Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PALIATIF

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN, STIKES BANYUWANGI


1. Renny Krismila 1, Ilham Syafutra 2, Siti Mutmainnah 3, Royfan
Aji Pangestu 4, Annisa Nur Nazmi5
1,2,3,4, Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi

5Dosen Keperawatan Menjelang Ajal & Paliatif, STIKES banyuwangi

ABSTRAK

Latar Belakang: Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang memfasilitasi pemulihan


pasien dan merupakan jenis komunikasi terencana. Komunikasi terapeutik juga menjadi
instrumen yang baik untuk dibangun hubungan antara petugas kesehatan dan pasien. Selain
masalah fisik, pasien kanker juga harus menghadapinya masalah psikologis akibat
penyakitnya. Oleh karena itu, sebagai tenaga medis yang terus menerus berada di lokasi
dengan pasien di rumah sakit, kemampuan mereka untuk komunikasi terapeutik mutlak
diperlukan. Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran komunikasi terapeutik perawat dengan
pasien kanker di Panembahan RS Senopati Bantul Yogyakarta. Hasil: Hasil analisis
menunjukkan Komunikasi terapeutik perawat pada fase orientasi cukup (84,6%) pada fase
kerja memadai (92,3%), pada fase terminasi memadai (73,1%). Semua terapis perawat fase
komunikasi sebagian besar memadai (92,3%). Kesimpulan: Dari analisis jurnal dapat
disimpulkan Komunikasi terapeutik perawat di RS Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
termasuk kategori cukup. Hasil penelitian menyarankan agar praktik terapeutik komunikasi
ditingkatkan. Pelatihan komunikasi terapeutik harus dilakukan secara berkala.
Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Pasien Kanker.
Abstract

Background: Therapeutic communication is communication that facilitates recovery of the


patient and it is a kind of planned communication. Therapeutic communication also becomes
a good instrument to build relationship between health staff and patient. Besides physical
problem, the cancer patients have to face psychological problem due to their illness.
Therefore, as medical staff who continuously by site of with the patients in hospital, their
capability for therapeutic communication is absolutely required. Objective: To get an
overview of therapeutic communication of nurses with cancer patients at Panembahan
Senopati Hospital Bantul Yogyakarta Results: Therapeutic communication of nurses at
orientation phase was adequate (84.6%), at work phase was adequate (92.3%), attermination
phase was adequate (73.1%). All of the nurse therapeutic communication phases were
majority adequate (92,3%).
Methods: The studi used descriptive observation design and total sampling techniques. There
were 26 respondents, i.e. nurses working at Nusa Indah 2 and Melati Ward of Panembahan
Senopati Hospital Bantul Yogyakarta. Data were obtained through check list observation
guide and analyze dusing percentage formula. Conclusion: Therapeutic communication of
the nurses at Panembahan Senopati Hospital Bantul Yogyakarta belonged to adequate
category. The result of the studi suggested that the practice of therapeutic communication be
improved. Training on therapeutic communication should be conducted periodically.
Keywords: Therapeutic Communication, Cancer Patients.
PENDAHULUAN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang memfasilitasi untuk kesembuhan


pasien dan komunikasi ini merupakan komunikasi yang direncanakan. Pasien kanker yang
berobat di rumah sakit membutuhkan metode perawatan dan pengobatan yang lebih khusus
dibandingkan pasien lainnya yaitu pendampingan, perawatan dan pengobatan agar
mengurangi perasaan cemas dan takut melalui komunikasi yaitu komunikasi terapeutik.
Peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen diprediksikan akan terjadi
diseluruh dunia pada tahun 2030, jumlah tersebut 70 persennya berada di Negara berkembang
seperti Indonesia. Prevalensi kanker di Indonesia tahun 2013 mencapai 1,4 per 1.000 orang.
Penderita kanker di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri mencapai 4,1 per 1000
penduduk atau paling tinggi di Indonesia. Dari tahun 2012 terdapat 203 penderita kanker dan
pada tahun 2013 terdapat 107 orang yang menderita kanker.

Metode Penelitian

Berdasarkan penelitian jurnal yang di review adalah dengan rancangan penelitian


observasi deskriptif menggunakan metode total sampling.

Hasil Analisa

Hasil analisa dari jurnal tersebut adalah Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja Dan Pelatihan Komunikasi Terapeutik di
Bangsal Nusa Indah 2 dan Bangsal Melati RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta Tahun 2014. Dan Distribusi Frekuensi Komunikasi Terapeutik


Perawat di Bangsal Nusa Indah 2 dan Bangsal Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta Tahun 2014.
TABLE SINTECIS
NO Penulis Judul Metode Hasil Kesimpulan
1. Lailli KOMUNIKASI Penelitian ini menggunakan desain Hasil analisa jurnal ini Dari hasil analisis
Sofianingtyas TERAPEUTIK observasi deskriptif dan teknik total adalah Komunikasi yang telah dilakukan
, Wenny PERAWAT PADA sampling. Responden sebanyak 26 terapeutik perawat pada jurnal ini maka
Savitri, Masta PASIEN KANKER DI orang yaitu perawat yang bekerja di fase orientasi adekuat dapat diambil
Tahun 2015 RSUD PANEMBAHAN Nusa Indah 2 dan Bangsal Melati RS (84,6%), fase kerja kesimpulan palliative
SENOPATI BANTUL Panembahan Senopati Bantul adekuat (92,3%), fase care adalah Dari
YOGYAKARTA Yogyakarta. Data diperoleh melalui aterminasi adekuat analisis jurnal dapat
checklist panduan observasi dan (73,1%). disimpulkan
dianalisis menggunakan rumus Komunikasi terapeutik
persentase. perawat di RS
Panembahan Senopati
Bantul
Yogyakarta termasuk
kategori cukup. Hasil
penelitian
menyarankan agar
praktik terapeutik
komunikasi
ditingkatkan. Pelatihan
komunikasi terapeutik
harus dilakukan secara
berkala.

2. Dinita Penerapan Komunikasi Jenis penelitian yang dilakukan ialah Deskripsi mengenai Dari Literature yang di
Yularsih Terapeutik Pada Proses menggunakanpendekatan kualitataif penerapankomunikasi review didapatkan
Penyembuhan Pasien Di deskriptif, terapeutik pada kesimpulan
BangsalKeperawatanRSUD makaditemukanlahbeberapatemuanpe prosespenyembuhan /terapeutik, ,karena
Kota Semarang. nelitianyangberkaitandenganpenerapa pasien di tanpa komunikasi,
nkomunikasiterapeutikdiRSUDkotaSe bangsalkeperawatan di perawat/dokter tidak
marang RSUD kotaSemarang. mugkin ,baik
perkembangan ke arah
positif atau negatif.
Pembahasan
Kepuasan pelanggan terhadap Pelayanan yang diberikan pihak rumah Sakit terkait
dengan penerapan Komunikasi terapeutik di bangsal Keperawatan, berdasarkan hasil
Wawancara yang peneliti lakukan, dari Keterangan dua orang Narasumber Yang pernah
menjadi pasien di RSUD, Mengatakan bahwa mereka merasa Cukup puas dengan komunikasi
dua Arah yang dilakukan oleh dokter dan Pasiennya dilaksanakan dengan cukup Baik, meski
secara kuantitas sebenarnya Komunikasi di bangsal keperawatan Sangat singkat terjadi.

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada kajian ini maka dapat diambil
kesimpulandilakukan oleh peneliti mengenai Komunikasi terapeutik di bangsal Keperawatan,
dapat disimpulkan bahwa Penerapannya cukup baik pada proses Penyembuhan pasien dan
dapat Mempengaruhi kadar kepuasan pasien Selaku pelanggan. Hal ini dapat dilihat Dari
hasil komunikasi awal yang Terjalin antara dokter dengan pasien, Menjadi jawaban atas
kondisi fisik Pasien. Kondisi fisik atau klinis yang sudah Menjadi diagnosa, dapat menjadi
acuan Bagi dokter untuk menentukan tindakan Medis atau sistem pengobatan yang Akan
diterapkan pada proses Penyembuhan pasien. Proses Penyembuhan dapat dijalani secara
Rawat jalan atau rawat inap tergantung Dari diagnosa pasien. Pasien yang Diputuskan
menjalani rawat inap akan Menjalani proses penyembuhan dengan Cara menginap di rumah
sakit di Bangsal keperawatan.
Daftar Pustaka
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI/article/view/47
(Di akses pada 18 Desember 2022)
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI/article/view/47
(Di akses pada 18 Desember 2022)

Anda mungkin juga menyukai