kepala Sekolah lan Ibu Yasinta guru basa Jawa, saperlu nyalami para siswa
kang pada teka.
A. Kawruh Termbung

age-age : cepet-cepet, enggal-enggal


aweh : menehi
gumedhe : umuk, pambekan
gladhen : latihan
greweng : akeh gawane
ijabah : diparengake, kaleksanan panyuwune
kasarasan : kahanan sehat
kalodhangan : wektu
langgeng : awet
mratelakake : ngandharake
ngajeni : ngregani, ngurmati
ngambra-ambra : tekan ngendi-endi
ngapurancang : tangane ditangkebake
nglancangi : ndhisiki
tumuli : enggal, banjur
nylekit : nglarani ati
paugeran : wewaton, pathokan, aturan, pranatan
pasrawungan : kekancan
pawadan : alesan
patrap : tindak-tanduk, solah tingkah
pangetrape : panganggone
pageblug : pandemi
peprincen : dirinci
pradondi : konflik, perkara
prasaja : apa anane
polatan : praen, wujuding rai
saras : sehat
sesanti : donga, pepujian, kekidungan
serik : lara atine
siyaga : siyap
sumeh : manis semu ngguyu
subasita : tatakramaning pasrawungan
tatakrama : unggah-ungguh gunem tuwin tindak tanduk
tataran : undhak-undhakan
tintrim : meneng tanpa sabawa ( marga kekes, wedi, miris)
underaning rembug : apa kang lagi diomongake
undha-usuk : urut-urutan beda-beda saka sethithik
unggah-ungguh : sopan santun, tata trapsila, tata pranataning basa miturut
lungguhing tatakrama utawa nggunakake basa
gumunggung : umuk, gumedhe

B. Evaluasi

A. Pilihan Ganda

1. Kang ora kalebu mumpangate tetepungan yaiku… .


A. Ngerti jenenge wong kang diajak guneman
B. Ngerti alamate wong kang diajak guneman
C. Nambah rumaketing kekancan
D. Nambahi ruwet pikiran

2. Kepriye Basa kramane yen ana pitakon “Sapa jenengmu?”


A. Jenengku Siti Fatimah
B. Asma kula Siti Fatimah
C. Nama kula Siti Fatimah
D. Jeneng kula Siti Fatimah

3. Kepriye jawabe kanthi basa krama yen ana pitakon “Ngendi omahmu ?”
A. Omah kula Jejeran Wonokromo Pleret Bantul
B. Griya kula Jejeran Wonokromo Pleret Bantul
C. Dalem kula Jejeran Wonokromo Pleret Bantul
D. Dalemku Jejeran Wonokromo Pleret Bantul
4. Sintia arep takon jenenge guru basa Jawa, becike kepriye anggone matur?
A. Namanipun ibu sinten?
B. Namine ibu guru sinten?
C. Asmane ibu guru sinten?
D. Asmanipun ibu guru sinten?

5. Danis arep takon omahe ibu guru basa Jawa, kepriye anggone matur kang trep?
A. Griyane ibu guru pundi?
B. Griyanipun ibu guru pundi?
C. Daleme ibu guru pundi?
D. Dalemipun ibu guru pundi?

6. Ibu Minati omahe Perumahan Sawit Asri. Ukara iki menawa disalini nganggo
basa krama kang trep… .
A. Ibu Minati omahipun Perumahan Sawit Asri
B. Ibu Minati griyanipun Perumahan Sawit Asri
C. Ibu Minati daleme Perumahan Sawit Asri
D. Ibu Minati dalemipun Perumahan Sawit Asri

7. Nyuwun pangapunten bu, kula badhe ... alamat dalemipun Pak Narta, ingkang
wonten Bandung.
A. tanglet
B. nyuwun pirsa
C. mundhut pirsa
D. matur

8. Wangsulane Malinda kang trep yaiku... .


A. Asmanipun bapak kula Marsinto
B. Namane bapakku Marsinto
C. Namanipun bapak kula Marsinto
D. Asmane bapakku Marsinto

9. Wangsulane Malinda kang trep yaiku… .


A. Kula boten kagungan sedulur, kula anak tunggal
B. Aku ora duwe sedulur, aku anak tunggal
C. Kula boten gadhah sedulur, kula anak tunggal
D. Kula boten gadhah sedherek, kula anak tunggal

10. Saben dina Rebo kelasmu ana wulangan basa Jawa jam kapisan, mula becike para
siswa ngaturake salam kepriye?
A. Sugeng enjing, Bu!
B. Sugeng dalu, Bu!
C. Sugeng siyang, Bu!
D. Sugeng sonten, Bu!

11. Nalika sliramu liwat sakngarepe bapak utawa ibu kang lagi lenggahan, becike
matur ....
A. Klamit Bu
B. Mit Pak
C. Nuwun sewu Pak
D. Nuwun sewu, ndherek langkung Pak

12. Nalika sliramu mlaku arep nglancangi ibu guru ing dalan, becike aruh-aruh kanthi
matur....
A. Mangga Bu
B. Amit Bu
C. Kula riyen nggih Bu
D. Nuwun sewu kepareng kula ngrumiyini Bu

13. Kang ora kalebu tatakramane mlaku ing dalan yaiku ... .
A. mlaku turut pinggir sisih kiwa
B. jejer paling akeh loro
C. waspada lan ngati-ati
D. mlaku karo gojegan

14. Nalika sliramu kepethuk ibu guru ing swalayan, becike anggonmu matur kepriye?
A. Ajeng tumbas menapa Bu?
B. adhe tumbas menapa Bu?
C. Ajeng mundhut napa Bu?
D. Badhe mundhut menapa Bu?

15. Bab kang ora trep nalika sapa aruh yaiku….


A. pasemon sumeh
B. tembunge salumrahe wae
C. ora perlu basa supaya katon akrab
D. nganggo tetembungan kang alus, sumanak, ngepenakake ati

B. Wangsulana pitakon ing ngisor iki kanthi bener!

1. Unggah-ungguh basa iku ana pira? Sebutna!


2. Kepriye unggah-ungguhe, nalika sliramu tetepungan karo ibu guru?
3. Kepriye unggah-ungguhe nalika sliramu pamitan marang bapak lan ibu, nalika
arep budhal sekolah?
4. Kepriye unggah-ungguhe nalika sliramu mlaku nglancangi ibu guru ing dalan?
5. Kepriye unggah-ungguhe lan tata kramane wong mlaku ing dalan, bebarengan
karo kancane?
C. Kunci Jawaban

A. Pilihan Ganda
1. D
2. C
3. B
4. D
5. D
6. D
7. B
8. A
9. D
10. A
11. D
12. D
13. D
14. D
15. C

B. Wangsulan cekak aos !


1. Ana 4 : Ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, krama alus.
2. Nalika tetepungan karo sing luwih tuwa becike tetembungan sing
digunakake tembung krama, tuladha: nama kula Nakula, griya kula
ing Bantul.
3. Pak, kepareng kula nyuwun pamit badhe bidhal sekolah. Kula nyuwun
donga saha pangestunipun bapak!
4. Nuwun sewu pak/bu, mangga kula badhe ngrumiyini.
5. Mlaku turut pinggir sisih kiwa, Jejer paling akeh loro, Kanthi ngati-ati
ngawasake kiwa tengen, Ora karo bengok-bengok, Ora sinambi gojegan
utawa dolanan HP, Ora kena sinambi mangan utawa ngombe, Menawa
mlaku bareng kakung putri prayogane sing putri ing kiwane sing kakung.
Wangsulan LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) II
1. Nama kula Wikan Dwi Atmaja
2. Griya kula wonten ing Perumahan Bangunjiwa Asri
3. Ingkang mucal basa Jawa namanipun ibu Ranti.
4. Ibu Ranti menika dalemipun Perumahan Sekar Asri.
5. Bu Ranti gadhah putra kalih.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) III

1. Pak/bu, kepareng kula nyuwun pamit badhe bidhal sekolah. Kula nyuwun
donga saha pangestunipun bapak lan ibu!
2. Bu, kepareng kula nyuwun pamit badhe bidhal ekstrakulikuler pramuka.
Kula nyuwun donga saha pangestunipun ibu!
3. Pak/bu, kepareng kula nyuwun pamit badhe wangsul griya rumiyin. Kula
nyuwun donga saha pangestunipun simbah.
4. Pakdhe kula badhe nyaosaken layang, makaten pakdhe, kepareng kula
nyuwun pamit badhe wangsul griya rumiyin. Kula nyuwun donga saha
pangestunipun pakdhe.
5. Pakdhe kula badhe nyaosaken layang, makaten pakdhe, kepareng kula
nyuwun pamit badhe wangsul griya rumiyin. Kula nyuwun donga saha
pangestunipun pakdhe.
6. Bulik Astri kula badhe nyuwun pirsa tugas sekolah amargi wonten
ingkang boten saged, makaten bulik kula nyuwun pamit badhe wangsul
griya rumiyin. Kula nyuwun onga saha pangestunipun bulik.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IV

1. Sugeng enjing ibu guru.


2. Sugeng siyang.
3. Sugeng sonten pak guru badhe mundhut menapa?
4. Piye kabare? Saiki kowe sekolah ning ngendi?
5. Sugeng enjing Bu Darti, mangga pinarak.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) V


1. Mlaku alon, awake rada mbungkuk sethitihik kanthi matur “Nuwun
sewu Pak/bu, kula badhe ndherek langkung.”
2. Mlaku alon, awake rada mbungkuk sethitihik kanthi matur “Nuwun
sewu Pak RT, kula badhe ndherek langkung.”
3. Mlaku alon, awake rada mbungkung sethithik kanthi matur”Nuwun
sewu, mangga bu, kula badhe ngrumiyini.”
4. Nuwun sewu kanca-kanca, aku arep ndhisiki ya.
5. Mlaku turut pinggir sisih kiwa, jejer paling akeh loro, kanthi ngati-ati
ngawasake kiwa tengen, ora karo bengok-bengok, ora sinambi
gojegan utawa dolanan HP, ora kena sinambi mangan utawa ngombe,
menawa mlaku bareng kakung putri prayogane sing putri ing kiwane
sing kakung.

D. Daftar Pustaka

Harjawiyana, Haryana dan Supriya. (2009). Kamus Unggah-ungguh Basa Jawa.


Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Poerwadarminta,W.J.S.(1939). Baoesastra Djawa. Batavia : J.B. Wolters
Uitgevers Maatschhappij
Suwadji. (1994). Ngoko lan Krama.Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama

Anda mungkin juga menyukai