Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH BAHAN KULIAH

- Judul Bahan Kajian : Karakter Toleransi


- Mata kuliah : Pendidikan Karakter
- Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan
STIK. BINA HUSADA PALEMBANG
- Beban Studi : 3 (tiga) SKS
- Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170
menit)
- Dosen pengampu : Raden Surahmat, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep.
- Mhs penyusun bahan : Anandito Pasca Artsono Putra
NPM. 22.14201.31.28

- Kemampuan akhir yanhg diharapkan (Sub CMPK) :


Mampu menerapkan karakter toleransi pada kehidupan sehari - hari
- Materi pembelajaran:
Materi bahan kajian ini meliputi: Karakter Toleransi

URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN
Toleransi adalah sikap, sifat atau tindakan seseorang dengan kelapangan dada untuk
menghargai, membiarkan dan membolehkan perbedaan orang lain, seperti; pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan hal-hal kain yang berbeda dengan
dirinya secara sadar dan terbuka serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut.

2. DASAR HUKUM TOLERANSI


Dasar hukum toleransi di Indonesia, termuat di dalam UUD 1945 BAB X tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 28 J, yaitu:

1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.
3. BENTUK – BENTUK TOLERANSI

Toleransi ialah sikap saling menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan,
budaya dan keyakinan. Seseorang yang bersikap toleran bisa menghargai orang lain
meskipun berbeda pandangan dan keyakinan. Menurut Abdullah (2001), sikap toleransi dapat
diwujudkan dalam bentuk - bentuk sebagai berikut:

a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Kebebasan atau kemerdekaan diberikan sejak manusia lahir sampai meninggal dan kebebasan
atau kemerdekaan yang manusia miliki tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang lain
dengan cara apapun. Karena kebebasan itu adalah datangnya dari Tuhan YME yang harus
dijaga dan dilindungi. Di setiap negara melindungi kebebasan-kebebasan setiap manusia baik
dalam Undang-Undang maupun dalam peraturan yang ada. Begitu pula dalam memilih satu
agama atau kepercayaan yang diyakini, manusia berhak dan bebas dalam memilihnya tanpa
ada paksaan dari siapapun.

b. Mengakui hak setiap orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap perilaku dan
nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap atau perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar
hak orang lain, karena kalau demikian, kehidupan di dalam masyarakat akan kacau.

c. Menghormati keyakinan orang lain

Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa tidak benar ada orang
atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan
lain. Tidak ada orang atau golongan yang memonopoli kebenaran dan landasan ini disertai
catatan bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing - masing orang.

d. Saling mengerti

Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila mereka tidak ada saling
mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat
dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain

4. PRINSIP TOLERANSI

Menurut Al Munawar (2003), agree in disagreement (setuju di dalam perbedaan) adalah


pedoman atau prinsip dalam kehidupan bertoleransi, karena perbedaan selalu ada di dunia ini,
dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan. Adapun prinsip-prinsip toleransi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kesaksian yang jujur dan saling menghormati (frank witness and mutual respect)

Semua pihak dianjurkan membawa kesaksian yang terus terang tentang kepercayaannya di
hadapan Tuhan dan sesamanya, agar keyakinannya masing-masing tidak ditekan atau-pun
dihapus oleh pihak lain. Dengan demikian rasa curiga dan takut dapat dihindarkan serta
semua pihak dapat menjauhkan perbandingan kekuatan tradisi masing-masing yang dapat
menimbulkan sakit hati dengan mencari kelemahan pada tradisi keagamaan lain.

b. Kebebasan beragama (religius freedom)

Meliputi prinsip kebebasan perorangan dan kebebasan sosial (individual freedom and social
freedom) Kebebasan individual sudah cukup jelas setiap orang mempunyai kebebasan untuk
menganut agama yang disukainya, bahkan kebebasan untuk pindah agama. Tetapi kebebasan
individual tanpa adanya kebebasan sosial tidak ada artinya sama sekali. Jika seseorang benar-
benar mendapat kebebasan agama, ia harus dapat mengartikan itu sebagai kebebasan sosial,
tegasnya supaya agama dapat hidup tanpa tekanan sosial. Bebas dari tekanan sosial berarti
bahwa situasi dan kondisi sosial memberikan kemungkinan yang sama kepada semua agama
untuk hidup dan berkembang tanpa tekanan.

c. Penerimaan (Acceptance)

Prinsip penerimaan yaitu mau menerima orang lain seperti adanya. Dengan kata lain, tidak
menurut proyeksi yang dibuat sendiri. Jika kita memproyeksikan penganut agama lain
menurut kemauan kita, maka pergaulan antar golongan agama tidak akan dimungkinkan. Jadi
misalnya seorang Kristen harus rela menerima seorang penganut agama Islam menurut apa
adanya, menerima Hindu seperti apa adanya.

d. Berfikir positif dan percaya (positive thinking and trustworthy)

Seseorang yang berpikir secara positif dalam perjumpaan dan pergaulan dengan penganut
agama lain, jika dia sanggup melihat pertama yang positif, dan yang bukan negatif. Orang
yang berpikir negatif akan kesulitan dalam bergaul dengan orang lain. Dan prinsip percaya
menjadi dasar pergaulan antar umat beragama. Selama agama masih menaruh prasangka
terhadap agama lain, usaha-usaha ke arah pergaulan yang bermakna belum mungkin. Sebab
kode etik pergaulan adalah bahwa agama yang satu percaya kepada agama yang lain, dengan
begitu dialog antar agama antar terwujud.

Anda mungkin juga menyukai