Anda di halaman 1dari 1022

Batch Februari

2023

Medsense Plus
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.

2
•Mendiagnosis,melakukanpenatalaksanaansecaramandiridantuntas

4 •4A. Kompetensiyangdicapaipadasaatlulusdokter
•4B. Profisiensi(kemahiran)
yangdicapaisetelahselesaiinternsipdan/atauPendidikanKedokteranBerkelanjutan(PKB)

•Mendiagnosis,melakukanpenatalaksanaanawal, danmerujuk
3 •3A.Bukangawatdarurat
•3B. Gawatdarurat

2
•Mendiagnosisdanmerujuk
•Lulusandoktermampumembuatdiagnosisklinikterhadappenyakittersebutdanmenentukanruju
kanyang palingtepatbagipenangananpasienselanjutnya.

•Mengenalidanmenjelaskan

1
•Lulusandoktermampumengenalidanmenjelaskangambaranklinikpenyakit,
danmengetahuicarayang
palingtepatuntukmendapatkaninformasilebihlanjutmengenaipenyakittersebut,selanjutnyam
enentukanrujukanyang palingtepatbagipasien.
Batch Februari

2023
1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G3P2A0 UK 37 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan kenceng kenceng yang dirasakan semakin sering. Keluhan disertai
dengan keluarnya lender dan juga darah. Pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pemeriksaan obstetric didapatkan Leopold I kosong, Leopold II keras di sisi kanan,
lunak di sisi kiri, Leopold III teraba bagian bagian kecil. Pemeriksaan dalam
didapatkan tangan, pembukaan 4 cm. HIS 4x dalam 20 menit dirasakan selama
50 detik.
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Observasi kemajuan persalinan
B. Pemberian uterotonic
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik
E. Pematangan paru
Seorang Wanita usia 30 tahun, G3P2A0 UK 37 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan kenceng kenceng yang dirasakan semakin sering. Keluhan disertai
dengan keluarnya lender dan juga darah. Pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pemeriksaan obstetric didapatkan Leopold I kosong, Leopold II keras di sisi
kanan, lunak di sisi kiri, Leopold III teraba bagian bagian kecil. Pemeriksaan
dalam didapatkan tangan, pembukaan 4 cm. HIS 4x dalam 20 menit dirasakan
selama 50 detik.
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Observasi kemajuan persalinan
B. Pemberian uterotonic
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik
E. Pematangan paru
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
Presentasi
Situs/letak (lie) Position Habitus/sikap (attitude)
(presentation)
Hubungan sumbu panjang Bagian terbawah janin Letak titik anatomis tertentu Hubungan antara sumbu
janin dan ibu • Presentasi kepala janin terhadap sisi kiri atau kepala janin dg sumbu
• Situs memanjang / (vertex) kanan jalan lahir tengah janin.
membujur (longitudinal) • Presentasi bokong • Presentasi kepala: occiput • Contoh: fleksi, defleksi
• Situs melintang • Presentasi bahu • Presentasi muka: dagu ringan, sedang, defleksi
(tranversal) penuh
• Presentasi muka • Presentasi bokong:
• Situs miring (oblique) sacrum
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
Situs/letak (lie)

Hubungan sumbu Panjang


janin dengan ibu

Memanjang / Membujur / Longitudinal Miring / oblique Melintang / Transversal

• Leopold I/III à ballottement • Leopold I/III à bagian-bagian kecil • Leopold I/III à tidak teraba
(+)/kepala • Leopold II à ballottement (+) • Leopold II à ballottement ki/ka

• Tx: Versi luar, Syarat:


• Pembukaan <4cm
• Ketuban intak
• UK >36 Minggu
• Pilihan persalinan : SC
• Letak Longitudinal
• Presentasi bokong

10
A. Observasi kemajuan persalinan à pada kasus didapatkan presentasi
melintang, pilihan persalinan terbaik adalah SC
B. Pemberian uterotonic à HIS adekuat
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik à tidak diberikan
E. Pematangan paru à tatalaksana partus prematurus usia < 34 minggu

11
2
Seorang Wanita 30 tahun dirujuk ke IGD RS dengan keluhan plasenta tidak
kunjung lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang lalu. Pemeriksaan TTV di
dapatkan TD 80/50, HR 110, RR 24, T 37oC. Pemeriksaan obstetric didapatkan tali
pusat menjulur dari jalan lahir, tonus adekuat, perineum intak.
Tatalaksana selanjutnya adalah
A. Infuse oksitosin
B. Manual plasenta
C. Massase uterus
D. Infuse RL
E. Eksplorasi digitalis
Seorang Wanita 30 tahun dirujuk ke IGD RS dengan keluhan plasenta tidak
kunjung lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang lalu. Pemeriksaan TTV di
dapatkan TD 80/50, HR 110, RR 24, T 37oC. Pemeriksaan obstetric didapatkan tali
pusat menjulur dari jalan lahir, tonus adekuat, perineum intak.
Tatalaksana selanjutnya adalah
A. Infuse oksitosin
B. Manual plasenta
C. Massase uterus
D. Infuse RL
E. Eksplorasi digitalis
Tatalaksana Perdarahan Post Partum
Manajemen Aktif Kala III

Perdarahan Massive Perdarahan Post Partum

TD ↓ Kompresi bimanual
HR ↑ Oksitosin 20 IU dalam NaCl
Infus Kristaloid 500 cc

4T

• Resusitasi Laserasi, Inversio


Atonia Retensio Plasenta Trombin
• Infus 2 Jalur Jarum Ukuran
Besar
• Monitoring Tekanan
• Grade I, II, Cervix à
Darah, Nadi, Produksi Urin Misoprostol 1000 mcg rektal Transfusi:
Penjahitan luka Manual Plasenta
• Oksigen Metilergometril 0,2mg IM FFP, F VII A, Trombosit
• Team Approach • Reposisi manual

Perhatikan Vital Sign pada kasus, jika TD menurun dan HR meningkat,


tatalaksana awal à resusitasi cairan
3B

Tatalaksana

Waktu Tindakan Keterangan

• Inf 20-40U Oksitosin dalam 1000 ml Nacl 0,9%/ RL


60gtt/i dan 10U Oksitosin IM
<30 Menit KALA III
• Lakukan penegangan tali pusat terkendali
• Dicoba 2x dalam 30 menit

• Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan


> 30 Menit Manual Plasenta
Manual Plasenta

• Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2


g IV dan Metronidazole 500 mg IV)
Post Tindakan AB Profilaksis
• Segera atasi dan rujuk jika terjadi komplikasi
perdarahan hebat atau infeksi.
A. Infuse oksitosin à tatalaksana awal jika tidak syok
B. Manual plasenta à tatalaksana definitive
C. Massase uterus à tatalaksana awal atonia uteri
D. Infuse RL
E. Eksplorasi digitalis à tatalaksana sisa plasenta

17
3
Seorang Wanita usia 30 tahun baru saja melahirkan secara pervaginam di
sebuah puskesmas. Usia kehamilan tidak diketahui karena pasien tidak pernah
control bahkan ke bidan. TTV janin dalam batas normal. Status generalis bayi
didapatkan kulit janin berwarna kehijauan, kuku janin berwarna kekuningan.
Diagnosis janin yang paling mungkin adalah?
A. Sindrom aspirasi meconium
B. Transient Tachypnea of The Newborn
C. Sindrom Post-matur
D. Kehamilan Post-term
E. Insufisiensi plasenta

19
Seorang Wanita usia 30 tahun baru saja melahirkan secara pervaginam di
sebuah puskesmas. Usia kehamilan tidak diketahui karena pasien tidak pernah
control bahkan ke bidan. TTV janin dalam batas normal. Status generalis bayi
didapatkan kulit janin berwarna kehijauan, kuku janin berwarna kekuningan.
Diagnosis janin yang paling mungkin adalah?
A. Sindrom aspirasi meconium
B. Transient Tachypnea of The Newborn
C. Sindrom Post-matur
D. Kehamilan Post-term
E. Insufisiensi plasenta

20
Persalinan Post-Term
Definsi

Post Term : UK ≥ 42 minggu


Post datum : Setelah HPL UK ≥ 40 Minggu

Pemeriksaan Penunjang

USG à pemeriksaan awal


CTG Non-stress test à menilai keadaann janin

Tatalaksana Komplikasi

Sindrom Post-Maturitas
Membrane sweeping à Dilakukan pada UK 38-41 minggu
Induksi persalinan à tawarkan sejak UK 41 minggu
Lakukan pematangan serviks terlebih dahulu bila Bishop score <6
Definisi

• Kehamilan yang berlangsung ≥42 minggu berdasarkan HPHT (WHO).

Komplikasi

• Janin
• Insufisiensi plasenta à ↓ BB janin
• Sindrom postmaturitas :
• Stadium I à verniks kaseosa hilang, maserasi (kulit kering, rapuh, mudah mengelupas)
• Stadium II à pewarnaan mekonium (hijau) pada kulit janin
• Stadium III à Warna kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat
2

Tatalaksana

• Membrane sweeping à pemeriksa memisahkan jaringan amnion dari dinding uterus


untuk merangsang persalinan
• Dilakukan pada UK 38-41 minggu
• Induksi persalinan à tawarkan sejak UK 41 minggu
• Lakukan pematangan serviks terlebih dahulu bila Bishop score <6
A. Sindrom aspirasi meconium à salah satu asfiksia neonates (klinis: sesak)
B. Transient Tachypnea of The Newborn à salah satu asfiksia neonates (klinis:
sesak)
C. Sindrom Post-matur
D. Kehamilan Post-term à diagnosis ibu
E. Insufisiensi plasenta à ditandai dengan penurunan BB pada janin

24
4
Seorang Wanita 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu dibawa ke poliklinik
kandungan untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan TTV didapatkan
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan Leopold I : bulat lunak,
Leopold II : punggung sebelah kanan, Leopold III : bulat keras, ballottement (+),
Leopold IV : konvergen. Pemeriksaan perlimaan 5/5
Interpretasi hasil pemeriksaan tersebut adalah?
A. Sudah masuk spina ischiadica
B. Sudah masuk linea inominata
C. Sudah masuk promontorium
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul
Seorang Wanita 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu dibawa ke poliklinik
kandungan untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan TTV didapatkan
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan Leopold I : bulat lunak,
Leopold II : punggung sebelah kanan, Leopold III : bulat keras, ballottement (+),
Leopold IV : konvergen. Pemeriksaan perlimaan 5/5
Interpretasi hasil pemeriksaan tersebut adalah?
A. Sudah masuk spina ischiadica
B. Sudah masuk linea inominata
C. Sudah masuk promontorium
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul
Penurunan Bagian Terbawah Janin
Hodge Station Perlimaan

HI

H II
H III
H IV

I Tepi atas simfisis pubis

II Tepi bawah simfisis pubis

III Setentang spina ischiadika

IV Setentang os coccygeus

• Hodge III = Station 0 = Perlimaan 2/5


• Dalam menjawab soal: Hodge ≥ III à Pervaginam

28
A. Sudah masuk spina ischiadica à hodge III
B. Sudah masuk linea inominata à hodge I - II
C. Sudah masuk promontorium à hodge II
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul à hodge III - IV

29
5
Seorang Wanita 30 tahun G3P2A0 dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut
sejak 3 hari yang lalu. Pasien sudah dipimpin bersalin oleh dukun beranak sejak 3
jam yang lalu namun janin tidak kunjung lahir. TTV didapatkan dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan HIS adekuat, DJJ 140x, presentasi
vertex di Hodge IV, pembukaan 10 cm, molase kepala (-).
Tatalaksana paling tepat adalah
A. SC
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep
D. Pimpin mengejan
E. Augmentasi HIS
Seorang Wanita 30 tahun G3P2A0 dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut
sejak 3 hari yang lalu. Pasien sudah dipimpin bersalin oleh dukun beranak sejak 3
jam yang lalu namun janin tidak kunjung lahir. TTV didapatkan dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan HIS adekuat, DJJ 140x, presentasi
vertex di Hodge IV, pembukaan 10 cm, molase kepala (-).
Tatalaksana paling tepat adalah
A. SC
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep
D. Pimpin mengejan
E. Augmentasi HIS
3

KALA II MEMANJANG

TX. ATERM + PEMBUKAAN LENGKAP + HODGE III-IV

Ekstraksi Cunam/Forceps Ekstraksi Vakum

Kondisi jantung, paru, neurologis, sehingga kontraindikasi meneran dan memerlukan kala 2 diperpendek

Gawat Janin

Presentasi belakang kepala atau muka (dagu anterior),


Presentasi belakang kepala (vertex)
atau presentasi bokong

Ibu tidak memiliki sisa tenaga (His lemah/tidak ada) Ibu masih memiliki sisa tenaga, his lemah

33
33
Kelainan Kala II
Kala II Memanjang Distosia Bahu Malpresentasi

• > 2 jam (Nullipara)


Turtle Sign
• > 1 jam (Multipara)

HIS (+)
Vakum
Presentasi
oksiput Manuver
McRoberts
HIS (-)
Presentasi Forcep
wajah
A. SC à jika dijumpai gawat janin
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep à jika his lemah
D. Pimpin mengejan à bukan tatalaksana kala II memanjang
E. Augmentasi HIS à his adekuat

35
6
Seorang Wanita 25 tahun, G2P0A1, UK 16 minggu dibawa ke UGD puskesmas
dengan keluhan perut terasa nyeri disertai keluar darah dari jalan lahir sejak 3 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD 120/80, RR 20x,
HR 80x, T 37oC. TFU didapatkan pertengahan antara umbilicus dan simpisis. Hasil
speculum tampak selaput ketuban menonjol disertai pembukaan serviks.
Diagnosis yang paling tepat adalah
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik
E. Mola hidatidosa
Seorang Wanita 25 tahun, G2P0A1, UK 16 minggu dibawa ke UGD puskesmas
dengan keluhan perut terasa nyeri disertai keluar darah dari jalan lahir sejak 3
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD 120/80, RR
20x, HR 80x, T 37oC. TFU didapatkan pertengahan antara umbilicus dan simpisis.
Hasil speculum tampak selaput ketuban menonjol disertai pembukaan serviks.
Diagnosis yang paling tepat adalah
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik
E. Mola hidatidosa
Abortus Spontan
EKSPULSI Viabilitas
Diagnosis Nyeri Pendarahan Uterus SERVIKS
JARINGAN kehamilan
Sesuai usia
Abortus
++ Sedikit - gestasi, TERTUTUP 50%
Iminens
Lunak
Sesuai usia
Abortus Sedang-
++++ - gestasi, TERBUKA <10%
Insipiens banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus Sedang- TERBUKA
++++ PARSIAL usia gestasi, 0%
Inkomplitus banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus 0%
+ Sedikit SELURUH usia gestasi, TERTUTUP
Komplitus
Kenyal
Kurang dari
Missed TERTUTUP 0%
- Tidak Ada - usia gestasi
Abortion

Abortus Perdarahan Kurang dari


- - TERTUTUP 0%
Septik berbau usia gestasi

39
Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
Abortus Spontan KET Mola Hidatidosa
• Pengeluaran janin • Implantasi diluar cavum • Hiperproliferasi sel trofoblas
Definisi <20 minggu / 500 uteri • Komplikasi à
gram • Ampula à tersering Koriokarsinoma
Gejala Nyeri perut
Perdarahan Mual dan muntah
dominan Dapat disertai hipotensi
• DJJ
• (-) à Mola komplit
• RT à Cavum douglas • (+) à Mola parsial
• Inspekulo à Portio menonjol • bHCG >>
Pemeriksaan • Riwayat ekspulsi • Nyeri goyang portio • USG
jaringan (chandelier sign) • Snow Storm à Mola
• USG Transvaginal komplit
• Honeycomb à Mola
parsial
Dilatasi kuretase
Tatalaksana AVM
Laparotomi AVM

40
A. Abortus inkomplit à Riwayat jaringan (+), portio terbuka
B. Abortus komplit à Riwayat jaringan (+), portio tertutup
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik à TFU < UK
E. Mola hidatidosa à klinis utama: mual muntah, TFU > UK

41
7
Seorang Wanita usia 37 tahun G3P2A1, UK 34 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan perut terasa nyeri disertai dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 jam
yang lalu. Keluhan dirasakan setelah pasien terjatuh dari tangga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50, HR 100, RR 24, T 37oC.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah?
A. Pemeriksaan dalam
B. Pemeriksaan inspekulo
C. USG abdominal
D. MRI
E. CT Scan
Seorang Wanita usia 37 tahun G3P2A1, UK 34 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan perut terasa nyeri disertai dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 jam
yang lalu. Keluhan dirasakan setelah pasien terjatuh dari tangga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50, HR 100, RR 24, T 37oC.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah?
A. Pemeriksaan dalam
B. Pemeriksaan inspekulo
C. USG abdominal
D. MRI
E. CT Scan
2

Definisi

• Terlepasnya sebagian/seluruh plasenta sebelum persalinan pada


UK >20 minggu

Etiologi

• Nekrosis desidua à mekanisme belum jelas


• Trauma

Manifestasi klinis

• Perdarahan per vaginam à mendadak; berwarna merah gelap


• Terkadang perdarahan sangat sedikit / tidak ada karena darah terperangkap antara membran
korioamniotik dan desidua à concealed bleeding
• Keram perut à akibat kontraksi uterus; nyeri punggung dapat terjadi bila plasenta terletak di
posterior
• Fundus uteri keras
• Syok Hemoragik à Hipotensi dan takikardia maternal
• Gawat janin à Bradikardia/takikardia janin
45
2

Pemeriksaan Penunjang

• Kadar Fibrinogen
• Perdarahan sedikit à kadar normal
• Perdarahan hebat (≤200 mg/dL) à curiga terjadi
komplikasi DIC
• Pencitraan
• USG: Hematoma retroplasenta
• CT/MRI: dapat dilakukan bila USG tidak menemukan
adanya kelainan
• CTG à menilai gawat janin

Perdarahan Retro
Plasenta

46
Solusio Plasenta vs Placenta Previa
Placental abruption/Solutio Placenta Placenta Previa

• Terlepasnya placenta sebagian atau


• Placenta yang berimplantasi pada SBR
Definisi seluruhnya dari tempat implantasinya
sehingga menutupi seluruh/Sebagian OUI
yang normal sebelum waktunya

• Hipertensi • Riw SC
• Cocaine • Gemeli
Faktor Resiko
• Trauma • Riw Abortus
• Multiparitas • Usia ibu > 30 tahun

• Merah tua s/d coklat hitam • Merah segar


Perdarahan • Terus menerus • Berulang
• Diserta nyeri • Tidak nyeri

Uterus • Tegang, bagian janin tak teraba • Tidak tegang, tidak nyeri tekan

• Lebih sering
• Jarang
Syok • Tidak sesuai dengan jumlah darah yang
• Sesuai dengan jumlah darah yang keluar
keluar

47
A. Pemeriksaan dalam à kontraindikasi pada perdarahan > 20 minggu
B. Pemeriksaan inspekulo à bukan untuk menegakkan diagnosis
C. USG abdominal
D. MRI à jika usg tidak konklusif
E. CT Scan à tidak dilakukan

48
Batch Februari

2023
8
Seorang perempuan berusia 27 tahun, G1P0A0, dengan usia kehamilan 14
minggu, datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku mual muntah sejak 2
minggu yang lalu setiap kali akan makan dan minum. Berat badan pasien
sebelum hamil adalah 48 kg. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 100/70 mmHg, HR 100x/menit,
RR 20x/menit, Suhu 37,6C. Berat badan saat ini adalah 45 kg. Mata tampak
cekung, turgor kulit menurun.
Apakah tatalaksana paling aman pada pasien?
A. Domperidon
B. Analog Prostaglandin
C. Metildopa
D. Metoklorpramid
E. Misoprostol
Seorang perempuan berusia 27 tahun, G1P0A0, dengan usia kehamilan 14
minggu, datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku mual muntah sejak 2
minggu yang lalu setiap kali akan makan dan minum. Berat badan pasien
sebelum hamil adalah 48 kg. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 100/70 mmHg, HR 100x/menit,
RR 20x/menit, Suhu 37,6C. Berat badan saat ini adalah 45 kg. Mata tampak
cekung, turgor kulit menurun.
Apakah tatalaksana paling aman pada pasien?
A. Domperidon
B. Analog Prostaglandin
C. Metildopa
D. Metoklorpramid
E. Misoprostol
3B

Tatalaksana

DERAJAT I DERAJAT II DERAJAT III

• Tx/ Multivitamin
• Tx/multivitamin • Tx/multivitamin
• Tx/Piridoksin + doxylamine
IV+dimenhidrinat IV drip • IV+dimenhidrinat IV drip
PO
• Ondansentron • Ondansentron
• Belum teratasi à
IV/metoklopramid/ IV/metoklopramid
dimenhidrinat PO atau
klorpromazin IV • Tx/ cairan kristaloid
promethazin PO

53
3B

Tatalaksana Umum Tatalaksana Khusus


• Sedapat mungkin, • Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin + 10 mg vit.B6 hingga 4
pertahankan kecukupan tablet/hari (1 tab pagi, 1 tab siang, 2 tab malam))
nutrisi ibu, termasuk • Bila belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg PO, 4-
suplementasi vitamin dan 6x/hari atau Prometazin 5-10 mg 3-4x/hari
asam folat di awal • Bila masih belum teratasi, tanda dehidrasi (-):
kehamilan. Ø Klorpromazin
• Anjurkan istirahat yang Ø Proklorperazin
cukup dan hindari Ø Prometazin
kelelahan. Ø Metoklopramid
Ø Ondansentron
• Bila masih belum teratasi, tanda dehidrasi (+):
Ø Pasang IV line dan rehidrasi
Ø Suplemen multivitamin IV
Ø Klorpromazin
Ø Proklorperazin
Ø Prometazin
Ø Metoklopramid
Ø Ondansentron
54
Hiperemesis Gravidarum
Diagnosis
Emesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum (Salah Satu)
Mual muntah pada kehamilan tanpa komplikasi Mual muntah hebat
Frekuensi <5x Sehari BB turun >5%

Mual muntah hingga kurang dari 16 Minggu Dehidrasi, ketonuria, gangguan elektrolit

Derajat Keparahan

Grade 1: KU lemah, tidak mau makan, TD turun sedikit (DEHIDRASI)


Grade 2: KU lemah, turgor jelek, nadi lemah dan cepat, DEMAM, KETON (+)
Grade 3: KU jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, MUNTAH(-)

DERAJAT I DERAJAT II DERAJAT III

• Tx/Piridoksin + doxylamine PO • Tx/multivitamin IV+dimenhidrinat IV • Tx/multivitamin IV+dimenhidrinat IV


• Belum teratasi à dimenhidrinat PO drip drip
atau promethazin PO • Ondansentron IV/metoklopramid • Ondansentron IV/metoklopramid
A. Domperidon à kagetori C kehamilan
B. Analog Prostaglandin à meningkatkan tonus uterus
C. Metildopa à anti hipertens
D. Metoklorpramid
E. Misoprostol à analog prostaglandin
9
Seorang perempuan 32 tahun datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan pap
smear. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, denyut
nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 16 x/menit, suhu 36,3C. Pada pemeriksaan
inspekulo ditemukan nodule multiple, sebanyak 3 buah di sekitar ostium uteri,
ukuran 0,5 - 1 cm, berwarna pucat, dengan konsistensi kenyal dan bertangkai.
Dari manakah nodule ini berasal?
A. Endoservix
B. Ektoservix
C. Kelenjar bartholin
D. Sisa kanalis wolfii
E. Duktur gartner
Seorang perempuan 32 tahun datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan pap
smear. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, denyut
nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 16 x/menit, suhu 36,3C. Pada pemeriksaan
inspekulo ditemukan nodule multiple, sebanyak 3 buah di sekitar ostium uteri,
ukuran 0,5 - 1 cm, berwarna pucat, dengan konsistensi kenyal dan bertangkai.
Dari manakah nodule ini berasal?
A. Endoservix
B. Ektoservix
C. Kelenjar bartholin
D. Sisa kanalis wolfii
E. Duktur gartner
2

Definisi etiologi

• Tumor jinak serviks dari bagian endo/ekto


serviks karena hyperplasia epitel serviks

Klinis
• Dispaerunia
• Perdarahan paska koitus
• Perdarahan saat haid

60
2

Inspekulo

• Massa bertangkai pada serviks, rapuh, mudah berdarah


• Ektoserviks à massa pucat
• Endoserviks à massa berwarna merah terang

Histologi

• Sel epitel kolumnar selapis

Tatalaksana

• Polipektomi / ekstirpasi

61
Massa Genitalia
Kista / abses
Kista gartner Kista Nabothi Polip Serviks
bartholini
Lokasi Vulva Vagina Cervix Cervix

Benjolan Post coital


Klinis Benjolan Asimtomatis
Fluktuasi à abses bleeding

Obstruksi kanalis
Obstruksi kelenjar Infeksi/restrukstur Hyperplasia
Etiologi wolfii (ductus
bartholin asi endoserviks epitel serviks
mesonefros)

Observasi
Insisi drainase
Tatalaksana Insisi lalu eksisi Elektrokauterisasi Ekstirpasi
marsupialisasi
Krioterapi
A. Endoservix à kista berwarna merah terang
B. Ektoservix
C. Kelenjar bartholin à lokasinya di vulva
D. Sisa kanalis wolfii à tidak tepat
E. Duktur gartner à lokasinya di vagina
10
Seorang Perempuan, berusia 28 tahun P1A0 datang ke Praktik Dokter Umum
dengan keluhan nyeri pada payudara kiri. Pasien post melahirkan 2 minggu yang
lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, dan suhu 37,8C. Pemeriksaan payudara kiri
tampak eritema, edema, teraba hangat, nyeri tekan (+), fluktuasi (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
A. Mastitis
B. Abses mammae
C. Bendungan air susu
D. Galaktokel
E. Tumor payudara
Seorang Perempuan, berusia 28 tahun P1A0 datang ke Praktik Dokter Umum
dengan keluhan nyeri pada payudara kiri. Pasien post melahirkan 2 minggu yang
lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, dan suhu 37,8C. Pemeriksaan payudara kiri
tampak eritema, edema, teraba hangat, nyeri tekan (+), fluktuasi (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
A. Mastitis
B. Abses mammae
C. Bendungan air susu
D. Galaktokel
E. Tumor payudara
4

Definisi Etiologi

• Infeksi/inflamasi pada payudara


• Etiologi: Staphylococcus Aureus

Faktor predisposisi
• Bayi malas menyusui
• Puting lecet
• Menyusui hanya 1 posisi (DRAINASE TIDAK BAIK)
• Bra terlalu ketat

67
4

Diagnosis

• Payudara (biasanya Unilateral) keras, memerah, nyeri


• Benjolan (+) Mastitis
• Demam >38 C
• Sering terjadi pada minggu ke-3 atau 4 postpartum
• Fluktuasi (+) à Abses Mammae

Abses
Diagnosis Klinis
Kelainan Menyusui Etiologi Tatalaksana
Puting Payudara

Inverted Nipple Cracked Nipple Unilateral Bilateral

• Cara Menyusui yang


• Kongenital Breast Engorgement /
salah
• Ductus Lactiferus Mastitis Abses Mammae Bendungan Air Susu
• Kelainan papilla à
pendek
Inverted Nipple
Cara Menyusui yang salah
Grade:
1. :Keluar masuk tanpa Infeksi S. Aureus (flora normal kulit) Pemberian ASI Jarang
penekanan
2. :keluar masuk
dengan penekanan, Putting kering dan Nyeri (+), Bengkak (+)
Kembali masuk saat retak
tekanan dilepas Demam (+), Eritema (+) à Tanda radang (+) Payudara keras
3. :Tidak keluar dengan
penekanan Fluktuasi (+)

Edukasi cara menyusui

• Grade: • Tetap Menyusui


• Kompres hangat
• 1 à Penarikan manual • Oleskan ASI di • Kompres Dingin • Jangan Menyusui
• Susukan Bayi / pompa
• 2 à penarian dengan sekitar putting • AB à Kloksasilin / • AB + PCT
ASI
spuit • Lanolin eritromisin • Insisi drainase
• Bromokriptin
• 3 à pembedahan • Paracetamol
A. Mastitis
B. Abses mammae à PF terdapat fluktuasi
C. Bendungan air susu à riw. Tidak menyusui
D. Galaktokel à nodul payudara
E. Tumor payudara à benjolan keras, peau d’orange
11
Seorang perempuan usia 26 tahun hamil 32 minggu datang ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan nyeri tengkuk dan pusing. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan
keadaan umum pasien sakit sedang, TD 170/110 HR 72x/menit RR 19x/menit S
36,5C DJJ 138x/menit pemeriksaan leopold I teraba bokong, leopold II teraba
punggung di sisi kanan, leopold III teraba kepala dan lepold IV belum masuk PAP.
Apa pemeriksaan penunjang spesifik yang di lakukan dan komplikasi yang dapat
terjadi pada kasus ini?
A. Pemeriksaan urine rutin dan peningkatan trombosit
B. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan enzim hepar
C. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan LDH
D. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan hemoglobin
E. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan LDH
Seorang perempuan usia 26 tahun hamil 32 minggu datang ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan nyeri tengkuk dan pusing. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan
keadaan umum pasien sakit sedang, TD 170/110 HR 72x/menit RR 19x/menit S
36,5C DJJ 138x/menit pemeriksaan leopold I teraba bokong, leopold II teraba
punggung di sisi kanan, leopold III teraba kepala dan lepold IV belum masuk PAP.
Apa pemeriksaan penunjang spesifik yang di lakukan dan komplikasi yang
dapat terjadi pada kasus ini?
A. Pemeriksaan urine rutin dan peningkatan trombosit
B. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan enzim hepar
C. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan LDH
D. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan hemoglobin
E. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan LDH
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi kronis

Hilang dalam Hipertensi


Hipertensi 12 minggu
Gestasional postpartum gestasional
Organ
≥ 20 minggu damage/
proteinuria
Preklamsia
Preklamsia Gejala Berat tanpa gejala
berat
Onset
Hipertensi

Hipertensi
Kronis Preklamsia
Organ
dengan gejala
< 20 minggu damage/
proteinuria berat
Superimposed
Preklamsia + KEJANG

EKLAMPSIA
Penegakan Diagnosis
Preklamsia dengan gejala
Preeklamsia tanpa gejala berat berat (PEB)

Hipertensi Proteinuria
• TDS ≥ 140mmHg • Protein urin Jika terdapat keduanya ATAU
• TDD ≥ 90mmHg >300mg/24 jam TDS ≥ 160mmHg
• Onset UK ≥20 • Dipstick urin > +1 TDD ≥ 110mmHG
Minggu
ATAU
Organ Damage

Trombositopenia Trombosit <100.000


Gangguan ginjal Kreatinin >1.1mg/dl tanpa kelainan ginjal
Gangguan liver SgOT, SgPT >2x
Edema paru Klinis : Sesak napas, PF: Rales
Gejala Neurologis Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Sirkulasi uteroplasental Oligohidramnion, IUGR

75
3A
3B
Trias HELLP Syndrome

• Hemolisis (LDH meningkat, atau terjadi anemia)


• Elevated liver enzyme (SGOT dan atau SGPT meningkat)
• Low Platelet (trombosit yang menurun)

Partial HELLP syndrome dapat terjadi jika hanya terpenuhi 1 atau 2 dari 3 kriteria.

HELLP SYNDROME dapat berkomplikasi menjadi DIC jika tidak ditangani segera

76
A. Pemeriksaan urine rutin dan peningkatan trombosit à trombosit
menurun
B. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan enzim hepar à enzim hepar
meningkat
C. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan LDH
D. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan hemoglobin à hemoglobin
menurun
E. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan LDH à LDH meningkat
12
Perempuan 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak pernah haid.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan TD 120/70 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pertumbuhan payudara, rambut ketiak dan rambut pubis normal. Kemudian
dilakukan inspeksi di daerah genitalia eksterna tidak ada kelainan. Pemeriksaan
hormonal reproduksi dalam batas normal.
Apakah etiologi yang paling tepat?
A. Gangguan hipofisis anterior
B. Kegagalan ovarium
C. Uterus tidak berkembang
D. Obstruksi jalan lahir
E. Hymen imperforata
Perempuan 18 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak pernah haid.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan TD 120/70 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pertumbuhan payudara, rambut ketiak dan rambut pubis normal. Kemudian
dilakukan inspeksi di daerah genitalia eksterna tidak ada kelainan. Pemeriksaan
hormonal reproduksi dalam batas normal.
Apakah etiologi yang paling tepat?
A. Gangguan hipofisis anterior
B. Kegagalan ovarium
C. Uterus tidak berkembang
D. Obstruksi jalan lahir
E. Hymen imperforata
1

Definisi

• Himen yang tidak memiliki pembukaan

Etiologi

• Kegagalan kanalisasi vaginal plate

Manifestasi Klinis

• Ditemukan himen tanpa lubang


• Cryptomenorrhea à Nyeri perut siklik tanpa perdarahan per vaginam
• Himen yang terdorong keluar à Seperti ada massa / benjolan
• Mucocolpos: berkumpulnya sekresi vagina dan serviks yang tidak dapat drainase à biasanya
terjadi pada bayi dan anak
• Hematocolpos: berkumpulnya darah hingga mencapai level vagina
• Hematometra: berkumpulnya darah hingga mencapai uterus
• Hematosalpinx: berkumpulnya darah hingga mencapai tuba fallopi
1

Kelainan Hymen Kongenital

(A) Normal. (B) Imperforate. (C) Microperforate. (D) Septate.


Diagnosis pada Amenorea
Primer: delayed puberty/ kelainan
dari ovarium (ada tanda
Menurun pubertas

Sekunder: kelainan pada SSP


(tidak ada tanda pubertas)

Cek FSH dan LH


Positif Cek kelainan anatomi
Normal (contoh: hymen
imperforate)

Insufusiensi ovarium
Amenorea Meningkat (contoh: syndrome turner
Primer
Cek B-HCG
46 XY (androgen
insensitivity syndrome)
Kelainan
Negatif kromosom

46 XX (mullerian
syndrome
Diagnosis pada Amenorea
Karena kuretase berlebihan
Asherman
menimbulkan sikatrik dan
syndrome perlengketan

Sheehan Karena komplikasi iskemik


Negatif
Syndrome pasca persalinan

Kallman
Amenorea Karena hipogonadism
Sekunder
syndrome
Cek B-HCG
Klinelfelter
Kelebihan kromoson X
syndrome

Positif Hamil
A. Gangguan hipofisis anterior à terdapat kelainan hormon
B. Kegagalan ovarium à terdapat kelainan hormon
C. Uterus tidak berkembang à tidak tepat
D. Obstruksi jalan lahir à tidak tepat
E. Hymen imperforata
13
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke Praktik Dokter Umum ingin
berkonsultasi mengenai kontrasepsi. Pasien sedang menyusui, anaknya baru
berumur 3 bulan. Pasien tidak berani memasang IUD, pasien ingin memakai
kontrasepsi tetapi ingin juga memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Kontrasepsi apakah yang sebaiknya diberikan?
A. Pil Kombinasi
B. Pil Progestin
C. AKDR
D. Tubektomi
E. Vasektomi
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke Praktik Dokter Umum ingin
berkonsultasi mengenai kontrasepsi. Pasien sedang menyusui, anaknya baru
berumur 3 bulan. Pasien tidak berani memasang IUD, pasien ingin memakai
kontrasepsi tetapi ingin juga memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Kontrasepsi apakah yang sebaiknya diberikan?
A. Pil Kombinasi
B. Pil Progestin
C. AKDR
D. Tubektomi
E. Vasektomi
Kontrasepsi Hormonal
Mini pill/progestin

Progesteron: Implan/susuk

Injeksi KB per 2 bulan/per 3


KB bulan
HORMONAL

Pil kombinasi (bifasik,


monofasik)
Kombinasi
(estrogen + progesterone)
Injeksi KB hormonal
kombinasi
Progesteron tidak mempengaruhi produksi ASI
89
4

Cara Kerja Kontrasepsi hormonal

• Menghambat sekresi GnRH


• Menghambat FSH à mencegah maturasi folikel
• Menghambat LH à tidak terjadi ovulasi
• Menipiskan endometrium à tidak terjadi implantasi

Kontraindikasi

• Estrogen:
• DVT
• Riwayat gangguan kardiovaskular (HT)
• Keadaan estrogen tinggi à PCOS / dalam terapi estrogen lainnya
• Progesteron:
• Ca Mammae
A. Pil Kombinasi à pengaruhi produksi ASI
B. Pil Progestin
C. AKDR à sama dengan IUD
D. Tubektomi à kontrasepsi permanen laki-laki
E. Vasektomi à kontrasepsi permanen perempuan
14
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat
benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
menstruasi yang tidak teratur, darah banyak, dan kadang terasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg HR 71 x/menit RR 18 x/menit S 36,4C.
Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan 8
minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas,tegas.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Endometriosis
B. Adenomiosis
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen
E. Kehamilan ektopik
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat
benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
menstruasi yang tidak teratur, darah banyak, dan kadang terasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg HR 71 x/menit RR 18 x/menit S 36,4C.
Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan 8
minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas,tegas.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Endometriosis
B. Adenomiosis
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen
E. Kehamilan ektopik
2

Definisi

• Tumor jinak akibat hiperproliferasi myometrium


• Disebut juga: Leimioma, fibroid, fibromyoma

Faktor resiko à Estrogen

• Nullipara
• Usia subur
• Kehamilan
• Early menarche
• Late menopause

95
2

Klasifikasi

• Mioma subserosa à di lapisan serosa uterus


• Mioma intramural à mioma yang tumbuh di
lapisan myometrium uterus
• Mioma submukosa à mioma yang tumbuh di
lapisan endometrium dan tumbuh ke arah
kavum uteri.
• Mioma geburt à Apabila mioma
submukosa bertangkai dan keluar ke liang
vagina
• Mioma bertangkai (pedunculated) à Bila
mioma uteri hanya dihubungkan oleh tangkai
ke uterus

Tips membedakan polip cervix dan mioma geburt di soal UKMPPD:


Persamaan: massa bertangkai terlihat di liang vagina / cervix
Perbedaan:
• Mioma geburt à teraba massa pada abdomen
• Polip cervix à tidak teraba massa pada abdomen

96
2

Manifestasi klinis

• Bervariasi, tergantung ukuran dan lokasi mioma


• Teraba massa di perut bagian bawah
• Menorrhagia / metrorrhagia à mioma submucosa
• Gangguan BAB / BAK à akibat penekanan
mioma
• infertilitas

Tips membedakan polip cervix dan mioma geburt di soal UKMPPD:


Persamaan: massa bertangkai terlihat di liang vagina / cervix
Perbedaan:
• Mioma geburt à teraba massa pada abdomen
• Polip cervix à tidak teraba massa pada abdomen

97
Mioma Uterus dan Endometriosis
Mioma Uteri Endometriosis
Definisi Tumor otot polos Endometrium di luar uterus

Faktor risiko Estrogen Retrograde menstruation

4D:
Menorrhagia
Gejala dominan dismenore, dysuria, dyschezia, dyspareunia
Metrorrhagia
Infertilitas
Biasanya tidak membesar
Uterus Membesar ireguler Adenomyosis à membesar reguler
Kista coklat à massa di adneksa
USG: Massa hipoekoik USG: Ground glass opacity
Pemeriksaan
Histopatologi: whorl like pattern Powder-burn appearance, kista coklat

Tips menjawab soal:


• Gejala utama: AUB (perdarahan diluar siklus), Gejala penyerta: dominan dismenore à Endometriosis, dominan massa à mioma
• Adenomyosis : pembesaran regular + dismenore

98
A. Endometriosis à dismenorea, dyspareunia, dysuria, dischezia
B. Adenomiosis à menoragia, tidak ada massa
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen à tidak ada gangguan menstruasi
E. Kehamilan ektopik à hamil, nyeri perut hebat, anemia
Batch Februari

2023
15
Seorang laki laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing
berputar sejak 1 bulan ini. Keluhan dirasakan hilang timbul yang semakin lama
semakin memberat disertai penurunan pendengaran. Pasien juga mengeluhkan
telinga berdenging, mual, muntah saat pusing berputar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis Dix-Halpike
manuver +/+, tuli sensorineural, tes dysmetria (-), dan disdiadokinesia (-)
Apakah tatalaksana farmakologis yang sesuai pada kasus?
A. NSAID
B. Ca Channel blocker
C. Steroid
D. Antiplatelet
E. Neurotropik
Seorang laki laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing
berputar sejak 1 bulan ini. Keluhan dirasakan hilang timbul yang semakin lama
semakin memberat disertai penurunan pendengaran. Pasien juga mengeluhkan
telinga berdenging, mual, muntah saat pusing berputar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis Dix-Halpike
manuver +/+, tuli sensorineural, tes dysmetria (-), dan disdiadokinesia (-)
Apakah tatalaksana farmakologis yang sesuai pada kasus?
A. NSAID
B. Ca Channel blocker
C. Steroid
D. Antiplatelet
E. Neurotropik
A. NSAID à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
B. Ca Channel blocker
C. Steroid à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
D. Antiplatelet à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
E. Neurotropik à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
16
Seorang pria usia 68 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi kiri tubuh
sejak 8 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo secara tiba-tiba. Pasien sulit
berbicara namun masih bisa melakukan instruksi pemeriksa dan dapat
mengulang perkataan yang diinstruksikan pemeriksa. GCS E4V5M6, TD
180/100mmhg, HR 80x/m, RR 24x/m T 37,0 Kekuatan ekstremitas 5555/3333.
Diagnosis apakah yang tepat pada pasien ini?
A. Afasia broca
B. Afasia transkortikal sensorik
C. Afasia Wernicke
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi
Seorang pria usia 68 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi kiri tubuh
sejak 8 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo secara tiba-tiba. Pasien sulit
berbicara namun masih bisa melakukan instruksi pemeriksa dan dapat
mengulang perkataan yang diinstruksikan pemeriksa. GCS E4V5M6, TD
180/100mmhg, HR 80x/m, RR 24x/m T 37,0 Kekuatan ekstremitas 5555/3333.
Diagnosis apakah yang tepat pada pasien ini?
A. Afasia broca
B. Afasia transkortikal sensorik
C. Afasia Wernicke
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi
Gangguan Fungsi Luhur
A loss of impairment of verbal communication, which occurs as a consequence of
Aphasia
brain dysfunction

Agraphia Defined as disruption of previously intact writing skills by brain damage

An acquired type of sensory aphasia where damage to the brain causes the
Alexia
patient to lose the ability to read (word blindness/text blindness/visual aphasia)

A clinical syndrome of acquired deficits in mathematical calculation, either


Acalculia
mentally or with paper and pencil

Apraxia A loss of ability to perform skilled movements

A loss of ability to recognize objects, persons, sounds, shapes, or smells while the
Agnosia
specific sense is not defective nor is there any significant memory loss

108
Afasia
Aphasia Anomik : gangguan
pada fungsi naming(penamaan
benda) Aphasia transkortikal :
Repetisi selalu baik, yang rusak
sesuai dengan namanya, motor
(fluensi), sensoris (komprehensi)
dan mixed (fluensi dan
komprehensi)
Afasia FRONTAL
MOTORIK
BROCA

BRO – MO - FON

WER – SEN - TEM


WERNICKE
SENSORIK
TEMPORAL
110
Rangkuman Afasia
Berbicara
Tipe Afasia Komprehensi Pengulangan penamaan
spontan
Broca - + - -
Global - - - -

Transcortical
- + + -
motorik

Wernicke + - - -

Transcortical
+ - + -
Sensorik

Konduksi + + - -
Anomik + + + -

111
A. Afasia broca à bicara spontan (-), pemahaman (+), pengulangan (-)
B. Afasia transkortikal sensorik à bicara spontan (+), pemahaman (-),
pengulangan (+)
C. Afasia Wernicke à bicara spontan (+), pemahaman (-), pengulangan (-)
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi à bicara spontan (+), pemahaman (+), pengulangan (+)
17
Anak laki-laki berusia 12 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
mengalami kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 10 menit sekitar 1 jam
SMRS. Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen, HR 100x/menit, RR 40x/menit,
suhu 40 C. Pemeriksaan neurologis mendapatkan kaku kuduk (+), ekstremitas
spastis, klonus (+). Hasil pemeriksaan pungsi lumbar didapatkan CSS keruh,
leukosit (++) dengan komposisi dominan PMN, protein meningkat, dan glukosa
menurun.
Apakah tata laksana empiris yang tepat bagi pasien?
A. OAT + Kortikosteroid IV
B. Levofloxacin IV
C. Ceftriaxone IV + Vancomycin IV
D. Ampicilin IV + Cefotaxime IV
E. Asiklovir IV
Anak laki-laki berusia 12 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
mengalami kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 10 menit sekitar 1 jam
SMRS. Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen, HR 100x/menit, RR 40x/menit,
suhu 40 C. Pemeriksaan neurologis mendapatkan kaku kuduk (+), ekstremitas
spastis, klonus (+). Hasil pemeriksaan pungsi lumbar didapatkan CSS keruh,
leukosit (++) dengan komposisi dominan PMN, protein meningkat, dan glukosa
menurun.
Apakah tata laksana empiris yang tepat bagi pasien?
A. OAT + Kortikosteroid IV
B. Levofloxacin IV
C. Ceftriaxone IV + Vancomycin IV
D. Ampicilin IV + Cefotaxime IV
E. Asiklovir IV
Meningitis dan Ensefalitis

Parameter Ensefalitis Meningitis

Lokasi radang Parenkim otak Selaput Meningens


Trias meningitis:
Demam
Demam,
Tanda Penurunan Kesadaran
nyeri kepala,
Kejang
Rangsang meningeal (+)
Kejang Sering Jarang

Jika Trias meningitis disertai dengan penurunan kesadaran, kemungkinan diagnosis


Meningoensefalitis
3B

Interpretasi Lumbal Pungsi

Kriptokokus
Normal Bakteri Virus TB
(Jamur)

Xantokrom (Kuning
Makroskopis Jernih Purulen, keruh Jernih jernih) dengan Keruh
spiderweb clot

>1000/mm3 20-200 mm3


10-500/mm3 30-300/mm3
Leukosit <5 sel/mm3 (dominan
(dominan limfosit) (dominan limfosit) (dominan limfosit)
granulosit)

Protein 15-45 mg/dL Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

Glukosa 40-75 mg/dL Rendah Normal Rendah Rendah


Meningitis
Meningitis Tatalaksana Keterangan

Neonatus: Ampicillin + Cefotaxime


Antibiotik 2 bulan – 18 tahun: Ceftriaxon/Cefotaxime (+Vancomycin) 18-50 tahun: Ceftriaxone (+ Vancomycin)
Bakterial >50 tahun: Vancomycin + Ampicilin+Ceftriaxone Atau spesifik sesuai hasil kultur

Steroid Dexamethasone 0.,15mg/kgBB (maks 10 mg) setiap 6 jam selama 2-4 hari, diberikan 30 menit seblum antibiotik

Minggu 1-2: Amphotericin B 0,7-1 mg/kg/hari dalam infus D5% + Flukonazole 800mg/hari atau Flukonazole 800-
Fungal Antifungal 1200 mg/hari, 2 minggu
Minggu 3-10: Flukonazole 800 mg/hari

Fase Intensif 2 bulan, setiap hari


• Isoniazid (INH) 5mg/kg; 300 mg PO
Fase Lanjutan 10 bulan, setiap hari
• Rifampisin 10mg/kg; dosis 450 mg PO
OAT • Isoniazid (INH) 5mg/kg; 300 mg PO
• Pirazimamid 25 mg/kg (maks 2g/hari)
TB • Rifampisin 10mg/kg; dosis 450 mg PO
• Ethambutol 20 mg/kg (maks 1,2g/hari)
• Streptomisin IM 20 mg/kg (maks 1 g/hari)

Prednisone 2-3 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu kemudian diteruskan dengan dosis 1
Steroid mg/KgBB/hari selama 1-2 minggu.
Ensefalitis
Ensefalitis Tatalaksana Keterangan

Antiviral (HSV, VZV, EBV) Asiklovir 10mg/kgBB/8 jam, minimal 2 minggu

Viral (Meningitis) Induksi (2-3 minggu) = Gansiklovir 5mg/kg/12 jam +


Antiviral (CMV) Foscarnet 60mg/kg/8jam Pemeliharaan = Gansiklovir
5mg/kg/hari + Foscarnet 60-120 mg/kg/hari

Pirimetamin + Sulfadiazin Sulfadiazine tidak ada di Indonesia

Fase akut (4-6 minggu) = Pirimetamin loading 200 mg,


Toxoplasma lanjut 3x25 mg/hari + Klindamisin 4x600mg
Pirimetamin + Klindamisin
Fase rumatan = Pirimetamin + Klindamisin ½ dosis fase akut
atau Kotrimosazol 2x480mg, hingga CD4>200
A. OAT + Kortikosteroid IV à tatalaksana meningitis TB
B. Levofloxacin IV à pilihan antibiotic tidak tepat
C. Ceftriaxone IV + Vancomycin IV
D. Ampicilin IV + Cefotaxime IV à tatalaksana meningitis bakteri neonatus
E. Asiklovir IV à tatalaksana meningitis viral
18
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki
kanan terasa kebas, pasien juga mengeluhkan tidak bisa menggerakkan tangan
dan kaki kanannya dan pandangan ganda. Keluhan kambuh-kambuhan.
Pemeriksaan fisik : Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 90x/menit, frekuensi napas
20x/menit, Suhu 37°C, Lhermitte sign (+). Pemeriksaan Lab Hb 10 g/dl, Leukosit
8.500/ul, trombosit 220.000/ul.
Apakah pemeriksaan penunjang selanjutnya yang tepat?
A. Pungsi lumbal
B. EMG
C. MRI
D. Rontgen kepala
E. CT Scan
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki
kanan terasa kebas, pasien juga mengeluhkan tidak bisa menggerakkan tangan
dan kaki kanannya dan pandangan ganda. Keluhan kambuh-kambuhan.
Pemeriksaan fisik : Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 90x/menit, frekuensi napas
20x/menit, Suhu 37°C, Lhermitte sign (+). Pemeriksaan Lab Hb 10 g/dl, Leukosit
8.500/ul, trombosit 220.000/ul.
Apakah pemeriksaan penunjang selanjutnya yang tepat?
A. Pungsi lumbal
B. EMG
C. MRI
D. Rontgen kepala
E. CT Scan
2

Episode pertama dari manifestasi klinis ini disebut Clinically isolated syndrome (CIS).

Gejala CIS meliputi

• Penurunan ketajaman penglihatan unilateral


• Nyeri pada pergerakan mata
• Pandangan ganda
• Gangguan sensorik (kesemutan atau baal unilateral)
• Gangguan motorik (kelemahan satu sisi tubuh)
• Gangguan keseimbangan (tremor, gait)
• Lhermitte sign (+)
2

Manifestasi Klinis

Lhermitte’s Sign
2

Pemeriksaan Penunjang

• MRI à Gold Standard:


• MRI dengan kontras (ditemukan area sclerosis)
• CSF à Oligoclonal Band (OCB) (+)
Diagnosa Banding
Polio GBS MG ALS Multiple Sclerosis

infeksi poliovirus di Gangguan transmisi


Definisi dan Demielinisasi yang di Demielinisasi sistem saraf
cornu anterior sinyal di NMJ oleh idiopati
etiologi mediasis sistem imun pusat à autoimun
medulla spinalis autoimun

• LMN • Parese episodic /


• Kelemahan berulang
Parese dan ciri • LMN • LMN
membaik saat UMN + LMN • Neuritis optic / gangguan
khas • Unilateral • Ascending paralisis
istirahat penglihatan / diplopia
• ptosis • Gangguan sensorik

• NCV-EMG • Test wartenberg à


Pemeriksaan • Kriteria McDonald
• Serologi • Lumbal Pungsi (Disosiasi ptosis • NCV-EMG
penunjang • MRI à Gold Standard
sitoalbumin) • Test tensilon

• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Pungsi lumbal à tidak tepat
B. EMG à tidak tepat
C. MRI
D. Rontgen kepala à tidak tepat
E. CT Scan à tidak tepat
19
Seorang wanita usia 33 tahun dibawa ke RS dengan kelemahan anggota gerak
atas dan bawah yang memberat sejak 4 hari SMRS. Semula pasien mengeluhkan
kesemutan di kedua telapak kakinya, lalu kelemahan mulai dirasakan dari
tungkai bawah dan menyebar hingga ke lengan. Pasien memiliki riwayat diare
selama 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang, tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis
didapatkan kekuatan motorik tungkai bawah 2/2 dan lengan 3/3, hipotonus, dan
refleks fisiologis menurun. Pasien akan dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
Apakah etiologi pada kasus tersebut?
A. Entamoeba coli
B. Haemophillus ducreyii
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli
E. Campylobacter concicus
Seorang wanita usia 33 tahun dibawa ke RS dengan kelemahan anggota gerak
atas dan bawah yang memberat sejak 4 hari SMRS. Semula pasien mengeluhkan
kesemutan di kedua telapak kakinya, lalu kelemahan mulai dirasakan dari
tungkai bawah dan menyebar hingga ke lengan. Pasien memiliki riwayat diare
selama 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang, tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis
didapatkan kekuatan motorik tungkai bawah 2/2 dan lengan 3/3, hipotonus, dan
refleks fisiologis menurun. Pasien akan dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
Apakah etiologi pada kasus tersebut?
A. Entamoeba coli
B. Haemophillus ducreyii
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli
E. Campylobacter concicus
Guillian-Barre Syndrome 3A

Definisi
• Polineuropati akut demielinisasi pada sistem saraf perifer yang biasanya
bermanifestasi sebagai paralisis flaccid simetris dan bersifat ascending.

Etiologi
• Riwayat infeksi 2-4 minggu sebelumnya
• Campylobacter jejuni à gejala awal diare
• Cytomegalovirus (CMV)
• Ebstein-Barr Virus (EBV) à gejala awal batuk-pilek
Guillian-Barre Syndrome 3A

Manifestasi Klinis

• Kelemahan LMN
• Paralisis ascending
• Paling sering bermula dari tungkai bawah
• Bersifat flaccid simetris
• Penyebaran dari ekstremitas bawah menuju
atas dengan pola distribusi “stocking-glove”
• Dapat melibatkan otot diafragma
respiratory distress
• Refleks fisiologis menurun
Diagnosa Banding
Polio GBS MG ALS Multiple Sclerosis

infeksi poliovirus di Gangguan transmisi


Definisi dan Demielinisasi yang di Demielinisasi sistem saraf
cornu anterior sinyal di NMJ oleh idiopati
etiologi mediasis sistem imun pusat à autoimun
medulla spinalis autoimun

• LMN • Parese episodic /


• Kelemahan berulang
Parese dan ciri • LMN • LMN
membaik saat UMN + LMN • Neuritis optic / gangguan
khas • Unilateral • Ascending paralisis
istirahat penglihatan / diplopia
• ptosis • Gangguan sensorik

• NCV-EMG • Test wartenberg à


Pemeriksaan • Kriteria McDonald
• Serologi • Lumbal Pungsi (Disosiasi ptosis • NCV-EMG
penunjang • MRI à Gold Standard
sitoalbumin) • Test tensilon

• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Entamoeba coli à flora normal usus
B. Haemophillus ducreyii à etiologi chancroid
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli à anggota genus camylobacter namun bukan etiologi
GBS
E. Campylobacter concicus à anggota genus camylobacter namun bukan
etiologi GBS
20
Seorang wanita berumur 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan kebas pada
jari I, II, dan III tangan kanan sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan dirasa berkurang
ketika pasien mengguncang-guncangkan tangannya. Pasien bekerja sebagai
sekretaris. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 99x/menit, suhu
36,5C, RR 20x/menit. Saat pasien memfleksikan pergelangan tangan sebesar 90
derajat, keluhan bertambah parah.
Apakah tatalaksana efektif yang paling tepat pada pasien ini?
A. NVC-EMG
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum
D. meloxicam
E. pembidaian
Seorang wanita berumur 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan kebas pada
jari I, II, dan III tangan kanan sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan dirasa berkurang
ketika pasien mengguncang-guncangkan tangannya. Pasien bekerja sebagai
sekretaris. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 99x/menit, suhu
36,5C, RR 20x/menit. Saat pasien memfleksikan pergelangan tangan sebesar 90
derajat, keluhan bertambah parah.
Apakah tatalaksana efektif yang paling tepat pada pasien ini?
A. NVC-EMG
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum
D. meloxicam
E. pembidaian
3A

Pemeriksaan Fisik

• Flick Sign (+) : nyeri berkurang dengan mengibaskan tangan


• Tes Provokasi : nyeri menjalar saat dilakukan pemeriksaan
• Elevasi tangan
• Tinel test
• Phalen / reverse phalen test
3A

Pemeriksaan Penunjang

• NCV-EMG (NCS) à Gold standard


• Pemeriksaan penunjang utama
• Untuk mendeteksi letak kompresi nervus
• USG atau MRI
• Untuk mencari penyebab kompresi (mis. tumor)
• Persiapan Operasi

Tatalaksana

• Terapi konservatif
• NSAID (mis. ibuprofen, Na diklofenak, dll.)
• Pembidaian saat malam hari (night splinting)
• Terapi pembedahan
• Bila tidak ada perbaikan/perburukan dengan terapi konservatif selama >6 minggu
3A

Tatalaksana Khusus

• Ringan-sedang
• Terapi konservatif
• Pembidaian / wrist splinting selama 2-3 minggu à awal
• Injeksi steroid à lanjutan
• Prednison 20 mg/hari PO selama 10-14 hari
• Berat
• operatif: release fleksor retinaculum
Diagnosa Banding Kompresi Nervus Perifer Superior
Nervus Syndrome Etiologi Faktor Resiko Tanda khas

Dislokasi bahu anterior • Gangguan Gerakan bahu


N. Axillaris Fraktur kolum / caput humeri (abduksi dan rotasi eksternal
Kompresi akibat massa tumor lengan atas)

Menyangga tubuh dengan


Crutch Palsy
N. Radialis lengan • Drop hand (+)
Saturday Night Palsy
Fraktur Humerus Medial

• Tinel sign (+) pada pergelangan


N. Medianus tangan
Carpal Tunnel Syndrome Fleksi ekstensi repetitif (mengetik)
(Pergelangan Lengan) • Tes Phalen (+)
• Flick Sign (+)

• Claw hand
N. Ulnaris
Cubital Tunnel Syndrome Fleksi siku lama • Pinch sign (+)
(siku)
• Froment sign (+)
• Jeanne sign (+)
• Tinel sign (+) pada epikondilus
N. Ulnaris medial atau lateral pergelangan
Guyon Canal Syndrome Bersepeda
(pergelangan lengan) tangan
A. NVC-EMG à gold standard pemeriksaan kompresi nervus perifer
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum à pilihan terakhir
D. meloxicam à kurang efektif
E. pembidaian à tatalaksana konservatif awal, kurang efektif dibanding injeksi
steroid
21
Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan
mendadak lemah sejak 1 hari ini. Riwayat demam (+), nyeri otot(+). Tidak ada
keluhan diare atau muntah hebat. Pemeriksaan neurologis didapatkan paralisis
motorik tipe flaccid dan hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat
imunisasi (-).
Terletak di manakah kerusakan yang terjadi pada pasien tersebut?
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis
C. Cortex cerebri
D. Cornu lateral medulla spinalis
E. Neuromuscular junction
Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan
mendadak lemah sejak 1 hari ini. Riwayat demam (+), nyeri otot(+). Tidak ada
keluhan diare atau muntah hebat. Pemeriksaan neurologis didapatkan paralisis
motorik tipe flaccid dan hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat
imunisasi (-).
Terletak di manakah kerusakan yang terjadi pada pasien tersebut?
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis
C. Cortex cerebri
D. Cornu lateral medulla spinalis
E. Neuromuscular junction
3B

Definisi

• Penyakit viral sangat infeksius yang menyerang anak


usia <5 tahun, disebabkan oleh virus polio tipe I
(enterovirus) famili Picornaviridae

Etiopatofisiologi
• Virus menyebar secara fecal-oral menyerang neuron
di kornu anterior medulla spinalis

Manifestasi Klinis tipe paralisis

• Kekakuan leher dan punggung, kelemahan motorik


(LMN), arefleksia, atrofi otot
3B

Klasifikasi

• Poliomielitis Abortif (minor Illness) à sembuh dalam 3-10 hari


• Poliomielitis Non-Paralitik (meningitis aseptic) à nyeri kepala, rangsang meningeal (+)
• Poliomielitis Paralitik
• Spinal à kelemahan motoric ekstremitas asimetris tipe LMN
• Bulbar à disfungi respirasi
• Bulbo-spinal à gabungan keduanya
Diagnosa Banding
Polio GBS MG ALS Multiple Sclerosis

infeksi poliovirus di Gangguan transmisi


Definisi dan Demielinisasi yang di Demielinisasi sistem saraf
cornu anterior sinyal di NMJ oleh idiopati
etiologi mediasis sistem imun pusat à autoimun
medulla spinalis autoimun

• LMN • Parese episodic /


• Kelemahan berulang
Parese dan ciri • LMN • LMN
membaik saat UMN + LMN • Neuritis optic / gangguan
khas • Unilateral • Ascending paralisis
istirahat penglihatan / diplopia
• ptosis • Gangguan sensorik

• NCV-EMG • Test wartenberg à


Pemeriksaan • Kriteria McDonald
• Serologi • Lumbal Pungsi (Disosiasi ptosis • NCV-EMG
penunjang • MRI à Gold Standard
sitoalbumin) • Test tensilon

• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis à kurang tepat
C. Cortex cerebri à kurang tepat
D. Cornu lateral medulla spinalis à kurang tepat
E. Neuromuscular junction à kurang tepat
22
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki dan tangan kanan
lemas sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala yang sangat hebat,
bibir merot, dan bicara pelo. Pemeriksaan fisik TTV tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 100x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Pemeriksaan neurologis didapatkan
GCS 235, kaku kuduk (+), refleks babinski (+/-).
Apakah gambaran yang dapat ditemukan pada CT Scan?
A. Lesi hiperdens berbentuk bintang
B. Lesi hipodens berbentuk stellata
C. Lesi hipodens berbentuk lentikular
D. Lesi hiperdens berbentuk lentikular
E. Lesi hiperdens berbentuk lentiformis
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki dan tangan kanan
lemas sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala yang sangat hebat,
bibir merot, dan bicara pelo. Pemeriksaan fisik TTV tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 100x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Pemeriksaan neurologis didapatkan
GCS 235, kaku kuduk (+), refleks babinski (+/-).
Apakah gambaran yang dapat ditemukan pada CT Scan?
A. Lesi hiperdens berbentuk bintang
B. Lesi hipodens berbentuk stellata
C. Lesi hipodens berbentuk lentikular
D. Lesi hiperdens berbentuk lentikular
E. Lesi hiperdens berbentuk lentiformis
Stroke
Klasifikasi Etiologi

Klasifikasi Etiologi

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

Trombosis Arteri Besar Intracerebral


Kontralateral
Aterosklerotik Haemorrhage

Penurunan Kesadaran
Muntah proyektil
Trombosis Arteri Kecil Subarachnoid
Motorik / Sensorik Murni
Infark Lakunar Haemorrhage

Rangsang Meningeal

Stroke Emboli Faktor Resiko: DVT, AF


3B

Etiologi
Diagnosis Banding Topis dan Etiologi Manifestasi Klinis CT-Scan
Parenkim otak Lesi hiperdens
Defisit neurologis
Intracerebral Hemorrhage (ICH) Ruptur Aneurisma Charcot- soliter dengan
fokal
Bouchard edema hipodens

Ruang subaraknoid Thunderclap


Subarachnoid Hemorrhage
headache Bentuk stellata
(SAH)
Ruptur aneurisma Berry Meningeal sign
CT Scan

Iskemik hemoragik
akut lama intracerebral subarachnoid
hipodens hiperdens
Berbatas tidak Berbatas tegas Berbatas tegas Mengisi sulcus atau
tegas fissure, berbentuk
stellata
Stroke Iskemik vs Hemoragik
Iskemik Hemoragik
Etiologi Trombus/emboli Perdarahan
- Defisit neurologis akut
- Defisit neurologis akut
- Tanda peningkatan TIK :penurunan kesadaran, muntah,
- Kesadaran = CM
Klinis - Cushing triad (hipertensi, bradikardia, bradipnea)
- Tanda lesi UMN (hiperrefleks. Refleks
- Kaku kuduk à SAH
patologis +)
- Tanda lesi UMN
CT Scan Hipodens Hiperdens, Stellata à SAH

- Bedah = evakuasi perdarahan


- Antihipertensi
- ICH : Target TDS 120 – 140 mmHg
- Trombolitik (r-TPA) à 3-4,5 jam setelah onset
- SAH : TDS >200 mmHg atau MAP>150 mmHg atau bila
- Aspirin 325 mg
TDS>180 mmHg atau MAP>130 mmHg disertai
- Clopidogrel 300 mg
Tatalaksana peningkatan TIK
- Aspirin + Dipyridamole 2x200 mg
- Antihipertensi (Turunkan MAP 15% dalam 24 jam - Head up 30o
apabila TDS>220mmHg atau TDD>120mmHg - Agen diuretik osmotik à NaCl 3%, manitol
(Labetalol, Nikardipin, Nitroprusid)
(Manitol 20% 0,5-1g/kgBB IV bolus selama 20 menit,
ulang tiap 4-6 jam) à ↓TIK
- Antivasospasme à SAH : Nimodipin 8 x 60 mg / hari
A. Lesi hiperdens berbentuk bintang
B. Lesi hipodens berbentuk stellata à lesi hiperdens berbentuk
bintang/jala/stellata
C. Lesi hipodens berbentuk lenticular à hiperdens pada EDH
D. Lesi hiperdens berbentuk lenticular à EDH
E. Lesi hiperdens berbentuk lentiformis à EDH
Batch Februari

2023
23
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
takut terhadap kucing, bahkan pasien pernah pingsan dan histeris jika
dipaksakan memegang kucing. Kondisi ini sudah dirasakan sejak dirinya kecil.
Saat ini pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan di rumah tersebut
terdapat kucing peliharaan. Pasien menjadi sulit untuk bekerja karena kondisi ini.
Apakah tatalaksana farmakologi yang paling tepat?
A. Exposure theraphy
B. Fluoxetin
C. Risperidon
D. Haloperidol
E. Triheksiphenidil
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
takut terhadap kucing, bahkan pasien pernah pingsan dan histeris jika
dipaksakan memegang kucing. Kondisi ini sudah dirasakan sejak dirinya kecil.
Saat ini pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan di rumah tersebut
terdapat kucing peliharaan. Pasien menjadi sulit untuk bekerja karena kondisi ini.
Apakah tatalaksana farmakologi yang paling tepat?
A. Exposure theraphy
B. Fluoxetin
C. Risperidon
D. Haloperidol
E. Triheksiphenidil
3A

Definisi Etiologi

• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang
sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
• Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam

AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS


• Kecemasan timbul ketika berada • Rasa takut yang berlebihan akan • RASA TAKUT YANG KUAT DAN
di tempat atau situasi dimana sulit dipermalukan atau melakukan PERSISTEN terhadap suatu objek
menyelamatkan diri pada saat hal yang memalukan pada atau situasi antara lain: hewan,
terjadi serangan panik. berbagai situasi sosial bencana, ketinggian, penyakit,
• Situasi tersebut mencakup • Seperti bicara di depan umum, cedera dan kematian.
berada di luar rumah, di berkemih di toilet umum, atau
keramaian, atau berpergian. makan di tempat umum.
• Housebound = tidak ingin keluar
rumah

Apa jenis fobia pada gambar?


3A

Fobia Khas

• Fobia sosial: takut dipermalukan, takut bicara, tampil, makan depan umum
• Akrofobia: takut tempat tinggi
• Agrofobia: tempat terbuka
• Claustrofobia: tempat tertutup
• Ailurofobia: takut kucing
• Cynofobia: takut anjing
• Zoofobia: takut binatang
• Arachnofobia: takut laba-laba
• Xenofobia: takut orang asing
• Niktofobia: takut gelap
• Okholofobia: takut keramaian, banyak orang
• Misofobia: takut kotoran dan mikroba
• Hydrophobia : fear of water
• Pyrophobia : fear of fire
• UKDIphobia: fear of facing UKDI
3A

Tatalaksana

• Non farmakologi
• Exposure Therapy/Desensitisasi à pilihan utama
• Farmakologis à kombinasi dengan psikoterapi
• SSRI
• Escitalopram 5-20 mg/hari PO
• Fluoksetin 10-20 mg/hari PO
• Sertralin 25-200 mg/hari PO
• TCA: Imipramin 50-300 mg/hari PO
• Benzodiazepin: Alprazolam 2-6 mg/hari PO
A. Exposure theraphy à terapi non farmakologis
B. Fluoxetin à benar , SSRI: fluoxetin 10-20 mg / hari PO
C. Risperidon à salah, anti psikotik
D. Haloperidol à salah, antipsikotik
E. Triheksiphenidil à salah, anti muskarinik, mengobati gejala parkinson /
ekstrapiramidal syndrome

166
24
Seorang laki laki 40 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
keluhan sering terbangun karena mimpi buruk sejak 3 bulan terakhir. Pada 6 bulan
lalu ketika terjadi gempa pasien menyaksikan hotel tersebut rubuh dan temannya
tidak dapat diselamatkan. Sejak saat itu apabila ada suara keras pasien
berdebar debar dan merasa bersalah karena tidak dapat menolong temannya.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. Reaksi stres akut
B. PTSD
C. Gangguan campuran cemas depresi
D. Gangguan penyesuaian
E. Episode depresi
Seorang laki laki 40 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
keluhan sering terbangun karena mimpi buruk sejak 3 bulan terakhir. Pada 6
bulan lalu ketika terjadi gempa pasien menyaksikan hotel tersebut rubuh dan
temannya tidak dapat diselamatkan. Sejak saat itu apabila ada suara keras
pasien berdebar debar dan merasa bersalah karena tidak dapat menolong
temannya.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. Reaksi stres akut
B. PTSD
C. Gangguan campuran cemas depresi
D. Gangguan penyesuaian
E. Episode depresi
4
3B

Reaksi Stress Akut Gangguan Penyesuaian PTSD

Gejala terpaku (daze), sedih,


Manifestasi dari gangguan
cemas, marah, kecewa, Reexperiencing/flashback,
Gejala bervariasi
overaktif, penarikan diri, avoidance, hyperarousal
disorientasi

Berat (kejadian traumatis,


Berat (Kejadian traumatis, Ringan-Sedang (Pindah
Tipe Stressor kehilangan orang
kehilangan orang dekat) rumah)
terdekat)

Waktu antara stressor Beberapa hari hingga Muncul dalam 6 bulan


1-6 bulan
dan gejalan maksimal 4 minggu setelah trauma

Tatalaksana SSRI (fluoxetine, sertraline) + Psikoterapi suportif (ventilasi atau verbalisasi perasaan)

170
Gangguan Psikiatri Setelah Peristiwa Traumatik
Trauma 2 Minggu 1 Bulan 2 Bulan 6 Bulan

Reaksi Stress Akut

Berkabung

Depresi

Gangguan Anxietas

PTSD

Psikosis, Skizofrenia, Gangguan Bipola

Gangguan Penyesuaian

Eksaserbasi Gangguan Mental Sebelumnya

Penyalahgunaan zat, Gangguan Makan, Gangguan Tidur


171
A. Reaksi stres akut à salah, maksimal 4 minggu
B. PTSD à benar, karena yang dialami pasien sudah 6 bulan yang lalu, dan
pasien amsih mengalami ahl tersebut
C. Gangguan campuran cemas depresi à salah, tidak ada gejala depresi
pada soal
D. Gangguan penyesuaian à salah, max 6 bulan (gejala muncul 1 - 6 bulan
pasca kejadian)
E. Episode depresi à salah tidak ada gejala 3A (Anhedonia, anenergia,
afekdepresi)

172
25
Seorang anak laki laki 7 tahun dibawa ke dokter karena lehernya sering bergerak-
gerak berlebihan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak bisa mengendalikan
gerakan gerakan lehernya yang berulang ulang tersebut dan jika diingatkan
dengan keras gerakan lehernya semakin bertambah.
Apakah talaksana farmako yang tepat?
A. Risperidon
B. Triheksipenidil
C. Amitriptilin
D. Karbamazepin
E. Asam valproat
Seorang anak laki laki 7 tahun dibawa ke dokter karena lehernya sering
bergerak-gerak berlebihan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak bisa
mengendalikan gerakan gerakan lehernya yang berulang ulang tersebut dan
jika diingatkan dengan keras gerakan lehernya semakin bertambah.
Apakah talaksana farmako yang tepat?
A. Risperidon
B. Triheksipenidil
C. Amitriptilin
D. Karbamazepin
E. Asam valproat
Definisi

• Merupakan gerakan motorik atau vokalisasi involunter, tibat-tiba, rekuren, tidak berirama dan
stereotipik
• Tic disorder biasanya dialami sebagai suatu gerakan yang tidak dapat dilawan akan tetapi dalam
waktu tertentu dapat ditekan

Manifestasi Klinis

• Tic motorik
• Sederhana: mengedipkan mata, memiringkan leher
• Kompleks: sekumpulan gerakan dengan urutan yang selalu sama (mis. mengedipkan mata kiri
kemudian memukul paha kanan)
• Tic vokal
• Sederhana: mendehem, batuk, berdecak, mengecap
• Kompleks: pengulangan kata (echolalia), berbicara kasar (koprolalia)

176
Klasifikasi

Provisional (transient) Tic disorder : Multiple motor dan/atau


phonic tic dengan durasi minimal 4 minggu, tetapi kurang
dari 1 tahun

Chronic Tic Disorder : Satu atau lebih motor atau phonic tic,
tetapi tidak keduanya, durasi lebih dari 1 tahun.

Tourette Disorder : teredapat baik motor dan phonic tic


selama lebih dari 1 tahun
Tatalaksana

Non-farmakologis
• Terapi perilaku
• Habit reversal training

Farmakologis

• Alpha-adrenergic agonist (mis. guanfacine, klonidin)


• Antipsikotik atipikal (mis. risperidon, aripripazol)
• Antipsikotik tipikal (mis. haloperidol, fluphenazine)

178
A. Risperidon
B. Triheksipenidil à antimusarinik, untuk mengatasi gejala parkinson / EPS
C. Amitriptilin à antidepresan trisiklik (untuk gangguan depresi)
D. Karbamazepin à mood stabilizer lini 2 untuk gangguan afektif bipolar
episode manik
E. Asam valproat à mood stabilizer lini 2 untuk gangguan afektif bipolar
episode manik

179
26
Seorang wanita usia 26 tahun datang diantar keluarganya ke poliklinik karena
tingkah lakunya yang tidak wajar sejak 3 bulan ini. Pasien sering tampak murung
dan tidak bersemangat. Tetapi terkadang pasien tampak sangat riang dan
bersemangat bahkan kerja lembur sampai malam dan sering membelanjakan
barang yang tidak dibutuhkan. Pasien merupakan seorang pengacara yang
bersosialisasi dan mempunyai banyak teman.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Gangguan Bipolar Episode Kini Mania
B. Gangguan Bipolar Episode Kini Campuran
C. Gangguan Bipolar Episode Kini Depresi
D. Siklotimia
E. Distimia
Seorang wanita usia 26 tahun datang diantar keluarganya ke poliklinik karena
tingkah lakunya yang tidak wajar sejak 3 bulan ini. Pasien sering tampak murung
dan tidak bersemangat. Tetapi terkadang pasien tampak sangat riang dan
bersemangat bahkan kerja lembur sampai malam dan sering membelanjakan
barang yang tidak dibutuhkan. Pasien merupakan seorang pengacara yang
bersosialisasi dan mempunyai banyak teman.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Gangguan Bipolar Episode Kini Mania
B. Gangguan Bipolar Episode Kini Campuran
C. Gangguan Bipolar Episode Kini Depresi
D. Siklotimia
E. Distimia
3A

Pedoman Diagnosis

• Ditandai setidaknya 2 episode yang


menunjukkan pada 1 waktu tertentu
terjadi peninggian mood dan energi
(mania/hipomania), dan pada 1 waktu
lain berupa penurunan mood dan energi
(depresi).
• Ada periode penyembuhan sempurna
antar episode.
• Manik terjadi tiba-tiba, lamanya antara 2
minggu- 5 bulan.
• Depresi biasanya terjadi selama 6 bulan-1
tahun

183
3A

Klasifikasi

Bipolar I Disorder

• Episode manik minimal 7 hari + episode depresi


min. 2 minggu

Bipolar II Disorder

• Hanya hipomania + episode depresi min. 2


minggu

Cyclothymic Disorder, or Cyclothymia

• Lebih ringan dari bipolar


• Episode hipomania + depresi ringan yang
berulang selama minimal 2 tahun

184
Episode (Kini)

Mania Hipomania
Berlangsung minimal 1 minggu
Lebih ringan dari manik
Afek meninggi, energi bertambah
Afek meninggi disertai peningkatan aktivitas
Aktivitas berlebihan, kebutuhan tidur berkurang
Menetap selama beberapa hari bertutut-turut
Banyak bicara, ide grandiositas, terlalu optimis
Aktivitas sehari-hari belum terganggu
Aktivitas sehari-hari sangat terganggu
TIDAK disertai halusinasi atau waham
DAPAT disertai psikosis (waham kebesaran, waham kejar) à (Kini
Mania dengan gejala psikotik

Depresif Campuran

Gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercampur


atau bergantian dengan cepat
Memenuhi kriteria depresi
Berlangsung minimal 2 minggu
A. Gangguan Bipolar Episode Kini Mania à aktivitas sehari-hari terganggu
B. Gangguan Bipolar Episode Kini Campuran
C. Gangguan Bipolar Episode Kini Depresi à episode saat ini memenuhi
kriteria depresi dan tidak bergantian
D. Siklotimia à depresi ringan dan hipomania selama minimal 2 tahun
E. Distimia à depresi ringan selama minimal 2 tahun

186
27
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dibawa ke IGD oleh temannya karena
lemas, letih lesu, selalu mengantuk, tidak bertenaga, tidak bersemangat dan
selalu berdiam diri di kamar sudah 3 hari ini. Tanda vital pasien didapatkan TD
100/60 HR: 60x/mnt RR: 16x/mnt T: 36.1C. Diketahui dari temannya ternyata pasien
pengguna narkoba.
Gejala pasien tersebut merupakan intoksikasi dari jenis obat?
A. Kokain
B. Heroin
C. LSD
D. Ganja dosis tinggi
E. Efedrin
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dibawa ke IGD oleh temannya karena
lemas, letih lesu, selalu mengantuk, tidak bertenaga, tidak bersemangat dan
selalu berdiam diri di kamar sudah 3 hari ini. Tanda vital pasien didapatkan TD
100/60 HR: 60x/mnt RR: 16x/mnt T: 36.1C. Diketahui dari temannya ternyata
pasien pengguna narkoba. baru 6 bulan ini.
Gejala pasien tersebut merupakan intoksikasi dari jenis obat?
A. Kokain
B. Heroin
C. LSD
D. Ganja dosis tinggi
E. Efedrin
2

Klasifikasi berdasarkan efek

Efek Cara kerja Contoh


Alkohol, metadon, sedatif-hipnotik,
Depresan ↓ aktifitas SSP opioid (morfin, heroin, kodein), ganja
dosis rendah
Ringan: Kafein, nikotin
Stimulan ↑ aktifitas SSP Sedang: Efedrin
Kuat: Amfetamin, kokain, MDMA
Mengubah dan menyebabkan
LSD, PCP, ganja dosis tinggi, magic
Halusinogen distrosi persepsi, kondisi pikiran, dan
mushroom, kecubung
lingkungan

MED+EASY Golongan Opioid:


Mek Homo
Metadon, Kodein
Heroin Morfin
Gangguan Penyalahgunaan Zat
Klinis Jenis NAPZA Tatalaksana
Vital Sign ↑
Semangat Stimulan:
Takikardi Metamfetamin, Amfetamin, Kafein, Nikotin,
Midriasis Kokain (dihirup), MDMA
Agitasi psikomotor

Vital Sign ↑ Stimulan Supportif

Intoksikasi
(habis pakai) Naloxone 0,4-2 mg IV
(Opioid)
Vital Sign ↓ Depresan
Flumazenil 0,2 mg IV
(BZD)
Onset
Fenobarbital 60 mg 3x1
(BZD)
Vital Sign ↑ Depresan
Metadone 20-30 mg/hari SD
Withdrawal (Opioid)
(sedang tidak memakai)
Bromokriptin 0,625-2,5 mg
Vital Sign ↓ Stimulan
PO 3x1/hari
Vital Sign ↓
Miosis (pinpoint pupil)
Depresi napas Depresan:
Gangguan CNS Alcohol (dosis rendah), Sleeping pills
Konstipasi (GI tract terganggu) (Benzodiazepine), Opioid (heroin, morphine,
Needle track tramadol, kodein)
2

Manifestasi Klinis

• Manifestasi intoksikasi
• Konstriksi pupil (miosis)
• Penurunan pola pernapasan
• Penurunan bising usus
• Overdosis à koma, depresi napas, kematian
• Manifestasi putus zat (withdrawal)
• Mood disforik, menggigil, mual-muntah, nyeri otot/sendi
• Dilatasi pupil (midriasis), lakrimasi, rinore
• Insomnia
MED+EASY
Pupil pada intoksikasi stimulant
PSMdB à Pupil Stimulan Midriasis (Besar)
A. Kokain à stimulan kuat (SSP meningkat)
B. Heroin àopioid , depresan (SSP menurun), benar
C. LSD à Halusinogen, mempengaruhi / mengubah persepsi pikiran
D. Ganja dosis tinggi à Halusinogen, mempengaruhi / mengubah persepsi
pikiran
E. Efedrin à stimulan sedang (SSP meningkat)

193
28
Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar oleh tetangganya karena suka
mengganggu anak-anak, pasien mengaku menyukai anak anak dan memiliki
hasrat untuk mengganggu dan melakukan hal tidak senonok, pasien
memberikan hadiah kepada anak anak supaya mau didekati.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Voyeurisme
B. Frotteurisme
C. Exhibisionisme
D. Pedofilia
E. Nymphomania
Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar oleh tetangganya karena suka
mengganggu anak-anak, pasien mengaku menyukai anak anak dan memiliki
hasrat untuk mengganggu dan melakukan hal tidak senonok, pasien
memberikan hadiah kepada anak anak supaya mau didekati.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Voyeurisme
B. Frotteurisme
C. Exhibisionisme
D. Pedofilia
E. Nymphomania
Sexual Disorders
Diagnosis Karakteristik
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan melibatkan benda-benda tak
Fetihism
hidup (misal : celana dalam wanita)
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila bersentuhan atau bergesekan
Frotteurisme
terhadap seseorang (tanpa consent/ijin dari orang tersebut)
Fantasi, nafsu atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya (secara nyata, bukan pura-
Masokisme pura) dilecehkan, dipukuli, diikat, atau mendapat tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan dirinya.
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya (secara nyata, bukan
Sadisme pura-pura) melecehkan, memukuli, mengikat, atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan pasangan seksualnya.
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan mengamati/mengintip secara
Voyeurisme
diam-diam orang lain yang sedang telanjang atau melakukan aktivitas seksual
Dorongan rekuren/berulang untuk memamerkan alat genitalia pada orang asing atau orang
Ekshibisionisme
yang tidak menaruh curiga, dengan tujuan untuk mencapai kepuasan seksual
Troilisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila melihat pasangan seksualnya
(triolisme/threesome) beraktivitas seksual dengan orang lain
Necrofilia Obsesi untuk melakukan aktivitas/hubungan seksual dengan jenazah

197
Sexual Disorders
Diagnosis Karakteristik

Bestialitas/ Zoophilia Kenikmatan seksual saat bersetubuh dengan hewan

Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya pra pubertas atau awal masa pubertas baik laki-
Pedofilia laki ataupun perempuan

Suatu delusi dimana penderita percaya bahwa orang lain (seringkali yang status sosialnya lebih
Erotomania tinggi) jatuh cinta pada penderita

Nymphomania Dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual (wanita)

Setriasis Dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual (pria)

Tatalaksana: Antidepresan (SSRI lini pertama)


Psikoterapi kognitif perilaku, Group therapy

198
A. Voyeurisme à mengintip
B. Frotteurisme à bersentuhan / menggesekan tanpa izin
C. Exhibisionisme à memamerkan alat kelamin
D. Pedofilia
E. Nymphomania à dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual
(wanita)

199
29
Seorang perempuan usia 31 tahun, mengeluhkan mengalami penurunan gairah
seksual sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya pasien melakukan hubungan suam istri
1 mgg 2x, sekarang 1 bulan 1x, pasien susah memulai tetapi jika sudah melakukan
hubungan seksual menikmati. Pasien sudah berobat di puskesmas namun tidak
ada perubahan
Apa terapi yang sesuai untuk pasien tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Mood stabilizer
C. Dual terapi seksual
D. Cognitiv behaviour teraphy
E. SSRI
Seorang perempuan usia 31 tahun, mengeluhkan mengalami penurunan gairah
seksual sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya pasien melakukan hubungan suam
istri 1 mgg 2x, sekarang 1 bulan 1x, pasien susah memulai tetapi jika sudah
melakukan hubungan seksual menikmati. Pasien sudah berobat di puskesmas
namun tidak ada perubahan
Apa terapi yang sesuai untuk pasien tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Mood stabilizer
C. Dual terapi seksual
D. Cognitiv behaviour teraphy
E. SSRI.
1

Definisi

• Sekelompok gangguan fisik dan kejiwaan yang ditandai dengankesulitan dalam


mengalami kenikmatan seksual.

Kriteria Diagnosis (DSM V)

• Gejala minimal 6 bulan


• Kondisi menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap penderita
• Tidak terkait terhadap penyakit mental, medis, atau penggunaan obat-obatan
1

Disfungsi Seksual Pria

Gangguan Kriteria Diagnosis Tatalaksana


• CBT
Male hypoactive Kekurangan atau tidak adanya pemikiran seksual dan
• Testosterone
sexual desire keinginan untuk aktivitas seksual yang persisten atau
replacement
disorder berulang
therapy
Kesulitan dalam ≥ 1 dari:
• Mencapai ereksi • CBT
Gangguan Ereksi
• Mempertahankan ereksi
• Rigiditas ereksi berkurang
• CBT
Ejakulasi Dini Ejakulasi < 1 menit
• SSRI
Ada ≥ 1 dari:
Delayed
• Ejakulasi terhambat • CBT
Ejaculation
• Tidak mencapai ejakulasi
1

Disfungsi Seksual Wanita

Gangguan Kriteria Diagnosis Tatalaksana

• Bentuk dari penolakan dan kurangnya kenikmatan seskual • CBT


Female sexual
• Adanya perasaan negatif terhadap interaksi seksual, sehingga aktivitas • Hormone replacement
interest/arousal disorder
seksual dihindarkan therapy
Genito-pelvic pain (sebelumnya vaginismus dan dyspareunia):
• CBT
• Vaginismus: Spasme otot vagina yang membuat tertutupnya
Genito-pelvic • Pelvic floor physical
pembukaan vagina sehingga penis menjadi nyeri
pain/penetration disorder therapy
• Dyspareunia: Nyeri pada waktu hubungan seksual, pemeriksaan fisik
normal
• Kurangnya kenikmatan seksual, repons seksual berlangsung normal • CBT
Female orgasmic disorder
• Mengalami orgasme, tapi kurang ada kenikmatan yang memadai
A. Rujuk ke RS à tidak spesifik untuk apa
B. Mood stabilizer à salah
C. Dual terapi seksual à salah
D. Cognitiv behaviour terapi à benar
E. SSRI à salah

206
30
Seorang perempuan 32 tahun datang untuk menanyakan info tentang diet.
Pasien merasa badannya gemuk. Setiap habis makan banyak, selalu merasa
bersalah dan akhirnya dimuntahkan makanan yang sudah dimakan. BB pasien
normal.
Apakah diagnosis pasien yang tepat?
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa
C. Binge-eating disorder
D. PICA
E. Gangguan Cemas Menyeluruh
Seorang perempuan 32 tahun datang untuk menanyakan info tentang diet.
Pasien merasa badannya gemuk. Setiap habis makan banyak, selalu merasa
bersalah dan akhirnya dimuntahkan makanan yang sudah dimakan. BB pasien
normal.
Apakah diagnosis pasien yang tepat?
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa
C. Binge-eating disorder
D. PICA
E. Gangguan Cemas Menyeluruh
Definisi

• Gangguan makan dengan ciri utama:


• Episode makan berlebihan (binge-eating), diikuti dengan
• Kompensasi untuk menjaga berat badan, berupa:
• Tipe purging à mengeluarkan makanan dengan cara muntah/menggunakan
laksatif
• Tipe non-purging à berusaha “membakar” makanan menjadi energi dengan
olahraga secara berlebihan/berpuasa sementara
Manifestasi Klinis dan Kriteria Diagnosis

• Tidak ada kriteria waktu


• Berat badan umumnya normal atau overweight à akibat tidak mampu melawan keinginan binge
eating
• Pada tipe purging dapat ditemukan enamel gigi yang rusak dan sialadenosis akibat muntah
berlebihan
• Ketakutan berlebihan terhadap kegemukan à dapat memicu depresi

Tatalaksana

• Lini pertama à CBT


• Tata laksana farmakologis:
• SSRI: Fluoksetin (membantu menghentikan siklus binge-eating dan purging)
Diagnosa Banding Gangguan Makan
Gangguan Makan

Anoreksia Bullimia Binge Eating


PICA
Nervosa Nervosa Disorder

Episode:
• BMI rendah (<17,5 kg/m ) 2 • Makan sampai
• BMI normal / tinggi Konsumsi benda
• Binge Eating (+/-) terlalu kenyang
• Binge Eating (+) aneh
• Gangguan Hormonal (mis: amenorrhea) • Merasa bersalah
setelahnya

Restriktif Binge / Purging Purging Non-Purging

• Menghindari
• Binge Eating( + ) • Olahraga /
makan • Muntah / laksatif
• Muntah / laksatif puasa
• Binge Eating( - )

CBT + SSRI CBT

Body dysmorphic disorder termasuk kedalam gangguan somatoform : merasa tidak suka dengan bagian tubuhnya
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa à biasanya berat badan dibawah BMI
C. Binge-eating disorder à suka makan banyak, jijik terhadap dirinya dan
malu, makan walau tidak lapar
D. PICA à suka mengkonsumsi benda/makanan aneh yang tidak bernutrisi
E. Gangguan Cemas Menyeluruh à perasaan cemas yang tidak beralasan
berlangsung setiap hari minimal 6 bulan

213
Batch Februari

2023
Kardiologi

31
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS karena
tiba-tiba tidak sadarkan diri saat berjualan di pasar. Tanda Vital didapatkan TD
70/palpasi, nadi tidak teraba, nafas spontan tidak ada. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan gambar berikut.
Apakah tatalaksana berikutnya yang paling tepat?
A. Defibrilasi biphasic 200 joule
B. Defibrilasi monophasic 200 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule
D. CPR 2 menit
E. Inj. Amiodaron 300 mg
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS karena
tiba-tiba tidak sadarkan diri saat berjualan di pasar. Tanda Vital didapatkan TD
70/palpasi, nadi tidak teraba, nafas spontan tidak ada. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan gambar berikut.
Apakah tatalaksana berikutnya yang paling tepat?
A. Defibrilasi biphasic 200 joule
B. Defibrilasi monophasic 200 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule
D. CPR 2 menit
E. Inj. Amiodaron 300 mg
3B

VT tanpa nadi

Shockable

VF
Gambaran
EKG Pada
Cardiac Arrest
PEA
Non -
Shockable
Asistol

218
Cardiac Arrest

219
A. Defibrilasi biphasic 200 joule à benar
B. Defibrilasi monophasic 200 joule à salah, defib monophasic 360 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule à salah, kardioversi = synchronize,
diperuntukan pasien dengan kriteria tidak stabil QRS sempit dan R-R
ireguler (AF)
D. CPR 2 menit à tidak harus menunggu CPR 2 menit dahulu, setelah tahu
EKG shockable, defibrilasi dahulu baru lanjutkan CPR
E. Inj. Amiodaron 300 mg à obat kedua yang di injeksikan setelah epinefrin di
algoritma Cardiac arrest

220
32
Seorang perempuan 60 tahun, nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, nyeri dada terasa
menjalar ke rahang. Pasien memiliki riw hipertensi dan rutin minum captopril. Ayah
pasien meninggal mendadak usia 65 tahun. Tanda Vital didapatkan TD 150/100
mmHg HR 100x/mnt RR 22x /mnt T 36,2oC. CKMB normal, troponin T normal.
Gambaran EKG sebagai berikut.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. STEMI Inferior
B. STEMI Anterior
C. Unstable Angina Pectoris
D. NSTEMI
E. Stable Angina
Seorang perempuan 60 tahun, nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, nyeri dada
terasa menjalar ke rahang. Pasien memiliki riw hipertensi dan rutin minum
captopril. Ayah pasien meninggal mendadak usia 65 tahun. Tanda Vital
didapatkan TD 150/100 mmHg HR 100x/mnt RR 22x /mnt T 36,2oC. CKMB normal,
troponin T normal. Gambaran EKG sebagai berikut.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. STEMI Inferior
B. STEMI Anterior
C. Unstable Angina Pectoris
D. NSTEMI
E. Stable Angina
Penyakit Jantung Koroner
Acute Coronary Syndrome
Stable Angina Pectoris
(ACS)

Nyeri dada yang disebabkan oleh


iskemia otot jantung yang
dikarenakan plak ateroma di arteri
koroner.
Nyeri à membaik dengan istirahat Unstable Non-ST Elevation ST Elevation
atau pemberian nitrat Angina Miocardial Miocardial
Pectoris (UAP) Infarction (NSTEMI) Infarction (STEMI)

Transient chest discomfort Crescendo, rest, or


Gejala Prolonged “crushing” chest pain, more severe and
during exertion or emotional new-onset severe
Klinis wider radiation than usual angina
stress. angina
Marker
No elevated No elevated ELEVATED ELEVATED
jantung
Normal ST depression and/or T ST depression and/or T ST elevation (and Q
EKG
Further exam -> stress test wave inversion wave inversion waves later)

224
3B

Definisi Etiologi

• Iskemi miokardium akibat ketidakseimbangan kebutuhan dan pasokan oksigen à menimbulkan


nyeri dada
• Etiologi terbanyak: atherosklerosis

Stable Angina Pectoris Unstable Angina Pectoris

Definisi Obstruksi arteri koronaria ec plak atheroma Obstruksi arteri koronaria ec plak atheroma
Etiologi Pencetus : emosi, suhu, exercise progresif

• Nyeri dada kiri >10 menit, tidak hilang dengan


• Nyeri dada kiri 5-10 menit, hilang dengan
istirahat
istirahat/nitrogliserin
Klinis • Bersifat crescendo
• Nyeri dada retrosternal à menjalar ke
• Muncul ketika aktivitas maupun istirahat
bahu, lengan, rahang, epigastrik
• Dapat menyebabkan infark miokard

EKG (Normal)
Pemeriksaan EKG à perubahan segmen ST
Stress Test

225
A. STEMI Inferior à salah , pada soal tidak ada ST elevasi
B. STEMI Anterior à salah, pada soal tidak ada ST elevasi
C. Unstable Angina Pectoris à benar, ST depresi, CKMB dan troponin normal
D. NSTEMI à salah, CKMB dan Troponin tidak mengalami peningkatan
E. Stable Angina à EKG normal

226
33
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak
1 minggu yang lalu. Pasien merasakan sesak, membaik dengan jongkok. Tanda
Vital pasien didapatkan RR: 35x/mnt HR: 140x/mnt. Ditemukan murmur sistolik
grade 3/6 di SIC II Linea parasternal sinistra.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. VSD
B. ToF
C. PDA
D. ASD
E. TGA
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien merasakan sesak, membaik dengan jongkok.
Tanda Vital pasien didapatkan RR: 35x/mnt HR: 140x/mnt. Ditemukan murmur
sistolik grade 3/6 di SIC II Linea parasternal sinistra.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. VSD
B. ToF
C. PDA
D. ASD
E. TGA
2

Asianotik Sianotik
L à R Shunt Obstruksi R à Shunt (5T)
Truncus arteriosus
Ventricular septal defect Pulmonary stenosis Transposition of great arteries

Tricuspid atresia
Patent ductus arteriosus Aortic stenosis
Tetralogy of Fallot
Total anomalous
Atrial septal defect Coarctation of aorta pulmonary venous return

Komplikasi à Hipertensi pulmonal à R


àL SHUNTà Eissenmenger syndrome

230
Penyakit Jantung Bawaan

231
2

Tetralogy of Fallot

Klinis Khas

• Dyspnea on exertion à sesak timbul saat bayi beraktivitas, misalnya menangis / menyusu
•“Tet / Cyanotic Spells” à episode hipoksia dan sianosis berulang, anak akan melakukan kompensasi dengan
berjongkok untuk meningkatkan resistensi sistemik
•Clubbing of fingers tangan dan kaki akibat hipoksemia kronik
•Murmur ejeksi sistolik pada ICS 2 linea parasternalis kiri à stenosis pulmonal
Overriding aorta

PROV Pulmonary Stenosis


VSD

RVH

Jika disertai dengan ASD


à Pentalogy of Fallot

Boot-shaped Heart

232
A. VSD à asianotik
B. ToF à sianotik, tet/cyanotic spells , Murmur ejeksi sistolik pada ICS 2 linea
parasternalis kiri
C. PDA à asianotik
D. ASD à asianotik
E. TGA à sianotik, biasanya perlu penanganan langsung setelah lahir,
apabila tidak, umur pasien tidak bertahan lama.

233
34
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan 3
hari ini, bahkan saat tidur. Tanda Vital pasien didapatkan TD: 156/78 HR: 100x/mnt
RR: 28x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan pitting oedema pretibial (+) dan ascites.
Pasien terkena serangan jantung 1 tahun lalu dan tidak pernah berobat lagi.
Apa diagnosa yang tepat?
A. Decompesated Cardio NYHA I
B. Decompesated Cardio NYHA II
C. Decompesated Cardio NYHA III
D. Decompesated Cardio NYHA IV
E. Decompesated Cardio NYHA V
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan 3
hari ini, bahkan saat tidur. Tanda Vital pasien didapatkan TD: 156/78 HR: 100x/mnt
RR: 28x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan pitting oedema pretibial (+) dan ascites.
Pasien terkena serangan jantung 1 tahun lalu dan tidak pernah berobat lagi.
Apa diagnosa yang tepat?
A. Decompesated Cardio NYHA I
B. Decompesated Cardio NYHA II
C. Decompesated Cardio NYHA III
D. Decompesated Cardio NYHA IV
E. Decompesated Cardio NYHA V
Gagal Jantung

Gagal jantung kanan Gagal jantung kiri

Kongesti pada jaringan periferal Cardiac Output menurun Kongesti paru

Kongesti hati Hambatan tukar


Edema & Asites Edema paru
Penurunan toleransi udara
aktivitas; penurunan
perfusi ke jaringan
Kongesti saluran Tanda penurunan
fungsi hati Ortopnea
cerna
Sianosis dan tanda
hipoksia
Anoreksia, gangguan GI,
Batuk berdahak PND
penurunan BB

237
3A
3B
Kriteria Framingham

Mayor Minor

• Edema pulmo akut


• Kardiomegali • Ankle edema
• Refleks hepatojugular • Dyspnea on exertion
• Distensi vena leher • Hepatomegali
• PND/Ortopnea • Batuk nokturnal
• Rales • Efusi pleura
• S3 gallop • Takikardi (>120 x/menit)

2 MAYOR atau 1 MAYOR + 2 MINOR

238
3A
3B
Derajat berdasarkan ACC / AHA Derajat fungsional NYHA

Berisiko menderita gagal jantung tapi tidak Normal. Mampu melakukan aktivitas seperti
A. I.
terdapat kelainan anatomis jantung biasa

Sesak napas saat mengerjakan aktivitas


Terdapat kelaianan struktural jantung, tapi
B. II. berat. Contoh: sesak napas jika naik
tidak bergejala
tangga 2 lantai

Sesak napas saat mengerjakan aktivitas


Terdapat kelainan struktural jantung, dengan
C. III. ringan. Contoh: sesak napas setelah
gejala klinis
berjalan sejauh 100 meter

IV. Sesak napas saat istirahat. Contoh:


End-stage-disease; tidak respons baik
D. IV. sesak napas saat berpakaian, atau saat
dengan pengobatan
istirahat

ACC: American College of Cardiology; AHA: American Heart Association; NYHA: New York Heart Association

239
A. Decompesated Cardio NYHA I à mampu melakukan aktifitas seperti biasa
B. Decompesated Cardio NYHA II à gejala timbul dengan aktivitas berat,
naik tangga 2 lantai, jalan > 100 meter
C. Decompesated Cardio NYHA III à gejala timbul dengan aktivitas ringan,
jalan < 100 meter
D. Decompesated Cardio NYHA IV à gejala timbul saat istirahat (pada soal
saat pasien tidur)
E. Decompesated Cardio NYHA V à tidak tepat

240
35
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
jam yang lalu. Berdebar dirasakan tiba-tiba setelah pulang dari kantor.
Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan serupa 2 minggu lalu hilang
namun tidak lama dan mereda dengan istirahat. Tanda vital didapatkan TD :
130/90 HR : 180x/mnt RR: 22x/mnt T: 36.5.
Apakah tatalaksana farmakologi yang tepat?
A. Kardioversi 100 joule
B. Defibrilasi biphasic 200 joule
C. CPR
D. Vagal Manuver
E. Adenosine 6 mg
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
jam yang lalu. Berdebar dirasakan tiba-tiba setelah pulang dari kantor.
Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan serupa 2 minggu lalu hilang
namun tidak lama dan mereda dengan istirahat. Pasien sadar penuh dengan
GCS E4V5M6, Tanda vital didapatkan TD : 130/90 HR : 180x/mnt RR: 22x/mnt T: 36.5
Apakah tatalaksana farmakologi yang tepat?
A. Kardioversi 100 joule
B. Defibrilasi biphasic 200 joule
C. CPR
D. Vagal Manuver
E. Adenosine 6 mg
Takiaritmia

Gelombang P (+) Atrial Flutter


R-R Reguler
Gelombang P (-) SVT
QRS Sempit

R-R Irreguler Gelombang P (-) Atrial Fibrilasi

R-R Reguler VT Monomorfik PRINSIP!


• HR > 100x/menit
• Tentukan QRS sempit / lebar
QRS Lebar • Tentukan pasien stabil atau
VT Polimorfik tidak stabil
• Tentukan pasien ada nadi
R-R Ireguler
atau tidak ada nadi
VF

244
3B

Sinus Takikardia

• Laju : >100 x/menit


• Irama : Reguler
• Gelombang P : Normal
• Interval PR : Normal

Supraventikular Takikardia

• Laju : 150-250 x/menit


• Irama : Reguler
• Gelombang P : Tidak terlihat
• Interval PR : Sulit dinilai

245
Kriteria Tidak Stabil

Takiaritmia •Hipotensi
•Kesadaran menurun
•Syok
•Nyeri dada
QRS Sempit QRS Lebar •Gagal jantung

R-R Regular R-R Irregular R-R Regular R-R Irregular

Supraventricular Atrial Ventrikular


Atrial Fibrilasi VT Monomorfik VT Polimorfik
Takikardi (SVT) Flutter Fibrilasi

Diantara R-R Diantara R-R Bentuk gelombang Seperti benang


terdapat <2 terdapat >2 Bentuk gelombang beda beda atau
sama semua kusut
gelombang gelombang berubah
1. β- blocker
Kondisi pasien 2. CCB NDHP (Va-Dil) i.v
STABIL
1. Adenosine 6mg-
12mg 1. Amiodarone 150 mg
Vagal Maneuver 2. CCB NDHP à Va- Dil 2. Procaninamide 20-50 mg
1. Adenosine 3. β- blocker
Pemijatan Arteri Carotis 3. Sotalol 100mg
6mg-12mg 4. Digoxin
dengan Gerakan sirkular 5-
2. CCB NDHP
10 detik à Va- Dil
Kontraindikasi: Bruit Carotis
3. β- blocker
Jika tidak berhasil lanjut
4. Digoxin
obat
Kardioversi Defibrilasi
• Monofasik 200 J Kardioversi 100 J • Monofasik 360 J
Kondisi pasien Bifasik 200 J
• Bifasik 120-200 J •
tidak STABIL

Kardioversi 50-100 J

246
A. Kardioversi 100 joule à salah, tidak ada tanda kriteria tidak stabil
B. Defibrilasi biphasic 200 joule à salah, defibrilasi untuk VT / VF
C. CPR à salah, pasien tidak henti nafas / henti jantung
D. Vagal Manuver à benar, namun bukan terapi farmakologis
E. Adenosine 6 mg

247
36
Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas 30
menit yang lalu. Tanda vital didapatkan TD: 80/60 HR: 112x/mnt RR: 28x/mnt T: 36C.
Pemeriksaan didapatkan keempat ekstremitas teraba dingin. Pasien mempunyai
riw serangan jantung 2 tahun lalu
Apa tatalaksana awal yang tepat?
A. Adrenaline IM
B. Norepinephrin IV
C. Dopamin IV
D. Kristaloid 2-4cc/kgBB dalam 10 mnt
E. Kristaloid 500cc dalam 1 jam
Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas 30
menit yang lalu. Tanda vital didapatkan TD: 80/60 HR: 112x/mnt RR: 28x/mnt T: 36C
. Pemeriksaan didapatkan keempat ekstremitas teraba dingin. Pasien mempunyai
riw serangan jantung 2 tahun lalu
Apa tatalaksana awal yang tepat?
A. Adrenaline IM
B. Norepinephrin IV
C. Dopamin IV
D. Kristaloid 2-4cc/kgBB dalam 10 mnt
E. Kristaloid 500cc dalam 1 jam
Syok

251
3B

Tatalaksana Awal

Lihat TDS

< 90 mmHg Tanda Syok (-) < 90 mmHg Tanda Syok (+)

Dobutamin
HR < 50 x / menit HR > 50 x / menit
(2mcg/kg/menit)

Dopamin Norepinefrin
(5-20 mcg/KgBB/menit) (0,1-0,5 mcg/menit)

• Fluid Challenge à NaCl 0,9% 2-4 cc/KgBB dalam 10 menit


• Apabila membaik à syok hipovolemik à Kristaloid 500 cc dalam 1 jam
• Tidak membaik à ulangi fluid challenge 1 kali lagi à tidak membaik à vasopressor

252
Syok Kardiogenik
Tanda Klinis: PERKI 2021
Syok, hipoperfusi

DOBUTAMIN
1 Masalah Irama Ya
• TDS <90
Algoritma taki/bradiaritmia • TANPA SYOK
HR <50 x tidak stabil
HR > 150 x
Dinilai berurutan

i
as
te
r at DOPAMIN
ir am
a
ok TD ↑ Respons terhadap cairan • TDS < 90
h Sy
Tidak sa
la
sih HR ↓ Kristaloid 500 cc dalam 1 jam • (+) SYOK
a a
M M
• HR <50X/MENIT
2 Fluid Challenge
Inkonkulsif
Masalah Volume 2 – 4 cc/kgBB dalam
TD tetap HR tetap
Ulangi fluid challange
10 menit NOREPINEFRIN
• TDS <90
3 TD ↓ / tetap
• (+) SYOK
Masalah Pompa HR ↑
• HR >50X/MENIT
Bukan masalah volume

Tanda syok : CRT >2 detik,


akral dingin
TDS < 90 mmHg, Syok (-) TDS < 90 mmHg, Syok (+)
MED+EASY urutan
HR < 50 HR > 50
Ibumu
Dobutamin IV drip Dopamin IV drip Norepinefrin
Bapamu
2mcg/kg/menit 5 – 20 mcg/kg/menit 0,1 – 0,5 mcg/kg/menit Nenekmu
A. Adrenaline IM à salah, Adrenaline/Epinephrin biasa digunakan pada saat
CPR / Syok anafilaktik. Pada syok anafilaktik disuntikkan secara IM 1:1000
B. Norepinephrin IV à syok kardiogenik dengan TDS < 90 HR >50
C. Dopamin IV à syok kardiogenik dengan TDS <90 HR <50
D. Kristaloid 2-4cc/kgBB dalam 10 mnt à tepat, karena menanyakan
tatalaksana awal. Jadi apabila gejala syok awali dengan fluid challenge,
bila tidak berespon, baru gunakan obat inotrops
E. Kristaloid 500cc dalam 1 jam à apabila dengan fluid challange berespon,
lanjutkan dengan ini

254
Batch Februari

2023
37
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak napas
yang memberat 2 bulan terakhir, disertai batuk berdahak yang kadang disertai
darah. Pasien pernah mengonsumsi OAT selama <1 bulan. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 27x/min, suhu 37,8°C. Perkusi
thoraks redup dan vesikuler menurun pada lapang atas paru kanan.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
E. OAT regimen 2RHZES/6RH
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak napas
yang memberat 2 bulan terakhir, disertai batuk berdahak yang kadang disertai
darah. Pasien pernah mengonsumsi OAT selama 1 bulan. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 27x/min, suhu 37,8°C. Perkusi
thoraks redup dan vesikuler menurun pada lapang atas paru kanan.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
E. OAT regimen 2RHZES/6RH
4
3A
Klasifikasi

Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan


◦ Pasien yang belum pernah konsumsi OAT atau sudah pernah konsumsi OAT < 1
Kasus baru
bulan (28 hari)
◦ Pasien yang telah dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap à kembali dengan
Kasus kambuh (relaps)
BTA (+)
Kasus putus berobat
◦ Pasien yang pernah mengonsumsi OAT > 1 bulan dan tidak meneruskan
(default/loss to follow
pengobatannya selama 2 bulan atau lebih
up)
◦ Pasien yang hasil pemeriksaan spesimen dahaknya tetap positif atau kembali
Kasus gagal
menjadi positif di akhir bulan ke-5 pengobatan
Kasus pindahan ◦ Pasien yang sedang manjalani pengobatan OAT, pindah dari suatu daerah ke
(transfer in) daerah lainnya

259
4
3A
Tatalaksana TB Paru
• Pasien TB kasus baru
Regimen Kategori 1à2(RHZE) / 4(RH)3 • Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
• 2 bulan fase intensif/inisiasi/awal (RHZE setiap hari) • Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• 4 bulan fase lanjutan (RH 3 kali seminggu) • Pasien TB ekstra paru

Fase Intensif Fase Intensif


Berat Badan tiap hari selama 8 minggu 3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275) RH(150/75)
30 – 37 2 tablet KDT 2 tablet KDT
38 – 54 3 tablet KDT 3 tablet KDT
55 - 70 4 tablet KDT 4 tablet KDT
> 70 5 tablet KDT 5 tablet KDT

260
4
3A
Tatalaksana TB Paru

Regimen Kategori 2à2RHZES/RHZE/5(RHE)3


• Pasien kambuh
• 2 bulan fase intensif/inisiasi/awal (RHZE setiap hari + injeksi • Pasien gagal pada pengobatan
dengan paduan OAT kategori 1
streptomycin)
• Pasien yang diobati kembali setelah
• 1bulanfasesisipan(RHZEsetiaphari) putus berobat (lost to follow-up)
• 5 bulan fase lanjutan (RHE 3 kali seminggu)

Regimen kategori 2 sudah tidak digunakan karena semakin tersedianya


akses TCM
Rekomendasi: pada pasien kambuh, putus berobat, dan gagal
pengobatan diperiksakan TCM, biakan, dan resistensi. Keputusan
selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan

261
4
3A
Tatalaksana TB Paru

Regimen Pengobatan TB Paru

Regimen obat
Kategori Jenis kasus
Tahap awal Tahap lanjutan
• Pasien kasus baru
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Kategori I 2RHZE 4RH atau 4R3H3
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• TB ekstra paru

• Pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya


(pengobatan ulang)
Kategori II • Pasien kambuh 2RHZES/RHZE 5RHE atau 5R3H3E3
• Pasien gagal pengobatan kategori I sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat

262
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3 à untuk kasus baru, regimen OAT menggunakan
kategori 1 yaitu 2RHZE/4RH atau 2RHZE/4R3H3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH à untuk kasus TB ekstraparu
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3 à OAT kategori 2
E. OAT regimen 2RHZES/6RH à tidak ada
38
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak 1
minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan batuk-batuk sejak 6 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 128x/menit, RR 30x/min, suhu
37,3°C. Pada inspeksi dan palpasi hemithorax kanan tertinggal. Pada
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan gambaran berikut.
Diagnosis kasus ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Tumor paru
C. Atelektasis
D. Abses paru
E. Bronkiektasis
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak
1 minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan batuk-batuk sejak 6 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 128x/menit, RR 30x/min,
suhu 37,3°C. Pada inspeksi dan palpasi hemithorax kanan tertinggal. Pada
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan gambaran berikut.
Diagnosis kasus ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Tumor paru
C. Atelektasis
D. Abses paru
E. Bronkiektasis
3A

Manifestasi Klinis

• Bila atelektasis kecil à tidak bergejala


• Bila atelektasis besar à sesak napas, nyeri dada, takikardi
• Perkusi pekak
• Suara napas melemah
• Fremitus berkurang

Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen thorax
• Opasifikasi pada lobus yang kehilangan udara
• Elevasi hemidiafragma ipsilateral
• Mediastinum tertarik ke arah yang sakit

267
MED+easy
Bronkiektasis Atelektasis Ca Paru T. Mediastinum
Kolaps Paru à
Etiologi / Obstruksi à
Obstruktif / Non Usia Tua Muda/Dewasa Muda
Faktor Resiko Penumpukan Sputum
Obstruktif

Sesak
Manifestasi Khas Sputum 3 Lapis
Hipoksemia
Penurunan BB Peningkatan TVJ

Honeycomb
Wedge Shape Coin Shape Lesion Massa
Rontgen Appereance
Trakea Tertarik Sudut Tajam Sudut Tumpul
Tram-track Line
Pemeriksaan HRCT Scan à Gold
Histopatologi
Lain Standard

Fisioterapi Dada
Tatalaksana AB (Azitromycin)
Bronkoskopi Kemoterapi/ Operatif Kemoterapi/Operatif

268
A. Efusi pleura à opasitas homogen dengan meniscus sign (+)
B. Tumor paru à coin-shaped lesion, memiliki sudut lancip
C. Atelektasis
D. Abses paru à kavitas dengan air-fluid level
E. Bronkiektasis à honeycomb appearance

269
39
Seorang perempuan, 19 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat dianamnesis, pasien dapat berbicara beberapa kata dan lebih
nyaman dengan posisi duduk. Dalam 1 minggu, sesak kambuh 3x dan tertatma
saat malam. Pasien juga membutuhkan obat jika terjadi sesak. Pasien mengalami
keluhan seupa sejak usia 10 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/80, HR
118, RR 30, suhu 37,3°C. Pada auskultasi paru didapatkan wheezing pada akhir
ekspirasi.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol
Seorang perempuan, 19 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat dianamnesis, pasien dapat berbicara beberapa kata dan lebih
nyaman dengan posisi duduk. Dalam 1 minggu, sesak kambuh 3x dan pasien
membutuhkan obat untuk meredakan sesak. Pasien mengalami keluhan serupa
sejak usia 10 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/80, HR 118, RR 30, suhu
37,3°C. Pada auskultasi paru didapatkan wheezing pada akhir ekspirasi.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang tidak terkontrol
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol
4

Derajat Serangan Asma à Beradasarkan Frekuensi

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru

• Gejala <1x/minggu VEP ≥80% nilai prediksi


Intermitten • Tanpa gejala diluar serangan ≤2x/bulan APE ≥80% nilai terbaik
• Eksaserbasi singkat Variabilitas APE<20%

• Gejala >1x/minggu tetapi <1x/hari VEP 1 ≥80% nilai prediksi


Persisten ringan • Serangan dapat mengganggu aktivitas dan >2x/bulan APE ≥80% nilai terbaik,
tidur Variabilitas APE 20-30%

• Gejala setiap hari VEP 1 60-80% nilai prediksi


Persisten sedang • Serangan mengganggu aktivitas dan tidur >1x/minggu APE 60-80% terbaik
• Membutuhkan bronkodilator setiap hari Variabilitas APE > 30%

• Gejala terus menerus VEP 1 ≤ 60% nilai prediksi


Persisten berat • Sering kambuh Sering APE ≤ 60% nilai terbaik
• Aktivitas fisik terbatas Variabilitas APE > 30%
273
4

Derajat Serangan Asma

Tanda dan gejala Ringan Sedang Berat Mengancam Jiwa


Sesak napas Saat berjalan Saat berbicara Saat istirahat

Penggalan kalimat/
Cara berbicara Satu kalimat Kata demi kata Tidak berbicara
beberapa kata

Duduk membungkuk
Posisi Dapat tidur telentang Duduk Biasanya tertidur
(Tripod position)
Mengantuk, kesadaran
Kesadaran Semakin gelisah Gelisah Gelisah
menurun
Kelelahan otot; gerakan
Otot bantu napas Tidak ada Ada Ada torakoabdominal
paradoksal
Frekuensi napas < 20 x/menit 20 – 30 x/menit > 30 x/menit

Nadi < 100 x/menit 100 – 120 x/menit > 120 x/menit

Mengi/wheezing Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest

APE > 80% 60 – 80% < 60%

274
4

Derajat Kontrol Asma

Karakteristik Terkontrol total Terkontrol sebagian Tidak terkontrol

Gejala harian

Keterbatasan
aktivitas Terdapat 1-2 Terdapat 3-4
Terdapat 0 kriteria
kriteria setiap kriteria setiap
Asma malam hari setiap minggunya
minggunya minggunya
(nocturnal)

Kebutuhan obat
reliever

275
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang tidak terkontrol à tidak terkontrol
memiliki 3-4 kriteria (gejala harian, keterbatasan aktivitas, asma malam hari,
penggunaan reliever) setiap minggu, pada soal hanya memiliki 2 kriteria
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian à pada serangan
berat, pasien bicara kata demi kata dan duduk dalam tripod position, dan
wheezing pada awal dan akhir ekspirasi
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol à tidak tepat
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol à terkontrol berarti memiliki 0
kriteria setiap minggunya

276
40
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak napas
sejak 2 hari yang lalu. Pasien memelihara beberapa unggas namun seminggu
lalu, unggasnya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR
88x/menit, RR 25x/min, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan
gambaran opasitas perihilar bilateral.
Definisi kasus dan tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak
napas sejak 2 hari yang lalu. Pasien memelihara beberapa unggas namun
seminggu lalu, unggasnya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan TD
120/80, HR 88x/menit, RR 25x/min, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan radiologis
didapatkan gambaran opasitas perihilar bilateral.
Definisi kasus dan tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
3B

Etiologi
• Virus Influenza tipe A (H5N1)
• Port d’entree: mulut, hidung, konjungtiva
Gejala Klinis
• Demam, batuk, nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, riwayat kontak dengan unggas

Tatalaksana
• Isolasi mandiri, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan saturasi oksigen
• Antivirus:
• Suspek : 1 x 75 oseltamivir 7 hari
• Probable & Konfirmasi : 2 x 75 mg oseltamivir 5 hari atau zanamivir 2x10 mg (2 puff)
selama 2 hari
• Kortikosteroid (dengan pertimbangan)
• Antibiotik (dengan pertimbangan)
280
3B

Definisi Kasus
Dalam • Kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pasien suspek, probable dan terkonfirmasi flu
Investigasi burung ATAU
• Disekitar wilayah terdapat banyak unggas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang mati
diduga atau terbukti flu burung (H5N1)

Suspek Kontak erat + Demam dengan suhu ≥ 38 C disertai satu atau lebih gejala : batuk, nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas
Probabel • Kriteria suspek ditambah dengan hasil lab non-spesifik mendukung ke arah flu burung (selain
swab PCR, titer antibodi, dan isolasii virus H5N1)
• Atau seorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan suatu kasus probable atau suatu
kasus konfirmasi H5N1

Konfirmasi Seorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable dan disertai satu dari hasil lab spesifik
menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari apusan tenggorok/nasofaring, yang
diantaranya:
- Hasil PCR H5 positif
- Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibody
- Isolasi virus H5N1
- Titer antibody mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80

281
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari à kasus suspek tidak memiliki
kriteria pemeriksaan penunjang non spesifik
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari à definisi kasus tidak tepat
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari à tatalaksana tidak tepat
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari à kasus konfirmasi
membutuhkan hasil (+) lab spesifik

282
41
Seorang perempuan, 32 tahun, datang dengan keluhan batuk bedahak yang
memberat sejak 5 hari yang lalu. Batuk sering berulang sejak 2 tahun terakhir.
Keluhan disertai penurunan berat badan dan demam. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa (+). Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70, HR, RR 25, suhu
38.0°C. Pada pemeriksaan fisik thorax didapatkan barrel chest (+) dan ronkhi
pada kedua apex paru. Pada pemeriksaan klorida keringat didapatkan 80
mmol/L.
Etiologi dari terkait kasus ini adalah?
A. Defisiensi α-1 antitripsin
B. Polimorfisme gen SERPINE-1
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR
E. Polimorfisme gen BRCA-1
Seorang perempuan, 32 tahun, datang dengan keluhan batuk bedahak yang
memberat sejak 5 hari yang lalu. Batuk sering berulang sejak 2 tahun terakhir.
Keluhan disertai penurunan berat badan dan demam. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa (+). Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70, HR, RR 25, suhu
38.0°C. Pada pemeriksaan fisik thorax didapatkan barrel chest (+) dan ronkhi
pada kedua apex paru. Pada pemeriksaan klorida keringat didapatkan 80
mmol/L.
Etiologi dari terkait kasus ini adalah?
A. Defisiensi α-1 antitripsin
B. Polimorfisme gen SERPINE-1
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR
E. Polimorfisme gen BRCA-1
1

Etiologi
• Mutasi gen regulator transmembrane fibrosis kistik (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator = CFTR)

Manifestasi Klinis
• Batuk kronik berdahak dan sering berulang (saat eksaserbasi dahak menjadi purulent dan
bercampur darah)
• Anoreksia, penurunan berat badan, demam, sesak napas

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


• PF Toraks: barrel chest, penggunaan otot-otot bantu napas (+), ronkhi terutama bagian apex,
wheezing mungkin dijumpai
• Pemeriksaan penunjang
• Foto toraks: hiperinflasi, diafragma mendatar, perubahan kistik pada lobus atas
• Uji keringat: konsentrasi Cl 60-79 mmol/L, positif kuat 80 mmol/L
• Uji faat paru: gambaran obstruksi

286
Patogenesis

287
4

Tatalaksana
• Antibiotik à antibiotik parenteral selama 14-21 hari
• Bronkodilator à B2-agonis dan anti-kolinergik
• Steroid à pada usia 1-12 tahun dapat diberikan prednisone 3 mg/kgBB
• Fisioterapi

288
A. Defisiensi α-1 antitrypsin à etiologi PPOK
B. Polimorfisme gen SERPINE-1à etiologi PPOK
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR à mutasi yang paling sering terjadi pada kasus kanker paru
E. Polimorfisme gen BRCA-1 à etiologi kanker payudara

289
42
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak sejak 6
bulan yang lalu. Pasien bekerja di pabrik pemulasan marmer dan sering bekerja
tanpa alat pelindung diri. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR
22, suhu 36.8°C.
Gambaran radiologis yang muncul pada kasus ini adalah?
A. Pleural plaque
B. Westermark sign
C. Fibrosis
D. Interstitial fibrosis
E. Eggshell calcification
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak sejak 6
bulan yang lalu. Pasien bekerja di pabrik pemulasan marmer dan sering bekerja
tanpa alat pelindung diri. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR
22, suhu 36.8°C.
Gambaran radiologis yang muncul pada kasus ini adalah?
A. Pleural plaque
B. Westermark sign
C. Fibrosis
D. Interstitial fibrosis
E. Eggshell calcification
2

Etiologi
- Silikosis: akibat debu silika - Berrylliosis: akibat debu berilium
- Asbetosis: akibat debu asbes - Siderosis: akibat debu oksidan besi
- Coal worker pneumoconiosis - Tanosis: akibat debu timah
(arthracosis): akibat debu batu bara - Talcosis: akibat debu talc (magnesium
silika)
(coal)
- Bauxite fibrosis: akibat debu bauksit
- Byssinosis: akibat debu kapas
- Mixed dust pneumoconiosis: paparan
- Bagassosis: akibat debu pohon tebu debu yang telah bercampur
(sugarcane) - Hard metal pneumoconiosis: paparan
- Farmer’s lung: akibat debu atau spora debu logam seperti cobalt
jamur atau produk pertanian lainnya

293
2

Diagnosis
•Berdasarkanolehgejalaumumsepertisesak,batukproduktif, danadanyariwayatterpaparinhalan.

Pemeriksaanawal:Rontgen Thorax

SILIKOSIS ASBESTOSIS ANTRAKOSIS BISSINOSIS


EGGSHELL CLASSIFICATION PLEURAL PLAQUE FIBROSIS GAMBARAN BAYANGAN
BERKABUT
Tatalaksana
•PencegahanàMasker, APD
•Tatalaksanakomplikasiàhipertensipulmonal, PPOK

294
Pneumokoniosis
Penyebab Nama penyakit Faktor Resiko Karakteristik
Pabrik besi, kaca,
Silika Silikosis Egg shell classification
timah
Antrakosis/ black lung
Pekerja tambang Focal and interstitial
Batu Bara disease / Coal Worker
batu bara fibrosis
Pneumonia
Pemintalan asbes,
Asbestos Asbestosis pekerja galangan Pleural plaque
kapal
Tebu Bagassosis
Spora Farmers lung
Berilium Beriliosis Pekerja seng
Monday disease à
Kapas Bissinosis Industri kapas batuk dan sesak pada
hari pertama kerja
295
A. Pleural plaque → asbestosis
B. Westermark sign → emboli paru
C. Fibrosis → antrakosis
D. Interstitial fibrosis → coal worker pneumonia
E. Eggshell calcification

296
Batch Februari

2023
GEH

43
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan rasa terbakar pada di
epigastrium. Keluhan kadang disertai dengan mual dan muntah. Pasien
merupakan seorang akuntan dengan beban pekerjaan yang berat. Pada
pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Metoclopramid 3x10 mg
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
C. Ranitidin 2x100 mg
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan rasa terbakar pada di
epigastrium. Keluhan kadang disertai dengan mual dan muntah. Pasien
merupakan seorang akuntan dengan beban pekerjaan yang berat. Pada
pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Metoclopramid 3x10 mg
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
C. Ranitidin 2x100 mg
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg
Dispepsia
Dispepsia

Dispepsia
Dispepsia Fungsional
Organik

“Dysmotility-like” Ulkus Peptikum Gastritis Erosiva


“Ulcer-like” type Mixed
type

Mual, muntah, rasa Gejala Klinis


Nyeri epigastrium penuh, cepat
kenyang Kriteria ROME IV, terdapat ≥1 gejala:
1. Nyeri epigastrium (Ulu Hati)
2. Rasa terbakar di epigastrium
PPI Prokinetik 3. Rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan
4. Rasa cepat kenyang yang mengganggu

Gejala yang dirasakan harus berlangsung setidaknya selama TIGA BULAN terakhir dengan awitan
gejala ENAM BULAN sebelum diagnosis ditegakkan
4

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium darah
• Endoskopi à Gold Standard
• Urea Breath Test à Pada Ulkus Peptikum
• USG Abdomen

Strategi tatalaksana adalah


memberikan terapi empirik selama 1-4
minggu sebelum hasil investigasi awal,
yaitu pemeriksaan adanya Helicobacter
pylori

302
4

Tatalaksana

Dominan “dysmotility-Like”
Dominan “Ulcer-Like” Symptoms
Symptoms
Nyeri nocturnal, Rasa terbakar
Mual, Kembung, rasa penuh
di epigastrik, Membaik dengan
setelah makan, cepat kenyang,
makan
memburuk dengan makan

PPI (mis: omeprazole,


rabeprazole dan lansoprazole) Prokinetik (mis: metoklopramid,
dengan/tanpa prokinetik domperidon, cisaprid)
dengan/tanpa PPI
Sitoprotektor (rebamipide)

Apabila setelah investigasi dilakukan tidak ditemukan


kerusakan mukosa, terapi dapat diberikan sesuai dengan
gangguan fungsional dominan yang ada.

303
4

Tipe Obat Contoh Obat Dosis Obat


100-140 meq/L 1 dan 3 jam setelah
Antasida Antasida Doen
makan
Cimetidin 2x400 mg
Anti-histamin H2 Ranitidin 2x150 mg
Famotidin 2x20 mg
Omeprazole 1-2x20 mg
PPI Lansoprazole 1-2x30 mg
Pantoprazole 1-2x40 mg
Sucralfat 4x1 gram
Mukoprotektan
Misoprostol 4x200 mikrogram

Panto
SImetidin Esome
RAnitidin Lanso
FAmotidin Ome
Rabe
A. Metoclopramid 3x10 mg à tatalaksana dominan “dysmotility-
like” symptoms
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
à tatalaksana ulkus peptikum
C. Ranitidin 2x100 mg à kurang tepat
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg àdosis kurang tepat
GEH

44
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 3 bulan ini, bersifat hilang timbul. Nyeri dirasakan bertambah setelah
pasien makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada regio
epigastrium. Hasil pemeriksaan urea breath test (+). Pasien sebelumnya sudah
pernah berobat dan telah mengkonsumsi omeprazole, amoxicillin, dan
klaritromisin selama 2 minggu namun keluhan tidak berkurang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin

307
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 3 bulan ini, bersifat hilang timbul. Nyeri dirasakan bertambah setelah
pasien makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada regio
epigastrium. Hasil pemeriksaan urea breath test (+). Pasien sebelumnya sudah
pernah berobat dan telah mengkonsumsi omeprazole, amoxicillin, dan
klaritromisin selama 2 minggu namun keluhan tidak berkurang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin

308
3A

Ulkus Peptikum akibat H. Pylori

Urea breath test


• Penegakkan infeksi H. Pylori à bakteri penghasil
urease

Esophagogastroduodenografi + biopsi mukosa gaster


• Pemeriksaan diagnostik invasif untuk
menegakkan ulkus gaster dan infeksi H.pylori.

Endoskopi
Bakteri batang gram negative
Berflagel • Pemeriksaan dilakukan pada pasien dengan
Urease dan katalase (+) alarm symptom
Mikroaerofilik
309
3A

Tatalaksana

Eradikasi H. pylori

Triple-therapy 14 hari
MED+EASY
• PPI 2x1 OCA
• Claritromisin 2x500 mg
• Amoksisilin 2x1000 mg
MED+EASY
Quadruple-therapy 14 hari BOMAT
Bismut 2x2
• Bismuth 120-300 mg Omeprazol 2x1
• Omeprazole 2x20 mg (20mg)
• Metronidazole 3x500 mg MetronidAzole
• Tetrasiklin 4x250 mg 3x1 (500mg)
Tetrasiklin 4x1
(250mg)

310
Ulkus Peptikum
Tipe Obat Contoh Obat Dosis Obat

100-140 meq/L 1 dan 3 jam


Antasida Antasida Doen
setelah makan

Cimetidin 2x400 mg

Anti-histamin H2 Ranitidin 2x150 mg

Famotidin 2x20 mg

Omeprazole 1-2x20 mg

PPI Lansoprazole 1-2x30 mg

Pantoprazole 1-2x40 mg

Sucralfat 4x1 gram


Mukoprotektan
Misoprostol 4x200 mikrogram

Panto
SImetidin Esome
RAnitidin Lanso
FAmotidin Ome
Rabe

311
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi à terapi gagal
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin à tetrasiklin harusnya diganti dengan
levofloksasin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin à seharusnya
kombinasi dengan metronidazole bukan levofloxacin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin à Terapi lini ketiga

312
GEH

45
Seorang wanita usia 49 tahun datang dengan nyeri perut sudah 3 bulan. Diikuti
dengan perubahan frekuensi BAB menjadi 3-4x/hari. BAB kadang diare kadang
sulit. Penurunan BB disangkal. Keluhan terutama dirasakan jika banyak tugas
administrasi yang belum terurus. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 130/90, RR 20, HR 80, suhu 36 C.
Manifestasi klinis lain yang paling mungkin ditemukan pada kasus ini adalah ?
A. Nyeri ulu hati
B. BAB hitam
C. Massa pada anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari
Seorang wanita usia 49 tahun datang dengan nyeri perut sudah 3 bulan. Diikuti
dengan perubahan frekuensi BAB menjadi 3-4x/hari. BAB kadang diare kadang
sulit. Penurunan BB disangkal. Keluhan terutama dirasakan jika banyak tugas
administrasi yang belum terurus. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 130/90, RR 20, HR 80, suhu 36 C.
Manifestasi klinis lain yang paling mungkin ditemukan pada kasus ini adalah ?
A. Nyeri ulu hati
B. BAB hitam
C. Massa pada anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari
3A

Klasifikasi IBS Berdasarkan Rome IV

IBS-D IBS-C IBS-M IBS-U

•IBS dengan Diare •IBS dengan Konstipasi •IBS dengan campuran •Memenuhi kriteria IBS
•Feses lembek/ cair •Feses kebiasaan buang air menurut ROMA IV
≥25% waktu dan feses padat/bergumpal besar atau pola siklik •Pola defekasi tidak
padat/ bergumpal ≥25% waktu dan feses •Feses padat/ dapat diklasifikasikan
<25% waktu lembek/cair <25% bergumpal dan pada IBS tipe lainya
•Lebih umum ditemui waktu lembek/cair ≥25%
pada laki-laki •Lebih umum ditemui waktu
•Ditemukan pada satu pada laki-laki •Ditemukan pada satu
pertiga kasus •Ditemukan pada satu pertiga kasus
pertiga kasus

25% waktu adalah 3 minggu dalam 3 bulan

316
3A

Algoritma Diagnostik dan Tatalaksana IBS pada Pelayanan Primer

Bristol Stool Chart


317
3A

Terapi Non Farmakologi


• Menganjurkan gaya hidup sehat
• Diet sesuai tipe IBS:
• IBS-C: Diet tinggi serat
• IBS-D: Hindari/batasi makanan tertentu yang mencetuskan gejala
• Diet makanan FOODMAPS (fermentable, oligosaccharide, disaccharide,
monosaccharides, and polyol)

318
3A

Terapi Farmakologi

319
A. Nyeri ulu hati à gejala yang ditemukan pada kelainan lambung
B. BAB hitam à kurang tepat, melena merupakan tanda adanya perdarahan
saluran cerna atas
C. Massa pada anus à kurang tepat, saat pemeriksaan fisik harusnya ada
kelainan, bisa hemoroid maupun abses anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari à khas pada ulkus duodenum
GEH

46
Seorang pria berusia 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut
membesar dan badan menguning yang dialami sejak 3 bulan SMRS.
Pasien memiliki riwayat sering minum alkohol dan menggunakan narkoba
suntik saat muda. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
spider nevi (+), hepar tidak teraba, lien teraba pada Schufner III, dan
palmar eritem.
Manakah parameter di bawah ini yang tidak mempengaruhi mortalitas
pasien?
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites
C. Kadar bilirubin
D. Kadar albumin
E. INR
322
Seorang pria berusia 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut
membesar dan badan menguning yang dialami sejak 3 bulan SMRS.
Pasien memiliki riwayat sering minum alkohol dan menggunakan narkoba
suntik saat muda. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
spider nevi (+), hepar tidak teraba, lien teraba pada Schufner III, dan
palmar eritem.
Manakah parameter di bawah ini yang tidak mempengaruhi mortalitas
pasien?
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites
C. Kadar bilirubin
D. Kadar albumin
E. INR
323
2

Manifestasi Klinis

5 dari 7 tanda untuk menegakkan diagnosis


sirosis hati dekompensasi:

1. Splenomegali
2. Eritema palmaris
3. Ginekomastia
4. Asites
5. Spider nevi
6. Invers albumin globulin [Albumin yang
merendah]
7. Hematemesis melena

324
2

Pemeriksaan Penunjang

Menilai sudut hati, permukaan hati, ukuran,


homogenitas, massa, ascites, splenomegali, trombosis
vena porta, pelebaran vena portal

Pada sirosis lanjut:


• Hati mengecil dan nodular
• Permukaan irregular
• Echogenitas parenkim hati meningkat

325
2

Derajat Keparahan à Child Pugh Score

INR dipakai saat pemberian heparin dan warfarin

326
2

Tatalaksana

Pencegahan ensefalopati hepatikum → mencegah penumpukan amonia oleh bakteri usus

• Laktulosa 3x30 cc
• Restriksi protein 0.8/kgBB/hari
• Neomisin / rifaximin

Cegah Hipertensi porta à propanolol 3x10

Bila muncul ascites


• Diuretik kalium sparing à spironolakton. Loop diuretics (furosemide) kurang efektif. Mekanisme
utama reabsorpsi air pada asites melalui aldosterone
• Paracentesis à drainase cairan dan melihat ada spontaneous bacterial peritonitis atau tidak
• Diet rendah garam

327
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites à Bagian dari childpugh score
C. Kadar bilirubin à Bagian dari childpugh score
D. Kadar albumin à Bagian dari childpugh score
E. INR à Bagian dari childpugh score

328
GEH

47
Seorang pria berusia 75 tahun datang dengan keluhan perutnya semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien rutin minum alkohol dan pernah
menjadi pecandu narkoba saat muda. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/60
mmHg, HR 92, RR 20, T 37,5 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
hepatomegali, hepar teraba keras, berdengkul-dengkul, dan nyeri tekan (+). Hasil
lab menunjukkan peningkatan kadar AFP dan serologi anti HCV (+).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Sirosis hepatis
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas
D. Abses hepar
E. Hepatitis C kronik
Seorang pria berusia 75 tahun datang dengan keluhan perutnya semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien rutin minum alkohol dan pernah
menjadi pecandu narkoba saat muda. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/60
mmHg, HR 92, RR 20, T 37,5 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
hepatomegali, hepar teraba keras, berdengkul-dengkul, dan nyeri tekan (+).
Hasil lab menunjukkan peningkatan kadar AFP dan serologi anti HCV (+).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Sirosis hepatis
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas
D. Abses hepar
E. Hepatitis C kronik
2

Nama Lain: Hepatoma

Definisi

• Tumor ganas yang berasal dari hepar dan biasanya terjadi


pada pasien dengan sirosis

Etiologi

• Sirosis hepatis
• Infeksi hepatitis B atau C
• Penyakit hepar alkohol
• Nonalcoholic steatohepatitis (NASH)

332
2

Manifestasi Klinis

• Biasanya asimptomatik
• Penurunan berat badan tanpa sebab
• Hepar membesar, keras dan berdungkul-dungkul
• Jaundice
• Ascites

333
2

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
• Peningkatan alfa-fetoprotein (AFP)
• AST dan ALT meningkat à menandakan kematian sel hepar
• Serologi terhadap virus hepatitis à bila etiologi infeksi
• Penurunan faktor koagulasi

• Pencitraan
• USG à pencitraan awal
• Massa dengan batas tidak jelas
• Sirosis à peningkatan ekogenisitas hepar
Massa besar pada hepar dengan homogenitas
• CT / MRI abdomen dengan kontras à tes konfirmasi yang berbeda-beda dan batas tidak jelas

Tatalaksana

• Pembedahan à terapi terbaik


• Kemoterapi à digunakan sebagai terapi paliatif

334
A. Sirosis hepatis à seharusnya terdapat stigmata sirosis dan pada USG
ditemukan pengecilan parenkim hati
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas à ikterik, urin berwarna gelap, tinja pucat, CA 19-9(+)
D. Abses hepar à Ludwig sign (+), USG: hipo/anekoik
E. Hepatitis C kronik à malaise, demam,ikterik, serologi: IgM anti HCV (+)
GEH

48
Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga mengeluhkan badannya menguning.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70, HR 100, RR 20, T 38. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik (+) dan nyeri tekan perut kanan atas (+). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT SGPT meningkat 3 kali lipat. Saat
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan penebalan dinding vesica velea 6 mm,
acoustic shadow (-).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Kolelitiasis
B. Koledokolitiasis
C. Hepatitis akut
D. Sirosis hepar
E. Kolesistitis
Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga mengeluhkan badannya menguning.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70, HR 100, RR 20, T 38. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik (+) dan nyeri tekan perut kanan atas (+). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT SGPT meningkat 3 kali lipat. Saat
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan penebalan dinding vesica velea 6 mm,
acoustic shadow (-).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Kolelitiasis
B. Koledokolitiasis
C. Hepatitis akut
D. Sirosis hepar
E. Kolesistitis
3B
2
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
• Leukositosis
• SGOT/SGPT ↑
• Hepatoiminoacetic acid scintigraphy (HIDA scan) à Gold
standard
• Radiologi
• USG abdomen (pencitraan awal)
• Penebalan dinding kantong empedu (>3-5 mm) USG
• Distensi kantong empedu acoustic shadow serta
• Double-wall sign adanya penebalan
dinding >3mm.
• Ditemukan batu empedu dan sludge

339
3B
2
Kriteria Diagnosis

Kriteria Diagnosis Kolesistits Akut


Tanda Lokal Murphy’s sign
Nyeri atau massa RUQ
Tanda sistemik Demam
Peningkatan CRP
Leukositosis
Temuan radiologis Temuan radiologis apapun yang
menunjang kolesistitis akut

Interpretasi
Diagnosis suspek : ≥1 lokal + ≥1 sistemik
Diagnosis definitif : ≥1 lokal + ≥1 sistemik + temuan radiologis

340
3B
2
Tatalaksana

• Awal
• Nil per oral
• Resusitasi cairan
• Perbaiki gangguan elektrolit
• Analgesik + antiemetik
• Antibiotik empiris
• Metronidazole 3x500mg IV + Ceftriaxone 1x2g IV
• Ampisilin-sulbaktam 4x1,5g IV

341
Kelainan Sistem Billier
RUQ Pain

Inflamasi Batu
(-tis) (-tiasis)

Demam (+) Demam (-)

Kolesistitis Kolangitis Koledokolitiasis Kolelitiasis

Ikterik (+/-) Trias Charcot à


nyeri RUQ, demam, Ikterik (+) Ikterik (-)
Murphy sign (+) ikterik

*Yang ada batu (-lithiasis): nyeri kolik (+)


*Yang melibatkan saluran empedu (choledocholithiasis, cholangitis) à Ikterus (+)
*Yang disertai inflamasi (-itis): Murphy sign (+), demam (+)
*Demam + murphy sign + ikterus pada Cholangitis à trias Charcoat
A. Kolelitiasis à nyeri RUQ (+), demam (-), ikterik (-)
B. Koledokolitiasis à nyeri RUQ (+), demam (-), ikterik (+)
C. Hepatitis akut à ikterik (+), malaise, demam, seromarker (+)
D. Sirosis hepar à à seharusnya terdapat stigmata sirosis dan pada USG
ditemukan pengecilan parenkim hati
E. Kolesistitis
GEH

49
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB cair yang
dialami sejak 3 hari ini. Diare dialami sebanyak >7 x/hari disertai lendir dan darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, HR 90, RR 20, T 37,3. Pada pemeriksaan feses
didapatkan eritrosit (+) sel PMN (+).
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Amoxicillin 3 x 500 mg
B. Eritromisin 4 x 500 mg
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB cair yang
dialami sejak 3 hari ini. Diare dialami sebanyak >7 x/hari disertai lendir dan darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, HR 90, RR 20, T 37,3. Pada pemeriksaan feses
didapatkan eritrosit (+) sel PMN (+).
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Amoxicillin 3 x 500 mg
B. Eritromisin 4 x 500 mg
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg
4

Definisi

• Diare akibat bakteri Gram negatif spesies shigella.

Etiologi

• Shigella à bakteri Gram negatif dan nonmotil, ada 4 serotipe


• Serotipe A à Shigella dysenteriae
• Serotipe B à Shigella flexneri
• Serotipe C à Shigella boydii
• Serotipe D à Shigella soneii
• Transmisi à fekal-oral

347
4

Manifestasi Klinis

• Kolik abdomen
• Diare sedikit, berlendir dan berdarah
• Demam
• Nyeri tekan perut bagian bawah

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap à leukositosis shift to the left, trombositopenia dan anemia pada HUS
• Analisis feses à leukosit dan darah
• Kultur feses à koloni pucat atau tidak berwarna
• Fungsi ginjal à Ur/Cr meningkat pada HUS

348
4

Tatalaksana

• Rehidrasi cairan à oral atau IV


• Antiobiotik
• Ciprofloxacin à lini pertama (WHO)
• Dewasa à 2x500 mg PO selama 3 hari
• Anak à 2x15 mg/kg PO selama 3 hari
• Ceftriaxone à lini kedua
• 1 x 50-100 mg/kg IM selama 2-5 hari

349
A. Amoxicillin 3 x 500 mg à bukan merupakan antibiotik pilihan
B. Eritromisin 4 x 500 mgà bukan merupakan antibiotik pilihan
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg à sudah tidak digunakan pada kasus disesntri
basiler karena banyak kasus resisten
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg à pilihan antibiotik pada disentri amoeba
GEH

50
Seorang pria berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak
12 jam SMRS. Keluhan timbul mendadak dan disertai kram, mual muntah,
penurunan nafsu makan, BAB mencret tidak terlalu sering. Pasien baru pulang
dari berkemah dan sempat makan makanan kaleng yang belum dimasak
secara baik. Pasien tampak mengantuk, masih berkomunikasi dengan baik,
sering tersedak saat minum, tidak ada ganggan bicara dan kelemahan anggota
gerak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/60, HR 110, RR 22, T 37.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Disentri amoeba
B. Botulisme
C. Kolitis pseudomembran
D. Gastritis
E. Kolera
Seorang pria berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak
12 jam SMRS. Keluhan timbul mendadak dan disertai kram, mual muntah,
penurunan nafsu makan, BAB mencret tidak terlalu sering. Pasien baru pulang
dari berkemah dan sempat makan makanan kaleng yang belum dimasak
secara baik. Pasien tampak mengantuk, masih berkomunikasi dengan baik,
sering tersedak saat minum, tidak ada ganggan bicara dan kelemahan anggota
gerak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/60, HR 110, RR 22, T 37.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Disentri amoeba
B. Botulisme
C. Kolitis pseudomembran
D. Gastritis
E. Kolera
Definisi
• Ingesti toksin Clostridium botulinum

Etiologi
• Konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri C. Botulinum, terutama makanan
kalengan yang tidak diproses dengan baik.
• Bayi yang mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri C.
botulinum (biasanya madu atau sirup jagung) atau akibat terpapar tanah yang
terkontaminasi bakteri tersebut.

Manifestasi Klinis
• Gejala awal à kram perut, mual, muntah, diare, atau sembelit
• Defisit neurologis à Paresis N VII, disartria, diplopia, paresis
Patofisiologi
Tatalaksana

• Stabilisasi ABC terutama airway


• Antitoksin botulinum
– > 1 tahun: equine serum heptavalent
– < 1 tahun: human derived IG
• Memicu defekasi toksin dengan enema / cathartics (terutama bila bising usus
naik)
• PPI dan sukralfat
A. Disentri amoeba à BAB lendir disertai darah, pada kultur feses ditemukan
protozoa entamoeba hystolytica
B. Botulisme
C. Kolitis pseudomembran à riwayat konsumsi antibiotik (+)
D. Gastritis à nyeri ulu hati, mual, muntah
E. Kolera à diare berwarna seperti air cucian beras
Batch Februari

2023
51
Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluhkan nyeri dan kaku sendi bahu dan
panggul kanan-kiri. Kaku pada sendi dirasakan pasien pada pagi hari lebih dari 1
jam. Tanda vital didapatkan TD: 112/80 HR: 80x/mnt RR: 19x/mnt T: 37.5C. Pada
pemeriksaan fisik ROM terbatas karena nyeri.
Apakah pemeriksaan lain untuk mendiferensial diagnosis pasien tersebut?
A. Rheumatoid Factor
B. CRP
C. Aspirasi Cairan Sendi
D. CT
E. MRI
Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluhkan nyeri dan kaku sendi bahu dan
panggul kanan-kiri. Kaku pada sendi dirasakan pasien pada pagi hari lebih dari 1
jam. Tanda vital didapatkan TD: 112/80 HR: 80x/mnt RR: 19x/mnt T: 37.5C. Pada
pemeriksaan fisik ROM terbatas karena nyeri.
Apakah pemeriksaan lain untuk mendiferensial diagnosis pasien tersebut?
A. Rheumatoid Factor
B. CRP
C. Aspirasi Cairan Sendi
D. CT
E. MRI
Osteoarthritis vs Rheumatoid Arthritis

363
Diagnosa Banding Arthritis
RA OA

Asimetris, melibatkan sendi


Bilateral simetris;
Sendi penahan beban (panggul, lutut);
PIP > DIP
DIP > PIP

Gejala memberat setelah istirahat Gejala memberat jika


Pergerakan
(morning stiffness) sendi digerakkan

Onset: Gradual Onset: Gradual


Waktu
Nyeri sendi > 30 menit Nyeri sendi > 30 menit

Swan neck deformity; Heberden’s node;


Manifestasi Khas
Boutonniere deformity Bouchard’s node

Cairan
Ditemukan RF -
Sinovial
Penunjang Anti-CCP (ACPA), Osteofit, celah sendi
Lainnya Pannus menyempit

364
3A

Pemeriksaan Penunjang

• Rheumatoid factor (RF) à spesifisitas


rendah (screening)
• Anti-cyclic citrullinated peptide (Anti CCP
atau ACPA) à spesifisitas tinggi
(diagnosis)
• Aspirasi & Analisis cairan sendi :
• Cairan sendi kuning keruh
• Leukositosis steril
• ↑ protein, ↓ viskositas
• Dapat ditemukan RF
• X-ray dorso palmar kedua tangan
• Sendi menyempit, erosi tulang dan
kartilago, demineralisasi luas
• USG
• Efusi sendi dan pembentukan pannus

365
A. Rheumatoid Factor à gejala pasien secara umum ke arah RA. RF
merupakan pemeriksaan spesifik untuk RA
B. CRP à pemeriksaan yang menunjukkan peradangan yang terjadi secara
sistemik. Namun tidak spesifik untuk suatu penyakit
C. Aspirasi Cairan Sendi à pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
kemungkinan-kemungkinan penyebab dari radang sendi
D. CT à tidak spesifik
E. MRI à tidak spesifik

366
52
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke PKM dengan keluhan nyeri sendi
pada jari tangan dan sendi pergelangan tangan kanan dan kiri sejak 3 bulan yg
lalu. Keluhan dirasakan terutama pada pagi hari dan mereda setelah beraktivitas
atau setelah minum obat. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital didapatkan TD:
125/85 HR: 89x/mnt RR: 18x/mnt T: 36.2 C. Pemeriksaan fisik didapatkan gambar
berikut dengan perabaan hangat dan nyeri tekan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Arthritis rheumatoid
B. Osteoarthritis
C. Gout
D. Tendinitis
E. Sinovitis
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke PKM dengan keluhan nyeri sendi
pada jari tangan dan sendi pergelangan tangan kanan dan kiri sejak 3 bulan yg
lalu. Keluhan dirasakan terutama pada pagi hari dan mereda setelah beraktivitas
atau setelah minum obat. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital didapatkan TD:
125/85 HR: 89x/mnt RR: 18x/mnt T: 36.2 C. Pemeriksaan fisik didapatkan gambar
berikut dengan perabaan hangat dan nyeri tekan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Arthritis rheumatoid
B. Osteoarthritis
C. Gout
D. Tendinitis
E. Sinovitis
Osteoarthritis vs Rheumatoid Arthritis

370
3A

Manifestasi Klinis

• Heberden's node à penebalan nodular dan nyeri pada bagian dorsal interphalanges distal (DIP)
• Bouchard's node à penebalan nodular dan nyeri pada bagian dorsal interphalanges proximal
(PIP)
• Rhizarthrosis à OA sendi carpometacarpal 1
• Hallux rigidus à arthrosis sendi metatarsophalangeal 1

MED+EASY

DenDi
Heberden Distal

371
A. Arthritis rheumatoid à nyeri sendi simetris, kaku > 1 jam (morning stiffness),
usia dewasa muda, Kelainan: Swan neck deformity, Boutonniere deformity,
Hitchhiker deformity
B. Osteoarthritis
C. Gout à Pada soal tidak didapatkan diet tinggi purin / alkohol / GGA yang
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat
D. Tendinitis à Biasa terjadi pada sendi tangan karena overuse atau infeksi
E. Sinovitis à Biasa terjadi pada sendi bahu dan lutut,.

372
53
Seorang wanita 70 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri daerah panggul
karena jatuh di kamar mandi 1 minggu yang lalu. Tanda vital didapatkan TD:
145/80, HR: 80x/mnt RR: 20x/mnt T: 36,6 C. Awalnya pasien masih mampu berdiri
namun karena nyeri semakin memberat, saat ini pasien menggunakan kursi roda.
Sebelumnya pasien sudah pernah ke RS dan pemeriksaan BMD pasien
sebelumnya 3.0
Apa diagnosis yang tepat?
A. Osteoporosis
B. Arthritis gout
C. Fraktur patologis
D. Rheumatoid arthritis
E. Osteopenia
Seorang wanita 70 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri daerah panggul
karena jatuh di kamar mandi 1 minggu yang lalu. Tanda vital didapatkan TD:
145/80, HR: 80x/mnt RR: 20x/mnt T: 36,6 C. Awalnya pasien masih mampu berdiri
namun karena nyeri semakin memberat, saat ini pasien menggunakan kursi roda.
Sebelumnya pasien sudah pernah ke RS dan pemeriksaan BMD pasien
sebelumnya 3.0
Apa diagnosis yang tepat?
A. Osteoporosis
B. Arthritis gout
C. Fraktur patologis
D. Rheumatoid arthritis
E. Osteopenia
3A

Osteoporosis Primer
TRABECULAR BONE

• Idiopatik
• Tipe 1 (postmenopausal)
• Tipe 2 (senilis)
• Loss of trabecular bone
NORMAL OSTEOPOROSIS

CORTICAL BONE
Osteoporosis Sekunder

• Penyakit sistemik (SLE,MM,CKD)


• Obat-obatan (glukokortikoid, GnRH
antagonis, SSRI)
• Loss of cortical bone NORMAL OSTEOPOROSIS

376
3A

RESORPSI TULANG > PEMBENTUKAN TULANG

Normal Bone Remodelling Abmormal Bone Remodelling

377
3A

Anamnesis
• Fraktur akibat trauma ringan
• Tubuh makin pendek
• Penyakit sistemik
• Riwayat konsumsi obat
• Menopause dini

Pemeriksaan Fisik
• Tinggi badan
• Deformitas tulang
• Kifosis dorsal (dowager’s hump)

378
3A

Pemeriksaan Penunjang

• DPL, Kadar kalsium serum & urin, fungsi hati, kadar 25-OH-vitamin D
• X-Ray : penipisan korteks dan daerah trabekuler lebih lusen
• Bone mass densitometry (BMD) :

Indikasi

• Wanita >65 tahun, pria >70 tahun T-Score Interpretasi

• Wanita postmenopause dini ≥ -1 SD Normal

• Pasien riwayat fraktur pada usia 50 -1 > -2.5 SD Osteopenia


Osteoporosis
tahun ≤ −2.5 𝑆𝐷
≤ −2.5 𝑆𝐷 Osteoporosis berat
• Pasien RA, penggunaan prednison >5 Dengan fraktur
mg selama > 3 bulan
379
A. Osteoporosis
B. Arthritis gout à tidak didapatkan adanya tofus / riw makan tinggi purin /
pemeriksaan uric acid
C. Fraktur patologis à pemeriksaan penunjang tidak menunjukkan ke arah ini
D. Rheumatoid arthritis à Usia muda, nyeri sendi simetris, morning stiffness (di
soal tidak didapatkan hal tersebut)
E. Osteopenia à BMD -1 s/d -2.5

380
Batch Februari

2023
54
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD karena
tampak lemas dan pucat. Keluhan disertai dengan mata tampak kuning dan sulit
makan. Pembesaran hepar dan spleen dijumpai. Dari pemeriksaan lab dijumpai
Hb 6,2 mg/dL, Leukosit 5.500, Trombosit 280.000, Ht 20%, MCV 82 fL, MCH 29 pg.
Dari hasil pemeriksaan morfologi darah tepi dijumpai gambaran berikut
Pernyataan berikut yang tepat adalah
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari
paparan dingin
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai
positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD karena
tampak lemas dan pucat. Keluhan disertai dengan mata tampak kuning dan sulit
makan. Pembesaran hepar dan spleen dijumpai. Dari pemeriksaan lab dijumpai
Hb 6,2 mg/dL, Leukosit 5.500, Trombosit 280.000, Ht 20%, MCV 82 fL, MCH 29 pg.
Dari hasil pemeriksaan morfologi darah tepi dijumpai gambaran berikut
Pernyataan berikut yang tepat adalah
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari
paparan dingin
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai
positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua
3
A
Pemeriksaan Penunjang

• Normositik normokrom
• Retikulositosis (>2%)
• Peningkatan LDH & bilirubin indirek
• Direct antiglobulin test (DAT) / Coombs test +
• Sferosit (warm), agglutination (cold)

385
3
A

386
3
A
WARM (70%) COLD (30%)

Suhu aglutinasi Suhu tubuh (37⁰C) Di bawah suhu tubuh (4⁰ - 37⁰C)

Acrocyanosis (aglutiasi intravascular) ; Post


Klinis Akut dan berat ; penyakit kolagen, idiopatik
infeksi, idiopatik

Prevalensi Usia muda Usia tua

Direct Coomb test Positif untuk IgG Positif untuk komplemen C3, IgG negatif

IgM (cold agglutinin) yang mengikat


Tipe Autoantibodi IgG (warm agglutinin)
komplemen (C3)

Kortikosteroid dosis tinggi (lini pertama)


Menghindari paparan dingin
Terapi dan Splenektomi (bila terapi kortikosteroid tidak
Kortikosteroid dan splenektomi tidak begitu
Manajemen efektif atau dikontraindikasikan)
efektif
Agen imunosupresif/sitotokssik

Terapi Tranfusi pada AIHA membutuhkan perhatian khusus. Sel darah merah yang paling compatible yang diberikan.
Namun sulit ditemukan karena autoantibodi pada pasien biasanya bereaksi dengan antigen yang terletak pada sel-
sel darah donor.

387
Jaundice Coombs Test
AIHA,
+ + Imun Inkompabilitas
Anemia ABO-Rh
↑Retikulosit Hemolitik
(>1,5%)

Anemia e.c - Non imun G6PD, Malaria


Perdarahan
Anemia
-
Normositik
Normokromik

N Anemia on
CKD

↓/ N Retikulosit

Anemia
Aplastik

WBC, Trombosit

388
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM à AIHA tipe cold
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi à AIHA tipe cold
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari paparan dingin à
AIHA tipe cold
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua à AIHA tipe cold

389
55
Pasien wanita usia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gusi berdarah
sejak 1 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai purpura di beberapa
bagian tubuh. Pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 9, leukosit 1.000, trombosit
50.000.
Pemeriksaan penunjang dan temuan yang tepat untuk pasien diatas adalah?
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat
D. Apusan darah tepi - Aglutination
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat
Pasien wanita usia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gusi berdarah
sejak 1 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai purpura di beberapa
bagian tubuh. Pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 9, leukosit 1.000, trombosit
50.000.
Pemeriksaan penunjang dan temuan yang tepat untuk pasien diatas adalah?
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat
D. Apusan darah tepi - Aglutination
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat

392
2

Definisi
• Anemia yang bersifat berat atau fatal yang disebabkan karena penurunan dari produksi eritrosit, leukosit dan
trombosit (pansitopenia) yang disebabkan oleh gangguan stem cell pada sumsum tulang.

Etiologi
• Idiopatik
• Radiasi
• Obat dan bahan kimia: kemoterapi, benezene, gold,
kloramfenikol, hydantoin, carbamazepine
• Infeksi virus : hepatitis,EBV, CMV, parvovirus, IV-1
• Penyakit imun
• Hemoglobinuria paroksismal nocturnal
• Kehamilan

393
2

Manifestasi Klinis
• Anemia
• 5L : lemah, letih, lesu, lunglai, lalai, lupa
• Pucat, pusing, jantung berdebar, dyspnea, penglihatan kabur, telinga berdenging
• Trombositopenia
• Perdarahan mukosa
• Perdarahan bawah kulit (memar)
• Leukopenia
• Rentan terhadap infeksi
• Demam

Pemeriksaan Penunjang

GOLD STANDARD :
• Biopsi Sumsum Tulang à Hypocellular with fat (hiposeluler,
banyak lemak)

394
2

Tatalaksana

Identifikasi Dan Tatalaksana Etiologi Dasar

Terapi Suportif:
•Transfusi darah (Pada Hb<7)
•Pencegahan perdarahan
•Pencegahan infeksi

Tatalaksana Definitif:
•Transplantasi sumsum tulang
•HLA matched donor (biasanya didapat dari saudara)

Terapi Imunosupresi:
•Antithymocyteglobulin (ATG)
•Antilymphocyteglubulin(ALG)
•Cyclosporin
•Intensive immunosupression: cyclophosphamide
•Corticosteroids

395
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes à AIHA tipe warm
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat à ADB
D. Apusan darah tepi - Aglutination à AIHA tipe cold
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat à Thalasemia Beta

396
56
Seorang perempuan berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan akibat gigitan ular sejak sekitar 30 menit SMRS. Diketahui
ular yang mengigit berwarna hijau dengan ekor merah dan bentuk kepala segitiga
dengan panjang sekitar 30 cm. Bengkak kemerahan dijumpai dan nyeri dirasakan
menjalar sampai ke bahu. Pada pemeriksaan TTV ditemukan kesadaran compos mentis,
HR 96, RR 20, T 36,7. Pemeriksaan fisik ditemukan edema dan bullae pada digiti III, teraba
hangat dan nyeri tekan (+). Pada regio antebrachii sampai humerus kanan juga
ditemukan edema dan nyeri tekan. Pemeriksaan lab ditemukan Hb 9 g/dL, leukosit: 6000,
trombosit 90.000, BT 8 menit, aPTT 50, PT 45 dan peningkatan D-Dimer.
Pernyataan berikut yang benar adalah
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi dependen
vit.K
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA
Seorang perempuan berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan akibat gigitan ular sejak sekitar 30 menit SMRS. Diketahui
ular yang mengigit berwarna hijau dengan ekor merah dan bentuk kepala segitiga
dengan panjang sekitar 30 cm. Bengkak kemerahan dijumpai dan nyeri dirasakan
menjalar sampai ke bahu. Pada pemeriksaan TTV ditemukan kesadaran compos mentis,
HR 96, RR 20, T 36,7. Pemeriksaan fisik ditemukan edema dan bullae pada digiti III, teraba
hangat dan nyeri tekan (+). Pada regio antebrachii sampai humerus kanan juga
ditemukan edema dan nyeri tekan. Pemeriksaan lab ditemukan Hb 9 g/dL, leukosit: 6000,
trombosit 90.000, BT 8 menit, aPTT 50, PT 45 dan peningkatan D-Dimer.
Pernyataan berikut yang benar adalah
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi dependen
vit.K
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA
Klasifikasi
• Cytotoxin: Kerusakan jaringan lokal.
• Hemotoxin: Menghancurkan eritrosit atau mempengaruhi kemampuan darah untuk
berkoagulasi menyebabkan perdarahan internal.
• Neurotoxin: Menyerang sistem saraf menyebabkan paralisis transmisi saraf ke otot dan
pada kasus terburuk paralisis melibatkan otot-otot menelan dan pernafasan.
• Cardiotoxin: Berefek buruk langsung pada jantung dan mengarah pada kegagalan
sirkulasi dan syok.

400
Manifestasi Klinis
• Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (30 menit-24 jam)
• Gejala sistemik: hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil, mual, hipersalivasi,
muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur
• Gejala khusus:
– Hematotoksik: perdarahan di tempat gigitan, paru jantung, ginjal, peritoneum, otak,
gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit (petekie, ekimosis), hemoptoe,
hematuri, DIC
– Neurotoksik: hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernapasan, ptosis oftalmoplegi,
paralisis otot laring, reflek abdominal, kejang dan koma
– Kardiotoksik: hipotensi, henti jantung, koma
– Sindrom kompartemen: edema tungkai dengan tanda-tanda 5P

401
2

Definisi

Definisi : suatu sindroma yang didapat, ditandai oleh aktivasi koagulasi intravaskular secara luas.

Etiologi
• Infeksi
• Keganasan
• Malformasi pembuluh darah (seperti giant hemagioma, trauma berat, luka bakar, reaksi alergi
berat, syok dan lain sebagainya).

Manifestasi Klinis
• Manifestasi perdarahan (perdarahan kulit dan mukosa yang luas)
• Trombosis: purpura fulminan, akrosianosis perifer, perubahan pregangrenous pada jari, genital, dan
jantung.
• Manifestasi disfungsi organ: tergantung organ yang terkena seperti ikterus, gangguan irama
jantung, ARDS dan lain sebagainya.

402
Pemeriksaan Penunjang
• Hitung trombosit (penurunan trombosit secara kontinyu)
• Peningkatan D-dimer
• Faal koagulasi (PT dan aPTT memanjang)
• fibrinogen rendah hanya pada DIC berat.

Diagnosis
• Dapat ditegakkan dengan scoring DIC
• Skor >5 dinyatakan bermakna

DIC: Purpura Fulminan, Trombosit ↓, D-dimer ↑, PT ↑,


Fibrinogen ↓

403
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII à Hemofillia A
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand à VWD
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi
dependen vit.K à APCD
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA à HSP

404
57
Seorang wanita berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan cepat merasa
lelah dan tidak bertenaga sejak 2 minggu ini. Pasien merasa lemas bahkan saat
tidak bekerja. Pada PF didapatkan TD 110/70, HR 88, RR 20, T afebris, konjungtiva
anemis, kulit pucat. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan Hb 8,1 g/dL, MCV
110 fL, MCH 40.
Apakah terapi yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. Vitamin B12
B. Cobalamin
C. Thiamine
D. Piridoksin
E. Asam folat
Seorang wanita berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan cepat merasa
lelah dan tidak bertenaga sejak 2 minggu ini. Pasien merasa lemas bahkan saat
tidak bekerja. Pada PF didapatkan TD 110/70, HR 88, RR 20, T afebris, konjungtiva
anemis, kulit pucat. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan Hb 8,1 g/dL, MCV
110 fL, MCH 40.
Apakah terapi yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. Vitamin B12
B. Cobalamin
C. Thiamine
D. Piridoksin
E. Asam folat
2

Defisiensi B9 (asam folat) Defisiensi B12 (Anemia pernisiosa)

• Makrositik
Darah tepi • Makroovalosit
• Hypersegmented neutrophil
Hypersegmented neutrophil Makroovalosit

Etiologi Alkohol, fenitoin, fenobarbital, kehamilan Vegetarian, gastrectomy, anemia pernicious

Absorbsi Duodenum Ileum, Gaster

Gejala khas Riwayat anak NTD Gejala neurologis (kebas, kesemutan)

Penunjang Metilmalonic N, homosistein ↑ Schiling test (+) à Gold standard

Cobalamin 1000mcg IM/SC / hari (5 hari)


Tatalaksana As. Folat 1mg/ hari ? 1000 mcg/mgg (5 mgg)
? 100-1000mcg/mgg seterusnya

408
Anemia Makrositer
Anemia Makrositer

Megaloblastik Non Megaloblastik

Hipersegmented neutrophils (+) Hipersegmented neutrophils (-)

• Penyakit hati
Defisiensi B 12 Defisiensi B 9
• Alkohol
• Manifestasi Khas: • Etiologi:
• Gangguan neurologis • Fenitoin
(+) (kesemutan, kebas)
• Malabsorbsi
• Glossitis atrofi
• Kehamilan
• Pemeriksaan Penunjang:
Schilling Test • Gangguan Neurologis (-)

B12 à Vegan, post gastrektomi, faktor instrinsik


B9 à Bumil, karnivora, alkoholik, konsumsi obat pirimetamin
A. Vitamin B12 à tidak ada gejala neurologis
B. Cobalamin à tidak ada gejala neurologis
C. Thiamine à anemia megaloblastik berhubungan dengan vitamin B9 dan B12
D. Piridoksin à anemia megaloblastik berhubungan dengan vitamin B9 dan B12
E. Asam folat
58
Seorang laki laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan mudah lelah dan
sering demam sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik dokter menemukan
konjungtiva anemis(+/+) dan splenomegaly. Pemeriksaan darah rutin Hb 9gr/dL,
AL 20.000 dan AT 85.000. Pada morfologi darah tepi ditemukan jumlah sel blast
15%.
Apakah diagnosis dan tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. CML fase kronik dan imatinib
B. CML fase blast crisis dan imatinib
C. CML fase accelerated dan rituximab
D. CML fase blast crisis dan rituximab
E. CML fase accelerated dan imatinib
Seorang laki laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan mudah lelah dan
sering demam sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik dokter menemukan
konjungtiva anemis(+/+) dan splenomegaly. Pemeriksaan darah rutin Hb 9gr/dL,
AL 20.000 dan AT 85.000. Pada morfologi darah tepi ditemukan jumlah sel blast
15%.
Apakah diagnosis dan tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. CML fase kronik dan imatinib
B. CML fase blast crisis dan imatinib
C. CML fase accelerated dan rituximab
D. CML fase blast crisis dan rituximab
E. CML fase accelerated dan imatinib
2

Manifestasi Klinis

• Fase kronis (blas < 10%)


• Gejala konstitusional: penurunan BB, demam, keringat malam
• Splenomegali
• Fase akselerasi (blas 10-19%)
• Tanda anemia: lemas, konjungtiva pucat
• Leukostasis: banyaknya leukosit menyebabkan sumbatan pembuluh darah sehingga
dapat terjadi iskemi jaringan
• Splenomegali ekstrim sebagai pertanda krisis blas
• Fase krisis blas (blas > 20%)
• Fase terakhir dari CML
• Gejala sama dengan leukemia akut
• Dapat terjadi dalam 2 bentuk:
• Krisis blas myeloid (AML) 2/3 kasus
• Krisis blas limfoid (ALL) 1/3 kasus

414
2

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap
• Leukositosis berat
• Trombositosis
• Basofilia dan eosinofilia
• Apusan darah tepi
• Dominan granulosit, mielosit dan metamielosit
• Sel blas untuk menentukan fase penyakit
• Kronis (< 10%)
• Akselerasi (10—19%)
• Krisi blas (>20%)
• Aspirasi sumsum tulang
• Granulositosis
• Banyak mielosit dan promielosit
• Pemeriksaan genetik (Gold Standard)
• Ditemukan gen BCR-ABL

415
2

Tatalaksana

• Kemoterapi
• Targeted- therapy: lini pertama pada fase kronis dan akselerasi
• Inhibitor tirosin kinase
• Diberikan seumur hidup
• Menghambat aktivitas tirosin kinase: menghentikan proliferase dan
merangsang apoptosis mielosit
• Contoh: imatinib, dasatinib, nilotinib
• Hidroksiurea: terapi alternatif apabila targeted theraphy gagal
• Transplantasi stem cell hematopoietik : Tatalaksana definitif, dapat memberikan masa
remisi hingga > 9 tahun

416
Leukemia
Leukosit > 30.000 Tips Menjawab Soal UKMPPD
• Pemeriksaan Penunjang terbaik : Aspirasi Sumsum
Tulang
• Tatalaksana Definitive : Transplantasi sumsum tulang
Leukemia

Akut Kronik
Sel blast > 20% Sel blast < 20%
(-) organomegali (+) organomegali

AML ALL CML CLL

90% anak Mutasi bcr-abl Smudge Cell/


Dewasa Muda
Nyeri sendi Px: Myelosit (+) Basket Cell
Hipertrofi ginggiva
Px: Myeloblast (+) Px: Limfoblast (+) Kromosom philadelpia
Auer Rod

417
A. CML fase kronik dan imatinib à fase kronik sel blast <10%
B. CML fase blast crisis dan imatinib à fase blast crisis sel blast >20%
C. CML fase accelerated dan rituximab à terapi dengan inhibitor tirosin kinase
D. CML fase blast crisis dan rituximab à terapi dengan inhibitor tirosin kinase
E. CML fase accelerated dan imatinib
59
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke UGD karena mengalami
pembengkakan di lutut. Pembengkakan terjadi secara tiba-tiba dan tampak
kemerahan. Pasien sudah lebih dari 6 kali dirawat dengan keluhan yang serupa.
Pasien juga memiliki riwayat sunat dengan bekas luka sunat yang sulit sembuh
dibandingkan teman-teman seusianya. Saudara laki-laki ibu pasien juga
mengalami hal serupa. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan aktivitas Faktor
VIII 80% (Nilai normal: >50%) dan aktivitas Faktor IX 45% (Nilai normal: 70-120%).
Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
A. Von Willebrand disease
B. Rendu-Osler-Weber syndrome
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome
E. Ehlers-Danlos syndrome
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke UGD karena mengalami
pembengkakan di lutut. Pembengkakan terjadi secara tiba-tiba dan tampak
kemerahan. Pasien sudah lebih dari 6 kali dirawat dengan keluhan yang serupa.
Pasien juga memiliki riwayat sunat dengan bekas luka sunat yang sulit sembuh
dibandingkan teman-teman seusianya. Saudara laki-laki ibu pasien juga
mengalami hal serupa. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan aktivitas Faktor
VIII 80% (Nilai normal: >50%) dan aktivitas Faktor IX 45% (Nilai normal: 70-120%).
Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
A. Von Willebrand disease
B. Rendu-Osler-Weber syndrome
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome
E. Ehlers-Danlos syndrome
2

Definisi
Penyakit gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan secara x-linked
resesif

Klasifikasi

• Hemophilia A : kekurangangan faktor VIII (Hemofilia klasik)


• Hemophilia B : kekurangan faktor IX (Christmas disease)
• Hemophilia C : kekurangan faktor XI

Epidemiologi
• Hemophilia A (±80%)
• Hemophilia B (±15%)
• Hemophilia C (±5%)

Rata-rata 70% memiliki riwayat


gangguan pembekuan darah pada
keluarga

422
2

Manifestasi Klinis:
•Perdarahan : biasanya perdarahan dalam (hematoma, hemarthrosis) , perdarahan spontan walau hanya
terkena trauma minor
•Tipe perdarahan: Hemarthrosis, Hematoma, intracranial hemorrhage, Hematuria, Epistaxis, perdarahan frenulum
(baby)
•Riwayat perdarahan sejak kecil

Pemeriksaan Penunjang:
•Trombosit: normal
•BT: normal
•CT: MEMANJANG
•APTT: MEMANJANG
•PT: normal
•Gold Standar à Tes kadar faktor VII, IX, XI

HEMARTROSIS SPONTAN

423
Gangguan Hemostasis
Trombosit N HSP, Scurvy
Vaskular, trombosit

PRIMER

Ptekie, purpura
Trombosit ↓ ITP, DHF
Bleeding Time ↑

APTT ↑ VWD Ristocetin


(Intrinsik) abnormal

Faktor Koagulasi Hemofilia A (F. VIII)


DIC
SEKUNDER APCD

Ekimosis, hemarthrosis Hemofilia B (F. IX)

Clotting time ↑ PT ↑ F VII Defisiensi


(Ekstrinsik) (APCD)

Stasis Vena

TERSIER D Dimer ↑ DVT


Merah,
bengkak,hangat

424
A. Von Willebrand disease → defisiensi vWF
B. Rendu-Osler-Weber syndrome → penyakit abnormalitas kapiler dengan
telangiektasis
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome → hemofilia C
E. Ehlers-Danlos syndrome → gangguan pada jaringan ikat pembuluh darah
Batch Februari

2023
60
Seorang anak laki-laki demam sejak 5 hari yang lalu. Demam disertai nyeri kepala
dan muntah. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan BAB atau BAK. Di
sekitar pasien ada teman yang memiliki gejala yang sama. Pemeriksaan fisik
dijumpai TD 120/80, HR 98, RR 24, T 38,3, Uji torniket (+). HB: 14.5 Hct 55.
Apa diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
A. DF
B. DHF I
C. DHF II
D. DHF III
E. DHF IV
Seorang anak laki-laki demam sejak 5 hari yang lalu. Demam disertai nyeri kepala
dan muntah. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan BAB atau BAK. Di
sekitar pasien ada teman yang memiliki gejala yang sama. Pemeriksaan fisik
dijumpai TD 120/80, HR 98, RR 24, T 38,3, Uji torniket (+). HB: 14.5 Hct 55.
Apa diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
A. DF
B. DHF I
C. DHF II
D. DHF III
E. DHF IV
Infeksi Virus Dengue
Klasifikasi
DF/DHF Grade Signs and Symptoms Laboratory
2021

Fever with two of the following: • Leucopenia (wbc < 5000


• Headache cells/mm3)
• Retro-orbital pain • Thrombocytopenia
Dengue
• Myalgia (Platelet count < 150.000
tanpa DF
• Arthralgia/ bone pain cells/mm3)
warning signs
• Rash • Rising haematocrit (5-10%)
• Haemorrhagic manifestations • No evidence of plasma
• No evidence of plasma leakage loss

Fever and haemorrhagic manifestation (positive tourniquet test) and Thrombocytopenia < 100.000
DHF I
Dengue evidence of plasma leakage cells/mm3; HCT rise > 20%
dengan
warning signs Thrombocytopenia < 100.000
DHF II As in Grade I plus spontaneous bleeding
cells/mm3; HCT rise > 20%

As in Grade I or II plus circulatory failure (weak pulse, narrow pulse Thrombocytopenia < 100.000
DHF III
pressure (< 20mmHg), hypotension, restlessness) cells/mm3; HCT rise > 20%
Severe
Dengue
Thrombocytopenia < 100.000
DHF IV As in Grade III plus profound shock with undetectable BP and pulse
cells/mm3; HCT rise > 20%

430
Demam Dengue

Etiologi: Dengue virus


Vektor: Aedes aegypti

Manifestasi Klinis Klasifikasi Pemeriksaan Penunjang


• Darah rutin (Ht, Trombosit)
Demam < 7 hari • NS 1
Pola: pelana/ bifasik • IgM dan IgG
+ DF DHF
Perdarahan spontan
Nyeri pada bagian otot
dan sendi

Derajat I : Petechie diprovokasi dengan Rumple Leed


Derajat II : Perdarahan spontan
Derajat III : TD menurun, Nadi meningkat dan lemah
Derajat IV : TD tidak terukur, nadi tidak teraba

431
A. DF à ada peningkatan hct >20%
B. DHF I
C. DHF II à tidak ada spontaneous bleeding
D. DHF III à tidak syok
E. DHF IV à tidak syok
61
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang
diawali menggigil dan diakhiri berkeringat sejak 8 hari yang lalu. Pasien barusaja
pulang dari pulau Nias untuk kerja. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
kompos mentis, TD 110/70, HR 98 RR 22, T 38,2. Pada pemeriksaan hapusan darah
tepi didapatkan gambaran schuffner dots.
Apakah tatalaksana kausatif yang tepat untuk pasien di atas?
A. ACT 3 hari
B. ACT 3 hari Primakuin
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang
diawali menggigil dan diakhiri berkeringat sejak 8 hari yang lalu. Pasien barusaja
pulang dari pulau Nias untuk kerja. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
kompos mentis, TD 110/70, HR 98, RR 22, T 38,2. Pada pemeriksaan hapusan darah
tepi didapatkan gambaran schuffner dots.
Apakah tatalaksana kausatif yang tepat untuk pasien di atas?
A. ACT 3 hari
B. ACT 3 hari Primakuin
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari
4A

Definisi
• Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit
• Indonesia → endemis malaria di Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Papua, Lombok, NTT, Sumatra
bagian selatan
• Patogen = Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium
knowlesi
• Vektor = Nyamuk Anopheles sp. (betina)

Manifestasi Klinis
Gejala berupa: menggigil à demam tinggi à berkeringat (TRIAS MALARIA)
Riwayat:
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis
• Riwayat tinggal di daerah endemis malaria

436
MORFOLOGI P. FALCIPARUM P. VIVAX P. OVALE P. MALARIAE
Masa inkubasi 4A
9 - 14 (12) 12 – 17 (15) 16 – 18 (17) 18 – 40 (28)
(hari)
Daur siklus - 48 jam 50 jam 72 jam
Jenis malaria Malaria tropikana Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria kuartana
Sama dengan Sama dengan
Eritrosit Lebih besar, pucat Lebih besar, ovale
normal normal
Maurer spots Schufner dots James dot Ziemann’s dots

Tanda khas

Bentuk stadium Ringform, acide, Pita (band form),


Ameboid, ring
tropozoit accole ring rectangular
Bentuk stadium
Bunga
skizont
Bentuk stadium Bulan sabit,
Sferis Sferis Sferis
gametosit pisang, sosis

Pigmen Tengguli Besar, kasar, gelap


437
4A
Tatalaksana
LINI PERTAMA (1ST LINE) LINI KEDUA (2ND LINE) DOSIS
ACT (3 hari) + Primakuin Kina (Quinine) + Primakuin + • ACT (3 hari)
Malaria Falsiparum DHP = BB >60kg: 1x4 tab;
(dosis tunggal) (Doksisiklin/ Tetrasiklin)
BB<60 kg : 1x3 tab
Kina (Quinine) + Primakuin +
Malaria Malariae ACT (3 hari)
(Doksisiklin/ Tetrasiklin) • Primakuin
Malaria Vivax / ACT (3 hari) + Primakuin • Vivax/ovale (0,25
Kina + Primakuin mg/kg/hari, selama 14
Ovale (14 hari)
hari). Bila relaps → (0,5
ACT (3hari) + Primakuin (14
- RELAPS hari, dosis ditingkatkan) mg/kg/hari, 14 hari)
• Falciparum (0,75 mg/kg,
Hamil trimester 1 Kina + Klindamycin (7 hari) dosis tunggal) = BB≥60 kg
Hamil trimester 2-3 DHP (3 hari) 1x3 tab, BB<60 kg 1x2 tab

• Kina/Quinine
ACT : FDC ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY. - 10mg/kg/kali, 3 kali/hari,
Contoh: dihidroartemisinin + piperakuin (DHP) atau artesunat + amodiakuin, →Program selama 7 hari
Nasional
arthemeter + lumefantrine, artesunat + meflokuin • Klindamisin
- 10mg/kg/kali, 2
kali/hari, selama 7 hari
438
Sumber : Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria (Kemenkes RI, 2017)
A. ACT 3 hari à tidak tepat, untuk malariae
B. ACT 3 hari Primakuin à tidak tepat, untuk falciparum
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari à tidak tepat untuk wanita hamil
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari à tidak tepat
62
Seorang pasien anak berusia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena ada
benjolan di dubur yang tidak bisa dimasukkan. Pasien sudah diare sejak 1 minggu
yang lalu tapi tidak diperiksakan karena tidak merasa sakit. Kesadaran CM, TD
100/70 mmHg, HR 98 x/ menit RR 22 x/ menit suhu 37.4C.Dari pemeriksaan
mikroskopis tinja didapatkan telur.
Bagaimana temuan yang tepat?
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda
B. Telur berbentuk tong, berembrio
C. Telur berisi embrio berglobulus
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang
Seorang pasien anak berusia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena ada
benjolan di dubur yang tidak bisa dimasukkan. Pasien sudah diare sejak 1
minggu yang lalu tapi tidak diperiksakan karena tidak merasa sakit. Kesadaran
CM, TD 100/70 mmHg, HR 98 x/ menit RR 22 x/ menit suhu 37.4C, Dari pemeriksaan
mikroskopis tinja didapatkan telur.
Bagaimana temuan yang tepat?
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda
B. Telur berbentuk tong, berembrio
C. Telur berisi embrio berglobulus
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang
4A

Trikuriasis

• Etiologi : Trichuris trichiura


• Faktor Risiko : Makan tidak cuci tangan
• Std Infektif : Telur cacing
• Manifestasi klinis:
• Diare dengan mukus dan/atau darah,
• Prolaps rekti,
• Colitis
• PP : Feses Rutin
Tempayan dengan 2 operkulum (knob) atas dan
bawah

3T
• Trichuris
• Tempayan (bentuk)
• Turun (prolapse recti)

443
4A

Trematoda
• Praziquantel (10 mg/kg, dosis tunggal)
Nematoda
Enterobius vermicularis Pyrantel pamoate Mebendazole Albendazole
(10 mg/kg, maks 1 g, dosis (500 mg, dosis tunggal) (400 mg, dosis tunggal)
tunggal)
Trichuris trichiura Mebendazole Albendazole
(2x100 mg, 3 hari atau 600 mg (1x400 mg, 3 hari)
dosis tunggal)
Albendazole Mebendazole Pyrantel pamoate (hamil) (10
Ascaris lumbricoides
(400 mg, dosis tunggal) (2x100 mg, 3 hari) mg/kg, maks 1 g, dosis tunggal)

Ancylostoma duodenale Albendazole Mebendazole Pyrantel pamoate (10 mg/kg,


(400 mg, dosis tunggal) (2x100 mg, 3 hari) maks 1 g, dosis tunggal)

Cestoda
• Albendazole (2x400 mg, 8-30 hari): obat pilihan untuk infeksi cestode yang berpotensi fatal
(neurosistiserkosis – Taenia solium)
• Praziquantel (10 mg/kg, dosis tunggal) : obat pilihan untuk Hymenolepiasis & Taeniasis
444
Infeksi Cacing 4A

Helmints

Nematoda Platyhelminthes

Nematodes Trematodes Cestodes

Tissue GI Tissue GI Tissue Intestinal


• Onchocerca • Ascaris • Schistosoma • Clonorchis • Echinococcus • Taenia saginata
• Brugia • Strongyloides • Paragonimus • Opisthorchis • Cysticercosis • Taenia solium
• Wuchereria • Trichuris • Fasciola • Fasciola • Coenurosis • Diphyllobothrium latum
• Dracuncula • Enterobius • Heterophyes • Hymenolepsis nana
• Loa loa • Hookworms
• Trichinella • Trichinella
• Toxocara

445
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda à tidak tepat, askaris
B. Telur berbentuk tong, berembrio à tidak tepat, strongiolides
C. Telur berisi embrio berglobulus à tidak tepat, strongiolides
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang à tidak tepat, taenia
63
Seorang pria usia 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut sisi
kanan atas sejak 13 hari yang lalu yang disertai dengan demam. Pasien baru saja
pulang dari Argentina 3 minggu yang lalu. Didapatkan T 38,3,
hepatosplenomegali dan hiperpigmentasi kulit. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan kreatinin 2,5 mg/ dL. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi
sumsum tulang dan ditemukan amastigote dengan kinetoplast.
Etiologi yang paling tepat adalah
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp
C. Plasmodium falciparum
D. Phlebotomus sp
E. Trypanosoma cruzi
Seorang pria usia 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut sisi
kanan atas sejak 13 hari yang lalu yang disertai dengan demam. Pasien baru saja
pulang dari Argentina 3 minggu yang lalu. Didapatkan T 38,3,
hepatosplenomegali dan hiperpigmentasi kulit. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan kreatinin 2,5 mg/ dL. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi
sumsum tulang dan ditemukan amastigote dengan kinetoplast.
Etiologi yang paling tepat adalah
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp
C. Plasmodium falciparum
D. Phlebotomus sp
E. Trypanosoma cruzi
2

Definisi
• Penyakit akibat infeksi parasit leishmania
• Nama lain: Leishmaniasis viseral, Black fever

Epidemiologi & Etiologi

• Endemis di Asia Selatan dan Afrika (Etiopia dan Sudan)

Etiologi:
• Leishmania donovani (Parasit)
• Vektor: Sandflies (lalat phlebotomus)
• Masa inkubasi 2-6 bulan
• L.donovani bereplikasi di sistem retikuloendotelial (limpa, hati, sumsum tulang)

450
2

Manifestasi Klinis
• Gejala berprogresi sangat perlahan (hingga berbulan-bulan)
• Lemas progresif
• Demam
• Penurunan BB
• Splenomegali
• Warna kulit yang menjadi gelap
• Anemia
• Kaheksia
• Ikterik (Pada keadan lanjut)

Pemeriksaan Penunjang
• Kultur parasit (agar Novy-McNeal-Nicolle) dari jaringan sumsum tulang/limpa (GS)
• Histopatologi dijumpai amastigot (badan ovoid berukuran 1-5 mikron, biasanya di
dalam makrofag)
• ELISA: pada daerah yang tidak bisa dilakukan PA maupun kultur
451
2

Tatalaksana
• Tanpa Pengobatan, angka mortalitas > 90%
• Farmakologi:
• Amfoterisin B liposomal 3mg/kg IV/hari 105, hari ke 14 dan hari ke 21
• Paromomycin 15 mg/kg/hari selama 21 hari

452
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp à menyebabkan histoplasmosis gambaran amastigot tanpa
kinetoplast
C. Plasmodium falciparum à tidak ditemukan amastigot merupakan parasite
penyebab malaria
D. Phlebotomus sp à merupakan vector dan bukan agen etiologi dari
leishmaniasis
E. Trypanosoma cruzi à parasit yang menyebabkan Chagas disease, manifetasi
kardiomiopati kelainan GIT
64
Seorang petani usia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala dan nyeri otot kaki. Pasien
merupakan seorang petani yang jarang menggunakan alas kaki saat di sawah.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 HR 90 RR 22 T 38, conjungtival suffusion
nyeri tekan otot gastroknemius.
Apakah pemeriksaan gold standard pada kasus ini?
A. Lepto lateral flow
B. SGOT dan SGPT serum
C. Ureum dan kreatinin serum
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin
Seorang petani usia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala dan nyeri otot kaki. Pasien
merupakan seorang petani yang jarang menggunakan alas kaki saat di sawah.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 HR 90 RR 22 T 38, conjungtival suffusion
nyeri tekan otot gastroknemius.
Apakah pemeriksaan gold standard pada kasus ini?
A. Lepto lateral flow
B. SGOT dan SGPT serum
C. Ureum dan kreatinin serum
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin
4
A
Manifestasi Klinis 3
B
- Demam
- Nyeri otot
Pemeriksaan Fisik

- Injeksi konjungtiva
- Jaundice
- Oligouria
- Perdarahan spontan
- Trombositopenia
- Nyeri perut
- Nyeri otot Gastroknemius

457
4
A
Laboratorium Rutin 3
B
• Leukosit normal atau ↑, ↑ enzim transaminase liver, ↑ ureum creatinin, ↑ bilirubin, trombositopenia , proteinuria,
pyuria, mikrohematuria

Kultur
• Konfirmasi diagnosis, namun lama, mahal, dan tidak semua laboratorium bisa melakukan
• Sampel = Darah & CSF (positif dalam 10 hari pertama gejala), urin (positif setelah hari ke-7 gejala)
• Visualisasi bakteri = dark field microscopy, fluorescent microscopy

SEROLOGI → Lebih Sering Digunakan Untuk Konfirmasi Diagnosis Dalam Praktek


• MAT (Microscopic Agglutination Test) → Gold standard di antara semua tes serologi
• Deteksi antileptospira antibodies. Terdeteksi setelah 1 minggu
• (+) bila titer >1:200 (single) atau >1:100 (serial). Lebih spesifik bila titer meningkat ≥4 kali antara spesimen fase
akut dan konvalesen
• IgM ELISA
• Terdeteksi dalam 3-5 hari sakit

458
4
A
Tatalaksana 3
B

LEPTOSPIROSIS • Doksisiklin 2 x 100 mg (selama 7 hari) atau


• Ampisilin 4 x 500 – 750 mg (selama 7 hari) atau
RINGAN • Amoxicillin 4 x 500 mg (selama 7 hari)

• Penisilin G 1,5 juta U/6 jam (IV) (selama 7 hari) atau


LEPTOSPIROSIS • Ampisilin 1 g/6 jam (IV) (selama 7 hari) atau
• Amoxicillin 1 g/6 jam (IV) (selama 7 hari) atau
BERAT • Ceftriaxone 1 g/hari (IV) (selama 7 hari) atau
• Cefotaxim 1 g/6 jam (IV) (selama 7 hari)

• Doksisiklin 200 mg/minggu (dimulai 1-2 hari sebelum dan selama


KEMOPROFILAKSIS periode paparan pada orang yang berisiko tinggi) (CDC)

NB: Pada ibu hamil hindari Doksisiklin

459
Etiologi: Leptospira
Leptospirosis
Vektor: Tikus

Manifestasi Klinis Klasifikasi Pemeriksaan Penunjang

Demam Ureum/Kreatinin
Ringan Berat
Nyeri Gastrocnemius SGOT/SGPT
+ (Weil’s Disease)
Dark Field Microscope
Mata merah Microscopic Agglutination test
Mual/muntah
Tatalaksana
Ikterik (+/-)
Oliguria (+/-) Leptospirosis Ringan:
Doxycycline 2x100 mg (7 hari)
Ampisilin 4x500 mg (7 hari)
Amoxicilin 4x500 mg (7 hari)
Leptospirosis Berat:
Penicillin G 1,5 juta unit/6jam/IV (7 hari)
Ceftriaxone 1g/hari/IV (7 hari)

460
A. Lepto lateral flow à tidak tepat
B. SGOT dan SGPT serum à tidak tepat, untuk melihat fungsi liver
C. Ureum dan kreatinin serum à tidak tepat, untuk melihat fungsi ginjal
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin à tidak tepat, bukan gold standard
65
Seorang remaja perempuan usia 20 tahun datang dengan bintikbintik berisi air
disekitar tangan, disertai penurunan berat badan sehingga pasien tampak lebih
kurus. Pasien mengaku sering berhubungan badan dengan pacarnya seorang
mantan napi. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/ menit N 80 x/ menit TD 100 70
mmHg, suhu 36,70 C Pada pemeriksaan tampak lesi plentingan dengan dasar
merah mengikuti sebaran dermatom. Pemeriksaan lab dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. HIV stadium 1
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5
Seorang remaja perempuan usia 20 tahun datang dengan bintikbintik berisi air
disekitar tangan, disertai penurunan berat badan sehingga pasien tampak lebih
kurus. Pasien mengaku sering berhubungan badan dengan pacarnya seorang
mantan napi. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/ menit N 80 x/ menit TD 100 70
mmHg, suhu 36 70 C Pada pemeriksaan tampak lesi plentingan dengan dasar
merah mengikuti sebaran dermatom. Pemeriksaan lab dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. HIV stadium 1
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5
4A
3A
Stadium Klinis

Stadium Klinis 1
• Tidak ada gejala
• Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium Klinis 2
• Penurunan BB yang sedang, tanpa • Ulkus mulut yang berulang
penyebab yang jelas • Kelitis angularis
• (<10% dari perkiraan BB atau BB • Ruam kulit pada lengan dan tungkai yang
sebelumnya) gatal
• Infeksi saluran pernafasan berulang • Dermatitis Seboroik
(sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis) • Infeksi jamur pada kuku
• Herpes Zoster

Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
465
4A
3A
Stadium Klinis

Stadium Klinis 3
• Penurunan BB yang banyak, tanpa sebab • Tuberkulosis paru
yang jelas • Infeksi bakteri parah (contoh: pneumonia,
• (> 10% dari perkiraan BB atau BB empiema, meningitis, piomiositis, infeksi
sebelumnya) tulang atau sendi, bakteremia)
• Diare kronis yang tak jelas penyebabnya • Stomatitis, gingivitis atau periodontitis
selama > 1 bulan nekrotikan ulseratif akut
• Demam intermitern atau menetap yang • Anemia (< 8 g/dl), neutropenia (< 500 ul)
tak jelas penyebabnya selama > 1 bulan dan atau thrombositopenia kronis (<
• Candidiasis pada mulut yang berulang 50.000 ul) yang tak jelas penyebabnya
• Oral Hairy Leukoplakia pada lidah

Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
466
4A
3A
Stadium Klinis

Stadium Klinis 4
• Sindrom Wasting HIV • Kriptokokus Ekstraparu termasuk meningitis
• Pneumonia Pneumosistis (jiroveci) • Infeksi Mycobacterium non-tuberculosis yang
• Pneumonia bacteri berat berulang menyebar
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital, • Lekoensefalopati Multifokal Progresif
atau anorektal selama > 1 bulan atau viseral • Kriptosporidiosis kronis
manapun) • Isosporiasis kronis
• Kandidiasis Esofagal (atau kandidiasis di trakea, • Mikosis profunda (histoplasmosis,
bronkus atau paru-paru) koksidiodomikosis)
• Tuberkulosis ekstraparu • Septisemia yang berulang (termasuk Salmonella
• Kaposi sarkoma yang tak menyebabkan tifus)
• Penyakit Citomegaliovirus (retinitis atau infeksi • Limfoma (serebral atau non-Hodgkin)
organ lain, tidak termasuk hati, limpa dan • Karsinoma Serviks Invasif
kelenjar getah bening) • Leishmaniasis atipikal diseminata
• Toksoplasmosis di SSP • Nefropati atau kardiomiopati simptomatik
• Ensefalopati HIV terkait HIV
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
467
A. HIV stadium 1 à tidak tepat
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3 à tidak tepat
D. HIV stadium 4 à tidak tepat
E. HIV stadium 5 à tidak ada
Batch Februari

2023
66
Seorang pria usia 60 tahun datang ke RS untuk melakukan checkup rutin. Pasien
mengaku akhir-akhir ini ia merasakan tegang pada bagian leher. Pasien memiliki
riwayat sering konsumsi makanan berlemak dan jarang konsumsi sayur. Riwayat
diabetes dan hipertensi dijumpai pada pasien dan rutin konsumsi obat. Pada
pemeriksaan TTV dijumpai TD 160/110, HR 95, RR 20, T 36,8. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai BB 98 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai chol total 287, HDL
42, LDL 205, TG 148.
Target penurunan LDL pada kasus diatas adalah
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
Seorang pria usia 60 tahun datang ke RS untuk melakukan checkup rutin. Pasien
mengaku akhir-akhir ini ia merasakan tegang pada bagian leher. Pasien memiliki
riwayat sering konsumsi makanan berlemak dan jarang konsumsi sayur. Riwayat
diabetes dan hipertensi dijumpai pada pasien dan rutin konsumsi obat. Pada
pemeriksaan TTV dijumpai TD 160/110, HR 95, RR 20, T 36,8. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai BB 98 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai chol total 287, HDL
42, LDL 205, TG 148.
Target penurunan LDL pada kasus diatas adalah
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
4A

FaktorResiko

• Faktor resiko utama selainanLDLuntuk


↑ LDL ↑ TG menentukan kadar yang ingin dicapai
↑ Kolesterol adalah:
Total ↓ HDL
• Merokok
• Hipertensi
• Kolesterol HDL rendah
DISLIPIDEMIA
• Riwayat PJK dini dalam keluarga
• Umur pria≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun

473
4A

(PERKENI, 2021)
474
4A
Dislipidemia
Faktor Risiko

• Merokok
Dislipidemia • Hipertensi
• HDL rendah
• Riwayat PJK pada keluarga
• Usia pria > 45 tahun, wanita
> 55 tahun

Kolesterol Total Trigliserida LDL HDL

Optimal : < 200 mg/dl Optimal : < 150 mg/dl Nir Optimal : 100-129 mg/dl Rendah : < 40mg/dl
Borderline : 200-239 mg/dl Borderline : 150-199 mg/dl Borderline : >130 mg/dl
Tinggi : >240 mg/dl Tinggi : 200 mg/dl Tinggi : >160 mg/dl
Sangat Tinggi : > 500 mg/dl Sangat Tinggi : > 190 mg/dl
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal à
Target LDL <70
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal à
Seharusnya atau bukan dan, target hanya salah satunya saja bukan
keduanya
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal à
Target LDL <70 dan penurunan LDL minimal 50%
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal à
Penurunan LDL paling tidak 50%

477
67
Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke faskes tingkat I dengan keluhan
terdapat benjolan di leher depan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai
dengan BB menurun dan mudah lelah. Pasien saat ini tinggal di daerah
pegunungan. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/80, HR 66, RR 20, T 36,6. Pada
pemeriksaan fisik melalui inspeksi tidak tampak adanya benjolan. Ketika dipalpasi
dijumpai massa yang ikut bergerak saat menelan, Pada pemeriksaan lab
dijumpai TSH, FT4 dan FT3 dalam batas normal.
Grading yang tepat berdasarkan hasil pemfis untuk kondisi pasien diatas adalah?
A. Grade 1
B. Grade 1A
C. Grade 1B
D. Grade 2A
E. Grade 2B
Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke faskes tingkat I dengan keluhan
terdapat benjolan di leher depan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai
dengan BB menurun dan mudah lelah. Pasien saat ini tinggal di daerah
pegunungan. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/80, HR 66, RR 20, T 36,6. Pada
pemeriksaan fisik melalui inspeksi tidak tampak adanya benjolan. Ketika dipalpasi
dijumpai massa yang ikut bergerak saat menelan, Pada pemeriksaan lab
dijumpai TSH, FT4 dan FT3 dalam batas normal.
Grading yang tepat berdasarkan hasil pemfis untuk kondisi pasien diatas adalah?
A. Grade 1
B. Grade 1A
C. Grade 1B
D. Grade 2A
E. Grade 2B
Benjolan Pada Leher
Bergerak saat
menelan?

Tidak Ya

Limfoma, kista, dll Tiroid

Julurkan lidah,
bergerak ?

Tidak Ya

Kista Ductus
Tiroid
Tiroglosus

481
3A

Definisi dan Etiologi

• Goiter: Pembesaran kelenjar tiroid


• Endemik: Terjadi pada > 10% populasi
• Biasanya dikaitkan dengan defisiensi yodium (95%) atau efek zat goitrogenik dalam makanan

Grading

• Grade 0: Tidak tampak secara visual maupun palpasi


• Grade 1: Goiter yang teraba saat dipalpasi namun
tidak tampak ketika leher dalam posisi normal. Nodul
pada tiroid yang tidak membesar masuk dalam
kategori ini.
• Grade 2: Leher yang membesar dan tampak jelas
ketika posisi leher dalam keadaan normal dan
terpalpasi dengan jelas.

482
3A

Pemeriksaan Penunjang
• USG (Volume tiroid)
• Pengukuran eksresi yodium urin

Tatalaksana

• Pemberian yodium pada individu dengan defisiensi yodium


• Terapi pembedahan à gondok yang besar + timbul gejala akibat penekanan kelenjar
tiroid

Pencegahan

• Pemberian garam beryodium atau minyak beryodium

483
Klasifikasi grading goiter endemik berdasarkan WHO 2001 hanya Grade 0,1
dan 2.
A. Grade 1
B. Grade 1A à Grade 1: Inspeksi tidak tampak, palpasi teraba
C. Grade 1B à Grade 1: Inspeksi tidak tampak, palpasi teraba
D. Grade 2A à Grade 2: Inspeksi tampak, palpasi teraba
E. Grade 2B à Grade 2: Inspeksi tampak, palpasi teraba

484
68
Seorang perempuan usia 56 tahun datang ke klinik dengan keluhan BB yang
makin lama makin menurun sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
terbangun di malam hari untuk BAK hingga 4-5x. Pada pemeriksaan tanda vital
dijumpai TD 120/70, HR 90, RR 20, T 37. Pemeriksaan fisik dialam batas normal. BB
80kg, TB 160cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil GDS 220, GDP 170, HbA1c
8,9. Dokter kemudian memberikan pengobatan berupa metformin dan sitagliptin.
Golongan obat sitagliptin serta efek samping yang ditimbulkan yang benar
adalah
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut
Seorang perempuan usia 56 tahun datang ke klinik dengan keluhan BB yang
makin lama makin menurun sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
terbangun di malam hari untuk BAK hingga 4-5x. Pada pemeriksaan tanda vital
dijumpai TD 120/70, HR 90, RR 20, T 37. Pemeriksaan fisik dialam batas normal. BB
80kg, TB 160cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil GDS 220, GDP 170, HbA1c
8,9. Dokter kemudian memberikan pengobatan berupa metformin dan sitagliptin.
Golongan obat sitagliptin serta efek samping yang ditimbulkan yang benar
adalah
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut
Tatalaksana Diabetes Mellitus

Sasaran kendali glukosa darah : HbA1c < 7% (individualisasi)

(PERKENI, 2021)
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan produksi Jarang
Metformin glukosa hati, menambah Masalah GI tract,
menyebabkan
(dikonsumsi sensitivitas terhadap insulin kontraindikasi pada
hipoglikemia,
Biguanida bersamaan Sediaan : 500,850,1000 pasien gagal ginjal,
menurunkan risiko
atau sesudah Dosis harian : 500-3000 dehidrasi, KI pada
Frekuensi : 1-3x/hari kardiovaskular,
makan) LFG <30
menurunkan BB

Glibenclamide, Meningkatkan sekresi insulin


glimepiride Glimepiride Menurunkan risiko Sering
(dikonsumsi Sediaan : 1,2,3,4 mirkovaskuler, menyebabkan
Sulfonilurea
sebelum Dosis harian : 1-8 cepat menurunkan hipoglikemia, BB
makan) Frekuensi : 1x/hari kadar gula naik

489
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan
Risiko hipoglikemia,
Metiglinid Repaglinide Meningkatkan sekresi insulin glukosa
BB naik
postprandial
Menambah sensitivitas BB naik, risiko fraktur
Pioglitazone terhadap insulin meningkat pada
Thialozidi- (tidak Sediaan : 15,30 Menurunkan TGA,
perempuan
nedione tergantung Dosis harian : 15-45 meningkatkan HDL
Frekuensi : 1x/hari menopause, KI
jadwal makan)
pada CHF

Menghambat absorpsi Menurunkan gula


Acarbose glukosa
Penghambat darah post-
(suapan Sediaan : 50,100 Masalah GI tract,
alfa prandial,
pertama Dosis harian : 100-300 flatus
glukosidase Frekuensi : 3x/hari menurunkan resiko
makan)
penyakit jantung

490
Terapi Oral Anti Diabetik

Kelasx Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian

Meningkatkan sekresi Tidak


Angioedema,
insulin, menghambat menyebabkan
DPP-4 Sitagliptin, urtikaria,
sekresi glukagon hipoglikemia,
inhibitor linagliptin pankreatitis
(salah satu yang paling toleransi obat
akut
aman) baik
Infeksi
Tidak
Menghambat urogenital,
menyebabkan
Penghamb Dapaglifozin, penyerapan kembali hipotensi,
hipoglikemia,
at SGLT-2 canaglifozin glukosa di tubulus distal pusing,
BB turun, TD
ginjal peningkatan
turun
kadar kreatinin

491
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelasx Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Tidak
menyebabkan
Gangguan GI
Agonis Meningkatkan sekresi hipoglikemia,
Liraglutide, tract,
reseptor insulin, menghambat menurunkan
dulaglutide pankreatitis
GLP-1 sekresi glukagon risiko
akut
kardiovaskular,
menurunkan BB
• Rapid
acting
Efektif
• Short
menurunkan
acting
Menekan produksi gula darah, Hipoglikemia,
• Intermedia
Insulin glukosa hati, stimulasi baik digunakan BB naik, tidak
te acting
penggunaan glukosa untuk pasien nyaman
• Basal
infeksi, ibu
insulin
hamil
analogs
• premixed

492
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur à ES dijumpai pada
Thiazolidinedione
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract à SGLT 2 inhibitor: Dapaglifozin,
canaglifozin, masalah GI tract dijumpai pada pemghambat alfa
glukosidase
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin à SGLT 2 inhibitor: Dapaglifozin,
canaglifozin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut à GLP-1 Agonis: Liraglutide, dulaglutide

493
69
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
sebelah kanan. Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Keluhan dialami
dalam 2 hari ini. Demam tidak dijumpai, penurunan BB tidak dijumpai. Pada
peemriksaan TTV dijumpai 140/80, 98, RR 20, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai nyeri CVA (+). Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar kalsium
dan paratiroid yang meningkat. Kadar fosfat rendah. Pada pemeriksaan foto
abdomen dijumpai adanya gambaran radioopak pada ginjal kanan.
Penyebab timbulnya batu pada ginjal kemungkinan karena?
A. Adenoma paratiroid
B. Karsinoma paratiroid
C. Adenoma tiroid
D. Karsinoma paratiroid
E. Adenoma adrenal
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
sebelah kanan. Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Keluhan dialami
dalam 2 hari ini. Demam tidak dijumpai, penurunan BB tidak dijumpai. Pada
peemriksaan TTV dijumpai 140/80, 98, RR 20, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai nyeri CVA (+). Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar kalsium
dan paratiroid yang meningkat. Kadar fosfat rendah. Pada pemeriksaan foto
abdomen dijumpai adanya gambaran radioopak pada ginjal kanan.
Penyebab timbulnya batu pada ginjal kemungkinan karena?
A. Adenoma paratiroid
B. Karsinoma paratiroid
C. Adenoma tiroid
D. Karsinoma paratiroid
E. Adenoma adrenal
1

Etiologi

• Hiperparatiroid Primer • Hiperparatiroid Sekunder


1

Manifestasi Klinis

Primer

• Nefrolitiasisàterbentuknyabatuakibattingginyakalsiumdalalmurin
• PoliuriaàakibatgangguanreabsorpsiNatrium dan air
• Nyeritulangàakibatdemineralisasitulangberlebihan
• Konstipasi &amp; kelemahan otot
• Gangguan kognitif

Sekunder

• Lesi tulang dominan


• Deformitas
• Kifoskoliosis
• Frakturpatologis
• Kalsifikasipembuluhdarah
• Pruritusàdeposisi kalsium dan fosfor pada kulit
1

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Alkaline Phosphatase


Calcium (Ca) Fosfat PTH
penunjang (ALP)
Hiperparatiroidisme Tinggi disertai
Rendah Tinggi Tinggi
Primer hiperkalsiuria

CKD : Normal atau


Hiperparatiroidisme
Normal atau rendah tinggi Tinggi Tinggi
Sekunder
Etiologi lain : rendah

Hiperparatiroidisme
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Tersier

• Interval QT Memendek pada


keadaan Hiperkalsemia
Gangguan Paratiroid
PTH ↑
Primer: Primer:
- Terbentuk batu sal. Kemih Kalsium ↑
- Nyeri tulang Fosfat ↓
QT memendek pada
Hiperparatiroid - Konstipasi Sekunder:
hiperkalsemia
Sekunder: Kalsium N/ ↓
- Deformitas tulang Fosfat
Hiperparatiroid

- Fraktur patologis CKD : Normal / ↑


Lainnya : ↓

Gejala Neurologik:
- Chvostek sign : kontraksi otot
PTH ↓
wajah QT memanjang pada
Hipoparatiroid - Hipokalsemia
- Trosseau sign : spasme hipokalsemia
- Hiperfosfatemia
karpopedal
- Parestesia, spasme

Chovstek Sign Trosseau Sign


A. Adenoma paratiroid
B. Karsinoma paratiroid à Tumor ganas, tidak ada tanda-tanda keganasan
pada kasus
C. Adenoma tiroid à Tumor jinak tiroid menyebabkan hipertiroidisme
D. Karsinoma tiroid à Tumor ganas tiroid menyebabkan hipertiroidisme
E. Adenoma adrenal à Tumor jinak di kelenjar adrenal menyebabkan
hiperkortisolisme primer

501
70
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan wajah yang semakin
membulat. Pasien juga mengaku BB semakin meningkat dalam 2 bulan terakhir
ini. Pasien mengaku sering merasa lemas dan dijumpai garis kemerahan di
daerah paha. Pemeriksaan tanda vital dijumpai TD 160/90, HR 92, RR 20 T 36,5.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai striae (+), IMT pasien 32. Pada pemeriksaan
dengan deksametason dosis tinggi dijumpai penurunan kortisol.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Addison disease
B. Cushing syndrome
C. ACTH ectopic
D. Cushing disease
E. Krisis adrenal
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan wajah yang semakin
membulat. Pasien juga mengaku BB semakin meningkat dalam 2 bulan terakhir
ini. Pasien mengaku sering merasa lemas dan dijumpai garis kemerahan di
daerah paha. Pemeriksaan tanda vital dijumpai TD 160/90, HR 92, RR 20 T 36,5.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai striae (+), IMT pasien 32. Pada pemeriksaan
dengan deksametason dosis tinggi dijumpai penurunan kortisol.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Addison disease
B. Cushing syndrome
C. ACTH ectopic
D. Cushing disease
E. Krisis adrenal
3B

Definisi
• Gangguanendokrinakibatkadarkortisolberlebihdidalamtubuh

Diagnosis Keterangan Penyakit

Penggunaan kortikosteroid jangka


Hiperkortisolisme eksogen Cushing Syndrome Eksogen
Panjang

Adenoma adrenal (termasuk


Hiperkortisolisme primer Produksi kortisol berlebihan
sindrom Cushing)

Produksi ACTH berlebihan (ACTH Dependent)


Dari hipofisis Cushing Disease
Hiperkortisolisme sekunder
Contoh: Small Cell Lung
Dari tumor ektopik penghasil ACTH Cancer
(termasuk sindrom Cushing)
3B

Manifestasi Klinis

Tanda Gejala
Distribusi Lemak Dewasa
• Buffalo hump • Perubahan selera makan
• Obesitas sentral • Penurunan konsentrasi berpikir
• Moon face • Penurunan Libido
• Kenaikan BB • Kelelahan

Gambaran Tidak Spesifik


• Hipertensi
• DM
• Dislipidemia Anak
• Manifestasi kulit (akne, striae, hiperpigmenasi) • Pubertas yang tertunda
• Perawakan pendek
Gambaran Protein Wasting
• Pertumbuhan kambat
• Demineralisasi tulang dan osteoporosis
• Pertumbuhan berhenti
• Gangguan imun
Gangguan Neuropsikiatri
• Depresi mayor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CUSHING SYNDROME

Dexamethasone suppression
test low dose
o Dengan pemberian DST 1 mg
àpada orang normal
seharusnya kortisol
tersupresi akibat mekanisme
negative feedback
àhasilnya kortisol menurun.
o Pada cushing syndrome
karena baseline sudah
hiperkortisolisme, dengan
pemberian dexa kadar
kortisol tidak tersupresi.

507
Gangguan Adrenal
DST dosis rendah (1 mg)
Buffalo hump. Obesitas sentral, Moon • ACTH ↓ : Kortikosteroid eksogen • Tappering off kortikosteroid
Meningkat face, Kenaikan BB Cushing Syndrome
• Mitotane 5 mg
• ACTH ↑ : Cushing disease / ACTH
Ectopic

Cosyntropin Test
Kortisol

• Primer / Addison : ACTH ↑


TD turun, BB turun, Hiperpigmentasi Insufisiensi Adrenal • Hidrokortison 5 – 25mg / hari
• Sekunder / penghentian steroid
mendadak: ACTH ↓

Riwayat konsumsi steroid dan


• NaCL 0.9% 1000cc
pemberhentian mendadak
• Hidrokortison IV 100 mg,
Menurun Hipoglikemia Krisis Adrenal
dilanjutkan IV 200 mg/hari
Elektrolit imbalans (hiponatremia,
atau 50 mg/6 jam
hyperkalemia, hiperkalsemia)
A. Addison disease à Kadar kortisol mengalami penurunan. Umumnya gejala
berlawanan dengan cushing syndrome
B. Cushing syndrome à Kurang tepat, terdapat jawaban yang lebih spesifik
C. ACTH ectopic à Tidak tersupresi dengan High dose dexamethasone
D. Cushing disease
E. Krisis adrenal à Kondisi gawat darurat dimana kadar kortisol mengalami
penurunan

509
71
Seorang perempuan usia 50 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan
kesadaran yang menurun yang dialami sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
luka pada kaki sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat DM dijumpai sejak 10 tahun yang
lalu dan tidak teratur minum obat. Pemeriksaan tanda vital dijumpai kesadaran
sopor, TD 110/60, HR 82, RR 20, T 36,8. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 450 mg/dl.
Pemeriksaan AGDA dijumpai pH 6,3, HCO3 rendah dan pemeriksaan elektrolit
dijumpai anion gap yang tinggi.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Sepsis
B. Ketoasidosis diabetik
C. Ketidakseimbangan elektrolit
D. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
E. Drug induced hipoglikemik
Seorang perempuan usia 50 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan
kesadaran yang menurun yang dialami sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
luka pada kaki sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat DM dijumpai sejak 10 tahun yang
lalu dan tidak teratur minum obat. Pemeriksaan tanda vital dijumpai kesadaran
sopor, TD 110/60, HR 82, RR 20, T 36,8. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 450 mg/dl.
Pemeriksaan AGDA dijumpai pH 6,3, HCO3 rendah dan pemeriksaan elektrolit
dijumpai anion gap yang tinggi.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Sepsis
B. Ketoasidosis diabetik
C. Ketidakseimbangan elektrolit
D. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
E. Drug induced hipoglikemik
3B

Klasifikasi

DKA HHS

Etiologi tersering DM Tipe I (90%) DM Tipe II

GDS 300-600 mg/dL 600-1200 mg/dL

Bikarbonat (HCO3) <18 mEq/L >18 mEq/L

Urinalisis Keton (+), glukosuria Keton biasanya (-), glukosuria

pH darah <7,30 >7,30

Osmolalitas serum 300-320 mOsm/ml 330-380 mOsm/ml


Krisis Hiperglikemia
Hyperosmolar
Diabetik Ketoasidosis (DKA)
Hyperglycemic State (HHS)
- GDS 300-400 mg/dl - GDS 600-1200 mg/dl
- HCO3 <18 mEq/L - HCO3 >18 mEq/L
- Keton (+) - Keton (-)
- pH <7,3 - pH >7,3
Krisis Hiperglikemia
Emergency Metabolic

Etiologi Tatalaksana

• Terapi Insulin tidak adekuat Rehidrasi (NaCl 0,9% 1,5 L


• Kebutuhan insulin meningkat dalam 1 jam)
(Infeksi, operasi, penggunaan
kortikosteroid) Insulin (Bolus 0,1 U/kgBB lalu
infus continuous 0,1 U/kg/jam)

Kalium (<3 mEq/L, tunda


insulin, koreksi kalium)

Bikarbonat (Koreksi bila pH <


7,1)
A. Sepsis à Etiologi penyebab KAD
B. Ketoasidosis diabetik
C. Ketidakseimbangan elektrolit à Tidak tepat
D. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik à Tidak dijumpai penurunan
pH, HCO3 tidak rendah serta keton (-)
E. Drug induced hipoglikemik à Pasien penkes karena kondisi hiperglikemik

515
72
Seorang pria usia 78 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku
hanya tiduran saja di bed sejak tadi pagi. Pasien selama ini memiliki riwayat
penyakit gula sejak 20 tahun yang lalu dan rutin meminum obat. Akhir-akhir ini
pasien sudah mulai pikun dan menurut pengakuan keluarga, pasien diketahui
mengkonsumsi 2 tablet sekaligus OAD yang seharusnya hanya dikonsumsi 1
tablet. Pemeriksaan TTV TD 100/60, HR 70, RR 18, T 36,7 Sens CM. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 50.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah
A. Berikan larutan air gula 5-10 g
B. Berikan larutan air gula 15-20 g
C. Berikan infus D10% 150 cc
D. Berikan infus D5% 150 cc
E. Berikan infus D20% 75cc
Seorang pria usia 78 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku
hanya tiduran saja di bed sejak tadi pagi. Pasien selama ini memiliki riwayat
penyakit gula sejak 20 tahun yang lalu dan rutin meminum obat. Akhir-akhir ini
pasien sudah mulai pikun dan menurut pengakuan keluarga, pasien diketahui
mengkonsumsi 2 tablet sekaligus OAD yang seharusnya hanya dikonsumsi 1
tablet. Pemeriksaan TTV TD 100/60, HR 70, RR 18, T 36,7 Sens CM. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 50.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah
A. Berikan larutan air gula 5-10 g
B. Berikan larutan air gula 15-20 g
C. Berikan infus D10% 150 cc
D. Berikan infus D5% 150 cc
E. Berikan infus D20% 75cc
4A
3B
Tatalaksana
• Ringan :
• glukosa murni 15 – 20 g (setara 2-3 sendok makan gula pasir) yang
dilarutkan dalam air (periksa GD setelah 15 menit)
• Berat :
• Infus D10% 150cc dalam 15 menit atau D40% 25 cc (periksa GD 15 menit, jika
belum mencapai target, bisa diulang dan monitor GD setiap 1-2 jam).
PERKENI 2021 à D20% 75-100cc dalam 15 menit
• Maintenance : D10% dg kecepatan 100cc/jam

Tatalaksana Alternatif
• Glukagon 1 mg IM
Hipoglikemia
Klasifikasi Kadar Gula Whipple Triad

• Hipoglikemia ringan (55-70) - Gejala Hipoglikemi


- GDS <70mg/dl
• Hipoglikemia Sedang (<55 tanpa penkes)
- Membaik dengan pemberian
• Hipoglikemia Berat (<70 dengan penkes)
gula

Derajat Keparahan

Ringan à Berat à
Compos Mentis Penurunan Kesadaran

D10% 150cc
Glukosa Oral 15– 20g
D40% 25cc
D20% 75-100cc à PERKENI 2021

Anak à Dextrose 2cc/kgBB


< 2 tahun : D10%
2-12 tahun : D25%
>12 tahun : D50%
A. Berikan larutan air gula 5-10 g à Dosis tidak tepat
B. Berikan larutan air gula 15-20 g
C. Berikan infus D10% 150 cc à Tatalaksana hipoglikemia berat menurut
perkeni 2019
D. Berikan infus D5% 150 cc à Tidak tepat
E. Berikan infus D20% 75cc à Tatalaksana hipoglikemia berat menurut
perkeni 2021

521
Batch Februari

2023
73
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki dan wajah
bengkak setelah bangun tidur. Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya mengeluh
sakit tenggorokan dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan TD 138/90, HR
100, RR 18, T 36.8. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting pada
ekstremitas pasien.
Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah
A. USG Abdomen
B. Rontgen thorax AP/PA
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen
E. BUN dan kreatinin darah
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki dan
wajah bengkak setelah bangun tidur. Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya
mengeluh sakit tenggorokan dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan TD
138/90, HR 100, RR 18, T 36.8. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting
pada ekstremitas pasien.
Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah
A. USG Abdomen
B. Rontgen thorax AP/PA
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen
E. BUN dan kreatinin darah
3A

Sindrom Nefritik

Definisi

• Sekumpulan tanda dan gejala yang disebabkan oleh kerusakan kapiler akibat inflamasi
glomerulus
Klasifikasi
Akut
• Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcal (GNAPS) : paling sering di anak-anak
• Crescentic/Rapidly Progressive Glomerulonephritis (RPGN)

Kronik
• IgA nefropati/Berger disease
• Nefritis herediter
• Thin basement membrane disease

526
3A

Sindrom Nefritik

Manifestasi Klinis
• Edema pitting : tidak separah sindroma nefrotik
• Hematuria : urin kemerahan seperti air cucian daging atau cola
• Proteinuria < 3.5 g/hari
• Hipertensi
• Oliguria
• Azotemia

527
3A

Sindrom Nefritik

Pemeriksaan Penunjang

• Urinalisis: Sedimen nefritik


• Hematuria
• RBC cast
• Proteinuria ringan sedang (150-3.500 mg/24 jam) dan tidak sebanyak sindroma
nefrotik
• Lab darah
• Peningkatan kreatinin, penurunan GFR
• Azotemia dengan peningkatan BUN (rasio BUN: Kreatinin >15)
• Biopsi ginjal untuk konfirmasi diagnosis

528
3A

Sindrom Nefritik

Tatalaksana
• Suportif: diet rendah garam, restriksi cairan
• Medikamentosa:
• Antihipertensi: ACE-i atau ARB untuk mengurangi proteinuria, mengatasi HT dan
memperlambat perburukan ginjal
• Diuretik loop untuk mengatasi edema
• Spesifik:
• GNAPS: Antibiotik
• Lupus Nefritis, MPGN: Imunosupresan

529
A. USG Abdomen à tidak diperlukan
B. Rontgen thorax AP/PA à tidak ada indikasi
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen à tidak diperlukan
E. BUN dan kreatinin darah à dapat dilakukan selanjutnya, untuk mengetahui
azotemia
74
Seorang anak perempuan, 10 tahun, datang dengan keluhan BAK sedikit sejak 1
hari yang lalu. Anak lemas dan tidak mau bermain dengan teman-temannya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Ureum 300 mg/dl, kreatinin 20 mg/dl. Pasien didiagnosis
dengan Acute Kidney Injury.
Derajat AKI yang dialami pasien menurut kriteria RIFLE yaitu
A. Risk
B. Injury
C. Failure
D. Loss
E. End stage
Seorang anak perempuan, 10 tahun, datang dengan keluhan BAK sedikit sejak 1
hari yang lalu. Anak lemas dan tidak mau bermain dengan teman-temannya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Ureum 300 mg/dl, kreatinin 20 mg/dl. Pasien didiagnosis
dengan Acute Kidney Injury.
Derajat AKI yang dialami pasien menurut kriteria RIFLE yaitu
A. Risk
B. Injury
C. Failure
D. Loss
E. End stage
2

Definisi

• Gangguan filtrasi ginjal dan fungsi ekskresi selama beberapa hari hingga beberapa
minggu, mengakibatkan retensi nitrogen dan produk sisa lainnya.

Klasifikasi

• Pre-renal : Penurunan aliran darah ke ginjal


• Intrinsik/ parenkimal : Masalah pada struktur ginjal
• Post-renal : Obstruksi saluran kemih
2
Manifestasi Klinis

Temuan Klinis

Anamensis Letargi, pusing, penurunan kesadaran (Encepalopathy Uremikum)


BAK sedikit atau tidak BAK sama sekali
Mual muntah
Sesak nafas
Gatal-gatal
Pemeriksaan fisik Edema periorbital, edema tungkai
Peningkatan JVP
Ronki Basah Halus (Edema pulmo)
Oligouria atau anuria
Penunjang Peningkatan ureum kreatinin
Urinalisis à muddy brown cast, renal tubular epithelial cells, WBC Cast (AIN)

535
2

Definisi

• Peningkatan serum keratinin (SCr) >= 0,3 mg/dL dalam 48 jam; atau
• Peningkatan SCr >= 1,5 kali dari baseline; yang dilihat dalam 7 hari sebelumnya; atau
• Volume urin < 0,5 ml/kgBB/jam selama 6 jam

Derajat Kelas Kretinin Serum atau Kriteria GFR Kriteria Output Urine
Kreatinin serum x 1.5 atau
1 Risk Penurunan GFR >25%
<0.5 mL/kg/jam x 6 jam

Kreatinin serum x2 atau Nilai Normal


2 Injury Penurunan GFR >100%
<0.5 mL/kg/jam x 12 jam
Ur 21-43 mg/dL
<0.3 mL/kg/jam x 24 jam Cr 0,6-1,2 mg/dL
Kreatinin serum x3 atau
3 Failure Kreatinin serum ≥354 µmol/L (0.5 mg/dL)
Atau
0,5-1,5
Anuria x 12 jam UO
mL/kgBB/jam
Gagal ginjal akut persisten = hilangnya
4 Loss fungsi ginjal secara lengkap >4 minggu
End-Stage
5 Kidney End-stage kidney disease >3 bulan
Disease
2
Indikasi Hemodialisis Darurat/Cito

Asidosis • TerutamabilapH &lt; 7,2atautidakrespondenganpemberianbicnat

Intoksikasi • Alkohol, Lithium,Besi,dll

Uremia • Sindromuremia
yangditandaidenganpenurunankesadaran,perikarditis,kejang,dll

• Terutamahiperkalemia(K &gt;
ElektrolitImabalans 6,5meq/L)atauterdapatperubahanEKG

Overload (Volume) • Ditandaidenganedemaparu(ronkhibasah)BUKANedematungkai


A. Risk à peningkatan Cr serum x1,5
B. Injury à peningkatan Cr serum x2
C. Failure
D. Loss à gagal ginjal akut persisten >4 minggu
E. End stage à >4 bulan
75
Seorang laki-laki, 36 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri pinggang kanan dan menggigil. Pasien tidak
pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien memiliki riwayat alergi obat
golongan kuinolon. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR 20, T
38.2. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri ketok CVA (+/-).
Tatalaksana medikamentosa yang tepat adalah?
A. Ciprofloxacin 2x500 mg PO 7-14 hari
B. Amoksisilin 3x500 mg PO 7 hari
C. Cotrimoxazole 2x160/800 mg 10 hari
D. Levofloxacin 1x750 mg IV
E. Ceftriazone 1x1 gr IV
Seorang laki-laki, 36 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak
2 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri pinggang kanan dan menggigil. Pasien
tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien memiliki riwayat alergi
obat golongan kuinolon. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR 20,
T 38.2. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri ketok CVA (+/-).
Tatalaksana medikamentosa yang tepat adalah?
A. Ciprofloxacin 2x500 mg PO 7-14 hari
B. Amoksisilin 3x500 mg PO 7 hari
C. Cotrimoxazole 2x160/800 mg 10 hari
D. Levofloxacin 1x750 mg IV
E. Ceftriazone 1x1 gr IV
4A

Definisi

Infeksi di saluran kemih oleh mikroorganisme

Klasifikasi

Klasifikasi Keterangan

Berdasarkan Asimptomatik: ditemukannya bakteriuria bermakna tanpa disertai keluhan ataupun tanda klinis
Tanda Klinis Simtomatik: ditemukannya bakteriuria bermakna disertai dengan keluhan dan tanda klinis ISK

Berdasarkan Atas: Pyelonefritis, Ureteritis


Anatomis Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis, Urethritis

Nonkomplikata: ISK bawah pada wanita dewasa tanpa kelainan struktur/fungsi pada saluran kemih
Berdasarkan Komplikata: ISK pada anak-anak, ISK apapun pada laki-laki dewasa dan wanita hamil, ISK atas pada
Komplikasi perempuan, ISK pada gangguan structural saluran kemih, ISK yang menyebabkan sepsis, gagal ginjal,
atau organ lain

IAUI
Infeksi Saluran Kemih
•Tanda Kllinis : Asimptomatik dan Simptomatik •Pyelonefritis:
Klasifikasi •Anatomis: Atas dan Bawah •Demam, mual muntah
•Komplikasi: Non komplikata dan Komplikata •Nyeri pinggang
•Nyeri ketok CVA +
•Cystitis:
Manifestasi •Umumnya tidak demam
Klinis •Disuria
•Anyang-anyangan
• Eschericia coli à Bakteri batang gram -, 80-90%
penyebab umum ISK •Nyeri tekan suprapubik +
• Staphylococcus aureus à Bakteri batang gram + •Urethritis:
Etiologi • Pseudomonas sp à penyebab tersering ISK karena •Disuria
infeksi dari kateter •Duh tubuh +
• Proteus mirabilis à penyebab ISK pada laki-laki
• Klebsiella sp
•Pyelonefritis: Ciprofloxacin 2x500mg selama 7-14 hari
•Sistitis: Kotrimoksazol 2x160/800mg selama 3 hari
•Urinalisis Tatalaksana •ISK pada ibu hamil
•Pyuria •Amoksisilin 3xx500 mg (sistitis 5-7 hari,
Pemeriksaan •Leukosit esterase (+) pyelonefritis 10-14 hari)
Penunjang •Nitrit (+)
•Kultur Urin : Gold Standard
•Radiologi
Tata LaksanaTatalaksana

Sistitis Pyelonefritis ISK pada Ibu Hamil

• Kotrimoksazol (TMP - SMX) • Ciprofloxacin 2x500 mg • Amoksisilin 3x500 mg (sistitis 5-7


2x160/800 mg selama 3 hari selama 7-14 hari hari, pyelonefritis 10-14 hari)
• Ciprofloxacin 2x500 mg selama 3 • Kotrimoksazol (TMP- SMX) • Ampisilin 4x250 mg
hari 2x160/800 mg selama 10-14 • Amoksisilin dosis tunggal
• Ko-amoksiklav 2 x 625 mg 7 hari hari 3g
• Nitrofurantoin 2 x 100 mg 7 hari

Sistitis Akut Rekuren pada Perempuan

Antibiotik PO sebagai profilaksis, contohnya:


• Nitrofurantoin 50 mg/hari
• Kotrimoksasol 1 x 240 mg/hari

ISK Rawat Inap

Bila ada indikasi rawat inapà Antibiotik IV 14 hari : Indikasi Rawat Inap (ISK Berat):
• Levofloksasin 1x500 mg IV • Tidak mampu minum obat PO
• Ciprofloxacin 2 x 400 mg IV • Komorbid (batu saluran kemih, DM, usia lanjut)
• Ceftriaxone 1x1 g IV • Gangguan hemodinamik
• Sepsis
A. Ciprofloxacin 2x500 mg PO 7-14 hari à pasien alergi obat gol. kuinolon
B. Amoksisilin 3x500 mg PO 7 hari à DOC untuk ISK bawah pada ibu hamil
C. Cotrimoxazole 2x160/800 mg 10 hari
D. Levofloxacin 1x750 mg IV à pasie tidak memiliki indikasi rawat inap
E. Ceftriazone 1x1 gr IV à pasien tidak memiliki indikasi rawat inap
76
Seorang perempuan, 60 tahun, datang ke puskesmas untuk kontrol hipertensi yang
dimilikinya sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 156/94, HR 90, RR 18, T 37.2.
Target tekanan darah pasien yang sesuai dengan JNC VIII adalah?
A. <150/80
B. <150/90
C. <140/80
D. <140/90
E. <130/80
Seorang perempuan, 60 tahun, datang ke puskesmas untuk kontrol hipertensi yang
dimilikinya sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 156/94, HR 90, RR 18, T 37.2.
Target tekanan darah pasien yang sesuai dengan JNC VIII adalah?
A. <150/80
B. <150/90
C. <140/80
D. <140/90
E. <130/80
4A

Definisi

Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang
makan OAH. Pengukuran dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan dengan posisi
duduk dan telah beristirahat 5 menit.

Klasifikasi

Klasifikasi Sistole Diastole


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stg I 140-159 90-99
Hipertensi Stg II 160 100

• Hipertensi Essensial: tidak dapat menentukan penyebabnya


• Hipertensi Sekunder: terdapat underlying disease
Tatalaksana Berdasarkan Algoritma Pedoman Hipertensi JNC 8

Dewasa berusia > 18 tahun dengan HT


Terapkan modifikasi gaya hidup
Obat pilihan awal untuk
Tetapkan target TD, mulai pengobatan penurun TD berdasarkan algoritma Hipertensi:
Tidak ada Diabetes/CKD Ada Diabetes/CKD • ACE-I
• ARB
Semua usia Diabetes Semua Usia dan Ras • Thiazide Diuretic
Usia > 60 tahun Usia < 60 tahun
tanpa CKD CKD dengan atau
tanpa diabetes
• CCB
Target TD < Target TD < Target TD <
150/90 140/90 140/90 Target TD <
140/90
Perubahan gaya hidup:
Non Black Black ACEI atau ARB, sendiri • Berhenti merokok
atau kombinasi
Mulai Tiazide, ACEI, ARB atau Mulai Tiazide atau CCB
dengan kelas lain
• Kontrol glukosa darah
CCB sendiri atau kombinasi sendiri atau kombinasi dan lipid
• Diet
Target Tercapai? • Makan sehat
Ya
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan. Titrasi obat dengan dosis maksimum atau pertimbangkan untuk
• Kurangi asupan
menambahkan obat lain(ACEI, ARB, CCB, Thiazide) natrium hingga
tidak melebihi
Target Tercapai?
Ya 2.400 mg/hari
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan. Tambahkan kelas obat yang belum dipilih (Beta Blocker, aldosterone • Aktivitas Fisik
antagonis dan lain-lain) dan titrasi obat diatas hingga maksimal • Aktivitas moderat
ke kuat 3-4 hari
Target Tercapai?
Tidak
Ya Lanjutkan terapi seminggu rata-
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan. Titrasi obat-obatan ke dosis dan pantau rata 40 menit per
maksimal, tambahkan obat lain dan/atau rujuk ke spesialis sesi
4A

Cara Kombinasi Antihipertensi

Diuretik Tiazid

Penghambat Penghambat Reseptor


Reseptor Beta Angiotensin

Antihipertensi Antagonis
lain Kalsium

ACE-inhibitor
4A

Efek Samping Obat Antihipertensi

Golongan OAH Efek Samping


ACE-i Batuk, hiperkalemia
ARB Hiperkalemia lebih jarang terjadi dibandingkan ACE-i
CCB
Edema pedis, Nyeri kepala
Dihidroporidin
Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)
Non-Dihidroporidin

Sering berkemih, hipokalemia, hiponatremia, hiperglikemia, hiperlipidemia,


Diuretik
hiperurisemia, disfungsi seksual
Alfa blocker Edema pedis, hipotensi ortostatik, pusing
Beta blocker Lemas, bronkhospasme, hiperglikemia, disfungsi ereksi
Hipertensi
Hipertensi HIPOTENSI:
sistol <90 mmHg atau
diastole <60 mmHg
TDS ≥140 / TDD ≥90 TDS > 180 / TDD >120

Krisis Hipertensi

Hipertensi essensial /
Hipertensi Sekunder Urgensi Emergensi
primer

(-) Underlying disease (+)Underlying disease (-) Kerusakan organ (+) Kerusakan organ

• Modifikasi gaya hidup • Pheocromocytoma : • Pandangan kabur


• ACE-I ± Thiazide Katekolamin (↑) • Nyeri dada
• Stenosis arteri renal • Hematuria
• Gangguan CNS
• Nyeri kepala
hebat Hipertensi
• Mual Ensefalopati
• muntah

• Target: ↓ TD 25% MAP 1 Jam


↓ TD 25% MAP 24 jam:
• <60 tahun / DM / • Kontrol tensi • Anti-HT IV:
• Anti-HT oral:
CKD: <140/90 • Tatalaksana penyebab • Nikardipine
• Captopril 25mg SL
• >60 tahun : <150/90 5mg/jam

553
A. <150/80 à bukan target TD
B. <150/90 à target TD usia > 60 tahun tanpa CKD/DM
C. <140/80 à bukan target TD
D. <140/90
E. <130/80 à pre-hipertensi
Batch Februari

2023
77
Seorang bayi usia 3 hari datang ke RS karena badan kaku tidak mau menyusu
mulut kaku Riwayat bayi lahir ditolong dukun beranak Pemeriksaan fisik
didapatkan tonus otot spasme trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau
busuk dan tampak ada pus. Pemeriksaan lab leukosit meningkat.
Tatalaksana awal yang dilakukan adalah?
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT
D. Pemberian antibiotik
E. Injeksi vit K
Seorang bayi usia 3 hari datang ke RS karena badan kaku tidak mau menyusu
mulut kaku Riwayat bayi lahir ditolong dukun beranak Pemeriksaan fisik
didapatkan tonus otot spasme trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau
busuk dan tampak ada pus. Pemeriksaan lab leukosit meningkat.
Tatalaksana awal yang dilakukan adalah?
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT
D. Pemberian antibiotik
E. Injeksi vit K
3
B
Definisi

• Tetanus neonatorum (disease of the seventh day) merupakan tetanus generalisata yang terjadi
pada neonatus akibat adanya inokulasi kuman C.tetani yang terjadi pada saat persalinan
maupun sesaat setelah persalinan

Etiologi

• Clostridium tetani (basil gram positif berspora, anaerob obligat) pada pewarnaan mikrobiologi
tampak “drumstick appearance” atau “tennis racket”

559
3
B
Patofisiologi

• Spora C. tetani melepaskan 2 jenis toksin, yaitu tetanolisin (menyebabkan hemolisis) dan
tetanospasmin (menyebabkan spasme otot)
• Kedua toksin ini akan berikatan dengan neuron dan kemudian menimbulkan gejala klinis

Manifestasi Klinis

• Iritabilitas
• Kesulitan untuk menetek
• Rigiditas dengan spasme
• Grimacing

Pemeriksaan Fisik

• Tes spatula ketika dinding faring posteror dirangsang, akan


timbul reflex spasme dari otot masseter yang menyebabkan
pasien menggigit (pada normalnya akan timbul gag reflex)
• Rangsangan suara atau stimulus menimbulkan spasme dan
kejang generalisata hingga spasme laring
560
3
B
Tatalaksana

Menghentikan produksi toksin Mengontrol spasme otot

• Manajemen luka • Sedatif


• Antibiotik • Diazepam IV10 mg/kgBB/hari secara IV dalam 24 jam atau
• Metronidazole 30 mg/kg/hari setiap 6 jam selama 10-14 bolus IV setiap 3-6 jam (0,5 mg/kg/kali) maksimum 40
hari mg/kg/hari
• Penicilin G 100.000 U/kg/hari selama 10 hari • Antispasmodik
• Antispastik baclofen

Penanganan disautonomia

Netralisir toksin yang belum berikatan • MgSO4


• Beta blocker
• Imunisasi pasif
• HTIg 500 IU IM Manajemen suportif
• ATS 5000-10.000 IU IM
• Imunisasi aktif • ICU
• TT 0,5 ml IM • Ventilator mekanik
• Pencegahan komplikasi (pneumonia nosocomial, decubitus,
dll)

561
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9→ bukan tx awal
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT → profilaksis, kurang tepat
D. Pemberian antibiotik → bukan tx awal, tapi tx definitif
E. Injeksi vit K → kurang tepat
78
Seorang bayi berusia 1 hari tampak kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di
tolong bidan secara spontan pervaginam, dengan berat badan lahir 2800 dan
apgar skor 7/8/9, TTV dalam batas normal. Diketahui ibu bergolongan darah O
rhesus (+) dan ayah bergolongan darah A rhesus (+).
Apa kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. Inkompatibilitas Rhesus
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier
D. Hepatitis A
E. Leptospirosis
Seorang bayi berusia 1 hari tampak kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di
tolong bidan secara spontan pervaginam, dengan berat badan lahir 2800 dan
apgar skor 7/8/9, TTV dalam batas normal. Diketahui ibu bergolongan darah O
rhesus (+) dan ayah bergolongan darah A rhesus (+).
Apa kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. Inkompatibilitas Rhesus
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier
D. Hepatitis A
E. Leptospirosis
Diagnosa Banding Ikterus Neonatorum
Fisiologis Patologis

• Terjadi >1 hari • Terjadi <1 hari


• Menghilang <10 hari (aterm), • Menghilang > 14 hari (aterm)
<14 hari (preterm) > 21 hari (preterm)
• ≤12 mg/dl (aterm), ≤15 mg/dl • >12 mg/dl (aterm), >15 mg/dl
(preterm) (preterm)

Breastfeeding Jaundice (BFJ) Breastmilk Jaundice (BMJ) Inkompatibilitas Resus Inkompatibilitas ABO

• Ibu Resus (-), anak Resus (+) • Ibu Gol. O, anak A/B
• Kurang ASI (<8x/hari) • ASI cukup
• Kehamilan kedua dst • Kehamilan pertama
• usia 2 – 5 hari • usia 5 – 10 hari
• Coombs test (+) • Coombs test (+/-)

Berikan ASI Observasi Fototerapi / Transfusi tukar

Kern Ikterus Atresia Bilier/Kolestasis

• Feses pucat dempul


• Defisit neurologis
• Urin berwarna the
• Bilirubin >20mg/dl
• USG : Triangular Cord Sign
Untuk menjawab soal UKMPPD
Bilirubin 15 – 20 mg/dl : Fototerapi Operatif (metode Kasai)
Bilirubin > 20 mg/dl : Transfusi Tukar

566
2

Definisi Etiologi

• Kondisi yang ditandai dengan penghancuran eritrosit peningkatan unconjugated bilirubin


ikterus. (dengan/tanpa anemia)
• Terjadi apabila janin memiliki antigen yang tidak dikenali ibu
• Nama lain: Haemolytic Disease of The Fetus and Newborn (HFDN)

Klasifikasi/Tipe

• Inkompatibilitas Resus
• Inkompatibilitas ABO (tersering)

Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Resus


Insidensi Sering Jarang
Kejadian pada
Sering Jarang
kehamilan pertama

Klinis Umumnya ringan, dapat asimtomatik Ringan - Berat

Coombs Test +/- +

567
2

Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Resus

• Ibu golongan darah O, anak golongan darah A/B


• Terjadi pada ibu resus (-) dengan anak resus (+)
• Sensitisasi pada kehamilan pertama
• Dapat terjadi tanpa didahului proses sensitisasi Antibodi maternal • Kehamilan berikutnya antibodi anti-D IgG ibu terhadap
(anti-A dan/atau anti-B) menyerang antigen (A atau B) pada antigen RhD janin
eritrosit anak • Komplikasi: Hidrops fetalis
• Terjadi hemolisis pada anak dapat terjadi pada kehamilan
pertama

568
Tatalaksana

Pre-natal
Post-natal
● Transfusi darah intrauterine terutama pada
inkompatibilitas rhesus, untuk mencegah terjadinya ● Anemia transfusi tukar pada janin
hydrops fetalis ● Pada kondisi hiperbilirubinemia, dapat dilakukan
● Injeksi Anti-D (RhoGAM) cegah terbentuknya fototerapi dan transfusi tukar
antibodi pada ibu ● Pada kasus berat, dapat diberikan immunoglobulin
intravena (IVIg)

569
A. Inkompatibilitas Rhesus → kurang tepat, karena rhesus ibu (+)
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier → BAB dempul
D. Hepatitis A → TTV dalam batas normal, tidak ada riwayat transmisi
E. Leptospirosis → TTV dalam batas normal, tidak ada riwayat transmisi
79
Anak perempuan usia 3 tahun datang diantar orang tua setelah dikeluhkan
pertumbuhan anaknya selalu dibawah garis normal. compos mentis , moonface,
rambut jagung, edema kaki, kulit kering dan mengelupas. Dilakukan pemeriksaan
GDS 35mg/dl.
Tatalaksana yang paling tepat adalah…
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT
C. Resus Nacl 0.9%
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO
Anak perempuan usia 3 tahun datang diantar orang tua setelah dikeluhkan
pertumbuhan anaknya selalu dibawah garis normal. compos mentis, moonface,
rambut jagung, edema kaki, kulit kering dan mengelupas. TTV dalam batas
normal. Dilakukan pemeriksaan GDS 35mg/dl.
Tatalaksana yang paling tepat adalah…
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT
C. Resus Nacl 0.9%
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO
Gizi Buruk
Gizi Buruk
Antoprometri : BB/PB <-3SD

Klasifikasi Klinis

Marasmus Kwarsiorkor
• Kekurangan Kalori Marasmus • Kekurangan Protein
• Wajah tua (Old man face) • Edema
• Baggy Pants Kwarsiorkor • Rambut Jagung
• Iga gambang • Atrofi otot

Fase: STR
Stabilisasi (Hari 1-2) F75 80-100kkal/kg
Atasi Hipoglikemi Dextrose à 10% 5cc/kg
Tatalaksana Atasi Hipotermi
Atasi Dehidrasi à Resomal 5cc/kg / 30 menit
Transisi (Hari 3-7) F100 100-150kkal/kg
Rehabilitasi (Minggu 2-6) F135 150-220kkal/kg

574
1. Atasi hipoglikemia (GDS<54 mg/dl)

• Bila anak sadar → beri 50ml glukosa 10% atau 10% sukrosa (1 sdt gula + 50ml air) per oral atau NGT diikuti first feed F75 segera
• Lanjutkan F75 tiap 2 jam; dalam 24 jam; lalu lanjutkan tiap 2 atau 3 jam.
• Bila anak tidak sadar → beri glukosa IV 10% (5ml/kg) diikuti 50ml glukosa 10% atau sukrosa via NGT, lanjutkan dengan F75.

2. Atasi hipotermia <35oC

• Beri makan segera dan lanjutkan tiap 2 jam


• Pakaikan pakaian (terutama kepala), tutup dengan selimut hangat atau gunakan heater atau KMC (skin to skin)

3. Atasi dehidrasi

• Jangan gunakan IV kecuali pada syok (RL dg 5% dextrose/0,45% NS dg 5% dextrose)


• Oral / NGT rehidrasi Resomal 5 ml/kg tiap 30 mnt dalam 2 jam pertama
• Lanjut 5-10 ml/kg/ jam selama 4-10 jam dengan F75

4. Perbaiki gangguan elektrolit

• Koreksi elektrolit selama minimal 2 minggu dengan menambahkan extra substansi dalam makanan
• Koreksi Kalium: extra Kalium (3-4 mmol/kgBB/hari)
• Koreksi Magnesium: extra Magnesium (0.4-0.6 mmol/kgBB/hari)

575
5. Obati Infeksi

• Berikan antibiotik spectrum luas:


• Anak tanpa komplikasi: Amoksisilin 15 mg/kgBB/8 jam peroral selama 5 hari
• Anak dengan komplikasi: AMPICILLIN IV/IM 50 mg/kgBB setiap 6 jam selama 2 hari lalu dilanjut oral AMOXICILLIN 25-40 mg/kgBB/8
jam selama 5 hari PLUS GENTAMYCIN IV/IM 7,5 mg/kgBB/hari selama 7 hari
• Vaksin campak: jika ≥ 6 bulan dan belum vaksinasi ATAU sudah tervaksinasi sebelum usia 9 bulan.

6. Perbaiki defisiensi mikronutrien

• Berikan mikronutrisi berikut setiap hari selama minimal 2 minggu:


• Suplemen multivitamin
• Asam folat 5 mg (Hari 1) dilanjut 1 mg/hari
• Zat Zinc 2 mg/kgBB/hari
• Zat Tembaga 0.3 mg/kgbb/hari Umur Dosis Sediaan
• Zat Besi 3 mg/kgBB/ hari (saat fase Rehabilitasi)
• Vitamin A < 6 bulan 50.000 IU ½ kapsul biru
6-11 bulan 100.000 IU 1 kapsul biru
>12 bulan 200.000 IU 1 kapsul merah

576
7. Pemberian makan

• Pemberian makanan F-75 dalam jumlah sedikit namun sering (Oral atau NGT)
• Kebutuhan zat gizi anak gizi buruk menurut fase terapi:
Zat Satuan STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Energi kkal/kgBB/hari 80-100 100-150 150-220
Protein g/kgBB/hari 1-1,5 2-3 4-6
130 atau 100
Cairan ml/kgBB/hari 150 150-200
bila edema

8. Mencapai kejar-tumbuh

• Target peningkatan berat badan > 10 g/kgBB/hari


• Mengganti konsumsi F-75 dengan F-100 dalam jumlah dan frekuensi yang sama (selama 2 hari)
• Setelah transisi bertahap, berikan:
• Makanan lebih sering dalam jumlah yang lebih besar
• Kebutuhan kalori: 150-220 kcal/kgBB/hari
• Kebutuhan protein; 4-6 g/kgBB/hari

9. Beri stimuli fisik, sensorik, dan dukungan emosional 10. Persiapan tindak lanjut di rumah

• Perawatan dengan kasih sayang • Pemberian makan dengan kandungan energi dan nutrient
• Kegembiraan dan lingkungan nyaman yang memadai, kontrol teratur
• Terapi bermain 15-30 menit/hari • Berikan terapi bermain yang terstruktur
• Aktivitas fisik • Memberikan imunisasi booster
• Memberikan vitamin A setiap 6 bulan
577
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT→ gula saja
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT → “dan” kurang tepat
C. Resus Nacl 0.9% → tidak tepat
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO→ gula saja
80
Seorang anak datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir
darah Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut
Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90 x/m, RR 26 x/m,
suhu 37 4 C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis
feses didapatkan eritrosit leukosit mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit
Kristal Charchot Leyden.
Apakah diagnosis pasien?
A. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli
B. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae
C. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa
D. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica
E. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
Seorang anak datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir
darah. Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut
Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90 x/m, RR 26 x/m,
suhu 37 4 C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis
feses didapatkan eritrosit leukosit mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit
Kristal Charchot Leyden.
Apakah diagnosis pasien?
A. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli
B. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae
C. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa
D. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica
E. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
1

Definisi

Infeksi saluran cerna yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah

Disentri basiler Disentri Amoeba

Etiologi Shiegella sp. Entamoeba histolitica

Jumlah diare > 10x, lendir, merah sergar 6-8x/hari, lendir, merah gelap

Bau tidak bau bau busuk

Ph basa asam

Kristal charcod leyden tidak ada ada

badan piknotik tidak ada ada

Ghost cell ada tidak ada

Parasit feses rutin tidak ada trofozoid shigella

Klutur (Mc Konkey) Shigella sp. Flora usus normal


PENJELASAN

Nama lain Walking diarrhea

Etiologi Entamoeba histolytica

• Diare lendir darah


• Tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan
Manifestasi Klinis
dan temuan • Tenesmus
• Pemeriksaan feses → Ditemukan kista bulat berinti 4 atau
trofozoit bergranuler inti eritrosit

Terapi Metronidazole 30 mg/ kgBB hari 3x1 selama 5 7 hari


A. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli → tidak tepat
B. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae → tidak tepat
C. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa → tidak tepat
D. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica
E. Diare basiliform oleh Salmonella typhi → tidak tepat
81
Seorang anak laki-laki 5 bulan dibawa ibu nya ke puskesmas karena ada bercak
kemerahan di bagian popok. 2 hari ini anak bayi mengalami diare.
Pada pemeriksaan visik ttv dbn, status dermatologis dijumpai makula eritema di
regio kelamin dan inguinal. Lesi satelit tidak dijumpai.
Apa tatalaksana non farmakologis?
A. Ganti popok 4-6 jam dan berikan antijamur
B. Ganti popok 3-4 jam dan berikan pelembab
C. Ganti popok dan Berikan antibiotik pada lesi
D. Ganti popok dan Berikan salep kortikosteroid
E. Ganti popok dan rehidrasi IV
Seorang anak laki-laki 5 bulan dibawa ibu nya ke puskesmas karena ada bercak
kemerahan di bagian popok. 2 hari ini anak bayi mengalami diare.
Pada pemeriksaan visik ttv dbn, status dermatologis dijumpai makula eritema di
regio kelamin dan inguinal. Lesi satelit tidak dijumpai.
Apa tatalaksana non farmakologis?
A. Ganti popok 4-6 jam dan berikan antijamur
B. Ganti popok 3-4 jam dan berikan pelembab
C. Ganti popok dan Berikan antibiotik pada lesi
D. Ganti popok dan Berikan salep kortikosteroid
E. Ganti popok dan rehidrasi IV
3
B
Definisi

iritasi dan peradangan kulit bayi akibat penggunaan popok ditandai dengan kemerahan pada kulit bayi di daerah pantat, lipat
paha, dan kelamin.

Etiologi

• Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok sehingga memicu iritasi
pada kulit bayi yang sensitif
• Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat
• Tipe kulit sensitif
• Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi,
detergen, atau bahan pelembut pakaian
• Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja
serta frekuensi buang air besar
• Infeksi bakteri atau jamur, karena kulit tertutup popok terlalu lama sehingga
menjadi lembap dan hangat → jamur ada satelit lession

588
3
B
Tatalaksana

● Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang terlalu ketat.
● Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
● Seka kulit bayi secara perlahan sampai kering sebelum memakaikan popok baru.
● Hindari penggunaan bedak bayi pada ruam popok, karena bisa memperparah iritasi kulit.
● Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat
memicu iritasi dan memperparah ruam.
● Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari
popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam popok akan makin rendah dan penyembuhan ruam popok akan makin
cepat.
● Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
● Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim pelembab untuk ruam popok yang dijual bebas. Pilih krim yang mengandung zinc
oxide, zinc gluconate, atau petroleum jelly. Namun, hindari obat oles yang mengandung difenhidramin atau asam salisat,
kecuali atas anjuran dokter.

589
A. Ganti popok 4-6 jam dan berikan antijamur → kurang tepat, tidak ada lesi
satelit
B. Ganti popok 3-4 jam dan berikan pelembab
C. Ganti popok dan Berikan antibiotik pada lesi → kurang tepat, bukan infeksi
bakteri
D. Ganti popok dan Berikan salep kortikosteroid → kurang tepat, meningkatkan
risiko infeksi jamur
E. Ganti popok dan rehidrasi IV → kurang tepat
82
Seorang anak laki laki berusia 1 bulan datang ke puskesmas dengan keluhan
sesak nafas. Sesak nafas dari lahir dan semakin memberat sampai saat ini.
Riwayat saat minum asi semakin terlihat sesak dan terkadang muntah susu. Tensi
80/65, rr 34, hr 86, suhu 38. Ekstrimitas dingin, pucat, basah. Bunyi paru vaskuler
dan terdengar bunyi peristaltik di lapang paru kiri bawah.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Pneumonia
B. Hernia diafragmatika
C. PDA
D. Ventrikuler septal defect
E. Bronkiolitis
Seorang anak laki laki berusia 1 bulan datang ke puskesmas dengan keluhan
sesak nafas. Sesak nafas dari lahir dan semakin memberat sampai saat ini.
Riwayat saat minum asi semakin terlihat sesak dan terkadang muntah susu. Tensi
80/65, rr 34, hr 86, suhu 38. Ekstrimitas dingin, pucat, basah. Bunyi paru vaskuler
dan terdengar bunyi peristaltik di lapang paru kiri bawah.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Pneumonia
B. Hernia diafragmatika
C. PDA
D. Ventrikuler septal defect
E. Bronkiolitis
Definisi

kerusakan diaphragma yang membatasi rongga dada dan perut, yang menyebabkan organ abdomen janin masuk kedalam rongga
dada janin.

Klasifikasi

• Hernia Bochdalek (posterolateral),


• Hernia Morgagni (retrosternal atau anterior), dan
• Hiatus hernia yaitu masuknya esofagus abdominal dan cardia gaster ke dalam rongga dada melalui pelebaran hiatus esofagus.

Hernia Bochdalek: diafragma bagian posterior terbentuk celah Hernia Morgagni: adanya gap (celah) triangular parasternal yang
karena fusi inkomplete pada pars lumbaris dan pars costalis. disebut dengan gap Morgagni (kanan) dan gap Larrey (kiri) yang
Hernia jenis ini paling sering terjadi pada sisi kiri. terbentuk karena kegagalan penutupan diafragma pars sternalis
dan pars costalis.. Paling banyak terjadi di sebelah kanan karena
pada bagian kiri lebih kuat setelah disupport oleh pericardium.
Penegakan diagnosis

• Pemeriksaan fisik : suara peristaltik usus pada rongga paru


• USG →tanda halus dari CDH untuk memprediksi keparahan CDH.
• fetal MRI → melihat lebih jelas keadaan janin untuk mengetahui organ lain karena CDH.
• Diagnosa dapat ditemukan pada usia kehamilan trimester pertama dengan analisa USG pada saat kehamilan

Tatalaksana

• Penanganan dengan prosedur EXIT ( ex utero intrapartum technique) dan ECMO (extracorporeal membrane oxygenation)
• dimana bayi dilahirkan perlahan dengan tujuan untuk pemasangan ECMO. ECMO bertujuan agar bayi mendapatkan supply
oksigen selama proses persalinan dan memberi kesempatan pada tim untuk menilai seberapa berat keadaan bayi, sehingga
dapat diputuskan apakah diperlukan tindakan operasi emergensi untuk memperbaiki CDH.
A. Pneumonia → bunyi bukan peristaltik, rhonki
B. Hernia diafragmatika
C. PDA → bunyi machinary murmur
D. Ventrikuler septal defect →murmur
E. Bronkiolitis→ kurang tepat, bunyi wheezing
83
Seorang ibu memeriksakan anak laki laki nya yang berumur 11 tahun. Keluhan
dari anak tersebut adalah pertumbuhan yang tidak normal dibanding teman
seusianya. Anak sangat tinggi pertambahan tingginya 4 cm/tahun. Pasien juga
dikeluhkan perkembangan alat kelaminnya terhambat. Pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis?
A. Syndrom Turner
B. Syndrom Prader willi
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan
E. Syndrom Jacob
Seorang ibu memeriksakan anak laki laki nya yang berumur 11 tahun. Keluhan
dari anak tersebut adalah pertumbuhan yang tidak normal dibanding teman
seusianya. Anak sangat tinggi pertambahan tingginya 4 cm/tahun. Pasien juga
dikeluhkan perkembangan alat kelaminnya terhambat. Pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis?
A. Syndrom Turner
B. Syndrom Prader willi
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan
E. Syndrom Jacob
Kelainan Genetik
SINDROM PENJELASAN

• Perempuan – 45 XO
• Kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik dan dilahirkan tanpa ovari
SINDROMA TURNER dan uterus
• Ciri : tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di sekitar leher, wajah anak kecil, tangan kaki
bengkak

• Laki – laki - 47 XXY


SINDROMA KLINEFELTER • Infertilitas, keterbelakangan mental, gangguan perkembangan
• Ciri fisik : ginekomastia

• Kelainan genetik pada jaringan ikat


SINDROMA MARFAN
• Ciri : ekstremitas panjang, jari – jari panjang, kelainan katup jantung dan aorta

• Laki – laki, XYY (sindrom laki – laki super)


SINDROMA JACOBS
• Ciri : pertumbuhan pesat, lebih tinggi dari rata – rata, tidak mandul

600
Kelainan Genetik
Sindrom Turner Sindrom Klinefelter

Perempuan 45 XO
Klinis: Laki-Laki 47 XXY
• Perawakan pendek Klinis:
• Webbed neck • Perawakan tinggi
• Shield chest (dada • Ginekomasti
lebar) • Atrofi Testis
• Gangguan Jantung Diagnosis:
Diagnosis: • Hypergonadotropic
• Hypergonadotropic Hypogonadism
Hypogonadism • ↑ FSH, ↑ LH
• ↑ FSH, ↑ LH
A. Syndrom Turner → kurang tepat, jenis kelamin pd perempuan
B. Syndrom Prader willi → kurang tepat
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan → kurang tepat, kelainan jaringan ikat
E. Syndrom Jacob → kurang tepat, tidak ada hambatan alat kelamin
84
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesan hipertermi didapatkan wheezing dan rhonki basah
nyaring pada kedua lapang paru.Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat.
Apakah diagnosis dan terapi yang sesuai pada pasien
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu
Pemeriksaan fisik kesan hipertermi didapatkan wheezing dan rhonki basah
nyaring pada kedua lapang paru.Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat.
Apakah diagnosis dan terapi yang sesuai pada pasien
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA
3
B
Definisi
• Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun

Etiologi
• RSV (tersering)
• Rhinovirus
• Adenovirus

Faktor Risiko
• Sosioekonomi rendah, ortu perokok, prematuritas, PJB

Gejala Klinis
• Demam (tidak terlalu tinggi)
• Rhinorrhea, nasal discharge
• Batuk kering dan mengi→khas

606
3
B
Pemeriksaan Fisik

• Takipnea
• Wheezing (+)
• Retraksi dinding dada
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru

Pemeriksaan Penunjang

• Saturasi oksigen : ≤ 92% → ruang intensif


• Foto thorax : hiperaerasi, air trapping

Tatalaksana
• Suportif : oksigen, antipiretik, nebulisasi SABA

607
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik → tidak perlu kortikosteroid
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral → tidak perlu karena virus
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid → kurang tepat
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA → kurang tepat
85
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ke poliklinik oleh orang tuanya
dengan keluhan sering berkeringat. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal, tinggi badan > 2 SD, macrocephaly, obesitas, dan
hiperhidrosis.
Apakah hal yang mendasari kondisi pasien?
A. Infeksi dan peradangan
B. Autoimun
C. Gangguan hormon tiroid
D. Gangguan hormon insulin
E. Gangguan hormon pertumbuhan
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ke poliklinik oleh orang tuanya
dengan keluhan sering berkeringat. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal, tinggi badan > 2 SD, macrocephaly, obesitas, dan
hiperhidrosis.
Apakah hal yang mendasari kondisi pasien?
A. Infeksi dan peradangan
B. Autoimun
C. Gangguan hormon tiroid
D. Gangguan hormon insulin
E. Gangguan hormon pertumbuhan
Gigamtisme Akromegali
Pada anak-anak , epifisial plate belum Pada dewasa, epifisal plate sudah menutup
menutup
Simetris Asimetris
TB >2, makrosefal, obesitas, hiperhidrosis, pertumbuhan kartilago di tangan, kaki, dagu, lidah.
frontal blossing, makrosefal, soft tissue Efek metabolik, peningkatan gula darah.
hipertropy Penyempitan arteri→ serangan jantung
1

Definisi
• Gigantisme merupakan keadaan dimana terjadi abnormalitas
pertumbuhan yang cepat oleh karena aktivitas insulin-like growth factor-
1(IGF-I) sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup.

Manifestasi Klinis
• Perawakan tinggi
• Obesitas ringan hingga sedang
• Makrosefali
• Pertumbuhan tangan dan kaki yang berlebihan, dengan kulit jari-jari
tangan dan kaki yang tebal

Diagnosis
• Kadar IGF-1
• Kadar Growth Hormone (GH)
• MRI kepala
A. Infeksi dan peradangan → TTV dalam batas normal
B. Autoimun → gejala tidak mengarah ke sini
C. Gangguan hormon tiroid → TTV normal, biasanya HR meningkat
D. Gangguan hormon insulin → gejala tidak mengarah ke sini
E. Gangguan hormon pertumbuhan
86
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan batuk terus menerus sejak satu
minggu lebih yang semakin tambah parah, batuk disertai dengan suara tarikan
napas dan beberapa kali muntah setelah batuk. Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Dari pemeriksaan didapatkan HR 110x/m, RR 22x, suhu 36.9’C, konjungtiva anemis
-/-, sklera icteric -/-, thorax dbn, abdomen dbn, akral dbn.
Apa pemeriksaan penunjang yang menjadi baku emas untuk kasus diatas?
A. Darah lengkap
B. X-ray thorax
C. BTA
D. Kultur
E. Serologis
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan batuk terus menerus sejak satu
minggu lebih yang semakin tambah parah, batuk disertai dengan suara tarikan
napas dan beberapa kali muntah setelah batuk. Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Dari pemeriksaan didapatkan HR 110x/m, RR 22x, suhu 36.9’C, konjungtiva anemis
-/-, sklera icteric -/-, thorax dbn, abdomen dbn, akral dbn.
Apa pemeriksaan penunjang yang menjadi baku emas untuk kasus diatas?
A. Darah lengkap
B. X-ray thorax
C. BTA
D. Kultur
E. Serologis
Pertussis/ Batuk Rejan / Batuk 100 hari
Definisi

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri basil Gram negative Bordetella pertussis yang bisa menyebar melalui droplet.

Faktor Risiko

• Belum divaksin DPT • Tinggal di wilayah dengan wabah pertusis/kontak erat


• Usia < 1 tahun atau > 65 tahun • Obesitas
• Hamil • Memiliki Asma

Fase

• Kataralis ( 1-7hari) : Flu like sindrome, Gejala minimal dengan/tanpa demam; rinorea; anoreksia, batuk bertambah
(paling infeksius)
• Paroksismal (7-14 hari ): Batuk paroksismal yang dicetuskan oleh pemberian makan (bayi) dan aktivitas; inspiratory
whooping; post-tussive vomiting. Muka merah atau sianosis; mata menonjol; lidah menjulur; lakrimasi; hipersalivasi;
distensi vena leher selama serangan; apatis; penurunan BB.
• Konvalesense (14-21 hari): Gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan

Kata kunci paling sering Riw. belum imunisasi, “whooping”


tarikan napas dalam dan cepat sehingga menimbulkan
suara melengking dan muntah setelah batuk
Pertussis/ Batuk Rejan / Batuk 100 hari
Pemeriksaan penunjang

● Kultur dari swab nasofaring → diagnosis pasti


● Darah lengkap → leukositosis (limfositosis absolut)
● X-ray toraks → infiltrat perihiler, atelektasis, epiema
● Serologi → IgG toksis pertusis

Tatalaksana

● Suportif umum→ terapi oksigen, ventilasi mekanik Usia Eritromisin Klaritromisin Azitromisin
jika dibutuhkan
● Observasi ketat pada bayi→cegah apneu, < 1 bulan 40-50mg/kg/hari Tidak 10mg/kg/hari dosis
sianosis, hipoksia terbagi 4 dosis direkomendasik tunggal selama
● ISOLASI selama ± 4 weeks (5-7 hari selesai tx AB) selama 14 hari an 5 hari
● Terapi AB
> 1 bulan 15 mg/kg/hari
● Beri vaksin DPT pada pasien pertussis dan tiap
terbagi 2 dosis
anak dalam keluarga
selama 7 hari

Remaja 2 g/hari terbagi 4 1 g/hari terbagi Hari 1:500 mg


dosis selama 14 4 dosis selama 7 Hari 2-5: 250mg
hari hari
A. Darah lengkap → bukan baku emas bisa ditemukan peningkatan darah putih
B. X-ray thorax → bukan baku emas bisa ditemukan infiltrat perihiler, atelektasis,
epiema
C. BTA → untuk bakteri Tuberculosis
D. Kultur
E. Serologis → bukan baku emas, sulit dideteksi ketika fase awal
Batch Februari

2023
87
Modifikasi : AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 56 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri terasa
tidak nyaman. Hal ini dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa mengganjal, gatal, dan mata sering berair.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80, N 90, RR 16, T 37. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6 dengan koreksi lensa +2,5. Inspeksi mata
sinistra tampak lipatan mata seperti pada gambar berikut. Snap test (+). Pada
pemeriksaan slit lamp, dokter tidak menemukan kelainan pada bulu mata.
Diagnosis?
A. Trikiasis
B. Distrikiasis
C. Entropion
D. Ektropion
E. Blefaritis
Modifikasi : AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 56 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri terasa
tidak nyaman. Hal ini dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa mengganjal, gatal, dan mata sering berair.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80, N 90, RR 16, T 37. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6 dengan koreksi lensa +2,5. Inspeksi mata
sinistra tampak lipatan mata seperti pada gambar berikut. Snap test (+). Pada
pemeriksaan slit lamp, dokter tidak menemukan kelainan pada bulu mata.
Diagnosis?
A. Trikiasis
B. Distrikiasis
C. Entropion
D. Ektropion
E. Blefaritis
Gangguan Mata akibat Bulu Mata
Bulumatatumbuhpadate
Trikiasis
mpatnya

Kelopakmatanormal

Bulumatatidaktumbuhpa
datempatnya(padaKele Distrikiasis
njarMeibomian)

Bulumatamengarahkear
ahdalam

Gejala klinis Terlipatkedalam Entropion


• Foreign body sensation
• Rasa gatal pada mata
• Mata sering berair Kelopakmatatidaknorm
al

Terlipatkeluar Ektropion
Kelainan Lipatan Kelopak Mata
Entropion Ektropion
Malposisi à kelopak mata bawah (eversi)
Etiologi Malposisi à kelopak mata terlipat ke arah dalam (inversi)
à konjungtiva terpapar langsung ke dunia luar
Tanda dan
Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
- Entropion kongenital : kelainan m. retraktor palpebra - Ektropion kongenital
- Entropion spastik akut : spasme à digerakkan secara - Ektropion sikatrikal : akibat skar (fibrosis)
paksa - Ektoprion involusional/senilis : degenerative à kelemahan
Klasifikasi
- Entropion involusional : degenerative tonus otot orbikularis
- Pemeriksaan : Snap test - Ektropion mekanikal : adanya massa/tumor
- Entropion sikatrikal : trauma à fibrosis - Ektropion paralisis : paralisis Nervus Fasialis
- Farmakologi
- Artificial tears (untuk mencegah Dry Eye Syndrome)
Tatalaksana - Agen Imunosupresif (Dapsone)
- Neuromuskular blocking agent (BOTOX)
- Rekonstruksi palpebra

626
Jawaban lainnya

A. Trikiasis à bulu mata tumbuh pada tempatnya namun mengarah ke dalam


B. Distrikiasis à bulu mata tumbuh tidak pada tempatnya dan mengarah ke
dalam
C. Entropion
D. Ektropion à kelopak mata terlipat ke arah luar
E. Blefaritis à infeksi pada kelopak mata
88
Perempuan, 40 tahun, datang ke RS dengan keluhan kedua mata nyeri sejak 1
bulan yang lalu. Nyeri dirasakan memberat terutama saat malam hari. Pasien
juga mengeluhkan mata merah yang tidak kunjung hilang walaupun sudah
diteteskan dengan obat tetes mata yang dibelinya sendiri di warung. Pasien
merupakan penderita lupus yang rutin berobat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80, N 87, RR 20, S 36,5. Pemeriksaan oftalmologis dijumpai
VODS 4/6, mata berair, injeksi silier (+).
Apabila dokter berencana untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah
pemeriksaan yang sesuai?
A. MRI kepala
B. Tes Seidel
C. Tes Anel
D. Tes Fluorescein
E. Tes Fenilefrin
Perempuan, 40 tahun, datang ke RS dengan keluhan kedua mata nyeri sejak 1
bulan yang lalu. Nyeri dirasakan memberat terutama saat malam hari. Pasien
juga mengeluhkan mata merah yang tidak kunjung hilang walaupun sudah
diteteskan dengan obat tetes mata yang dibelinya sendiri di warung. Pasien
merupakan penderita lupus yang rutin berobat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80, N 87, RR 20, S 36,5. Pemeriksaan oftalmologis dijumpai
VODS 4/6, mata berair, injeksi silier (+).
Apabila dokter berencana untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah
pemeriksaan yang sesuai?
A. MRI kepala
B. Tes Seidel
C. Tes Anel
D. Tes Fluorescein
E. Tes Fenilefrin
Episkleritis vs Skleritis
Episkleritis Skleritis
Peradangan kronik dari sklera
Etiologi Peradangan rekuren jinak dari episklera
Berhubungan dengan peny. sistemik
Mata merah
Mata merah
Tanda dan Nyeri (-) / (+)
Sensasi benda asing Nyeri (++++) hingga kepala dan wajah
Gejala
Fotofobia, lakrimasi

Tes Fenilefrin 2,5% : (+) blanching Tes Fenilefrin 2,5% : (-)


Pemeriksaan
Penunjang Slit lamp: injeksi berwarna lebih kemerahan Slit lamp: injeksi pembuluh yang lebih dalam
dan edema (-) dan edema (+)
• Kompres dingin
Terapi NSAID/ Kortikosteroid sistemik
• Kortikosteroid topical

MED+EASY

Wanita : “bete” à suka menghilang PInk : ePIskleritis (Pinkish sclera)


Pria : “bete” à menetap Blue : Skleritis (Blueish sclera)

631
Jawaban lainnya

A. MRI kepala à tidak tepat, dilakukan pada kecurigaan tumor kepala


B. Tes Seidel à pemeriksaan integritas kornea
C. Tes Anel à pemeriksaan saluran air mata
D. Tes Fluorescein à pemeriksaan integritas kornea
E. Tes Fenilefrin
89
Laki-laki, 43 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan pandangan kabur secara
tiba-tiba sejak 30 menit yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala hebat
dan mual-muntah tanpa diketahui penyebabnya. Pemeriksaan TTV didapatkan
TD 120/80, HR 90, RR 20, S 37. Pemeriksaan visus OD 1/60, OS 6/6. Pemeriksaan
lokalisata dijumpai mata merah, injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+), edema
kornea, pupil mid-dilatasi. Gonioskopi terbuka.
Tata laksana awal yang tepat?
A. Acetazolamide
B. Latanoprost
C. Timolol
D. Propanolol
E. Pyridostigmine
Laki-laki, 43 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan pandangan kabur secara
tiba-tiba sejak 30 menit yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala hebat
dan mual-muntah tanpa diketahui penyebabnya. Pemeriksaan TTV didapatkan
TD 120/80, HR 90, RR 20, S 37. Pemeriksaan visus OD 1/60, OS 6/6. Pemeriksaan
lokalisata dijumpai mata merah, injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+), edema
kornea, pupil mid-dilatasi. Gonioskopi terbuka.
Tata laksana awal yang tepat?
A. Acetazolamide
B. Latanoprost
C. Timolol
D. Propanolol
E. Pyridostigmine
Glaukoma
Mekanisme Penyebab

Sudut terbuka (kronik) Sudut tertutup (Akut) Primer Sekunder

• COA normal • COA dangkal Kelainan anatomi Komplikasi


• TIO meningkat > • TIO meningkat >>>

• Nyeri kepala Bilateral Unilateral


• Tunnel vision • Mual
• Muntah
• Fakomorfik: katarak
imatur/matur,
steroid
• Fakolitik: Katarak
hipermatur

636
3B

Tatalaksana

Medikamentosa Pembedahan

• Asetazolamide: 500 mg IV dan 4x 125-250 mg • Iridotomi


oral • Iridektomi
• Beta Blocker: Timolol 0,25%
• PiloCarpin2%
• Diuretik: Manitol (menurunkan volume viterus)
• AntiEmetik

MED+EASY

ABCDE
3A

Parameter Glaukoma Sudut Terbuka Glaukoma Sudut Tertutup

Onset Awalnya asimtomatis Mendadak

Hilangnya lapang pandang Nyeri mata, mata kemerahan,


Manifestasi Klinis
lateral secara progresif nyeri kepala, mual-muntah

Medikamentosa Timolol maleate 0.25%-0.5%;


Acetazolamide 500mg IV
Utama 1-2 kali/hari

Tatalaksana
Trabekulektomi Iridektomi
Definitive
Jawaban lainnya

A. Acetazolamide
B. Latanoprost à tata laksana awal glaukoma kronik
C. Timolol à tepat, namun acetazolamide lebih diutamakan
D. Propanolol à beta blocker non selektif, pilihan yang kurang tepat
E. Pyridostigmine à inhibitor asetilkolinesterase, tx myasthenia gravis
90
Laki-laki, 33 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan merah
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya rasa mengganjal dan
sering berair. Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang petani dan jarang
menggunakan topi saat bekerja. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 110/70, N 80, RR
16, S 37. Dari pemeriksaan okuli dextra, dijumpai jaringan berbentuk segitiga yang
berada pada sisi temporal dan memanjang sampai ke tepi limbus.
Diagnosis yang tepat?
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II
C. Pterygium grade III
D. Pterygium grade IV
E. Pinguekula
Laki-laki, 33 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan merah
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya rasa mengganjal dan
sering berair. Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang petani dan jarang
menggunakan topi saat bekerja. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 110/70, N 80, RR
16, S 37. Dari pemeriksaan okuli dextra, dijumpai jaringan berbentuk segitiga yang
berada pada sisi temporal dan memanjang sampai ke tepi limbus.
Diagnosis yang tepat?
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II
C. Pterygium grade III
D. Pterygium grade IV
E. Pinguekula
3A

Pterygium Pinguecula
• Pertumbuhan jaringan
Patch / nodul putih kekuningan
Etiologi fibrovaskular
• Berbentuk segitiga
Sinar matahari (sinar UV), Idiopatik
Faktor Risiko Udara panas Degenerasi kolagen konjungtiva
Angin, debu
Visus Normal / menurun Normal
Tanda dan Mata berair
Gejala Mata merah
Konservatif Konservatif
Tatalaksana
Ekstirpasi pterygium Eksisi pinguekula
3A

Grade

Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4


Sebelum limbus Melewati limbus Melewati limbus Melewati pupil
< 2mm > 2mm à Gangguan visus (ec.
Tidak melewati pupil Perubahan kurvatura kornea)

Tatalaksana
Grade 1 & 2:
• Konservatif Grade 3 & 4 (visus terganggu):
• Artificial tears • Ekstirpasi
• Hindari matahari
Jawaban lainnya

A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II à melewati limbus <2 mm
C. Pterygium grade III à melewati limbus >2 mm, tidak melewati pupil
D. Pterygium grade IV à melewati pupil
E. Pinguekula à tidak berbentuk segitiga
91
Perempuan, 50 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan tidak bisa
melihat secara tiba-tiba. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit maupun
terbentur sebelumnya. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 120/80, N 80, RR 16, S 37.
Pada pemeriksaan visus didapatkan OD 6/9, OS 1/300, pinhole (-). Pemeriksaan
segmen anterior kedua mata lapang, refleks fundus (-). Pada pemeriksaan
funduskopi, (+) perdarahan di seluruh kuadran.
Tata laksana?
a. Injeksi anti-VEGF intravitreal
b. Kortikosteroid intravitreal dosis tinggi
c. Heparin oral
d. Timolol IV
e. Merujuk pasien ke dokter Sp.M
Perempuan, 50 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan tidak bisa
melihat secara tiba-tiba. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit maupun
terbentur sebelumnya. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 120/80, N 80, RR 16, S 37.
Pada pemeriksaan visus didapatkan OD 6/9, OS 1/300, pinhole (-). Pemeriksaan
segmen anterior kedua mata lapang, refleks fundus (-). Pada pemeriksaan
funduskopi, (+) perdarahan di seluruh kuadran.
Tata laksana?
a. Injeksi anti-VEGF intravitreal
b. Kortikosteroid intravitreal dosis tinggi
c. Heparin oral
d. Timolol IV
e. Merujuk pasien ke dokter Sp.M
OKLUSI = Sumbatan aliran darah à menyebabkan iskemia retina

Central Retinal Artery Branch Retinal Artery


Central Retinal Vein Occlusion Branch Retinal Vein Occlusion
Occlusion Occlusion
(CRVO) (BRVO)
(CRAO) (BRAO)
Visus turun mendadak Visus turun mendadak (perifer >>)
Unilateral Unilateral
Nyeri (-) Nyeri (-)
Pendarahan retina difus di
seluruh kuadran
Opasitas superficial pada Perdarahan superfisial pada
(splashed-tomato
Cherry-red spot distribusi cabang arteri yang cabang vena yang defek
appearance,
defek (flame hemorrhage)
blood and thunder
appearance)

Opasitas superfisial pd polus


posterior retina

649
PERBEDAAN
2
CRAO vs. CRVO
CRAO CRVO
Klinis Penurunan penglihatan secara mendadak
Monookular
Etiologi Emboli Faktor risiko:
Vaskulitis Stroke
Vasospasme Kondisi hiperkoagulasi
Sickle cell Glaukoma
Trauma Penekanan vena oleh massa tumor
Glaukoma
Diagnosis Retina pucat Edema diskus optic
Macular cherry red spot Perdarahan retina difus (blood and thunder
+/- defek pupil aferen appearance)
Tata Laksana Rujuk Sp. M dan Sp. N Rujuk Sp.M dan Sp. N
TPA intra-arterial Tidak ada terapi khusus
Masase manual à menurunkan TIO

650
Jawaban lainnya

a. Injeksi anti-VEGF intravitreal à mencegah terjadinya neovaskularisasi pada


retinopati diabetic
b. Kortikosteroid intravitreal dosis tinggi à tidak berkorelasi
c. Heparin oral à anti tPA IV merupakan pilihan yang lebih diutamakan
d. Timolol IV à dapat membantu menurunkan TIO namun sediaan tidak tepat,
seharusnya tetes mata
e. Merujuk pasien ke dokter Sp.M
92
Laki-laki, 50 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan penglihatan kabur. Hal
ini dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu namun kini pasien merasa terganggu
saat bekerja sebagai supir truk. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu namun jarang mengambil obat ke Puskesmas karena seringkali sibuk
bekerja. Pemeriksaan TTV TD 170/110, N 90, RR 20, S 37 . Pemeriksaan oftalmologis
OD 6/20, OS 6/60, pinhole (-). Pemeriksaan segmen anterior dalam batas normal.
Pemeriksaan funduskopi didapatkan reflex fundus (+), C/D ratio 0,4 dengan batas
tegas, dijumpai perdarahan pada vitreus, neovaskularisasi (-).
A. Retinopati hipertensi grade I
B. Retinopati hipertensi grade II
C. Retinopati hipertensi grade III
D. Retinopati hipertensi grade IV
E. Ablasio retina
Laki-laki, 50 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan penglihatan kabur. Hal
ini dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu namun kini pasien merasa terganggu
saat bekerja sebagai supir truk. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu namun jarang mengambil obat ke Puskesmas karena seringkali sibuk
bekerja. Pemeriksaan TTV TD 170/110, N 90, RR 20, S 37 . Pemeriksaan oftalmologis
OD 6/20, OS 6/60, pinhole (-). Pemeriksaan segmen anterior dalam batas normal.
Pemeriksaan funduskopi didapatkan reflex fundus (+), C/D ratio 0,4 dengan batas
tegas, dijumpai perdarahan pada vitreus, neovaskularisasi (-).
A. Retinopati hipertensi grade I
B. Retinopati hipertensi grade II
C. Retinopati hipertensi grade III
D. Retinopati hipertensi grade IV
E. Ablasio retina
2

Definisi

• Perubahanpembuluhdarahretinaakibathipertensidan
arteriosklerosis.

Manifestasiklinis
• Matatenangvisusturunperlahan
• NyerikepaladanmataàPadaderajat3&gt;

655
Retinopati Hipertensi 2

Pemeriksaan

• Visus
• Funduskopi :
• FENOMENACROSSING (AV CROSSING),
• AV nicking,
• sklerosis
• Eksudat pada retina(cotton wool spot, hard exudate)
• Perdarahan retina(flame-shaped hemorrhage)
• Edemamacula
Retinopati Hipertensi 2

Funduskopi

Temuan Deskripsi
Arteri berkelok-kelok (tortuous) Akibat konstriksi arteriol retina
AV crossing dan AV nicking Vena sangat menyempit hingga arteri dapat melewatinya
Copper wire & silver wire Penebalan dan opasifikasi dinding arteriol
Akumulasi materi aksoplasmik akibat iskemia lapisan retina nerve
Cotton-wool spots (soft exudate)
fiber
Hard exudate Akumulasi lipid akibat arteriol yang mengalami kebocoran
Flame-shaped hemorrhage Perdarahan retina superfisialis
Dot blot hemorrhage Perdarahan retina profunda
Edema papil Pembengkakan diskus optik

657
Retinopati Hipertensi

Cotton wool spots


Arteriole Tortuosity AV Nicking Copper Wire Silver Wire
(Soft Exudate)

Flame-Shape
Hard Exudate Dot Blot Hemorrhage Edema papil
Haemorrhage

658
Retinopati Hipertensi 2

Klasifikasi

Grade Funduskopi
Grade 1 Konstriksi arteriol retina

Grade 2 Grade I + AV nicking + copper/silver wiring


Grade 2 + flame-shaped hemorrhage + cotton-wool spots +
Grade 3
hard exudates
Grade 4 Grade 3 + papilledema / edema retina

659
Retinopati Hipertensi 2

Tatalaksana

• Penurunantekanandarah
• Tanpaedemapapilàpenurunantekanandarahsecaraperlahan
• DenganedemapapilàpenurunantekanandarahsecaraSEGERA(emergensi)
• PerdarahanvitreusàVitrektomi
Jawaban lainnya

A. Retinopati hipertensi grade I à konstriksi arteriol


B. Retinopati hipertensi grade II à AV nicking, silver wire
C. Retinopati hipertensi grade III
D. Retinopati hipertensi grade IV à papiledema
E. Ablasio retina à buta mendadak
93
Modifikasi: AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 28 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan pandangan
kabur. Hal ini dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan TTV
didapatkan TD 110/70, N 80, RR 16, S 36,5. Pemeriksaan fisik ODS, BMD tampak
lapang, reflex cahaya (+/+). Pemeriksaan visus ODS didapatkan: S +1,00 6/15; S
+1,25 6/9; S +1,50 6/6; S + 1,75 6/6; S +2,00 6/15.
Koreksi kacamata yang tepat pada pasien?
A. S +1,00
B. S +1,25
C. S +1,50
D. S +1,75
E. S +2,00
Modifikasi: AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 28 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan pandangan
kabur. Hal ini dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan TTV
didapatkan TD 110/70, N 80, RR 16, S 36,5. Pemeriksaan fisik ODS, BMD tampak
lapang, reflex cahaya (+/+). Pemeriksaan visus ODS didapatkan: S +1,00 6/15; S
+1,25 6/9; S +1,50 6/6; S + 1,75 6/6; S +2,00 6/15.
Koreksi kacamata yang tepat pada pasien?
A. S +1,00
B. S +1,25
C. S +1,50
D. S +1,75
E. S +2,00
Miopia VS Hipermetropia
Miopia Hipermetropia

- Disebut juga dengan rabun JAUH - Disebut juga dengan rabun DEKAT
- Dikoreksi dengan lensa SFERIS (-) - Dikoreksi dengan lensa SFERIS (+)

- Kriteria: - Kriteria:
- Low (<-3,0) - Ringan ( +0,25 s/d +3,0)
- Medium ( -3,0 s/d -6,0) - Sedang ( +3,25 s/d +6,0)
- High ( > -6,0) - Berat ( > +6,0)

Lensa sferis negatif Lensa sferis positif


terkecil terbesar
yang memberikan yang memberikan
visus visus terbaik
terbaik, miopi
tinggi diberikan
pengurangan 2/3
koreksi penuh

665
Hipermetropia 4A

Hipermetropia Total
Hipermetropia Manifest
Hipermetropia Latent
Hipermetropia Absolut Hipermetropia Fakultatif

Hilang dengan akomodasi


Hilang dengan kacamata
Hipermetropia 4A

Hipermetropia Hipermetropia Hipermetropia Hipermetropia Hipermetropia


manifest absolute fakultatif Laten Total

Akomodasi (-) (+)/(-) (+) max (+) max

Sikloplegik (-) (+)


Visus normal Visus normal
Visus Visus normal 6/6
< 6/6 6/6

Lensa spheris (+) Lensa spheris (+) Lensa spheris (+)


Lensa
terbesar 6/6 terkecil 6/6 6/6
Jawaban lainnya

A. S +1,00 à tidak memberikan visus 6/6


B. S +1,25 à tidak memberikan visus 6/6
C. S +1,50 à hipermetropia absolut
D. S +1,75
E. S +2,00 à tidak memberikan visus 6/6

Pada kasus hipermetropia, koreksi menggunakan lensa positif tertinggi yang


menghasilkan visus 6/6 (hipermetrop manifest)
94
Modifikasi: AIPKI Batch April 2022
Laki-laki, 19 tahun, dibawa ke IGD RS oleh warga setempat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sedang menyeberangi
zebracross ketika tiba-tiba seorang pengemudi sepeda motor
menabraknya dengan kecepatan tinggi sehingga pasien terlempar
dan terjatuh. Setelah melakukan primary survey, dokter menjumpai
adanya robekan pada kelopak mata bawah pasien dengan
gambaran sebagai berikut.
Diagnosis?
A. Laserasi palpebral inferior
B. Laserasi palpebral inferior + kanalikuli
C. Laserasi palpebral inferior partial-thickness + laserasi ductus
lakrimal
D. Laserasi palpebral inferior full-thickness + laserasi ductus lakrimal
E. Laserasi kanalikuli
Modifikasi: AIPKI Batch April 2022
Laki-laki, 19 tahun, dibawa ke IGD RS oleh warga setempat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sedang menyeberangi
zebracross ketika tiba-tiba seorang pengemudi sepeda motor
menabraknya dengan kecepatan tinggi sehingga pasien terlempar
dan terjatuh. Setelah melakukan primary survey, dokter menjumpai
adanya robekan pada kelopak mata bawah pasien dengan
gambaran sebagai berikut.
Diagnosis?
A. Laserasi palpebral inferior
B. Laserasi palpebral inferior + kanalikuli
C. Laserasi palpebral inferior partial-thickness + laserasi ductus
lakrimal
D. Laserasi palpebral inferior full-thickness + laserasi ductus lakrimal
E. Laserasi kanalikuli
3B

Definisi

•Trauma pada kelopak mata yang dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun tumpul.

Klasifikasi

•Partial-thickness
•Keterlibatan struktur superfisial (epidermis, dermis dan jaringan subkutan)
•Full-thickness
•Keterlibatan lapisan posterior, lempeng tarsal, konjungtiva

Tata laksana

•Reparasi oleh Sp.M (harus dilakukan dalam 12-24 jam pertama untuk mencegah komplikasi)
•Tata laksana pra rujukan:
•Profilaksis tetanus à HTIg atau ATS
•Profilaksis rabies pada kasus gigitan hewan à PEP
•Profilaksis infeksi sekunder à antibiotik sistemik Amoxi-clav / Doxycyclin / Cotrimoksazol / Sefaleksin

672
Jawaban lainnya

A. Laserasi palpebral inferior à tidak cukup lengkap


B. Laserasi palpebral inferior + kanalikuli à tidak cukup lengkap
C. Laserasi palpebral inferior partial-thickness + laserasi ductus lakrimal à partial
thickness hanya melibatkan epidermis hingga subkutan, pada gambar telah
terjadi kehilangan jaringan secara total
D. Laserasi palpebral inferior full-thickness + laserasi ductus lakrimal
E. Laserasi kanalikuli à tidak cukup lengkap
Batch Februari

2023
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing berputar disertai mual. Keluhan dirasakan pertama kali. Keluhan
bertambah berat saat pasien menoleh kekiri. Tidak didapatkan telinga
berdenging dan tidak ada penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan tanda
vital di dapatkan TD 128/85 mmHg HR 98 x/menit RR 24 x/menit S 36.6C,
pemeriksaan fisik ditemukan nistagmus halus.
Patofisiologi pada kasus ini adalah...
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe
C. Infeksi labirin
D. Kekakuan tulang pendengaran
E. Kekakuan membrane timpani
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing berputar disertai mual. Keluhan dirasakan pertama kali. Keluhan
bertambah berat saat pasien menoleh kekiri. Tidak didapatkan telinga
berdenging dan tidak ada penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan
ditemukan nistagmus halus.
Patofisiologi pada kasus ini adalah...
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe
C. Infeksi labirin
D. Kekakuan tulang pendengaran
E. Kekakuan membrane timpani
4A

Definisi
• Gangguan keseimbangan yang di picu oleh perubahan posisi

Patofisiologi
• Gangguan pada kanalis semi sirkularis posterior
• Adanya batu di koklea/ otolit/ canalolithiasis
Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik

• Vertigo perifer (saat perubahan posisi)


• Nistagmus horizontal dan rotatoar
• Dix halpike (+)
• Manuver epley (+) oleh tenaga kesehatan

677
Diagnosis Banding Gangguan Keseimbangan
Neuritis
BPPV Meniere’s Disease Labirinitis
Vestibularis
Riwayat
Kanalitiasis, Riwayat
Etiologi Hydrops endolymph OMSK/ISPA/
kupulolitiasis OMSK/ISPA
HSV tipe1
Tinitus (+) (+) (+) (-)
Tergantung
Vertigo perubahan Periodik Akut Akut
posisi
Gangguan
SNHL SNHL SNHL (-)
Pendengaran

Pemeriksaan Dix halpike


- Inflamasi (+) -
fisik Manuver epley

678
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe à meniere disease
C. Infeksi labirin à labirinitis
D. Kekakuan tulang pendengaran à otosklerosis
E. Kekakuan membrane timpani à timpanosklerosis
THT

96
Anak perempuan, berusia 10 tahun datang ke rumah sakit diantar ibunya
dengan keluhan nyeri pada telinga kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan tersebut disertai demam. Pasien juga menderita infeksi saluran
nafas bagian atas. Pemeriksaan fisik di dapatkan TD 96/60 mmHg HR 88 x/menit
RR 20 x/menit S 36.4C, dilakukan pemeriksaan otoskopi, tampak membran
timpani menonjol dan hiperemis.
Terapi definitif kasus tersebut adalah...
A. Oksimetazolin 0,05%
B. Eritromisin 4x500 mg
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3%
E. Observasi

681
Anak perempuan, berusia 10 tahun datang ke rumah sakit diantar ibunya
dengan keluhan nyeri pada telinga kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan tersebut disertai demam. Pasien juga menderita infeksi saluran
nafas bagian atas. Pemeriksaan fisik di dapatkan TD 96/60 mmHg HR 88 x/menit
RR 20 x/menit S 36.4C, dilakukan pemeriksaan otoskopi tampak membran timpani
menonjol dan hiperemis.
Terapi definitif kasus tersebut adalah...
A. Oksimetazolin 0,05%
B. Eritromisin 4x500 mg
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3%
E. Observasi

682
4A

Definisi

• inflamasi akut pada telinga tengah.

Etiologi

• Streptococcus pneumoniae (30-50%)


• Haemophillus influenzae (20-30%)
• Moraxella catarrhalis (10-20%)

Pada anak anak lebih mudah terjadi OMA karena tuba eustachius
lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal.

683
4A

polimorfisme
Adenoid
alergi
Inflamasi
sikotikin
Infeksi
bakteri/virus refluks
akut
Regulasi musin
Difungsi tuba
eustachia
Disfungsi Peningkatan
siliar viskositas cairan di
telinga tengah

Klirens mukus
Merokok terganggu

OMA

684
Otitis Media Akut
Stadium Gejala Klinis Otoskopi Tatalaksana

Dekongestan topikal
Telinga penuh, MT retraksi dan tampak
Oklusi • Tetes hidung HCl efedrin 0,5-1%
demam (-) suram
• Oksimetazolin 0,025-0,05%

Antibiotik oral
• Amoxicilin 3x500 mg
Hiperemis Demam, otalgia MT hiperemis + edema • Eritromisin 4x500 mg
• Coamoxiclav 3x625 mg
Analgetik + Antipiretik
Miringotomi
Demam tinggi, MT buldging/menonjol,
Supurasi Antibiotik oral
otalgia (+++) hiperemis
Analgetik + Antipiretik

Demam menurun, Ear toilet à H2O2 3% (3-5 hari)


Perforasi keluar sekret dari MT perforasi, sekret (+) AB oral/tetes (ofloxacin 0.5% tetes
telinga, otalgia (-) 3 minggu)

Observasi
MT mulai menutup,
Resolusi Sekret berkurang (-) resolusi à AB lanjutkan selama
sekret berkurang
3 minggu
685
A. Oksimetazolin 0,05% à rhinitis
B. Eritromisin 4x500 mg à tidak tepat
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3% à serumen prop
E. Observasi à tidak ada pilihan

686
THT

97
Anak laki-laki usia 12 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan
mimisan pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat,
akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing. Keluhan tersebut dialami pasien
sejak usia 10 tahun namun hilang timbul. Pemeriksaan fisik TD 98/62 HR 92x/menit
RR 20 x/menit S 36.6C, dilakukan pemeriksaan rhinoskopi anterior ditemukan
massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Pada
rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna
keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah...
A. Ca nasofaring
B. Polip nasi
C. Papiloma squamosa
D. Tumor sinonasal maligna
E. Angiofibroma nasofaring belia

688
Anak laki-laki usia 12 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan
mimisan pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat,
akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing. Keluhan tersebut dialami pasien
sejak usia 10 tahun namun hilang timbul. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik TD
98/62 HR 92x/menit RR 20 x/menit S 36.6C, dilakukan pemeriksaan rhinoskopi
anterior ditemukan ditemukan massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang
mudah berdarah. Pada rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada
nasofaring berwarna keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah...
A. Ca nasofaring
B. Polip nasi
C. Papiloma squamosa
D. Tumor sinonasal maligna
E. Angiofibroma nasofaring belia

689
Definisi Etiologi
• Atau angiofibroma nasofaring juvenile
• Massa pada pembuluh darah nasofaring à jinak
• Epidemiologi: tersering pada anak laki-laki usia muda (7-19 tahun)

Manisestasi Klinis

• Epistaksis massif berulang


• Hidung tersumbat progresif
• Benjolan pada pipi
• Suara sengau
• Otalgia dan cephalgia

690
Pemeriksaan Penunjang

• Rinoskopi Anterior à Awal


• Massa kenyal berwarna kemerahan/kebiruan/abu-abu
• Mudah berdarah
• CT-Scan à Holman miller sign (antral)
• Angiografi à Gold Standard

Tatalaksana à Pembedahan

Holman miller sign

691
A. Ca nasofaring à trias: diplopia, pemb. KGB, tinnitus
B. Polip nasi à massa bertangkai pucat/keabuan tdk epistaksis
C. Papiloma squamosa à tumor jinak permukaan sel squamosa
D. Tumor sinonasal maligna à tumor yang meluas dari sinus ke cavum nasi
E. Angiofibroma nasofaring belia

692
THT

98
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan keluar banyak
sekret dari telinga kiri sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan gatal pada
telinga kirinya. Pasien merasa pendengarannya menurun sejak 3 hari yang lalu.
Pasien tidak ada riwayat batuk pilek. Dalam 5 tahun terakhir, pasien
mengonsumsi metformin 3 kali sehari tetapi tidak rutin. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri bertambah ketika telinga kiri ditarik serta tampak cairan keluar
dari telinga kiri berwarna kehijauan, membran timpani sulit dievaluasi.
Organisme penyebab yang paling mungkin adalah...
A. Streptokoccus viridan
B. Stafilokokus aureus
C. Streptokukus pneumonia
D. Moraxella catarhlis
E. Pseudomonas aeruginosa

694
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan keluar banyak
sekret dari telinga kiri sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan gatal pada
telinga kirinya. Pasien merasa pendengarannya menurun sejak 3 hari yang lalu.
Pasien tidak ada riwayat batuk pilek. Dalam 5 tahun terakhir, pasien
mengonsumsi metformin 3 kali sehari tetapi tidak rutin. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri bertambah ketika telinga kiri ditarik serta tampak cairan keluar
dari telinga kiri berwarna kehijauan, membran timpani sulit dievaluasi.
Organisme penyebab yang paling mungkin adalah...
A. Streptokoccus viridan
B. Stafilokokus aureus
C. Streptokukus pneumonia
D. Moraxella catarhlis
E. Pseudomonas aeruginosa

695
4A

Sirkumskripta Difusa Maligna

Mengenai seluruhnya, Mengenai seluruhnya


Mengenai 1/3 luar, membran
membran timpani tidak membran timpani tidak
timpani terlihat
terlihat terlihat
S. albus, S. aureus E. Coli, Pseudomonas Pseudomonas

Lesi furunkel (bisul( Swimmer ear + nyeri Paralisis N. VII

AB Ciprofloxacin 400mg
Tampon AB: polimiksin B,
Polimiksin, bacitracin IV/8 jam/ 750 mg PO/2 jam
neomisin, hidrokortison
dan debridement agresif

696
4A

OE Sirkumskripta
OE Difusa

MT sulit di nilai
1/3 luar Nyeri Tarik ; difusa
MT masih terlihat Paralisis N. VII; maligna
OE Maligna

697
A. Streptokoccus viridan à tidak tepat
B. Stafilokokus aureus à sirkumskripta
C. Streptokukus pneumonia à pneumonia
D. Moraxella catarhlis à tidak tepat
E. Pseudomonas aeruginosa

698
THT

99
Laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan mimisan yang keluar dari
hidung dan mulut. Keluhan disertai dengan tengkuk terasa tegang dan pusing,
tidak didapatkan nyeri kepala dan trauma. Pasien menderita hipertensi tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 170/100 mmHg HR 78 x/menit
RR 21 x/menit S 36.6C, pemeriksaan status generalis dalam batas normal.
Apa diagnosis yang tepat…
A. Hemangioma nasi
B. Trauma hidung
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile
E. Epistaksis anterior

700
Laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan mimisan yang keluar dari
hidung dan mulut. Keluhan disertai dengan tengkuk terasa tegang dan pusing,
tidak didapatkan nyeri kepala dan trauma. Pasien menderita hipertensi tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 170/100 mmHg HR 78 x/menit
RR 21 x/menit S 36.6C, pemeriksaan status generalis dalam batas normal.
Apa diagnosis yang tepat…
A. Hemangioma nasi
B. Trauma hidung
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile
E. Epistaksis anterior

701
4A

EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR


Plexus woodruff
Sumber Plexus Kiesselbach /
A. Sfenopalatina / A. Etmoidalis
Perdarahan A. Etmoidalis anterior
posterior

Etiologi Trauma Penyakit sistemik (ex. hipertensi)

Perdarahan cepat berhenti


Perdarahan lama dan sulit berhenti
dan dapat berhenti sendiri.
Gejala Klinis spontan
Dapat dikendalikan dengan
Dapat menetes ke orofaring
tindakan sederhana

• Lakukan Trotter’s method à • Pemasangan Tampon Bellocq


penekanan pada hidung (tampon posterior) selama 48-72
selama 10-15 menit jam
• Apabila tidak berhenti à • KI à trauma fasial à alternatif:
Tampon Anterior (dengan kateter folley dengan balon
Tata
atau tanpa epinefrin)
Laksana
selama 48 jam
• Apabila sumber
perdarahan terlihat jelas à
Kauter dengan AgNO3 15-
25%
702
4A

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


MEMASANG TAMPON:
• Tampon tidak boleh mengenai kolumela,
Tampon Anterior
mudah trauma
• Ujung tampon tidak boleh ada yang keluar
ke orofaring
• Pasang kasa + plester di anterior
• Pemasangan tampon hidung bilateral, diberi
O2 yang dihumidifikasi dan diobservasi
• Beri antibiotik profilaksis selama pemasangan
tampon

Tampon Posterior

703
A. Hemangioma nasi à tidak tepat
B. Trauma hidung à epistaksis anterior
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile à masa putih keabuan mudah berdarah
E. Epistaksis anterior à factor risikonya adalah trauma

704
THT

100
Seorang perempuan datang dengan keluhan cairan keluar dari liang telinga.
Cairan keluar berwarna kuning hilang timbul. Pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam TD 138/90 mmHg HR 82 x/menit RR 19 x/menit S 36.4C. Pada saat di
lakukan otoskop didapatkan cairan mukopurulen disertai dengan adanya
perforasi membrane timpani di daerah sentral.
Terapi yang tepat adalah…
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga

706
Seorang perempuan datang dengan keluhan cairan keluar dari liang telinga.
Cairan keluar berwarna kuning hilang timbul. Pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam TD 138/90 mmHg HR 82 x/menit RR 19 x/menit S 36.4C. Pada saat
dilakukan otoskop didapatkan cairan mukopurulen disertai dengan adanya
perforasi membrane timpani di daerah sentral.
Terapi yang tepat adalah…
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga

707
Otitis Media Akut
Stadium Gejala Klinis Otoskopi Tatalaksana

Dekongestan topikal
Telinga penuh, MT retraksi dan tampak
Oklusi • Tetes hidung HCl efedrin 0,5-1%
demam (-) suram
• Oksimetazolin 0,025-0,05%

Antibiotik oral
• Amoxicilin 3x500 mg
Hiperemis Demam, otalgia MT hiperemis + edema • Eritromisin 4x500 mg
• Coamoxiclav 3x625 mg
Analgetik + Antipiretik
Miringotomi
Demam tinggi, MT buldging/menonjol,
Supurasi Antibiotik oral
otalgia (+++) hiperemis
Analgetik + Antipiretik

Demam menurun, Ear toilet à H2O2 3% (3-5 hari)


Perforasi keluar sekret dari MT perforasi, sekret (+) Antibiotik oral/tetes (ofloxacin
telinga, otalgia (-) 0,5% tetes 3 minggu)

Observasi
MT mulai menutup,
Resolusi Sekret berkurang (-) resolusi à AB lanjutkan selama
sekret berkurang
3 minggu
708
4A

709
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga à tidak tepat
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat

710
THT

101
Seorang laki-laki berusia 55 tahun bekerja di pabrik besi sejak 10 tahun yang lalu. 3
bulan ini pasien mengeluhkan pendengaran menurun. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 139/90 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.2C. Pemeriksaan garpu tala
Rinne (+) kedua telinga, Weber tidak ada lateralisasi. Audiometri: peningkatan
ambang dengar nada tinggi, terutama pada 4000 Hz.
Mekanisme yang menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Kekakuan pada tulang stapes
B. Robekan pada membrane timpani
C. Radang pada labirin
D. Hidrops cairan endolimfe
E. Kerusakan sel rambut koklea

713
Seorang laki-laki berusia 55 tahun bekerja di pabrik besi sejak 10 tahun yang lalu.
3 bulan ini pasien mengeluhkan pendengaran menurun. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 139/90 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.2C. Pemeriksaan garpu tala
Rinne (+) kedua telinga, Weber tidak ada lateralisasi. Audiometri: depeningkatan
ambang ngar nada tinggi, terutama pada 4000 Hz.
Mekanisme yang menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Kekakuan pada tulang stapes
B. Robekan pada membrane timpani
C. Radang pada labirin
D. Hidrops cairan endolimfe
E. Kerusakan sel rambut koklea

714
4A

Definisi Etiologi

• Penurunan pendengaran akibat bising berlebih


di lingkungan kerja

Faktor Risiko

• Riwayat bekerja di tempat bising

Mekanisme

• Degenerasi sel rambut à stereosilia menurun


dan kaku à menurunkan respon stimulasi à
jaringan parut di koklea KHAS! Audiometri ada noise
notch sampai 4000 Hz

715
A. Kekakuan pada tulang stapes (otosklerosis)
B. Robekan pada membrane timpani (OMSK)
C. Radang pada labirin (labirinitis)
D. Hidrops cairan endolimfe (meniere disease)
E. Kerusakan sel rambut koklea

716
THT

102
Seorang wanita 22 tahun datang dengan keluhan nyeri hidung sebelah kanan
diserta hidung tersumbat, dan keluar cairan berwarna kuning kehijauan.
Pemeriksaan fisik tanda vital TD 120/88 HR 87 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pemeriksaan rhinoskopi didapatkan konka hiperemis dan seret mukopurulen
meatus dextra. Pemeriksaan yang tepat dilakukan ialah?
A. Rontgent sinus paranasal posisi caldwell
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior

718
Seorang wanita datang dengan keluhan nyeri hidung sebelah kanan diserta
hidung tersumbat, dan keluar cairan berwarna kuning kehijauan. Pemeriksaan
fisik tanda vital TD 120/88 HR 87 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C, pemeriksaan
rhinoskopi didapatkan konka hiperemis dan seret mukopurulen meatus dextra.
Pemeriksaan yang tepat dilakukan ialah?
A. Rontgent sinus paranasal posisi caldwell
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior

719
4A

Jenis Klasifikasi
Akut • ≤ 4 minggu
• Etiologi: S. pneumonia. H.
Influenzae
Subakut • 4-12 minggu
• Etiologi: S. Pneumonia, H.
Influenzae
Kronis • ≥ 12 minggu
• S. pneumonia. P. aeruginosa
Rekuren • ≥ 4x/tahun. Setiap episode 7-
10 hari ada periode sembuh
sempurna

720
4A

Penegakan Diagnosis

Gejala Mayor Gejala Minor


Purulent anterior nasal discharge Nyeri kepala
Purulent or discolored posterior Nyeri telinga/terasa penuh
nasal discharged
hidung tersumbat Halitosis
Nyeri di area wajah Nyeri gigi
Hiposmia/ anosmia Demam (subakut/ kronik)
Demam (akut sinusistis) fatigue

2 mayor 1 minor atau ≥ 2 mayor

721
4A

Pemeriksaan Penunjang

Maxilla ; Waters
Stenver & Schedel : Mastoid
Frontalis : Caldwell

Pemeriksaan Lain:
CT-Scan : gold standard
Sinuskopi : gagal pengobatan, gejala
berat, Riwayat operasi,
immunocompromise Caldwell
Waters view
MRI: bila curiga keganasan view

MaWar SuCa Mas FroCa : Maxilla waters, Stenver & Shedel


Mastoid, Frontalis Caldwell

722
A. Rontgent sinus paranasal posisi Caldwell à frontalis
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel à mastoid
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver à mastoid
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior à tidak ada pada pilihan

723
Batch Februari

2023
103
Seorang pria berusia 26 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak truk 1 jam yang lalu. Saat
sampai di IGD, pasien tidak sadar dan terdengar suara mendengkur pada pasien. Selama
di perjalanan ke IGD pasien tidak pernah mengalami perbaikan kesadaran. Pada
pemeriksaan tanda vital BP 90/70 mmHg, RR 10x/menit, HR 70x/menit, suhu afebris, tampak
ekimosis kacamata. Kemudian dilakukan manuver jaw thrust dan suara snoring
menghilang, saat jaw thrust dilepaskan terdengar snoring kembali.
Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan airway
pasien?
A. Kriokotirodotomi
B. Lanjutkan manuver jaw thrust
C. Pemasangan nasofaringeal airway
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt
Seorang pria berusia 26 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak truk 1 jam yang lalu. Saat
sampai di IGD, pasien tidak sadar dan terdengar suara mendengkur pada pasien. Selama
di perjalanan ke IGD pasien tidak pernah mengalami perbaikan kesadaran. Pada
pemeriksaan tanda vital BP 90/70 mmHg, RR 10x/menit, HR 70x/menit, suhu afebris, tampak
ekimosis kacamata. Kemudian dilakukan manuver jaw thrust dan suara snoring
menghilang, saat jaw thrust dilepaskan terdengar snoring kembali.
Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan airway
pasien?
A. Kriokotirodotomi
B. Lanjutkan manuver jaw thrust
C. Pemasangan nasofaringeal airway
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt
• Adanya cairan atau material semisolid di jalan napas à
Gurgling tatalaksana dengan suction

• Faring tertutup sebagian (oleh soft palate atau epiglottis) à


Snoring tatalaksana dengan OPA

• Suara yang dihasilkan akibat spasme laring (sering terjadi


Crowing pada trauma inhalasi) à tatalaksana dengan intubasi

Inspiratory stridor • Obstruksi di saluran napas atas

Expiratory wheeze • Obstruksi saluran napas bawah


Precautions :
• Jejas di atas clavicula
• Trauma maxilofacial
• Jatuh dari ketinggian >5 m

Head Tilt Jaw Thrust

Chin Lift
A. Kriokotirodotomi → apabila terjadi obstruksi pada saluran napas atas, spasme
laring
B. Lanjutkan manuver jaw thrust → tindakan selanjutnya pemasangan OPA
C. Pemasangan nasofaringeal airway → KI pada pasien suspek fraktur basis
cranium
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt → kurang tepat
104
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan menelan. Setelah
digali dari anamnesis diketahui seminggu yang lalu pasien tanpa sengaja menginjak paku
yang berkarat dan pasien hanya membersihkan dengan air mengalir. Pada pemeriksaan
tanda vital BP 120/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 20x/menit, suhu 37.9°C. Pada pemeriksaan
fisik tampak vulnus pada plantar pedis sinistra disertai pus, trismus dan pemeriksaan tes
spatula (+). Pemeriksaan elektrolit dalam batas normal.
Manakah pernyataan yang benar terkait kasus di atas?
A. Diagnosis pasien adalah tetani
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan menelan. Setelah
digali dari anamnesis diketahui seminggu yang lalu pasien tanpa sengaja menginjak paku
yang berkarat dan pasien hanya membersihkan dengan air mengalir. Pada pemeriksaan
tanda vital BP 120/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 20x/menit, suhu 37.9°C. Pada pemeriksaan
fisik tampak vulnus pada plantar pedis sinistra disertai pus, trismus dan pemeriksaan tes
spatula (+). Pemeriksaan elektrolit dalam batas normal.
Manakah pernyataan yang benar terkait kasus di atas?
A. Diagnosis pasien adalah tetani
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II
Tetanus 3B

Etiologi

• Clostridium tetani (bakteri basil gram (+) anaerob obligat)

• Infeksi tetanus dimulai ketika spora tetanus ‘hinggap’ pada jaringan yang
terbuka/rusak

• Inkubasi 3-21 hari

• Spora tetanus mensekresikan 2 jenis toksin yakni: TETANOSPASMIN dan TETANOLISIN

734
3B

Grading Tetanus

Derajat Keparahan Gejala Klinis

I Ringan Trismus ringan-sedang, disfagia tidak ada/ringan

II Sedang Trismus sedang, rigiditas, spasme ringan-sedang, laju napas > 30x/menit dan disfagia
ringan

III Berat Trismus berat, spastik generalisata, laju napas > 40x/menit, disfagia berat, takikardi (>
120x/menit)

IV Sangat Berat Derajat III dengan disfungsi autonom melibatkan sistem kardiovaskular (hipertensi berat
dan takikardi dengan relatif hipotensi dan bradikardia)

Derajat Lebar pembukaan mulut


I >35 mm
II 25 – 35 mm
III 15 – 25 mm
IV 2 – 15 mm

735
3B

Tatalaksana Umum

• Perawatan luka dan debridement luka


• Ruangan: tenang dan gelap à mengurangi rangsang kejang

Tatalaksana Khusus

• Anti Tetanus
• Pemberian Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) à 3000-6000 U (IM) single dose
• ATS (equine) à 50.000 U (IM) diikuti 50.000 U (infus lambat)
• Anti Kejang
• Diazepam 0.5 mg/kg/kali (IV) dengan dosis opimum 10mg/kali tiap kejang. Kemudian diikuti
diazepam PO 0.5mg/kg/kali tiap 6 jam
• Eradikasi bakteri
• Metronidazole 500 mg/6- 8jam (IV) atau 1 gr/12jam 7-10 hari
• Penicillin G 2-4 jt U/4-6jam (IV) 7-10 hari

736
A. Diagnosis pasien adalah tetani → diagnosis adalah tetanus
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora → gram (+)
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test → ATS didahului dengan skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II → grade I
105
Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke IGD karena mengatakan melihat hantu
di kamarnya. Dari anamnesis diketahui pasien digigit kelelawar 10 hari yang lalu saat
sedang memasuki suatu gua yang ternyata dipenuhi banyak kelelawar. Menurut orang
tua pasien saat ini pasien mengeluhkan sakit pada tenggerokan saat minum air. Pada
pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vulnus morsum ukuran 1x2 cm dengan tidak ada
perdarahan aktif dengan jaringan granulasi di atasnya
Apakah stadium klinis yang dialami pasien di atas?
A. Inkubasi
B. Prodromal
C. Sensoris
D. Eksitasi
E. Paralisis
Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke IGD karena mengatakan melihat hantu
di kamarnya. Dari anamnesis diketahui pasien digigit kelelawar 10 hari yang lalu saat
sedang memasuki suatu gua yang ternyata dipenuhi banyak kelelawar. Menurut orang
tua pasien saat ini pasien mengeluhkan sakit pada tenggerokan saat minum air. Pada
pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vulnus morsum ukuran 1x2 cm dengan tidak ada
perdarahan aktif dengan jaringan granulasi di atasnya
Apakah stadium klinis yang dialami pasien di atas?
A. Inkubasi
B. Prodromal
C. Sensoris
D. Eksitasi
E. Paralisis
3B

Definisi

• Infeksi akut susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies yang bersifat
zoonotik menjalar ke saraf perifer
• Masa inkubasi rata-rata 3-8 minggu
• Hewan yang dapat terinfeksi : anjing, monyet, kucing, kelelawar

Genus Lyssa-virus
Family Rhabdoviridae

741
3B

STADIUM PRODROMAL

Demam, malaise, mual, nyeri tenggerokan

STADIUM SENSORIS

Nyeri, panas dan kesemutan sekitar luka, reaksi berlebihan pada rangsangan sensoris
GEJALA
KLINIS
STADIUM EKSITASI

Peningkatan tonus otot dan aktivitas simpatis

STADIUM PARALISIS
Paresis otot progresif akibat gangguan medulla spinalis

742
3B

Tatalaksana Umum

• Cuci luka dengan air sabun 15 menit, debridement dan bersihkan dengan antiseptik
• Isolasi untuk menghindari rangsangan → spasme otot

Tatalaksana Khusus

• Vaksin Anti Rabies


• Dalam waktu 10 hari sejak terpapar
• Dosis 0,5 ml IM (hari ke 0 (2 dosis), 7 dan 21)
• Serum Anti Rabies
• Bersama VAR hari ke 0
• Heterolog 40 IU/kgBB ( ½ dosis infiltrasi, ½ dosis IM), Homolog 20 IU/kgBB

743
A. Inkubasi à tidak ada gejala
B. Prodromal à gejala flu like syndromes
C. Sensoris à keluhan nyeri hebat pada daerah sekitar luka gigitan
D. Eksitasi
E. Paralisis à terjadi paresis otot secara progresif
106
Seorang perempuan berusia 25 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah tertimpa
reruntuhan gedung saat terjadi gempa. Saat ditemukan kaki pasien tertindih oleh batu
besar. Pada pemeriksaan tampak fraktur terbuka dan telah dilakukan pembidaian
sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital 120/80 mmHg, HR 92x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris.
Apakah kategori pasien dalam triase IGD?
A. Merah
B. Hitam
C. Hijau
D. Biru
E. Kuning
Seorang perempuan berusia 25 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah tertimpa
reruntuhan gedung saat terjadi gempa. Saat ditemukan kaki pasien tertindih oleh batu
besar. Pada pemeriksaan tampak fraktur terbuka dan telah dilakukan pembidaian
sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital 120/80 mmHg, HR 92x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris.
Apakah kategori pasien dalam triase IGD?
A. Merah
B. Hitam
C. Hijau
D. Biru
E. Kuning
• Proses khusus dalam memilah pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan
• Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitu penentuan mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul

MERAH/immediate Prioritas pertama (area resusitasi), pasien cedera berat mengancam


jiwa. Ventilasi setelah airway diposisikan/ RR>30x/menit, CRT>2 detik
KUNING/urgent Prioritas kedua (area tindakan), pasien memerlukan tindakan medis
dalam 6 jam. Cedera berpotensi mengancam nyawa namun dapat
menunggu sampai kondisi stabil dengan penanganan awal
HIJAU/delayed Prioritas ketiga (area observasi), pasien cedera minimal, dapat berjalan
dan mencari pertolongan, tidak memerlukan penanganan medis
segera
HITAM/unsalvageable Pasien meninggal atau cedera fatal yang tidak mungkin diresusitasi/
DOA

748
A. Merah à immediate
B. Hitam à meninggal
C. Hijau à delayed
D. Biru à ruang resusitasi
E. Kuning
107
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD tidak sadarkan diri setelah mengalami luka
tusuk di dada sebelah kanan 1 jam yang lalu saat berkelahi. Pemeriksaan tanda vital BP
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 30 x/menit, suhu 36,5℃, inspeksi terdapat luka terbuka di
ICS 4 MCL kanan, dada kanan tertinggal, JVP meningkat, perkusi hipersonor, tidak
terdengar suara napas paru kanan.
Apakah tatalaksana awal pada pasien di atas?
A. Needle thoracocentesis
B. WSD
C. Plester 3 sisi
D. Torakotomi
E. Perikardiosintesis
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD tidak sadarkan diri setelah mengalami luka
tusuk di dada sebelah kanan 1 jam yang lalu saat berkelahi. Pemeriksaan tanda vital BP
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 30 x/menit, suhu 36,5℃, inspeksi terdapat luka terbuka di
ICS 4 MCL kanan, dada kanan tertinggal, JVP meningkat, perkusi hipersonor, tidak
terdengar suara napas paru kanan.
Apakah tatalaksana awal pada pasien di atas?
A. Needle thoracocentesis
B. WSD
C. Plester 3 sisi
D. Torakotomi
E. Perikardiosintesis
Diagnosis Banding
Akumulasi Udara di Cavum Pleura

Traumatik Non Traumatik

Simple Open Tension Primer Sekunder


Sucking Chest Deviasi Trakea Asthenic Body Komplikasi
Tanda vital dbn & Hipotensi Habitus
Wound Penyakit Paru

Terapi Needle Plester 3 Needle


Awal Decom sisi Decom

Terapi
WSD
Definitif
A. Needle thoracocentesis
B. WSD à tatalaksana definitif
C. Plester 3 sisi à tatalaksana awal open pneumothorax
D. Torakotomi à tatalaksana definitif hemotoraks masif
E. Perikardiosintesis à tatalaksana awal tamponade jantung
108
Seorang pria berusia 35 tahun datang dibawa oleh warga sekitar ke IGD setelah
mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda 15 menit SMRS. Pasien mengeluhkan
nyeri dada kanan dan sesak napas setelah dada pasien membentur trotoar. Pada
pemeriksaan didapatkan TTV TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 32 x/menit. Pada inspeksi
didapatkan dinding dada kanan mengembang saat ekspirasi dan tertinggal saat inspirasi,
bunyi napas melemah.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Hematothoraks
D. Tamponade jantung
E. Flail chest
Seorang pria berusia 35 tahun datang dibawa oleh warga sekitar ke IGD setelah
mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda 15 menit SMRS. Pasien mengeluhkan
nyeri dada kanan dan sesak napas setelah dada pasien membentur trotoar. Pada
pemeriksaan didapatkan TTV TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 32 x/menit. Pada inspeksi
didapatkan dinding dada kanan mengembang saat ekspirasi dan tertinggal saat inspirasi,
bunyi napas melemah.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Hematothoraks
D. Tamponade jantung
E. Flail chest
3B

Definisi

• Fraktur segmental 3 costa berturut-turut

Manifestasi Klinis

• Nyeri dada >>>, dispneu, takipneu


• Pernafasan paradoksal
• Krepitasi

Tatalaksana

• Awal: analgesik kuat (opoid/intercostal blocks)


• Oksigen
• Definitif: fiksasi interna
A. Tension pneumothorax à hipotensi, perkusi hipersonor, JVP meningkat
B. Open pneumothorax à sucking chest wound
C. Hematothoraks à perkusi redup
D. Tamponade jantung à trias beck
E. Flail chest
109
Seorang pria berusia 52 tahun, datang ke RS dengan keluhan nyeri kepala. Nyeri
dirasakan di sekitar pelipis. Nyeri kepala dirasakan seperti terbakar dan rahang terasa
nyeri ketika mengunyah, keluhan juga disertai dengan pandangan kabur. Sebelumnya
pasien mengeluhkan badan terasa kaku yang dirasakan lebih dari 1 jam setiap pagi sejak
1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan TTV TD130/70 mmHg, HR 80x/menit, RR
22x/menit, suhu afebris.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. Paracetamol 1000mg
B. Paracetamol 500mg
C. O2 12L/i
D. Metilprednisolone IV
E. Carbamazepine
Seorang pria berusia 52 tahun, datang ke RS dengan keluhan nyeri kepala. Nyeri
dirasakan di sekitar pelipis. Nyeri kepala dirasakan seperti terbakar dan rahang terasa
nyeri ketika mengunyah, keluhan juga disertai dengan pandangan kabur. Sebelumnya
pasien mengeluhkan badan terasa kaku yang dirasakan lebih dari 1 jam setiap pagi sejak
1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan TTV TD130/70 mmHg, HR 80x/menit, RR
22x/menit, suhu afebris.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. Paracetamol 1000mg
B. Paracetamol 500mg
C. O2 12L/i
D. Metilprednisolone IV
E. Carbamazepine
Definisi

• Inflamasi pembuluh darah (vasculitis) yang terjadi pada orang tua, menyerang pembuluh darah
sedang – besar, terutama yang keluar dari aorta: subclavian, axillary, vertebral, temporal,
ophthalmic.
• Sering terjadi bersamaan dengan polymyalgia rheumatika

Etiologi

• Belum diketahui, beberapa agen infeksi diduga berperan dalam


pencetus GCA seperti: herpes, parainfluenza, cytomegalovirus,
parvovirus B19, klamidia dan mikoplasma.
Faktor Resiko

• Usia > 50 tahun


• Riwayat Polymyalgia Rheumatika à kaku sendi bahu dan panggul pada pagi hari

Manifestasi Klinis

• Nyeri kepala (Terutama daerah pelipis)


• Nyeri pada rahang
• Pandangan kabur / diplopia
• Demam
• Penurunan BB
• Nyeri otot

Diagnosis

• Klinis
• Biopsi Arteri temporal à Gold Standard
Tatalaksana

• Kortikosteroid dosis tinggi merupakan tatalaksana utama GCA


• Mengurangi gejala
• Mencegah komplikasi seperti kebutaan
• Metilprednisolone IV 1 g minimal 3 hari, tapering off
• Prednisone oral 1 mg/kgbb minimal 4 minggu, tapering off
• Tocilizumab, siklosporin, azathioprine, atau metotreksat dapat digunakan pada kasus resisten
steroid
A. Paracetamol 1000mg à kurang tepat
B. Paracetamol 500mg à kurang tepat
C. O2 12L/i à tatalaksana abortif cluster headache
D. Metilprednisolone IV
E. Carbamazepine à tatalaksana trigeminal neuralgia
110
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan kesulitan berkemih sejak 24 jam
yang lalu, keluhan disertai nyeri pada perut bagian bawah. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan serupa 5 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
160/90mmHg, HR 82x/menit, RR 23x/menit, dan Suhu 36,7 C. Didapatkan nyeri tekan pada
area suprapubik, dan pada pemeriksaan palpasi teraba vesika 2 jari suprasymphisis. Pada
pemeriksaan rektal teraba prostat membesar, lunak, dengan permukaan licin.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk mengurangi keluhan pasien adalah?
A. Dutasteride
B. Prazosin
C. Prednison
D. Tamsulosin
E. Minoksidil
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan kesulitan berkemih sejak 24 jam
yang lalu, keluhan disertai nyeri pada perut bagian bawah. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan serupa 5 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
160/90mmHg, HR 82x/menit, RR 23x/menit, dan Suhu 36,7 C. Didapatkan nyeri tekan pada
area suprapubik, dan pada pemeriksaan palpasi teraba vesika 2 jari suprasymphisis.
Pada pemeriksaan rektal teraba prostat membesar, lunak, dengan permukaan licin.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk mengurangi keluhan pasien adalah?
A. Dutasteride
B. Prazosin
C. Prednison
D. Tamsulosin
E. Minoksidil
Benign Prostatic Hyperplasia
BPH
MED+EASY
Proliferasi sel epitel & stroma prostat dan gangguan apoptosis sel → KaFe BesTie
pembesaran kelenjar

Pemeriksaan Anatomi

• Zona Perifer : Karsinoma Prostate


Fisis Penunjang
• Zona Transitional : BPH
• BNO-IVP
• USG Prostat : volume prostat
Rectal Toucher PSA : < 4
• Manifestasi Klinis
• IPSS Score

Iritasi Obstruksi
Tatalaksana Frekuensi, urgensi, Weak stream, Intermitten,
Nocturia, Inkontinensia Straining, Hesitancy

• Alpha Blockers : tamsulosin • Open Prostatectomy


• Transurethral Resectional
• 5-Alpha Reductase Inh. : Komplikasi
finasteride of Prostate (TURP)
• Antimuscarinic : tolterodine • Retensi Urin
• Phosphodiesterase 5 enzyme • Infeksi Saluran Kemih
inh. : tadalafil • Hidronefrosis
3A
MED+NOTES

Alpha 1 Blocker 5-Alpha Reductase


Reseptor yang spesifik Mengurangi
hanya ada di prostat -> pembentukan
Alpha-1a dihidrotestosteron (DHT)
Kerja : merelaksasi otot dari testosterone
polos pada prostat dan Dapat memperkecil
bladder neck ukuran prostat
Prazosin 2-20 mg/hari Dutasteride memiliki
(short acting), Terazosin efek supresi lebih hebat
1-20 mg/hari (long dari finasteride
acting) Dapat menyebabkan
(Uroselective) : gangguan libido
Tamsulosin 0,4-0,8 Dutasteride 0,5 mg/hari
mg/hari, Silidosin 8
mg/hari Finasteride 0,5 mg/hari

771
A. Dutasteride à menurunkan volume prostat
B. Prazosin
C. Prednison à tidak digunakan pada kasus BPH
D. Tamsulosin à untuk menurunkan tonus bladder pada TD yang normal
E. Minoksidil à tidak digunakan pada kasus BPH
Batch Februari

2023

BEDAH – 2
111
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
badannya membiru. Pasien lahir aterm, dibantu oleh bidan. Pada pemeriksaan
didapatkan bayi tampak letargis, HR 110x/ menit, RR60x/ menit, dan suhu 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bising usus pada thorak kanan dan tanda schapoid pada
abdomen kiri.
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Hernia scrotalis
B. Hernia umbilikalis
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus
E. Invaginasi
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
badannya membiru. Pasien lahir aterm, dibantu oleh bidan. Pada pemeriksaan
didapatkan bayi tampak letargis, HR 110x/ menit, RR60x/ menit, dan suhu 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bising usus pada thorak kanan dan tanda schapoid pada
abdomen kiri.
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Hernia scrotalis
B. Hernia umbilikalis
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus
E. Invaginasi
2

Definisi

• Protrusi organ abdomen ke rongga dada melalui suatu celah pada


diafragma

Klasifikasi

• Konginetal :
• Hernia Bochdalek/pleuroperitoneal (posterolateral)
• Hernia Morgagni/parasternalis (retrosternal)
• Akuisita
• Hernia hiatus esofagus/sliding hernia

Pemeriksaan Penunjang

• Gangguan pernapasan
• Sianosis
• Takipneu
• Schapoid sign
A. Hernia scrotalis à HIL yang berada di skrotum
B. Hernia umbilikalis à hernia yang berada pada umbilikus
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus à usus yang terpuntir disertai muntah hijau
E. Invaginasi à masuknya segmen usus disertai muntah hijau
112
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD karena keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam sejak 1 hari yang lalu,
namun tidak disertai dengan mual dan muntah. Pasien mengatakan saat ini tidak nafsu
makan dan 1 hari yang lalu nyerinya berada di ulu hati sebelum pindah ke sisi kanan
bawah. Pemeriksaan tanda vital BP 110/70 mmHg, HR 98 x/menit, RR 23 x/menit, suhu
38,5℃. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas Right Lower Quadrant.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit 8.000 sel/mm3, pada hitung jenis leukosit
dalam batas normal.
Berapakah skor Alvarado pasien dan bagaimana interpretasinya?
A. 5, not likely appendicitis
B. 5, equivocal
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis
E. 7, probably appendicitis
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD karena keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam sejak 1 hari yang lalu,
namun tidak disertai dengan mual dan muntah. Pasien mengatakan saat ini tidak nafsu
makan dan 1 hari yang lalu nyerinya berada di ulu hati sebelum pindah ke sisi kanan
bawah. Pemeriksaan tanda vital BP 110/70 mmHg, HR 98 x/menit, RR 23 x/menit, suhu
38,5℃. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas Right Lower Quadrant.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit 8.000 sel/mm3, pada hitung jenis leukosit
dalam batas normal.
Berapakah skor Alvarado pasien dan bagaimana interpretasinya?
A. 5, not likely appendicitis
B. 5, equivocal
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis
E. 7, probably appendicitis
Appendisitis
Inflamasi pada
Apendix Vermiformis

Etiologi Pemeriksaan Tatalaksana Special Sign

Definitif : McBurney Sign


Obstruksi pada lumen appendix : Gejala •
Appendektomi • Rovsing Sign
• Hiperplasi jaringan limfoid
• Nyeri visceral (periumbilical) • Blumberg Sign
• Fekalit • NPO
• Obturator Sign
• Neoplasma • Nyeri peritonium parietal (RLQ) • Resusitasi cairan
• Anorexia • Psoas Sign
• Antibiotik
• Mual & muntah • Analgetik (?)
• Demam

Penunjang

• Leukositosis
• USG (target sign)
Patofisiologi
Target Sign
Obstruksi → stasis mukosa →
multiplikasi bakteri → infeksi → Scoring
tekanan intralumen ↑ → iskemik
dan perforasi → Peritonitis • Alvarado Score (MANTRELS)
A. 5, not likely appendicitis à total skor 6
B. 5, equivocal à total skor 6
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis à skor 6 interpretasi equivocal
E. 7, probably appendicitis à skor 6
113
Seorang pria usia 60 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan benjolan pada
anus yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan terutama dirasakan saat BAB, tidak
bisa dimasukkan dengan jari. Terkadang BAB bercampur lender dan darah. Pasien sering
mengeluh susah BAB. Pasien berprofesi sebagai buruh bangunan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR 83x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status lokalis anus, tampak massa menonjol keluar dari anus, berwarna
merah muda kenyal lunak, massa masih berhubungan secara sirkuler dengan dinding
anus, celah terbuka (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Hemorrhoid externa
B. Disentri basiler
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum
E. Proktitis
Seorang pria usia 60 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan benjolan pada
anus yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan terutama dirasakan saat BAB, tidak
bisa dimasukkan dengan jari. Terkadang BAB bercampur lender dan darah. Pasien sering
mengeluh susah BAB. Pasien berprofesi sebagai buruh bangunan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR 83x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status lokalis anus, tampak massa menonjol keluar dari anus, berwarna
merah muda kenyal lunak, massa masih berhubungan secara sirkuler dengan dinding
anus, celah terbuka (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Hemorrhoid externa
B. Disentri basiler
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum
E. Proktitis
Manifestasi Klinis
• Penonjolan dari anus
• Gangguan BAB
• Tenesmus
• Lendir darah
• Konstipasi

Klasifikasi Beahrs et al
• Inkomplit
• Komplit :
• Tidak terlihat
• Terlihat saat mengejan
• Terlihat secara eksternal

Pemeriksaan Fisik
• Rectal Toucher : tonus menurun, kontraksi volunteer
menurun/hilang
787
A. Hemorrhoid externa à benjolan pada sekitar anus
B. Disentri basiler à demam (+), BAB bercampur darah, tanda vital tidak stabil
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum à DRE berbenjol, terfiksir, red flag sign
E. Proktitis à demam (+), riwayat anal seks
114
Seorang bayi laki-laki berusia 4 minggu dibawa ke IGD dengan keluhan kuning sejak
10 hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis, dan menangis lemah.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 12.000/mm3, trombosit
400.000/m3, SGOT 78, SGPT 51, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 15 mg/dl, bilirubin direk 8
mg/dl. Dilakukan USG didapatkan gambaran seperti segitiga.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
A. Hepatitis B
B. Atresia bilier tipe fetal
C. Atresia bilier tipe perinatal
D. Inkompatibilitas ABO
E. Breastfeeding jaundice
Seorang bayi laki-laki berusia 4 minggu dibawa ke IGD dengan keluhan kuning sejak
10 hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis, dan menangis lemah.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 12.000/mm3, trombosit
400.000/m3, SGOT 78, SGPT 51, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 15 mg/dl, bilirubin direk 8
mg/dl. Dilakukan USG didapatkan gambaran seperti segitiga.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
A. Hepatitis B
B. Atresia bilier tipe fetal
C. Atresia bilier tipe perinatal
D. Inkompatibilitas ABO
E. Breastfeeding jaundice
3B

Definisi

• Obstruksi total aliran empedu dan fibroobliterasi


progresif sebagian/seluruh ductus biliaris
(ekstrahepatik)
• Defek akibat infeksi virus, toksin, genetik, autoimun

Klasifikasi

• Tipe 1 :Obliterasi segmental ductus biliaris komunis


• Tipe 2 :Obliterasi segmental ductus hepatikus komunis
• Tipe 3 :Obliterasi seluruh ductus biliaris hingga porta
hepatis

Tipe Atresia Bilier


3B

Tanda & Gejala

• Tipe fetal/embrionik (20%) : ikterik sejak lahir dan


menetap, disertai kelainan polisplenia, situs
inversus, malrotasi usus
• Tipe perinatal (80%) : ikterik dan feses akolis akan
muncul pada 2-4 minggu kehidupan

Pemeriksaan Penunjang
Triangular cord sign
• USG
• Hepatomegali
• Tidak adanya vesica velea MED+EASY
• Tidak ada dilatasi bilier TRIAS :
- Ikterik
• Kantung empedu kolaps - Feses akolis
• Triangular cord sign dengan tebal >4mm - Hepatomegali
3B

Pemeriksaan Penunjang

• Laparotomi kolangiografi (Gold Standard)


• MRCP
• Hepatobiliary scintigraphy

Tatalaksana

• Kasai portoenterostomy pada usia sebelum 8


minggu
• Komplikasi : Progressive liver disease : sirosis
hepatis, gagal hati, hepatic encephalopathy
• Hipertensi porta Kasai Portoenterostomy
A. Hepatitis B à tidak ada factor risiko
B. Atresia bilier tipe fetal à manifestasi klinis sejak lahir
C. Atresia bilier tipe perinatal
D. Inkompatibilitas ABO à manifestasi klinis pada minggu pertama
E. Breastfeeding jaundice à manifestasi klinis pada minggu pertama
115
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke IGD oleh orang
tuanya dengan keluhan nyeri pada daerah paha kanannya sejak
4 bulan yang lalu. Keluhan nyeri yang sangat hebat terutama
pada malam hari. Dari anamnesis ayah pasien mengatakan anak
pernah terjatuh dari motor 5 bulan yang lalu. Saat ini anak
kesulitan untuk berjalan. Pada pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema pada
daerah femur dextra, eritem, nyeri tekan (+), krepitasi (-), ROM
terbatas karena nyeri (+). Dilakukan foto X-Ray pada pasien :
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Osteosarkoma
B. Osteoklastoma
C. Ewing sarkoma
D. Kondrosarkoma
E. Osteokondroma
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke IGD oleh orang
tuanya dengan keluhan nyeri pada daerah paha kanannya sejak
4 bulan yang lalu. Keluhan nyeri yang sangat hebat terutama
pada malam hari. Dari anamnesis ayah pasien mengatakan anak
pernah terjatuh dari motor 5 bulan yang lalu. Saat ini anak
kesulitan untuk berjalan. Pada pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema pada
daerah femur dextra, eritem, nyeri tekan (+), krepitasi (-), ROM
terbatas karena nyeri (+). Dilakukan foto X-Ray pada pasien :
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Osteosarkoma
B. Osteoklastoma
C. Ewing sarkoma
D. Kondrosarkoma
E. Osteokondroma
2

Osteosarcoma Ewing Sarcoma Osteochondroma

Predileksi Metafisis Diafisis Metafisis

Usia <30 tahun 10—20 tahun <30 tahun

• Codman triangle • Onion skin /


• Sunburst multilaminar • Cauliflower
Rontgen
appereance periosteal • mushroom
• Lesi litik tulang reaction

799
2

Osteoid Osteoma Osteoclastoma Chondrosarcoma

Predileksi Diafisis Diafisis Metafisis

Usia/khas <30 tahun Teraba massa >30 tahun

• Kalsifikasi
• Nidus (+) • Soap buble
Rontgen • Intramedular like
• Sklerotic halo appereance
popcorn

800
MED+EASY

Kondrosarkoma = lesi pop KORN


oSteosarComa = Sunburst pada segitiga COdmann
Ewing sarcoma = Ewing anak bawang

801
A. Osteosarkoma à codman triangle dan sunburst appearance
B. Osteoklastoma à bubble soap appearance
C. Ewing sarkoma
D. Kondrosarkoma à popcorn calcification
E. Osteokondroma à cauli-flower like
116
Seorang wanita berusia 26 tahun datan ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada payudara
kiri yang dirasakan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengatakan adanya penurunan berat
badan 6 kg dalam 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan papilla dan areola
menebal, berkrusta, tepi ireguler. Pada pemeriksaan biopsi : sel epitel pleomorfik, dengan
nukleus hiperkromatik terbungkus vakuola.
Apakah sel khas yang dapat ditemukan pada pemeriksaan histopatologi kasus di atas?
A. Paneth cell
B. Paget cell
C. Clear cell
D. Renshaw cell
E. Oxyntic cell
Seorang wanita berusia 26 tahun datan ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada payudara
kiri yang dirasakan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengatakan adanya penurunan berat
badan 6 kg dalam 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan papilla dan areola
menebal, berkrusta, tepi ireguler. Pada pemeriksaan biopsi : sel epitel pleomorfik, dengan
nukleus hiperkromatik terbungkus vakuola.
Apakah sel khas yang dapat ditemukan pada pemeriksaan histopatologi kasus di atas?
A. Paneth cell
B. Paget cell
C. Clear cell
D. Renshaw cell
E. Oxyntic cell
2

Pemeriksaan Penunjang
• Merupakan kanker yang melibatkan kulit pada papilla dan areola
• Patogenesis :
• Teori epidermotropik (85-88% kasus)
• Teori transformasi in situ
• Gejala klinis :
• Unilateral :nyeri, berskuama, eritem dan rasa terbakar pada pailla
dan areola
• Keluar darah dari papilla
• Retraksi puting dapat terjadi
SEL PAGET
Pemeriksaan Penunjang

• Mamografi payudara
• Ultrasound-guided mass core biopsy, analisis histopatologi
• Nipple scrape cytology/punch biopsy
• “Sel Paget” (sitoplasma pucat, nucleolus prominen dan
terbungkus dalam vakuola / clear halo sign)
806
Benjolan Payudara
Benjolan Payudara

Benigna Maligna
Keras, ireguler, terfiksir, skin
Kenyal, regular, mobile,
dimpling, retraksi puting,
permukaan halus
ulkus

Fibroadenoma (FAM) Fibrokistik Mammae Tumor Filoides Karsinoma Mammae


Dari stromal dan epitel, Tumor invasive, dapat disertai
Berisi cairan, multipel, Tumor padat, multinodular, ukuran
mobile dan pertumbuhan penyebaran ke limfa (axilla, leher)
dipengaruhi oleh hormon >10 cm
lambat, tidak nyeri serta paru dan tulang

Pemeriksaan

<40 tahun > 40 tahun

Ultrasonografi Mammae Mammografi


A. Paneth cell à pada basal kelenjar intestinal
B. Paget cell
C. Clear cell à pada ca renal, neoplasma ganas yang teridiri dari sel-sel dengan
sitoplasma
D. Renshaw cell à interneuron inhibitori pada substansia alba
E. Oxyntic cell à memproduksi asam lambung
117
Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
lutut kanan sejak 2 hari yang lalu. Riwayat terjatuh saat bermain basket. Saat ini sulit
menggerakan lutut kanannya. Tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris. Pemeriksaan fisik genu dexra tampak eritem. Pemeriksaan macintosh pada
lutut kanan didapatkan hasil positif
Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Ruptur ACL
B. Ruptur PCL
C. Ruptur LCL
D. Ruptur MCL
E. Ruptur Mensicus
Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
lutut kanan sejak 2 hari yang lalu. Riwayat terjatuh saat bermain basket. Saat ini sulit
menggerakan lutut kanannya. Tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris. Pemeriksaan fisik genu dexra tampak eritem. Pemeriksaan macintosh pada
lutut kanan didapatkan hasil positif
Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Ruptur ACL
B. Ruptur PCL
C. Ruptur LCL
D. Ruptur MCL
E. Ruptur Mensicus
3A

Anatomi

Structure Origin Insertion Primary Function

Resists anterior
Posterolateral
Anterior translation and
Anterior cruciate aspect of roof of
intercondylar internal rotation of
ligament (ACL) intercondylar
eminence of tibia tibia
notch of femur

Resists posterior
Anteromedial
Posterior cruciate Posterior tibial translation and
intercondylar
ligament (PCL) eminence external rotation
notch of femur
of tibia

Medial collateral Medial epicondyle Medial proximal


Resists valgus stress
ligament (MCL) of femur tibial metaphysis

Lateral collateral Lateral epicondyle


Fibular head Resists varus stress
ligament (LCL) of femur

812
Anterior Cruciate Ligament 3A

Pemeriksaan Fisik

Lachman Test Anterior Drawer


Test

Bila terasa tonjolan di anterior (+) Tibia translasi ke anterior

813
Anterior Cruciate Ligament 3A

Pemeriksaan Fisik

PIVOT TEST
(Macintosh)

Internal rotasi + valgus stress +


lutut fleksi 90° → subluksasi tibia
ke anterior (20-30°)

814
Jenis Kelainan Nama Test
Anterior Cruciate Ligament (ACL) Anterior Drawer, Lachman Test, Pivot Shift Test (LaPAn)
Posterior Cruciate Ligament (PCL) Posterior Drawer, Sag Sign (PeSeg)
Lateral Collateral Ligament (LCL) Varus Test
LaRi MeGu
Medial Collateral Ligament (MCL) Valgus Test
Meniscus Apley Test, Thessaly Test, Mc-Murray Test
Lateral Endorotasi
MeSo LaDi
Media Eksorotasi

MED+EASY

815
A. Paneth cell à pada basal kelenjar intestinal
B. Paget cell
C. Clear cell à pada ca renal, neoplasma ganas yang teridiri dari sel-sel dengan
sitoplasma
D. Renshaw cell à interneuron inhibitori pada substansia alba
E. Oxyntic cell à memproduksi asam lambung
118
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya karena mengeluhkan
nyeri pada kaki dan tangan setelah terjatuh saat bermain 1 jam yang lalu. Dari anamnesis
diketahui anak cukup sering mengalami patah tulang meskipun hanya benturan ringan.
Pamannya memiliki keluhan yang sama dan meninggal usia 8 tahun. Dari pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada paha
kanan dan gigi pasien berukuran kecil dan berwarna keabuan.
Apakah penyebab yang mendasari kondisi pasien ini?
A. Infeksi
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif
D. Defisiensi vitamin D
E. Keganasan
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya karena mengeluhkan
nyeri pada kaki dan tangan setelah terjatuh saat bermain 1 jam yang lalu. Dari anamnesis
diketahui anak cukup sering mengalami patah tulang meskipun hanya benturan ringan.
Pamannya memiliki keluhan yang sama dan meninggal usia 8 tahun. Dari pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada paha
kanan dan gigi pasien berukuran kecil dan berwarna keabuan.
Apakah penyebab yang mendasari kondisi pasien ini?
A. Infeksi
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif
D. Defisiensi vitamin D
E. Keganasan
1

Definisi

• Kelainan pembentukan jaringan kolagen disebabkan oleh mutasi gen COL1A1 dan COL1A2
sehingga pembentukan kolagen tipe 1 terganggu
• Cenderung mengalami fraktur multipel akibat trauma ringan-sedang (brittle bone disease)
• Terjadi kerapuhan tulang, penipisan kulit, skoliosis, kerapuhan gigi dan gangguan pendengaran

Pemeriksaan

• Anamnesis :
• Riwayat prenatal : ditemukan patah tulang panjang saat usg
• Riwayat perinatal : fraktur
• Riwayat keluarga: adanya kematian perinatal, patah tulang berulang, gigi rapuh
(dentinogenesis imperfecta)
• Pemeriksaan fisis : berdasarkan jenis dan tipe OI. Fraktur dan osteopenia merupakan gambaran
khas klinis OI

820
Osteogenesis Imperfecta MED+NOTES

Sillence Classification of Osteogenesis Imperfecta

Tipe Pewarisan Sklera Manifestasi Kecil

Bentuk ringan
Autosomal dominan
Gangguan pendengaran
Tipe I Gangguan kuantitatif pada Biru
(50%)
kolagen
Terbagi tipe A dan B

Autosomal resesif
Tipe II Biru Letal pada perinatal
Gangguan kuallitatif pada kolagen

Autosomal resesif Bentuk yang paling berat


Tipe III Normal
Gangguan kuallitatif pada kolagen Fraktur saat lahir

Tipe IV Moderate severity


Autosomal dominan
Normal Pendengaran normal
Gangguan kuallitatif pada kolagen
Terbagi tipe A dan B

821
1

Pemeriksaan Penunjang

• Radiologi :
• Penipisan korteks
• Osteopenia
• Saber shins
• Radiografi skull : Wormian bones
• Laboratorium : peningkatan ALP
Histologi Tulang OI
• Histologi Saber Shins

Worminan
bones

822
1

Tatalaksana

Pencegahan Fraktur

• Early bracing
• Bifosfonat
• Transplantasi sumsum tulang

Penanganan Fraktur

• Observasi
• Operatif : fixation with telescoping rods and Fixation with telescoping
fixation with load sharing device rods

823
A. Infeksi à kurang tepat
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif à kurang tepat
D. Defisiensi vitamin D à kurang tepat
E. Keganasan à kurang tepat
119
Seorang pria berusia 25 tahun mengeluhkan nyeri hebat pada kaki kanannya sejak 2 jam
yang lalu. Kaki kanan pasien juga sulit digerakkan. Dari anamnesis diketahui pasien
terjatuh dari motor tetapi pasien tidak berobat ke dokter. Pada pemeriksaan tanda vital
BP 110/70 mmHg, HR 96x/menit, RR 20x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik pada
cruris dextra edema, pucat, krepitasi (+), teraba dingin dan pulsasi arteri dorsalis pedis
teraba lemah, CRT > 2 detik.
Apakah tindakan yang harus segera dilakukan pada pasien ini?
A. ORIF
B. Pemasangan spalk
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray
E. Observasi
Seorang pria berusia 25 tahun mengeluhkan nyeri hebat pada kaki kanannya sejak 2 jam
yang lalu. Kaki kanan pasien juga sulit digerakkan. Dari anamnesis diketahui pasien
terjatuh dari motor tetapi pasien tidak berobat ke dokter. Pada pemeriksaan tanda vital
BP 110/70 mmHg, HR 96x/menit, RR 20x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik pada
cruris dextra edema, pucat, krepitasi (+), teraba dingin dan pulsasi arteri dorsalis pedis
teraba lemah, CRT > 2 detik.
Apakah tindakan yang harus segera dilakukan pada pasien ini?
A. ORIF
B. Pemasangan spalk
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray
E. Observasi
3B

Definisi

Peningkatan tekanan intra kompartemen (>30 mmHg) suatu ruang anatomi tertutup yang
dibatasi oleh dinding yang relatif kaku sehingga mengganggu sirkulasi ke distal dari
kompartemen tersebut.

828
3B

Manifestasi Klinis

• Pain • Paresthesia
• Pallor • Paralysis
• Poikilothermia 6P
• Pulseless

Tatalaksana

• Menurunkan tekanan intrakompartemen


• Non bedah (buka cast/gips)
• Bedah : fasciotomi/eskarotomi

82
9
A. ORIF à tatalaksana definitif pada fraktur
B. Pemasangan spalk à tatalaksana awal pada fraktur
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray à bukan tatalaksana
E. Observasi à kurang tepat
120
Seorang bayi perempuan berusia 1 hari dirujuk dari puskesmas dengan keluhan tampak
benjolan pada punggung. Keluhan ini ada sejak anak lahir. Riwayat trauma disangkal.
Bayi lahir pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram dan saat lahir kaki tampak
pasif. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah melakukan antenatal care. Dari
anamnesis ibu pasien mengalami kejang sehingga mengonsumsi obat anti kejang selama
kehamilan. Pemeriksaan didapatkan massa setinggi L4-5, tidak terbungkus selaput
apapun, tungkai bawah tampak lemah.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Spina bifida occulta
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika
D. Meningocele
E. Myelomeningocele
Seorang bayi perempuan berusia 1 hari dirujuk dari puskesmas dengan keluhan tampak
benjolan pada punggung. Keluhan ini ada sejak anak lahir. Riwayat trauma disangkal.
Bayi lahir pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram dan saat lahir kaki tampak
pasif. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah melakukan antenatal care. Dari
anamnesis ibu pasien mengalami kejang sehingga mengonsumsi obat anti kejang selama
kehamilan. Pemeriksaan didapatkan massa setinggi L4-5, tidak terbungkus selaput
apapun, tungkai bawah tampak lemah.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Spina bifida occulta
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika
D. Meningocele
E. Myelomeningocele
2
Spina Bifida
Spida Bifida
Malformasi konginetal pada CNS

Closed Spinal Dysraphism Open Spinal Dysraphism

Spina Bifida Occulta


Meningocele Myelomeningocele Myeloschisis

• Paling sering terjadi Herniasi menings Herniasi menings Herniasi menings


• Asimptomatik (tanpa neural tissue) (tanpa neural tissue) (tanpa neural tissue)
• Patch of hair
• Skin dimple

• Motor loss
• Benjolan (+)
• Sensory deficit
• Motor & sensory
• Bladder & bowel
intact
dysfunction
A. Spina bifida occulta à benjolan (-)
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika à benjolan (+), defisit neurologi (+)
D. Meningocele à benjolan (+), defisit neurologi (-)
E. Myelomeningocele à benjolan (+), defisit neurologi (+)
Batch Februari

2023
121
Seorang perempuan berusia 21 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
gatal pada kepalanya. Gatal dirasakan memberat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pesantren dan mengaku sering bertukar handuk dan sisir
dengan teman sekamarnya. Tanda Vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86
x/menit, RR 18 x/menit, T 36,8oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan telur nits
menempel pada rambut.
Apakah tatalaksana yang sesuai?
A. Permetrin 0,1%
B. Permetrin 0,5%
C. Permetrin 1%
D. Permetrin 5%
E. Permetrin 10%

839
Seorang perempuan berusia 21 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
gatal pada kepalanya. Gatal dirasakan memberat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pesantren dan mengaku sering bertukar handuk dan sisir
dengan teman sekamarnya. Tanda Vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86
x/menit, RR 18 x/menit, T 36,8oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan telur nits
menempel pada rambut.
Apakah tatalaksana yang sesuai?
A. Permetrin 0,1%
B. Permetrin 0,5%
C. Permetrin 1%
D. Permetrin 5%
E. Permetrin 10%

840
Manefestasi Klinis

• Rasa gatal pada kepala


• Erosi dan eksoriasi akibat garukan → infeksi sekunder
• Infeksi sekunder berat → rambut bergumpal dan disertai
pembesaran kelenjar getah bening regional

Tatalaksana
didapatkan telur nits
menempel pada rambut
• Malation 0,5% dalam spray/lotio → oleskan losio → tutup dengan kain
→ keramas kembali → sisir dengan serit
• Gameksin 1% → oleskan dan diamkan → cuci dan sisir dengan serit
• Benzyl benzoat 25%
• Permetrin 1% bentuk krim → biarkan selama 2 jam
A. Permetrin 0,1% à bukan terapi yang sesuai
B. Permetrin 0,5% à bukan terapi yang sesuai
C. Permetrin 1%
MED+EASY
Ped1kulosis : permetrin 1%
D. Permetrin 5% à terapi skabies 5kabies : permetrin 5%
E. Permetrin 10% à bukan terapi yang sesuai

842
122
Seorang perempuan berusia 32 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat sebuah bercak putih pada lengan kanannya. Tanda Vital didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37oC. Pada status lokalis,
didapatkan makula hipopigmentasi dengan tepi irregular, tidak dirasakan nyeri
bahkan saat disentuhkan dengan ujung jarum. Dokter lalu mengambil sampel
dari lesi dan tidak didapatkan bakteri batang merah pada pewarnaan Ziehl-
Neelsen.
Apakah tatalaksana paling tepat?
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone

844
Seorang perempuan berusia 32 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat sebuah bercak putih pada lengan kanannya. Tanda Vital didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37oC. Pada status lokalis,
didapatkan makula hipopigmentasi dengan tepi irregular, tidak dirasakan nyeri
bahkan saat disentuhkan dengan ujung jarum. Dokter lalu mengambil sampel
dari lesi dan tidak didapatkan bakteri batang merah pada pewarnaan Ziehl-
Neelsen.
Apakah tatalaksana paling tepat?
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone

845
Manifestasi Klinis

• Baal / hipoestesi / anestesi


• Pembesaran/ Penebalan syaraf
• Makula hipopigmentasi
• 5A (Achromia, Alopesia, Anestesi, Anhidrosis, Atrofi)

Pemeriksaan Penunjang

• GOLD STANDARD: BTA/Ziehl Nielsen dengan sediaan slit skin smear/ biopsi kulit
Pausibasiler Multibasiler
Lesi 1-5 >5
Pembesaran saraf <1 >1
BTA (-) (+)
Terapi 6 bulan 12 bulan
Tatalaksana Lepra
Dewasa 10 – 14 Tahun

1x Sebulan: Hari 1 1x Sebulan: Hari 1


• Rifampicin 2x300mg • 2 kapsul Rifampicin
• Dapsone 1x100mg MED+EASY
300mg+150mg
1x Setiap hari: Hari 2-28 RD 6 – 9 Bulan
• Dapsone 1x50mg
• Dapsone 1x100mg 1x Setiap hari: Hari 2-28 •Rifampisin per Bulan
•Dapsone per hari
• Dapsone 1x50mg

1x Sebulan: Hari 1 1x Sebulan: Hari 1


• Rifampicin 2x300mg • 2 kapsul Rifampicin MED+EASY
• Clofazimine 3x100mg 300mg+150mg RDC 12 – 18 Bulan
• Dapsone 1x100mg • Clofazimine 3x50mg • Rifampisin per
1x Setiap hari: Hari 2-28 • Dapsone 1x50mg Bulan
• Clofazimine 1x50mg 1x Setiap hari: Hari 2-28 • Dapsone
• Dapsone 1x100mg • Clofazimine 1x50mg Clofazimine per
• Dapsone 1x50mg hari

Anak dibawah <10 tahun dosis disesuaikan dengan BB


Tatalaksana Lepra
Khusus SINGLE SKIN LESION PAUCIBACILLARY LEPROSY

MED+EASY
Rifampisin: 600 mg
Single ROOM
Ofloxacin: 400 mg
Rifampisin
Minocycline: 100 mg Ofloxacin
Minocycline

Tentukan dahulu lesi PB atau MB, jika PB maka perhatikan jumlah lesi hanya 1 atau lebih
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin à terapi tipe MB
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson à bukan regimen terapi yang tepat
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin à terapi tipe PB (selain lesi tunggal)
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone à bukan regimen terapi yang tepat

849
123
Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
terdapat bercak merah bersisik tebal pada kedua sikunya, gatal (-), nyeri (-),
kesemutan (-). Pasien juga mengeluh pegal-pegal pada kedua tangannya.
Pasien mengaku beberapa bulan terakhir sering merokok karena stress
mengerjakan skripsi. Tanda Vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR
20 x/menit, T 37oC. Dokter melakukan pemeriksaan dengan menarik skuama
pada bercak, lalu muncul titik perdarahan.
Disebut apakah fenomena pada pemeriksaan tersebut?
A. Fenomena tetesan lilin
B. Auspitz phenomenon
C. Koebner phenomenon
D. Asboe-Hansen phenomenon
E. Nikolsky phenomenon

851
Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
terdapat bercak merah bersisik tebal pada kedua sikunya, gatal (-), nyeri (-),
kesemutan (-). Pasien juga mengeluh pegal-pegal pada kedua tangannya.
Pasien mengaku beberapa bulan terakhir sering merokok karena stress
mengerjakan skripsi. Tanda Vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR
20 x/menit, T 37oC. Dokter melakukan pemeriksaan dengan menarik skuama
pada bercak, lalu muncul titik perdarahan.
Disebut apakah fenomena pada pemeriksaan tersebut?
A. Fenomena tetesan lilin
B. Auspitz phenomenon
C. Koebner phenomenon
D. Asboe-Hansen phenomenon
E. Nikolsky phenomenon

852
3A

Definisi

• Penyakit autoimun kulit yang ditandai dengan inflamasi kulit, hyperplasia epidermis dan
komplikasi nyeri sendi.

Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Berhubungan dengan genetic
• Faktor Risiko: sinar UV matahari, infeksi, stress, obat-obatan, merokok
3A

Manifestasi Klinis (Kutan)

• Efloresensi: plak eritematosa dengan skuama putih tebal seperti kertas mika

Pemeriksaan Fisik

• Tetesan lilin: bila lesi digores benda tumpul, skuama terlepas namun tetap koheren
(menyatu) seperti tetesan lilin
• Auspitz sign: bila skuama ditarik akan meenyebabkan titik perdarahan
• Koebner phenomenon: trauma pada kulit sehat dapat menyebabkan lesi psoriasis

Fenomena Tetesan Lilin Auspitz Sign Fenomena Koebner


A. Fenomena tetesan lilin à bila lesi digores benda tumpul, skuama terlepas
namun tetap koheren (menyatu) seperti tetesan lilin
B. Auspitz phenomenon
C. Koebner phenomenon à trauma pada kulit sehat dapat menyebabkan
lesi psoriasis
D. Asboe-Hansen phenomenon à pelebaran pada bula ketika diberikan
tekanan, contohnya pada penyakit TEN, Pemfigoid Bulosa
E. Nikolsky phenomenon à pada kulit sekitar bula jika ditekan mudah
mengelupas, contohnya pada penyakit SSSS, SJS/TEN, Pemfigus Vulgaris.

855
124
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
demam dan nyeri pada kaki kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/80
mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,8oC. Pada status lokalis didapatkan lesi
eritematosa merah cerah berbatas tegas dan teraba hangat.
Apakah diagnosis dan etiologi dari keluhan pasien?
A. Selulitis, Streptococcus Beta Hemolitik Group A
B. Erisipelas, Streptococcus pyogenes
C. Selulitis, Staphylococcus aureus
D. Erisipelas, Staphylococcus aureus
E. Selulitis, Streptococcus pyogenes

857
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
demam dan nyeri pada kaki kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/80
mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,8oC. Pada status lokalis didapatkan lesi
eritematosa merah cerah berbatas tegas dan teraba hangat.
Apakah diagnosis dan etiologi dari keluhan pasien?
A. Selulitis, Streptococcus Beta Hemolitik Group A
B. Erisipelas, Streptococcus pyogenes
C. Selulitis, Staphylococcus aureus
D. Erisipelas, Staphylococcus aureus
E. Selulitis, Streptococcus pyogenes

858
Diagnosis Predileksi Bakteri coccus gram

Pioderma
+ berbentuk rantai
UKK Khas
Antara lain S. pyogenes

Pioderma SBHA
“KEKER SALMON“
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon

Krusta kekuningan (honey Patch Eritema


Patch Eritema Selulitis + Pus
color crust); diangkat —> Krusta tebal; (Merah Cerah)
Eritema diangkat —>Ulkus
dangkal (punched out Batas tegas Difus atau batas tidak
lesion) Supuratif
(Epidermis – Dermis tegas
Nikolsky sign (+) (Dermis – Subkutan)
superficial) (Dermis – Subkutan)

Di mulut dan hidung Kaki Kaki dan wajah Kaki dan Wajah Kaki

Sering pada kaki post


Sering pada anak Nyeri (+) dan Demam (+), leukositosis
trauma
A. Selulitis, Streptococcus Beta Hemolitik Group A à Bukan diagnosis yang
tepat
B. Erisipelas, Streptococcus pyogenes
C. Selulitis, Staphylococcus aureus à Bukan diagnosis dan etiologi yang tepat
D. Erisipelas, Staphylococcus aureus à Bukan etiologi yang tepat
E. Selulitis, Streptococcus pyogenes à Bukan diagnosis yang tepat

860
125
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada kepala sejak 2 minggu yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/70 mmHg,
HR 90 x/menit, RR 16 x/menit, T 37oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas serta rambut mudah
patah di atas permukaan skalp.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Tinea kapitis tipe grey patch
B. Tinea kapitis tipe kerion
C. Tinea kapitis tipe inflamasi
D. Tinea kapitis tipe black dot
E. Tinea kapitis tipe favus

862
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada kepala sejak 2 minggu yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/70 mmHg,
HR 90 x/menit, RR 16 x/menit, T 37oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas serta rambut mudah
patah di atas permukaan skalp.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Tinea kapitis tipe grey patch
B. Tinea kapitis tipe kerion
C. Tinea kapitis tipe inflamasi
D. Tinea kapitis tipe black dot
E. Tinea kapitis tipe favus

863
Tinea Kapitis
Grey Patch/
Black dot
Non inflammatory type

• Inflamasi minimal, alopesia, • Inflamasi minimal, alopesia,


rambut daerah lesi berwarna rambut mudah patah,
abu-abu, mudah patah sampai meninggalkan kumpulan titik
akar, dan disertai skuama hitam pada alopesia dengan
• Lampu Wood berfluoresensi hijau skuama

Kerion/ Favus/
Inflammatory type Schoenleinii

• Bentuk berat dan kronis berupa


• Inflamasi berat, alopesia, lesi
plak eritematosa perifolikular
berupa nodul/pustul, gatal,
dengan skuama
• Dapat disertai nyeri dan
• Krusta tebal kekuningan
limfadenopati servikal posterior
(scutula) dengan mousy odor
A. Tinea kapitis tipe grey patch
B. Tinea kapitis tipe kerion à lesi berupa nodul/pustul, dapat disertai
limfadenopati servikalis posterior
C. Tinea kapitis tipe inflamasi à nama lain dari tipe kerion
D. Tinea kapitis tipe black dot à kumpulan titik hitam, rambut mudah patah
pada permukaan skalp
E. Tinea kapitis tipe favus à krusta tebal kekuningan dengan mousy odor

865
126
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke klinik dokter dengan keluhan
muncul plenting-plenting berisi air di sepanjang lengan kanan sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan plenting disertai rasa nyeri dan panas. Tanda Vital didapatkan TD
115/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,3oC. Pada pemeriksaan lokalis
terdapat vesikel bergerombol sesuai dermatom.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari

867
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke klinik dokter dengan keluhan
muncul plenting-plenting berisi air di sepanjang lengan kanan sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan plenting disertai rasa nyeri dan panas. Tanda Vital didapatkan TD
115/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,3oC. Pada pemeriksaan lokalis
terdapat vesikel bergerombol sesuai dermatom.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari

868
4

Tatalaksana

• Sistemik
• Terapi simptomatik
• Terapi antivirus
• Asiklovir 5x800 mg selama 7-10 hari (anak <12 tahun 30
mg/kgBB selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari

MED+EASY
Varisela & Herpes Zoster : Total 13
Herpes Simpleks : Total 7

869
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari à dosis salah
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari à dosis salah
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari à dosis salah
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari à dosis salah
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari

870
127
Laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bisul di
ketiak kanan yang terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. Pemeriksaan fisik
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun berat badan pasien termasuk
dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan aksila didapatkan nodul multipel
berkonfluens dengan krusta dan skar hipertrofi.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Akne inversa
B. Skrofuloderma
C. Karbunkel
D. Kista epidermal terinfeksi
E. Folikulitis

872
Laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bisul di
ketiak kanan yang terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. Pemeriksaan fisik
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun berat badan pasien termasuk
dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan aksila didapatkan nodul multipel
berkonfluens dengan krusta dan skar hipertrofi.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Akne inversa
B. Skrofuloderma
C. Karbunkel
D. Kista epidermal terinfeksi
E. Folikulitis

873
3A

Definisi

• Nama lain : Akne inversa


• Peradangan kronik dan supuratif pada kelenjar apokrin
• Pada usia pubertas – dewasa muda
• Faktor risiko merokok, obesitas, trauma dan mikrotrauma seperti banyak keringat,
pemakaian deodoran dan mencukur rambut ketiak

Manifestasi Klinis

• Gatal, eritem dan hyperhidrosis lokal


• Ruam berupa nodus dan tanda inflamasi yang
nyeri lalu melunak menjadi abses, pecah
membentuk fistel dan sinus yang multipel hingga
jaringan sikatriks.
A. Akne inversa
B. Skrofuloderma à pembesaran kelenjar getah bening tanpa tanda radang
disebabkan oleh infeksi mikobakterium
C. Karbunkel à papul, vesikel, pustul, inflamasi folikel rambut dan jaringan
sekitarnya
D. Kista epidermal terinfeksi à adanya kista yang disertai tanda inflamasi
E. Folikulitis à papul eritema pada folikel rambut

875
128
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
didapatkan benjolan merah kehitaman di hidungnya. Pasien merupakan seorang
petani dan mengaku jarang memakai topi saat bekerja di siang hari.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal dan status lokalis didapatkan nodul
hiperkeratosis, mudah berdarah dan tidak mengkilat.
Apakah kemungkinan hasil pemeriksaan PA dari keluhan pasien?
A. Sel palisade
B. Pearl horn
C. Sel pagar
D. Horn cyst
E. Displasia melanosit

877
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
didapatkan benjolan merah kehitaman di hidungnya. Pasien merupakan seorang
petani dan mengaku jarang memakai topi saat bekerja di siang hari.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal dan status lokalis didapatkan nodul
hiperkeratosis, mudah berdarah dan tidak mengkilat.
Apakah kemungkinan hasil pemeriksaan PA dari keluhan pasien?
A. Sel palisade
B. Pearl horn
C. Sel pagar
D. Horn cyst
E. Displasia melanosit

878
Tumor Ganas Kulit
BCC SCC
Melanoma Maligna
Basal Cell Carcinoma Squamous Cell Carcinoma

UKK • Ulkus hitam dasar kotor (rodent)


• Pearly papul • Nodul hyperkeratosis • Hiperpigmentasi pada kulit dengan
• Tepi tidak teratur • Mudah berdarah ABCDE
• Telangiektasis

Sinar matahari, Sinar matahari,


F. Resiko Sinar matahari
lesi precursor: keratosis aktinik iritasi berulang nevus pigmentus

Asal Tumor Sel epitel basal Keratosit epidermis Melanosit

• Pearl horn (Mutiara tanduk)


Histo PA MED+EASY SCC
Sel palisade • Keratinisasi Sel melanosit berdiferensiasi ganas
KAMU à (SQUAMOUS)
• Intercellular bridging
SUKA à (SERING METASTASIS)
TANDUK à MUTIARA TANDUK
Metastasis Jarang Sering Paling sering BEDARAH à (MUDAH BERDARAH)

879
A. Sel palisade à Basal cell carcinoma
B. Pearl horn
C. Sel pagar à Basal cell carcinoma
D. Horn cyst à Keratosis seboroik
E. Displasia melanosit à Melanoma maligna

880
129
Seorang wanita berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal
pada tengkuk. Gatal memberat saat pasien stress hingga pasien secara tidak
sadar menggaruknya terus-menerus. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal dan status lokalis didapatkan penebalan kulit dan likenifikasi berbentuk
sirkumskripta.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Clobetasol propionate 0.05%
B. Hydrocortisone 1%
C. Fluticasone propionate 0,05%
D. Betamethasone valerate 0,1%
E. Desonide 0,05%

882
Seorang wanita berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal
pada tengkuk. Gatal memberat saat pasien stress hingga pasien secara tidak
sadar menggaruknya terus-menerus. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal dan status lokalis didapatkan penebalan kulit dan likenifikasi berbentuk
sirkumskripta.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Clobetasol propionate 0.05%
B. Hydrocortisone 1%
C. Fluticasone propionate 0,05%
D. Betamethasone valerate 0,1%
E. Desonide 0,05%

883
3A

Definisi

• Peradangan kulit kronik, sangat gatal, berupa penebalan kulit dan likenifikasi
berbentuk sirkumskripta akibat garukan berulang
• Nama lain: Liken simpleks kronikus
• Pencetus : Stress

Manifestasi Klinis

• Pruritus akibat penyakit lain yang mendasari (gagal ginjal


kronis, gigitan serangga, stres psikis)
• Garukan berulang pada area yang sama, menimbulkan
likenifikasi dan ekskoriasi

Predileksi: Area yang mudah digaruk (kulit kepala, pergelangan


tangan dan kaki, area anogenital)
3A

Tatalaksana

• Prinsip : memutuskan siklus gatal-garuk


1. Topikal :
• Emolien kombinasi kortikosteroid topikal potensi kuat (salep klobetasol propionate
0.05% 1-2x/hari)
• Calcineurin inhibitor : tacrolimus 0.1% atau pimekrolimus 0.1% 2x/hari
• Mentol
2. Sistemik : antihistamin sedative dan antidepresan trisiklik
3. Kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid)
A. Clobetasol propionate 0.05%
B. Hydrocortisone 1% à low potency
C. Fluticasone propionate 0,05% à moderate potency
D. Betamethasone valerate 0,1% à moderate potency
E. Desonide 0,05% à low potency

886
130
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak
kehitaman pada pipi kiri sejak 5 hari yang lalu. Bercak tidak disertai rasa nyeri
maupun gatal, namun pasien merasa bercak tersebut mengganggu
penampilannya. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan muncul jerawat pada
tempat yang sama dan pasien sering menggaruknya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal dan pada status lokalis didapatkan lesi hiperpigmentasi
berbentuk anular.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Dermatitis numularis
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles
D. Melasma
E. Akne vulgaris

888
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak
kehitaman pada pipi kiri sejak 5 hari yang lalu. Bercak tidak disertai rasa nyeri
maupun gatal, namun pasien merasa bercak tersebut mengganggu
penampilannya. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan muncul jerawat pada
tempat yang sama dan pasien sering menggaruknya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal dan pada status lokalis didapatkan lesi hiperpigmentasi
berbentuk anular.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Dermatitis numularis
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles
D. Melasma
E. Akne vulgaris

889
3A

Definisi

• Keadaan hiperpigmentasi sebagai respon


terhadap inflamasi yang telah berlalu

Etiologi

• Endogen: akne vulgaris, dermatitis atopik,


dermatitis kontak, psoriasis
• Eksogen: luka bakar, radiasi, pemakaian kosmetik

890
A. Dermatitis numularis à plak nummular berbentuk koin dengan krusta dan
skuama, dicetuskan stress dan garukan berulang.
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles à makula hiperpigmentasi multipel, ras kulit putih.
D. Melasma à makula hiperpigmentasi simetris ireguler, hormonal (pil KB,
hamil)
E. Akne vulgaris à pada kasus akne vulgaris sebagai inflamasi yang telah
berlalu yang menyebabkan terjadinya HPS

891
131
Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keputihan berwarna putih keabuan disertai rasa gatal dan bau
amis. Pasien mengaku rutin berhubungan seksual dengan suaminya dan sering
menyemprotkan parfum ke kemaluannya sebelum berhubungan. Pada
pemeriksaan didapatkan pH vagina 6,5 dan sediaan basah menunjukkan hasil
seperti gambar.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Nistatin
B. Klindamisin
C. Flukonazole
D. Metronidazole
E. Klotrimazole

893
Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keputihan berwarna putih keabuan disertai rasa gatal dan bau
amis. Pasien mengaku rutin berhubungan seksual dengan suaminya dan sering
menyemprotkan parfum ke kemaluannya sebelum berhubungan. Pada
pemeriksaan didapatkan pH vagina 6,5 dan sediaan basah menunjukkan hasil
seperti gambar.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Nistatin
B. Klindamisin
C. Flukonazole
D. Metronidazole
E. Klotrimazole

894
4
3A
Etiologi Faktor Resiko

• Disebabkan oleh bakteri anaerob (Gardnerella vaginalis)


• Penggunaan bilas vagina (meningkatkan PH)
Penegakan Diagnosis à Kriteria AMSEL

Kriteria AMSEL
1. Clue sel >20 %
2. Whiff test positif
3. Sekret keabuan
4. pH >4.5

895
4
3A
Tatalaksana

• Pilihan Utama
• Metronidazole 2g PO dosis tunggal
• Alternatif
• Metronidazole 2 x 500mg PO selama 7 hari
• Klindamisin 2 x 300mg PO selama 7 hari

896
A. Nistatin à terapi kandidiasis vulvovaginalis
B. Klindamisin à terapi alternatif bakterial vaginosis
C. Flukonazole à terapi kandidiasis vulvovaginalis
D. Metronidazole
E. Klotrimazole à terapi kandidiasis vulvovaginalis

897
132
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan adanya
luka di penis, yang baru disadari saat mandi 2 hari yang lalu. Pasien merupakan
seorang supir truk dan mengaku sering bergonta-ganti pasangan seksual setiap
kali melakukan perjalanan ke luar kota. Dokter lalu melakukan pemeriksaan dan
didapatkan tes serologis TPHA reaktif.
Apakah temuan klinis yang mendukung diagnosis pasien?
A. Beefy red ulcer
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol
E. Buboinguinal tanpa ulkus

899
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan adanya
luka di penis, tidak nyeri dan baru disadari saat mandi 2 hari yang lalu. Pasien
merupakan seorang supir truk dan mengaku sering bergonta-ganti pasangan
seksual setiap kali melakukan perjalanan ke luar kota. Dokter lalu melakukan
pemeriksaan dan didapatkan tes serologis TPHA reaktif.
Apakah temuan klinis yang mendukung diagnosis pasien?
A. Beefy red ulcer
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol
E. Buboinguinal tanpa ulkus

900
Ulkus Genital
Penyakit Gambaran klinis Etiologi Pemeriksaan Penunjang Khas

Kultur
Herpes simpleks • Vesikel berkelompok à Ulkus
HSV 2 Mikroskopis : Tzanck smear – “sel
genital • Nyeri (+)
datia berinti banyak”

• Stadium 1 : uklus durum (bersih) Serologi :


Ulkus Durum /
• Stadium 2 : Copper peny rash Treponema Pallidum VDRL/TPHA
chancre / sifilis
• Nyeri (-) Mikroskopis Lapangan Gelap

• Ulkus molle (kotor)


Ulkus molle/ Mikropkopis : Giemsa –”School of
• Multiple, tepi bergaung / tidak rata Haemophyllus Ducrey
chancroid fish”
• Nyeri (+)

Granuloma • Beefy red ulcer


Mikropkopis : Wright/Giemsa –
ingunale (merah mudah berdarah) Klebsiella granulomatis
”Donovan bodies” pada makrofag
(Donovanosis) • Nyeri (-)

Limfogranuloma • Ulkus à hilang à buboinguinal Mikroskopis : Giemsa-”Gamna –


venereum • Groove Sign Chlamydia trachomatis
Favre bodies” pada makrofag

901
901
4
3A
Pemeriksaan Penunjang

LANGSUNG / Mikroskopik TIDAK LANGSUNG / Serologi


Dark field microscope

‘Treponema motil’
Treponemal Non-Treponemal

1. TPHA VDRL
(Treponema Pallidum
Heamagglutination Assay) (Venereal Disease
2. FTA – ABS Research Laboratory)
(Fluorescent Treponemal
Antibody – Absorption)
902
A. Beefy red ulcer à Granuloma ingunale
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung à Ulkus molle
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol à Herpes simpleks genital
E. Buboinguinal tanpa ulkus à Limfogranuloma venereum

903
Batch Februari

2023
133
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang melibatkan 500 subjek dengan
kecurigaan suspek malaria. Hasil apusan darah dianggap sebagai baku emas,
dan didapatkan hasil positif sebanyak 250 subjek. Penelitian juga dilanjutkan
dengan alat diagnostik baru yaitu rapid test. Subjek dengan hasil apusan darah
positif, alat baru memberikan hasil positif pada 200 sampel. Dan dari hasil apusan
darah negative, alat ini memberikan hasil positif pada 100 sampel.
Berapakah nilai negative predictive value alat baru tersebut?
A. 60 %
B. 67 %
C. 75 %
D. 80 %
E. 87 %
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang melibatkan 500 subjek dengan
kecurigaan suspek malaria. Hasil apusan darah dianggap sebagai baku emas,
dan didapatkan hasil positif sebanyak 250 subjek. Penelitian juga dilanjutkan
dengan alat diagnostik baru yaitu rapid test. Subjek dengan hasil apusan darah
positif, alat baru memberikan hasil positif pada 200 sampel. Dan dari hasil apusan
darah negative, alat ini memberikan hasil positif pada 100 sampel.
Berapakah nilai negative predictive value alat baru tersebut?
A. 60 %
B. 67 %
C. 75 %
D. 80 %
E. 87 %
Uji Diagnostik
GOLD STANDARD
Jumlah
(+) (-)
(+) 200 100 200
ALAT BARU
(-) 50 150 400
Jumlah 250 250

Negative Predictive Value = (D) / (C+D) x 100%


= (150) / (150+50)
= 75%

908
Definisi

• Pengujian satu alat ukur baru terhadap alat ukur lainnya yang dinyatakan
sebagai baku emas (gold standard)
Baku Emas (Gold Standard)
Positif Negatif
Positif True Positive (A) False Positive (B)
Alat Uji Baru
Negatif False Negative (C) True Negative (D)

Med+Key
• Sakit = Baku Emas (+) Tidak sakit = Baku Emas (-)
• Positif = Alat uji baru (+) Negatif = Alat uji baru (-)
• Sensitivitas tinggi Screening/rule out
• Karena Negatif Palsu sangat kecil
SAKIT (+) SAKIT (-)

HASIL TEST (+) TRUE POSITIVE (TP) FALSE POSITIVE (FP)

HASIL TEST (-) FALSE NEGATIVE (FN) TRUE NEGATIVE (TN)

Kemampuan tes untuk


SENSITIVITAS mendeteksi orang yang
sakit dengan benar

Kemampuan tes untuk


SPESIFISITAS mendeteksi orang yang
tidak sakit dengan benar
SAKIT (+) SAKIT (-)

HASIL TEST (+) TRUE POSITIVE (TP) FALSE POSITIVE (FP)

HASIL TEST (-) FALSE NEGATIVE (FN) TRUE NEGATIVE (TN)

Persentase pasien dengan


POSITIVE PREDICTIVE VALUE hasil test (+) yang benar-
benar sakit

Persentase pasien dengan


NEGATIVE PREDICTIVE VALUE hasil test (-) yang benar-
benar tidak sakit
Kesimpulan

• Sensitivitas dan spesifisitas TIDAK DIPENGARUHI oleh prevalensi penyakit di


wilayah tempat alat diagnostik digunakan.

• Sedangkan PPV dan NPV DIPENGARUHI oleh prevalensi penyakit di wilayah


tempat alat diagnostik digunakan.
• Pada tempat dengan prevalensi tinggi, PPV akan semakin tinggi. Pada
tempat dengan prevalensi rendah, PPV akan rendah.
• Sebaliknya, NPV akan semakin rendah pada tempat dengan prevalensi
tinggi. Dan NPV akan tinggi pada tempat dengan prevalensi rendah
A. 60 % à Nilai spesifisitas
B. 67 % à Nilai PPV
C. 75 %
D. 80 % à Nilai sensitifitas
E. 87 % à Tidak tepat

913
STATISTIK

134
Seorang dokter di puskesmas ingin mendata ukuran angka kematian di suatu
wilayah di Pulau Kalimantan selama tahun 2021. Dari data tersebut, diperoleh
jumlah kelahiran hidup sebesar 100, jumlah lahir mati sebesar 2. Diperoleh ibu
yang meninggal 2 orang karena perdarahan post partum, 3 ibu karena
kecelakaan saat menuju puskesmas, 4 ibu meninggal karena eklampsia dan 1 ibu
43 hari post partum meninggal karena infeksi.
Berapakah angka kematian ibu berdasarkan data di atas?
A. 7/100 x 100.000
B. 7/98 x 100.000
C. 6/100 x 100.000
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000
Seorang dokter di puskesmas ingin mendata ukuran angka kematian di suatu
wilayah di pulau Kalimantan selama tahun 2021. Dari data tersebut, diperoleh
jumlah kelahiran sebesar 100, jumlah lahir mati sebesar 2. Diperoleh ibu yang
meninggal 2 orang karena perdarahan post partum, 3 ibu karena kecelakaan
saat menuju puskesmas, 4 ibu meninggal karena eklampsia dan 1 ibu 43 hari post
partum meninggal karena infeksi.
Berapakah angka kematian ibu berdasarkan data di atas?
A. 7/100 x 100.000
B. 7/98 x 100.000
C. 6/100 x 100.000
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000
Note: kematian ibu: kematian ibu akibat komplikasi pada kehamilan, proses kelahiran, dan nifas (42 hari
post partum)
917
A. 7/100 x 100.000 à kurang tepat
B. 7/98 x 100.000 à kurang tepat
C. 6/100 x 100.000 à kurang tepat
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000 à kurang tepat

918
STATISTIK

135
Seorang dokter bermaksud mengevakuasi pasien-pasiennya yang menderita
kanker hati dan hubungannya dengan kebiasaan minuman keras. Dokter
melakukan penelitian terhadap pasien dengan dan tanpa kanker hati dan
mencari pasien yang biasa dan tidak pernah minum minuman keras selama
beberapa tahun.
Apakah metode penelitian yang paling tepat dilakukan?
A. Potong lintang
B. eksperimental
C. kohort
D. retrospektif
E. kasus kontrol
Seorang dokter bermaksud mengevakuasi pasien-pasiennya yang menderita
kanker hati dan hubungannya dengan kebiasaan minuman keras. Dokter
melakukan penelitian terhadap pasien dengan dan tanpa kanker hati dan
mencari pasien yang biasa dan tidak pernah minum minuman keras selama
beberapa tahun.
Apakah metode penelitian yang paling tepat dilakukan?
A. Potong lintang
B. eksperimental
C. kohort
D. retrospektif
E. kasus kontrol
STUDI
DESAIN

ANALITIKAL DESKRIPTIF

Case Report
OBSERVASIONAL EXPERIMENTAL
Case Series
1. Cross-Sectional Clinical Trial Cross-Sectional
2. Cohort
3. Case-Control Field Trial
4. Ecological

922
Desain Penelitian

Jenis Penelitian Masa Lampau Saat ini Masa Mendatang


Mencari efek (kasus)
Cross sectional dan faktor risiko
dalam 1 waktu

Case Control Faktor risiko Kasus (efek)


Cohort Prospektif Faktor risiko Kasus (efek)
Faktor risiko Kasus (efek)
(biasanya
Cohort Retrospektif
berdasarkan pada
rekam medis)

923
•Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung dengan melakukan pengukuran terhadap tiap-

Cross Sectional tiap subjek sebanyak satu kali saja pada suatu saat tanpa diikuti
follow-up
•Murah, cepat, mudah, tapi tidak cukup baik untuk menilai hubungan
faktor risiko dengan efek

•Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang,


yaitu yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang
Case Control yang tidak terkena penyebab penyakit
•Murah, cepat, dan baik untuk menilai hubungan faktor risiko dengan
efek, tapi mudah recall bias

•Studi yang melihat ke depan atau studi yang berjalan ke depan,


dengan strategi memulai kasus dari paparan kemudian diikuti
perjalanan kasusnya sampai muncul hasil akhir yang berhubungan
Cohort dengan paparan
•Penelitian terbaik untuk menilai hubungan antara faktor risiko dan
efek, bisa sekaligus meneliti beberapa faktor sekaligus, tapi mudah
loss to follow up

924
A. Potong lintang → melakukan pengukuran terhadap tiap-tiap subjek
sebanyak satu kali saja
B. eksperimental → penelitian dengan intervensi
C. kohort → mengikuti perjalanan kasus dari awal paparan hingga muncul hasil
akhir
D. retrospektif → penelitian dengan faktor risiko pada masa lampau
E. kasus kontrol
STATISTIK

136
Seorang dokter ingin melakukan penelitian terkait ASI eksklusif dan angka
kejadian stunting di suatu kabupaten. Diambil 300 sampel dari masing-masing
kecamatan, diambil 50 sampel dari tiap desa, dan tiap desa diambil 10 sampel.
Apakah metode pengambilan sampel tersebut?

A. accidental sampling
B. snowball sampling
C. stratified sampling
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling
Seorang dokter ingin melakukan penelitian terkait ASI eksklusif dan angka
kejadian stunting di suatu kabupaten. Diambil 300 sampel dari masing-masing
kecamatan, diambil 50 sampel dari tiap desa, dan tiap desa diambil 10 sampel.
Apakah metode pengambilan sampel tersebut?

A. accidental sampling
B. snowball sampling
C. stratified sampling
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling
TEKNIK SAMPLING

Probability Non Probability


Sampling Sampling

1. Simple Random Sampling 1. Purposive Sampling


2. Sistematik Random 2. Judgement Sampling
Sampling 3. Quota Sampling
3. Stratified Sampling 4. Snowball Sampling
4. Cluster Sampling 5. Convenience Sampling
5. Double Sampling/
Multiphase Sampling

929
PENTING!!!

Simple random sampling


• Semua diberi nomor à diambil secara acak

Systematic sampling
• Semua diberi nomor à ambil dengan pola tertentu (misal kelipatan 5)

Stratified sampling
• Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah –tinggi) à random
• Proporsional à tiap strata memiliki sapling fraction yang sama
• Disproportional à sampling fraction berbeda tiap strata

Cluster sampling
• Kelompok setara (dari 100 SMP hanya diambil 20 SMP)

Area / Multistage Sampling


• Populasi besar, nationwide survey à bertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi à kabupaten à
kecamatan à kelurahan)

930
PENTING!!!

Consecutive sampling
• Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasarkan dalam kurun waktu tertentu
• ALL accessible subjects

Convenience / Accidental / Captive Sampling


• Convenience to access. Sample dipilih berdasarkan kemudahan / suka – suka
• Easiest, cheapest, least time consuming à pilot research

Purposive/ Judgemental Sampling


• Berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya (dianggap dapat memberi informasi)

Quota sampling
• Dibuat strata grup sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah orang secara subjektif / tidak
acak sampai jumlah sampel terpenuhi

Snowball Sampling
• Bermula dari sedikit sample menjadi banyak (dengan network)

931
A. accidental sampling → peneliti memilih siapa saja yang dijumpai pada waktu
tertentu
B. snowball sampling → peneliti meminta subjek merekomendasikan orang lain
dengan trait yang diteliti
C. stratified sampling → peneliti membagi populasi menjadi substrata homogen,
kemudian diambil sama rata
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling → populasi dibagi-bagi menjadi cluster, kemudian simple
random dan systematic sampling digunakan hanya pada cluster yang terpilih
untuk diambil
Batch Februari

2023
137
Seorang laki-laki usia 30 tahun merupakan pegawai swasta baru dari kantor yang
akan membuatkan BPJS. Ia memiliki 1 istri dan 3 org anak.
Berdasarkan data tersebut, berapakah persentase iuran yang harus dibayar oleh
kantor dan pekerja tersebut dari gaji?
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja
Seorang laki-laki usia 30 tahun merupakan pegawai swasta baru dari kantor yang
akan membuatkan BPJS. Ia memiliki 1 istri dan 3 orang anak.
Berdasarkan data tersebut, berapakah persentase iuran yang harus dibayar oleh
kantor dan pekerja tersebut dari gaji?
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja
BPJS Kesehatan
Penghasilan
Batas atas: 12 BPJS
Juta
Batas bawah:
UMR BPJS BPJS Aktif 14 hari
Langsung PBI Non PBI setelah mendaftar
aktif setelah (-) Bayar à Kelas III
(-) ↑ Kelas, kecuali penuh Bayar
mendaftar

Penerima Bukan Bukan


Upah Penerima Upah Pekerja
Pengusaha, Pensiunan,
PNS / (-) PNS
Individu, dll Veteran, Investor

PNS gol III/IV PNS gol I/II atau Pensiunan Pensiunan


atau gaji UMR Mandiri lainnya
gaji < UMR veteran
Kelas I Kelas II Memilih kelas Kelas II Mandiri
4% dibayar pemberi kerja, 1% dibayar pekerja - Kelas III: Rp 35.000 3% dibayar pemberi
Ambil 5% dari 45%
- Kelas II: Rp 100.000 kerja, 2% dibayar
Maks 5 orang per KK. >5 à 1 Orang = 1% dana pensiun
- Kelas I: Rp 150.000 pekerja
Iuran BPJS Kesehatan
IURANSebelumnya: IURAN TAHUN 2020: IURAN TAHUN 2021:

• Kelas III: Rp 25.500 • Kelas III: Rp 42.000 • Kelas III: Rp 35.000


• Kelas II: Rp 51.000 • KelasII: Rp 110.000 • Kelas II: Rp 100.000
• Kelas I: Rp 80.000 • Kelas I: Rp 160.000 • Kelas I: Rp 150.000

Penerima upah 4% Pemberi Kerja

Iuran
1 Kartu Keluarga à Max 5 orang
PNS / (-) PNS
1% Pekerja Anak yang ditanggung :
• Belum / tidak menikah
• (-) Penghasilan
• <21 tahun / <25 tahun (dalam Pendidikan)
Pensiunan Lainnya 3% Pemberi Kerja Tambahan à diambil 1% dari gaji
Iuran
Mandiri 2% Pekerja

938
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja à tidak ada
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja à apabila anggota keluarga >5, maka 1
orang = 1%
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja à untuk pensiunan mandiri
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja à tidak ada

939
138
Seorang dokter perusahaan ingin menerapkan gerakan berhenti merokok
terhadap karyawan2 perusahaan. Setelah dilakukan survey, didapatkan masih
ada 40% karyawan yang berpikir bahwa tidak akan berhenti merokok karena
saya masih sehat.
Menurut teori prochaska, tindakan 40% orang tersebut termasuk dalam kategori ?
A. Pre contemplation
B. Contemplation
C. Preparation
D. Action
E. Maintenance
Seorang dokter perusahaan ingin menerapkan gerakan berhenti merokok
terhadap karyawan-karyawan perusahaan. Setelah dilakukan survey, didapatkan
masih ada 40% karyawan yang berpikir bahwa tidak akan berhenti merokok
karena saya masih sehat.
Menurut teori prochaska, tindakan 40% orang tersebut termasuk dalam kategori ?

A. Pre contemplation
B. Contemplation
C. Preparation
D. Action
E. Maintenance
Mantenance
• Mempertahankanti
ndakannyadanmen
Action jadikankebiasaanb
• Sudah bertindak aru

Preparation
• Merencanakan
kapan, bagaimana
Contemplation akan bertindak
• Mempunyai niat
untuk bertindak tapi
Precontemplation belum tahu kapan
• Tidakmempunyainia dan bagaimana
tuntukbertindak akan memulai
A. Pre contemplation
B. Contemplation à niat (+), tindakan (-)
C. Preparation à merencanakan tindakan
D. Action à tindakan (+)
E. Maintenance à mempertahankan tindakan

945
139
Seorang laki-laki usia 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah ia
pulang bekerja, ia pergi belanja ke mall menggunakan angkot. Kemudian ia
dibawa ke RS.
Pembiayaan ditanggung oleh?
a. BPJS ketenagakerjaan
b. BPJS Kesehatan
c. Jasa raharja
d. Asuransi Swasta
e. Mandiri
Seorang laki-laki usia 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah ia
pulang bekerja, ia pergi belanja ke mall menggunakan angkot. Kemudian
angkot mengalami kecelakaan tunggal. Kemudian ia dibawa ke RS.
Pembiayaan ditanggung oleh?
a. BPJS ketenagakerjaan
b. BPJS Kesehatan
c. Jasa raharja
d. Asuransi Swasta
e. Mandiri
4A

KLL yang termasuk dalam tanggungan Jasa Raharja

• Tertabrak kendaraan umum atau pribadi


• Tabrakan dua/lebih kendaraan bermotor, kecuali penumpang atau
pengemudi kendaraan yang menyebabkan kecelakaan
• Korban tabrak lari
• Korban angkutan umum darat, laut ,atau udara termasuk pada scenario
kecelakaan tunggal
4A

KLL yang tidak termasuk dalam tanggungan Jasa Raharja

• Kendaraan yang menyebabkan kecelakaan


• Kendaraanmaupunpejalankaki yangmenerobospalangpinturelKA
yangsedangdifungsikan
• Kecelakaanyangdisebabkanperlombaankecepatandanbencanaalam(gemp
abumi,letusangunungberapi)
• Kecelakaan tunggal
• Kecelakaankarenabunuhdiri,percobaanbunuhdiri,mabukatautidaksadar
Jasa Raharja
BPJS KETENAGAKERJAAN JASA RAHARJA
Kecelakaan dalam angkutan umum
atau akibat angkutan umum
Kecelakan yang terjadi pada pergi
dan pulang dari tempat kerja VS
Kecelakaan bukan akibat ulah sendiri

Kecelakaan yang terjadi akibat


pekerjaanya Kasus tabrak lari

Kecelakaan tunggal Tabrakan beruntun/&amp;gt; 2


kendaraan

Selain itu maka ditanggung oleh BPJS kesehatan


951
a. BPJS ketenagakerjaan à tidak dalam perjalanan menuju/pulang dari tempat
kerja
b. BPJS Kesehatan à pada soal melibatkan angkutan umum
c. Jasa raharja
d. Asuransi Swasta à tidak tepat
e. Mandiri à kecelakaan angkutan umum ditanggung jasa raharja

952
140
Di suatu Puskesmas di Kota A, ditemukan kasus penyakit X yang muncul hampir
setiap minggu. Dokter B yang merupakan dokter di Puskesmas tersebut ingin
melaporkan jumlah penderita dan kematian yang dibuat setiap minggu.
Maka formulir yang tepat adalah?
A. W0
B. W1
C. W2
D. LB1
E. LB 2
Di suatu Puskesmas di Kota A, ditemukan kasus penyakit X yang muncul hampir
setiap minggu. Dokter B yang merupakan dokter di Puskesmas tersebut ingin
melaporkan jumlah penderita dan kematian yang dibuat setiap minggu.
Maka formulir yang tepat adalah?

A. W0
B. W1
C. W2
D. LB1
E. LB3
4A

Laporan Puskesmas

Form W1
• Laporan: lokasi, jumlah penderita, jumlah
kematian, diagnosis & gejala
• Waktu pengiriman: dalam 24 jam setelah ada
tersangka KLB
• Tujuan pengiriman: Dinkes kabupaten/kota dan
camat → Dilanjutkan ke bupati/walikota dan
dinkes provinsi → Laporkan ke gubernur dan
menteri
• Dibuat oleh: Kepala Puskesmas
• Pelaporan juga dilakukan secara lisan = tatap muka,
atau melalui telepon, radio, alat komunikasi lainnya
4A

Laporan Puskesmas

Form W2
• Laporan:
• Jumlah penderita dan kematian
• dalam 1 minggu yang tercatat
• Dibuat setiap minggu
• Waktu pengiriman:
• Setiap Senin/Selasa tiap minggu
• Dibuat oleh:
• Kepala Puskesmas
4A

Tahap Investigasi KLB


1. Konfirmasi, tentukan diagnosis dan penyebab

2. Tentukan apakah KLB atau bukan


Dokter

3. Lapor ke Dinkes pada Form W1 (dalam 24 jam) jika benar KLB

4. Identifikasi hubungan penyakit – orang, waktu, tempat

5. Studi epidemiologi, tentukan hipotesis

Dinkes 6. Hipotesis, analisis statistik, membuat kesimpulan

7. Intervensi masalah

8. Sampaikan laporan KLB


A. W0 à tidak ada
B. W1 à mengenai lokasi, jumlah penderita dan kematian serta gejala,
dikirimkan 24 jam setelah ada tersangka KLB
C. W2
D. LB1 à laporan bulanan mengenai data kesakitan
E. LB2 à laporan bulanan mengenai KIA, gizi, P2M

959
141
Suatu kelompok kader ingin mengadakan kegiatan penyuluhan terkait
pentingnya peningkatan berat badan balita. Dari 1000 balita yang ada di
wilayah tersebut, ada 600 yang memiliki buku KMS, 500 yang datang ke posyandu
untuk ditimbang, dan hanya 400 yang benar benar mengalami kenaikan berat
badan. Karena terbatasnya jumlah kader, pembagian buku KMS belum bisa
dilakukan secara efisien.
Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?
A. 600/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 400/650
E. 400/500
Suatu kelompok kader ingin mengadakan kegiatan penyuluhan terkait
pentingnya peningkatan berat badan balita. Dari 1000 balita yang ada di
wilayah tersebut, ada 600 yang memiliki buku KMS, 500 yang datang ke
posyandu untuk ditimbang, dan hanya 400 yang benar benar mengalami
kenaikan berat badan. Karena terbatasnya jumlah kader, pembagian buku KMS
belum bisa dilakukan secara efisien.
Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?
A. 600/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 400/650
E. 400/500
Indikator Keberhasilan

Data Keterangan
S Jumlah seluruh balita di wilayah posyandu IndikatorKeberhasilan

Jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah


K
kerja posyandu • Peran serta / Partisipasi masyarakat :D/S
Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di • Cakupan Program :K/S
D • Cakupan kelangsungan penimbangan
wilayah posyandu
:D/K
Balita yang ditimbang 2 bulan berturut turut
• Cakupan Hasil penimbangan :N/D
N/T dan garis pertumbuhannya pada KMS naik
• KeberhasilanProgram :N/S
(N) atau tidak naik (T)

963
Diketahui :
S : 1000 balita
K : 600 yang memiliki buku KMS
D : 500 yang datang ke posyandu untuk ditimbang,
N : Hanya 400 yang benar benar mengalami kenaikan berat badan.
Ditanya : Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?

Data Keterangan
S Jumlah seluruh balita di wilayah posyandu
K Jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah kerja posyandu

D Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah posyandu Keberhasilan


Program/Kegiatan :
Balita yang ditimbang 2 bulan berturut turut dan garis N/S = 400/1000
N/T
pertumbuhannya pada KMS naik (N) atau tidak naik (T)

964
A. 600/1000 à bukan salah satu indikator keberhasilan
B. 500/1000 à D/S (mengukur partisipasi masyarakat)
C. 400/1000
D. 400/650 à tidak tepat
E. 400/500 à N/D (cakupan hasil penimbangan)

965
142
Pada wilayah kerja puskesmas X sudah 5 tahun tidak pernah ada warga yang
menderita penyakit difteri, namun pada bulan ini terjadi 5 kasus difteri di wilayah
kerja puskesmas X.
Apakah karakteristik kejadian tersebut?
A. Endemik
B. Pandemik
C. KLB
D. Wabah
E. Sporadik

967
Pada wilayah kerja puskesmas X sudah 5 tahun tidak pernah ada warga yang
menderita penyakit difteri, namun pada bulan ini terjadi 5 kasus difteri di wilayah
kerja puskesmas X.
Apakah karakteristik kejadian tersebut?
A. Endemik
B. Pandemik
C. KLB
D. Wabah
E. Sporadik

968
KejadianLuarBiasa
Suatukasusdigolongkanmenjadikejadianluarbiasaapabilatimbulnyasuatupenyakitmenula
ryangmemenuhisetidaknyasatudarikriteriadibawahini:
• Sebelumnya tidak dikenal atau tidak ada pada suatu daerah
• Kejadian ATAU kematian meningkat terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu berturut-
turut
• Kejadian ATAU kematian meningkat 2 (dua) kali lipat dibanding kurun waktu dalam jam,
hari, atau minggu sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan 2 (dua) kali lipat
dibanding penderita baru di bulan / rata-rata bulan sebelumnya
• Rata-rata jumlah kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikkan dua kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan
pada tahun sebelumnya
Wabah
Kejadianluarbiasadenganjumlahkasusyanglebihbesar,daerahterdampakyanglebihluas,w
aktuyanglebihlama,sertadampakyangditimbulkanlebihberat
969
Terminologi
Epidemiologi

Endemic Pandemic Disorder Wabah Epidemic

Insidensi Insidensi Insidensi


Never zero Bersifat
meningkat meningkat, CFR meningkat
prevalence individual
wilayah luas meningkat wilayah sempit

970
A. Endemik à menetap di suatu daerah dan terprediksi
B. Pandemik à epidemi luas
C. KLB
D. Wabah à KLB yang lebih besar, daerah lebih luas, waktu lebih lama
E. Sporadik à kasus yang jarang terjadi dalam periode waktu yang tidak teratur

971
Batch Februari

2023
143
Dokter melakukan pemeriksaan pada mayat yang ditemukan warga di belakang
rumah sakit. Mayat tampak pucat, dengan lebam mayat dan kaku mayat yang
sudah menetap di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka tepi
rata, ujung lancip, tanpa jembatan jaringan di dada kiri dengan panjang 10 cm
dan terdapat patah tulang iga.
Apakah jenis luka pada mayat tersebut?
A. Vulnus punctum
B. Vulnus scissum
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum
E. Vulnus excoriatum

974
Dokter melakukan pemeriksaan pada mayat yang ditemukan warga di belakang
rumah sakit. Mayat tampak pucat, dengan lebam mayat dan kaku mayat yang
sudah menetap di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka tepi
rata, ujung lancip, tanpa jembatan jaringan di dada kiri dengan panjang 10 cm
dan terdapat patah tulang iga.
Apakah jenis luka pada mayat tersebut?
A. Vulnus punctum
B. Vulnus scissum
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum
E. Vulnus excoriatum

975
4A

Trauma Tumpul Tajam

Bentuk Luka Tidak teratur Teratur

Tepi Luka Tidak rata Rata

Jembatan Jaringan Ada Tidak ada

Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong

Sekitar Luka Ada luka lecet atau memar Tidak ada luka lain

976
UNTUK LUKA TUSUK

Kekerasan Tajam
Panjang luka = lebar maksimum senjata yang masuk
Dalam luka = panjang minimum senjata yang masuk

Luka Tusuk / Stab / Vulnus Punctum

• Arah kekerasan tegak terhadap permukaan kulit.


• Tepi luka rata à Jembatan jaringan (-)
• Dalam luka > Panjang/lebar luka

Luka Iris / Sayat / Vulnus Incisivum / Vulnus Scissum

• Kekerasan bergerak sejajar dengan permukaan kulit.


• Tepi luka rata à Jembatan jaringan (-)
• Panjang/lebar luka > Dalam luka

Luka Bacok/ Chop / Vulnus Caesum

• Bagian “mata” senjata yang mengenai kulit dengan arah tegak.


• Kedua sudut luka lancip dengan luka yang cukup dalam.
• Panjang/lebar luka = Dalam luka
• Disertai memar di sekitar luka
• Dapat disertai fraktur

977
A. Vulnus punctum à Dalam luka > Panjang/lebar luka
B. Vulnus scissum à Panjang/lebar luka > Dalam luka
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum à kekerasan tumpul
E. Vulnus excoriatum à kekerasan tumpul

978
144
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
keluhan keluar gumpalan darah dari jalan lahir. Menurut kakak pasien, ia sempat
melihat pasien menelan obat beberapa jam sebelum terjadi keluhan. Pasien
diketahui tidak senang sejak awal mengetahui kehamilannya dan beberapa kali
menyampaikan bahwa pasien berniat untuk menggugurkannya.
Berapa lama pasien terancam dipidana penjara?
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun
C. Paling lama 12 tahun
D. Seumur hidup
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung

980
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
keluhan keluar gumpalan darah dari jalan lahir. Menurut kakak pasien, ia sempat
melihat pasien menelan obat beberapa jam sebelum terjadi keluhan. Pasien
diketahui tidak senang sejak awal mengetahui kehamilannya dan beberapa kali
menyampaikan bahwa pasien berniat untuk menggugurkannya.
Berapa lama pasien terancam dipidana penjara?
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun
C. Paling lama 12 tahun
D. Seumur hidup
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung

981
3A

PASAL 346 KUHP PASAL 347 KUHP

• Seorang Wanita yang sengaja • (1) Barang siapa dengan sengaja


menggugurkan atau mematikan menggugurkan atau mematikan
kadungannya atau menyuruh orang kandungan seseorang tanpa
lain untuk itu, diancam dengan persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat pidana penjara paling lama dua
tahun be;as tahun
• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya Wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun

Wanita sengaja gugurkan Orang lain gugurkan kandungan


kandungan tanpa izin wanita
3A

PASAL 348 KUHP PASAL 349 KUHP

• (1) Barangsiapa dengan sengaja • Jika seorang dokter, bidan atau juru
menggugurkan atau mematikan obat membantu melakkukan
kandungan seseorang Wanita kejahatan berdasarkan pasal 346,
dengan persetujuannya, diancam ataupun melakukan atau membantu
dengan pidana penjara paling lama melakukan salah satu kejahatan yang
lima tahun enam bulan diterapkan dalam pasal 347 dan 348
maka pidana yang ditentukan dalam
• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
pasal itu ditambah dengan sepertiga
matinya Wanita tersebut, diancam
dan dapat dicabut hak untuk
dengan pidana paling lama tujuh
menjalankan pencarian dalam mana
tahun
kejahatan dilakukan
Orang lain gugurkan kandungan Dr/bidan/juru obat lakukan
dengan izin wanita kejahatan di atas
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun à KUHP 348: Orang lain gugurkan kandungan
dengan izin wanita, namun wanita tersebut meninggal
C. Paling lama 12 tahun à KUHP 347: Orang lain gugurkan kandungan tanpa
izin wanita
D. Seumur hidup à tidak tepat
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung à
tidak tepat

984
145
Seorang laki-laki usia 18 tahun dibawa ke IGD RS dengan luka di dada kiri. Pasien
mengaku ia ditembak saat mencoba kabur setelah merampok emas di rumah
tetangganya. Pada pemeriksaan dada didapatkan luka bulat disertai butir mesiu
yang tertanam di kulit sekitarnya.
Berdasarkan jaraknya maka luka tembak tersebut dikategorikan?
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat
C. Luka tembak jarak jauh
D. Luka tembak jarak sangat jauh
E. Luka tembak menempel

986
Seorang laki-laki usia 18 tahun dibawa ke IGD RS dengan luka di dada kiri. Pasien
mengaku ia ditembak saat mencoba kabur setelah merampok emas di rumah
tetangganya. Pada pemeriksaan dada didapatkan luka bulat disertai butir mesiu
yang tertanam di kulit sekitarnya.
Berdasarkan jaraknya maka luka tembak tersebut dikategorikan?
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat
C. Luka tembak jarak jauh
D. Luka tembak jarak sangat jauh
E. Luka tembak menempel

987
3A

Definisi: Luka akibat anak peluru yang masuk dan/atau keluar tubuh (Vulnus Sclopetorum)

Temuan Deskripsi

Luka berbentuk bintang akibat recoil gas panas bila laras senjata menempel kuat
Stelata
(firm contact)

LA luka lecet pada kulit akibat ujung laras yang menempel lemah (loose contact) saat
Jejas Laras
PI ditembakkan
GA
TO Kelim Api jaringan yang terbakar dan hiperemi akibat api dari ledakan senjata
KEL
Kelim Jelaga jelaga dari ujung laras yang menempel pada kulit
Kelim Tato butir mesiu yang tidak habis terbakar dan tertanam di kulit
Kelim lecet bagian epidermis yang hilang saat peluru masuk ke dalam tubuh
Kelim kesat minyak, jelaga, dan mesiu di tepi luka
3A

Jarak Luka Tembak

Sangat Dekat
Dekat Jauh
Menempel (0 cm)
< 15 cm 15 – 30 cm (30 – 60 cm) (> 60 cm)

Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet

Kelim tatoo Kelim tatoo Kelim tatoo Kelim tatoo -

Kelim jelaga Kelim jelaga Kelim jelaga


- -
Kelim api Kelim api -

Jejas laras
- - - -
Stelata

989
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat à kelim jelaga (+), kelim api (+)
C. Luka tembak jarak jauh à kelim lecet saja
D. Luka tembak jarak sangat jauh à tidak termasuk kategori jarak luka
tembak
E. Luka tembak menempel à jejas laras (+), stelata (+)

990
146
Seorang pasien laki-laki ingin meminta hasil rekam medisnya, namun tidak
diizinkan oleh pegawai rumah sakit dan dokter berusaha menjelaskan hal
tersebut karena berkas rekam medis adalah hak milik rumah sakit. Pasien tidak
menerima dan terjadi perseteruan antara pasien dan pihak rumah sakit.
Apa yang harus dilakukan dokter?
A. Tidak memberikan berkas rekam medis
B. Memberikan berkas rekam medis untuk dibawa pulang
C. Memberikan ringkasan rekam medis
D. Meminta pasien untuk memfoto berkas rekam medis saja
E. Memberikan berkas rekam medis hanya selama di RS

992
Seorang pasien laki-laki ingin meminta hasil rekam medisnya, namun tidak
diizinkan oleh pegawai rumah sakit dan dokter berusaha menjelaskan hal
tersebut karena berkas rekam medis adalah hak milik rumah sakit. Pasien tidak
menerima dan terjadi perseteruan antara pasien dan pihak rumah sakit.
Apa yang harus dilakukan dokter?
A. Tidak memberikan berkas rekam medis
B. Memberikan berkas rekam medis untuk dibawa pulang
C. Memberikan ringkasan rekam medis
D. Meminta pasien untuk memfoto berkas rekam medis saja
E. Memberikan berkas rekam medis hanya selama di RS

993
Rekam Medis
Rekam Medis
Berkas: Catatan Pasien (Riwayat
Perjalanan Penyakit, Riwayat
Pemeriksaan, Terapi)

Berkas Isi
• Milik pasien
• Milik fasilitas kesehatan
• Tidak boleh dibuka tanpa
persetujuan pasien

Pengecualian
• Kepentingan Peradilan
• Kepentingan Penelitian/ Pendidikan
• Audit Medik
• Penyakit yang membahayakan orang
lain/ Infeksius
Kepemilikan Rekam Medis

• Berkas rekam medis à milik sarana pelayanan Kesehatan


• Isi rekam medis (dalam bentuk ringkasan RM)à milik pasien
• Ringkasan RM dapat diberikan , dicatat, atau disalin oleh pasien atau orang yang
diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang
berhak.
A. Tidak memberikan berkas rekam medis à pasien dapat diberikan isi rekam
medis dalam bentuk ringkasan
B. Memberikan berkas rekam medis untuk dibawa pulang à berkas rekam
medis milik rumah sakit
C. Memberikan ringkasan rekam medis
D. Meminta pasien untuk memfoto berkas rekam medis saja à pasien dapat
diberikan isi rekam medis dalam bentuk ringkasan
E. Memberikan berkas rekam medis hanya selama di RS à pasien dapat
diberikan isi rekam medis dalam bentuk ringkasan

996
147
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik rumah sakit bersama istrinya
dengan keluhan luka pada penis. Dokter lalu melakukan pemeriksaan dan
mendiagnosa pasien menderita sifilis. Pasien lalu meminta dokter untuk
merahasiakan penyakit pasien dan tidak memberi tahu istrinya.
Apa yang harusnya dilakukan dokter?
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam
D. Mengobati pasien dan istrinya
E. Tidak memberitahu istri pasien

998
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik rumah sakit bersama
istrinya dengan keluhan luka pada penis. Dokter lalu melakukan pemeriksaan
dan mendiagnosa pasien menderita sifilis. Pasien lalu meminta dokter untuk
merahasiakan penyakit pasien dan tidak memberi tahu istrinya.
Apa yang harusnya dilakukan dokter?
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam
D. Mengobati pasien dan istrinya
E. Tidak memberitahu istri pasien

999
Dasar HukumàUU No. 29Tahun2004TentangPraktikKedokteran

• Pasal 48
• Ayat
(1):Setiapdokterataudoktergigidalammelaksanakanpraktikkedokteranwajib
menyimpanrahasiakedokteran
• Ayat
(2):Rahasiakedokterandapatdibukahanyauntukkepentingankesehatanpasie
n,memenuhipermintaanaparaturpenegakhukumdalamrangkapenegakanh
ukum,permintaanpasiensendiri,atauberdasarkanketentuanperundang-
undangan
• Pasal 51
• Dokterataudoktergigimempunyakewajibanmerahasiakansegalasesuatuyan
gdiketahuinyatentangpasien,bahkanjugasetelahpasienitumeninggaldunia
Dasar HukumàUU No. 36Tahun2009TentangKesehatan

• Pasal57
• Ayat
(1):SetiapSetiaporangberhakatasrahasiakondisikesehatanpribadinyayangtelahdikemu
kakankepadapenyelenggarapelayanankesehatan

Dasar HukumàPermenkesNo. 269/Menkes/Per/Iii/2008TentangRekamMedis

• Pasal10
• Informasitentangidentitas, diagnosis,riwayatpenyakit,
Riwayatpemeriksaandanriwayatpengobatanpasienharusdijagakerahasiaannyaolehd
okter,doktergigi,tenagaKesehatantertentu,petugaspengelola,
danpimpinansaranapelayananKesehatan
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami à dokter harus
menjaga rahasia medis pasien
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam à dokter harus menjaga rahasia
medis pasien
D. Mengobati pasien dan istrinya à perlu dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu pada istri pasien
E. Tidak memberitahu istri pasien à benar, namun sebaiknya istri pasien tahu
langsung dari suaminya

1002
148
Seorang dokter sedang bertugas di poli umum rumah sakit. Saat sedang
menganamnesis keluhan pasien pertama, perawat memberi tahu bahwa anak
direktur RS datang ke poli dan minta diperiksakan. Dokter segera menangani
anak direktur RS tersebut dan meminta pasien pertama kembali menunggu di
kursi antrian dan akan diperiksa setelah anak direktur RS.
Kaidah bioetik manakah yang dilanggar oleh dokter tersebut?
A. Non maleficence
B. Maleficence
C. Justice
D. Beneficence
E. Autonomi

1004
Seorang dokter sedang bertugas di poli umum rumah sakit. Saat sedang
menganamnesis keluhan pasien pertama, perawat memberi tahu bahwa anak
direktur RS datang ke poli dan minta diperiksakan. Dokter segera menangani
anak direktur RS tersebut dan meminta pasien pertama kembali menunggu di
kursi antrian dan akan diperiksa setelah anak direktur RS.
Kaidah bioetik manakah yang dilanggar oleh dokter tersebut?
A. Non maleficence
B. Maleficence
C. Justice
D. Beneficence
E. Autonomi

1005
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar -> dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/ benefit untuk pasien
>>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat -> safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan, dewasa, pencari nafkah
• Menjaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menentukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada unsur
hak sosial (masyarakat atau komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
1006
A. Non maleficence à First, do no harm, biasa pada kasus emergensi
B. Maleficence à Bukan kaidah dasar bioetik
C. Justice
D. Beneficence à Dokter melakukan yang terbaik untuk pasien
E. Autonomi à Pasien memiliki hak memilih

1007
149
Satpam kompleks perumahan menemukan mayat seorang perempuan berusia
sekitar 20 tahun dalam keadaan mengambang di danau sekitar kompleks. Mayat
tersebut merupakan warga yang menghilang beberapa hari yang lalu. Setelah
dilakukan pemeriksaan forensik, dokter menyimpulkan kasus tersebut adalah
kasus tenggelam dan polisi menduga kemungkinan karena kecelakaan.
Mekanisme kematian pada kasus tersebut adalah?
A. Edema paru
B. Anoksia miokard
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri

1009
Satpam kompleks perumahan menemukan mayat seorang perempuan berusia
sekitar 20 tahun dalam keadaan mengambang di danau sekitar kompleks. Mayat
tersebut merupakan warga yang menghilang beberapa hari yang lalu. Setelah
dilakukan pemeriksaan forensik, dokter menyimpulkan kasus tersebut adalah
kasus tenggelam dan polisi menduga kemungkinan karena kecelakaan.
Mekanisme kematian pada kasus tersebut adalah?
A. Edema paru
B. Anoksia miokard
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri

1010
3A

Tipe Basah (Wet Drowning)


Air tawar Air laut

• Hemodilusi masif • Hemokonsentrasi


• Elektrolit imbalans • Edema paru masif
Patofisiologi
• Fibrilasi ventrikel • Anoksia miokard
• Meninggal (4-5 menit) • Meninggal (8-9 menit)

• Menggembung dan berat


Perubahan • Menggembung tapi ringan
(hingga 2kg)
pada paru • Warna pink pucat MED+EASY
• Biru keunguan
KaTa – KiLa
Pemeriksaan Kanan Tawar
• NaCl jantung Kanan > Kiri • NaCl jantung Kiri > Kanan
elektrolit Kiri Laut

Secondary Drowning/ Near Drowning

• Korban masih hidup atau masih bisa diselamatkan saat hampir tenggelam. Namun
setelah dilakukan resusitasi selama beberapa jam, akhirnya korban meninggal.
1011
A. Edema paru à air laut
B. Anoksia miokard à air laut
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi à air laut
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri à air laut

1012
150
Seorang warga melapor ke polisi setempat karena menemukan jenazah
perempuan saat sedang berenang di laut. Jenazah ditemukan dalam keadaan
mengapung bersama dengan alat selam di laut. Polisi membawa jenazah ke
rumah sakit dan meminta dokter melakukan otopsi. Dokter menemukan jenazah
sudah dalam kondisi pembusukan.
Di antara organ berikut, manakah yang mengalami pembusukan terlebih
dahulu?
A. Hepar
B. Paru
C. Esofagus
D. Jantung
E. Rahim Non gravida

1014
Seorang warga melapor ke polisi setempat karena menemukan jenazah
perempuan saat sedang berenang di laut. Jenazah ditemukan dalam keadaan
mengapung bersama dengan alat selam di laut. Polisi membawa jenazah ke
rumah sakit dan meminta dokter melakukan otopsi. Dokter menemukan jenazah
sudah dalam kondisi pembusukan.
Di antara organ berikut, manakah yang mengalami pembusukan terlebih
dahulu?
A. Hepar
B. Paru
C. Esofagus
D. Jantung
E. Rahim Non gravida

1015
4A

Putrefraksi (Decomposere)

– Dimulai pada perut kanan (caecum) bawah berwarna hijau kekuningan


oleh karena terbentuk sulf – met – hemoglobin
– Terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri
(putrefaksi)
– Mulai muncul 24 jam post mortem.
– 2 hari, garis pembusukan di seluruh alirah darah
– 2 – 3 hari, perut kembung
– 3 – 5 hari, perut mengecil kembali

URUTANNYA: TAU RUMUS CASPER

TANAH : AIR : UDARA = 1 : 2 : 8

1016
4A

Pembusukan Organ

Cepat
•Otak
•Hati
•Lambung

Lambat
•Esofagus
•Paru
•Jantung

Sangat Lambat
•Prostat
•Rahim Nongravida
Pembusukan Lainnya
Adiposere Mummifikasi

• Modifikasi putrefaksi dimana terjadi hidrolisis


• Modifikasi putrefaksi dimana terjadi dehidrasi
lemak
jaringan
• Biasanya terjadi pada kondisi panas & lembap
• Tanda • Biasanya terjadi pada kondisi panas & kering (mis.
• Perubahan mayat menyerupai lilin Di gurun)
• Paling sering di daerah pipi, dagu, • Tanda
danbokong (daerah berlemak) • Kulit menjadi coklat-kehitaman dan keras
• Proses: awal pucat à berminyak, berbau tengik
• Ukuran tubuh mengecil
à hidrolisis

1018
Tanatologi
Livor mortis mulai Livor mortis lengkap dan
Livor mortis hilang dengan penekanan
muncul menetap

20 mnt 30 mnt 2 jam 6 jam 8 jam 12 jam 24 jam 36 jam

Rigor mortis mulai Rigor mortis lengkap


muncul (8-10 jam) Pembusukan
Pembusukan mulai tampak di seluruh
di caecum tubuh

Livor Mortis Rigor Mortis Pembusukan

• Terjadi akibat pengendapan eritrosit • Pertama kali dijumpai di caecum dan


yang disebabkan oleh terhentinya • Hilangnya ATP berwarna hijau kekuningan
sirkulasi. • Waktu muncul 2 jam dan mencapai • Terjadi akibat proses degradasi jaringan
• Waktu muncul 30 menit-2 jam maksimal pada 12 jam post mortem karena autolisis dan kerja bakteri
• Lebam mayat berada di bagian • Dimulai dari sendi/otot kecil (Clostridium welchii)
terendah • Hilang > 24 jam • Rumus Casper: TAU
• Bagian yang tertekan berwarna pucat Tanah: Air: Udara = 1:2:8

1019
A. Hepar
B. Paru à lambat membusuk
C. Esofagus à lambat membusuk
D. Jantung à lambat membusuk
E. Rahim Non gravidaà sangat lambat membusuk

1020
Throwback
CBT Mei 2022

Terima Kasih
#SiapUKMPPDBersamaMedsense+

Anda mungkin juga menyukai