Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ROLEPLAY DAN TUTORIAL

Kasus Gagal Ginjal Kronik


Dengan Hemodialisa
Anak W (11 tahun) , laki-
laki, masuk RS dengan
keluhan sesak napas, mual,
muntah,
lemas. Diagnosa medis
dari dokter adalah CKD
(Chronic Kidney Disease)
stage V on
Hemodialisa dan Post
Nephrolithiasis Sinistra. Pasien
telah menjalani hemodialisa
rutin
satu minggu sekali, sudah
empat minggu pasien
belum menjalankan
hemodialisa
dikarenakan menunggu
operasi pemasangan double
lumen. Pasien memiliki
pantangan
terhadap makanan seperti
pisang dan tomat. Pasien tidak
suka makan sayur, Jika
disediakan
sayuran pasien hanya
mengkonsumsi kuahnya saja.
Data laboratorium
Hemoglobin 10,3
gr/dL, hematokrit 26,5
%, ureum 147 mg/dl,
kreatinin 4,63 mg/dl, natrium
146
mmol/L. Tekanan darah
110/80 mmHg, nadi
84x/menit, suhu 36,9 ℃.
Pasien memiliki BB
18 kg, TB 115 cm. Pasien
mengetahui ada penyakit
batu ginjal sejak 5 bulan
lalu,
dan sudah menjalani
hemodialisis seminggu sekali.
Keluarga pasien tidak
memiliki riwayat
dengan penyakit serupa.
Pasien adalah anak petani dan
menggunakan pembiayaan dari
BPJS.
Pasien anak yang sulit
diberi pengertian terkait
konsumsi makanan.
Orangtua
pasien antusias untuk
mendapatkan keterangan
terkait upaya penyembuhan
anaknya.
Kasus Gagal Ginjal Kronik
Dengan Hemodialisa
Anak W (11 tahun) , laki-
laki, masuk RS dengan
keluhan sesak napas, mual,
muntah,
lemas. Diagnosa medis
dari dokter adalah CKD
(Chronic Kidney Disease)
stage V on
Hemodialisa dan Post
Nephrolithiasis Sinistra. Pasien
telah menjalani hemodialisa
rutin
satu minggu sekali, sudah
empat minggu pasien
belum menjalankan
hemodialisa
dikarenakan menunggu
operasi pemasangan double
lumen. Pasien memiliki
pantangan
terhadap makanan seperti
pisang dan tomat. Pasien tidak
suka makan sayur, Jika
disediakan
sayuran pasien hanya
mengkonsumsi kuahnya saja.
Data laboratorium
Hemoglobin 10,3
gr/dL, hematokrit 26,5
%, ureum 147 mg/dl,
kreatinin 4,63 mg/dl, natrium
146
mmol/L. Tekanan darah
110/80 mmHg, nadi
84x/menit, suhu 36,9 ℃.
Pasien memiliki BB
18 kg, TB 115 cm. Pasien
mengetahui ada penyakit
batu ginjal sejak 5 bulan
lalu,
dan sudah menjalani
hemodialisis seminggu sekali.
Keluarga pasien tidak
memiliki riwayat
dengan penyakit serupa.
Pasien adalah anak petani dan
menggunakan pembiayaan dari
BPJS.
Pasien anak yang sulit
diberi pengertian terkait
konsumsi makanan.
Orangtua
pasien antusias untuk
mendapatkan keterangan
terkait upaya penyembuhan
anaknya. DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :
Yonathan Allehandra B.D : 23130062
Eka Nutria Ningsih : 23130063
Maria Singerin : 23130065
Ridwan Rahman Fauzani : 23130066
Claudia Aprilia Lana : 23130067
Uly Serena Hutabarat : 23130068
Enggar Liliandari : 23130069
Nur Dwi Lestari : 23130070
Hasto Wisnu Pratomo : 23130071
Matilda Ri’a To : 23130072

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2023
LAPORAN TUTORIAL KEPERAWATAN ANAK

KASUS 1

Kasus Gagal Ginjal Kronik Dengan HemodialisaAnak W (11 tahun) , laki-laki, masuk RS dengan keluhan sesak napas,
mual, muntah,lemas. Diagnosa medis dari dokter adalah CKD (Chronic Kidney Disease) stage V
onHemodialisa dan Post Nephrolithiasis Sinistra. Pasien telah menjalani hemodialisa rutinsatu minggu sekali,
sudah empat minggu pasien belum menjalankan hemodialisadikarenakan menunggu operasi pemasangan double
lumen. Pasien memiliki pantanganterhadap makanan seperti pisang dan tomat. Pasien tidak suka makan sayur, Jika
disediakansayuran pasien hanya mengkonsumsi kuahnya saja. Data laboratorium Hemoglobin 10,3gr/dL, hematokrit
26,5 %, ureum 147 mg/dl, kreatinin 4,63 mg/dl, natrium 146mmol/L. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
84x/menit, suhu 36,9 ℃. Pasien memiliki BB18 kg, TB 115 cm. Pasien mengetahui ada penyakit batu ginjal sejak 5
bulan lalu,dan sudah menjalani hemodialisis seminggu sekali. Keluarga pasien tidak memiliki riwayatdengan penyakit
serupa. Pasien adalah anak petani dan menggunakan pembiayaan dari BPJS.Pasien anak yang sulit diberi pengertian
terkait konsumsi makanan. Orangtuapasien antusias untuk mendapatkan keterangan terkait upaya penyembuhan
anaknya

STEP 1

Klarifikasi istilah yang belum diketahui dalam kasus dan mencari istilah yang belum diketahui.
STEP 2

Mendefiniskan masalah berdasarkan kasus dari berbagai pandangan terhadap skenario dengan bentuk pertanyaan.

1. Mengapa anak susah memakan sayuran ?

2. Bagaimana cara mengatasi anak susah makan sayur ?

3. Bagaimana cara menjaga kesehatan ginjal ?

4. Bagaimana cara kerja Hemodialisa ?

5. Bagaimana proses Hemodialisa ?

6.Bagaimana cara pemasangan double lumen ?

7.bagaimama cara mengatasi hal"yang dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal pada anak" ?

8. Apa saja penyebab gejala gagal ginjal kronik ?

STEP 3

Mendiskusikan masalah yang telah teridentifikasi dalam step 2 dengan jawaban singkat dari pertanyaan pada step 2
berdasarkan pengetahuan dasar mahasiswa tanpa referensi.
STEP 4

Analisis masalah, review step 2 dan 3 dengan diskusi interaktif membuat peta konsep yang berisi kesimpulan keseluruhan.

STEP 5

Merumuskan learning objective berdasarkan kesepakatan kelompok dengan persetujuan dosen tutor. Minimal tujuan khusus
harus dicapai.

STEP 6

Self study, mahasiswa belajar mandiri dengan mencari sumber berdasarkan tujuan belajar yang sudah disepakati kelompok

STEP 7

Hasil Reporting berdasarkan Lerning Objective :

Anda mungkin juga menyukai