Anda di halaman 1dari 6

SIKAP TOLERANSI

1. Definisi Konseptual Sikap Toleransi

Gordon Allport: Menurut Gordon Allport, seorang psikolog sosial Amerika, toleransi adalah sikap yang
menghargai dan menghormati perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat. Toleransi
melibatkan pengakuan terhadap hak setiap individu untuk memiliki keyakinan, nilai, dan perilaku
mereka sendiri. [Rujukan: Allport, G. W. (1954). The Nature of Prejudice.]

UNESCO: Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), toleransi
adalah sikap yang melibatkan penghargaan, penghormatan, dan pengakuan terhadap keberagaman
budaya, agama, dan pandangan di antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Toleransi
mencakup penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan fundamental. [Rujukan:
UNESCO. (1995). Declaration of Principles on Tolerance.]

Karen Armstrong: Karen Armstrong, seorang penulis dan sejarawan agama, mendefinisikan toleransi
sebagai kemampuan untuk memahami dan menerima perbedaan agama, budaya, dan keyakinan lain
sebagai bagian dari kemanusiaan yang lebih luas. Toleransi melibatkan sikap saling menghormati dan
menghargai, serta berupaya untuk membangun dialog dan kerjasama antarindividu dan kelompok.
[Rujukan: Armstrong, K. (2001). Islam: A Short History.]

Amartya Sen: Amartya Sen, seorang ekonom dan filsuf India, memandang toleransi sebagai prinsip
moral yang mendasari keadilan sosial. Menurutnya, toleransi melibatkan pengakuan dan
penghormatan terhadap kebebasan individu, serta penolakan terhadap diskriminasi dan intoleransi
yang dapat membatasi kehidupan manusia. [Rujukan: Sen, A. (2006). Identity and Violence: The
Illusion of Destiny.]

Martha C. Nussbaum: Martha C. Nussbaum, seorang filosof Amerika, menganggap toleransi sebagai
sikap inklusif yang melibatkan penghargaan terhadap keragaman manusia. Toleransi melibatkan
kemampuan untuk mengatasi ketakutan dan ketidaknyamanan terhadap perbedaan, serta berupaya
membangun kesetaraan dan keadilan bagi semua individu. [Rujukan: Nussbaum, M. C. (2010). Not For
Profit: Why Democracy Needs the Humanities.]

2. Definisi operasional Sikap toleransi


Sikap toleransi dalam penelitian ini merupakan sikap pengakuan dan penghormatan terhadap
kebebasan individu, serta penolakan terhadap diskriminasi dan intoleransi yang dapat membatasi
kehidupan manusia yang diukur dengan angket menggunakan skala Likert; 5 = sangat setuju, 4 =
Setuju, 3 = kurang setuju, dan 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju.

3. Indikator SIkap toleransi

UNESCO: UNESCO menyajikan beberapa indikator sikap toleransi dalam "Declaration of Principles on
Tolerance". Beberapa indikator yang disebutkan meliputi:

1) Menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental individu.


2) Menghargai keberagaman budaya, agama, dan pandangan di antara individu dan kelompok.
3) Mengembangkan pemahaman, penghargaan, dan pengetahuan tentang budaya lain.
4) Mempromosikan kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi.
[Rujukan: UNESCO. (1995). Declaration of Principles on Tolerance.]

Martha C. Nussbaum: Martha C. Nussbaum mengidentifikasi beberapa indikator sikap toleransi dalam
bukunya "Not For Profit: Why Democracy Needs the Humanities". Beberapa indikator yang disebutkan
meliputi:

1) Kemampuan untuk memahami perspektif orang lain secara empatik.


2) Kemampuan untuk mengatasi ketakutan dan ketidaknyamanan terhadap perbedaan.
3) Kemampuan untuk membangun dialog dan kerjasama antarindividu dan kelompok.
4) Kesediaan untuk menghormati dan menghargai keberagaman dan martabat manusia.
[Rujukan: Nussbaum, M. C. (2010). Not For Profit: Why Democracy Needs the Humanities.]
Howard Gardner: Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli pendidikan Amerika, mengusulkan
beberapa indikator sikap toleransi dalam bukunya "Truth, Beauty, and Goodness Reframed". Beberapa
indikator yang disebutkan meliputi:
1) Kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
2) Kemampuan untuk menghargai perbedaan dan memahami keragaman.
3) Kesediaan untuk menghormati hak-hak individu.
4) Kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan individu yang berbeda.
[Rujukan: Gardner, H. (2011). Truth, Beauty, and Goodness Reframed.]

Dengan demikian, indikator sikap toleransi dalam penelitian ini adalah mengkompilasi indikator
menurut tiga ahli tersebut, yaitu:
1) Menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental individu.
2) Menghargai keberagaman budaya, agama, dan pandangan di antara individu dan kelompok.
3) Mempromosikan kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi.
4) Kemampuan untuk memahami perspektif orang lain secara empatik.
5) Kemampuan untuk membangun dialog dan kerjasama antarindividu dan kelompok.
6) Kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
7) Kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan individu yang berbeda.

4. Mengembangkan kisi-kisi angket sikap toleransi

Pernyataan + : Skornya 54321


Pernyataan – : Skornya 12345
No Indikator Jml Butir SS S KS TS STS
Butir
1. Menghormati hak asasi manusia dan Saya membiarkan
kebebasan fundamental individu. teman saya sholat
dengan cara yg dia
Yakini.

Saya sering menegur


teman saya karena
selalu keluar malam.
Menghargai keberagaman budaya, Saya tidak suka
agama, dan pandangan di antara menonton tari Kecak
individu dan kelompok.
Saya berteman dengan
siapa saja walaupun
beda agama
Saya menghargai
pendapat teman dalam
diskusi
Mempromosikan kesetaraan gender Saya menerima ketua
dan penghapusan diskriminasi kelas dari perempuan
Saya suka mengejek
teman yang hitam

Kemampuan untuk memahami


perspektif orang lain secara empatik.
Kemampuan untuk membangun
dialog dan kerjasama antarindividu
dan kelompok.
Kemampuan untuk
mempertimbangkan sudut pandang
orang lain.
Kemampuan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif
dengan individu yang berbeda.

5. f

Anda mungkin juga menyukai