Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA

OLEH : Kelompok 5 (Budaya)

1. Janarna Risali Rafael

2. Marlen Fransiska Metkono

3. Satria Kay Lau

4. Susana Amnahas

5. Yulbers A Fanata

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
 Pengertian

Menurut KBBI Budaya diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah
berkembang atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk diubah.

Menurut Clifford Geertz (1926-2006) kebudayaan merupakan sistem keteraturan dari


makna dan simbol-simbol. Simbol tersdebut kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar
dapat mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu,
pengembangan pengetahuan hingga cara bersikap.

Menurut kami budaya adalah suatu kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu yang
diturunkan dari leluhur dan menjadi kepercayaan masyarakat di daerah tersebut.

Salah satu bagian dari budaya adalah kain tenun yang dahulu digunakan sebagai pakaian
sehari-hari namun seiring dengan berkembangnya jaman kebiasaan tersebut mulai hilang, maka
dari itu pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengambil suatu kebijakan untuk
melestarikan budaya yang ada.

 kebijakan

Penggunaan sarung tenun ikat Nusa Tenggara Timur bagi ASN (aparat Sipil Negara)
guna melestarikan nilai-nilai budaya, menjadi sarana promosi pariwisata dan meningkatkan
ekonomi masyarakat, sesuai dengan surat edaran Gubernur provinsi Nusa Tenggara Timur No
BO.165/III/2019.

 Inventarisasi Masalah

Sekarang kita berada pada era globalisasi dimana perkembangan teknologi dan informasi
sangat cepat dan pesat dalam memberi dampak, bukan hanya dampak positif melainkan ada juga
dampak negatif. Oleh karena itu pemerintah mengambil langkah pencegahan dampak negatif dan
pengaruh budaya asing agar tidak mempengaruhi budaya sendiri, melalui surat edaran tersebut.
Menurut Samuel P Huntingtong dalam bukunya yang berjudul “The Clash Of Civilizations”
mengatakan bahwa “suatu saat akan datang masa dimana kebudayaan-kebudayaan yang satu
akan bersaing dengan kebudayaan-kebudayaan lain”.

 Keterkaitan dengan pancasila

Melestarikan budaya, merupakan salah satu nilai dalam menghayati keluhuran pancasila dan
bentuk cinta tanah air dan bela Negara sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa. Keterkaitan
tenun ikat dan nilai-nilai dalam pancasila terdapat pada motif-motif dalam tenun ikat.
1. Sila ke 1. “KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”

Motif kain tenun kelimara

Salah satu kain tenun yang di beri nama kelimara berasal dari Ende Lio. Motif kain tenun ini
ada kaitanya dengan sila ke-1 Pancasila yang berbunyi " Ketuhan Yang Mahaesa " Yaitu
menyangkut dengan sistim kepercayaan. sarung yang bermotif gunung ini yang berarti
memberikan kehidupan kepada umat manusia dan perjalan kehidupan manusia yang berliku
liku. Kain motif kelimara ini melambangkan kisah perjalan manusia dan sistem kepercayaan .
Kain motif kelimara ini di pakai pada saat upacara dan acara -acara lainnya

2. Sila ke 2 “ KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”

corak kain tenun asal timor, geometris berupa titik dan garis lurus dan garis melengkung mirip
Gunung . Corak motif gunung yg ada pada kain tenun ini memiliki makna yg berkaitan
dengan sila ke-2 pancasila yg berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab ”. Motif ini
menggambarkan keagungan, kebesaran, dan status sosial. Selain itu, corak gunung ini juga
melambangkan kemakmuran yang artinya semua manusia memiliki persamaan derajat, hak,
dan kewajiban antar sesama manusia. Motif dan ragam hias gunung pada kain tenun ini juga,
merupakan simbol bahwa manusia mengalami gelombang kehidupan, Gunung diyakini bisa memberi
kehidupan yang adil kepada umat manusia atas cinta kasih Yang Maha Penyayang. Garis lurus pada
kain ini juga Merujuk pada sikap dan perilaku manusia yang menunjukan kehalusan dan
kebaikan akhlak manusia untuk mendidik diri sendiri menjadi orang yang paham aturan.
3. Sila ke 3 “ PERSATUAN INDONESIA”

Kain tenun ikat Flores merupakan salah satu dari sekian banyak wastra nusantara yang
bernilai seni tinggi. Keindahan tersebut tentu tak lepas dari rumitnya proses menenun sebuah
kain ikat, yang harus melewati setidaknya 20 tahapan dan membutuhkan waktu yang cukup
lama.
Kain tradisional ini diproduksi di beberapa daerah di Flores, di antaranya Maumere, Sikka,
Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Lio, dan Lembata. Nah, setiap daerah memiliki motif,
corak, dan warna yang berbeda yang merepresentasikan ragam suku, adat istiadat, agama,
dan kehidupan masyarakat Flores.
Tak hanya mencerminkan keragaman, beberapa pola yang terkandung dalam kain tenun ikat
Flores juga sarat akan makna. Misalnya, pola belah ketupat yang menggambarkan persatuan
antara pemerintah dan masyarakat.
4. Sila ke 4 “KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN”

Corak rusak pada motif kain sumba memiliki arti bahwa kemegahan tanduk rusak
melambangkan kebijaksanaan pemimpin yang memperhatikan kehidupan masyarakat yang
dipimpinnya. Rusak yang dapat meloloskan diri dari kepungan manusia melambangkan
keberanian pemimpin untuk bertindak dan bijaksana dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi masyarakat.Penjelasan diatas memiliki keterkaitan dengan sila ke-4 yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”
Yang artinya saling bahu membahu menyelesaikan berbagai persoalan.

5. Sila ke 5 “ KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”

Salah satu Kain tenun yg di beri nama JARA NGGAJA yg berasal dri Ende Nusa Tenggara
Timur. motif yg ada pada lain tenun ini memiliki makna yg berkaitan dengan sila ke-5
pancasila yg berbunyi 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'. Motif yg dimaksud ini
berupa gajah dan kuda yg posisinya selang-seling.

Gajah menggambarkan kendaraan dewa yang bersiap memberikan pengadilan, sedangkan


kuda, melambangkan kendaraan menuju ke alam baka.

Akan tetapi sebelum pemakaian kain tenun ini kita hrus memperhatikan cara pememakaian
kain tenun ini, harus searah dengan motif Jara Nggaja yang berdiri, tidak boleh ada
kekeliruan yng mengakibatkan terbaliknya motif kaki dari Jara Nggaja arahnya keatas. Jika
lalai dengan cara pememakaian terbalik kepala ke arah atas, maka pemakai/penggunanya
kain tenun ini akan menimpa malapetaka hingga berujung kematian.

 Kesesuaian Dengan Pancasila

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam surat edaran Gubernur provinsi Nusa
Tenggara Timur No BO.165/III/2019 Sudah sesuai dengan pancasila namun dalam penerapannya
belum terlaksana dengan baik yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu oknum-oknum yang
masih menggunakan tenun/motif dari daerah luar Nusa Tenggara Timur dimana itu menyalahi
kebijakan yang ditetapkan dalam surat edaran tersebut dan adapun oknum-oknum yang lalai
dalam melaksanakan kebijakan tersebut dan Untuk mengatasi masalah tersebut menurut kami
pemerintah perlu memberi peringakatan keras bagi oknum-oknum yang menyalahi aturan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai