Anda di halaman 1dari 10

BELIA 4 (2) (2015)

EARLY CHILDHOOD EDUCATION PAPERS


( BELIA)
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DITINJAU DARI


JENIS PEKERJAAN AYAH(PETANI DAN KARYAWAN PABRIK) DI DESA
BENER, KECAMATAN KEPIL, KABUPATEN WONOSOBO

Nur Hasanah 

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kemandirian merupakan kemampuan dan kemauan seorang individu untuk dapat berpikir dan bertindak sendiri
Diterima Juli 2015 sesuai dengan usia dan harapan sosial yang ada agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Penelitian ini
Disetujui Agustus 2015 bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemandirian anak usia 5-6 tahun ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (petani
dan karyawan pabrik) di Desa Bener, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. Hipotesis alternatif (Ha) dalam
Dipublikasikan
penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemandirian anak usia 5 -6 tahun ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (petani
September 2015
dan karyawan pabrik), sedangkan hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan
________________ kemandirian anak usia 5-6 tahun ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (petani dan karyawan pabrik). Pendekatan yang
Keywords: digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode komparatif. Populasi
smart learning solution penelitian adalah seluruh ayah yang memiliki anak usia 5-6 tahun yang bekerja sebagai petani dan karyawan pabrik
dengan jumlah 80 yang terdiri dari 42 ayah yang bekerja sebagai petani dan 38 ayah yang bekerja sebagai karyawan
multiple inteligence
pabrik. Sampel penelitian berjumlah 65 ayah dengan menggunakan Proportianate Stratified Random Sampling.
development
Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian
____________________ anak dari ayah yang bekerja sebagai petani memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan kemandirian anak dari
ayah yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Kemandirian anak usia 5-6 tahun pada ayah yang bekerja sebagai
petani 70,3% sedangkan kemandirian anak usia 5-6 tahun pada ayah yang bekerja sebagai karyawan pabrik 68,4%
dari yang diharapkan.
Abstract
___________________________________________________________________
Autonomy is the ability and willingness of an individual to be able to think and act on their own according to their age and social
expectations that exist in order to adapt in their environment. Alternative hypothesis (Ha) in this research’s differences autonomy
of children aged 5-6 years terms of the type of work father (farmers and factory workers), while the null hypothesis (Ho) in this
research’s no differences autonomy of children aged 5-6 years terms of the type of work father (farmers and factory workers). The
approach used quantitative research approaches to comparative method. The population is all fathers with children aged 5-6
years who worked as farmers and factory workers with the number 80 which consists of 42 father who worked as a farmer and
father of 38 who work as employees of the plant. These samples included 65 fathers using Proportianate Stratified Random
Sampling. Techniques used t-test. The results showed that the autonomy of the children from father who worked as a farmer has
a higher score than the child's autonomy from the father who worked as a factory worker. Autonomy of children aged 5-6 years
on a father who worked as a farmer independence, while 70.3% of children aged 5-6 years on a father who worked as a factory
worker from the expected 68.4%.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6382
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang, 50229 E-mail: qristin@gmail.com

1
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

PENDAHULUAN yang dapat mereka lakukan sesuai dengan


kemampuan mereka dengan tidak membatasi
Perkembangan kemandirian sesuai dengan perilaku anak.
harapan orangtua tidak dapat dilakukan secara Hal ini kerena anak akan merasa ragu dan
instan. Perlu kerja keras orangtua sehingga anak- malu untuk melakukannya. Menurut Erikson
anak merasa bahwa mereka disayangi, dibimbing sebagaimana dikutip dalam Chomaria (2003),
serta dilindungi. Hal tersebut bisa diawali dengan problem yang dapat terjadi ketika orangtua
pembiasaan dari lingkungan primer atau yang terlalu membatasi anak adalah rasa malu karena
sering disebut “orangtua”. Hal ini secara mereka merasa tidak mampu “be on their on”.
signifikan berkaitan dengan pola pengasuhan Pengasuhan, pendidikan, serta pembiasaan
yang diterapkan oleh orangtua sebagai salah satu kemandirian perlu dilakukan sejak dini oleh
faktor agent of change. orangtua yaitu meliputi ibu dan ayah.
Orangtua merupakan sentral pembentuk Dua orang ini harus bekerjasama dalam
perilaku anak sejak dini yang terlahir kedunia mengembangkan perilaku positif anak salah
dalam keadaan fitrah. Anak masih lemah dan satunya kemandirian. Menurut Lynn,
masih sangat memerlukan bimbingan dari orang- sebagaimana dikutip oleh Karyono, dkk. (2011)
orang disekitarnya. Disinilah peran orangtua mengatakan bahwa: “dalam kehidupan keluarga,
menjadi sangat penting dalam membentuk sosok ayah tidak bisa tergantikan. Orangtua
kamandirian anak dengan menciptakan yakni ayah dan ibu harus bekerjasama saling
keterlibatan positif antara orangtua dengan anak membangun dalam memantau dan ikut peran
dalam mengembangkan perilaku positif tanpa serta dalam proses perkembangan anak. Sosok
rasa terlalu khawatir terhadap bahaya sosial dan ayah merupakan ayah yang berperan aktif dalam
tanpa mengindahkan kontrol terhadap anak mempertahankan keutuhan dan keharmonisan
mereka agar ada batasan dalam berperilaku. keluarga.”
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prezza, et. all (2005) dalam Journal of Lewis (2003) dalam European Journal of Psychology
Environmental Psychology dengan judul “Parental of Education dengan judul “Fathers’ Influences on
perception of social risk and of positive potentiality of Children’s Development:The Evidence from Two-
outdoor autonomy for children: The development of two Parent Families”, ayah juga memiliki peran yang
instruments”, salah satu faktor penting yang signifikan terhadap perkembangan anak-
membatasi kemandirian anak-anak diluar anaknya, meskipun kecenderungan peran antara
ruangan adalah persepsi orangtua akan bahaya ayah dan ibu berbeda. Peran ayah cenderung
sosial dan lalu lintasnya. dalam sensitivitas bermain dengan anak dimana
Anak usia dini harus sudah dibiasakan biasanya anak akan lebih berkesan dengan peran
mengerjakan sesuatu sesuai dengan ayah ini. Sementar ibu lebih berperan dalam hal
keamampuannya sendiri. Karena dengan merawat dan berinteraksi dengan anak-anaknya.
membatasi dan membantu, berarti orangtua Pada intinya, keduanya baik ayah maupun ibu
secara tidak langsung tidak percaya akan memiliki peran yang sama pentingnya dalam
kemampuan anaknya sehingga anak tidak akan perkembangan anak, namun keduanya memiliki
mandiri. Orangtua tidak perlu sering membantu keberbedaan dalam peran tersebut.
menyelesaikan tugas anak, terlalu khawatir Sementara itu, hasil penelitian lain oleh
dengan bahaya sosial, serta tidak perlu untuk Robert Sears dan Johns Whiting dalam (Dagun,
marah kepada anak ketika anak melakukan 2002: 7), menunjukkan bahwa: “anak-anak dapat
kesalahan. memperoleh kepuasan apabila dorongan-
Orangtua sangat perlu memberikan dorongan biologis dasar seperti lapar dan haus itu
kesempatan kepada anak-anaknya diatasi. Dalam soal ini seorang ibu memang
untukmengerjakan sendiri tugasnya serta dilihat berperan penting bagi seorang anak
mengenal motivasi anak untuk melakukan apa

2
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

terutama karena selalu menyuapkan makanan Dengan demikian dapat disimpulkan


kepada anaknya. bahwa kemandirian anak usia dini adalah
Sebaliknya, seorang ayah biasanya kurang kemampuan seorang anak dalam melakukan
terlibat dalam memberi makanan. Tetapi tidak aktivitas sederhana dalam hidupnya agar bisa
bisa begitu saja dapat disimpulkan ayah kurang menyesuikan diri dengan lingkungannya.
berperan dalam perkembangan anak”. Aktivitas sederhana tersebut berupa
Dengan demikian, peran serta orangtua perilaku untuk melatih kemampuan dan
memanglah sangat penting dalam mengasuh dan keterampilan seperti: kemampuan fisik,
mendidik anaknya. Orangtua yang dimaksud melakukan bersih diri.
bukan hanya ibu, namun juga ayah. Meski tidak sempurna layaknya orang
Ayah juga memegang peranan penting dewasa, namun jika anak mulai mampu dan mau
dalam pengasuhan anaknya. Segala perilaku melakukannya secara mandiri itu berarti anak
positif anak juga akan terbentuk dengan adanya telah mengembangkan kemandiriannya.
campur tangan pengasuhan dari seorang ayah.
Hal ini didasarkan oleh salah satu B. Tinjauan Tentang Jenis Pekerjaan Ayah
penelitian yang dilakukan oleh Melntyre, Nass Menurut Franz Von Magnis dalam
dan Battistone mengenai peran ayah dalam bukunya “Sekitar Manusia: Bunga Rampai
pengasuhan anak menemukan bahwa 88% tentang Filsafat Manusia” menyebutkan bahwa:
responden menyatakan bahwa ayah memiliki “Pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan.
peran yang sama pentingnya dengan ibu dalam Jadi pekerjaan itu memerlukan pemikiran yang
mengasuh anak. khusus dan tidak dapat dijalankan oleh
binatang”. Yang dilaksanakan tidak hanya
TINJAUAN PUSTAKA karena pelaksanaan kegiatan itu sendiri
menyenangkan, melainkan karena kita mau
dengan sungguh-sungguh mencapai suatu hasil
A. Kemandirian Anak Usia Dini
yang kemudian berdiri sendiri atau sebagai
Menurut pandangan Dogde (2008),
benda, karya, tenaga, dan sebagainya. Atau
kemandirian anak usia dini dapat dilihat dari
sebagai pelayanan terhadap masyarakat,
kemampuan anak dalam berbagai
termasuk dirinya sendiri, kegiatan itu dapat
kemampuannya seperti: kemampuan fisik,
berupa pemakaian tenaga jasmani maupun
percaya diri, bertanggungjawab, disiplin, pandai
rohani.
bergaul, mau berbagi, dan mampu
Sedangkan menurut Hegel dalam Pandji
mengendalikan emosi. Selain itu, menurut
(2005: 11), inti pekerjaan adalah kesadaran
Dogde kemandirian anak usia dini juga
manusia. Pekerjaan memungkinkan orang dapat
dapat dilihat melalui pembiasaan perilaku anak.
menyatakan diri secara obyektif kedunia ini,
Sedangkan Dewanggi (2012: 23)
sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan
mengungkapkan bahwa: “kemandirian terdiri
memahami keberadaan dirinya. Berbeda dengan
atas kemandirian makan dan hidup sehat anak,
pandangan Hegel dan Franz, Menurut Abdul
kemandirian makan anak mencakup
Aziz sebagaimana dikutip oleh Agustina (2013)
kemampuan anak mencuci tangan, membaca
membagi pengertian pekerjaan menjadi dua
doa, menggunakan alat-alat makan, serta
bagian yaitu pengertian secara luas dan secara
kemampuan makan secara mandiri. ”Menurut
khusus. Kerja dalam pengertian secara luas
Anggraeny (2006:18) menyatakan bahwa:
adalah semua bentuk usaha yang dilakukan oleh
“kemandirian anak adalah kemampuan anak
manusia, baik dalam hal materi maupun non
untuk tidak tergantung kepada orang lain sampai
materi, intelektual atau fisik, maupun hal-hal
batas kemampuannya dalam berpikir, bertindak,
yang berkaitan dengan masalah keduniaan dan
dan berperasaan dengan didasari tanggungjawab
keakhiratan. Adapun kerja secara khusus adalah
atas hak dan kewajibannya sesuai dengan
setiap potensi yang dikeluarkan manusia untuk
kapasitas tahapan perkembangan anak.

3
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

memenuhi tujuan hidupnya berupa makanan, dijelaskan melalui siapa yang menyumbangkan
pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf apa. Ayah misalnya mendonorkan spermanya,
hidupnya. memberi nafkah, dan melindungi keluarga dari
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan ancaman dari luar. Ibu memberikan ovum-nya,
untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian mengandung, melahirkan, menyusui, dan
masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau memelihara anak-anak. Relasi ayah-anak
pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang memiliki bentuk berbeda dengan relasi ibu-anak,
lebih untuk memperoleh informasi (Depkes. RI. : antara bentuk protective versus care.
2001). Sejalan dengan pengertian tersebut, Sikap dan perilaku anak yang tercermin
Agustina (2014: 53) juga mengungkapkan bahwa merupakan hasil dan didikan dari orangtua.
“pekerjaan adalah seluruh aktivitas manusia baik Sebuah proses perkembangan kehidupan,
fisik maupun non fisik untuk memperoleh dimana orangtua memeiliki peran yang sangat
penghasilan baik berupa barang maupun jasa.” vital dalam mengasuh dan mendidik anak-
Berdasarkan beberapa pendapat dari para anaknya untuk belajar beradaptasi, bersikap, dan
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan berperilaku sesuai harapan sosial. Meskipun
adalah sesuatu yang dilakukan baik material masih banyak faktor pendukung lain, namun
maupun non material untuk mendapatkan suatu orangtua merupakan agent sosialisasi primer yang
imbalan yang dianggap sesuai dengan apa yang berada dalam lingkungan pengasuhan.
telah dilakukan oleh seorang individu. Salah satu diantara sikap positif yang perlu
dibentuk pada masa perkembangan dan
C. Peran Ayah dalam Perkembangan Anak pertumbuhan anak usia dini adalah sikap
Menurut Berger dan Langton dalam kemandirian. Seperti yang dikemukankan oleh
Carlson, dkk. (2011: 96) menyebutka bahwa: Fakhrudin (2010: 105) bahwa: “kemandirian
“fathering today often includes nurturing and sangat penting bagi perkembangan dan
caregiving; engaging in leisure and play activities; pertumbuhan anak. Kemandirian menjadi suatu
providing the child’s mother with emotional and hal yang sangat mendasar, yang harus dipunyai
practical support; providing moral guidance and anak. Dengan kemandirian, anak akan
discipline; ensuring the safety of the child; taking berkembang menjadi pribadi yang penuh
responsibility for coordinating the child’s care and optimisme dan kepercayaan diri tinggi. Anak
activities; and connecting the child to his or her yang memiliki kemandirian didalam diri akan
extended family, community members, and other melaju dengan sangat cepat dibanding
resources.” temantemanya. ”Ayah tidak hanya
Berdasarakan pendapat tersebut bertanggungjawab menjadi tulang punggung bagi
disebutklan bahwa peran ayah pada saat ini keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk
meliputi memelihara/menjaga dan mengasuh; keluarganya, namun beliau juga harus harus
terlibat dalam kegiatan rekreasi dan bermain; bertanggung jawab, dapat menjadi uswatun
memberikan dukungan emosional dan praktis khasanah bagi anak dan istrinya serta terhadap
kepada istri (ibu dari anaknya); memberikan orang lain yang melihatnya (masyarakat). Peran
bimbingan moral dan disiplin; memastikan serta ayah ketika dapat menjadi teladan yang baik
keselamatan anak; mengambil tanggung jawab atau uswatun khasanah dalam bersikap dan
untuk mengkoordinasikan perawatan dan bertingkah laku akan menjadi imitasi yang baik
kegiatan anak; dan menghubungkan anak dengan untuk anakanaknya serta akan menjadi idola bagi
keluarga besar lainnya, anggota masyarakat, anak serta menimbulkan rasa senang terhadap
serta sumber daya lainnya. Katz & Rohner anak apalagi ketika ditemani ketikaa main. Kristo
(dalam Lamb, 1981; Storey et al., 2006) (2013: 15) mengatakan bahwa ketika seorang
menjelaskan peran ayah dengan teori parental ayah bersama anak, menggunakan waktu
investment yang berperspektif biologi evolusioner. bersama anak, walaupun hanya sekedar hadir
Peran orangtua terhadap perkembangan anak,

4
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

dan tidak bicara, akan berdampak luar biasa bagi keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk
anak. keluarganya, namun beliau juga harus harus
Ayah dengan berbagai macam jenis bertanggung jawab, dapat menjadi uswatun
pekerjaanya pasti memiliki cara yang berbeda khasanah bagi anak dan istrinya serta terhadap
pula dalam mengasuh ataupun mendekati anak. orang lain yang melihatnya (masyarakat). Peran
Agustina (2013) mengatakan bahwa ayah dengan serta ayah ketika dapat menjadi teladan yang baik
karakteristik dan kepribadian masing– masing atau uswatun khasanah dalam bersikap dan
menjadikan pengaruh yang berbeda beda pula bertingkah laku akan menjadi imitasi yang baik
dalam pendidikan dan pengasuhan anak. untuk anakanaknya serta akan menjadi idola bagi
Sejalan dengan pandangan tersebut. anak serta menimbulkan rasa senang terhadap
Dewanggi (2012: 26) dalam penelitiannya anak apalagi ketika ditemani ketikaa main. Kristo
menyatakan bahwa: “kemandirian anak ternyata (2013: 15) mengatakan bahwa ketika seorang
juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan ayah bersama anak, menggunakan waktu
keluarga. bersama anak, walaupun hanya sekedar hadir
Hal ini diasumsikan bahwa, jenis dan tidak bicara, akan berdampak luar biasa bagi
pekerjaan yang berbeda maka tingkat pendapatan anak.
yang berbeda pula, dan hal lain yang berkaitan Ayah dengan berbagai macam jenis
juga akan berbeda. Sehingga cara ayah terhadap pekerjaanya pasti memiliki cara yang berbeda
anak-anaknya akan berbeda pula berdasarkan pula dalam mengasuh ataupun mendekati anak.
jenis pekerjaanya.” Agustina (2013) mengatakan bahwa ayah dengan
karakteristik dan kepribadian masing– masing
D. Kemandirian Anak Ditinjau dari Jenis menjadikan pengaruh yang berbeda beda pula
Pekerjaan Ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
Sikap dan perilaku anak yang tercermin Sejalan dengan pandangan tersebut.
merupakan hasil dan didikan dari orangtua. Dewanggi (2012: 26) dalam penelitiannya
Sebuah proses perkembangan kehidupan, menyatakan bahwa: “kemandirian anak ternyata
dimana orangtua memeiliki peran yang sangat juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
vital dalam mengasuh dan mendidik anak- keluarga.
anaknya untuk belajar beradaptasi, bersikap, dan Hal ini diasumsikan bahwa, jenis
berperilaku sesuai harapan sosial. Meskipun pekerjaan yang berbeda maka tingkat pendapatan
masih banyak faktor pendukung lain, namun yang berbeda pula, dan hal lain yang berkaitan
orangtua merupakan agent sosialisasi primer yang juga akan berbeda. Sehingga cara ayah terhadap
berada dalam lingkungan pengasuhan. anak-anaknya akan berbeda pula berdasarkan
Salah satu diantara sikap positif yang perlu jenis pekerjaanya.”
dibentuk pada masa perkembangan dan
pertumbuhan anak usia dini adalah sikap METODE PENELITIAN
kemandirian. Seperti yang dikemukankan oleh
Fakhrudin (2010: 105) bahwa: Metode penelitian ini menggunakan
“kemandirian sangat penting bagi perkembangan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode
dan pertumbuhan anak. Kemandirian menjadi komparatif. Menurut Aswani (Arikunto, 2002:
suatu hal yang sangat mendasar, yang harus 236) penelitian komparatif akan dapat
dipunyai anak. Dengan kemandirian, anak akan menemukan persamaan-persamaan dan
berkembang menjadi pribadi yang penuh perbedaan-perbedaan tentang benda-benda,
optimisme dan kepercayaan diri tinggi. Anak tentang orang, kelompok, terhadap suatu ide atau
yang memiliki kemandirian didalam diri akan suatu prosedur kerja. Adapun alasan
melaju dengan sangat cepat dibanding menggunakan metode komparatif dalam
temantemanya. ”Ayah tidak hanya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bertanggungjawab menjadi tulang punggung bagi perbedaan kemandirian anak usia 5-6 tahun

5
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

ditinjau dari jenis pekerjaan ayah sebagai petani Pengujian reliabilitas instrumen dapat
maupun karyawan pabrik. dilakukan secara eksternal maupun internal.
Variabel terikat dalam penelitian ini Secara eksternal dapat dilakukan dengan
adalah kemandirian anak (Y) dan Variabel testretest, equivalent, dan gabungan keduanya.
Independen/ Variabel Bebas dalam penelitian ini Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
adalh jenis pekerjaan ayah (petani dan karyawan teknik Koevisien Alpha dari Cronbach.
pabrik)/variabel X. Adapun teknik analisis data yang
Populasi yang diambil dari penelitian ini digunakan adalah statistik inferensial yaitu
adalah seluruh ayah yang memiliki anak usia 5-6 dimana peneliti ingin membuat kesimpulan yang
tahun yang bekerja sebagai petani dan karyawan berlaku untuk umum/generalisasi untuk populasi
pabrik dengan jumlah 80 yang terdiri dari 42 ayah dimana sampel diambil. Data yang digunakan
yang bekerja sebagai petani dan 38 ayah yang adalah hasil dari sebaran istrumen skala
bekerja sebagai karyawan pabrik. kemandirian. Data yang telah dirumuskan akan
Teknik pengambilan sampel yang diuji dengan statistik parametris dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis melalui uji normalitas, uji
Proportianate Stratified Random Sampling. Teknik homogenitas dan t test. Selain itu juga dibantu
Proportianate Stratified Random Sampling dengan program statistik SPSS (Statistic
digunakan bila populasi mempunyai Packages for Social Science).
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional (Sugiyono: 2010, 120). HASIL DAN PEMBAHASAN
Skala dalam penelitian ini adalah skala
tentang kemandirian anak usia 5-6 tahun. Skala Berdasarkan penelitian yang telah
diberikan kepada ayah yang bekerja sebagai dilakukan di Kelurahan Bener, yaitu salah satu
petani dan karyawan pabrik untuk memperjelas Desa di Kabupaten Wonosobo dengan mayoritas
pemahaman kemandirian anak. Skala dalam penduduk laki-laki yang berkedudukan sebagai
penelitian ini berbentuk pernyataan tertutup. kepala keluarga (ayah) 67,5% bekerja sebagai
Adapun skala yang digunakan dalam petani dan karyawan pabrik. Diperoleh hasil
penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert analisis data dengan menggunakan t-test dengan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan thitung ≤ ttabel, (0,938 < 1.671), maka Ho
persepsi seorang atau sekelompok orang tentang diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan dari
fenomena sosial. Instrumen yang menggunakan analisis tersebut adalah terdapat perbedaan yang
skala Likert bisa menggunakan cekclist ataupun signifikan antara kemandirian anak berdasarkan
pilihan ganda. Responden dalam penelitian ini jenis pekerjaan ayah (petani dan karyawan
menjawab dengan menggunakan cecklist (√). pabrik).
Instrumen yang digunakan untuk Kemandirian anak dari ayah yang bekerja
mengetahui tingkat kemandirian anak dalam sebagai petani memiliki tingkat kemandirian
penelitian ini mengacu pada teori yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemandirian
dikemukakan oleh Wiyani yaitu Ciri-ciri anak dari ayah yang bekerja sebagai karyawan
kemandirian anak usia dini. pabrik. hal ini dapat dilihat dari rata-rata/ mean
Untuk mengetahui tingkat validitas dalam skor skala kemandirian anak. Mean untuk
instrumen, maka dilakukan uji coba instrumen, ayah yang bekerja sebagai petani 135,38,
selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi sedangkan mean pada ayah yang bekerja sebagai
Product Moment dari Karl Pearson dengan karyawan pabrik adalah 131,48. Jadi ayah yang
menggunakan bantuan komputer program IBM bekerja sebagai petani memiliki skor 3,90 lebih
SPSS Statistic 21. Berdasarkan uji coba validitas tinggi dari ayah yang bekerja sebagai karyawan
yang telah dilakukan, terdapat 48 item yang valid pabrik. Perbedaan jenis pekerjaan ayah di desa
dan 16 item yang tidak valid. Bener dipengaruhi oleh intensitas interaksi antara
ayah dengan anak. Di desa Bener, petani bekerja

6
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

dengan jam kerja yang flexible sesuai musim jam kerja juga didasarkan sistem 3 shift. Pada
pertanian, sehingga ayah yang bekerja sebagai jadwal shift siang terkadang ayah tidak memiliki
petani memiliki waktu untuk berinteraksi dengan waktu kebersamaan dengan anaknya karena shift
keluarga yang relatif flexible juga. siang dimulai dari jam 14.00 WIB-10.00 WIB
Keterkaitan kemandirian anak dengan dengan jadwal berangkat dari rumah jam 13.30
jenis pekerjaan ayah berdasarkan pengamatan WIB untuk mengantisipasi keterlambatan dan 4
dan laporan dari NICHD Early Child Care Study jam sebelum waktu tersebut biasanya digunakan
(2000) disebutkan bahwa: “The link between untuk tidur persiapan kerja. Dengan demikian
employment and the quality of child-father interaction saat shift siang ayah yang bekerja sebagai
wa soderated by the men’s attitudes and ages, with karyawan pabrik akan jarang berinteraksi dengan
younger fathers and those more committed to equal anaknya.Sehingga intensitas bertemu antara
parenting having more sensitive play styles. Cultural ayah dengan anak tidak maksimal. Dengan
patterns of parental employment are also influential.” demikian, ayah yang bekerja sebagai petani di
Hal ini berarti bahwa hubungan antara Desa Bener memiliki waktu kebersamaan yang
kerja dan kualitas interaksi anak-ayah tidak terikat aturan dan bisa dilakukan kapan
dimoderatori oleh sikap dan usia pria, dengan saja. Jika musim pemberian pupuk, maka ayah
ayah muda serta mereka yang lebih berkomitmen akan memiliki waktu banyak di siang hari karena
untuk sama-sama menjadi orangtua yang sensitif pemberian pupuk hanya akan dilakukan pada
terhadap anak. Pola budaya kerja orang tua juga waktu pagi buta sampai jam 07.00 WIB. Setelah
berpengaruh dalam hubungan antara anak jam tersebut ayah akan berada dirumah sampai
dengan ayahnya. Hal ini karena, pola kerja ayah menjelang siang sebelum melanjutkan
sangat berpengaruh terhapadap interaksi antara aktivitasnya kembali untuk mencari rumput
anak dan ayah selama di rumah. sebagai pakan ternaknya sekitar jam 13.00 WIB.
Berdasarkan laporan dari NICHD Dengan gambaran waktu bekerja yang tidak
tersebut, maka dapat dilihat bahwa adanya secara runtut bekerja selama 8 jam, maka waktu
perbedaan jenis pekerjaan memiliki pengaruh ayah dirumah juga tidak dapat dipastikan
yang berbeda pula terhadap aspek perkembangan waktunya kecuali dilihat dari musim pertanian.
anak salah satunya aspek kemandirian anak. Hal Namun, berdasarkan perbedaan jadwal
ini karena pola kerja ayah pada setiap jenis kerja tersebut, baik ayah yang bekerja sebagai
pekerjaan akan berbeda terutama yang berkaitan karyawan pabrik maupun petani memiliki jumlah
dengan jam kerja. Meskipun ayah tidak menjadi jam yang rata-rata sama, hanya saja jadwal
pengasuh selayaknya ibu, namun ayah memiliki waktunya yang berbeda. Dengan demikian,
peran yang sama penting dengan ibu. Sehingga keduanya (orangtua) memiliki ratarata waktu
segala kegiatan, sikap, dan perilaku ayah akan yang sama dalam satu hari untuk mengasuh dan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan bertemu dengan anak mereka namun dalam
anak. Sedangkan anak dari ayah yang bekerja waktu yang berbeda. Salah satunya adalah, setiap
sebagai karyawan pabrik memiliki tingkat malam anak bertemu dengan ayah, namun anak
kemandirian pada kategori sedang. Hal ini dari ayah yang bekerja sebagai karyawan pabrik
karena, jam kerja karyawan pabrik telah tidak dapatsetiap malam bertemu dan
ditentukan oleh para pemilik usaha sesuai dengan berinteraksi dengan anak. Hal ini karena ayah
Pasal 78 ayat 3 Undang-Undang No. 13 Tahun yang bekerja sebgai karyawan pabrik memiliki
2003 yang menyatakan bahwa untuk karyawan jadwal kerja malam.
yang bekerja 6 hari dalam seminggu, jam Penelitian sebelumnya yang dilakukan
kerjanya adalah 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam oleh Dewanggi (2012:26) kemandirian anak
dalam 1 minggu. Sedangkan untuk karyawan berhubungan signifikan dengan umur anak dan
dengan 5 hari kerja dalam 1 minggu, kewajiban pendapatan keluarga. Hal ini menunjukkan
bekerja adalah 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam bahwa jenis pekerjaan ayah sangat berpegaruh
dalam 1 minggu. Dimana dimana pembagian juga terhadap kemandirian anak, hal ini karena

7
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

ayah sebagai kepala keluarga yang bertugas berdampak sama terhadap kemandirian anak
mencari nafkah akan memiliki tingkat maupun perilaku anak lainnya.
pendapatan yang beranekaragam tergantung Hasil penelitian menunjukkan adanya
jenis pekerjaan ayah. kesesuaian antar hasil yang diperoleh dengan
Secara umum, setiap ayah memiliki peran teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka
dan pengaruh yang sama terhadap tumbuh dan penelitian sebelumnya bahwa terdapat
kembang anaknya layaknya seorang ibu. perbedaan kemandirian anak ditinjau dari jenis
Namun akan menjadi berbeda ketika pola pekerjaan ayah dimana tingkat kemandirian anak
interaksinya berbeda. Perbedaan pola interaksi dari ayah yang bekerja sebagai penani memiliki
antara ayah dan anak salah satunya disebabkan kategori 3,64 lebih tinggi dibandingkan dengan
oleh adanya perbedaan jenis pekerjaan ayah. Hal anak dari ayah yang bekerja sebagai karyawan
ini karena, setiap jenis pekerjaan akan memiliki pabrik. Secara umum, penelitian ini menemukan
jadwal yang berbeda pula, sehingga waktu yang adanya perbedaan yang signifikan kemandirian
dimiliki oleh ayah dengan keluarga menjadi anak ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (petani
berbeda. dan karyawan pabrik). Semakin banyak waktu
Lewis (2003) dalam European Journal of ayah berinteraksi dengan ayah, maka akan
Psychology of Education dengan judul “Fathers’ semakin tinggi kemandirian anak.
Influences on Children’s Development:The Evidence
from Two-Parent Families”, ayah juga memiliki SIMPULAN
peran yang signifikan terhadap perkembanagan
anak-anaknya, meskipun kecenderungan peran Dari hasil penelitian dan pembahasan
antara ayah dan ibu berbeda. Peran ayah yang telah diuraikan dari skripsi yang berjudul
cenderung dalam sensitivitas bermain denga anak “Perbedaan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun
dimana biasanya anak akan lebih berkesan Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan Ayah (Petani Dan
dengan peran ayah ini. Sementar ibu lebih Karyawan Pabrik)”, dapat diambil beberapa
berperan dalam hal merawat dan berinteraksi kesimpulan bahwa: terdapat perbedaan yang
dengan anak-anaknya. Pada intinya, keduanya signifikan antara kemandirian anak usia 5-6
baik ayah maupun ibu memiliki peran yang sama tahun ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (petani
pentingnya dalam perkembangan anak, namun dan karyawan pabrik).
keduanya memiliki keberbedaan dalam peran
tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, hal yang menjadi penyebab adanya Agustina, A. T. 2014. Perbedaan Kedisiplinan Anak
perbedaan kemandirian anak usia 5-6 tahun Usia 4-5 Tahun Ditinjau Dari Tingkat
ditinjau dari jenis pekerjaan ada dua hal, yaitu: Pendidikan dan Pekerjaan Ayah di Kelurahan
pertama, perbedaan waktu senggang dan waktu Sampangan Kota Semarang. Skripsi. Semarang:
FIP Universitas Negeri Semarang.
istirahat yang berbeda. Kedua, kurangnya
Angraeny, D. 2006. Hubungan antara Pola Asuh pada
intensivitas interaksi antara anak dengan
Keluarga Extended dengan Persepsi
ayahnya merupakan suatu hal yang sangat Kemandirian Anak di Masyarakat Dukuh
penting dan tidak dapat dipisahkan dengan peran Posong Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
orangtua sebagai pengasuh. Hal ini karena, Skripsi. Semarang: FIP Universitas Negeri
meskipun ayah berkedudukan sebagai kepala Semarang.
keluarga namun ayah juga memiliki kedudukan Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: PT
yang sangat penting dalam proses pengasuhan. RINEKA CIPTA. Arikunto, S. 2010. Prosedur
Orangtua (baik ayah maupun ibu) sama-sama Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2006. Psikologi Remaja:
memiliki tugas dan peran yang sama dalam
Perkembangan Pesreta Didik. Jakarta: PT. Bumi
mengasuh anak. Sehingga efek dari interaksi
Aksara
yang intensif dari ayah maupun ibu akan

8
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

Azwar, S. 2011. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Bandung: Universitas Padjadjaran.


Pelajar. Bathia, H. R. 1997. A Textbook of Downloaded from ann googleschoolar.com
Psychology. New Delhi: The MacMillan Hasan, M. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini.
Company of Insiswa Limited. Yogyakarta: Diva Press.
Baumrind, D. 1986. Authoritarian versus authoritative Ibrahim, J. T. 2003. Sosiologi Pedesaan. Malang:
parental control. Adolescence. (3: 255). 72. Universitas Muhammadiyah Malang.
Downloaded from ann link.springer.com Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2009. Pusat Bahasa
Buckley, S., Bird, G & Sacks, B. (2002). Social Departemen Pendidikan Nasional.
development for individuals with down Karyono, dkk. 2011. Peran Ayah dalam Pengasuhan
syndrome – An overview. Down Syndrome Issues Anak.. Jurnal Psikologi Undip, 9 (1). Semarang:
and Information. Downloaded from ann Universitas Diponegoro. Downloaded from
link.springer.com ann googleschoolar.com
Cabrera, N. J., et. all. 1999. Measuring Father Koentrjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta:
Involvement in the Early Head Start Balai Pustaka.
Evaluation: a Multidimensional Kristo, T. 2013. Belajar Menjadi Ayah. Jakarta: PT Elex
Conceptualization. Paper. National Conference Media Komputindo.
on Health Statistic: Washington D.C.August, Kusuma, S M. 2011. Penyesuaian Diri Karyawan
2-3. Downloaded from ann link.springer.com terhadap Kerja Rotasi (Rolling) ditijau dari Jenis
Carlson, M. J. & Katherine A. M. 2011. Low-Income Kelamin. Skripsi. Semarang: FE. Unnes.
Fathers’ Influence on Children. The Annals of Kusumawati, P. E. 2011. Perbedaan Kemandirian Anak
the American Academy Journals. America: Univ dari Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja. Skripsi.
of Louisville. Downloaded from Semarang: FIP Universitas Negeri Semarang.
ann.sangepub.com at UNIV OF Lamb, M.E. 2004. The Role of the Father in Child
LOUISVILLE on February 3, 2015. Chomaria, Development (4th Edition). New York: Wiley.
N. 2013. 25 Perilaku Anak dan Solusinya. Lerner, R & Hultch, D. 1983. Human Development: A Life-
Jakarta: Gramedia. Span Perspective. New York : Mc Graw-Hill, Inc.
Dagun, S. M. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta: PT Lewis, C. 2003. Fathers’ influences on children’s
Rineka Cipta. Desmita. 2009. Psikologi development: The evidence from two-parent families.
Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja European Journal of Psychology of Education..
Rosdakarya. United Kingdom: Lancaster University. Vol. XVIII,
Dewanggi, M. 2012. Pengasuhan Orang Tua dan nº 2, 211-228 Downloaded from ann
Kemandirian Anak Usia 3-5 Tahun link.springer.com
Berdasarkan Gender di Kampung Adat Urug. Lie, A., & Prasasti, S. 2004. Menjadi Orangtua Bijak 101
Journal. Bogor: Departemen Ilmu Keluarga dan Cara Membina Kemandirian dan Tanggungjawab
Konsumen IPB. Downloaded from ann Anak. Jakarta: PT Elex Medi Komputindo.
journal.unnes.ac.id Mariyam, A. 2008. Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu
Dogde, D.T., dkk. 2008. The Creative Curricullum For dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di
Preschool. Washington DC: Teching Strategies. Desa Lor Kecamatan Losari Kabupaten Berebes.
Ernawati. 2009. Model Keterlibatan Ayah Dalam Jurnal Keperawatan. FIKKES. 2(1). Downloaded
Pengasuhan. Artikel Ilmiah. Salatiga: Sekolah from ann journal.unnes.ac.id
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Mullin, A. 2014. Children, Paternalism and the
Downloaded from ann googleschoolar.com Development of Autonomy. Journals. Canada:
Fadillah, M & L. M. Khorida. Pendidikan Karakter Anak Department of Philosophy, University of Toronto
Usia Dini. Yogyakarta: Arruz Media. Mississauga, Mississauga, ON. Downloaded from
Fakhrudin, A. U. 2010. Sukses Menjadi Guru TK-PAUD. ann link.springer.com
Yogyakarta: Bening. Mustofa, M. S. M. 2005. Kemiskinan Masyarakat Petani
Gandasetiawan, R. Z. 2011. Mengoptimalkan IQ & EQ Desa di Jawa. Semarang: UNNES Prees.
Melalui Metode Sensomotorik. Jakarta: PT BPK NICHD Early Child Care Research Network (2000). Factors
Gunung Mulia. associated with fathers’ caregiving activities and
Handoko, H. 2001. Manajemen Personalia dan sensitivity with young children. Journal of Family
Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE Psychology, 14, 200-219. Downloaded from ann
Yogyakarta. link.springer.com
Hanna, W. 1986. Hubungan antara Asuhan Anak dan Parker, D. K.. 2005. Menumbuhkan Kemandirian dan
Ketergantungan Kemandirian. Disertasi. Harga Diri Anak. Jakarta: Prestasi Ustakarya.

9
Nur Hasanah / BELIA 4 (2) (2015)

Prezza, M. et. all. 2005. Parental perception of social risk and Vidyaningrum, V., D,. P,. 2013. Praktik Pengasuhan Anak
of positive potentiality of outdoor autonomy for Pada Kelurga Petani PESERTA BINA
children: The development of two instruments. KELUARGA BALITA (Bkb) Melati 3 Di Desa
Journal of Environmental Psychology. Italy: Ngukem Kecamatan Padangan Kabupaten
Department of Biomedical Science, University of Bojonegoro. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan.
Chieti. Downloaded from ann link.springer.com UNNES.
Rohita. 2004. Strategi pembelajaran kecakapan Hidup (Life Wahyuni, E. 2001. Cara Praktis Mengasuh dan
skills) pada anak usia taman kanak kanak. Membimbing Anak agar Menjadi Cerdas dan
Downloaded from ann Bahagia. Bandung: PIONIR JAYA.
http://www.ncpublicschools.org. WHO. 1999. Mitra dalam Pendidikan Keterampilan Hidup.
Steinberg, L. 1995. Adolescene. Sanfrancisco: McGraw-Hill Kesimpulan dari Inter Badan Perserikatan Bangsa-
Inc. Rapat. Geneva, 1999. (WHO/MNH/MHP/99.2).
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Downloaded from ann link.springer.com
ALFABETA. Wiyani, Novan A. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
ALFABETA. Wolf, E. R. 1985. Petani Suatu Tinjauan Antropologi.
Syafaruddin. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Jakarta: CV Rajawali.
Masyarakat. Sumatera Utara: Perdana Publishing. Yamin, M. & Sanan, J. S. 2013. Panduan PAUD. Ciputat:
Referensi (Gaung Persada Press Group).

10

Anda mungkin juga menyukai