(Pembahasan) Medsense Plus To AIPKI-1
(Pembahasan) Medsense Plus To AIPKI-1
2023
Medsense Plus
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
•Mendiagnosis,melakukanpenatalaksanaansecaramandiridantuntas
4 •4A. Kompetensiyangdicapaipadasaatlulusdokter
•4B. Profisiensi(kemahiran)
yangdicapaisetelahselesaiinternsipdan/atauPendidikanKedokteranBerkelanjutan(PKB)
•Mendiagnosis,melakukanpenatalaksanaanawal, danmerujuk
3 •3A.Bukangawatdarurat
•3B. Gawatdarurat
2
•Mendiagnosisdanmerujuk
•Lulusandoktermampumembuatdiagnosisklinikterhadappenyakittersebutdanmenentukanruju
kanyang palingtepatbagipenangananpasienselanjutnya.
•Mengenalidanmenjelaskan
1
•Lulusandoktermampumengenalidanmenjelaskangambaranklinikpenyakit,
danmengetahuicarayang
palingtepatuntukmendapatkaninformasilebihlanjutmengenaipenyakittersebut,selanjutnyam
enentukanrujukanyang palingtepatbagipasien.
Batch Februari
2023
1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G3P2A0 UK 37 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan kenceng kenceng yang dirasakan semakin sering. Keluhan disertai
dengan keluarnya lender dan juga darah. Pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pemeriksaan obstetric didapatkan Leopold I kosong, Leopold II keras di sisi kanan,
lunak di sisi kiri, Leopold III teraba bagian bagian kecil. Pemeriksaan dalam
didapatkan tangan, pembukaan 4 cm. HIS 4x dalam 20 menit dirasakan selama
50 detik.
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Observasi kemajuan persalinan
B. Pemberian uterotonic
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik
E. Pematangan paru
Seorang Wanita usia 30 tahun, G3P2A0 UK 37 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan kenceng kenceng yang dirasakan semakin sering. Keluhan disertai
dengan keluarnya lender dan juga darah. Pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pemeriksaan obstetric didapatkan Leopold I kosong, Leopold II keras di sisi
kanan, lunak di sisi kiri, Leopold III teraba bagian bagian kecil. Pemeriksaan
dalam didapatkan tangan, pembukaan 4 cm. HIS 4x dalam 20 menit dirasakan
selama 50 detik.
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Observasi kemajuan persalinan
B. Pemberian uterotonic
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik
E. Pematangan paru
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
Presentasi
Situs/letak (lie) Position Habitus/sikap (attitude)
(presentation)
Hubungan sumbu panjang Bagian terbawah janin Letak titik anatomis tertentu Hubungan antara sumbu
janin dan ibu • Presentasi kepala janin terhadap sisi kiri atau kepala janin dg sumbu
• Situs memanjang / (vertex) kanan jalan lahir tengah janin.
membujur (longitudinal) • Presentasi bokong • Presentasi kepala: occiput • Contoh: fleksi, defleksi
• Situs melintang • Presentasi bahu • Presentasi muka: dagu ringan, sedang, defleksi
(tranversal) penuh
• Presentasi muka • Presentasi bokong:
• Situs miring (oblique) sacrum
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
Situs/letak (lie)
• Leopold I/III à ballottement • Leopold I/III à bagian-bagian kecil • Leopold I/III à tidak teraba
(+)/kepala • Leopold II à ballottement (+) • Leopold II à ballottement ki/ka
10
A. Observasi kemajuan persalinan à pada kasus didapatkan presentasi
melintang, pilihan persalinan terbaik adalah SC
B. Pemberian uterotonic à HIS adekuat
C. Rujuk untuk SC
D. Pemberian tokolitik à tidak diberikan
E. Pematangan paru à tatalaksana partus prematurus usia < 34 minggu
11
2
Seorang Wanita 30 tahun dirujuk ke IGD RS dengan keluhan plasenta tidak
kunjung lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang lalu. Pemeriksaan TTV di
dapatkan TD 80/50, HR 110, RR 24, T 37oC. Pemeriksaan obstetric didapatkan tali
pusat menjulur dari jalan lahir, tonus adekuat, perineum intak.
Tatalaksana selanjutnya adalah
A. Infuse oksitosin
B. Manual plasenta
C. Massase uterus
D. Infuse RL
E. Eksplorasi digitalis
Seorang Wanita 30 tahun dirujuk ke IGD RS dengan keluhan plasenta tidak
kunjung lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang lalu. Pemeriksaan TTV di
dapatkan TD 80/50, HR 110, RR 24, T 37oC. Pemeriksaan obstetric didapatkan tali
pusat menjulur dari jalan lahir, tonus adekuat, perineum intak.
Tatalaksana selanjutnya adalah
A. Infuse oksitosin
B. Manual plasenta
C. Massase uterus
D. Infuse RL
E. Eksplorasi digitalis
Tatalaksana Perdarahan Post Partum
Manajemen Aktif Kala III
TD ↓ Kompresi bimanual
HR ↑ Oksitosin 20 IU dalam NaCl
Infus Kristaloid 500 cc
4T
Tatalaksana
17
3
Seorang Wanita usia 30 tahun baru saja melahirkan secara pervaginam di
sebuah puskesmas. Usia kehamilan tidak diketahui karena pasien tidak pernah
control bahkan ke bidan. TTV janin dalam batas normal. Status generalis bayi
didapatkan kulit janin berwarna kehijauan, kuku janin berwarna kekuningan.
Diagnosis janin yang paling mungkin adalah?
A. Sindrom aspirasi meconium
B. Transient Tachypnea of The Newborn
C. Sindrom Post-matur
D. Kehamilan Post-term
E. Insufisiensi plasenta
19
Seorang Wanita usia 30 tahun baru saja melahirkan secara pervaginam di
sebuah puskesmas. Usia kehamilan tidak diketahui karena pasien tidak pernah
control bahkan ke bidan. TTV janin dalam batas normal. Status generalis bayi
didapatkan kulit janin berwarna kehijauan, kuku janin berwarna kekuningan.
Diagnosis janin yang paling mungkin adalah?
A. Sindrom aspirasi meconium
B. Transient Tachypnea of The Newborn
C. Sindrom Post-matur
D. Kehamilan Post-term
E. Insufisiensi plasenta
20
Persalinan Post-Term
Definsi
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana Komplikasi
Sindrom Post-Maturitas
Membrane sweeping à Dilakukan pada UK 38-41 minggu
Induksi persalinan à tawarkan sejak UK 41 minggu
Lakukan pematangan serviks terlebih dahulu bila Bishop score <6
Definisi
Komplikasi
• Janin
• Insufisiensi plasenta à ↓ BB janin
• Sindrom postmaturitas :
• Stadium I à verniks kaseosa hilang, maserasi (kulit kering, rapuh, mudah mengelupas)
• Stadium II à pewarnaan mekonium (hijau) pada kulit janin
• Stadium III à Warna kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat
2
Tatalaksana
24
4
Seorang Wanita 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu dibawa ke poliklinik
kandungan untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan TTV didapatkan
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan Leopold I : bulat lunak,
Leopold II : punggung sebelah kanan, Leopold III : bulat keras, ballottement (+),
Leopold IV : konvergen. Pemeriksaan perlimaan 5/5
Interpretasi hasil pemeriksaan tersebut adalah?
A. Sudah masuk spina ischiadica
B. Sudah masuk linea inominata
C. Sudah masuk promontorium
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul
Seorang Wanita 30 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu dibawa ke poliklinik
kandungan untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan TTV didapatkan
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan Leopold I : bulat lunak,
Leopold II : punggung sebelah kanan, Leopold III : bulat keras, ballottement (+),
Leopold IV : konvergen. Pemeriksaan perlimaan 5/5
Interpretasi hasil pemeriksaan tersebut adalah?
A. Sudah masuk spina ischiadica
B. Sudah masuk linea inominata
C. Sudah masuk promontorium
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul
Penurunan Bagian Terbawah Janin
Hodge Station Perlimaan
HI
H II
H III
H IV
IV Setentang os coccygeus
28
A. Sudah masuk spina ischiadica à hodge III
B. Sudah masuk linea inominata à hodge I - II
C. Sudah masuk promontorium à hodge II
D. Masih di atas pintu atas panggul
E. Sudah masuk ke dasar panggul à hodge III - IV
29
5
Seorang Wanita 30 tahun G3P2A0 dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut
sejak 3 hari yang lalu. Pasien sudah dipimpin bersalin oleh dukun beranak sejak 3
jam yang lalu namun janin tidak kunjung lahir. TTV didapatkan dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan HIS adekuat, DJJ 140x, presentasi
vertex di Hodge IV, pembukaan 10 cm, molase kepala (-).
Tatalaksana paling tepat adalah
A. SC
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep
D. Pimpin mengejan
E. Augmentasi HIS
Seorang Wanita 30 tahun G3P2A0 dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut
sejak 3 hari yang lalu. Pasien sudah dipimpin bersalin oleh dukun beranak sejak 3
jam yang lalu namun janin tidak kunjung lahir. TTV didapatkan dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan HIS adekuat, DJJ 140x, presentasi
vertex di Hodge IV, pembukaan 10 cm, molase kepala (-).
Tatalaksana paling tepat adalah
A. SC
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep
D. Pimpin mengejan
E. Augmentasi HIS
3
KALA II MEMANJANG
Kondisi jantung, paru, neurologis, sehingga kontraindikasi meneran dan memerlukan kala 2 diperpendek
Gawat Janin
Ibu tidak memiliki sisa tenaga (His lemah/tidak ada) Ibu masih memiliki sisa tenaga, his lemah
33
33
Kelainan Kala II
Kala II Memanjang Distosia Bahu Malpresentasi
HIS (+)
Vakum
Presentasi
oksiput Manuver
McRoberts
HIS (-)
Presentasi Forcep
wajah
A. SC à jika dijumpai gawat janin
B. Ekstraksi vakum
C. Ekstraksi forcep à jika his lemah
D. Pimpin mengejan à bukan tatalaksana kala II memanjang
E. Augmentasi HIS à his adekuat
35
6
Seorang Wanita 25 tahun, G2P0A1, UK 16 minggu dibawa ke UGD puskesmas
dengan keluhan perut terasa nyeri disertai keluar darah dari jalan lahir sejak 3 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD 120/80, RR 20x,
HR 80x, T 37oC. TFU didapatkan pertengahan antara umbilicus dan simpisis. Hasil
speculum tampak selaput ketuban menonjol disertai pembukaan serviks.
Diagnosis yang paling tepat adalah
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik
E. Mola hidatidosa
Seorang Wanita 25 tahun, G2P0A1, UK 16 minggu dibawa ke UGD puskesmas
dengan keluhan perut terasa nyeri disertai keluar darah dari jalan lahir sejak 3
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD 120/80, RR
20x, HR 80x, T 37oC. TFU didapatkan pertengahan antara umbilicus dan simpisis.
Hasil speculum tampak selaput ketuban menonjol disertai pembukaan serviks.
Diagnosis yang paling tepat adalah
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik
E. Mola hidatidosa
Abortus Spontan
EKSPULSI Viabilitas
Diagnosis Nyeri Pendarahan Uterus SERVIKS
JARINGAN kehamilan
Sesuai usia
Abortus
++ Sedikit - gestasi, TERTUTUP 50%
Iminens
Lunak
Sesuai usia
Abortus Sedang-
++++ - gestasi, TERBUKA <10%
Insipiens banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus Sedang- TERBUKA
++++ PARSIAL usia gestasi, 0%
Inkomplitus banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus 0%
+ Sedikit SELURUH usia gestasi, TERTUTUP
Komplitus
Kenyal
Kurang dari
Missed TERTUTUP 0%
- Tidak Ada - usia gestasi
Abortion
39
Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
Abortus Spontan KET Mola Hidatidosa
• Pengeluaran janin • Implantasi diluar cavum • Hiperproliferasi sel trofoblas
Definisi <20 minggu / 500 uteri • Komplikasi à
gram • Ampula à tersering Koriokarsinoma
Gejala Nyeri perut
Perdarahan Mual dan muntah
dominan Dapat disertai hipotensi
• DJJ
• (-) à Mola komplit
• RT à Cavum douglas • (+) à Mola parsial
• Inspekulo à Portio menonjol • bHCG >>
Pemeriksaan • Riwayat ekspulsi • Nyeri goyang portio • USG
jaringan (chandelier sign) • Snow Storm à Mola
• USG Transvaginal komplit
• Honeycomb à Mola
parsial
Dilatasi kuretase
Tatalaksana AVM
Laparotomi AVM
40
A. Abortus inkomplit à Riwayat jaringan (+), portio terbuka
B. Abortus komplit à Riwayat jaringan (+), portio tertutup
C. Abortus insipiens
D. Kehamilan ektopik à TFU < UK
E. Mola hidatidosa à klinis utama: mual muntah, TFU > UK
41
7
Seorang Wanita usia 37 tahun G3P2A1, UK 34 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan perut terasa nyeri disertai dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 jam
yang lalu. Keluhan dirasakan setelah pasien terjatuh dari tangga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50, HR 100, RR 24, T 37oC.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah?
A. Pemeriksaan dalam
B. Pemeriksaan inspekulo
C. USG abdominal
D. MRI
E. CT Scan
Seorang Wanita usia 37 tahun G3P2A1, UK 34 minggu dibawa ke IGD RS dengan
keluhan perut terasa nyeri disertai dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 jam
yang lalu. Keluhan dirasakan setelah pasien terjatuh dari tangga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50, HR 100, RR 24, T 37oC.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah?
A. Pemeriksaan dalam
B. Pemeriksaan inspekulo
C. USG abdominal
D. MRI
E. CT Scan
2
Definisi
Etiologi
Manifestasi klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar Fibrinogen
• Perdarahan sedikit à kadar normal
• Perdarahan hebat (≤200 mg/dL) à curiga terjadi
komplikasi DIC
• Pencitraan
• USG: Hematoma retroplasenta
• CT/MRI: dapat dilakukan bila USG tidak menemukan
adanya kelainan
• CTG à menilai gawat janin
Perdarahan Retro
Plasenta
46
Solusio Plasenta vs Placenta Previa
Placental abruption/Solutio Placenta Placenta Previa
• Hipertensi • Riw SC
• Cocaine • Gemeli
Faktor Resiko
• Trauma • Riw Abortus
• Multiparitas • Usia ibu > 30 tahun
Uterus • Tegang, bagian janin tak teraba • Tidak tegang, tidak nyeri tekan
• Lebih sering
• Jarang
Syok • Tidak sesuai dengan jumlah darah yang
• Sesuai dengan jumlah darah yang keluar
keluar
47
A. Pemeriksaan dalam à kontraindikasi pada perdarahan > 20 minggu
B. Pemeriksaan inspekulo à bukan untuk menegakkan diagnosis
C. USG abdominal
D. MRI à jika usg tidak konklusif
E. CT Scan à tidak dilakukan
48
Batch Februari
2023
8
Seorang perempuan berusia 27 tahun, G1P0A0, dengan usia kehamilan 14
minggu, datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku mual muntah sejak 2
minggu yang lalu setiap kali akan makan dan minum. Berat badan pasien
sebelum hamil adalah 48 kg. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 100/70 mmHg, HR 100x/menit,
RR 20x/menit, Suhu 37,6C. Berat badan saat ini adalah 45 kg. Mata tampak
cekung, turgor kulit menurun.
Apakah tatalaksana paling aman pada pasien?
A. Domperidon
B. Analog Prostaglandin
C. Metildopa
D. Metoklorpramid
E. Misoprostol
Seorang perempuan berusia 27 tahun, G1P0A0, dengan usia kehamilan 14
minggu, datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku mual muntah sejak 2
minggu yang lalu setiap kali akan makan dan minum. Berat badan pasien
sebelum hamil adalah 48 kg. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 100/70 mmHg, HR 100x/menit,
RR 20x/menit, Suhu 37,6C. Berat badan saat ini adalah 45 kg. Mata tampak
cekung, turgor kulit menurun.
Apakah tatalaksana paling aman pada pasien?
A. Domperidon
B. Analog Prostaglandin
C. Metildopa
D. Metoklorpramid
E. Misoprostol
3B
Tatalaksana
• Tx/ Multivitamin
• Tx/multivitamin • Tx/multivitamin
• Tx/Piridoksin + doxylamine
IV+dimenhidrinat IV drip • IV+dimenhidrinat IV drip
PO
• Ondansentron • Ondansentron
• Belum teratasi à
IV/metoklopramid/ IV/metoklopramid
dimenhidrinat PO atau
klorpromazin IV • Tx/ cairan kristaloid
promethazin PO
53
3B
Mual muntah hingga kurang dari 16 Minggu Dehidrasi, ketonuria, gangguan elektrolit
Derajat Keparahan
Definisi etiologi
Klinis
• Dispaerunia
• Perdarahan paska koitus
• Perdarahan saat haid
60
2
Inspekulo
Histologi
Tatalaksana
• Polipektomi / ekstirpasi
61
Massa Genitalia
Kista / abses
Kista gartner Kista Nabothi Polip Serviks
bartholini
Lokasi Vulva Vagina Cervix Cervix
Obstruksi kanalis
Obstruksi kelenjar Infeksi/restrukstur Hyperplasia
Etiologi wolfii (ductus
bartholin asi endoserviks epitel serviks
mesonefros)
Observasi
Insisi drainase
Tatalaksana Insisi lalu eksisi Elektrokauterisasi Ekstirpasi
marsupialisasi
Krioterapi
A. Endoservix à kista berwarna merah terang
B. Ektoservix
C. Kelenjar bartholin à lokasinya di vulva
D. Sisa kanalis wolfii à tidak tepat
E. Duktur gartner à lokasinya di vagina
10
Seorang Perempuan, berusia 28 tahun P1A0 datang ke Praktik Dokter Umum
dengan keluhan nyeri pada payudara kiri. Pasien post melahirkan 2 minggu yang
lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, dan suhu 37,8C. Pemeriksaan payudara kiri
tampak eritema, edema, teraba hangat, nyeri tekan (+), fluktuasi (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
A. Mastitis
B. Abses mammae
C. Bendungan air susu
D. Galaktokel
E. Tumor payudara
Seorang Perempuan, berusia 28 tahun P1A0 datang ke Praktik Dokter Umum
dengan keluhan nyeri pada payudara kiri. Pasien post melahirkan 2 minggu yang
lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, dan suhu 37,8C. Pemeriksaan payudara kiri
tampak eritema, edema, teraba hangat, nyeri tekan (+), fluktuasi (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
A. Mastitis
B. Abses mammae
C. Bendungan air susu
D. Galaktokel
E. Tumor payudara
4
Definisi Etiologi
Faktor predisposisi
• Bayi malas menyusui
• Puting lecet
• Menyusui hanya 1 posisi (DRAINASE TIDAK BAIK)
• Bra terlalu ketat
67
4
Diagnosis
Abses
Diagnosis Klinis
Kelainan Menyusui Etiologi Tatalaksana
Puting Payudara
Hipertensi
Kronis Preklamsia
Organ
dengan gejala
< 20 minggu damage/
proteinuria berat
Superimposed
Preklamsia + KEJANG
EKLAMPSIA
Penegakan Diagnosis
Preklamsia dengan gejala
Preeklamsia tanpa gejala berat berat (PEB)
Hipertensi Proteinuria
• TDS ≥ 140mmHg • Protein urin Jika terdapat keduanya ATAU
• TDD ≥ 90mmHg >300mg/24 jam TDS ≥ 160mmHg
• Onset UK ≥20 • Dipstick urin > +1 TDD ≥ 110mmHG
Minggu
ATAU
Organ Damage
75
3A
3B
Trias HELLP Syndrome
Partial HELLP syndrome dapat terjadi jika hanya terpenuhi 1 atau 2 dari 3 kriteria.
HELLP SYNDROME dapat berkomplikasi menjadi DIC jika tidak ditangani segera
76
A. Pemeriksaan urine rutin dan peningkatan trombosit à trombosit
menurun
B. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan enzim hepar à enzim hepar
meningkat
C. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan LDH
D. Pemeriksaan protein urin dan peningkatan hemoglobin à hemoglobin
menurun
E. Pemeriksaan urine rutin dan penurunan LDH à LDH meningkat
12
Perempuan 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak pernah haid.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan TD 120/70 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pertumbuhan payudara, rambut ketiak dan rambut pubis normal. Kemudian
dilakukan inspeksi di daerah genitalia eksterna tidak ada kelainan. Pemeriksaan
hormonal reproduksi dalam batas normal.
Apakah etiologi yang paling tepat?
A. Gangguan hipofisis anterior
B. Kegagalan ovarium
C. Uterus tidak berkembang
D. Obstruksi jalan lahir
E. Hymen imperforata
Perempuan 18 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak pernah haid.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan TD 120/70 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pertumbuhan payudara, rambut ketiak dan rambut pubis normal. Kemudian
dilakukan inspeksi di daerah genitalia eksterna tidak ada kelainan. Pemeriksaan
hormonal reproduksi dalam batas normal.
Apakah etiologi yang paling tepat?
A. Gangguan hipofisis anterior
B. Kegagalan ovarium
C. Uterus tidak berkembang
D. Obstruksi jalan lahir
E. Hymen imperforata
1
Definisi
Etiologi
Manifestasi Klinis
Insufusiensi ovarium
Amenorea Meningkat (contoh: syndrome turner
Primer
Cek B-HCG
46 XY (androgen
insensitivity syndrome)
Kelainan
Negatif kromosom
46 XX (mullerian
syndrome
Diagnosis pada Amenorea
Karena kuretase berlebihan
Asherman
menimbulkan sikatrik dan
syndrome perlengketan
Kallman
Amenorea Karena hipogonadism
Sekunder
syndrome
Cek B-HCG
Klinelfelter
Kelebihan kromoson X
syndrome
Positif Hamil
A. Gangguan hipofisis anterior à terdapat kelainan hormon
B. Kegagalan ovarium à terdapat kelainan hormon
C. Uterus tidak berkembang à tidak tepat
D. Obstruksi jalan lahir à tidak tepat
E. Hymen imperforata
13
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke Praktik Dokter Umum ingin
berkonsultasi mengenai kontrasepsi. Pasien sedang menyusui, anaknya baru
berumur 3 bulan. Pasien tidak berani memasang IUD, pasien ingin memakai
kontrasepsi tetapi ingin juga memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Kontrasepsi apakah yang sebaiknya diberikan?
A. Pil Kombinasi
B. Pil Progestin
C. AKDR
D. Tubektomi
E. Vasektomi
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke Praktik Dokter Umum ingin
berkonsultasi mengenai kontrasepsi. Pasien sedang menyusui, anaknya baru
berumur 3 bulan. Pasien tidak berani memasang IUD, pasien ingin memakai
kontrasepsi tetapi ingin juga memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Kontrasepsi apakah yang sebaiknya diberikan?
A. Pil Kombinasi
B. Pil Progestin
C. AKDR
D. Tubektomi
E. Vasektomi
Kontrasepsi Hormonal
Mini pill/progestin
Progesteron: Implan/susuk
Kontraindikasi
• Estrogen:
• DVT
• Riwayat gangguan kardiovaskular (HT)
• Keadaan estrogen tinggi à PCOS / dalam terapi estrogen lainnya
• Progesteron:
• Ca Mammae
A. Pil Kombinasi à pengaruhi produksi ASI
B. Pil Progestin
C. AKDR à sama dengan IUD
D. Tubektomi à kontrasepsi permanen laki-laki
E. Vasektomi à kontrasepsi permanen perempuan
14
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat
benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
menstruasi yang tidak teratur, darah banyak, dan kadang terasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg HR 71 x/menit RR 18 x/menit S 36,4C.
Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan 8
minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas,tegas.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Endometriosis
B. Adenomiosis
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen
E. Kehamilan ektopik
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat
benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
menstruasi yang tidak teratur, darah banyak, dan kadang terasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg HR 71 x/menit RR 18 x/menit S 36,4C.
Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan 8
minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas,tegas.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Endometriosis
B. Adenomiosis
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen
E. Kehamilan ektopik
2
Definisi
• Nullipara
• Usia subur
• Kehamilan
• Early menarche
• Late menopause
95
2
Klasifikasi
96
2
Manifestasi klinis
97
Mioma Uterus dan Endometriosis
Mioma Uteri Endometriosis
Definisi Tumor otot polos Endometrium di luar uterus
4D:
Menorrhagia
Gejala dominan dismenore, dysuria, dyschezia, dyspareunia
Metrorrhagia
Infertilitas
Biasanya tidak membesar
Uterus Membesar ireguler Adenomyosis à membesar reguler
Kista coklat à massa di adneksa
USG: Massa hipoekoik USG: Ground glass opacity
Pemeriksaan
Histopatologi: whorl like pattern Powder-burn appearance, kista coklat
98
A. Endometriosis à dismenorea, dyspareunia, dysuria, dischezia
B. Adenomiosis à menoragia, tidak ada massa
C. Mioma uteri
D. Tumor abdomen à tidak ada gangguan menstruasi
E. Kehamilan ektopik à hamil, nyeri perut hebat, anemia
Batch Februari
2023
15
Seorang laki laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing
berputar sejak 1 bulan ini. Keluhan dirasakan hilang timbul yang semakin lama
semakin memberat disertai penurunan pendengaran. Pasien juga mengeluhkan
telinga berdenging, mual, muntah saat pusing berputar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis Dix-Halpike
manuver +/+, tuli sensorineural, tes dysmetria (-), dan disdiadokinesia (-)
Apakah tatalaksana farmakologis yang sesuai pada kasus?
A. NSAID
B. Ca Channel blocker
C. Steroid
D. Antiplatelet
E. Neurotropik
Seorang laki laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing
berputar sejak 1 bulan ini. Keluhan dirasakan hilang timbul yang semakin lama
semakin memberat disertai penurunan pendengaran. Pasien juga mengeluhkan
telinga berdenging, mual, muntah saat pusing berputar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis Dix-Halpike
manuver +/+, tuli sensorineural, tes dysmetria (-), dan disdiadokinesia (-)
Apakah tatalaksana farmakologis yang sesuai pada kasus?
A. NSAID
B. Ca Channel blocker
C. Steroid
D. Antiplatelet
E. Neurotropik
A. NSAID à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
B. Ca Channel blocker
C. Steroid à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
D. Antiplatelet à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
E. Neurotropik à MoA tidak pada pathway patomekanisme vertigo
16
Seorang pria usia 68 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi kiri tubuh
sejak 8 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo secara tiba-tiba. Pasien sulit
berbicara namun masih bisa melakukan instruksi pemeriksa dan dapat
mengulang perkataan yang diinstruksikan pemeriksa. GCS E4V5M6, TD
180/100mmhg, HR 80x/m, RR 24x/m T 37,0 Kekuatan ekstremitas 5555/3333.
Diagnosis apakah yang tepat pada pasien ini?
A. Afasia broca
B. Afasia transkortikal sensorik
C. Afasia Wernicke
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi
Seorang pria usia 68 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi kiri tubuh
sejak 8 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo secara tiba-tiba. Pasien sulit
berbicara namun masih bisa melakukan instruksi pemeriksa dan dapat
mengulang perkataan yang diinstruksikan pemeriksa. GCS E4V5M6, TD
180/100mmhg, HR 80x/m, RR 24x/m T 37,0 Kekuatan ekstremitas 5555/3333.
Diagnosis apakah yang tepat pada pasien ini?
A. Afasia broca
B. Afasia transkortikal sensorik
C. Afasia Wernicke
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi
Gangguan Fungsi Luhur
A loss of impairment of verbal communication, which occurs as a consequence of
Aphasia
brain dysfunction
An acquired type of sensory aphasia where damage to the brain causes the
Alexia
patient to lose the ability to read (word blindness/text blindness/visual aphasia)
A loss of ability to recognize objects, persons, sounds, shapes, or smells while the
Agnosia
specific sense is not defective nor is there any significant memory loss
108
Afasia
Aphasia Anomik : gangguan
pada fungsi naming(penamaan
benda) Aphasia transkortikal :
Repetisi selalu baik, yang rusak
sesuai dengan namanya, motor
(fluensi), sensoris (komprehensi)
dan mixed (fluensi dan
komprehensi)
Afasia FRONTAL
MOTORIK
BROCA
BRO – MO - FON
Transcortical
- + + -
motorik
Wernicke + - - -
Transcortical
+ - + -
Sensorik
Konduksi + + - -
Anomik + + + -
111
A. Afasia broca à bicara spontan (-), pemahaman (+), pengulangan (-)
B. Afasia transkortikal sensorik à bicara spontan (+), pemahaman (-),
pengulangan (+)
C. Afasia Wernicke à bicara spontan (+), pemahaman (-), pengulangan (-)
D. Afasia transkortikal motorik
E. Afasia konduksi à bicara spontan (+), pemahaman (+), pengulangan (+)
17
Anak laki-laki berusia 12 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
mengalami kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 10 menit sekitar 1 jam
SMRS. Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen, HR 100x/menit, RR 40x/menit,
suhu 40 C. Pemeriksaan neurologis mendapatkan kaku kuduk (+), ekstremitas
spastis, klonus (+). Hasil pemeriksaan pungsi lumbar didapatkan CSS keruh,
leukosit (++) dengan komposisi dominan PMN, protein meningkat, dan glukosa
menurun.
Apakah tata laksana empiris yang tepat bagi pasien?
A. OAT + Kortikosteroid IV
B. Levofloxacin IV
C. Ceftriaxone IV + Vancomycin IV
D. Ampicilin IV + Cefotaxime IV
E. Asiklovir IV
Anak laki-laki berusia 12 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD karena
mengalami kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 10 menit sekitar 1 jam
SMRS. Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen, HR 100x/menit, RR 40x/menit,
suhu 40 C. Pemeriksaan neurologis mendapatkan kaku kuduk (+), ekstremitas
spastis, klonus (+). Hasil pemeriksaan pungsi lumbar didapatkan CSS keruh,
leukosit (++) dengan komposisi dominan PMN, protein meningkat, dan glukosa
menurun.
Apakah tata laksana empiris yang tepat bagi pasien?
A. OAT + Kortikosteroid IV
B. Levofloxacin IV
C. Ceftriaxone IV + Vancomycin IV
D. Ampicilin IV + Cefotaxime IV
E. Asiklovir IV
Meningitis dan Ensefalitis
Kriptokokus
Normal Bakteri Virus TB
(Jamur)
Xantokrom (Kuning
Makroskopis Jernih Purulen, keruh Jernih jernih) dengan Keruh
spiderweb clot
Steroid Dexamethasone 0.,15mg/kgBB (maks 10 mg) setiap 6 jam selama 2-4 hari, diberikan 30 menit seblum antibiotik
Minggu 1-2: Amphotericin B 0,7-1 mg/kg/hari dalam infus D5% + Flukonazole 800mg/hari atau Flukonazole 800-
Fungal Antifungal 1200 mg/hari, 2 minggu
Minggu 3-10: Flukonazole 800 mg/hari
Prednisone 2-3 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu kemudian diteruskan dengan dosis 1
Steroid mg/KgBB/hari selama 1-2 minggu.
Ensefalitis
Ensefalitis Tatalaksana Keterangan
Episode pertama dari manifestasi klinis ini disebut Clinically isolated syndrome (CIS).
Manifestasi Klinis
Lhermitte’s Sign
2
Pemeriksaan Penunjang
• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Pungsi lumbal à tidak tepat
B. EMG à tidak tepat
C. MRI
D. Rontgen kepala à tidak tepat
E. CT Scan à tidak tepat
19
Seorang wanita usia 33 tahun dibawa ke RS dengan kelemahan anggota gerak
atas dan bawah yang memberat sejak 4 hari SMRS. Semula pasien mengeluhkan
kesemutan di kedua telapak kakinya, lalu kelemahan mulai dirasakan dari
tungkai bawah dan menyebar hingga ke lengan. Pasien memiliki riwayat diare
selama 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang, tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis
didapatkan kekuatan motorik tungkai bawah 2/2 dan lengan 3/3, hipotonus, dan
refleks fisiologis menurun. Pasien akan dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
Apakah etiologi pada kasus tersebut?
A. Entamoeba coli
B. Haemophillus ducreyii
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli
E. Campylobacter concicus
Seorang wanita usia 33 tahun dibawa ke RS dengan kelemahan anggota gerak
atas dan bawah yang memberat sejak 4 hari SMRS. Semula pasien mengeluhkan
kesemutan di kedua telapak kakinya, lalu kelemahan mulai dirasakan dari
tungkai bawah dan menyebar hingga ke lengan. Pasien memiliki riwayat diare
selama 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang, tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis
didapatkan kekuatan motorik tungkai bawah 2/2 dan lengan 3/3, hipotonus, dan
refleks fisiologis menurun. Pasien akan dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
Apakah etiologi pada kasus tersebut?
A. Entamoeba coli
B. Haemophillus ducreyii
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli
E. Campylobacter concicus
Guillian-Barre Syndrome 3A
Definisi
• Polineuropati akut demielinisasi pada sistem saraf perifer yang biasanya
bermanifestasi sebagai paralisis flaccid simetris dan bersifat ascending.
Etiologi
• Riwayat infeksi 2-4 minggu sebelumnya
• Campylobacter jejuni à gejala awal diare
• Cytomegalovirus (CMV)
• Ebstein-Barr Virus (EBV) à gejala awal batuk-pilek
Guillian-Barre Syndrome 3A
Manifestasi Klinis
• Kelemahan LMN
• Paralisis ascending
• Paling sering bermula dari tungkai bawah
• Bersifat flaccid simetris
• Penyebaran dari ekstremitas bawah menuju
atas dengan pola distribusi “stocking-glove”
• Dapat melibatkan otot diafragma
respiratory distress
• Refleks fisiologis menurun
Diagnosa Banding
Polio GBS MG ALS Multiple Sclerosis
• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Entamoeba coli à flora normal usus
B. Haemophillus ducreyii à etiologi chancroid
C. Campylobacter jejuni
D. Campylobacter coli à anggota genus camylobacter namun bukan etiologi
GBS
E. Campylobacter concicus à anggota genus camylobacter namun bukan
etiologi GBS
20
Seorang wanita berumur 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan kebas pada
jari I, II, dan III tangan kanan sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan dirasa berkurang
ketika pasien mengguncang-guncangkan tangannya. Pasien bekerja sebagai
sekretaris. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 99x/menit, suhu
36,5C, RR 20x/menit. Saat pasien memfleksikan pergelangan tangan sebesar 90
derajat, keluhan bertambah parah.
Apakah tatalaksana efektif yang paling tepat pada pasien ini?
A. NVC-EMG
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum
D. meloxicam
E. pembidaian
Seorang wanita berumur 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan kebas pada
jari I, II, dan III tangan kanan sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan dirasa berkurang
ketika pasien mengguncang-guncangkan tangannya. Pasien bekerja sebagai
sekretaris. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 99x/menit, suhu
36,5C, RR 20x/menit. Saat pasien memfleksikan pergelangan tangan sebesar 90
derajat, keluhan bertambah parah.
Apakah tatalaksana efektif yang paling tepat pada pasien ini?
A. NVC-EMG
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum
D. meloxicam
E. pembidaian
3A
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Terapi konservatif
• NSAID (mis. ibuprofen, Na diklofenak, dll.)
• Pembidaian saat malam hari (night splinting)
• Terapi pembedahan
• Bila tidak ada perbaikan/perburukan dengan terapi konservatif selama >6 minggu
3A
Tatalaksana Khusus
• Ringan-sedang
• Terapi konservatif
• Pembidaian / wrist splinting selama 2-3 minggu à awal
• Injeksi steroid à lanjutan
• Prednison 20 mg/hari PO selama 10-14 hari
• Berat
• operatif: release fleksor retinaculum
Diagnosa Banding Kompresi Nervus Perifer Superior
Nervus Syndrome Etiologi Faktor Resiko Tanda khas
• Claw hand
N. Ulnaris
Cubital Tunnel Syndrome Fleksi siku lama • Pinch sign (+)
(siku)
• Froment sign (+)
• Jeanne sign (+)
• Tinel sign (+) pada epikondilus
N. Ulnaris medial atau lateral pergelangan
Guyon Canal Syndrome Bersepeda
(pergelangan lengan) tangan
A. NVC-EMG à gold standard pemeriksaan kompresi nervus perifer
B. injeksi metilprednisolon
C. release fleksor retinaculum à pilihan terakhir
D. meloxicam à kurang efektif
E. pembidaian à tatalaksana konservatif awal, kurang efektif dibanding injeksi
steroid
21
Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan
mendadak lemah sejak 1 hari ini. Riwayat demam (+), nyeri otot(+). Tidak ada
keluhan diare atau muntah hebat. Pemeriksaan neurologis didapatkan paralisis
motorik tipe flaccid dan hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat
imunisasi (-).
Terletak di manakah kerusakan yang terjadi pada pasien tersebut?
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis
C. Cortex cerebri
D. Cornu lateral medulla spinalis
E. Neuromuscular junction
Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan
mendadak lemah sejak 1 hari ini. Riwayat demam (+), nyeri otot(+). Tidak ada
keluhan diare atau muntah hebat. Pemeriksaan neurologis didapatkan paralisis
motorik tipe flaccid dan hipotonus pada ekstremitas bawah dekstra. Riwayat
imunisasi (-).
Terletak di manakah kerusakan yang terjadi pada pasien tersebut?
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis
C. Cortex cerebri
D. Cornu lateral medulla spinalis
E. Neuromuscular junction
3B
Definisi
Etiopatofisiologi
• Virus menyebar secara fecal-oral menyerang neuron
di kornu anterior medulla spinalis
Klasifikasi
• Awal:
Asetilkolinestrase
• Profilaksis : • IVIG • MP 500-1000mg IV
Tatalaksana inhibitor Riluzole
Vaksinasi • Plasmapharesis • Immunomodulator
• IVIG
• Plasmapharesis
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis à kurang tepat
C. Cortex cerebri à kurang tepat
D. Cornu lateral medulla spinalis à kurang tepat
E. Neuromuscular junction à kurang tepat
22
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki dan tangan kanan
lemas sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala yang sangat hebat,
bibir merot, dan bicara pelo. Pemeriksaan fisik TTV tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 100x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Pemeriksaan neurologis didapatkan
GCS 235, kaku kuduk (+), refleks babinski (+/-).
Apakah gambaran yang dapat ditemukan pada CT Scan?
A. Lesi hiperdens berbentuk bintang
B. Lesi hipodens berbentuk stellata
C. Lesi hipodens berbentuk lentikular
D. Lesi hiperdens berbentuk lentikular
E. Lesi hiperdens berbentuk lentiformis
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki dan tangan kanan
lemas sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala yang sangat hebat,
bibir merot, dan bicara pelo. Pemeriksaan fisik TTV tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 100x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Pemeriksaan neurologis didapatkan
GCS 235, kaku kuduk (+), refleks babinski (+/-).
Apakah gambaran yang dapat ditemukan pada CT Scan?
A. Lesi hiperdens berbentuk bintang
B. Lesi hipodens berbentuk stellata
C. Lesi hipodens berbentuk lentikular
D. Lesi hiperdens berbentuk lentikular
E. Lesi hiperdens berbentuk lentiformis
Stroke
Klasifikasi Etiologi
Klasifikasi Etiologi
Penurunan Kesadaran
Muntah proyektil
Trombosis Arteri Kecil Subarachnoid
Motorik / Sensorik Murni
Infark Lakunar Haemorrhage
Rangsang Meningeal
Etiologi
Diagnosis Banding Topis dan Etiologi Manifestasi Klinis CT-Scan
Parenkim otak Lesi hiperdens
Defisit neurologis
Intracerebral Hemorrhage (ICH) Ruptur Aneurisma Charcot- soliter dengan
fokal
Bouchard edema hipodens
Iskemik hemoragik
akut lama intracerebral subarachnoid
hipodens hiperdens
Berbatas tidak Berbatas tegas Berbatas tegas Mengisi sulcus atau
tegas fissure, berbentuk
stellata
Stroke Iskemik vs Hemoragik
Iskemik Hemoragik
Etiologi Trombus/emboli Perdarahan
- Defisit neurologis akut
- Defisit neurologis akut
- Tanda peningkatan TIK :penurunan kesadaran, muntah,
- Kesadaran = CM
Klinis - Cushing triad (hipertensi, bradikardia, bradipnea)
- Tanda lesi UMN (hiperrefleks. Refleks
- Kaku kuduk à SAH
patologis +)
- Tanda lesi UMN
CT Scan Hipodens Hiperdens, Stellata à SAH
2023
23
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
takut terhadap kucing, bahkan pasien pernah pingsan dan histeris jika
dipaksakan memegang kucing. Kondisi ini sudah dirasakan sejak dirinya kecil.
Saat ini pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan di rumah tersebut
terdapat kucing peliharaan. Pasien menjadi sulit untuk bekerja karena kondisi ini.
Apakah tatalaksana farmakologi yang paling tepat?
A. Exposure theraphy
B. Fluoxetin
C. Risperidon
D. Haloperidol
E. Triheksiphenidil
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
takut terhadap kucing, bahkan pasien pernah pingsan dan histeris jika
dipaksakan memegang kucing. Kondisi ini sudah dirasakan sejak dirinya kecil.
Saat ini pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan di rumah tersebut
terdapat kucing peliharaan. Pasien menjadi sulit untuk bekerja karena kondisi ini.
Apakah tatalaksana farmakologi yang paling tepat?
A. Exposure theraphy
B. Fluoxetin
C. Risperidon
D. Haloperidol
E. Triheksiphenidil
3A
Definisi Etiologi
• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang
sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
• Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam
Fobia Khas
• Fobia sosial: takut dipermalukan, takut bicara, tampil, makan depan umum
• Akrofobia: takut tempat tinggi
• Agrofobia: tempat terbuka
• Claustrofobia: tempat tertutup
• Ailurofobia: takut kucing
• Cynofobia: takut anjing
• Zoofobia: takut binatang
• Arachnofobia: takut laba-laba
• Xenofobia: takut orang asing
• Niktofobia: takut gelap
• Okholofobia: takut keramaian, banyak orang
• Misofobia: takut kotoran dan mikroba
• Hydrophobia : fear of water
• Pyrophobia : fear of fire
• UKDIphobia: fear of facing UKDI
3A
Tatalaksana
• Non farmakologi
• Exposure Therapy/Desensitisasi à pilihan utama
• Farmakologis à kombinasi dengan psikoterapi
• SSRI
• Escitalopram 5-20 mg/hari PO
• Fluoksetin 10-20 mg/hari PO
• Sertralin 25-200 mg/hari PO
• TCA: Imipramin 50-300 mg/hari PO
• Benzodiazepin: Alprazolam 2-6 mg/hari PO
A. Exposure theraphy à terapi non farmakologis
B. Fluoxetin à benar , SSRI: fluoxetin 10-20 mg / hari PO
C. Risperidon à salah, anti psikotik
D. Haloperidol à salah, antipsikotik
E. Triheksiphenidil à salah, anti muskarinik, mengobati gejala parkinson /
ekstrapiramidal syndrome
166
24
Seorang laki laki 40 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
keluhan sering terbangun karena mimpi buruk sejak 3 bulan terakhir. Pada 6 bulan
lalu ketika terjadi gempa pasien menyaksikan hotel tersebut rubuh dan temannya
tidak dapat diselamatkan. Sejak saat itu apabila ada suara keras pasien
berdebar debar dan merasa bersalah karena tidak dapat menolong temannya.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. Reaksi stres akut
B. PTSD
C. Gangguan campuran cemas depresi
D. Gangguan penyesuaian
E. Episode depresi
Seorang laki laki 40 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
keluhan sering terbangun karena mimpi buruk sejak 3 bulan terakhir. Pada 6
bulan lalu ketika terjadi gempa pasien menyaksikan hotel tersebut rubuh dan
temannya tidak dapat diselamatkan. Sejak saat itu apabila ada suara keras
pasien berdebar debar dan merasa bersalah karena tidak dapat menolong
temannya.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. Reaksi stres akut
B. PTSD
C. Gangguan campuran cemas depresi
D. Gangguan penyesuaian
E. Episode depresi
4
3B
Tatalaksana SSRI (fluoxetine, sertraline) + Psikoterapi suportif (ventilasi atau verbalisasi perasaan)
170
Gangguan Psikiatri Setelah Peristiwa Traumatik
Trauma 2 Minggu 1 Bulan 2 Bulan 6 Bulan
Berkabung
Depresi
Gangguan Anxietas
PTSD
Gangguan Penyesuaian
172
25
Seorang anak laki laki 7 tahun dibawa ke dokter karena lehernya sering bergerak-
gerak berlebihan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak bisa mengendalikan
gerakan gerakan lehernya yang berulang ulang tersebut dan jika diingatkan
dengan keras gerakan lehernya semakin bertambah.
Apakah talaksana farmako yang tepat?
A. Risperidon
B. Triheksipenidil
C. Amitriptilin
D. Karbamazepin
E. Asam valproat
Seorang anak laki laki 7 tahun dibawa ke dokter karena lehernya sering
bergerak-gerak berlebihan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak bisa
mengendalikan gerakan gerakan lehernya yang berulang ulang tersebut dan
jika diingatkan dengan keras gerakan lehernya semakin bertambah.
Apakah talaksana farmako yang tepat?
A. Risperidon
B. Triheksipenidil
C. Amitriptilin
D. Karbamazepin
E. Asam valproat
Definisi
• Merupakan gerakan motorik atau vokalisasi involunter, tibat-tiba, rekuren, tidak berirama dan
stereotipik
• Tic disorder biasanya dialami sebagai suatu gerakan yang tidak dapat dilawan akan tetapi dalam
waktu tertentu dapat ditekan
Manifestasi Klinis
• Tic motorik
• Sederhana: mengedipkan mata, memiringkan leher
• Kompleks: sekumpulan gerakan dengan urutan yang selalu sama (mis. mengedipkan mata kiri
kemudian memukul paha kanan)
• Tic vokal
• Sederhana: mendehem, batuk, berdecak, mengecap
• Kompleks: pengulangan kata (echolalia), berbicara kasar (koprolalia)
176
Klasifikasi
Chronic Tic Disorder : Satu atau lebih motor atau phonic tic,
tetapi tidak keduanya, durasi lebih dari 1 tahun.
Non-farmakologis
• Terapi perilaku
• Habit reversal training
Farmakologis
178
A. Risperidon
B. Triheksipenidil à antimusarinik, untuk mengatasi gejala parkinson / EPS
C. Amitriptilin à antidepresan trisiklik (untuk gangguan depresi)
D. Karbamazepin à mood stabilizer lini 2 untuk gangguan afektif bipolar
episode manik
E. Asam valproat à mood stabilizer lini 2 untuk gangguan afektif bipolar
episode manik
179
26
Seorang wanita usia 26 tahun datang diantar keluarganya ke poliklinik karena
tingkah lakunya yang tidak wajar sejak 3 bulan ini. Pasien sering tampak murung
dan tidak bersemangat. Tetapi terkadang pasien tampak sangat riang dan
bersemangat bahkan kerja lembur sampai malam dan sering membelanjakan
barang yang tidak dibutuhkan. Pasien merupakan seorang pengacara yang
bersosialisasi dan mempunyai banyak teman.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Gangguan Bipolar Episode Kini Mania
B. Gangguan Bipolar Episode Kini Campuran
C. Gangguan Bipolar Episode Kini Depresi
D. Siklotimia
E. Distimia
Seorang wanita usia 26 tahun datang diantar keluarganya ke poliklinik karena
tingkah lakunya yang tidak wajar sejak 3 bulan ini. Pasien sering tampak murung
dan tidak bersemangat. Tetapi terkadang pasien tampak sangat riang dan
bersemangat bahkan kerja lembur sampai malam dan sering membelanjakan
barang yang tidak dibutuhkan. Pasien merupakan seorang pengacara yang
bersosialisasi dan mempunyai banyak teman.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Gangguan Bipolar Episode Kini Mania
B. Gangguan Bipolar Episode Kini Campuran
C. Gangguan Bipolar Episode Kini Depresi
D. Siklotimia
E. Distimia
3A
Pedoman Diagnosis
183
3A
Klasifikasi
Bipolar I Disorder
Bipolar II Disorder
184
Episode (Kini)
Mania Hipomania
Berlangsung minimal 1 minggu
Lebih ringan dari manik
Afek meninggi, energi bertambah
Afek meninggi disertai peningkatan aktivitas
Aktivitas berlebihan, kebutuhan tidur berkurang
Menetap selama beberapa hari bertutut-turut
Banyak bicara, ide grandiositas, terlalu optimis
Aktivitas sehari-hari belum terganggu
Aktivitas sehari-hari sangat terganggu
TIDAK disertai halusinasi atau waham
DAPAT disertai psikosis (waham kebesaran, waham kejar) à (Kini
Mania dengan gejala psikotik
Depresif Campuran
186
27
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dibawa ke IGD oleh temannya karena
lemas, letih lesu, selalu mengantuk, tidak bertenaga, tidak bersemangat dan
selalu berdiam diri di kamar sudah 3 hari ini. Tanda vital pasien didapatkan TD
100/60 HR: 60x/mnt RR: 16x/mnt T: 36.1C. Diketahui dari temannya ternyata pasien
pengguna narkoba.
Gejala pasien tersebut merupakan intoksikasi dari jenis obat?
A. Kokain
B. Heroin
C. LSD
D. Ganja dosis tinggi
E. Efedrin
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dibawa ke IGD oleh temannya karena
lemas, letih lesu, selalu mengantuk, tidak bertenaga, tidak bersemangat dan
selalu berdiam diri di kamar sudah 3 hari ini. Tanda vital pasien didapatkan TD
100/60 HR: 60x/mnt RR: 16x/mnt T: 36.1C. Diketahui dari temannya ternyata
pasien pengguna narkoba. baru 6 bulan ini.
Gejala pasien tersebut merupakan intoksikasi dari jenis obat?
A. Kokain
B. Heroin
C. LSD
D. Ganja dosis tinggi
E. Efedrin
2
Intoksikasi
(habis pakai) Naloxone 0,4-2 mg IV
(Opioid)
Vital Sign ↓ Depresan
Flumazenil 0,2 mg IV
(BZD)
Onset
Fenobarbital 60 mg 3x1
(BZD)
Vital Sign ↑ Depresan
Metadone 20-30 mg/hari SD
Withdrawal (Opioid)
(sedang tidak memakai)
Bromokriptin 0,625-2,5 mg
Vital Sign ↓ Stimulan
PO 3x1/hari
Vital Sign ↓
Miosis (pinpoint pupil)
Depresi napas Depresan:
Gangguan CNS Alcohol (dosis rendah), Sleeping pills
Konstipasi (GI tract terganggu) (Benzodiazepine), Opioid (heroin, morphine,
Needle track tramadol, kodein)
2
Manifestasi Klinis
• Manifestasi intoksikasi
• Konstriksi pupil (miosis)
• Penurunan pola pernapasan
• Penurunan bising usus
• Overdosis à koma, depresi napas, kematian
• Manifestasi putus zat (withdrawal)
• Mood disforik, menggigil, mual-muntah, nyeri otot/sendi
• Dilatasi pupil (midriasis), lakrimasi, rinore
• Insomnia
MED+EASY
Pupil pada intoksikasi stimulant
PSMdB à Pupil Stimulan Midriasis (Besar)
A. Kokain à stimulan kuat (SSP meningkat)
B. Heroin àopioid , depresan (SSP menurun), benar
C. LSD à Halusinogen, mempengaruhi / mengubah persepsi pikiran
D. Ganja dosis tinggi à Halusinogen, mempengaruhi / mengubah persepsi
pikiran
E. Efedrin à stimulan sedang (SSP meningkat)
193
28
Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar oleh tetangganya karena suka
mengganggu anak-anak, pasien mengaku menyukai anak anak dan memiliki
hasrat untuk mengganggu dan melakukan hal tidak senonok, pasien
memberikan hadiah kepada anak anak supaya mau didekati.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Voyeurisme
B. Frotteurisme
C. Exhibisionisme
D. Pedofilia
E. Nymphomania
Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar oleh tetangganya karena suka
mengganggu anak-anak, pasien mengaku menyukai anak anak dan memiliki
hasrat untuk mengganggu dan melakukan hal tidak senonok, pasien
memberikan hadiah kepada anak anak supaya mau didekati.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Voyeurisme
B. Frotteurisme
C. Exhibisionisme
D. Pedofilia
E. Nymphomania
Sexual Disorders
Diagnosis Karakteristik
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan melibatkan benda-benda tak
Fetihism
hidup (misal : celana dalam wanita)
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila bersentuhan atau bergesekan
Frotteurisme
terhadap seseorang (tanpa consent/ijin dari orang tersebut)
Fantasi, nafsu atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya (secara nyata, bukan pura-
Masokisme pura) dilecehkan, dipukuli, diikat, atau mendapat tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan dirinya.
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya (secara nyata, bukan
Sadisme pura-pura) melecehkan, memukuli, mengikat, atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan pasangan seksualnya.
Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan mengamati/mengintip secara
Voyeurisme
diam-diam orang lain yang sedang telanjang atau melakukan aktivitas seksual
Dorongan rekuren/berulang untuk memamerkan alat genitalia pada orang asing atau orang
Ekshibisionisme
yang tidak menaruh curiga, dengan tujuan untuk mencapai kepuasan seksual
Troilisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila melihat pasangan seksualnya
(triolisme/threesome) beraktivitas seksual dengan orang lain
Necrofilia Obsesi untuk melakukan aktivitas/hubungan seksual dengan jenazah
197
Sexual Disorders
Diagnosis Karakteristik
Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya pra pubertas atau awal masa pubertas baik laki-
Pedofilia laki ataupun perempuan
Suatu delusi dimana penderita percaya bahwa orang lain (seringkali yang status sosialnya lebih
Erotomania tinggi) jatuh cinta pada penderita
198
A. Voyeurisme à mengintip
B. Frotteurisme à bersentuhan / menggesekan tanpa izin
C. Exhibisionisme à memamerkan alat kelamin
D. Pedofilia
E. Nymphomania à dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual
(wanita)
199
29
Seorang perempuan usia 31 tahun, mengeluhkan mengalami penurunan gairah
seksual sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya pasien melakukan hubungan suam istri
1 mgg 2x, sekarang 1 bulan 1x, pasien susah memulai tetapi jika sudah melakukan
hubungan seksual menikmati. Pasien sudah berobat di puskesmas namun tidak
ada perubahan
Apa terapi yang sesuai untuk pasien tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Mood stabilizer
C. Dual terapi seksual
D. Cognitiv behaviour teraphy
E. SSRI
Seorang perempuan usia 31 tahun, mengeluhkan mengalami penurunan gairah
seksual sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya pasien melakukan hubungan suam
istri 1 mgg 2x, sekarang 1 bulan 1x, pasien susah memulai tetapi jika sudah
melakukan hubungan seksual menikmati. Pasien sudah berobat di puskesmas
namun tidak ada perubahan
Apa terapi yang sesuai untuk pasien tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Mood stabilizer
C. Dual terapi seksual
D. Cognitiv behaviour teraphy
E. SSRI.
1
Definisi
206
30
Seorang perempuan 32 tahun datang untuk menanyakan info tentang diet.
Pasien merasa badannya gemuk. Setiap habis makan banyak, selalu merasa
bersalah dan akhirnya dimuntahkan makanan yang sudah dimakan. BB pasien
normal.
Apakah diagnosis pasien yang tepat?
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa
C. Binge-eating disorder
D. PICA
E. Gangguan Cemas Menyeluruh
Seorang perempuan 32 tahun datang untuk menanyakan info tentang diet.
Pasien merasa badannya gemuk. Setiap habis makan banyak, selalu merasa
bersalah dan akhirnya dimuntahkan makanan yang sudah dimakan. BB pasien
normal.
Apakah diagnosis pasien yang tepat?
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa
C. Binge-eating disorder
D. PICA
E. Gangguan Cemas Menyeluruh
Definisi
Tatalaksana
Episode:
• BMI rendah (<17,5 kg/m ) 2 • Makan sampai
• BMI normal / tinggi Konsumsi benda
• Binge Eating (+/-) terlalu kenyang
• Binge Eating (+) aneh
• Gangguan Hormonal (mis: amenorrhea) • Merasa bersalah
setelahnya
• Menghindari
• Binge Eating( + ) • Olahraga /
makan • Muntah / laksatif
• Muntah / laksatif puasa
• Binge Eating( - )
Body dysmorphic disorder termasuk kedalam gangguan somatoform : merasa tidak suka dengan bagian tubuhnya
A. Bulimia Nervosa
B. Anoreksia Nervosa à biasanya berat badan dibawah BMI
C. Binge-eating disorder à suka makan banyak, jijik terhadap dirinya dan
malu, makan walau tidak lapar
D. PICA à suka mengkonsumsi benda/makanan aneh yang tidak bernutrisi
E. Gangguan Cemas Menyeluruh à perasaan cemas yang tidak beralasan
berlangsung setiap hari minimal 6 bulan
213
Batch Februari
2023
Kardiologi
31
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS karena
tiba-tiba tidak sadarkan diri saat berjualan di pasar. Tanda Vital didapatkan TD
70/palpasi, nadi tidak teraba, nafas spontan tidak ada. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan gambar berikut.
Apakah tatalaksana berikutnya yang paling tepat?
A. Defibrilasi biphasic 200 joule
B. Defibrilasi monophasic 200 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule
D. CPR 2 menit
E. Inj. Amiodaron 300 mg
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS karena
tiba-tiba tidak sadarkan diri saat berjualan di pasar. Tanda Vital didapatkan TD
70/palpasi, nadi tidak teraba, nafas spontan tidak ada. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan gambar berikut.
Apakah tatalaksana berikutnya yang paling tepat?
A. Defibrilasi biphasic 200 joule
B. Defibrilasi monophasic 200 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule
D. CPR 2 menit
E. Inj. Amiodaron 300 mg
3B
VT tanpa nadi
Shockable
VF
Gambaran
EKG Pada
Cardiac Arrest
PEA
Non -
Shockable
Asistol
218
Cardiac Arrest
219
A. Defibrilasi biphasic 200 joule à benar
B. Defibrilasi monophasic 200 joule à salah, defib monophasic 360 joule
C. Kardioversi biphasic 200 joule à salah, kardioversi = synchronize,
diperuntukan pasien dengan kriteria tidak stabil QRS sempit dan R-R
ireguler (AF)
D. CPR 2 menit à tidak harus menunggu CPR 2 menit dahulu, setelah tahu
EKG shockable, defibrilasi dahulu baru lanjutkan CPR
E. Inj. Amiodaron 300 mg à obat kedua yang di injeksikan setelah epinefrin di
algoritma Cardiac arrest
220
32
Seorang perempuan 60 tahun, nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, nyeri dada terasa
menjalar ke rahang. Pasien memiliki riw hipertensi dan rutin minum captopril. Ayah
pasien meninggal mendadak usia 65 tahun. Tanda Vital didapatkan TD 150/100
mmHg HR 100x/mnt RR 22x /mnt T 36,2oC. CKMB normal, troponin T normal.
Gambaran EKG sebagai berikut.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. STEMI Inferior
B. STEMI Anterior
C. Unstable Angina Pectoris
D. NSTEMI
E. Stable Angina
Seorang perempuan 60 tahun, nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, nyeri dada
terasa menjalar ke rahang. Pasien memiliki riw hipertensi dan rutin minum
captopril. Ayah pasien meninggal mendadak usia 65 tahun. Tanda Vital
didapatkan TD 150/100 mmHg HR 100x/mnt RR 22x /mnt T 36,2oC. CKMB normal,
troponin T normal. Gambaran EKG sebagai berikut.
Apakah diagnosa yang tepat?
A. STEMI Inferior
B. STEMI Anterior
C. Unstable Angina Pectoris
D. NSTEMI
E. Stable Angina
Penyakit Jantung Koroner
Acute Coronary Syndrome
Stable Angina Pectoris
(ACS)
224
3B
Definisi Etiologi
Definisi Obstruksi arteri koronaria ec plak atheroma Obstruksi arteri koronaria ec plak atheroma
Etiologi Pencetus : emosi, suhu, exercise progresif
EKG (Normal)
Pemeriksaan EKG à perubahan segmen ST
Stress Test
225
A. STEMI Inferior à salah , pada soal tidak ada ST elevasi
B. STEMI Anterior à salah, pada soal tidak ada ST elevasi
C. Unstable Angina Pectoris à benar, ST depresi, CKMB dan troponin normal
D. NSTEMI à salah, CKMB dan Troponin tidak mengalami peningkatan
E. Stable Angina à EKG normal
226
33
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak
1 minggu yang lalu. Pasien merasakan sesak, membaik dengan jongkok. Tanda
Vital pasien didapatkan RR: 35x/mnt HR: 140x/mnt. Ditemukan murmur sistolik
grade 3/6 di SIC II Linea parasternal sinistra.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. VSD
B. ToF
C. PDA
D. ASD
E. TGA
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien merasakan sesak, membaik dengan jongkok.
Tanda Vital pasien didapatkan RR: 35x/mnt HR: 140x/mnt. Ditemukan murmur
sistolik grade 3/6 di SIC II Linea parasternal sinistra.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. VSD
B. ToF
C. PDA
D. ASD
E. TGA
2
Asianotik Sianotik
L à R Shunt Obstruksi R à Shunt (5T)
Truncus arteriosus
Ventricular septal defect Pulmonary stenosis Transposition of great arteries
Tricuspid atresia
Patent ductus arteriosus Aortic stenosis
Tetralogy of Fallot
Total anomalous
Atrial septal defect Coarctation of aorta pulmonary venous return
230
Penyakit Jantung Bawaan
231
2
Tetralogy of Fallot
Klinis Khas
• Dyspnea on exertion à sesak timbul saat bayi beraktivitas, misalnya menangis / menyusu
•“Tet / Cyanotic Spells” à episode hipoksia dan sianosis berulang, anak akan melakukan kompensasi dengan
berjongkok untuk meningkatkan resistensi sistemik
•Clubbing of fingers tangan dan kaki akibat hipoksemia kronik
•Murmur ejeksi sistolik pada ICS 2 linea parasternalis kiri à stenosis pulmonal
Overriding aorta
RVH
Boot-shaped Heart
232
A. VSD à asianotik
B. ToF à sianotik, tet/cyanotic spells , Murmur ejeksi sistolik pada ICS 2 linea
parasternalis kiri
C. PDA à asianotik
D. ASD à asianotik
E. TGA à sianotik, biasanya perlu penanganan langsung setelah lahir,
apabila tidak, umur pasien tidak bertahan lama.
233
34
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan 3
hari ini, bahkan saat tidur. Tanda Vital pasien didapatkan TD: 156/78 HR: 100x/mnt
RR: 28x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan pitting oedema pretibial (+) dan ascites.
Pasien terkena serangan jantung 1 tahun lalu dan tidak pernah berobat lagi.
Apa diagnosa yang tepat?
A. Decompesated Cardio NYHA I
B. Decompesated Cardio NYHA II
C. Decompesated Cardio NYHA III
D. Decompesated Cardio NYHA IV
E. Decompesated Cardio NYHA V
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan 3
hari ini, bahkan saat tidur. Tanda Vital pasien didapatkan TD: 156/78 HR: 100x/mnt
RR: 28x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan pitting oedema pretibial (+) dan ascites.
Pasien terkena serangan jantung 1 tahun lalu dan tidak pernah berobat lagi.
Apa diagnosa yang tepat?
A. Decompesated Cardio NYHA I
B. Decompesated Cardio NYHA II
C. Decompesated Cardio NYHA III
D. Decompesated Cardio NYHA IV
E. Decompesated Cardio NYHA V
Gagal Jantung
237
3A
3B
Kriteria Framingham
Mayor Minor
238
3A
3B
Derajat berdasarkan ACC / AHA Derajat fungsional NYHA
Berisiko menderita gagal jantung tapi tidak Normal. Mampu melakukan aktivitas seperti
A. I.
terdapat kelainan anatomis jantung biasa
ACC: American College of Cardiology; AHA: American Heart Association; NYHA: New York Heart Association
239
A. Decompesated Cardio NYHA I à mampu melakukan aktifitas seperti biasa
B. Decompesated Cardio NYHA II à gejala timbul dengan aktivitas berat,
naik tangga 2 lantai, jalan > 100 meter
C. Decompesated Cardio NYHA III à gejala timbul dengan aktivitas ringan,
jalan < 100 meter
D. Decompesated Cardio NYHA IV à gejala timbul saat istirahat (pada soal
saat pasien tidur)
E. Decompesated Cardio NYHA V à tidak tepat
240
35
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
jam yang lalu. Berdebar dirasakan tiba-tiba setelah pulang dari kantor.
Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan serupa 2 minggu lalu hilang
namun tidak lama dan mereda dengan istirahat. Tanda vital didapatkan TD :
130/90 HR : 180x/mnt RR: 22x/mnt T: 36.5.
Apakah tatalaksana farmakologi yang tepat?
A. Kardioversi 100 joule
B. Defibrilasi biphasic 200 joule
C. CPR
D. Vagal Manuver
E. Adenosine 6 mg
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
jam yang lalu. Berdebar dirasakan tiba-tiba setelah pulang dari kantor.
Sebelumnya pasien pernah merasakan keluhan serupa 2 minggu lalu hilang
namun tidak lama dan mereda dengan istirahat. Pasien sadar penuh dengan
GCS E4V5M6, Tanda vital didapatkan TD : 130/90 HR : 180x/mnt RR: 22x/mnt T: 36.5
Apakah tatalaksana farmakologi yang tepat?
A. Kardioversi 100 joule
B. Defibrilasi biphasic 200 joule
C. CPR
D. Vagal Manuver
E. Adenosine 6 mg
Takiaritmia
244
3B
Sinus Takikardia
Supraventikular Takikardia
245
Kriteria Tidak Stabil
Takiaritmia •Hipotensi
•Kesadaran menurun
•Syok
•Nyeri dada
QRS Sempit QRS Lebar •Gagal jantung
Kardioversi 50-100 J
246
A. Kardioversi 100 joule à salah, tidak ada tanda kriteria tidak stabil
B. Defibrilasi biphasic 200 joule à salah, defibrilasi untuk VT / VF
C. CPR à salah, pasien tidak henti nafas / henti jantung
D. Vagal Manuver à benar, namun bukan terapi farmakologis
E. Adenosine 6 mg
247
36
Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas 30
menit yang lalu. Tanda vital didapatkan TD: 80/60 HR: 112x/mnt RR: 28x/mnt T: 36C.
Pemeriksaan didapatkan keempat ekstremitas teraba dingin. Pasien mempunyai
riw serangan jantung 2 tahun lalu
Apa tatalaksana awal yang tepat?
A. Adrenaline IM
B. Norepinephrin IV
C. Dopamin IV
D. Kristaloid 2-4cc/kgBB dalam 10 mnt
E. Kristaloid 500cc dalam 1 jam
Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas 30
menit yang lalu. Tanda vital didapatkan TD: 80/60 HR: 112x/mnt RR: 28x/mnt T: 36C
. Pemeriksaan didapatkan keempat ekstremitas teraba dingin. Pasien mempunyai
riw serangan jantung 2 tahun lalu
Apa tatalaksana awal yang tepat?
A. Adrenaline IM
B. Norepinephrin IV
C. Dopamin IV
D. Kristaloid 2-4cc/kgBB dalam 10 mnt
E. Kristaloid 500cc dalam 1 jam
Syok
251
3B
Tatalaksana Awal
Lihat TDS
< 90 mmHg Tanda Syok (-) < 90 mmHg Tanda Syok (+)
Dobutamin
HR < 50 x / menit HR > 50 x / menit
(2mcg/kg/menit)
Dopamin Norepinefrin
(5-20 mcg/KgBB/menit) (0,1-0,5 mcg/menit)
252
Syok Kardiogenik
Tanda Klinis: PERKI 2021
Syok, hipoperfusi
DOBUTAMIN
1 Masalah Irama Ya
• TDS <90
Algoritma taki/bradiaritmia • TANPA SYOK
HR <50 x tidak stabil
HR > 150 x
Dinilai berurutan
i
as
te
r at DOPAMIN
ir am
a
ok TD ↑ Respons terhadap cairan • TDS < 90
h Sy
Tidak sa
la
sih HR ↓ Kristaloid 500 cc dalam 1 jam • (+) SYOK
a a
M M
• HR <50X/MENIT
2 Fluid Challenge
Inkonkulsif
Masalah Volume 2 – 4 cc/kgBB dalam
TD tetap HR tetap
Ulangi fluid challange
10 menit NOREPINEFRIN
• TDS <90
3 TD ↓ / tetap
• (+) SYOK
Masalah Pompa HR ↑
• HR >50X/MENIT
Bukan masalah volume
254
Batch Februari
2023
37
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak napas
yang memberat 2 bulan terakhir, disertai batuk berdahak yang kadang disertai
darah. Pasien pernah mengonsumsi OAT selama <1 bulan. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 27x/min, suhu 37,8°C. Perkusi
thoraks redup dan vesikuler menurun pada lapang atas paru kanan.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
E. OAT regimen 2RHZES/6RH
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak napas
yang memberat 2 bulan terakhir, disertai batuk berdahak yang kadang disertai
darah. Pasien pernah mengonsumsi OAT selama 1 bulan. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 27x/min, suhu 37,8°C. Perkusi
thoraks redup dan vesikuler menurun pada lapang atas paru kanan.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
E. OAT regimen 2RHZES/6RH
4
3A
Klasifikasi
259
4
3A
Tatalaksana TB Paru
• Pasien TB kasus baru
Regimen Kategori 1à2(RHZE) / 4(RH)3 • Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
• 2 bulan fase intensif/inisiasi/awal (RHZE setiap hari) • Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• 4 bulan fase lanjutan (RH 3 kali seminggu) • Pasien TB ekstra paru
260
4
3A
Tatalaksana TB Paru
261
4
3A
Tatalaksana TB Paru
Regimen obat
Kategori Jenis kasus
Tahap awal Tahap lanjutan
• Pasien kasus baru
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Kategori I 2RHZE 4RH atau 4R3H3
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• TB ekstra paru
262
A. OAT regimen 2RHZE/4RH
B. OAT regimen 2RHZE/4RH3 à untuk kasus baru, regimen OAT menggunakan
kategori 1 yaitu 2RHZE/4RH atau 2RHZE/4R3H3
C. OAT regimen 2RHZE/6RH à untuk kasus TB ekstraparu
D. OAT regimen 2RHZES/RHZE/5(RHE)3 à OAT kategori 2
E. OAT regimen 2RHZES/6RH à tidak ada
38
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak 1
minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan batuk-batuk sejak 6 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 128x/menit, RR 30x/min, suhu
37,3°C. Pada inspeksi dan palpasi hemithorax kanan tertinggal. Pada
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan gambaran berikut.
Diagnosis kasus ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Tumor paru
C. Atelektasis
D. Abses paru
E. Bronkiektasis
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak
1 minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan batuk-batuk sejak 6 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 128x/menit, RR 30x/min,
suhu 37,3°C. Pada inspeksi dan palpasi hemithorax kanan tertinggal. Pada
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan gambaran berikut.
Diagnosis kasus ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Tumor paru
C. Atelektasis
D. Abses paru
E. Bronkiektasis
3A
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen thorax
• Opasifikasi pada lobus yang kehilangan udara
• Elevasi hemidiafragma ipsilateral
• Mediastinum tertarik ke arah yang sakit
267
MED+easy
Bronkiektasis Atelektasis Ca Paru T. Mediastinum
Kolaps Paru à
Etiologi / Obstruksi à
Obstruktif / Non Usia Tua Muda/Dewasa Muda
Faktor Resiko Penumpukan Sputum
Obstruktif
Sesak
Manifestasi Khas Sputum 3 Lapis
Hipoksemia
Penurunan BB Peningkatan TVJ
Honeycomb
Wedge Shape Coin Shape Lesion Massa
Rontgen Appereance
Trakea Tertarik Sudut Tajam Sudut Tumpul
Tram-track Line
Pemeriksaan HRCT Scan à Gold
Histopatologi
Lain Standard
Fisioterapi Dada
Tatalaksana AB (Azitromycin)
Bronkoskopi Kemoterapi/ Operatif Kemoterapi/Operatif
268
A. Efusi pleura à opasitas homogen dengan meniscus sign (+)
B. Tumor paru à coin-shaped lesion, memiliki sudut lancip
C. Atelektasis
D. Abses paru à kavitas dengan air-fluid level
E. Bronkiektasis à honeycomb appearance
269
39
Seorang perempuan, 19 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat dianamnesis, pasien dapat berbicara beberapa kata dan lebih
nyaman dengan posisi duduk. Dalam 1 minggu, sesak kambuh 3x dan tertatma
saat malam. Pasien juga membutuhkan obat jika terjadi sesak. Pasien mengalami
keluhan seupa sejak usia 10 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/80, HR
118, RR 30, suhu 37,3°C. Pada auskultasi paru didapatkan wheezing pada akhir
ekspirasi.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol
Seorang perempuan, 19 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat dianamnesis, pasien dapat berbicara beberapa kata dan lebih
nyaman dengan posisi duduk. Dalam 1 minggu, sesak kambuh 3x dan pasien
membutuhkan obat untuk meredakan sesak. Pasien mengalami keluhan serupa
sejak usia 10 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/80, HR 118, RR 30, suhu
37,3°C. Pada auskultasi paru didapatkan wheezing pada akhir ekspirasi.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang tidak terkontrol
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol
4
Penggalan kalimat/
Cara berbicara Satu kalimat Kata demi kata Tidak berbicara
beberapa kata
Duduk membungkuk
Posisi Dapat tidur telentang Duduk Biasanya tertidur
(Tripod position)
Mengantuk, kesadaran
Kesadaran Semakin gelisah Gelisah Gelisah
menurun
Kelelahan otot; gerakan
Otot bantu napas Tidak ada Ada Ada torakoabdominal
paradoksal
Frekuensi napas < 20 x/menit 20 – 30 x/menit > 30 x/menit
Nadi < 100 x/menit 100 – 120 x/menit > 120 x/menit
Mengi/wheezing Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest
274
4
Gejala harian
Keterbatasan
aktivitas Terdapat 1-2 Terdapat 3-4
Terdapat 0 kriteria
kriteria setiap kriteria setiap
Asma malam hari setiap minggunya
minggunya minggunya
(nocturnal)
Kebutuhan obat
reliever
275
A. Asma eksaserbasi akut serangan sedang tidak terkontrol à tidak terkontrol
memiliki 3-4 kriteria (gejala harian, keterbatasan aktivitas, asma malam hari,
penggunaan reliever) setiap minggu, pada soal hanya memiliki 2 kriteria
B. Asma eksaserbasi akut serangan sedang terkontrol sebagian
C. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol sebagian à pada serangan
berat, pasien bicara kata demi kata dan duduk dalam tripod position, dan
wheezing pada awal dan akhir ekspirasi
D. Asma eksaserbasi akut serangan berat tidak terkontrol à tidak tepat
E. Asma eksaserbasi akut serangan berat terkontrol à terkontrol berarti memiliki 0
kriteria setiap minggunya
276
40
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak napas
sejak 2 hari yang lalu. Pasien memelihara beberapa unggas namun seminggu
lalu, unggasnya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR
88x/menit, RR 25x/min, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan
gambaran opasitas perihilar bilateral.
Definisi kasus dan tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak
napas sejak 2 hari yang lalu. Pasien memelihara beberapa unggas namun
seminggu lalu, unggasnya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan TD
120/80, HR 88x/menit, RR 25x/min, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan radiologis
didapatkan gambaran opasitas perihilar bilateral.
Definisi kasus dan tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
3B
Etiologi
• Virus Influenza tipe A (H5N1)
• Port d’entree: mulut, hidung, konjungtiva
Gejala Klinis
• Demam, batuk, nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, riwayat kontak dengan unggas
Tatalaksana
• Isolasi mandiri, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan saturasi oksigen
• Antivirus:
• Suspek : 1 x 75 oseltamivir 7 hari
• Probable & Konfirmasi : 2 x 75 mg oseltamivir 5 hari atau zanamivir 2x10 mg (2 puff)
selama 2 hari
• Kortikosteroid (dengan pertimbangan)
• Antibiotik (dengan pertimbangan)
280
3B
Definisi Kasus
Dalam • Kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pasien suspek, probable dan terkonfirmasi flu
Investigasi burung ATAU
• Disekitar wilayah terdapat banyak unggas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang mati
diduga atau terbukti flu burung (H5N1)
Suspek Kontak erat + Demam dengan suhu ≥ 38 C disertai satu atau lebih gejala : batuk, nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas
Probabel • Kriteria suspek ditambah dengan hasil lab non-spesifik mendukung ke arah flu burung (selain
swab PCR, titer antibodi, dan isolasii virus H5N1)
• Atau seorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan suatu kasus probable atau suatu
kasus konfirmasi H5N1
Konfirmasi Seorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable dan disertai satu dari hasil lab spesifik
menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari apusan tenggorok/nasofaring, yang
diantaranya:
- Hasil PCR H5 positif
- Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibody
- Isolasi virus H5N1
- Titer antibody mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80
281
A. Suspek, Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari à kasus suspek tidak memiliki
kriteria pemeriksaan penunjang non spesifik
B. Suspek, Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari à definisi kasus tidak tepat
C. Probable, Zanamivir 2 x 10 mg selama 2 hari
D. Probable, Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari à tatalaksana tidak tepat
E. Konfirmasi, Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari à kasus konfirmasi
membutuhkan hasil (+) lab spesifik
282
41
Seorang perempuan, 32 tahun, datang dengan keluhan batuk bedahak yang
memberat sejak 5 hari yang lalu. Batuk sering berulang sejak 2 tahun terakhir.
Keluhan disertai penurunan berat badan dan demam. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa (+). Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70, HR, RR 25, suhu
38.0°C. Pada pemeriksaan fisik thorax didapatkan barrel chest (+) dan ronkhi
pada kedua apex paru. Pada pemeriksaan klorida keringat didapatkan 80
mmol/L.
Etiologi dari terkait kasus ini adalah?
A. Defisiensi α-1 antitripsin
B. Polimorfisme gen SERPINE-1
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR
E. Polimorfisme gen BRCA-1
Seorang perempuan, 32 tahun, datang dengan keluhan batuk bedahak yang
memberat sejak 5 hari yang lalu. Batuk sering berulang sejak 2 tahun terakhir.
Keluhan disertai penurunan berat badan dan demam. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa (+). Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70, HR, RR 25, suhu
38.0°C. Pada pemeriksaan fisik thorax didapatkan barrel chest (+) dan ronkhi
pada kedua apex paru. Pada pemeriksaan klorida keringat didapatkan 80
mmol/L.
Etiologi dari terkait kasus ini adalah?
A. Defisiensi α-1 antitripsin
B. Polimorfisme gen SERPINE-1
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR
E. Polimorfisme gen BRCA-1
1
Etiologi
• Mutasi gen regulator transmembrane fibrosis kistik (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator = CFTR)
Manifestasi Klinis
• Batuk kronik berdahak dan sering berulang (saat eksaserbasi dahak menjadi purulent dan
bercampur darah)
• Anoreksia, penurunan berat badan, demam, sesak napas
286
Patogenesis
287
4
Tatalaksana
• Antibiotik à antibiotik parenteral selama 14-21 hari
• Bronkodilator à B2-agonis dan anti-kolinergik
• Steroid à pada usia 1-12 tahun dapat diberikan prednisone 3 mg/kgBB
• Fisioterapi
288
A. Defisiensi α-1 antitrypsin à etiologi PPOK
B. Polimorfisme gen SERPINE-1à etiologi PPOK
C. Mutasi gen CFTR
D. Mutasi gen EFGR à mutasi yang paling sering terjadi pada kasus kanker paru
E. Polimorfisme gen BRCA-1 à etiologi kanker payudara
289
42
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak sejak 6
bulan yang lalu. Pasien bekerja di pabrik pemulasan marmer dan sering bekerja
tanpa alat pelindung diri. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR
22, suhu 36.8°C.
Gambaran radiologis yang muncul pada kasus ini adalah?
A. Pleural plaque
B. Westermark sign
C. Fibrosis
D. Interstitial fibrosis
E. Eggshell calcification
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak sejak 6
bulan yang lalu. Pasien bekerja di pabrik pemulasan marmer dan sering bekerja
tanpa alat pelindung diri. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, HR 100, RR
22, suhu 36.8°C.
Gambaran radiologis yang muncul pada kasus ini adalah?
A. Pleural plaque
B. Westermark sign
C. Fibrosis
D. Interstitial fibrosis
E. Eggshell calcification
2
Etiologi
- Silikosis: akibat debu silika - Berrylliosis: akibat debu berilium
- Asbetosis: akibat debu asbes - Siderosis: akibat debu oksidan besi
- Coal worker pneumoconiosis - Tanosis: akibat debu timah
(arthracosis): akibat debu batu bara - Talcosis: akibat debu talc (magnesium
silika)
(coal)
- Bauxite fibrosis: akibat debu bauksit
- Byssinosis: akibat debu kapas
- Mixed dust pneumoconiosis: paparan
- Bagassosis: akibat debu pohon tebu debu yang telah bercampur
(sugarcane) - Hard metal pneumoconiosis: paparan
- Farmer’s lung: akibat debu atau spora debu logam seperti cobalt
jamur atau produk pertanian lainnya
293
2
Diagnosis
•Berdasarkanolehgejalaumumsepertisesak,batukproduktif, danadanyariwayatterpaparinhalan.
Pemeriksaanawal:Rontgen Thorax
294
Pneumokoniosis
Penyebab Nama penyakit Faktor Resiko Karakteristik
Pabrik besi, kaca,
Silika Silikosis Egg shell classification
timah
Antrakosis/ black lung
Pekerja tambang Focal and interstitial
Batu Bara disease / Coal Worker
batu bara fibrosis
Pneumonia
Pemintalan asbes,
Asbestos Asbestosis pekerja galangan Pleural plaque
kapal
Tebu Bagassosis
Spora Farmers lung
Berilium Beriliosis Pekerja seng
Monday disease à
Kapas Bissinosis Industri kapas batuk dan sesak pada
hari pertama kerja
295
A. Pleural plaque → asbestosis
B. Westermark sign → emboli paru
C. Fibrosis → antrakosis
D. Interstitial fibrosis → coal worker pneumonia
E. Eggshell calcification
296
Batch Februari
2023
GEH
43
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan rasa terbakar pada di
epigastrium. Keluhan kadang disertai dengan mual dan muntah. Pasien
merupakan seorang akuntan dengan beban pekerjaan yang berat. Pada
pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Metoclopramid 3x10 mg
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
C. Ranitidin 2x100 mg
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan rasa terbakar pada di
epigastrium. Keluhan kadang disertai dengan mual dan muntah. Pasien
merupakan seorang akuntan dengan beban pekerjaan yang berat. Pada
pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Metoclopramid 3x10 mg
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
C. Ranitidin 2x100 mg
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia Fungsional
Organik
Gejala yang dirasakan harus berlangsung setidaknya selama TIGA BULAN terakhir dengan awitan
gejala ENAM BULAN sebelum diagnosis ditegakkan
4
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium darah
• Endoskopi à Gold Standard
• Urea Breath Test à Pada Ulkus Peptikum
• USG Abdomen
302
4
Tatalaksana
Dominan “dysmotility-Like”
Dominan “Ulcer-Like” Symptoms
Symptoms
Nyeri nocturnal, Rasa terbakar
Mual, Kembung, rasa penuh
di epigastrik, Membaik dengan
setelah makan, cepat kenyang,
makan
memburuk dengan makan
303
4
Panto
SImetidin Esome
RAnitidin Lanso
FAmotidin Ome
Rabe
A. Metoclopramid 3x10 mg à tatalaksana dominan “dysmotility-
like” symptoms
B. Omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1 gram, klaritromisin 2x500 mg
à tatalaksana ulkus peptikum
C. Ranitidin 2x100 mg à kurang tepat
D. Lansoprazole 2x30 mg
E. Omeprazole 2x10 mg àdosis kurang tepat
GEH
44
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 3 bulan ini, bersifat hilang timbul. Nyeri dirasakan bertambah setelah
pasien makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada regio
epigastrium. Hasil pemeriksaan urea breath test (+). Pasien sebelumnya sudah
pernah berobat dan telah mengkonsumsi omeprazole, amoxicillin, dan
klaritromisin selama 2 minggu namun keluhan tidak berkurang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin
307
Seorang wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak 3 bulan ini, bersifat hilang timbul. Nyeri dirasakan bertambah setelah
pasien makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada regio
epigastrium. Hasil pemeriksaan urea breath test (+). Pasien sebelumnya sudah
pernah berobat dan telah mengkonsumsi omeprazole, amoxicillin, dan
klaritromisin selama 2 minggu namun keluhan tidak berkurang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin
308
3A
Endoskopi
Bakteri batang gram negative
Berflagel • Pemeriksaan dilakukan pada pasien dengan
Urease dan katalase (+) alarm symptom
Mikroaerofilik
309
3A
Tatalaksana
Eradikasi H. pylori
Triple-therapy 14 hari
MED+EASY
• PPI 2x1 OCA
• Claritromisin 2x500 mg
• Amoksisilin 2x1000 mg
MED+EASY
Quadruple-therapy 14 hari BOMAT
Bismut 2x2
• Bismuth 120-300 mg Omeprazol 2x1
• Omeprazole 2x20 mg (20mg)
• Metronidazole 3x500 mg MetronidAzole
• Tetrasiklin 4x250 mg 3x1 (500mg)
Tetrasiklin 4x1
(250mg)
310
Ulkus Peptikum
Tipe Obat Contoh Obat Dosis Obat
Cimetidin 2x400 mg
Famotidin 2x20 mg
Omeprazole 1-2x20 mg
Pantoprazole 1-2x40 mg
Panto
SImetidin Esome
RAnitidin Lanso
FAmotidin Ome
Rabe
311
A. Omeprazole, Amoxicilin, Klaritromisin dilanjutkan 2 minggu lagi à terapi gagal
B. Omeprazole, Amoxicillin, Tetrasiklin à tetrasiklin harusnya diganti dengan
levofloksasin
C. Omeprazole, Amoxicillin, Levofloksasin
D. Omeprazole, Bismuth Subsalisilat, Tetrasiklin, Levofloksasin à seharusnya
kombinasi dengan metronidazole bukan levofloxacin
E. Omeprazole, Amoksisilin, Levofloksasin, Rifabutin à Terapi lini ketiga
312
GEH
45
Seorang wanita usia 49 tahun datang dengan nyeri perut sudah 3 bulan. Diikuti
dengan perubahan frekuensi BAB menjadi 3-4x/hari. BAB kadang diare kadang
sulit. Penurunan BB disangkal. Keluhan terutama dirasakan jika banyak tugas
administrasi yang belum terurus. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 130/90, RR 20, HR 80, suhu 36 C.
Manifestasi klinis lain yang paling mungkin ditemukan pada kasus ini adalah ?
A. Nyeri ulu hati
B. BAB hitam
C. Massa pada anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari
Seorang wanita usia 49 tahun datang dengan nyeri perut sudah 3 bulan. Diikuti
dengan perubahan frekuensi BAB menjadi 3-4x/hari. BAB kadang diare kadang
sulit. Penurunan BB disangkal. Keluhan terutama dirasakan jika banyak tugas
administrasi yang belum terurus. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 130/90, RR 20, HR 80, suhu 36 C.
Manifestasi klinis lain yang paling mungkin ditemukan pada kasus ini adalah ?
A. Nyeri ulu hati
B. BAB hitam
C. Massa pada anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari
3A
•IBS dengan Diare •IBS dengan Konstipasi •IBS dengan campuran •Memenuhi kriteria IBS
•Feses lembek/ cair •Feses kebiasaan buang air menurut ROMA IV
≥25% waktu dan feses padat/bergumpal besar atau pola siklik •Pola defekasi tidak
padat/ bergumpal ≥25% waktu dan feses •Feses padat/ dapat diklasifikasikan
<25% waktu lembek/cair <25% bergumpal dan pada IBS tipe lainya
•Lebih umum ditemui waktu lembek/cair ≥25%
pada laki-laki •Lebih umum ditemui waktu
•Ditemukan pada satu pada laki-laki •Ditemukan pada satu
pertiga kasus •Ditemukan pada satu pertiga kasus
pertiga kasus
316
3A
318
3A
Terapi Farmakologi
319
A. Nyeri ulu hati à gejala yang ditemukan pada kelainan lambung
B. BAB hitam à kurang tepat, melena merupakan tanda adanya perdarahan
saluran cerna atas
C. Massa pada anus à kurang tepat, saat pemeriksaan fisik harusnya ada
kelainan, bisa hemoroid maupun abses anus
D. Nyeri perut hilang setelah BAB
E. Nyeri perut saat malam hari à khas pada ulkus duodenum
GEH
46
Seorang pria berusia 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut
membesar dan badan menguning yang dialami sejak 3 bulan SMRS.
Pasien memiliki riwayat sering minum alkohol dan menggunakan narkoba
suntik saat muda. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
spider nevi (+), hepar tidak teraba, lien teraba pada Schufner III, dan
palmar eritem.
Manakah parameter di bawah ini yang tidak mempengaruhi mortalitas
pasien?
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites
C. Kadar bilirubin
D. Kadar albumin
E. INR
322
Seorang pria berusia 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut
membesar dan badan menguning yang dialami sejak 3 bulan SMRS.
Pasien memiliki riwayat sering minum alkohol dan menggunakan narkoba
suntik saat muda. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
spider nevi (+), hepar tidak teraba, lien teraba pada Schufner III, dan
palmar eritem.
Manakah parameter di bawah ini yang tidak mempengaruhi mortalitas
pasien?
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites
C. Kadar bilirubin
D. Kadar albumin
E. INR
323
2
Manifestasi Klinis
1. Splenomegali
2. Eritema palmaris
3. Ginekomastia
4. Asites
5. Spider nevi
6. Invers albumin globulin [Albumin yang
merendah]
7. Hematemesis melena
324
2
Pemeriksaan Penunjang
325
2
326
2
Tatalaksana
• Laktulosa 3x30 cc
• Restriksi protein 0.8/kgBB/hari
• Neomisin / rifaximin
327
A. SGOT dan SGPT
B. Ascites à Bagian dari childpugh score
C. Kadar bilirubin à Bagian dari childpugh score
D. Kadar albumin à Bagian dari childpugh score
E. INR à Bagian dari childpugh score
328
GEH
47
Seorang pria berusia 75 tahun datang dengan keluhan perutnya semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien rutin minum alkohol dan pernah
menjadi pecandu narkoba saat muda. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/60
mmHg, HR 92, RR 20, T 37,5 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
hepatomegali, hepar teraba keras, berdengkul-dengkul, dan nyeri tekan (+). Hasil
lab menunjukkan peningkatan kadar AFP dan serologi anti HCV (+).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Sirosis hepatis
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas
D. Abses hepar
E. Hepatitis C kronik
Seorang pria berusia 75 tahun datang dengan keluhan perutnya semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien rutin minum alkohol dan pernah
menjadi pecandu narkoba saat muda. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/60
mmHg, HR 92, RR 20, T 37,5 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
hepatomegali, hepar teraba keras, berdengkul-dengkul, dan nyeri tekan (+).
Hasil lab menunjukkan peningkatan kadar AFP dan serologi anti HCV (+).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Sirosis hepatis
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas
D. Abses hepar
E. Hepatitis C kronik
2
Definisi
Etiologi
• Sirosis hepatis
• Infeksi hepatitis B atau C
• Penyakit hepar alkohol
• Nonalcoholic steatohepatitis (NASH)
332
2
Manifestasi Klinis
• Biasanya asimptomatik
• Penurunan berat badan tanpa sebab
• Hepar membesar, keras dan berdungkul-dungkul
• Jaundice
• Ascites
333
2
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Peningkatan alfa-fetoprotein (AFP)
• AST dan ALT meningkat à menandakan kematian sel hepar
• Serologi terhadap virus hepatitis à bila etiologi infeksi
• Penurunan faktor koagulasi
• Pencitraan
• USG à pencitraan awal
• Massa dengan batas tidak jelas
• Sirosis à peningkatan ekogenisitas hepar
Massa besar pada hepar dengan homogenitas
• CT / MRI abdomen dengan kontras à tes konfirmasi yang berbeda-beda dan batas tidak jelas
Tatalaksana
334
A. Sirosis hepatis à seharusnya terdapat stigmata sirosis dan pada USG
ditemukan pengecilan parenkim hati
B. Karsinoma hepar
C. Karsinoma pankreas à ikterik, urin berwarna gelap, tinja pucat, CA 19-9(+)
D. Abses hepar à Ludwig sign (+), USG: hipo/anekoik
E. Hepatitis C kronik à malaise, demam,ikterik, serologi: IgM anti HCV (+)
GEH
48
Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga mengeluhkan badannya menguning.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70, HR 100, RR 20, T 38. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik (+) dan nyeri tekan perut kanan atas (+). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT SGPT meningkat 3 kali lipat. Saat
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan penebalan dinding vesica velea 6 mm,
acoustic shadow (-).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Kolelitiasis
B. Koledokolitiasis
C. Hepatitis akut
D. Sirosis hepar
E. Kolesistitis
Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga mengeluhkan badannya menguning.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70, HR 100, RR 20, T 38. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik (+) dan nyeri tekan perut kanan atas (+). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT SGPT meningkat 3 kali lipat. Saat
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan penebalan dinding vesica velea 6 mm,
acoustic shadow (-).
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Kolelitiasis
B. Koledokolitiasis
C. Hepatitis akut
D. Sirosis hepar
E. Kolesistitis
3B
2
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Leukositosis
• SGOT/SGPT ↑
• Hepatoiminoacetic acid scintigraphy (HIDA scan) à Gold
standard
• Radiologi
• USG abdomen (pencitraan awal)
• Penebalan dinding kantong empedu (>3-5 mm) USG
• Distensi kantong empedu acoustic shadow serta
• Double-wall sign adanya penebalan
dinding >3mm.
• Ditemukan batu empedu dan sludge
339
3B
2
Kriteria Diagnosis
Interpretasi
Diagnosis suspek : ≥1 lokal + ≥1 sistemik
Diagnosis definitif : ≥1 lokal + ≥1 sistemik + temuan radiologis
340
3B
2
Tatalaksana
• Awal
• Nil per oral
• Resusitasi cairan
• Perbaiki gangguan elektrolit
• Analgesik + antiemetik
• Antibiotik empiris
• Metronidazole 3x500mg IV + Ceftriaxone 1x2g IV
• Ampisilin-sulbaktam 4x1,5g IV
341
Kelainan Sistem Billier
RUQ Pain
Inflamasi Batu
(-tis) (-tiasis)
49
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB cair yang
dialami sejak 3 hari ini. Diare dialami sebanyak >7 x/hari disertai lendir dan darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, HR 90, RR 20, T 37,3. Pada pemeriksaan feses
didapatkan eritrosit (+) sel PMN (+).
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Amoxicillin 3 x 500 mg
B. Eritromisin 4 x 500 mg
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB cair yang
dialami sejak 3 hari ini. Diare dialami sebanyak >7 x/hari disertai lendir dan darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, HR 90, RR 20, T 37,3. Pada pemeriksaan feses
didapatkan eritrosit (+) sel PMN (+).
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Amoxicillin 3 x 500 mg
B. Eritromisin 4 x 500 mg
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg
4
Definisi
Etiologi
347
4
Manifestasi Klinis
• Kolik abdomen
• Diare sedikit, berlendir dan berdarah
• Demam
• Nyeri tekan perut bagian bawah
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap à leukositosis shift to the left, trombositopenia dan anemia pada HUS
• Analisis feses à leukosit dan darah
• Kultur feses à koloni pucat atau tidak berwarna
• Fungsi ginjal à Ur/Cr meningkat pada HUS
348
4
Tatalaksana
349
A. Amoxicillin 3 x 500 mg à bukan merupakan antibiotik pilihan
B. Eritromisin 4 x 500 mgà bukan merupakan antibiotik pilihan
C. Cotrimoxazole 2 x 960 mg à sudah tidak digunakan pada kasus disesntri
basiler karena banyak kasus resisten
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
E. Metronidazole 3 x 500 mg à pilihan antibiotik pada disentri amoeba
GEH
50
Seorang pria berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak
12 jam SMRS. Keluhan timbul mendadak dan disertai kram, mual muntah,
penurunan nafsu makan, BAB mencret tidak terlalu sering. Pasien baru pulang
dari berkemah dan sempat makan makanan kaleng yang belum dimasak
secara baik. Pasien tampak mengantuk, masih berkomunikasi dengan baik,
sering tersedak saat minum, tidak ada ganggan bicara dan kelemahan anggota
gerak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/60, HR 110, RR 22, T 37.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Disentri amoeba
B. Botulisme
C. Kolitis pseudomembran
D. Gastritis
E. Kolera
Seorang pria berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak
12 jam SMRS. Keluhan timbul mendadak dan disertai kram, mual muntah,
penurunan nafsu makan, BAB mencret tidak terlalu sering. Pasien baru pulang
dari berkemah dan sempat makan makanan kaleng yang belum dimasak
secara baik. Pasien tampak mengantuk, masih berkomunikasi dengan baik,
sering tersedak saat minum, tidak ada ganggan bicara dan kelemahan anggota
gerak. Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/60, HR 110, RR 22, T 37.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Disentri amoeba
B. Botulisme
C. Kolitis pseudomembran
D. Gastritis
E. Kolera
Definisi
• Ingesti toksin Clostridium botulinum
Etiologi
• Konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri C. Botulinum, terutama makanan
kalengan yang tidak diproses dengan baik.
• Bayi yang mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri C.
botulinum (biasanya madu atau sirup jagung) atau akibat terpapar tanah yang
terkontaminasi bakteri tersebut.
Manifestasi Klinis
• Gejala awal à kram perut, mual, muntah, diare, atau sembelit
• Defisit neurologis à Paresis N VII, disartria, diplopia, paresis
Patofisiologi
Tatalaksana
2023
51
Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluhkan nyeri dan kaku sendi bahu dan
panggul kanan-kiri. Kaku pada sendi dirasakan pasien pada pagi hari lebih dari 1
jam. Tanda vital didapatkan TD: 112/80 HR: 80x/mnt RR: 19x/mnt T: 37.5C. Pada
pemeriksaan fisik ROM terbatas karena nyeri.
Apakah pemeriksaan lain untuk mendiferensial diagnosis pasien tersebut?
A. Rheumatoid Factor
B. CRP
C. Aspirasi Cairan Sendi
D. CT
E. MRI
Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluhkan nyeri dan kaku sendi bahu dan
panggul kanan-kiri. Kaku pada sendi dirasakan pasien pada pagi hari lebih dari 1
jam. Tanda vital didapatkan TD: 112/80 HR: 80x/mnt RR: 19x/mnt T: 37.5C. Pada
pemeriksaan fisik ROM terbatas karena nyeri.
Apakah pemeriksaan lain untuk mendiferensial diagnosis pasien tersebut?
A. Rheumatoid Factor
B. CRP
C. Aspirasi Cairan Sendi
D. CT
E. MRI
Osteoarthritis vs Rheumatoid Arthritis
363
Diagnosa Banding Arthritis
RA OA
Cairan
Ditemukan RF -
Sinovial
Penunjang Anti-CCP (ACPA), Osteofit, celah sendi
Lainnya Pannus menyempit
364
3A
Pemeriksaan Penunjang
365
A. Rheumatoid Factor à gejala pasien secara umum ke arah RA. RF
merupakan pemeriksaan spesifik untuk RA
B. CRP à pemeriksaan yang menunjukkan peradangan yang terjadi secara
sistemik. Namun tidak spesifik untuk suatu penyakit
C. Aspirasi Cairan Sendi à pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
kemungkinan-kemungkinan penyebab dari radang sendi
D. CT à tidak spesifik
E. MRI à tidak spesifik
366
52
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke PKM dengan keluhan nyeri sendi
pada jari tangan dan sendi pergelangan tangan kanan dan kiri sejak 3 bulan yg
lalu. Keluhan dirasakan terutama pada pagi hari dan mereda setelah beraktivitas
atau setelah minum obat. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital didapatkan TD:
125/85 HR: 89x/mnt RR: 18x/mnt T: 36.2 C. Pemeriksaan fisik didapatkan gambar
berikut dengan perabaan hangat dan nyeri tekan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Arthritis rheumatoid
B. Osteoarthritis
C. Gout
D. Tendinitis
E. Sinovitis
Seorang perempuan usia 55 tahun datang ke PKM dengan keluhan nyeri sendi
pada jari tangan dan sendi pergelangan tangan kanan dan kiri sejak 3 bulan yg
lalu. Keluhan dirasakan terutama pada pagi hari dan mereda setelah beraktivitas
atau setelah minum obat. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital didapatkan TD:
125/85 HR: 89x/mnt RR: 18x/mnt T: 36.2 C. Pemeriksaan fisik didapatkan gambar
berikut dengan perabaan hangat dan nyeri tekan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Arthritis rheumatoid
B. Osteoarthritis
C. Gout
D. Tendinitis
E. Sinovitis
Osteoarthritis vs Rheumatoid Arthritis
370
3A
Manifestasi Klinis
• Heberden's node à penebalan nodular dan nyeri pada bagian dorsal interphalanges distal (DIP)
• Bouchard's node à penebalan nodular dan nyeri pada bagian dorsal interphalanges proximal
(PIP)
• Rhizarthrosis à OA sendi carpometacarpal 1
• Hallux rigidus à arthrosis sendi metatarsophalangeal 1
MED+EASY
DenDi
Heberden Distal
371
A. Arthritis rheumatoid à nyeri sendi simetris, kaku > 1 jam (morning stiffness),
usia dewasa muda, Kelainan: Swan neck deformity, Boutonniere deformity,
Hitchhiker deformity
B. Osteoarthritis
C. Gout à Pada soal tidak didapatkan diet tinggi purin / alkohol / GGA yang
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat
D. Tendinitis à Biasa terjadi pada sendi tangan karena overuse atau infeksi
E. Sinovitis à Biasa terjadi pada sendi bahu dan lutut,.
372
53
Seorang wanita 70 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri daerah panggul
karena jatuh di kamar mandi 1 minggu yang lalu. Tanda vital didapatkan TD:
145/80, HR: 80x/mnt RR: 20x/mnt T: 36,6 C. Awalnya pasien masih mampu berdiri
namun karena nyeri semakin memberat, saat ini pasien menggunakan kursi roda.
Sebelumnya pasien sudah pernah ke RS dan pemeriksaan BMD pasien
sebelumnya 3.0
Apa diagnosis yang tepat?
A. Osteoporosis
B. Arthritis gout
C. Fraktur patologis
D. Rheumatoid arthritis
E. Osteopenia
Seorang wanita 70 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri daerah panggul
karena jatuh di kamar mandi 1 minggu yang lalu. Tanda vital didapatkan TD:
145/80, HR: 80x/mnt RR: 20x/mnt T: 36,6 C. Awalnya pasien masih mampu berdiri
namun karena nyeri semakin memberat, saat ini pasien menggunakan kursi roda.
Sebelumnya pasien sudah pernah ke RS dan pemeriksaan BMD pasien
sebelumnya 3.0
Apa diagnosis yang tepat?
A. Osteoporosis
B. Arthritis gout
C. Fraktur patologis
D. Rheumatoid arthritis
E. Osteopenia
3A
Osteoporosis Primer
TRABECULAR BONE
• Idiopatik
• Tipe 1 (postmenopausal)
• Tipe 2 (senilis)
• Loss of trabecular bone
NORMAL OSTEOPOROSIS
CORTICAL BONE
Osteoporosis Sekunder
376
3A
377
3A
Anamnesis
• Fraktur akibat trauma ringan
• Tubuh makin pendek
• Penyakit sistemik
• Riwayat konsumsi obat
• Menopause dini
Pemeriksaan Fisik
• Tinggi badan
• Deformitas tulang
• Kifosis dorsal (dowager’s hump)
378
3A
Pemeriksaan Penunjang
• DPL, Kadar kalsium serum & urin, fungsi hati, kadar 25-OH-vitamin D
• X-Ray : penipisan korteks dan daerah trabekuler lebih lusen
• Bone mass densitometry (BMD) :
Indikasi
380
Batch Februari
2023
54
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD karena
tampak lemas dan pucat. Keluhan disertai dengan mata tampak kuning dan sulit
makan. Pembesaran hepar dan spleen dijumpai. Dari pemeriksaan lab dijumpai
Hb 6,2 mg/dL, Leukosit 5.500, Trombosit 280.000, Ht 20%, MCV 82 fL, MCH 29 pg.
Dari hasil pemeriksaan morfologi darah tepi dijumpai gambaran berikut
Pernyataan berikut yang tepat adalah
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari
paparan dingin
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai
positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD karena
tampak lemas dan pucat. Keluhan disertai dengan mata tampak kuning dan sulit
makan. Pembesaran hepar dan spleen dijumpai. Dari pemeriksaan lab dijumpai
Hb 6,2 mg/dL, Leukosit 5.500, Trombosit 280.000, Ht 20%, MCV 82 fL, MCH 29 pg.
Dari hasil pemeriksaan morfologi darah tepi dijumpai gambaran berikut
Pernyataan berikut yang tepat adalah
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari
paparan dingin
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai
positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua
3
A
Pemeriksaan Penunjang
• Normositik normokrom
• Retikulositosis (>2%)
• Peningkatan LDH & bilirubin indirek
• Direct antiglobulin test (DAT) / Coombs test +
• Sferosit (warm), agglutination (cold)
385
3
A
386
3
A
WARM (70%) COLD (30%)
Suhu aglutinasi Suhu tubuh (37⁰C) Di bawah suhu tubuh (4⁰ - 37⁰C)
Direct Coomb test Positif untuk IgG Positif untuk komplemen C3, IgG negatif
Terapi Tranfusi pada AIHA membutuhkan perhatian khusus. Sel darah merah yang paling compatible yang diberikan.
Namun sulit ditemukan karena autoantibodi pada pasien biasanya bereaksi dengan antigen yang terletak pada sel-
sel darah donor.
387
Jaundice Coombs Test
AIHA,
+ + Imun Inkompabilitas
Anemia ABO-Rh
↑Retikulosit Hemolitik
(>1,5%)
N Anemia on
CKD
↓/ N Retikulosit
Anemia
Aplastik
↓
WBC, Trombosit
388
A. Penyakit ini diperantarai oleh IgM à AIHA tipe cold
B. Pada apusan darah tepi dijumpai aglutinasi à AIHA tipe cold
C. Manajemen penyakit ini adalah menghindari paparan dingin à
AIHA tipe cold
D. Pada pemeriksaan direct coomb test dijumpai positif untuk IgG
E. Penyakit ini sering dijumpai pada usia tua à AIHA tipe cold
389
55
Pasien wanita usia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gusi berdarah
sejak 1 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai purpura di beberapa
bagian tubuh. Pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 9, leukosit 1.000, trombosit
50.000.
Pemeriksaan penunjang dan temuan yang tepat untuk pasien diatas adalah?
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat
D. Apusan darah tepi - Aglutination
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat
Pasien wanita usia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gusi berdarah
sejak 1 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai purpura di beberapa
bagian tubuh. Pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 9, leukosit 1.000, trombosit
50.000.
Pemeriksaan penunjang dan temuan yang tepat untuk pasien diatas adalah?
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat
D. Apusan darah tepi - Aglutination
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat
392
2
Definisi
• Anemia yang bersifat berat atau fatal yang disebabkan karena penurunan dari produksi eritrosit, leukosit dan
trombosit (pansitopenia) yang disebabkan oleh gangguan stem cell pada sumsum tulang.
Etiologi
• Idiopatik
• Radiasi
• Obat dan bahan kimia: kemoterapi, benezene, gold,
kloramfenikol, hydantoin, carbamazepine
• Infeksi virus : hepatitis,EBV, CMV, parvovirus, IV-1
• Penyakit imun
• Hemoglobinuria paroksismal nocturnal
• Kehamilan
393
2
Manifestasi Klinis
• Anemia
• 5L : lemah, letih, lesu, lunglai, lalai, lupa
• Pucat, pusing, jantung berdebar, dyspnea, penglihatan kabur, telinga berdenging
• Trombositopenia
• Perdarahan mukosa
• Perdarahan bawah kulit (memar)
• Leukopenia
• Rentan terhadap infeksi
• Demam
Pemeriksaan Penunjang
GOLD STANDARD :
• Biopsi Sumsum Tulang à Hypocellular with fat (hiposeluler,
banyak lemak)
394
2
Tatalaksana
Terapi Suportif:
•Transfusi darah (Pada Hb<7)
•Pencegahan perdarahan
•Pencegahan infeksi
Tatalaksana Definitif:
•Transplantasi sumsum tulang
•HLA matched donor (biasanya didapat dari saudara)
Terapi Imunosupresi:
•Antithymocyteglobulin (ATG)
•Antilymphocyteglubulin(ALG)
•Cyclosporin
•Intensive immunosupression: cyclophosphamide
•Corticosteroids
395
A. Biopsi sumsum tulang - Hypocellular with fat
B. Apusan darah tepi - Spherocytes à AIHA tipe warm
C. Profil Besi - Feritin menurun TIBC meningkat à ADB
D. Apusan darah tepi - Aglutination à AIHA tipe cold
E. Hb Elektroforesis - HbA1 menurun, HbA2 dan HbF meningkat à Thalasemia Beta
396
56
Seorang perempuan berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan akibat gigitan ular sejak sekitar 30 menit SMRS. Diketahui
ular yang mengigit berwarna hijau dengan ekor merah dan bentuk kepala segitiga
dengan panjang sekitar 30 cm. Bengkak kemerahan dijumpai dan nyeri dirasakan
menjalar sampai ke bahu. Pada pemeriksaan TTV ditemukan kesadaran compos mentis,
HR 96, RR 20, T 36,7. Pemeriksaan fisik ditemukan edema dan bullae pada digiti III, teraba
hangat dan nyeri tekan (+). Pada regio antebrachii sampai humerus kanan juga
ditemukan edema dan nyeri tekan. Pemeriksaan lab ditemukan Hb 9 g/dL, leukosit: 6000,
trombosit 90.000, BT 8 menit, aPTT 50, PT 45 dan peningkatan D-Dimer.
Pernyataan berikut yang benar adalah
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi dependen
vit.K
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA
Seorang perempuan berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan akibat gigitan ular sejak sekitar 30 menit SMRS. Diketahui
ular yang mengigit berwarna hijau dengan ekor merah dan bentuk kepala segitiga
dengan panjang sekitar 30 cm. Bengkak kemerahan dijumpai dan nyeri dirasakan
menjalar sampai ke bahu. Pada pemeriksaan TTV ditemukan kesadaran compos mentis,
HR 96, RR 20, T 36,7. Pemeriksaan fisik ditemukan edema dan bullae pada digiti III, teraba
hangat dan nyeri tekan (+). Pada regio antebrachii sampai humerus kanan juga
ditemukan edema dan nyeri tekan. Pemeriksaan lab ditemukan Hb 9 g/dL, leukosit: 6000,
trombosit 90.000, BT 8 menit, aPTT 50, PT 45 dan peningkatan D-Dimer.
Pernyataan berikut yang benar adalah
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi dependen
vit.K
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA
Klasifikasi
• Cytotoxin: Kerusakan jaringan lokal.
• Hemotoxin: Menghancurkan eritrosit atau mempengaruhi kemampuan darah untuk
berkoagulasi menyebabkan perdarahan internal.
• Neurotoxin: Menyerang sistem saraf menyebabkan paralisis transmisi saraf ke otot dan
pada kasus terburuk paralisis melibatkan otot-otot menelan dan pernafasan.
• Cardiotoxin: Berefek buruk langsung pada jantung dan mengarah pada kegagalan
sirkulasi dan syok.
400
Manifestasi Klinis
• Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (30 menit-24 jam)
• Gejala sistemik: hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil, mual, hipersalivasi,
muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur
• Gejala khusus:
– Hematotoksik: perdarahan di tempat gigitan, paru jantung, ginjal, peritoneum, otak,
gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit (petekie, ekimosis), hemoptoe,
hematuri, DIC
– Neurotoksik: hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernapasan, ptosis oftalmoplegi,
paralisis otot laring, reflek abdominal, kejang dan koma
– Kardiotoksik: hipotensi, henti jantung, koma
– Sindrom kompartemen: edema tungkai dengan tanda-tanda 5P
401
2
Definisi
Definisi : suatu sindroma yang didapat, ditandai oleh aktivasi koagulasi intravaskular secara luas.
Etiologi
• Infeksi
• Keganasan
• Malformasi pembuluh darah (seperti giant hemagioma, trauma berat, luka bakar, reaksi alergi
berat, syok dan lain sebagainya).
Manifestasi Klinis
• Manifestasi perdarahan (perdarahan kulit dan mukosa yang luas)
• Trombosis: purpura fulminan, akrosianosis perifer, perubahan pregangrenous pada jari, genital, dan
jantung.
• Manifestasi disfungsi organ: tergantung organ yang terkena seperti ikterus, gangguan irama
jantung, ARDS dan lain sebagainya.
402
Pemeriksaan Penunjang
• Hitung trombosit (penurunan trombosit secara kontinyu)
• Peningkatan D-dimer
• Faal koagulasi (PT dan aPTT memanjang)
• fibrinogen rendah hanya pada DIC berat.
Diagnosis
• Dapat ditegakkan dengan scoring DIC
• Skor >5 dinyatakan bermakna
403
A. Penyakit ini disebabkan karena adanya defisiensi faktor VIII à Hemofillia A
B. Penyakiti ini dapat disebabkan oleh defek faktor von Willebrand à VWD
C. Penyakit ini sering terjadi pada bayi akibat kekurangan faktor koagulasi
dependen vit.K à APCD
D. Penyakit ini terjadi akibat hiperaktivitas proses koagulasi dan fibrinolisis
E. Penyakit ini merupakan vasculitis generalisata yang dimediasi oleh IgA à HSP
404
57
Seorang wanita berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan cepat merasa
lelah dan tidak bertenaga sejak 2 minggu ini. Pasien merasa lemas bahkan saat
tidak bekerja. Pada PF didapatkan TD 110/70, HR 88, RR 20, T afebris, konjungtiva
anemis, kulit pucat. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan Hb 8,1 g/dL, MCV
110 fL, MCH 40.
Apakah terapi yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. Vitamin B12
B. Cobalamin
C. Thiamine
D. Piridoksin
E. Asam folat
Seorang wanita berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan cepat merasa
lelah dan tidak bertenaga sejak 2 minggu ini. Pasien merasa lemas bahkan saat
tidak bekerja. Pada PF didapatkan TD 110/70, HR 88, RR 20, T afebris, konjungtiva
anemis, kulit pucat. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan Hb 8,1 g/dL, MCV
110 fL, MCH 40.
Apakah terapi yang paling tepat diberikan pada pasien?
A. Vitamin B12
B. Cobalamin
C. Thiamine
D. Piridoksin
E. Asam folat
2
• Makrositik
Darah tepi • Makroovalosit
• Hypersegmented neutrophil
Hypersegmented neutrophil Makroovalosit
408
Anemia Makrositer
Anemia Makrositer
• Penyakit hati
Defisiensi B 12 Defisiensi B 9
• Alkohol
• Manifestasi Khas: • Etiologi:
• Gangguan neurologis • Fenitoin
(+) (kesemutan, kebas)
• Malabsorbsi
• Glossitis atrofi
• Kehamilan
• Pemeriksaan Penunjang:
Schilling Test • Gangguan Neurologis (-)
Manifestasi Klinis
414
2
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Leukositosis berat
• Trombositosis
• Basofilia dan eosinofilia
• Apusan darah tepi
• Dominan granulosit, mielosit dan metamielosit
• Sel blas untuk menentukan fase penyakit
• Kronis (< 10%)
• Akselerasi (10—19%)
• Krisi blas (>20%)
• Aspirasi sumsum tulang
• Granulositosis
• Banyak mielosit dan promielosit
• Pemeriksaan genetik (Gold Standard)
• Ditemukan gen BCR-ABL
415
2
Tatalaksana
• Kemoterapi
• Targeted- therapy: lini pertama pada fase kronis dan akselerasi
• Inhibitor tirosin kinase
• Diberikan seumur hidup
• Menghambat aktivitas tirosin kinase: menghentikan proliferase dan
merangsang apoptosis mielosit
• Contoh: imatinib, dasatinib, nilotinib
• Hidroksiurea: terapi alternatif apabila targeted theraphy gagal
• Transplantasi stem cell hematopoietik : Tatalaksana definitif, dapat memberikan masa
remisi hingga > 9 tahun
416
Leukemia
Leukosit > 30.000 Tips Menjawab Soal UKMPPD
• Pemeriksaan Penunjang terbaik : Aspirasi Sumsum
Tulang
• Tatalaksana Definitive : Transplantasi sumsum tulang
Leukemia
Akut Kronik
Sel blast > 20% Sel blast < 20%
(-) organomegali (+) organomegali
417
A. CML fase kronik dan imatinib à fase kronik sel blast <10%
B. CML fase blast crisis dan imatinib à fase blast crisis sel blast >20%
C. CML fase accelerated dan rituximab à terapi dengan inhibitor tirosin kinase
D. CML fase blast crisis dan rituximab à terapi dengan inhibitor tirosin kinase
E. CML fase accelerated dan imatinib
59
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke UGD karena mengalami
pembengkakan di lutut. Pembengkakan terjadi secara tiba-tiba dan tampak
kemerahan. Pasien sudah lebih dari 6 kali dirawat dengan keluhan yang serupa.
Pasien juga memiliki riwayat sunat dengan bekas luka sunat yang sulit sembuh
dibandingkan teman-teman seusianya. Saudara laki-laki ibu pasien juga
mengalami hal serupa. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan aktivitas Faktor
VIII 80% (Nilai normal: >50%) dan aktivitas Faktor IX 45% (Nilai normal: 70-120%).
Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
A. Von Willebrand disease
B. Rendu-Osler-Weber syndrome
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome
E. Ehlers-Danlos syndrome
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke UGD karena mengalami
pembengkakan di lutut. Pembengkakan terjadi secara tiba-tiba dan tampak
kemerahan. Pasien sudah lebih dari 6 kali dirawat dengan keluhan yang serupa.
Pasien juga memiliki riwayat sunat dengan bekas luka sunat yang sulit sembuh
dibandingkan teman-teman seusianya. Saudara laki-laki ibu pasien juga
mengalami hal serupa. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan aktivitas Faktor
VIII 80% (Nilai normal: >50%) dan aktivitas Faktor IX 45% (Nilai normal: 70-120%).
Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien?
A. Von Willebrand disease
B. Rendu-Osler-Weber syndrome
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome
E. Ehlers-Danlos syndrome
2
Definisi
Penyakit gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan secara x-linked
resesif
Klasifikasi
Epidemiologi
• Hemophilia A (±80%)
• Hemophilia B (±15%)
• Hemophilia C (±5%)
422
2
Manifestasi Klinis:
•Perdarahan : biasanya perdarahan dalam (hematoma, hemarthrosis) , perdarahan spontan walau hanya
terkena trauma minor
•Tipe perdarahan: Hemarthrosis, Hematoma, intracranial hemorrhage, Hematuria, Epistaxis, perdarahan frenulum
(baby)
•Riwayat perdarahan sejak kecil
Pemeriksaan Penunjang:
•Trombosit: normal
•BT: normal
•CT: MEMANJANG
•APTT: MEMANJANG
•PT: normal
•Gold Standar à Tes kadar faktor VII, IX, XI
HEMARTROSIS SPONTAN
423
Gangguan Hemostasis
Trombosit N HSP, Scurvy
Vaskular, trombosit
PRIMER
Ptekie, purpura
Trombosit ↓ ITP, DHF
Bleeding Time ↑
Stasis Vena
424
A. Von Willebrand disease → defisiensi vWF
B. Rendu-Osler-Weber syndrome → penyakit abnormalitas kapiler dengan
telangiektasis
C. Christmas’ disease
D. Rosenthal syndrome → hemofilia C
E. Ehlers-Danlos syndrome → gangguan pada jaringan ikat pembuluh darah
Batch Februari
2023
60
Seorang anak laki-laki demam sejak 5 hari yang lalu. Demam disertai nyeri kepala
dan muntah. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan BAB atau BAK. Di
sekitar pasien ada teman yang memiliki gejala yang sama. Pemeriksaan fisik
dijumpai TD 120/80, HR 98, RR 24, T 38,3, Uji torniket (+). HB: 14.5 Hct 55.
Apa diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
A. DF
B. DHF I
C. DHF II
D. DHF III
E. DHF IV
Seorang anak laki-laki demam sejak 5 hari yang lalu. Demam disertai nyeri kepala
dan muntah. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan BAB atau BAK. Di
sekitar pasien ada teman yang memiliki gejala yang sama. Pemeriksaan fisik
dijumpai TD 120/80, HR 98, RR 24, T 38,3, Uji torniket (+). HB: 14.5 Hct 55.
Apa diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
A. DF
B. DHF I
C. DHF II
D. DHF III
E. DHF IV
Infeksi Virus Dengue
Klasifikasi
DF/DHF Grade Signs and Symptoms Laboratory
2021
Fever and haemorrhagic manifestation (positive tourniquet test) and Thrombocytopenia < 100.000
DHF I
Dengue evidence of plasma leakage cells/mm3; HCT rise > 20%
dengan
warning signs Thrombocytopenia < 100.000
DHF II As in Grade I plus spontaneous bleeding
cells/mm3; HCT rise > 20%
As in Grade I or II plus circulatory failure (weak pulse, narrow pulse Thrombocytopenia < 100.000
DHF III
pressure (< 20mmHg), hypotension, restlessness) cells/mm3; HCT rise > 20%
Severe
Dengue
Thrombocytopenia < 100.000
DHF IV As in Grade III plus profound shock with undetectable BP and pulse
cells/mm3; HCT rise > 20%
430
Demam Dengue
431
A. DF à ada peningkatan hct >20%
B. DHF I
C. DHF II à tidak ada spontaneous bleeding
D. DHF III à tidak syok
E. DHF IV à tidak syok
61
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang
diawali menggigil dan diakhiri berkeringat sejak 8 hari yang lalu. Pasien barusaja
pulang dari pulau Nias untuk kerja. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
kompos mentis, TD 110/70, HR 98 RR 22, T 38,2. Pada pemeriksaan hapusan darah
tepi didapatkan gambaran schuffner dots.
Apakah tatalaksana kausatif yang tepat untuk pasien di atas?
A. ACT 3 hari
B. ACT 3 hari Primakuin
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang
diawali menggigil dan diakhiri berkeringat sejak 8 hari yang lalu. Pasien barusaja
pulang dari pulau Nias untuk kerja. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
kompos mentis, TD 110/70, HR 98, RR 22, T 38,2. Pada pemeriksaan hapusan darah
tepi didapatkan gambaran schuffner dots.
Apakah tatalaksana kausatif yang tepat untuk pasien di atas?
A. ACT 3 hari
B. ACT 3 hari Primakuin
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari
4A
Definisi
• Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit
• Indonesia → endemis malaria di Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Papua, Lombok, NTT, Sumatra
bagian selatan
• Patogen = Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium
knowlesi
• Vektor = Nyamuk Anopheles sp. (betina)
Manifestasi Klinis
Gejala berupa: menggigil à demam tinggi à berkeringat (TRIAS MALARIA)
Riwayat:
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis
• Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
436
MORFOLOGI P. FALCIPARUM P. VIVAX P. OVALE P. MALARIAE
Masa inkubasi 4A
9 - 14 (12) 12 – 17 (15) 16 – 18 (17) 18 – 40 (28)
(hari)
Daur siklus - 48 jam 50 jam 72 jam
Jenis malaria Malaria tropikana Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria kuartana
Sama dengan Sama dengan
Eritrosit Lebih besar, pucat Lebih besar, ovale
normal normal
Maurer spots Schufner dots James dot Ziemann’s dots
Tanda khas
• Kina/Quinine
ACT : FDC ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY. - 10mg/kg/kali, 3 kali/hari,
Contoh: dihidroartemisinin + piperakuin (DHP) atau artesunat + amodiakuin, →Program selama 7 hari
Nasional
arthemeter + lumefantrine, artesunat + meflokuin • Klindamisin
- 10mg/kg/kali, 2
kali/hari, selama 7 hari
438
Sumber : Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria (Kemenkes RI, 2017)
A. ACT 3 hari à tidak tepat, untuk malariae
B. ACT 3 hari Primakuin à tidak tepat, untuk falciparum
C. Kina 7 hari Klindamisin 7 hari à tidak tepat untuk wanita hamil
D. ACT 3 hari Primakuin 14 hari
E. Kina 7 hari Primakuin 3 hari à tidak tepat
62
Seorang pasien anak berusia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena ada
benjolan di dubur yang tidak bisa dimasukkan. Pasien sudah diare sejak 1 minggu
yang lalu tapi tidak diperiksakan karena tidak merasa sakit. Kesadaran CM, TD
100/70 mmHg, HR 98 x/ menit RR 22 x/ menit suhu 37.4C.Dari pemeriksaan
mikroskopis tinja didapatkan telur.
Bagaimana temuan yang tepat?
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda
B. Telur berbentuk tong, berembrio
C. Telur berisi embrio berglobulus
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang
Seorang pasien anak berusia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD karena ada
benjolan di dubur yang tidak bisa dimasukkan. Pasien sudah diare sejak 1
minggu yang lalu tapi tidak diperiksakan karena tidak merasa sakit. Kesadaran
CM, TD 100/70 mmHg, HR 98 x/ menit RR 22 x/ menit suhu 37.4C, Dari pemeriksaan
mikroskopis tinja didapatkan telur.
Bagaimana temuan yang tepat?
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda
B. Telur berbentuk tong, berembrio
C. Telur berisi embrio berglobulus
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang
4A
Trikuriasis
3T
• Trichuris
• Tempayan (bentuk)
• Turun (prolapse recti)
443
4A
Trematoda
• Praziquantel (10 mg/kg, dosis tunggal)
Nematoda
Enterobius vermicularis Pyrantel pamoate Mebendazole Albendazole
(10 mg/kg, maks 1 g, dosis (500 mg, dosis tunggal) (400 mg, dosis tunggal)
tunggal)
Trichuris trichiura Mebendazole Albendazole
(2x100 mg, 3 hari atau 600 mg (1x400 mg, 3 hari)
dosis tunggal)
Albendazole Mebendazole Pyrantel pamoate (hamil) (10
Ascaris lumbricoides
(400 mg, dosis tunggal) (2x100 mg, 3 hari) mg/kg, maks 1 g, dosis tunggal)
Cestoda
• Albendazole (2x400 mg, 8-30 hari): obat pilihan untuk infeksi cestode yang berpotensi fatal
(neurosistiserkosis – Taenia solium)
• Praziquantel (10 mg/kg, dosis tunggal) : obat pilihan untuk Hymenolepiasis & Taeniasis
444
Infeksi Cacing 4A
Helmints
Nematoda Platyhelminthes
445
A. Telur lonjong, tiga lapis albuminoid, bergerinda à tidak tepat, askaris
B. Telur berbentuk tong, berembrio à tidak tepat, strongiolides
C. Telur berisi embrio berglobulus à tidak tepat, strongiolides
D. Telur seperti tempayan, tidak berembrio
E. Terdapat proglotid 10 pasang à tidak tepat, taenia
63
Seorang pria usia 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut sisi
kanan atas sejak 13 hari yang lalu yang disertai dengan demam. Pasien baru saja
pulang dari Argentina 3 minggu yang lalu. Didapatkan T 38,3,
hepatosplenomegali dan hiperpigmentasi kulit. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan kreatinin 2,5 mg/ dL. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi
sumsum tulang dan ditemukan amastigote dengan kinetoplast.
Etiologi yang paling tepat adalah
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp
C. Plasmodium falciparum
D. Phlebotomus sp
E. Trypanosoma cruzi
Seorang pria usia 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut sisi
kanan atas sejak 13 hari yang lalu yang disertai dengan demam. Pasien baru saja
pulang dari Argentina 3 minggu yang lalu. Didapatkan T 38,3,
hepatosplenomegali dan hiperpigmentasi kulit. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan kreatinin 2,5 mg/ dL. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi
sumsum tulang dan ditemukan amastigote dengan kinetoplast.
Etiologi yang paling tepat adalah
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp
C. Plasmodium falciparum
D. Phlebotomus sp
E. Trypanosoma cruzi
2
Definisi
• Penyakit akibat infeksi parasit leishmania
• Nama lain: Leishmaniasis viseral, Black fever
Etiologi:
• Leishmania donovani (Parasit)
• Vektor: Sandflies (lalat phlebotomus)
• Masa inkubasi 2-6 bulan
• L.donovani bereplikasi di sistem retikuloendotelial (limpa, hati, sumsum tulang)
450
2
Manifestasi Klinis
• Gejala berprogresi sangat perlahan (hingga berbulan-bulan)
• Lemas progresif
• Demam
• Penurunan BB
• Splenomegali
• Warna kulit yang menjadi gelap
• Anemia
• Kaheksia
• Ikterik (Pada keadan lanjut)
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur parasit (agar Novy-McNeal-Nicolle) dari jaringan sumsum tulang/limpa (GS)
• Histopatologi dijumpai amastigot (badan ovoid berukuran 1-5 mikron, biasanya di
dalam makrofag)
• ELISA: pada daerah yang tidak bisa dilakukan PA maupun kultur
451
2
Tatalaksana
• Tanpa Pengobatan, angka mortalitas > 90%
• Farmakologi:
• Amfoterisin B liposomal 3mg/kg IV/hari 105, hari ke 14 dan hari ke 21
• Paromomycin 15 mg/kg/hari selama 21 hari
452
A. Leishmania donovani
B. Histoplasma sp à menyebabkan histoplasmosis gambaran amastigot tanpa
kinetoplast
C. Plasmodium falciparum à tidak ditemukan amastigot merupakan parasite
penyebab malaria
D. Phlebotomus sp à merupakan vector dan bukan agen etiologi dari
leishmaniasis
E. Trypanosoma cruzi à parasit yang menyebabkan Chagas disease, manifetasi
kardiomiopati kelainan GIT
64
Seorang petani usia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala dan nyeri otot kaki. Pasien
merupakan seorang petani yang jarang menggunakan alas kaki saat di sawah.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 HR 90 RR 22 T 38, conjungtival suffusion
nyeri tekan otot gastroknemius.
Apakah pemeriksaan gold standard pada kasus ini?
A. Lepto lateral flow
B. SGOT dan SGPT serum
C. Ureum dan kreatinin serum
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin
Seorang petani usia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala dan nyeri otot kaki. Pasien
merupakan seorang petani yang jarang menggunakan alas kaki saat di sawah.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 HR 90 RR 22 T 38, conjungtival suffusion
nyeri tekan otot gastroknemius.
Apakah pemeriksaan gold standard pada kasus ini?
A. Lepto lateral flow
B. SGOT dan SGPT serum
C. Ureum dan kreatinin serum
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin
4
A
Manifestasi Klinis 3
B
- Demam
- Nyeri otot
Pemeriksaan Fisik
- Injeksi konjungtiva
- Jaundice
- Oligouria
- Perdarahan spontan
- Trombositopenia
- Nyeri perut
- Nyeri otot Gastroknemius
457
4
A
Laboratorium Rutin 3
B
• Leukosit normal atau ↑, ↑ enzim transaminase liver, ↑ ureum creatinin, ↑ bilirubin, trombositopenia , proteinuria,
pyuria, mikrohematuria
Kultur
• Konfirmasi diagnosis, namun lama, mahal, dan tidak semua laboratorium bisa melakukan
• Sampel = Darah & CSF (positif dalam 10 hari pertama gejala), urin (positif setelah hari ke-7 gejala)
• Visualisasi bakteri = dark field microscopy, fluorescent microscopy
458
4
A
Tatalaksana 3
B
459
Etiologi: Leptospira
Leptospirosis
Vektor: Tikus
Demam Ureum/Kreatinin
Ringan Berat
Nyeri Gastrocnemius SGOT/SGPT
+ (Weil’s Disease)
Dark Field Microscope
Mata merah Microscopic Agglutination test
Mual/muntah
Tatalaksana
Ikterik (+/-)
Oliguria (+/-) Leptospirosis Ringan:
Doxycycline 2x100 mg (7 hari)
Ampisilin 4x500 mg (7 hari)
Amoxicilin 4x500 mg (7 hari)
Leptospirosis Berat:
Penicillin G 1,5 juta unit/6jam/IV (7 hari)
Ceftriaxone 1g/hari/IV (7 hari)
460
A. Lepto lateral flow à tidak tepat
B. SGOT dan SGPT serum à tidak tepat, untuk melihat fungsi liver
C. Ureum dan kreatinin serum à tidak tepat, untuk melihat fungsi ginjal
D. Microscopic Agglutination Test (MAT)
E. Kultur urin à tidak tepat, bukan gold standard
65
Seorang remaja perempuan usia 20 tahun datang dengan bintikbintik berisi air
disekitar tangan, disertai penurunan berat badan sehingga pasien tampak lebih
kurus. Pasien mengaku sering berhubungan badan dengan pacarnya seorang
mantan napi. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/ menit N 80 x/ menit TD 100 70
mmHg, suhu 36,70 C Pada pemeriksaan tampak lesi plentingan dengan dasar
merah mengikuti sebaran dermatom. Pemeriksaan lab dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. HIV stadium 1
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5
Seorang remaja perempuan usia 20 tahun datang dengan bintikbintik berisi air
disekitar tangan, disertai penurunan berat badan sehingga pasien tampak lebih
kurus. Pasien mengaku sering berhubungan badan dengan pacarnya seorang
mantan napi. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/ menit N 80 x/ menit TD 100 70
mmHg, suhu 36 70 C Pada pemeriksaan tampak lesi plentingan dengan dasar
merah mengikuti sebaran dermatom. Pemeriksaan lab dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. HIV stadium 1
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5
4A
3A
Stadium Klinis
Stadium Klinis 1
• Tidak ada gejala
• Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium Klinis 2
• Penurunan BB yang sedang, tanpa • Ulkus mulut yang berulang
penyebab yang jelas • Kelitis angularis
• (<10% dari perkiraan BB atau BB • Ruam kulit pada lengan dan tungkai yang
sebelumnya) gatal
• Infeksi saluran pernafasan berulang • Dermatitis Seboroik
(sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis) • Infeksi jamur pada kuku
• Herpes Zoster
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
465
4A
3A
Stadium Klinis
Stadium Klinis 3
• Penurunan BB yang banyak, tanpa sebab • Tuberkulosis paru
yang jelas • Infeksi bakteri parah (contoh: pneumonia,
• (> 10% dari perkiraan BB atau BB empiema, meningitis, piomiositis, infeksi
sebelumnya) tulang atau sendi, bakteremia)
• Diare kronis yang tak jelas penyebabnya • Stomatitis, gingivitis atau periodontitis
selama > 1 bulan nekrotikan ulseratif akut
• Demam intermitern atau menetap yang • Anemia (< 8 g/dl), neutropenia (< 500 ul)
tak jelas penyebabnya selama > 1 bulan dan atau thrombositopenia kronis (<
• Candidiasis pada mulut yang berulang 50.000 ul) yang tak jelas penyebabnya
• Oral Hairy Leukoplakia pada lidah
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
466
4A
3A
Stadium Klinis
Stadium Klinis 4
• Sindrom Wasting HIV • Kriptokokus Ekstraparu termasuk meningitis
• Pneumonia Pneumosistis (jiroveci) • Infeksi Mycobacterium non-tuberculosis yang
• Pneumonia bacteri berat berulang menyebar
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital, • Lekoensefalopati Multifokal Progresif
atau anorektal selama > 1 bulan atau viseral • Kriptosporidiosis kronis
manapun) • Isosporiasis kronis
• Kandidiasis Esofagal (atau kandidiasis di trakea, • Mikosis profunda (histoplasmosis,
bronkus atau paru-paru) koksidiodomikosis)
• Tuberkulosis ekstraparu • Septisemia yang berulang (termasuk Salmonella
• Kaposi sarkoma yang tak menyebabkan tifus)
• Penyakit Citomegaliovirus (retinitis atau infeksi • Limfoma (serebral atau non-Hodgkin)
organ lain, tidak termasuk hati, limpa dan • Karsinoma Serviks Invasif
kelenjar getah bening) • Leishmaniasis atipikal diseminata
• Toksoplasmosis di SSP • Nefropati atau kardiomiopati simptomatik
• Ensefalopati HIV terkait HIV
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
Program Pengendalian HIV, AIDS, dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Kemenkes RI, 2016)
467
A. HIV stadium 1 à tidak tepat
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3 à tidak tepat
D. HIV stadium 4 à tidak tepat
E. HIV stadium 5 à tidak ada
Batch Februari
2023
66
Seorang pria usia 60 tahun datang ke RS untuk melakukan checkup rutin. Pasien
mengaku akhir-akhir ini ia merasakan tegang pada bagian leher. Pasien memiliki
riwayat sering konsumsi makanan berlemak dan jarang konsumsi sayur. Riwayat
diabetes dan hipertensi dijumpai pada pasien dan rutin konsumsi obat. Pada
pemeriksaan TTV dijumpai TD 160/110, HR 95, RR 20, T 36,8. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai BB 98 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai chol total 287, HDL
42, LDL 205, TG 148.
Target penurunan LDL pada kasus diatas adalah
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
Seorang pria usia 60 tahun datang ke RS untuk melakukan checkup rutin. Pasien
mengaku akhir-akhir ini ia merasakan tegang pada bagian leher. Pasien memiliki
riwayat sering konsumsi makanan berlemak dan jarang konsumsi sayur. Riwayat
diabetes dan hipertensi dijumpai pada pasien dan rutin konsumsi obat. Pada
pemeriksaan TTV dijumpai TD 160/110, HR 95, RR 20, T 36,8. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai BB 98 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai chol total 287, HDL
42, LDL 205, TG 148.
Target penurunan LDL pada kasus diatas adalah
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal
4A
FaktorResiko
473
4A
(PERKENI, 2021)
474
4A
Dislipidemia
Faktor Risiko
• Merokok
Dislipidemia • Hipertensi
• HDL rendah
• Riwayat PJK pada keluarga
• Usia pria > 45 tahun, wanita
> 55 tahun
Optimal : < 200 mg/dl Optimal : < 150 mg/dl Nir Optimal : 100-129 mg/dl Rendah : < 40mg/dl
Borderline : 200-239 mg/dl Borderline : 150-199 mg/dl Borderline : >130 mg/dl
Tinggi : >240 mg/dl Tinggi : 200 mg/dl Tinggi : >160 mg/dl
Sangat Tinggi : > 500 mg/dl Sangat Tinggi : > 190 mg/dl
A. Target LDL <70 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal
B. Target LDL <55 atau penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal à
Target LDL <70
C. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 50% dari nilai awal à
Seharusnya atau bukan dan, target hanya salah satunya saja bukan
keduanya
D. Target LDL <100 atau penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal à
Target LDL <70 dan penurunan LDL minimal 50%
E. Target LDL <70 dan penurunan LDL paling tidak 30-50% dari nilai awal à
Penurunan LDL paling tidak 50%
477
67
Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke faskes tingkat I dengan keluhan
terdapat benjolan di leher depan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai
dengan BB menurun dan mudah lelah. Pasien saat ini tinggal di daerah
pegunungan. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/80, HR 66, RR 20, T 36,6. Pada
pemeriksaan fisik melalui inspeksi tidak tampak adanya benjolan. Ketika dipalpasi
dijumpai massa yang ikut bergerak saat menelan, Pada pemeriksaan lab
dijumpai TSH, FT4 dan FT3 dalam batas normal.
Grading yang tepat berdasarkan hasil pemfis untuk kondisi pasien diatas adalah?
A. Grade 1
B. Grade 1A
C. Grade 1B
D. Grade 2A
E. Grade 2B
Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke faskes tingkat I dengan keluhan
terdapat benjolan di leher depan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai
dengan BB menurun dan mudah lelah. Pasien saat ini tinggal di daerah
pegunungan. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/80, HR 66, RR 20, T 36,6. Pada
pemeriksaan fisik melalui inspeksi tidak tampak adanya benjolan. Ketika dipalpasi
dijumpai massa yang ikut bergerak saat menelan, Pada pemeriksaan lab
dijumpai TSH, FT4 dan FT3 dalam batas normal.
Grading yang tepat berdasarkan hasil pemfis untuk kondisi pasien diatas adalah?
A. Grade 1
B. Grade 1A
C. Grade 1B
D. Grade 2A
E. Grade 2B
Benjolan Pada Leher
Bergerak saat
menelan?
Tidak Ya
Julurkan lidah,
bergerak ?
Tidak Ya
Kista Ductus
Tiroid
Tiroglosus
481
3A
Grading
482
3A
Pemeriksaan Penunjang
• USG (Volume tiroid)
• Pengukuran eksresi yodium urin
Tatalaksana
Pencegahan
483
Klasifikasi grading goiter endemik berdasarkan WHO 2001 hanya Grade 0,1
dan 2.
A. Grade 1
B. Grade 1A à Grade 1: Inspeksi tidak tampak, palpasi teraba
C. Grade 1B à Grade 1: Inspeksi tidak tampak, palpasi teraba
D. Grade 2A à Grade 2: Inspeksi tampak, palpasi teraba
E. Grade 2B à Grade 2: Inspeksi tampak, palpasi teraba
484
68
Seorang perempuan usia 56 tahun datang ke klinik dengan keluhan BB yang
makin lama makin menurun sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
terbangun di malam hari untuk BAK hingga 4-5x. Pada pemeriksaan tanda vital
dijumpai TD 120/70, HR 90, RR 20, T 37. Pemeriksaan fisik dialam batas normal. BB
80kg, TB 160cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil GDS 220, GDP 170, HbA1c
8,9. Dokter kemudian memberikan pengobatan berupa metformin dan sitagliptin.
Golongan obat sitagliptin serta efek samping yang ditimbulkan yang benar
adalah
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut
Seorang perempuan usia 56 tahun datang ke klinik dengan keluhan BB yang
makin lama makin menurun sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
terbangun di malam hari untuk BAK hingga 4-5x. Pada pemeriksaan tanda vital
dijumpai TD 120/70, HR 90, RR 20, T 37. Pemeriksaan fisik dialam batas normal. BB
80kg, TB 160cm. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil GDS 220, GDP 170, HbA1c
8,9. Dokter kemudian memberikan pengobatan berupa metformin dan sitagliptin.
Golongan obat sitagliptin serta efek samping yang ditimbulkan yang benar
adalah
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut
Tatalaksana Diabetes Mellitus
(PERKENI, 2021)
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan produksi Jarang
Metformin glukosa hati, menambah Masalah GI tract,
menyebabkan
(dikonsumsi sensitivitas terhadap insulin kontraindikasi pada
hipoglikemia,
Biguanida bersamaan Sediaan : 500,850,1000 pasien gagal ginjal,
menurunkan risiko
atau sesudah Dosis harian : 500-3000 dehidrasi, KI pada
Frekuensi : 1-3x/hari kardiovaskular,
makan) LFG <30
menurunkan BB
489
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan
Risiko hipoglikemia,
Metiglinid Repaglinide Meningkatkan sekresi insulin glukosa
BB naik
postprandial
Menambah sensitivitas BB naik, risiko fraktur
Pioglitazone terhadap insulin meningkat pada
Thialozidi- (tidak Sediaan : 15,30 Menurunkan TGA,
perempuan
nedione tergantung Dosis harian : 15-45 meningkatkan HDL
Frekuensi : 1x/hari menopause, KI
jadwal makan)
pada CHF
490
Terapi Oral Anti Diabetik
491
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelasx Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Tidak
menyebabkan
Gangguan GI
Agonis Meningkatkan sekresi hipoglikemia,
Liraglutide, tract,
reseptor insulin, menghambat menurunkan
dulaglutide pankreatitis
GLP-1 sekresi glukagon risiko
akut
kardiovaskular,
menurunkan BB
• Rapid
acting
Efektif
• Short
menurunkan
acting
Menekan produksi gula darah, Hipoglikemia,
• Intermedia
Insulin glukosa hati, stimulasi baik digunakan BB naik, tidak
te acting
penggunaan glukosa untuk pasien nyaman
• Basal
infeksi, ibu
insulin
hamil
analogs
• premixed
492
A. DPP IV inhibitor – Peningkatan risiko fraktur à ES dijumpai pada
Thiazolidinedione
B. SGLT-2 inhibitor – Masalah GI tract à SGLT 2 inhibitor: Dapaglifozin,
canaglifozin, masalah GI tract dijumpai pada pemghambat alfa
glukosidase
C. DPP IV inhibitor – Pankreatitis akut
D. SGLT-2 inhibitor – Peningkatan kreatinin à SGLT 2 inhibitor: Dapaglifozin,
canaglifozin
E. GLP-1 agonis – Pankreatitis akut à GLP-1 Agonis: Liraglutide, dulaglutide
493
69
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
sebelah kanan. Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Keluhan dialami
dalam 2 hari ini. Demam tidak dijumpai, penurunan BB tidak dijumpai. Pada
peemriksaan TTV dijumpai 140/80, 98, RR 20, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai nyeri CVA (+). Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar kalsium
dan paratiroid yang meningkat. Kadar fosfat rendah. Pada pemeriksaan foto
abdomen dijumpai adanya gambaran radioopak pada ginjal kanan.
Penyebab timbulnya batu pada ginjal kemungkinan karena?
A. Adenoma paratiroid
B. Karsinoma paratiroid
C. Adenoma tiroid
D. Karsinoma paratiroid
E. Adenoma adrenal
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
sebelah kanan. Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Keluhan dialami
dalam 2 hari ini. Demam tidak dijumpai, penurunan BB tidak dijumpai. Pada
peemriksaan TTV dijumpai 140/80, 98, RR 20, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai nyeri CVA (+). Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar kalsium
dan paratiroid yang meningkat. Kadar fosfat rendah. Pada pemeriksaan foto
abdomen dijumpai adanya gambaran radioopak pada ginjal kanan.
Penyebab timbulnya batu pada ginjal kemungkinan karena?
A. Adenoma paratiroid
B. Karsinoma paratiroid
C. Adenoma tiroid
D. Karsinoma paratiroid
E. Adenoma adrenal
1
Etiologi
Manifestasi Klinis
Primer
• Nefrolitiasisàterbentuknyabatuakibattingginyakalsiumdalalmurin
• PoliuriaàakibatgangguanreabsorpsiNatrium dan air
• Nyeritulangàakibatdemineralisasitulangberlebihan
• Konstipasi & kelemahan otot
• Gangguan kognitif
Sekunder
Pemeriksaan Penunjang
Hiperparatiroidisme
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Tersier
Gejala Neurologik:
- Chvostek sign : kontraksi otot
PTH ↓
wajah QT memanjang pada
Hipoparatiroid - Hipokalsemia
- Trosseau sign : spasme hipokalsemia
- Hiperfosfatemia
karpopedal
- Parestesia, spasme
501
70
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan wajah yang semakin
membulat. Pasien juga mengaku BB semakin meningkat dalam 2 bulan terakhir
ini. Pasien mengaku sering merasa lemas dan dijumpai garis kemerahan di
daerah paha. Pemeriksaan tanda vital dijumpai TD 160/90, HR 92, RR 20 T 36,5.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai striae (+), IMT pasien 32. Pada pemeriksaan
dengan deksametason dosis tinggi dijumpai penurunan kortisol.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Addison disease
B. Cushing syndrome
C. ACTH ectopic
D. Cushing disease
E. Krisis adrenal
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan wajah yang semakin
membulat. Pasien juga mengaku BB semakin meningkat dalam 2 bulan terakhir
ini. Pasien mengaku sering merasa lemas dan dijumpai garis kemerahan di
daerah paha. Pemeriksaan tanda vital dijumpai TD 160/90, HR 92, RR 20 T 36,5.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai striae (+), IMT pasien 32. Pada pemeriksaan
dengan deksametason dosis tinggi dijumpai penurunan kortisol.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Addison disease
B. Cushing syndrome
C. ACTH ectopic
D. Cushing disease
E. Krisis adrenal
3B
Definisi
• Gangguanendokrinakibatkadarkortisolberlebihdidalamtubuh
Manifestasi Klinis
Tanda Gejala
Distribusi Lemak Dewasa
• Buffalo hump • Perubahan selera makan
• Obesitas sentral • Penurunan konsentrasi berpikir
• Moon face • Penurunan Libido
• Kenaikan BB • Kelelahan
Dexamethasone suppression
test low dose
o Dengan pemberian DST 1 mg
àpada orang normal
seharusnya kortisol
tersupresi akibat mekanisme
negative feedback
àhasilnya kortisol menurun.
o Pada cushing syndrome
karena baseline sudah
hiperkortisolisme, dengan
pemberian dexa kadar
kortisol tidak tersupresi.
507
Gangguan Adrenal
DST dosis rendah (1 mg)
Buffalo hump. Obesitas sentral, Moon • ACTH ↓ : Kortikosteroid eksogen • Tappering off kortikosteroid
Meningkat face, Kenaikan BB Cushing Syndrome
• Mitotane 5 mg
• ACTH ↑ : Cushing disease / ACTH
Ectopic
Cosyntropin Test
Kortisol
509
71
Seorang perempuan usia 50 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan
kesadaran yang menurun yang dialami sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
luka pada kaki sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat DM dijumpai sejak 10 tahun yang
lalu dan tidak teratur minum obat. Pemeriksaan tanda vital dijumpai kesadaran
sopor, TD 110/60, HR 82, RR 20, T 36,8. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 450 mg/dl.
Pemeriksaan AGDA dijumpai pH 6,3, HCO3 rendah dan pemeriksaan elektrolit
dijumpai anion gap yang tinggi.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Sepsis
B. Ketoasidosis diabetik
C. Ketidakseimbangan elektrolit
D. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
E. Drug induced hipoglikemik
Seorang perempuan usia 50 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan
kesadaran yang menurun yang dialami sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
luka pada kaki sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat DM dijumpai sejak 10 tahun yang
lalu dan tidak teratur minum obat. Pemeriksaan tanda vital dijumpai kesadaran
sopor, TD 110/60, HR 82, RR 20, T 36,8. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 450 mg/dl.
Pemeriksaan AGDA dijumpai pH 6,3, HCO3 rendah dan pemeriksaan elektrolit
dijumpai anion gap yang tinggi.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Sepsis
B. Ketoasidosis diabetik
C. Ketidakseimbangan elektrolit
D. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
E. Drug induced hipoglikemik
3B
Klasifikasi
DKA HHS
Etiologi Tatalaksana
515
72
Seorang pria usia 78 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku
hanya tiduran saja di bed sejak tadi pagi. Pasien selama ini memiliki riwayat
penyakit gula sejak 20 tahun yang lalu dan rutin meminum obat. Akhir-akhir ini
pasien sudah mulai pikun dan menurut pengakuan keluarga, pasien diketahui
mengkonsumsi 2 tablet sekaligus OAD yang seharusnya hanya dikonsumsi 1
tablet. Pemeriksaan TTV TD 100/60, HR 70, RR 18, T 36,7 Sens CM. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 50.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah
A. Berikan larutan air gula 5-10 g
B. Berikan larutan air gula 15-20 g
C. Berikan infus D10% 150 cc
D. Berikan infus D5% 150 cc
E. Berikan infus D20% 75cc
Seorang pria usia 78 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien mengaku
hanya tiduran saja di bed sejak tadi pagi. Pasien selama ini memiliki riwayat
penyakit gula sejak 20 tahun yang lalu dan rutin meminum obat. Akhir-akhir ini
pasien sudah mulai pikun dan menurut pengakuan keluarga, pasien diketahui
mengkonsumsi 2 tablet sekaligus OAD yang seharusnya hanya dikonsumsi 1
tablet. Pemeriksaan TTV TD 100/60, HR 70, RR 18, T 36,7 Sens CM. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan lab dijumpai GDS 50.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah
A. Berikan larutan air gula 5-10 g
B. Berikan larutan air gula 15-20 g
C. Berikan infus D10% 150 cc
D. Berikan infus D5% 150 cc
E. Berikan infus D20% 75cc
4A
3B
Tatalaksana
• Ringan :
• glukosa murni 15 – 20 g (setara 2-3 sendok makan gula pasir) yang
dilarutkan dalam air (periksa GD setelah 15 menit)
• Berat :
• Infus D10% 150cc dalam 15 menit atau D40% 25 cc (periksa GD 15 menit, jika
belum mencapai target, bisa diulang dan monitor GD setiap 1-2 jam).
PERKENI 2021 à D20% 75-100cc dalam 15 menit
• Maintenance : D10% dg kecepatan 100cc/jam
Tatalaksana Alternatif
• Glukagon 1 mg IM
Hipoglikemia
Klasifikasi Kadar Gula Whipple Triad
Derajat Keparahan
Ringan à Berat à
Compos Mentis Penurunan Kesadaran
D10% 150cc
Glukosa Oral 15– 20g
D40% 25cc
D20% 75-100cc à PERKENI 2021
521
Batch Februari
2023
73
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki dan wajah
bengkak setelah bangun tidur. Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya mengeluh
sakit tenggorokan dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan TD 138/90, HR
100, RR 18, T 36.8. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting pada
ekstremitas pasien.
Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah
A. USG Abdomen
B. Rontgen thorax AP/PA
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen
E. BUN dan kreatinin darah
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki dan
wajah bengkak setelah bangun tidur. Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya
mengeluh sakit tenggorokan dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan TD
138/90, HR 100, RR 18, T 36.8. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting
pada ekstremitas pasien.
Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah
A. USG Abdomen
B. Rontgen thorax AP/PA
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen
E. BUN dan kreatinin darah
3A
Sindrom Nefritik
Definisi
• Sekumpulan tanda dan gejala yang disebabkan oleh kerusakan kapiler akibat inflamasi
glomerulus
Klasifikasi
Akut
• Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcal (GNAPS) : paling sering di anak-anak
• Crescentic/Rapidly Progressive Glomerulonephritis (RPGN)
Kronik
• IgA nefropati/Berger disease
• Nefritis herediter
• Thin basement membrane disease
526
3A
Sindrom Nefritik
Manifestasi Klinis
• Edema pitting : tidak separah sindroma nefrotik
• Hematuria : urin kemerahan seperti air cucian daging atau cola
• Proteinuria < 3.5 g/hari
• Hipertensi
• Oliguria
• Azotemia
527
3A
Sindrom Nefritik
Pemeriksaan Penunjang
528
3A
Sindrom Nefritik
Tatalaksana
• Suportif: diet rendah garam, restriksi cairan
• Medikamentosa:
• Antihipertensi: ACE-i atau ARB untuk mengurangi proteinuria, mengatasi HT dan
memperlambat perburukan ginjal
• Diuretik loop untuk mengatasi edema
• Spesifik:
• GNAPS: Antibiotik
• Lupus Nefritis, MPGN: Imunosupresan
529
A. USG Abdomen à tidak diperlukan
B. Rontgen thorax AP/PA à tidak ada indikasi
C. Urinalisis
D. CT-Scan abdomen à tidak diperlukan
E. BUN dan kreatinin darah à dapat dilakukan selanjutnya, untuk mengetahui
azotemia
74
Seorang anak perempuan, 10 tahun, datang dengan keluhan BAK sedikit sejak 1
hari yang lalu. Anak lemas dan tidak mau bermain dengan teman-temannya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Ureum 300 mg/dl, kreatinin 20 mg/dl. Pasien didiagnosis
dengan Acute Kidney Injury.
Derajat AKI yang dialami pasien menurut kriteria RIFLE yaitu
A. Risk
B. Injury
C. Failure
D. Loss
E. End stage
Seorang anak perempuan, 10 tahun, datang dengan keluhan BAK sedikit sejak 1
hari yang lalu. Anak lemas dan tidak mau bermain dengan teman-temannya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Ureum 300 mg/dl, kreatinin 20 mg/dl. Pasien didiagnosis
dengan Acute Kidney Injury.
Derajat AKI yang dialami pasien menurut kriteria RIFLE yaitu
A. Risk
B. Injury
C. Failure
D. Loss
E. End stage
2
Definisi
• Gangguan filtrasi ginjal dan fungsi ekskresi selama beberapa hari hingga beberapa
minggu, mengakibatkan retensi nitrogen dan produk sisa lainnya.
Klasifikasi
Temuan Klinis
535
2
Definisi
• Peningkatan serum keratinin (SCr) >= 0,3 mg/dL dalam 48 jam; atau
• Peningkatan SCr >= 1,5 kali dari baseline; yang dilihat dalam 7 hari sebelumnya; atau
• Volume urin < 0,5 ml/kgBB/jam selama 6 jam
Derajat Kelas Kretinin Serum atau Kriteria GFR Kriteria Output Urine
Kreatinin serum x 1.5 atau
1 Risk Penurunan GFR >25%
<0.5 mL/kg/jam x 6 jam
Uremia • Sindromuremia
yangditandaidenganpenurunankesadaran,perikarditis,kejang,dll
• Terutamahiperkalemia(K >
ElektrolitImabalans 6,5meq/L)atauterdapatperubahanEKG
Definisi
Klasifikasi
Klasifikasi Keterangan
Berdasarkan Asimptomatik: ditemukannya bakteriuria bermakna tanpa disertai keluhan ataupun tanda klinis
Tanda Klinis Simtomatik: ditemukannya bakteriuria bermakna disertai dengan keluhan dan tanda klinis ISK
Nonkomplikata: ISK bawah pada wanita dewasa tanpa kelainan struktur/fungsi pada saluran kemih
Berdasarkan Komplikata: ISK pada anak-anak, ISK apapun pada laki-laki dewasa dan wanita hamil, ISK atas pada
Komplikasi perempuan, ISK pada gangguan structural saluran kemih, ISK yang menyebabkan sepsis, gagal ginjal,
atau organ lain
IAUI
Infeksi Saluran Kemih
•Tanda Kllinis : Asimptomatik dan Simptomatik •Pyelonefritis:
Klasifikasi •Anatomis: Atas dan Bawah •Demam, mual muntah
•Komplikasi: Non komplikata dan Komplikata •Nyeri pinggang
•Nyeri ketok CVA +
•Cystitis:
Manifestasi •Umumnya tidak demam
Klinis •Disuria
•Anyang-anyangan
• Eschericia coli à Bakteri batang gram -, 80-90%
penyebab umum ISK •Nyeri tekan suprapubik +
• Staphylococcus aureus à Bakteri batang gram + •Urethritis:
Etiologi • Pseudomonas sp à penyebab tersering ISK karena •Disuria
infeksi dari kateter •Duh tubuh +
• Proteus mirabilis à penyebab ISK pada laki-laki
• Klebsiella sp
•Pyelonefritis: Ciprofloxacin 2x500mg selama 7-14 hari
•Sistitis: Kotrimoksazol 2x160/800mg selama 3 hari
•Urinalisis Tatalaksana •ISK pada ibu hamil
•Pyuria •Amoksisilin 3xx500 mg (sistitis 5-7 hari,
Pemeriksaan •Leukosit esterase (+) pyelonefritis 10-14 hari)
Penunjang •Nitrit (+)
•Kultur Urin : Gold Standard
•Radiologi
Tata LaksanaTatalaksana
Bila ada indikasi rawat inapà Antibiotik IV 14 hari : Indikasi Rawat Inap (ISK Berat):
• Levofloksasin 1x500 mg IV • Tidak mampu minum obat PO
• Ciprofloxacin 2 x 400 mg IV • Komorbid (batu saluran kemih, DM, usia lanjut)
• Ceftriaxone 1x1 g IV • Gangguan hemodinamik
• Sepsis
A. Ciprofloxacin 2x500 mg PO 7-14 hari à pasien alergi obat gol. kuinolon
B. Amoksisilin 3x500 mg PO 7 hari à DOC untuk ISK bawah pada ibu hamil
C. Cotrimoxazole 2x160/800 mg 10 hari
D. Levofloxacin 1x750 mg IV à pasie tidak memiliki indikasi rawat inap
E. Ceftriazone 1x1 gr IV à pasien tidak memiliki indikasi rawat inap
76
Seorang perempuan, 60 tahun, datang ke puskesmas untuk kontrol hipertensi yang
dimilikinya sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 156/94, HR 90, RR 18, T 37.2.
Target tekanan darah pasien yang sesuai dengan JNC VIII adalah?
A. <150/80
B. <150/90
C. <140/80
D. <140/90
E. <130/80
Seorang perempuan, 60 tahun, datang ke puskesmas untuk kontrol hipertensi yang
dimilikinya sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 156/94, HR 90, RR 18, T 37.2.
Target tekanan darah pasien yang sesuai dengan JNC VIII adalah?
A. <150/80
B. <150/90
C. <140/80
D. <140/90
E. <130/80
4A
Definisi
Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang
makan OAH. Pengukuran dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan dengan posisi
duduk dan telah beristirahat 5 menit.
Klasifikasi
Diuretik Tiazid
Antihipertensi Antagonis
lain Kalsium
ACE-inhibitor
4A
Krisis Hipertensi
Hipertensi essensial /
Hipertensi Sekunder Urgensi Emergensi
primer
(-) Underlying disease (+)Underlying disease (-) Kerusakan organ (+) Kerusakan organ
553
A. <150/80 à bukan target TD
B. <150/90 à target TD usia > 60 tahun tanpa CKD/DM
C. <140/80 à bukan target TD
D. <140/90
E. <130/80 à pre-hipertensi
Batch Februari
2023
77
Seorang bayi usia 3 hari datang ke RS karena badan kaku tidak mau menyusu
mulut kaku Riwayat bayi lahir ditolong dukun beranak Pemeriksaan fisik
didapatkan tonus otot spasme trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau
busuk dan tampak ada pus. Pemeriksaan lab leukosit meningkat.
Tatalaksana awal yang dilakukan adalah?
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT
D. Pemberian antibiotik
E. Injeksi vit K
Seorang bayi usia 3 hari datang ke RS karena badan kaku tidak mau menyusu
mulut kaku Riwayat bayi lahir ditolong dukun beranak Pemeriksaan fisik
didapatkan tonus otot spasme trismus dan pada umbilicus bayi tercium bau
busuk dan tampak ada pus. Pemeriksaan lab leukosit meningkat.
Tatalaksana awal yang dilakukan adalah?
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT
D. Pemberian antibiotik
E. Injeksi vit K
3
B
Definisi
• Tetanus neonatorum (disease of the seventh day) merupakan tetanus generalisata yang terjadi
pada neonatus akibat adanya inokulasi kuman C.tetani yang terjadi pada saat persalinan
maupun sesaat setelah persalinan
Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif berspora, anaerob obligat) pada pewarnaan mikrobiologi
tampak “drumstick appearance” atau “tennis racket”
559
3
B
Patofisiologi
• Spora C. tetani melepaskan 2 jenis toksin, yaitu tetanolisin (menyebabkan hemolisis) dan
tetanospasmin (menyebabkan spasme otot)
• Kedua toksin ini akan berikatan dengan neuron dan kemudian menimbulkan gejala klinis
Manifestasi Klinis
• Iritabilitas
• Kesulitan untuk menetek
• Rigiditas dengan spasme
• Grimacing
Pemeriksaan Fisik
Penanganan disautonomia
561
A. Bersihkan talipusat dengan Nacl 0 9→ bukan tx awal
B. Diazepam dan ATS
C. Injeksi TT → profilaksis, kurang tepat
D. Pemberian antibiotik → bukan tx awal, tapi tx definitif
E. Injeksi vit K → kurang tepat
78
Seorang bayi berusia 1 hari tampak kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di
tolong bidan secara spontan pervaginam, dengan berat badan lahir 2800 dan
apgar skor 7/8/9, TTV dalam batas normal. Diketahui ibu bergolongan darah O
rhesus (+) dan ayah bergolongan darah A rhesus (+).
Apa kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. Inkompatibilitas Rhesus
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier
D. Hepatitis A
E. Leptospirosis
Seorang bayi berusia 1 hari tampak kuning sejak 12 jam yang lalu. Anak lahir di
tolong bidan secara spontan pervaginam, dengan berat badan lahir 2800 dan
apgar skor 7/8/9, TTV dalam batas normal. Diketahui ibu bergolongan darah O
rhesus (+) dan ayah bergolongan darah A rhesus (+).
Apa kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. Inkompatibilitas Rhesus
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier
D. Hepatitis A
E. Leptospirosis
Diagnosa Banding Ikterus Neonatorum
Fisiologis Patologis
Breastfeeding Jaundice (BFJ) Breastmilk Jaundice (BMJ) Inkompatibilitas Resus Inkompatibilitas ABO
• Ibu Resus (-), anak Resus (+) • Ibu Gol. O, anak A/B
• Kurang ASI (<8x/hari) • ASI cukup
• Kehamilan kedua dst • Kehamilan pertama
• usia 2 – 5 hari • usia 5 – 10 hari
• Coombs test (+) • Coombs test (+/-)
566
2
Definisi Etiologi
Klasifikasi/Tipe
• Inkompatibilitas Resus
• Inkompatibilitas ABO (tersering)
567
2
568
Tatalaksana
Pre-natal
Post-natal
● Transfusi darah intrauterine terutama pada
inkompatibilitas rhesus, untuk mencegah terjadinya ● Anemia transfusi tukar pada janin
hydrops fetalis ● Pada kondisi hiperbilirubinemia, dapat dilakukan
● Injeksi Anti-D (RhoGAM) cegah terbentuknya fototerapi dan transfusi tukar
antibodi pada ibu ● Pada kasus berat, dapat diberikan immunoglobulin
intravena (IVIg)
569
A. Inkompatibilitas Rhesus → kurang tepat, karena rhesus ibu (+)
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier → BAB dempul
D. Hepatitis A → TTV dalam batas normal, tidak ada riwayat transmisi
E. Leptospirosis → TTV dalam batas normal, tidak ada riwayat transmisi
79
Anak perempuan usia 3 tahun datang diantar orang tua setelah dikeluhkan
pertumbuhan anaknya selalu dibawah garis normal. compos mentis , moonface,
rambut jagung, edema kaki, kulit kering dan mengelupas. Dilakukan pemeriksaan
GDS 35mg/dl.
Tatalaksana yang paling tepat adalah…
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT
C. Resus Nacl 0.9%
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO
Anak perempuan usia 3 tahun datang diantar orang tua setelah dikeluhkan
pertumbuhan anaknya selalu dibawah garis normal. compos mentis, moonface,
rambut jagung, edema kaki, kulit kering dan mengelupas. TTV dalam batas
normal. Dilakukan pemeriksaan GDS 35mg/dl.
Tatalaksana yang paling tepat adalah…
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT
C. Resus Nacl 0.9%
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO
Gizi Buruk
Gizi Buruk
Antoprometri : BB/PB <-3SD
Klasifikasi Klinis
Marasmus Kwarsiorkor
• Kekurangan Kalori Marasmus • Kekurangan Protein
• Wajah tua (Old man face) • Edema
• Baggy Pants Kwarsiorkor • Rambut Jagung
• Iga gambang • Atrofi otot
Fase: STR
Stabilisasi (Hari 1-2) F75 80-100kkal/kg
Atasi Hipoglikemi Dextrose à 10% 5cc/kg
Tatalaksana Atasi Hipotermi
Atasi Dehidrasi à Resomal 5cc/kg / 30 menit
Transisi (Hari 3-7) F100 100-150kkal/kg
Rehabilitasi (Minggu 2-6) F135 150-220kkal/kg
574
1. Atasi hipoglikemia (GDS<54 mg/dl)
• Bila anak sadar → beri 50ml glukosa 10% atau 10% sukrosa (1 sdt gula + 50ml air) per oral atau NGT diikuti first feed F75 segera
• Lanjutkan F75 tiap 2 jam; dalam 24 jam; lalu lanjutkan tiap 2 atau 3 jam.
• Bila anak tidak sadar → beri glukosa IV 10% (5ml/kg) diikuti 50ml glukosa 10% atau sukrosa via NGT, lanjutkan dengan F75.
3. Atasi dehidrasi
• Koreksi elektrolit selama minimal 2 minggu dengan menambahkan extra substansi dalam makanan
• Koreksi Kalium: extra Kalium (3-4 mmol/kgBB/hari)
• Koreksi Magnesium: extra Magnesium (0.4-0.6 mmol/kgBB/hari)
575
5. Obati Infeksi
576
7. Pemberian makan
• Pemberian makanan F-75 dalam jumlah sedikit namun sering (Oral atau NGT)
• Kebutuhan zat gizi anak gizi buruk menurut fase terapi:
Zat Satuan STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Energi kkal/kgBB/hari 80-100 100-150 150-220
Protein g/kgBB/hari 1-1,5 2-3 4-6
130 atau 100
Cairan ml/kgBB/hari 150 150-200
bila edema
8. Mencapai kejar-tumbuh
9. Beri stimuli fisik, sensorik, dan dukungan emosional 10. Persiapan tindak lanjut di rumah
• Perawatan dengan kasih sayang • Pemberian makan dengan kandungan energi dan nutrient
• Kegembiraan dan lingkungan nyaman yang memadai, kontrol teratur
• Terapi bermain 15-30 menit/hari • Berikan terapi bermain yang terstruktur
• Aktivitas fisik • Memberikan imunisasi booster
• Memberikan vitamin A setiap 6 bulan
577
A. Diberikan larutan gula dan garam via NGT→ gula saja
B. Bolus dextrose 10% dan larutan gula via NGT → “dan” kurang tepat
C. Resus Nacl 0.9% → tidak tepat
D. Larutan gula PO
E. Larutan gula dan garam PO→ gula saja
80
Seorang anak datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir
darah Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut
Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90 x/m, RR 26 x/m,
suhu 37 4 C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis
feses didapatkan eritrosit leukosit mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit
Kristal Charchot Leyden.
Apakah diagnosis pasien?
A. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli
B. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae
C. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa
D. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica
E. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
Seorang anak datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir
darah. Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut
Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90 x/m, RR 26 x/m,
suhu 37 4 C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis
feses didapatkan eritrosit leukosit mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit
Kristal Charchot Leyden.
Apakah diagnosis pasien?
A. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli
B. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae
C. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa
D. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica
E. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
1
Definisi
Infeksi saluran cerna yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah
Jumlah diare > 10x, lendir, merah sergar 6-8x/hari, lendir, merah gelap
Ph basa asam
iritasi dan peradangan kulit bayi akibat penggunaan popok ditandai dengan kemerahan pada kulit bayi di daerah pantat, lipat
paha, dan kelamin.
Etiologi
• Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok sehingga memicu iritasi
pada kulit bayi yang sensitif
• Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat
• Tipe kulit sensitif
• Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi,
detergen, atau bahan pelembut pakaian
• Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja
serta frekuensi buang air besar
• Infeksi bakteri atau jamur, karena kulit tertutup popok terlalu lama sehingga
menjadi lembap dan hangat → jamur ada satelit lession
588
3
B
Tatalaksana
● Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang terlalu ketat.
● Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
● Seka kulit bayi secara perlahan sampai kering sebelum memakaikan popok baru.
● Hindari penggunaan bedak bayi pada ruam popok, karena bisa memperparah iritasi kulit.
● Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat
memicu iritasi dan memperparah ruam.
● Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari
popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam popok akan makin rendah dan penyembuhan ruam popok akan makin
cepat.
● Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
● Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim pelembab untuk ruam popok yang dijual bebas. Pilih krim yang mengandung zinc
oxide, zinc gluconate, atau petroleum jelly. Namun, hindari obat oles yang mengandung difenhidramin atau asam salisat,
kecuali atas anjuran dokter.
589
A. Ganti popok 4-6 jam dan berikan antijamur → kurang tepat, tidak ada lesi
satelit
B. Ganti popok 3-4 jam dan berikan pelembab
C. Ganti popok dan Berikan antibiotik pada lesi → kurang tepat, bukan infeksi
bakteri
D. Ganti popok dan Berikan salep kortikosteroid → kurang tepat, meningkatkan
risiko infeksi jamur
E. Ganti popok dan rehidrasi IV → kurang tepat
82
Seorang anak laki laki berusia 1 bulan datang ke puskesmas dengan keluhan
sesak nafas. Sesak nafas dari lahir dan semakin memberat sampai saat ini.
Riwayat saat minum asi semakin terlihat sesak dan terkadang muntah susu. Tensi
80/65, rr 34, hr 86, suhu 38. Ekstrimitas dingin, pucat, basah. Bunyi paru vaskuler
dan terdengar bunyi peristaltik di lapang paru kiri bawah.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Pneumonia
B. Hernia diafragmatika
C. PDA
D. Ventrikuler septal defect
E. Bronkiolitis
Seorang anak laki laki berusia 1 bulan datang ke puskesmas dengan keluhan
sesak nafas. Sesak nafas dari lahir dan semakin memberat sampai saat ini.
Riwayat saat minum asi semakin terlihat sesak dan terkadang muntah susu. Tensi
80/65, rr 34, hr 86, suhu 38. Ekstrimitas dingin, pucat, basah. Bunyi paru vaskuler
dan terdengar bunyi peristaltik di lapang paru kiri bawah.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Pneumonia
B. Hernia diafragmatika
C. PDA
D. Ventrikuler septal defect
E. Bronkiolitis
Definisi
kerusakan diaphragma yang membatasi rongga dada dan perut, yang menyebabkan organ abdomen janin masuk kedalam rongga
dada janin.
Klasifikasi
Hernia Bochdalek: diafragma bagian posterior terbentuk celah Hernia Morgagni: adanya gap (celah) triangular parasternal yang
karena fusi inkomplete pada pars lumbaris dan pars costalis. disebut dengan gap Morgagni (kanan) dan gap Larrey (kiri) yang
Hernia jenis ini paling sering terjadi pada sisi kiri. terbentuk karena kegagalan penutupan diafragma pars sternalis
dan pars costalis.. Paling banyak terjadi di sebelah kanan karena
pada bagian kiri lebih kuat setelah disupport oleh pericardium.
Penegakan diagnosis
Tatalaksana
• Penanganan dengan prosedur EXIT ( ex utero intrapartum technique) dan ECMO (extracorporeal membrane oxygenation)
• dimana bayi dilahirkan perlahan dengan tujuan untuk pemasangan ECMO. ECMO bertujuan agar bayi mendapatkan supply
oksigen selama proses persalinan dan memberi kesempatan pada tim untuk menilai seberapa berat keadaan bayi, sehingga
dapat diputuskan apakah diperlukan tindakan operasi emergensi untuk memperbaiki CDH.
A. Pneumonia → bunyi bukan peristaltik, rhonki
B. Hernia diafragmatika
C. PDA → bunyi machinary murmur
D. Ventrikuler septal defect →murmur
E. Bronkiolitis→ kurang tepat, bunyi wheezing
83
Seorang ibu memeriksakan anak laki laki nya yang berumur 11 tahun. Keluhan
dari anak tersebut adalah pertumbuhan yang tidak normal dibanding teman
seusianya. Anak sangat tinggi pertambahan tingginya 4 cm/tahun. Pasien juga
dikeluhkan perkembangan alat kelaminnya terhambat. Pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis?
A. Syndrom Turner
B. Syndrom Prader willi
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan
E. Syndrom Jacob
Seorang ibu memeriksakan anak laki laki nya yang berumur 11 tahun. Keluhan
dari anak tersebut adalah pertumbuhan yang tidak normal dibanding teman
seusianya. Anak sangat tinggi pertambahan tingginya 4 cm/tahun. Pasien juga
dikeluhkan perkembangan alat kelaminnya terhambat. Pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis?
A. Syndrom Turner
B. Syndrom Prader willi
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan
E. Syndrom Jacob
Kelainan Genetik
SINDROM PENJELASAN
• Perempuan – 45 XO
• Kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik dan dilahirkan tanpa ovari
SINDROMA TURNER dan uterus
• Ciri : tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di sekitar leher, wajah anak kecil, tangan kaki
bengkak
600
Kelainan Genetik
Sindrom Turner Sindrom Klinefelter
Perempuan 45 XO
Klinis: Laki-Laki 47 XXY
• Perawakan pendek Klinis:
• Webbed neck • Perawakan tinggi
• Shield chest (dada • Ginekomasti
lebar) • Atrofi Testis
• Gangguan Jantung Diagnosis:
Diagnosis: • Hypergonadotropic
• Hypergonadotropic Hypogonadism
Hypogonadism • ↑ FSH, ↑ LH
• ↑ FSH, ↑ LH
A. Syndrom Turner → kurang tepat, jenis kelamin pd perempuan
B. Syndrom Prader willi → kurang tepat
C. Syndrom Klinefelter
D. Syndrom Marfan → kurang tepat, kelainan jaringan ikat
E. Syndrom Jacob → kurang tepat, tidak ada hambatan alat kelamin
84
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesan hipertermi didapatkan wheezing dan rhonki basah
nyaring pada kedua lapang paru.Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat.
Apakah diagnosis dan terapi yang sesuai pada pasien
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu
Pemeriksaan fisik kesan hipertermi didapatkan wheezing dan rhonki basah
nyaring pada kedua lapang paru.Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
hiperaerasi dan patchy infiltrat.
Apakah diagnosis dan terapi yang sesuai pada pasien
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA
3
B
Definisi
• Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun
Etiologi
• RSV (tersering)
• Rhinovirus
• Adenovirus
Faktor Risiko
• Sosioekonomi rendah, ortu perokok, prematuritas, PJB
Gejala Klinis
• Demam (tidak terlalu tinggi)
• Rhinorrhea, nasal discharge
• Batuk kering dan mengi→khas
606
3
B
Pemeriksaan Fisik
• Takipnea
• Wheezing (+)
• Retraksi dinding dada
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Suportif : oksigen, antipiretik, nebulisasi SABA
607
A. Bronkiolitis, Oksigen dan kortikosteroid sistemik → tidak perlu kortikosteroid
B. Bronkiolitis, Oksigen dan inhalasi SABA
C. Bronkiolitis, Antibiotik oral → tidak perlu karena virus
D. Bronkiolitis, Inhalasi LABA dan kortikosteroid → kurang tepat
E. Bronkiolitis, Antibiotik IV dan inhalasi LABA → kurang tepat
85
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ke poliklinik oleh orang tuanya
dengan keluhan sering berkeringat. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal, tinggi badan > 2 SD, macrocephaly, obesitas, dan
hiperhidrosis.
Apakah hal yang mendasari kondisi pasien?
A. Infeksi dan peradangan
B. Autoimun
C. Gangguan hormon tiroid
D. Gangguan hormon insulin
E. Gangguan hormon pertumbuhan
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ke poliklinik oleh orang tuanya
dengan keluhan sering berkeringat. Pada pemeriksaan didapatkan tanda vital
dalam batas normal, tinggi badan > 2 SD, macrocephaly, obesitas, dan
hiperhidrosis.
Apakah hal yang mendasari kondisi pasien?
A. Infeksi dan peradangan
B. Autoimun
C. Gangguan hormon tiroid
D. Gangguan hormon insulin
E. Gangguan hormon pertumbuhan
Gigamtisme Akromegali
Pada anak-anak , epifisial plate belum Pada dewasa, epifisal plate sudah menutup
menutup
Simetris Asimetris
TB >2, makrosefal, obesitas, hiperhidrosis, pertumbuhan kartilago di tangan, kaki, dagu, lidah.
frontal blossing, makrosefal, soft tissue Efek metabolik, peningkatan gula darah.
hipertropy Penyempitan arteri→ serangan jantung
1
Definisi
• Gigantisme merupakan keadaan dimana terjadi abnormalitas
pertumbuhan yang cepat oleh karena aktivitas insulin-like growth factor-
1(IGF-I) sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup.
Manifestasi Klinis
• Perawakan tinggi
• Obesitas ringan hingga sedang
• Makrosefali
• Pertumbuhan tangan dan kaki yang berlebihan, dengan kulit jari-jari
tangan dan kaki yang tebal
Diagnosis
• Kadar IGF-1
• Kadar Growth Hormone (GH)
• MRI kepala
A. Infeksi dan peradangan → TTV dalam batas normal
B. Autoimun → gejala tidak mengarah ke sini
C. Gangguan hormon tiroid → TTV normal, biasanya HR meningkat
D. Gangguan hormon insulin → gejala tidak mengarah ke sini
E. Gangguan hormon pertumbuhan
86
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan batuk terus menerus sejak satu
minggu lebih yang semakin tambah parah, batuk disertai dengan suara tarikan
napas dan beberapa kali muntah setelah batuk. Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Dari pemeriksaan didapatkan HR 110x/m, RR 22x, suhu 36.9’C, konjungtiva anemis
-/-, sklera icteric -/-, thorax dbn, abdomen dbn, akral dbn.
Apa pemeriksaan penunjang yang menjadi baku emas untuk kasus diatas?
A. Darah lengkap
B. X-ray thorax
C. BTA
D. Kultur
E. Serologis
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan batuk terus menerus sejak satu
minggu lebih yang semakin tambah parah, batuk disertai dengan suara tarikan
napas dan beberapa kali muntah setelah batuk. Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Dari pemeriksaan didapatkan HR 110x/m, RR 22x, suhu 36.9’C, konjungtiva anemis
-/-, sklera icteric -/-, thorax dbn, abdomen dbn, akral dbn.
Apa pemeriksaan penunjang yang menjadi baku emas untuk kasus diatas?
A. Darah lengkap
B. X-ray thorax
C. BTA
D. Kultur
E. Serologis
Pertussis/ Batuk Rejan / Batuk 100 hari
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri basil Gram negative Bordetella pertussis yang bisa menyebar melalui droplet.
Faktor Risiko
Fase
• Kataralis ( 1-7hari) : Flu like sindrome, Gejala minimal dengan/tanpa demam; rinorea; anoreksia, batuk bertambah
(paling infeksius)
• Paroksismal (7-14 hari ): Batuk paroksismal yang dicetuskan oleh pemberian makan (bayi) dan aktivitas; inspiratory
whooping; post-tussive vomiting. Muka merah atau sianosis; mata menonjol; lidah menjulur; lakrimasi; hipersalivasi;
distensi vena leher selama serangan; apatis; penurunan BB.
• Konvalesense (14-21 hari): Gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan
Tatalaksana
● Suportif umum→ terapi oksigen, ventilasi mekanik Usia Eritromisin Klaritromisin Azitromisin
jika dibutuhkan
● Observasi ketat pada bayi→cegah apneu, < 1 bulan 40-50mg/kg/hari Tidak 10mg/kg/hari dosis
sianosis, hipoksia terbagi 4 dosis direkomendasik tunggal selama
● ISOLASI selama ± 4 weeks (5-7 hari selesai tx AB) selama 14 hari an 5 hari
● Terapi AB
> 1 bulan 15 mg/kg/hari
● Beri vaksin DPT pada pasien pertussis dan tiap
terbagi 2 dosis
anak dalam keluarga
selama 7 hari
2023
87
Modifikasi : AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 56 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri terasa
tidak nyaman. Hal ini dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa mengganjal, gatal, dan mata sering berair.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80, N 90, RR 16, T 37. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6 dengan koreksi lensa +2,5. Inspeksi mata
sinistra tampak lipatan mata seperti pada gambar berikut. Snap test (+). Pada
pemeriksaan slit lamp, dokter tidak menemukan kelainan pada bulu mata.
Diagnosis?
A. Trikiasis
B. Distrikiasis
C. Entropion
D. Ektropion
E. Blefaritis
Modifikasi : AIPKI Batch April 2022
Perempuan, 56 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri terasa
tidak nyaman. Hal ini dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa mengganjal, gatal, dan mata sering berair.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80, N 90, RR 16, T 37. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6 dengan koreksi lensa +2,5. Inspeksi mata
sinistra tampak lipatan mata seperti pada gambar berikut. Snap test (+). Pada
pemeriksaan slit lamp, dokter tidak menemukan kelainan pada bulu mata.
Diagnosis?
A. Trikiasis
B. Distrikiasis
C. Entropion
D. Ektropion
E. Blefaritis
Gangguan Mata akibat Bulu Mata
Bulumatatumbuhpadate
Trikiasis
mpatnya
Kelopakmatanormal
Bulumatatidaktumbuhpa
datempatnya(padaKele Distrikiasis
njarMeibomian)
Bulumatamengarahkear
ahdalam
Terlipatkeluar Ektropion
Kelainan Lipatan Kelopak Mata
Entropion Ektropion
Malposisi à kelopak mata bawah (eversi)
Etiologi Malposisi à kelopak mata terlipat ke arah dalam (inversi)
à konjungtiva terpapar langsung ke dunia luar
Tanda dan
Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
- Entropion kongenital : kelainan m. retraktor palpebra - Ektropion kongenital
- Entropion spastik akut : spasme à digerakkan secara - Ektropion sikatrikal : akibat skar (fibrosis)
paksa - Ektoprion involusional/senilis : degenerative à kelemahan
Klasifikasi
- Entropion involusional : degenerative tonus otot orbikularis
- Pemeriksaan : Snap test - Ektropion mekanikal : adanya massa/tumor
- Entropion sikatrikal : trauma à fibrosis - Ektropion paralisis : paralisis Nervus Fasialis
- Farmakologi
- Artificial tears (untuk mencegah Dry Eye Syndrome)
Tatalaksana - Agen Imunosupresif (Dapsone)
- Neuromuskular blocking agent (BOTOX)
- Rekonstruksi palpebra
626
Jawaban lainnya
MED+EASY
631
Jawaban lainnya
636
3B
Tatalaksana
Medikamentosa Pembedahan
MED+EASY
ABCDE
3A
Tatalaksana
Trabekulektomi Iridektomi
Definitive
Jawaban lainnya
A. Acetazolamide
B. Latanoprost à tata laksana awal glaukoma kronik
C. Timolol à tepat, namun acetazolamide lebih diutamakan
D. Propanolol à beta blocker non selektif, pilihan yang kurang tepat
E. Pyridostigmine à inhibitor asetilkolinesterase, tx myasthenia gravis
90
Laki-laki, 33 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan merah
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya rasa mengganjal dan
sering berair. Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang petani dan jarang
menggunakan topi saat bekerja. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 110/70, N 80, RR
16, S 37. Dari pemeriksaan okuli dextra, dijumpai jaringan berbentuk segitiga yang
berada pada sisi temporal dan memanjang sampai ke tepi limbus.
Diagnosis yang tepat?
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II
C. Pterygium grade III
D. Pterygium grade IV
E. Pinguekula
Laki-laki, 33 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan merah
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya rasa mengganjal dan
sering berair. Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang petani dan jarang
menggunakan topi saat bekerja. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 110/70, N 80, RR
16, S 37. Dari pemeriksaan okuli dextra, dijumpai jaringan berbentuk segitiga yang
berada pada sisi temporal dan memanjang sampai ke tepi limbus.
Diagnosis yang tepat?
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II
C. Pterygium grade III
D. Pterygium grade IV
E. Pinguekula
3A
Pterygium Pinguecula
• Pertumbuhan jaringan
Patch / nodul putih kekuningan
Etiologi fibrovaskular
• Berbentuk segitiga
Sinar matahari (sinar UV), Idiopatik
Faktor Risiko Udara panas Degenerasi kolagen konjungtiva
Angin, debu
Visus Normal / menurun Normal
Tanda dan Mata berair
Gejala Mata merah
Konservatif Konservatif
Tatalaksana
Ekstirpasi pterygium Eksisi pinguekula
3A
Grade
Tatalaksana
Grade 1 & 2:
• Konservatif Grade 3 & 4 (visus terganggu):
• Artificial tears • Ekstirpasi
• Hindari matahari
Jawaban lainnya
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II à melewati limbus <2 mm
C. Pterygium grade III à melewati limbus >2 mm, tidak melewati pupil
D. Pterygium grade IV à melewati pupil
E. Pinguekula à tidak berbentuk segitiga
91
Perempuan, 50 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan tidak bisa
melihat secara tiba-tiba. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit maupun
terbentur sebelumnya. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 120/80, N 80, RR 16, S 37.
Pada pemeriksaan visus didapatkan OD 6/9, OS 1/300, pinhole (-). Pemeriksaan
segmen anterior kedua mata lapang, refleks fundus (-). Pada pemeriksaan
funduskopi, (+) perdarahan di seluruh kuadran.
Tata laksana?
a. Injeksi anti-VEGF intravitreal
b. Kortikosteroid intravitreal dosis tinggi
c. Heparin oral
d. Timolol IV
e. Merujuk pasien ke dokter Sp.M
Perempuan, 50 tahun, datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan tidak bisa
melihat secara tiba-tiba. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit maupun
terbentur sebelumnya. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 120/80, N 80, RR 16, S 37.
Pada pemeriksaan visus didapatkan OD 6/9, OS 1/300, pinhole (-). Pemeriksaan
segmen anterior kedua mata lapang, refleks fundus (-). Pada pemeriksaan
funduskopi, (+) perdarahan di seluruh kuadran.
Tata laksana?
a. Injeksi anti-VEGF intravitreal
b. Kortikosteroid intravitreal dosis tinggi
c. Heparin oral
d. Timolol IV
e. Merujuk pasien ke dokter Sp.M
OKLUSI = Sumbatan aliran darah à menyebabkan iskemia retina
649
PERBEDAAN
2
CRAO vs. CRVO
CRAO CRVO
Klinis Penurunan penglihatan secara mendadak
Monookular
Etiologi Emboli Faktor risiko:
Vaskulitis Stroke
Vasospasme Kondisi hiperkoagulasi
Sickle cell Glaukoma
Trauma Penekanan vena oleh massa tumor
Glaukoma
Diagnosis Retina pucat Edema diskus optic
Macular cherry red spot Perdarahan retina difus (blood and thunder
+/- defek pupil aferen appearance)
Tata Laksana Rujuk Sp. M dan Sp. N Rujuk Sp.M dan Sp. N
TPA intra-arterial Tidak ada terapi khusus
Masase manual à menurunkan TIO
650
Jawaban lainnya
Definisi
• Perubahanpembuluhdarahretinaakibathipertensidan
arteriosklerosis.
Manifestasiklinis
• Matatenangvisusturunperlahan
• NyerikepaladanmataàPadaderajat3>
655
Retinopati Hipertensi 2
Pemeriksaan
• Visus
• Funduskopi :
• FENOMENACROSSING (AV CROSSING),
• AV nicking,
• sklerosis
• Eksudat pada retina(cotton wool spot, hard exudate)
• Perdarahan retina(flame-shaped hemorrhage)
• Edemamacula
Retinopati Hipertensi 2
Funduskopi
Temuan Deskripsi
Arteri berkelok-kelok (tortuous) Akibat konstriksi arteriol retina
AV crossing dan AV nicking Vena sangat menyempit hingga arteri dapat melewatinya
Copper wire & silver wire Penebalan dan opasifikasi dinding arteriol
Akumulasi materi aksoplasmik akibat iskemia lapisan retina nerve
Cotton-wool spots (soft exudate)
fiber
Hard exudate Akumulasi lipid akibat arteriol yang mengalami kebocoran
Flame-shaped hemorrhage Perdarahan retina superfisialis
Dot blot hemorrhage Perdarahan retina profunda
Edema papil Pembengkakan diskus optik
657
Retinopati Hipertensi
Flame-Shape
Hard Exudate Dot Blot Hemorrhage Edema papil
Haemorrhage
658
Retinopati Hipertensi 2
Klasifikasi
Grade Funduskopi
Grade 1 Konstriksi arteriol retina
659
Retinopati Hipertensi 2
Tatalaksana
• Penurunantekanandarah
• Tanpaedemapapilàpenurunantekanandarahsecaraperlahan
• DenganedemapapilàpenurunantekanandarahsecaraSEGERA(emergensi)
• PerdarahanvitreusàVitrektomi
Jawaban lainnya
- Disebut juga dengan rabun JAUH - Disebut juga dengan rabun DEKAT
- Dikoreksi dengan lensa SFERIS (-) - Dikoreksi dengan lensa SFERIS (+)
- Kriteria: - Kriteria:
- Low (<-3,0) - Ringan ( +0,25 s/d +3,0)
- Medium ( -3,0 s/d -6,0) - Sedang ( +3,25 s/d +6,0)
- High ( > -6,0) - Berat ( > +6,0)
665
Hipermetropia 4A
Hipermetropia Total
Hipermetropia Manifest
Hipermetropia Latent
Hipermetropia Absolut Hipermetropia Fakultatif
Definisi
•Trauma pada kelopak mata yang dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun tumpul.
Klasifikasi
•Partial-thickness
•Keterlibatan struktur superfisial (epidermis, dermis dan jaringan subkutan)
•Full-thickness
•Keterlibatan lapisan posterior, lempeng tarsal, konjungtiva
Tata laksana
•Reparasi oleh Sp.M (harus dilakukan dalam 12-24 jam pertama untuk mencegah komplikasi)
•Tata laksana pra rujukan:
•Profilaksis tetanus à HTIg atau ATS
•Profilaksis rabies pada kasus gigitan hewan à PEP
•Profilaksis infeksi sekunder à antibiotik sistemik Amoxi-clav / Doxycyclin / Cotrimoksazol / Sefaleksin
672
Jawaban lainnya
2023
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing berputar disertai mual. Keluhan dirasakan pertama kali. Keluhan
bertambah berat saat pasien menoleh kekiri. Tidak didapatkan telinga
berdenging dan tidak ada penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan tanda
vital di dapatkan TD 128/85 mmHg HR 98 x/menit RR 24 x/menit S 36.6C,
pemeriksaan fisik ditemukan nistagmus halus.
Patofisiologi pada kasus ini adalah...
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe
C. Infeksi labirin
D. Kekakuan tulang pendengaran
E. Kekakuan membrane timpani
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing berputar disertai mual. Keluhan dirasakan pertama kali. Keluhan
bertambah berat saat pasien menoleh kekiri. Tidak didapatkan telinga
berdenging dan tidak ada penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan
ditemukan nistagmus halus.
Patofisiologi pada kasus ini adalah...
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe
C. Infeksi labirin
D. Kekakuan tulang pendengaran
E. Kekakuan membrane timpani
4A
Definisi
• Gangguan keseimbangan yang di picu oleh perubahan posisi
Patofisiologi
• Gangguan pada kanalis semi sirkularis posterior
• Adanya batu di koklea/ otolit/ canalolithiasis
Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik
677
Diagnosis Banding Gangguan Keseimbangan
Neuritis
BPPV Meniere’s Disease Labirinitis
Vestibularis
Riwayat
Kanalitiasis, Riwayat
Etiologi Hydrops endolymph OMSK/ISPA/
kupulolitiasis OMSK/ISPA
HSV tipe1
Tinitus (+) (+) (+) (-)
Tergantung
Vertigo perubahan Periodik Akut Akut
posisi
Gangguan
SNHL SNHL SNHL (-)
Pendengaran
678
A. Canalolithiasis
B. Hidrops endolimfe à meniere disease
C. Infeksi labirin à labirinitis
D. Kekakuan tulang pendengaran à otosklerosis
E. Kekakuan membrane timpani à timpanosklerosis
THT
96
Anak perempuan, berusia 10 tahun datang ke rumah sakit diantar ibunya
dengan keluhan nyeri pada telinga kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan tersebut disertai demam. Pasien juga menderita infeksi saluran
nafas bagian atas. Pemeriksaan fisik di dapatkan TD 96/60 mmHg HR 88 x/menit
RR 20 x/menit S 36.4C, dilakukan pemeriksaan otoskopi, tampak membran
timpani menonjol dan hiperemis.
Terapi definitif kasus tersebut adalah...
A. Oksimetazolin 0,05%
B. Eritromisin 4x500 mg
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3%
E. Observasi
681
Anak perempuan, berusia 10 tahun datang ke rumah sakit diantar ibunya
dengan keluhan nyeri pada telinga kiri. Keluhan sudah dirasakan sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan tersebut disertai demam. Pasien juga menderita infeksi saluran
nafas bagian atas. Pemeriksaan fisik di dapatkan TD 96/60 mmHg HR 88 x/menit
RR 20 x/menit S 36.4C, dilakukan pemeriksaan otoskopi tampak membran timpani
menonjol dan hiperemis.
Terapi definitif kasus tersebut adalah...
A. Oksimetazolin 0,05%
B. Eritromisin 4x500 mg
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3%
E. Observasi
682
4A
Definisi
Etiologi
Pada anak anak lebih mudah terjadi OMA karena tuba eustachius
lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal.
683
4A
polimorfisme
Adenoid
alergi
Inflamasi
sikotikin
Infeksi
bakteri/virus refluks
akut
Regulasi musin
Difungsi tuba
eustachia
Disfungsi Peningkatan
siliar viskositas cairan di
telinga tengah
Klirens mukus
Merokok terganggu
OMA
684
Otitis Media Akut
Stadium Gejala Klinis Otoskopi Tatalaksana
Dekongestan topikal
Telinga penuh, MT retraksi dan tampak
Oklusi • Tetes hidung HCl efedrin 0,5-1%
demam (-) suram
• Oksimetazolin 0,025-0,05%
Antibiotik oral
• Amoxicilin 3x500 mg
Hiperemis Demam, otalgia MT hiperemis + edema • Eritromisin 4x500 mg
• Coamoxiclav 3x625 mg
Analgetik + Antipiretik
Miringotomi
Demam tinggi, MT buldging/menonjol,
Supurasi Antibiotik oral
otalgia (+++) hiperemis
Analgetik + Antipiretik
Observasi
MT mulai menutup,
Resolusi Sekret berkurang (-) resolusi à AB lanjutkan selama
sekret berkurang
3 minggu
685
A. Oksimetazolin 0,05% à rhinitis
B. Eritromisin 4x500 mg à tidak tepat
C. Miringotomi
D. Larutan H2O2 3% à serumen prop
E. Observasi à tidak ada pilihan
686
THT
97
Anak laki-laki usia 12 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan
mimisan pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat,
akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing. Keluhan tersebut dialami pasien
sejak usia 10 tahun namun hilang timbul. Pemeriksaan fisik TD 98/62 HR 92x/menit
RR 20 x/menit S 36.6C, dilakukan pemeriksaan rhinoskopi anterior ditemukan
massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Pada
rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna
keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah...
A. Ca nasofaring
B. Polip nasi
C. Papiloma squamosa
D. Tumor sinonasal maligna
E. Angiofibroma nasofaring belia
688
Anak laki-laki usia 12 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan
mimisan pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat,
akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing. Keluhan tersebut dialami pasien
sejak usia 10 tahun namun hilang timbul. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik TD
98/62 HR 92x/menit RR 20 x/menit S 36.6C, dilakukan pemeriksaan rhinoskopi
anterior ditemukan ditemukan massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang
mudah berdarah. Pada rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada
nasofaring berwarna keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah...
A. Ca nasofaring
B. Polip nasi
C. Papiloma squamosa
D. Tumor sinonasal maligna
E. Angiofibroma nasofaring belia
689
Definisi Etiologi
• Atau angiofibroma nasofaring juvenile
• Massa pada pembuluh darah nasofaring à jinak
• Epidemiologi: tersering pada anak laki-laki usia muda (7-19 tahun)
Manisestasi Klinis
690
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana à Pembedahan
691
A. Ca nasofaring à trias: diplopia, pemb. KGB, tinnitus
B. Polip nasi à massa bertangkai pucat/keabuan tdk epistaksis
C. Papiloma squamosa à tumor jinak permukaan sel squamosa
D. Tumor sinonasal maligna à tumor yang meluas dari sinus ke cavum nasi
E. Angiofibroma nasofaring belia
692
THT
98
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan keluar banyak
sekret dari telinga kiri sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan gatal pada
telinga kirinya. Pasien merasa pendengarannya menurun sejak 3 hari yang lalu.
Pasien tidak ada riwayat batuk pilek. Dalam 5 tahun terakhir, pasien
mengonsumsi metformin 3 kali sehari tetapi tidak rutin. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri bertambah ketika telinga kiri ditarik serta tampak cairan keluar
dari telinga kiri berwarna kehijauan, membran timpani sulit dievaluasi.
Organisme penyebab yang paling mungkin adalah...
A. Streptokoccus viridan
B. Stafilokokus aureus
C. Streptokukus pneumonia
D. Moraxella catarhlis
E. Pseudomonas aeruginosa
694
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan keluar banyak
sekret dari telinga kiri sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan gatal pada
telinga kirinya. Pasien merasa pendengarannya menurun sejak 3 hari yang lalu.
Pasien tidak ada riwayat batuk pilek. Dalam 5 tahun terakhir, pasien
mengonsumsi metformin 3 kali sehari tetapi tidak rutin. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri bertambah ketika telinga kiri ditarik serta tampak cairan keluar
dari telinga kiri berwarna kehijauan, membran timpani sulit dievaluasi.
Organisme penyebab yang paling mungkin adalah...
A. Streptokoccus viridan
B. Stafilokokus aureus
C. Streptokukus pneumonia
D. Moraxella catarhlis
E. Pseudomonas aeruginosa
695
4A
AB Ciprofloxacin 400mg
Tampon AB: polimiksin B,
Polimiksin, bacitracin IV/8 jam/ 750 mg PO/2 jam
neomisin, hidrokortison
dan debridement agresif
696
4A
OE Sirkumskripta
OE Difusa
MT sulit di nilai
1/3 luar Nyeri Tarik ; difusa
MT masih terlihat Paralisis N. VII; maligna
OE Maligna
697
A. Streptokoccus viridan à tidak tepat
B. Stafilokokus aureus à sirkumskripta
C. Streptokukus pneumonia à pneumonia
D. Moraxella catarhlis à tidak tepat
E. Pseudomonas aeruginosa
698
THT
99
Laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan mimisan yang keluar dari
hidung dan mulut. Keluhan disertai dengan tengkuk terasa tegang dan pusing,
tidak didapatkan nyeri kepala dan trauma. Pasien menderita hipertensi tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 170/100 mmHg HR 78 x/menit
RR 21 x/menit S 36.6C, pemeriksaan status generalis dalam batas normal.
Apa diagnosis yang tepat…
A. Hemangioma nasi
B. Trauma hidung
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile
E. Epistaksis anterior
700
Laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan mimisan yang keluar dari
hidung dan mulut. Keluhan disertai dengan tengkuk terasa tegang dan pusing,
tidak didapatkan nyeri kepala dan trauma. Pasien menderita hipertensi tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 170/100 mmHg HR 78 x/menit
RR 21 x/menit S 36.6C, pemeriksaan status generalis dalam batas normal.
Apa diagnosis yang tepat…
A. Hemangioma nasi
B. Trauma hidung
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile
E. Epistaksis anterior
701
4A
Tampon Posterior
703
A. Hemangioma nasi à tidak tepat
B. Trauma hidung à epistaksis anterior
C. Epistaksis posterior
D. Angiofibroma Juvenile à masa putih keabuan mudah berdarah
E. Epistaksis anterior à factor risikonya adalah trauma
704
THT
100
Seorang perempuan datang dengan keluhan cairan keluar dari liang telinga.
Cairan keluar berwarna kuning hilang timbul. Pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam TD 138/90 mmHg HR 82 x/menit RR 19 x/menit S 36.4C. Pada saat di
lakukan otoskop didapatkan cairan mukopurulen disertai dengan adanya
perforasi membrane timpani di daerah sentral.
Terapi yang tepat adalah…
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
706
Seorang perempuan datang dengan keluhan cairan keluar dari liang telinga.
Cairan keluar berwarna kuning hilang timbul. Pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam TD 138/90 mmHg HR 82 x/menit RR 19 x/menit S 36.4C. Pada saat
dilakukan otoskop didapatkan cairan mukopurulen disertai dengan adanya
perforasi membrane timpani di daerah sentral.
Terapi yang tepat adalah…
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
707
Otitis Media Akut
Stadium Gejala Klinis Otoskopi Tatalaksana
Dekongestan topikal
Telinga penuh, MT retraksi dan tampak
Oklusi • Tetes hidung HCl efedrin 0,5-1%
demam (-) suram
• Oksimetazolin 0,025-0,05%
Antibiotik oral
• Amoxicilin 3x500 mg
Hiperemis Demam, otalgia MT hiperemis + edema • Eritromisin 4x500 mg
• Coamoxiclav 3x625 mg
Analgetik + Antipiretik
Miringotomi
Demam tinggi, MT buldging/menonjol,
Supurasi Antibiotik oral
otalgia (+++) hiperemis
Analgetik + Antipiretik
Observasi
MT mulai menutup,
Resolusi Sekret berkurang (-) resolusi à AB lanjutkan selama
sekret berkurang
3 minggu
708
4A
709
A. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga
B. Ear toilet dengan HCO3 3% dan Oflxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat
C. Ear toilet dengan H2O2 3% dan Ofloxacin 0,05% tetes telinga à tidak tepat
D. Ear toilet dengan H2O 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat
E. Ear toilet dengan HO2 3% dan Ofloxacin 0,5% tetes telinga à tidak tepat
710
THT
101
Seorang laki-laki berusia 55 tahun bekerja di pabrik besi sejak 10 tahun yang lalu. 3
bulan ini pasien mengeluhkan pendengaran menurun. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 139/90 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.2C. Pemeriksaan garpu tala
Rinne (+) kedua telinga, Weber tidak ada lateralisasi. Audiometri: peningkatan
ambang dengar nada tinggi, terutama pada 4000 Hz.
Mekanisme yang menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Kekakuan pada tulang stapes
B. Robekan pada membrane timpani
C. Radang pada labirin
D. Hidrops cairan endolimfe
E. Kerusakan sel rambut koklea
713
Seorang laki-laki berusia 55 tahun bekerja di pabrik besi sejak 10 tahun yang lalu.
3 bulan ini pasien mengeluhkan pendengaran menurun. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 139/90 HR 72 x/menit RR 18 x/menit S 36.2C. Pemeriksaan garpu tala
Rinne (+) kedua telinga, Weber tidak ada lateralisasi. Audiometri: depeningkatan
ambang ngar nada tinggi, terutama pada 4000 Hz.
Mekanisme yang menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Kekakuan pada tulang stapes
B. Robekan pada membrane timpani
C. Radang pada labirin
D. Hidrops cairan endolimfe
E. Kerusakan sel rambut koklea
714
4A
Definisi Etiologi
Faktor Risiko
Mekanisme
715
A. Kekakuan pada tulang stapes (otosklerosis)
B. Robekan pada membrane timpani (OMSK)
C. Radang pada labirin (labirinitis)
D. Hidrops cairan endolimfe (meniere disease)
E. Kerusakan sel rambut koklea
716
THT
102
Seorang wanita 22 tahun datang dengan keluhan nyeri hidung sebelah kanan
diserta hidung tersumbat, dan keluar cairan berwarna kuning kehijauan.
Pemeriksaan fisik tanda vital TD 120/88 HR 87 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C,
pemeriksaan rhinoskopi didapatkan konka hiperemis dan seret mukopurulen
meatus dextra. Pemeriksaan yang tepat dilakukan ialah?
A. Rontgent sinus paranasal posisi caldwell
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior
718
Seorang wanita datang dengan keluhan nyeri hidung sebelah kanan diserta
hidung tersumbat, dan keluar cairan berwarna kuning kehijauan. Pemeriksaan
fisik tanda vital TD 120/88 HR 87 x/menit RR 18 x/menit S 36.6C, pemeriksaan
rhinoskopi didapatkan konka hiperemis dan seret mukopurulen meatus dextra.
Pemeriksaan yang tepat dilakukan ialah?
A. Rontgent sinus paranasal posisi caldwell
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior
719
4A
Jenis Klasifikasi
Akut • ≤ 4 minggu
• Etiologi: S. pneumonia. H.
Influenzae
Subakut • 4-12 minggu
• Etiologi: S. Pneumonia, H.
Influenzae
Kronis • ≥ 12 minggu
• S. pneumonia. P. aeruginosa
Rekuren • ≥ 4x/tahun. Setiap episode 7-
10 hari ada periode sembuh
sempurna
720
4A
Penegakan Diagnosis
721
4A
Pemeriksaan Penunjang
Maxilla ; Waters
Stenver & Schedel : Mastoid
Frontalis : Caldwell
Pemeriksaan Lain:
CT-Scan : gold standard
Sinuskopi : gagal pengobatan, gejala
berat, Riwayat operasi,
immunocompromise Caldwell
Waters view
MRI: bila curiga keganasan view
722
A. Rontgent sinus paranasal posisi Caldwell à frontalis
B. Rontgent sinus paranasal posisi schedel à mastoid
C. Rontgent sinus paranasal posisi stenver à mastoid
D. Rontgent sinus paranasal posisi waters
E. Rontgent sinus paranasal posisi anterior à tidak ada pada pilihan
723
Batch Februari
2023
103
Seorang pria berusia 26 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak truk 1 jam yang lalu. Saat
sampai di IGD, pasien tidak sadar dan terdengar suara mendengkur pada pasien. Selama
di perjalanan ke IGD pasien tidak pernah mengalami perbaikan kesadaran. Pada
pemeriksaan tanda vital BP 90/70 mmHg, RR 10x/menit, HR 70x/menit, suhu afebris, tampak
ekimosis kacamata. Kemudian dilakukan manuver jaw thrust dan suara snoring
menghilang, saat jaw thrust dilepaskan terdengar snoring kembali.
Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan airway
pasien?
A. Kriokotirodotomi
B. Lanjutkan manuver jaw thrust
C. Pemasangan nasofaringeal airway
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt
Seorang pria berusia 26 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak truk 1 jam yang lalu. Saat
sampai di IGD, pasien tidak sadar dan terdengar suara mendengkur pada pasien. Selama
di perjalanan ke IGD pasien tidak pernah mengalami perbaikan kesadaran. Pada
pemeriksaan tanda vital BP 90/70 mmHg, RR 10x/menit, HR 70x/menit, suhu afebris, tampak
ekimosis kacamata. Kemudian dilakukan manuver jaw thrust dan suara snoring
menghilang, saat jaw thrust dilepaskan terdengar snoring kembali.
Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan airway
pasien?
A. Kriokotirodotomi
B. Lanjutkan manuver jaw thrust
C. Pemasangan nasofaringeal airway
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt
• Adanya cairan atau material semisolid di jalan napas à
Gurgling tatalaksana dengan suction
Chin Lift
A. Kriokotirodotomi → apabila terjadi obstruksi pada saluran napas atas, spasme
laring
B. Lanjutkan manuver jaw thrust → tindakan selanjutnya pemasangan OPA
C. Pemasangan nasofaringeal airway → KI pada pasien suspek fraktur basis
cranium
D. Pemasangan orofaringeal airway
E. Manuver head tilt → kurang tepat
104
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan menelan. Setelah
digali dari anamnesis diketahui seminggu yang lalu pasien tanpa sengaja menginjak paku
yang berkarat dan pasien hanya membersihkan dengan air mengalir. Pada pemeriksaan
tanda vital BP 120/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 20x/menit, suhu 37.9°C. Pada pemeriksaan
fisik tampak vulnus pada plantar pedis sinistra disertai pus, trismus dan pemeriksaan tes
spatula (+). Pemeriksaan elektrolit dalam batas normal.
Manakah pernyataan yang benar terkait kasus di atas?
A. Diagnosis pasien adalah tetani
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan menelan. Setelah
digali dari anamnesis diketahui seminggu yang lalu pasien tanpa sengaja menginjak paku
yang berkarat dan pasien hanya membersihkan dengan air mengalir. Pada pemeriksaan
tanda vital BP 120/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 20x/menit, suhu 37.9°C. Pada pemeriksaan
fisik tampak vulnus pada plantar pedis sinistra disertai pus, trismus dan pemeriksaan tes
spatula (+). Pemeriksaan elektrolit dalam batas normal.
Manakah pernyataan yang benar terkait kasus di atas?
A. Diagnosis pasien adalah tetani
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II
Tetanus 3B
Etiologi
• Infeksi tetanus dimulai ketika spora tetanus ‘hinggap’ pada jaringan yang
terbuka/rusak
734
3B
Grading Tetanus
II Sedang Trismus sedang, rigiditas, spasme ringan-sedang, laju napas > 30x/menit dan disfagia
ringan
III Berat Trismus berat, spastik generalisata, laju napas > 40x/menit, disfagia berat, takikardi (>
120x/menit)
IV Sangat Berat Derajat III dengan disfungsi autonom melibatkan sistem kardiovaskular (hipertensi berat
dan takikardi dengan relatif hipotensi dan bradikardia)
735
3B
Tatalaksana Umum
Tatalaksana Khusus
• Anti Tetanus
• Pemberian Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) à 3000-6000 U (IM) single dose
• ATS (equine) à 50.000 U (IM) diikuti 50.000 U (infus lambat)
• Anti Kejang
• Diazepam 0.5 mg/kg/kali (IV) dengan dosis opimum 10mg/kali tiap kejang. Kemudian diikuti
diazepam PO 0.5mg/kg/kali tiap 6 jam
• Eradikasi bakteri
• Metronidazole 500 mg/6- 8jam (IV) atau 1 gr/12jam 7-10 hari
• Penicillin G 2-4 jt U/4-6jam (IV) 7-10 hari
736
A. Diagnosis pasien adalah tetani → diagnosis adalah tetanus
B. Periode inkubasi 3-21 hari
C. Etiologi bakteri basil gram (-) penghasil spora → gram (+)
D. Pemberian ATS tanpa perlu skin test → ATS didahului dengan skin test
E. Derajat keparahan pasien grade II → grade I
105
Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke IGD karena mengatakan melihat hantu
di kamarnya. Dari anamnesis diketahui pasien digigit kelelawar 10 hari yang lalu saat
sedang memasuki suatu gua yang ternyata dipenuhi banyak kelelawar. Menurut orang
tua pasien saat ini pasien mengeluhkan sakit pada tenggerokan saat minum air. Pada
pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vulnus morsum ukuran 1x2 cm dengan tidak ada
perdarahan aktif dengan jaringan granulasi di atasnya
Apakah stadium klinis yang dialami pasien di atas?
A. Inkubasi
B. Prodromal
C. Sensoris
D. Eksitasi
E. Paralisis
Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke IGD karena mengatakan melihat hantu
di kamarnya. Dari anamnesis diketahui pasien digigit kelelawar 10 hari yang lalu saat
sedang memasuki suatu gua yang ternyata dipenuhi banyak kelelawar. Menurut orang
tua pasien saat ini pasien mengeluhkan sakit pada tenggerokan saat minum air. Pada
pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vulnus morsum ukuran 1x2 cm dengan tidak ada
perdarahan aktif dengan jaringan granulasi di atasnya
Apakah stadium klinis yang dialami pasien di atas?
A. Inkubasi
B. Prodromal
C. Sensoris
D. Eksitasi
E. Paralisis
3B
Definisi
• Infeksi akut susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies yang bersifat
zoonotik menjalar ke saraf perifer
• Masa inkubasi rata-rata 3-8 minggu
• Hewan yang dapat terinfeksi : anjing, monyet, kucing, kelelawar
Genus Lyssa-virus
Family Rhabdoviridae
741
3B
STADIUM PRODROMAL
STADIUM SENSORIS
Nyeri, panas dan kesemutan sekitar luka, reaksi berlebihan pada rangsangan sensoris
GEJALA
KLINIS
STADIUM EKSITASI
STADIUM PARALISIS
Paresis otot progresif akibat gangguan medulla spinalis
742
3B
Tatalaksana Umum
• Cuci luka dengan air sabun 15 menit, debridement dan bersihkan dengan antiseptik
• Isolasi untuk menghindari rangsangan → spasme otot
Tatalaksana Khusus
743
A. Inkubasi à tidak ada gejala
B. Prodromal à gejala flu like syndromes
C. Sensoris à keluhan nyeri hebat pada daerah sekitar luka gigitan
D. Eksitasi
E. Paralisis à terjadi paresis otot secara progresif
106
Seorang perempuan berusia 25 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah tertimpa
reruntuhan gedung saat terjadi gempa. Saat ditemukan kaki pasien tertindih oleh batu
besar. Pada pemeriksaan tampak fraktur terbuka dan telah dilakukan pembidaian
sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital 120/80 mmHg, HR 92x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris.
Apakah kategori pasien dalam triase IGD?
A. Merah
B. Hitam
C. Hijau
D. Biru
E. Kuning
Seorang perempuan berusia 25 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah tertimpa
reruntuhan gedung saat terjadi gempa. Saat ditemukan kaki pasien tertindih oleh batu
besar. Pada pemeriksaan tampak fraktur terbuka dan telah dilakukan pembidaian
sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital 120/80 mmHg, HR 92x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris.
Apakah kategori pasien dalam triase IGD?
A. Merah
B. Hitam
C. Hijau
D. Biru
E. Kuning
• Proses khusus dalam memilah pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan
• Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitu penentuan mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
748
A. Merah à immediate
B. Hitam à meninggal
C. Hijau à delayed
D. Biru à ruang resusitasi
E. Kuning
107
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD tidak sadarkan diri setelah mengalami luka
tusuk di dada sebelah kanan 1 jam yang lalu saat berkelahi. Pemeriksaan tanda vital BP
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 30 x/menit, suhu 36,5℃, inspeksi terdapat luka terbuka di
ICS 4 MCL kanan, dada kanan tertinggal, JVP meningkat, perkusi hipersonor, tidak
terdengar suara napas paru kanan.
Apakah tatalaksana awal pada pasien di atas?
A. Needle thoracocentesis
B. WSD
C. Plester 3 sisi
D. Torakotomi
E. Perikardiosintesis
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD tidak sadarkan diri setelah mengalami luka
tusuk di dada sebelah kanan 1 jam yang lalu saat berkelahi. Pemeriksaan tanda vital BP
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 30 x/menit, suhu 36,5℃, inspeksi terdapat luka terbuka di
ICS 4 MCL kanan, dada kanan tertinggal, JVP meningkat, perkusi hipersonor, tidak
terdengar suara napas paru kanan.
Apakah tatalaksana awal pada pasien di atas?
A. Needle thoracocentesis
B. WSD
C. Plester 3 sisi
D. Torakotomi
E. Perikardiosintesis
Diagnosis Banding
Akumulasi Udara di Cavum Pleura
Terapi
WSD
Definitif
A. Needle thoracocentesis
B. WSD à tatalaksana definitif
C. Plester 3 sisi à tatalaksana awal open pneumothorax
D. Torakotomi à tatalaksana definitif hemotoraks masif
E. Perikardiosintesis à tatalaksana awal tamponade jantung
108
Seorang pria berusia 35 tahun datang dibawa oleh warga sekitar ke IGD setelah
mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda 15 menit SMRS. Pasien mengeluhkan
nyeri dada kanan dan sesak napas setelah dada pasien membentur trotoar. Pada
pemeriksaan didapatkan TTV TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 32 x/menit. Pada inspeksi
didapatkan dinding dada kanan mengembang saat ekspirasi dan tertinggal saat inspirasi,
bunyi napas melemah.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Hematothoraks
D. Tamponade jantung
E. Flail chest
Seorang pria berusia 35 tahun datang dibawa oleh warga sekitar ke IGD setelah
mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda 15 menit SMRS. Pasien mengeluhkan
nyeri dada kanan dan sesak napas setelah dada pasien membentur trotoar. Pada
pemeriksaan didapatkan TTV TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 32 x/menit. Pada inspeksi
didapatkan dinding dada kanan mengembang saat ekspirasi dan tertinggal saat inspirasi,
bunyi napas melemah.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Hematothoraks
D. Tamponade jantung
E. Flail chest
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
• Inflamasi pembuluh darah (vasculitis) yang terjadi pada orang tua, menyerang pembuluh darah
sedang – besar, terutama yang keluar dari aorta: subclavian, axillary, vertebral, temporal,
ophthalmic.
• Sering terjadi bersamaan dengan polymyalgia rheumatika
Etiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
• Klinis
• Biopsi Arteri temporal à Gold Standard
Tatalaksana
Pemeriksaan Anatomi
Iritasi Obstruksi
Tatalaksana Frekuensi, urgensi, Weak stream, Intermitten,
Nocturia, Inkontinensia Straining, Hesitancy
771
A. Dutasteride à menurunkan volume prostat
B. Prazosin
C. Prednison à tidak digunakan pada kasus BPH
D. Tamsulosin à untuk menurunkan tonus bladder pada TD yang normal
E. Minoksidil à tidak digunakan pada kasus BPH
Batch Februari
2023
BEDAH – 2
111
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
badannya membiru. Pasien lahir aterm, dibantu oleh bidan. Pada pemeriksaan
didapatkan bayi tampak letargis, HR 110x/ menit, RR60x/ menit, dan suhu 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bising usus pada thorak kanan dan tanda schapoid pada
abdomen kiri.
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Hernia scrotalis
B. Hernia umbilikalis
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus
E. Invaginasi
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan
badannya membiru. Pasien lahir aterm, dibantu oleh bidan. Pada pemeriksaan
didapatkan bayi tampak letargis, HR 110x/ menit, RR60x/ menit, dan suhu 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bising usus pada thorak kanan dan tanda schapoid pada
abdomen kiri.
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Hernia scrotalis
B. Hernia umbilikalis
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus
E. Invaginasi
2
Definisi
Klasifikasi
• Konginetal :
• Hernia Bochdalek/pleuroperitoneal (posterolateral)
• Hernia Morgagni/parasternalis (retrosternal)
• Akuisita
• Hernia hiatus esofagus/sliding hernia
Pemeriksaan Penunjang
• Gangguan pernapasan
• Sianosis
• Takipneu
• Schapoid sign
A. Hernia scrotalis à HIL yang berada di skrotum
B. Hernia umbilikalis à hernia yang berada pada umbilikus
C. Hernia diafragmatika
D. Volvulus à usus yang terpuntir disertai muntah hijau
E. Invaginasi à masuknya segmen usus disertai muntah hijau
112
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD karena keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam sejak 1 hari yang lalu,
namun tidak disertai dengan mual dan muntah. Pasien mengatakan saat ini tidak nafsu
makan dan 1 hari yang lalu nyerinya berada di ulu hati sebelum pindah ke sisi kanan
bawah. Pemeriksaan tanda vital BP 110/70 mmHg, HR 98 x/menit, RR 23 x/menit, suhu
38,5℃. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas Right Lower Quadrant.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit 8.000 sel/mm3, pada hitung jenis leukosit
dalam batas normal.
Berapakah skor Alvarado pasien dan bagaimana interpretasinya?
A. 5, not likely appendicitis
B. 5, equivocal
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis
E. 7, probably appendicitis
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD karena keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam sejak 1 hari yang lalu,
namun tidak disertai dengan mual dan muntah. Pasien mengatakan saat ini tidak nafsu
makan dan 1 hari yang lalu nyerinya berada di ulu hati sebelum pindah ke sisi kanan
bawah. Pemeriksaan tanda vital BP 110/70 mmHg, HR 98 x/menit, RR 23 x/menit, suhu
38,5℃. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas Right Lower Quadrant.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit 8.000 sel/mm3, pada hitung jenis leukosit
dalam batas normal.
Berapakah skor Alvarado pasien dan bagaimana interpretasinya?
A. 5, not likely appendicitis
B. 5, equivocal
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis
E. 7, probably appendicitis
Appendisitis
Inflamasi pada
Apendix Vermiformis
Penunjang
• Leukositosis
• USG (target sign)
Patofisiologi
Target Sign
Obstruksi → stasis mukosa →
multiplikasi bakteri → infeksi → Scoring
tekanan intralumen ↑ → iskemik
dan perforasi → Peritonitis • Alvarado Score (MANTRELS)
A. 5, not likely appendicitis à total skor 6
B. 5, equivocal à total skor 6
C. 6, equivocal
D. 6, not likely appendicitis à skor 6 interpretasi equivocal
E. 7, probably appendicitis à skor 6
113
Seorang pria usia 60 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan benjolan pada
anus yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan terutama dirasakan saat BAB, tidak
bisa dimasukkan dengan jari. Terkadang BAB bercampur lender dan darah. Pasien sering
mengeluh susah BAB. Pasien berprofesi sebagai buruh bangunan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR 83x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status lokalis anus, tampak massa menonjol keluar dari anus, berwarna
merah muda kenyal lunak, massa masih berhubungan secara sirkuler dengan dinding
anus, celah terbuka (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Hemorrhoid externa
B. Disentri basiler
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum
E. Proktitis
Seorang pria usia 60 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan benjolan pada
anus yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan terutama dirasakan saat BAB, tidak
bisa dimasukkan dengan jari. Terkadang BAB bercampur lender dan darah. Pasien sering
mengeluh susah BAB. Pasien berprofesi sebagai buruh bangunan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR 83x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status lokalis anus, tampak massa menonjol keluar dari anus, berwarna
merah muda kenyal lunak, massa masih berhubungan secara sirkuler dengan dinding
anus, celah terbuka (-).
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Hemorrhoid externa
B. Disentri basiler
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum
E. Proktitis
Manifestasi Klinis
• Penonjolan dari anus
• Gangguan BAB
• Tenesmus
• Lendir darah
• Konstipasi
Klasifikasi Beahrs et al
• Inkomplit
• Komplit :
• Tidak terlihat
• Terlihat saat mengejan
• Terlihat secara eksternal
Pemeriksaan Fisik
• Rectal Toucher : tonus menurun, kontraksi volunteer
menurun/hilang
787
A. Hemorrhoid externa à benjolan pada sekitar anus
B. Disentri basiler à demam (+), BAB bercampur darah, tanda vital tidak stabil
C. Prolaps rektum
D. Carcinoma rektum à DRE berbenjol, terfiksir, red flag sign
E. Proktitis à demam (+), riwayat anal seks
114
Seorang bayi laki-laki berusia 4 minggu dibawa ke IGD dengan keluhan kuning sejak
10 hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis, dan menangis lemah.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 12.000/mm3, trombosit
400.000/m3, SGOT 78, SGPT 51, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 15 mg/dl, bilirubin direk 8
mg/dl. Dilakukan USG didapatkan gambaran seperti segitiga.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
A. Hepatitis B
B. Atresia bilier tipe fetal
C. Atresia bilier tipe perinatal
D. Inkompatibilitas ABO
E. Breastfeeding jaundice
Seorang bayi laki-laki berusia 4 minggu dibawa ke IGD dengan keluhan kuning sejak
10 hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis, dan menangis lemah.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 12.000/mm3, trombosit
400.000/m3, SGOT 78, SGPT 51, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 15 mg/dl, bilirubin direk 8
mg/dl. Dilakukan USG didapatkan gambaran seperti segitiga.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
A. Hepatitis B
B. Atresia bilier tipe fetal
C. Atresia bilier tipe perinatal
D. Inkompatibilitas ABO
E. Breastfeeding jaundice
3B
Definisi
Klasifikasi
Pemeriksaan Penunjang
Triangular cord sign
• USG
• Hepatomegali
• Tidak adanya vesica velea MED+EASY
• Tidak ada dilatasi bilier TRIAS :
- Ikterik
• Kantung empedu kolaps - Feses akolis
• Triangular cord sign dengan tebal >4mm - Hepatomegali
3B
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
799
2
• Kalsifikasi
• Nidus (+) • Soap buble
Rontgen • Intramedular like
• Sklerotic halo appereance
popcorn
800
MED+EASY
801
A. Osteosarkoma à codman triangle dan sunburst appearance
B. Osteoklastoma à bubble soap appearance
C. Ewing sarkoma
D. Kondrosarkoma à popcorn calcification
E. Osteokondroma à cauli-flower like
116
Seorang wanita berusia 26 tahun datan ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada payudara
kiri yang dirasakan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengatakan adanya penurunan berat
badan 6 kg dalam 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan papilla dan areola
menebal, berkrusta, tepi ireguler. Pada pemeriksaan biopsi : sel epitel pleomorfik, dengan
nukleus hiperkromatik terbungkus vakuola.
Apakah sel khas yang dapat ditemukan pada pemeriksaan histopatologi kasus di atas?
A. Paneth cell
B. Paget cell
C. Clear cell
D. Renshaw cell
E. Oxyntic cell
Seorang wanita berusia 26 tahun datan ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada payudara
kiri yang dirasakan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengatakan adanya penurunan berat
badan 6 kg dalam 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan papilla dan areola
menebal, berkrusta, tepi ireguler. Pada pemeriksaan biopsi : sel epitel pleomorfik, dengan
nukleus hiperkromatik terbungkus vakuola.
Apakah sel khas yang dapat ditemukan pada pemeriksaan histopatologi kasus di atas?
A. Paneth cell
B. Paget cell
C. Clear cell
D. Renshaw cell
E. Oxyntic cell
2
Pemeriksaan Penunjang
• Merupakan kanker yang melibatkan kulit pada papilla dan areola
• Patogenesis :
• Teori epidermotropik (85-88% kasus)
• Teori transformasi in situ
• Gejala klinis :
• Unilateral :nyeri, berskuama, eritem dan rasa terbakar pada pailla
dan areola
• Keluar darah dari papilla
• Retraksi puting dapat terjadi
SEL PAGET
Pemeriksaan Penunjang
• Mamografi payudara
• Ultrasound-guided mass core biopsy, analisis histopatologi
• Nipple scrape cytology/punch biopsy
• “Sel Paget” (sitoplasma pucat, nucleolus prominen dan
terbungkus dalam vakuola / clear halo sign)
806
Benjolan Payudara
Benjolan Payudara
Benigna Maligna
Keras, ireguler, terfiksir, skin
Kenyal, regular, mobile,
dimpling, retraksi puting,
permukaan halus
ulkus
Pemeriksaan
Anatomi
Resists anterior
Posterolateral
Anterior translation and
Anterior cruciate aspect of roof of
intercondylar internal rotation of
ligament (ACL) intercondylar
eminence of tibia tibia
notch of femur
Resists posterior
Anteromedial
Posterior cruciate Posterior tibial translation and
intercondylar
ligament (PCL) eminence external rotation
notch of femur
of tibia
812
Anterior Cruciate Ligament 3A
Pemeriksaan Fisik
813
Anterior Cruciate Ligament 3A
Pemeriksaan Fisik
PIVOT TEST
(Macintosh)
814
Jenis Kelainan Nama Test
Anterior Cruciate Ligament (ACL) Anterior Drawer, Lachman Test, Pivot Shift Test (LaPAn)
Posterior Cruciate Ligament (PCL) Posterior Drawer, Sag Sign (PeSeg)
Lateral Collateral Ligament (LCL) Varus Test
LaRi MeGu
Medial Collateral Ligament (MCL) Valgus Test
Meniscus Apley Test, Thessaly Test, Mc-Murray Test
Lateral Endorotasi
MeSo LaDi
Media Eksorotasi
MED+EASY
815
A. Paneth cell à pada basal kelenjar intestinal
B. Paget cell
C. Clear cell à pada ca renal, neoplasma ganas yang teridiri dari sel-sel dengan
sitoplasma
D. Renshaw cell à interneuron inhibitori pada substansia alba
E. Oxyntic cell à memproduksi asam lambung
118
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya karena mengeluhkan
nyeri pada kaki dan tangan setelah terjatuh saat bermain 1 jam yang lalu. Dari anamnesis
diketahui anak cukup sering mengalami patah tulang meskipun hanya benturan ringan.
Pamannya memiliki keluhan yang sama dan meninggal usia 8 tahun. Dari pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada paha
kanan dan gigi pasien berukuran kecil dan berwarna keabuan.
Apakah penyebab yang mendasari kondisi pasien ini?
A. Infeksi
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif
D. Defisiensi vitamin D
E. Keganasan
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya karena mengeluhkan
nyeri pada kaki dan tangan setelah terjatuh saat bermain 1 jam yang lalu. Dari anamnesis
diketahui anak cukup sering mengalami patah tulang meskipun hanya benturan ringan.
Pamannya memiliki keluhan yang sama dan meninggal usia 8 tahun. Dari pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada paha
kanan dan gigi pasien berukuran kecil dan berwarna keabuan.
Apakah penyebab yang mendasari kondisi pasien ini?
A. Infeksi
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif
D. Defisiensi vitamin D
E. Keganasan
1
Definisi
• Kelainan pembentukan jaringan kolagen disebabkan oleh mutasi gen COL1A1 dan COL1A2
sehingga pembentukan kolagen tipe 1 terganggu
• Cenderung mengalami fraktur multipel akibat trauma ringan-sedang (brittle bone disease)
• Terjadi kerapuhan tulang, penipisan kulit, skoliosis, kerapuhan gigi dan gangguan pendengaran
Pemeriksaan
• Anamnesis :
• Riwayat prenatal : ditemukan patah tulang panjang saat usg
• Riwayat perinatal : fraktur
• Riwayat keluarga: adanya kematian perinatal, patah tulang berulang, gigi rapuh
(dentinogenesis imperfecta)
• Pemeriksaan fisis : berdasarkan jenis dan tipe OI. Fraktur dan osteopenia merupakan gambaran
khas klinis OI
820
Osteogenesis Imperfecta MED+NOTES
Bentuk ringan
Autosomal dominan
Gangguan pendengaran
Tipe I Gangguan kuantitatif pada Biru
(50%)
kolagen
Terbagi tipe A dan B
Autosomal resesif
Tipe II Biru Letal pada perinatal
Gangguan kuallitatif pada kolagen
821
1
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi :
• Penipisan korteks
• Osteopenia
• Saber shins
• Radiografi skull : Wormian bones
• Laboratorium : peningkatan ALP
Histologi Tulang OI
• Histologi Saber Shins
Worminan
bones
822
1
Tatalaksana
Pencegahan Fraktur
• Early bracing
• Bifosfonat
• Transplantasi sumsum tulang
Penanganan Fraktur
• Observasi
• Operatif : fixation with telescoping rods and Fixation with telescoping
fixation with load sharing device rods
823
A. Infeksi à kurang tepat
B. Mutasi genetik
C. Degeneratif à kurang tepat
D. Defisiensi vitamin D à kurang tepat
E. Keganasan à kurang tepat
119
Seorang pria berusia 25 tahun mengeluhkan nyeri hebat pada kaki kanannya sejak 2 jam
yang lalu. Kaki kanan pasien juga sulit digerakkan. Dari anamnesis diketahui pasien
terjatuh dari motor tetapi pasien tidak berobat ke dokter. Pada pemeriksaan tanda vital
BP 110/70 mmHg, HR 96x/menit, RR 20x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik pada
cruris dextra edema, pucat, krepitasi (+), teraba dingin dan pulsasi arteri dorsalis pedis
teraba lemah, CRT > 2 detik.
Apakah tindakan yang harus segera dilakukan pada pasien ini?
A. ORIF
B. Pemasangan spalk
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray
E. Observasi
Seorang pria berusia 25 tahun mengeluhkan nyeri hebat pada kaki kanannya sejak 2 jam
yang lalu. Kaki kanan pasien juga sulit digerakkan. Dari anamnesis diketahui pasien
terjatuh dari motor tetapi pasien tidak berobat ke dokter. Pada pemeriksaan tanda vital
BP 110/70 mmHg, HR 96x/menit, RR 20x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik pada
cruris dextra edema, pucat, krepitasi (+), teraba dingin dan pulsasi arteri dorsalis pedis
teraba lemah, CRT > 2 detik.
Apakah tindakan yang harus segera dilakukan pada pasien ini?
A. ORIF
B. Pemasangan spalk
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray
E. Observasi
3B
Definisi
Peningkatan tekanan intra kompartemen (>30 mmHg) suatu ruang anatomi tertutup yang
dibatasi oleh dinding yang relatif kaku sehingga mengganggu sirkulasi ke distal dari
kompartemen tersebut.
828
3B
Manifestasi Klinis
• Pain • Paresthesia
• Pallor • Paralysis
• Poikilothermia 6P
• Pulseless
Tatalaksana
82
9
A. ORIF à tatalaksana definitif pada fraktur
B. Pemasangan spalk à tatalaksana awal pada fraktur
C. Fasciotomi
D. Foto X-Ray à bukan tatalaksana
E. Observasi à kurang tepat
120
Seorang bayi perempuan berusia 1 hari dirujuk dari puskesmas dengan keluhan tampak
benjolan pada punggung. Keluhan ini ada sejak anak lahir. Riwayat trauma disangkal.
Bayi lahir pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram dan saat lahir kaki tampak
pasif. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah melakukan antenatal care. Dari
anamnesis ibu pasien mengalami kejang sehingga mengonsumsi obat anti kejang selama
kehamilan. Pemeriksaan didapatkan massa setinggi L4-5, tidak terbungkus selaput
apapun, tungkai bawah tampak lemah.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Spina bifida occulta
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika
D. Meningocele
E. Myelomeningocele
Seorang bayi perempuan berusia 1 hari dirujuk dari puskesmas dengan keluhan tampak
benjolan pada punggung. Keluhan ini ada sejak anak lahir. Riwayat trauma disangkal.
Bayi lahir pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram dan saat lahir kaki tampak
pasif. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah melakukan antenatal care. Dari
anamnesis ibu pasien mengalami kejang sehingga mengonsumsi obat anti kejang selama
kehamilan. Pemeriksaan didapatkan massa setinggi L4-5, tidak terbungkus selaput
apapun, tungkai bawah tampak lemah.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Spina bifida occulta
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika
D. Meningocele
E. Myelomeningocele
2
Spina Bifida
Spida Bifida
Malformasi konginetal pada CNS
• Motor loss
• Benjolan (+)
• Sensory deficit
• Motor & sensory
• Bladder & bowel
intact
dysfunction
A. Spina bifida occulta à benjolan (-)
B. Myeloschisis
C. Spina bifida sistika à benjolan (+), defisit neurologi (+)
D. Meningocele à benjolan (+), defisit neurologi (-)
E. Myelomeningocele à benjolan (+), defisit neurologi (+)
Batch Februari
2023
121
Seorang perempuan berusia 21 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
gatal pada kepalanya. Gatal dirasakan memberat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pesantren dan mengaku sering bertukar handuk dan sisir
dengan teman sekamarnya. Tanda Vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86
x/menit, RR 18 x/menit, T 36,8oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan telur nits
menempel pada rambut.
Apakah tatalaksana yang sesuai?
A. Permetrin 0,1%
B. Permetrin 0,5%
C. Permetrin 1%
D. Permetrin 5%
E. Permetrin 10%
839
Seorang perempuan berusia 21 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
gatal pada kepalanya. Gatal dirasakan memberat terutama pada malam hari.
Pasien tinggal di pesantren dan mengaku sering bertukar handuk dan sisir
dengan teman sekamarnya. Tanda Vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86
x/menit, RR 18 x/menit, T 36,8oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan telur nits
menempel pada rambut.
Apakah tatalaksana yang sesuai?
A. Permetrin 0,1%
B. Permetrin 0,5%
C. Permetrin 1%
D. Permetrin 5%
E. Permetrin 10%
840
Manefestasi Klinis
Tatalaksana
didapatkan telur nits
menempel pada rambut
• Malation 0,5% dalam spray/lotio → oleskan losio → tutup dengan kain
→ keramas kembali → sisir dengan serit
• Gameksin 1% → oleskan dan diamkan → cuci dan sisir dengan serit
• Benzyl benzoat 25%
• Permetrin 1% bentuk krim → biarkan selama 2 jam
A. Permetrin 0,1% à bukan terapi yang sesuai
B. Permetrin 0,5% à bukan terapi yang sesuai
C. Permetrin 1%
MED+EASY
Ped1kulosis : permetrin 1%
D. Permetrin 5% à terapi skabies 5kabies : permetrin 5%
E. Permetrin 10% à bukan terapi yang sesuai
842
122
Seorang perempuan berusia 32 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat sebuah bercak putih pada lengan kanannya. Tanda Vital didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37oC. Pada status lokalis,
didapatkan makula hipopigmentasi dengan tepi irregular, tidak dirasakan nyeri
bahkan saat disentuhkan dengan ujung jarum. Dokter lalu mengambil sampel
dari lesi dan tidak didapatkan bakteri batang merah pada pewarnaan Ziehl-
Neelsen.
Apakah tatalaksana paling tepat?
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone
844
Seorang perempuan berusia 32 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat sebuah bercak putih pada lengan kanannya. Tanda Vital didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37oC. Pada status lokalis,
didapatkan makula hipopigmentasi dengan tepi irregular, tidak dirasakan nyeri
bahkan saat disentuhkan dengan ujung jarum. Dokter lalu mengambil sampel
dari lesi dan tidak didapatkan bakteri batang merah pada pewarnaan Ziehl-
Neelsen.
Apakah tatalaksana paling tepat?
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone
845
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• GOLD STANDARD: BTA/Ziehl Nielsen dengan sediaan slit skin smear/ biopsi kulit
Pausibasiler Multibasiler
Lesi 1-5 >5
Pembesaran saraf <1 >1
BTA (-) (+)
Terapi 6 bulan 12 bulan
Tatalaksana Lepra
Dewasa 10 – 14 Tahun
MED+EASY
Rifampisin: 600 mg
Single ROOM
Ofloxacin: 400 mg
Rifampisin
Minocycline: 100 mg Ofloxacin
Minocycline
Tentukan dahulu lesi PB atau MB, jika PB maka perhatikan jumlah lesi hanya 1 atau lebih
A. Rifampisin, Dapson, Clofazimin à terapi tipe MB
B. Clofazimin, Ofloxacin, Dapson à bukan regimen terapi yang tepat
C. Rifampisin, Minocycline, Ofloxacin
D. Dapson, Rifampisin à terapi tipe PB (selain lesi tunggal)
E. Minocycline, Rifampisin, Dapsone à bukan regimen terapi yang tepat
849
123
Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
terdapat bercak merah bersisik tebal pada kedua sikunya, gatal (-), nyeri (-),
kesemutan (-). Pasien juga mengeluh pegal-pegal pada kedua tangannya.
Pasien mengaku beberapa bulan terakhir sering merokok karena stress
mengerjakan skripsi. Tanda Vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR
20 x/menit, T 37oC. Dokter melakukan pemeriksaan dengan menarik skuama
pada bercak, lalu muncul titik perdarahan.
Disebut apakah fenomena pada pemeriksaan tersebut?
A. Fenomena tetesan lilin
B. Auspitz phenomenon
C. Koebner phenomenon
D. Asboe-Hansen phenomenon
E. Nikolsky phenomenon
851
Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
terdapat bercak merah bersisik tebal pada kedua sikunya, gatal (-), nyeri (-),
kesemutan (-). Pasien juga mengeluh pegal-pegal pada kedua tangannya.
Pasien mengaku beberapa bulan terakhir sering merokok karena stress
mengerjakan skripsi. Tanda Vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90 x/menit, RR
20 x/menit, T 37oC. Dokter melakukan pemeriksaan dengan menarik skuama
pada bercak, lalu muncul titik perdarahan.
Disebut apakah fenomena pada pemeriksaan tersebut?
A. Fenomena tetesan lilin
B. Auspitz phenomenon
C. Koebner phenomenon
D. Asboe-Hansen phenomenon
E. Nikolsky phenomenon
852
3A
Definisi
• Penyakit autoimun kulit yang ditandai dengan inflamasi kulit, hyperplasia epidermis dan
komplikasi nyeri sendi.
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Berhubungan dengan genetic
• Faktor Risiko: sinar UV matahari, infeksi, stress, obat-obatan, merokok
3A
• Efloresensi: plak eritematosa dengan skuama putih tebal seperti kertas mika
Pemeriksaan Fisik
• Tetesan lilin: bila lesi digores benda tumpul, skuama terlepas namun tetap koheren
(menyatu) seperti tetesan lilin
• Auspitz sign: bila skuama ditarik akan meenyebabkan titik perdarahan
• Koebner phenomenon: trauma pada kulit sehat dapat menyebabkan lesi psoriasis
855
124
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
demam dan nyeri pada kaki kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/80
mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,8oC. Pada status lokalis didapatkan lesi
eritematosa merah cerah berbatas tegas dan teraba hangat.
Apakah diagnosis dan etiologi dari keluhan pasien?
A. Selulitis, Streptococcus Beta Hemolitik Group A
B. Erisipelas, Streptococcus pyogenes
C. Selulitis, Staphylococcus aureus
D. Erisipelas, Staphylococcus aureus
E. Selulitis, Streptococcus pyogenes
857
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
demam dan nyeri pada kaki kiri sejak 4 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/80
mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,8oC. Pada status lokalis didapatkan lesi
eritematosa merah cerah berbatas tegas dan teraba hangat.
Apakah diagnosis dan etiologi dari keluhan pasien?
A. Selulitis, Streptococcus Beta Hemolitik Group A
B. Erisipelas, Streptococcus pyogenes
C. Selulitis, Staphylococcus aureus
D. Erisipelas, Staphylococcus aureus
E. Selulitis, Streptococcus pyogenes
858
Diagnosis Predileksi Bakteri coccus gram
Pioderma
+ berbentuk rantai
UKK Khas
Antara lain S. pyogenes
Pioderma SBHA
“KEKER SALMON“
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon
Di mulut dan hidung Kaki Kaki dan wajah Kaki dan Wajah Kaki
860
125
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada kepala sejak 2 minggu yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/70 mmHg,
HR 90 x/menit, RR 16 x/menit, T 37oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas serta rambut mudah
patah di atas permukaan skalp.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Tinea kapitis tipe grey patch
B. Tinea kapitis tipe kerion
C. Tinea kapitis tipe inflamasi
D. Tinea kapitis tipe black dot
E. Tinea kapitis tipe favus
862
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada kepala sejak 2 minggu yang lalu. Tanda Vital didapatkan TD 120/70 mmHg,
HR 90 x/menit, RR 16 x/menit, T 37oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas serta rambut mudah
patah di atas permukaan skalp.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Tinea kapitis tipe grey patch
B. Tinea kapitis tipe kerion
C. Tinea kapitis tipe inflamasi
D. Tinea kapitis tipe black dot
E. Tinea kapitis tipe favus
863
Tinea Kapitis
Grey Patch/
Black dot
Non inflammatory type
Kerion/ Favus/
Inflammatory type Schoenleinii
865
126
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke klinik dokter dengan keluhan
muncul plenting-plenting berisi air di sepanjang lengan kanan sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan plenting disertai rasa nyeri dan panas. Tanda Vital didapatkan TD
115/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,3oC. Pada pemeriksaan lokalis
terdapat vesikel bergerombol sesuai dermatom.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
867
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang ke klinik dokter dengan keluhan
muncul plenting-plenting berisi air di sepanjang lengan kanan sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan plenting disertai rasa nyeri dan panas. Tanda Vital didapatkan TD
115/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T 37,3oC. Pada pemeriksaan lokalis
terdapat vesikel bergerombol sesuai dermatom.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
868
4
Tatalaksana
• Sistemik
• Terapi simptomatik
• Terapi antivirus
• Asiklovir 5x800 mg selama 7-10 hari (anak <12 tahun 30
mg/kgBB selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
MED+EASY
Varisela & Herpes Zoster : Total 13
Herpes Simpleks : Total 7
869
A. Asiklovir 5x400 mg selama 7 hari à dosis salah
B. Valasiklovir 3x250 mg selama 7 hari à dosis salah
C. Famsiklovir 3x1000 mg selama 7 hari à dosis salah
D. Asiklovir 2x800 mg selama 7 hari à dosis salah
E. Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
870
127
Laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bisul di
ketiak kanan yang terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. Pemeriksaan fisik
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun berat badan pasien termasuk
dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan aksila didapatkan nodul multipel
berkonfluens dengan krusta dan skar hipertrofi.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Akne inversa
B. Skrofuloderma
C. Karbunkel
D. Kista epidermal terinfeksi
E. Folikulitis
872
Laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bisul di
ketiak kanan yang terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. Pemeriksaan fisik
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun berat badan pasien termasuk
dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan aksila didapatkan nodul multipel
berkonfluens dengan krusta dan skar hipertrofi.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Akne inversa
B. Skrofuloderma
C. Karbunkel
D. Kista epidermal terinfeksi
E. Folikulitis
873
3A
Definisi
Manifestasi Klinis
875
128
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
didapatkan benjolan merah kehitaman di hidungnya. Pasien merupakan seorang
petani dan mengaku jarang memakai topi saat bekerja di siang hari.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal dan status lokalis didapatkan nodul
hiperkeratosis, mudah berdarah dan tidak mengkilat.
Apakah kemungkinan hasil pemeriksaan PA dari keluhan pasien?
A. Sel palisade
B. Pearl horn
C. Sel pagar
D. Horn cyst
E. Displasia melanosit
877
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
didapatkan benjolan merah kehitaman di hidungnya. Pasien merupakan seorang
petani dan mengaku jarang memakai topi saat bekerja di siang hari.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal dan status lokalis didapatkan nodul
hiperkeratosis, mudah berdarah dan tidak mengkilat.
Apakah kemungkinan hasil pemeriksaan PA dari keluhan pasien?
A. Sel palisade
B. Pearl horn
C. Sel pagar
D. Horn cyst
E. Displasia melanosit
878
Tumor Ganas Kulit
BCC SCC
Melanoma Maligna
Basal Cell Carcinoma Squamous Cell Carcinoma
879
A. Sel palisade à Basal cell carcinoma
B. Pearl horn
C. Sel pagar à Basal cell carcinoma
D. Horn cyst à Keratosis seboroik
E. Displasia melanosit à Melanoma maligna
880
129
Seorang wanita berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal
pada tengkuk. Gatal memberat saat pasien stress hingga pasien secara tidak
sadar menggaruknya terus-menerus. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal dan status lokalis didapatkan penebalan kulit dan likenifikasi berbentuk
sirkumskripta.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Clobetasol propionate 0.05%
B. Hydrocortisone 1%
C. Fluticasone propionate 0,05%
D. Betamethasone valerate 0,1%
E. Desonide 0,05%
882
Seorang wanita berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal
pada tengkuk. Gatal memberat saat pasien stress hingga pasien secara tidak
sadar menggaruknya terus-menerus. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal dan status lokalis didapatkan penebalan kulit dan likenifikasi berbentuk
sirkumskripta.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Clobetasol propionate 0.05%
B. Hydrocortisone 1%
C. Fluticasone propionate 0,05%
D. Betamethasone valerate 0,1%
E. Desonide 0,05%
883
3A
Definisi
• Peradangan kulit kronik, sangat gatal, berupa penebalan kulit dan likenifikasi
berbentuk sirkumskripta akibat garukan berulang
• Nama lain: Liken simpleks kronikus
• Pencetus : Stress
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
886
130
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak
kehitaman pada pipi kiri sejak 5 hari yang lalu. Bercak tidak disertai rasa nyeri
maupun gatal, namun pasien merasa bercak tersebut mengganggu
penampilannya. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan muncul jerawat pada
tempat yang sama dan pasien sering menggaruknya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal dan pada status lokalis didapatkan lesi hiperpigmentasi
berbentuk anular.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Dermatitis numularis
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles
D. Melasma
E. Akne vulgaris
888
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak
kehitaman pada pipi kiri sejak 5 hari yang lalu. Bercak tidak disertai rasa nyeri
maupun gatal, namun pasien merasa bercak tersebut mengganggu
penampilannya. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan muncul jerawat pada
tempat yang sama dan pasien sering menggaruknya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal dan pada status lokalis didapatkan lesi hiperpigmentasi
berbentuk anular.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Dermatitis numularis
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles
D. Melasma
E. Akne vulgaris
889
3A
Definisi
Etiologi
890
A. Dermatitis numularis à plak nummular berbentuk koin dengan krusta dan
skuama, dicetuskan stress dan garukan berulang.
B. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
C. Freckles à makula hiperpigmentasi multipel, ras kulit putih.
D. Melasma à makula hiperpigmentasi simetris ireguler, hormonal (pil KB,
hamil)
E. Akne vulgaris à pada kasus akne vulgaris sebagai inflamasi yang telah
berlalu yang menyebabkan terjadinya HPS
891
131
Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keputihan berwarna putih keabuan disertai rasa gatal dan bau
amis. Pasien mengaku rutin berhubungan seksual dengan suaminya dan sering
menyemprotkan parfum ke kemaluannya sebelum berhubungan. Pada
pemeriksaan didapatkan pH vagina 6,5 dan sediaan basah menunjukkan hasil
seperti gambar.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Nistatin
B. Klindamisin
C. Flukonazole
D. Metronidazole
E. Klotrimazole
893
Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keputihan berwarna putih keabuan disertai rasa gatal dan bau
amis. Pasien mengaku rutin berhubungan seksual dengan suaminya dan sering
menyemprotkan parfum ke kemaluannya sebelum berhubungan. Pada
pemeriksaan didapatkan pH vagina 6,5 dan sediaan basah menunjukkan hasil
seperti gambar.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Nistatin
B. Klindamisin
C. Flukonazole
D. Metronidazole
E. Klotrimazole
894
4
3A
Etiologi Faktor Resiko
Kriteria AMSEL
1. Clue sel >20 %
2. Whiff test positif
3. Sekret keabuan
4. pH >4.5
895
4
3A
Tatalaksana
• Pilihan Utama
• Metronidazole 2g PO dosis tunggal
• Alternatif
• Metronidazole 2 x 500mg PO selama 7 hari
• Klindamisin 2 x 300mg PO selama 7 hari
896
A. Nistatin à terapi kandidiasis vulvovaginalis
B. Klindamisin à terapi alternatif bakterial vaginosis
C. Flukonazole à terapi kandidiasis vulvovaginalis
D. Metronidazole
E. Klotrimazole à terapi kandidiasis vulvovaginalis
897
132
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan adanya
luka di penis, yang baru disadari saat mandi 2 hari yang lalu. Pasien merupakan
seorang supir truk dan mengaku sering bergonta-ganti pasangan seksual setiap
kali melakukan perjalanan ke luar kota. Dokter lalu melakukan pemeriksaan dan
didapatkan tes serologis TPHA reaktif.
Apakah temuan klinis yang mendukung diagnosis pasien?
A. Beefy red ulcer
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol
E. Buboinguinal tanpa ulkus
899
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan adanya
luka di penis, tidak nyeri dan baru disadari saat mandi 2 hari yang lalu. Pasien
merupakan seorang supir truk dan mengaku sering bergonta-ganti pasangan
seksual setiap kali melakukan perjalanan ke luar kota. Dokter lalu melakukan
pemeriksaan dan didapatkan tes serologis TPHA reaktif.
Apakah temuan klinis yang mendukung diagnosis pasien?
A. Beefy red ulcer
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol
E. Buboinguinal tanpa ulkus
900
Ulkus Genital
Penyakit Gambaran klinis Etiologi Pemeriksaan Penunjang Khas
Kultur
Herpes simpleks • Vesikel berkelompok à Ulkus
HSV 2 Mikroskopis : Tzanck smear – “sel
genital • Nyeri (+)
datia berinti banyak”
901
901
4
3A
Pemeriksaan Penunjang
‘Treponema motil’
Treponemal Non-Treponemal
1. TPHA VDRL
(Treponema Pallidum
Heamagglutination Assay) (Venereal Disease
2. FTA – ABS Research Laboratory)
(Fluorescent Treponemal
Antibody – Absorption)
902
A. Beefy red ulcer à Granuloma ingunale
B. Ulkus dasar kotor dengan tepi bergaung à Ulkus molle
C. Ulkus dasar bersih dengan indurasi
D. Vesikel bergerombol à Herpes simpleks genital
E. Buboinguinal tanpa ulkus à Limfogranuloma venereum
903
Batch Februari
2023
133
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang melibatkan 500 subjek dengan
kecurigaan suspek malaria. Hasil apusan darah dianggap sebagai baku emas,
dan didapatkan hasil positif sebanyak 250 subjek. Penelitian juga dilanjutkan
dengan alat diagnostik baru yaitu rapid test. Subjek dengan hasil apusan darah
positif, alat baru memberikan hasil positif pada 200 sampel. Dan dari hasil apusan
darah negative, alat ini memberikan hasil positif pada 100 sampel.
Berapakah nilai negative predictive value alat baru tersebut?
A. 60 %
B. 67 %
C. 75 %
D. 80 %
E. 87 %
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang melibatkan 500 subjek dengan
kecurigaan suspek malaria. Hasil apusan darah dianggap sebagai baku emas,
dan didapatkan hasil positif sebanyak 250 subjek. Penelitian juga dilanjutkan
dengan alat diagnostik baru yaitu rapid test. Subjek dengan hasil apusan darah
positif, alat baru memberikan hasil positif pada 200 sampel. Dan dari hasil apusan
darah negative, alat ini memberikan hasil positif pada 100 sampel.
Berapakah nilai negative predictive value alat baru tersebut?
A. 60 %
B. 67 %
C. 75 %
D. 80 %
E. 87 %
Uji Diagnostik
GOLD STANDARD
Jumlah
(+) (-)
(+) 200 100 200
ALAT BARU
(-) 50 150 400
Jumlah 250 250
908
Definisi
• Pengujian satu alat ukur baru terhadap alat ukur lainnya yang dinyatakan
sebagai baku emas (gold standard)
Baku Emas (Gold Standard)
Positif Negatif
Positif True Positive (A) False Positive (B)
Alat Uji Baru
Negatif False Negative (C) True Negative (D)
Med+Key
• Sakit = Baku Emas (+) Tidak sakit = Baku Emas (-)
• Positif = Alat uji baru (+) Negatif = Alat uji baru (-)
• Sensitivitas tinggi Screening/rule out
• Karena Negatif Palsu sangat kecil
SAKIT (+) SAKIT (-)
913
STATISTIK
134
Seorang dokter di puskesmas ingin mendata ukuran angka kematian di suatu
wilayah di Pulau Kalimantan selama tahun 2021. Dari data tersebut, diperoleh
jumlah kelahiran hidup sebesar 100, jumlah lahir mati sebesar 2. Diperoleh ibu
yang meninggal 2 orang karena perdarahan post partum, 3 ibu karena
kecelakaan saat menuju puskesmas, 4 ibu meninggal karena eklampsia dan 1 ibu
43 hari post partum meninggal karena infeksi.
Berapakah angka kematian ibu berdasarkan data di atas?
A. 7/100 x 100.000
B. 7/98 x 100.000
C. 6/100 x 100.000
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000
Seorang dokter di puskesmas ingin mendata ukuran angka kematian di suatu
wilayah di pulau Kalimantan selama tahun 2021. Dari data tersebut, diperoleh
jumlah kelahiran sebesar 100, jumlah lahir mati sebesar 2. Diperoleh ibu yang
meninggal 2 orang karena perdarahan post partum, 3 ibu karena kecelakaan
saat menuju puskesmas, 4 ibu meninggal karena eklampsia dan 1 ibu 43 hari post
partum meninggal karena infeksi.
Berapakah angka kematian ibu berdasarkan data di atas?
A. 7/100 x 100.000
B. 7/98 x 100.000
C. 6/100 x 100.000
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000
Note: kematian ibu: kematian ibu akibat komplikasi pada kehamilan, proses kelahiran, dan nifas (42 hari
post partum)
917
A. 7/100 x 100.000 à kurang tepat
B. 7/98 x 100.000 à kurang tepat
C. 6/100 x 100.000 à kurang tepat
D. 6/98 x 100.000
E. 5/98 x 100.000 à kurang tepat
918
STATISTIK
135
Seorang dokter bermaksud mengevakuasi pasien-pasiennya yang menderita
kanker hati dan hubungannya dengan kebiasaan minuman keras. Dokter
melakukan penelitian terhadap pasien dengan dan tanpa kanker hati dan
mencari pasien yang biasa dan tidak pernah minum minuman keras selama
beberapa tahun.
Apakah metode penelitian yang paling tepat dilakukan?
A. Potong lintang
B. eksperimental
C. kohort
D. retrospektif
E. kasus kontrol
Seorang dokter bermaksud mengevakuasi pasien-pasiennya yang menderita
kanker hati dan hubungannya dengan kebiasaan minuman keras. Dokter
melakukan penelitian terhadap pasien dengan dan tanpa kanker hati dan
mencari pasien yang biasa dan tidak pernah minum minuman keras selama
beberapa tahun.
Apakah metode penelitian yang paling tepat dilakukan?
A. Potong lintang
B. eksperimental
C. kohort
D. retrospektif
E. kasus kontrol
STUDI
DESAIN
ANALITIKAL DESKRIPTIF
Case Report
OBSERVASIONAL EXPERIMENTAL
Case Series
1. Cross-Sectional Clinical Trial Cross-Sectional
2. Cohort
3. Case-Control Field Trial
4. Ecological
922
Desain Penelitian
923
•Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung dengan melakukan pengukuran terhadap tiap-
Cross Sectional tiap subjek sebanyak satu kali saja pada suatu saat tanpa diikuti
follow-up
•Murah, cepat, mudah, tapi tidak cukup baik untuk menilai hubungan
faktor risiko dengan efek
924
A. Potong lintang → melakukan pengukuran terhadap tiap-tiap subjek
sebanyak satu kali saja
B. eksperimental → penelitian dengan intervensi
C. kohort → mengikuti perjalanan kasus dari awal paparan hingga muncul hasil
akhir
D. retrospektif → penelitian dengan faktor risiko pada masa lampau
E. kasus kontrol
STATISTIK
136
Seorang dokter ingin melakukan penelitian terkait ASI eksklusif dan angka
kejadian stunting di suatu kabupaten. Diambil 300 sampel dari masing-masing
kecamatan, diambil 50 sampel dari tiap desa, dan tiap desa diambil 10 sampel.
Apakah metode pengambilan sampel tersebut?
A. accidental sampling
B. snowball sampling
C. stratified sampling
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling
Seorang dokter ingin melakukan penelitian terkait ASI eksklusif dan angka
kejadian stunting di suatu kabupaten. Diambil 300 sampel dari masing-masing
kecamatan, diambil 50 sampel dari tiap desa, dan tiap desa diambil 10 sampel.
Apakah metode pengambilan sampel tersebut?
A. accidental sampling
B. snowball sampling
C. stratified sampling
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling
TEKNIK SAMPLING
929
PENTING!!!
Systematic sampling
• Semua diberi nomor à ambil dengan pola tertentu (misal kelipatan 5)
Stratified sampling
• Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah –tinggi) à random
• Proporsional à tiap strata memiliki sapling fraction yang sama
• Disproportional à sampling fraction berbeda tiap strata
Cluster sampling
• Kelompok setara (dari 100 SMP hanya diambil 20 SMP)
930
PENTING!!!
Consecutive sampling
• Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasarkan dalam kurun waktu tertentu
• ALL accessible subjects
Quota sampling
• Dibuat strata grup sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah orang secara subjektif / tidak
acak sampai jumlah sampel terpenuhi
Snowball Sampling
• Bermula dari sedikit sample menjadi banyak (dengan network)
931
A. accidental sampling → peneliti memilih siapa saja yang dijumpai pada waktu
tertentu
B. snowball sampling → peneliti meminta subjek merekomendasikan orang lain
dengan trait yang diteliti
C. stratified sampling → peneliti membagi populasi menjadi substrata homogen,
kemudian diambil sama rata
D. multi-stage sampling
E. cluster sampling → populasi dibagi-bagi menjadi cluster, kemudian simple
random dan systematic sampling digunakan hanya pada cluster yang terpilih
untuk diambil
Batch Februari
2023
137
Seorang laki-laki usia 30 tahun merupakan pegawai swasta baru dari kantor yang
akan membuatkan BPJS. Ia memiliki 1 istri dan 3 org anak.
Berdasarkan data tersebut, berapakah persentase iuran yang harus dibayar oleh
kantor dan pekerja tersebut dari gaji?
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja
Seorang laki-laki usia 30 tahun merupakan pegawai swasta baru dari kantor yang
akan membuatkan BPJS. Ia memiliki 1 istri dan 3 orang anak.
Berdasarkan data tersebut, berapakah persentase iuran yang harus dibayar oleh
kantor dan pekerja tersebut dari gaji?
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja
BPJS Kesehatan
Penghasilan
Batas atas: 12 BPJS
Juta
Batas bawah:
UMR BPJS BPJS Aktif 14 hari
Langsung PBI Non PBI setelah mendaftar
aktif setelah (-) Bayar à Kelas III
(-) ↑ Kelas, kecuali penuh Bayar
mendaftar
Iuran
1 Kartu Keluarga à Max 5 orang
PNS / (-) PNS
1% Pekerja Anak yang ditanggung :
• Belum / tidak menikah
• (-) Penghasilan
• <21 tahun / <25 tahun (dalam Pendidikan)
Pensiunan Lainnya 3% Pemberi Kerja Tambahan à diambil 1% dari gaji
Iuran
Mandiri 2% Pekerja
938
A. 4% pemberi kerja dan 1% pekerja
B. 5% pemberi kerja dan 1% pekerja à tidak ada
C. 4% pemberi kerja dan 2% pekerja à apabila anggota keluarga >5, maka 1
orang = 1%
D. 3% pemberi kerja dan 2% pekerja à untuk pensiunan mandiri
E. 3% pemberi kerja dan 1% pekerja à tidak ada
939
138
Seorang dokter perusahaan ingin menerapkan gerakan berhenti merokok
terhadap karyawan2 perusahaan. Setelah dilakukan survey, didapatkan masih
ada 40% karyawan yang berpikir bahwa tidak akan berhenti merokok karena
saya masih sehat.
Menurut teori prochaska, tindakan 40% orang tersebut termasuk dalam kategori ?
A. Pre contemplation
B. Contemplation
C. Preparation
D. Action
E. Maintenance
Seorang dokter perusahaan ingin menerapkan gerakan berhenti merokok
terhadap karyawan-karyawan perusahaan. Setelah dilakukan survey, didapatkan
masih ada 40% karyawan yang berpikir bahwa tidak akan berhenti merokok
karena saya masih sehat.
Menurut teori prochaska, tindakan 40% orang tersebut termasuk dalam kategori ?
A. Pre contemplation
B. Contemplation
C. Preparation
D. Action
E. Maintenance
Mantenance
• Mempertahankanti
ndakannyadanmen
Action jadikankebiasaanb
• Sudah bertindak aru
Preparation
• Merencanakan
kapan, bagaimana
Contemplation akan bertindak
• Mempunyai niat
untuk bertindak tapi
Precontemplation belum tahu kapan
• Tidakmempunyainia dan bagaimana
tuntukbertindak akan memulai
A. Pre contemplation
B. Contemplation à niat (+), tindakan (-)
C. Preparation à merencanakan tindakan
D. Action à tindakan (+)
E. Maintenance à mempertahankan tindakan
945
139
Seorang laki-laki usia 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah ia
pulang bekerja, ia pergi belanja ke mall menggunakan angkot. Kemudian ia
dibawa ke RS.
Pembiayaan ditanggung oleh?
a. BPJS ketenagakerjaan
b. BPJS Kesehatan
c. Jasa raharja
d. Asuransi Swasta
e. Mandiri
Seorang laki-laki usia 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah ia
pulang bekerja, ia pergi belanja ke mall menggunakan angkot. Kemudian
angkot mengalami kecelakaan tunggal. Kemudian ia dibawa ke RS.
Pembiayaan ditanggung oleh?
a. BPJS ketenagakerjaan
b. BPJS Kesehatan
c. Jasa raharja
d. Asuransi Swasta
e. Mandiri
4A
952
140
Di suatu Puskesmas di Kota A, ditemukan kasus penyakit X yang muncul hampir
setiap minggu. Dokter B yang merupakan dokter di Puskesmas tersebut ingin
melaporkan jumlah penderita dan kematian yang dibuat setiap minggu.
Maka formulir yang tepat adalah?
A. W0
B. W1
C. W2
D. LB1
E. LB 2
Di suatu Puskesmas di Kota A, ditemukan kasus penyakit X yang muncul hampir
setiap minggu. Dokter B yang merupakan dokter di Puskesmas tersebut ingin
melaporkan jumlah penderita dan kematian yang dibuat setiap minggu.
Maka formulir yang tepat adalah?
A. W0
B. W1
C. W2
D. LB1
E. LB3
4A
Laporan Puskesmas
Form W1
• Laporan: lokasi, jumlah penderita, jumlah
kematian, diagnosis & gejala
• Waktu pengiriman: dalam 24 jam setelah ada
tersangka KLB
• Tujuan pengiriman: Dinkes kabupaten/kota dan
camat → Dilanjutkan ke bupati/walikota dan
dinkes provinsi → Laporkan ke gubernur dan
menteri
• Dibuat oleh: Kepala Puskesmas
• Pelaporan juga dilakukan secara lisan = tatap muka,
atau melalui telepon, radio, alat komunikasi lainnya
4A
Laporan Puskesmas
Form W2
• Laporan:
• Jumlah penderita dan kematian
• dalam 1 minggu yang tercatat
• Dibuat setiap minggu
• Waktu pengiriman:
• Setiap Senin/Selasa tiap minggu
• Dibuat oleh:
• Kepala Puskesmas
4A
7. Intervensi masalah
959
141
Suatu kelompok kader ingin mengadakan kegiatan penyuluhan terkait
pentingnya peningkatan berat badan balita. Dari 1000 balita yang ada di
wilayah tersebut, ada 600 yang memiliki buku KMS, 500 yang datang ke posyandu
untuk ditimbang, dan hanya 400 yang benar benar mengalami kenaikan berat
badan. Karena terbatasnya jumlah kader, pembagian buku KMS belum bisa
dilakukan secara efisien.
Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?
A. 600/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 400/650
E. 400/500
Suatu kelompok kader ingin mengadakan kegiatan penyuluhan terkait
pentingnya peningkatan berat badan balita. Dari 1000 balita yang ada di
wilayah tersebut, ada 600 yang memiliki buku KMS, 500 yang datang ke
posyandu untuk ditimbang, dan hanya 400 yang benar benar mengalami
kenaikan berat badan. Karena terbatasnya jumlah kader, pembagian buku KMS
belum bisa dilakukan secara efisien.
Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?
A. 600/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 400/650
E. 400/500
Indikator Keberhasilan
Data Keterangan
S Jumlah seluruh balita di wilayah posyandu IndikatorKeberhasilan
963
Diketahui :
S : 1000 balita
K : 600 yang memiliki buku KMS
D : 500 yang datang ke posyandu untuk ditimbang,
N : Hanya 400 yang benar benar mengalami kenaikan berat badan.
Ditanya : Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut?
Data Keterangan
S Jumlah seluruh balita di wilayah posyandu
K Jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah kerja posyandu
964
A. 600/1000 à bukan salah satu indikator keberhasilan
B. 500/1000 à D/S (mengukur partisipasi masyarakat)
C. 400/1000
D. 400/650 à tidak tepat
E. 400/500 à N/D (cakupan hasil penimbangan)
965
142
Pada wilayah kerja puskesmas X sudah 5 tahun tidak pernah ada warga yang
menderita penyakit difteri, namun pada bulan ini terjadi 5 kasus difteri di wilayah
kerja puskesmas X.
Apakah karakteristik kejadian tersebut?
A. Endemik
B. Pandemik
C. KLB
D. Wabah
E. Sporadik
967
Pada wilayah kerja puskesmas X sudah 5 tahun tidak pernah ada warga yang
menderita penyakit difteri, namun pada bulan ini terjadi 5 kasus difteri di wilayah
kerja puskesmas X.
Apakah karakteristik kejadian tersebut?
A. Endemik
B. Pandemik
C. KLB
D. Wabah
E. Sporadik
968
KejadianLuarBiasa
Suatukasusdigolongkanmenjadikejadianluarbiasaapabilatimbulnyasuatupenyakitmenula
ryangmemenuhisetidaknyasatudarikriteriadibawahini:
• Sebelumnya tidak dikenal atau tidak ada pada suatu daerah
• Kejadian ATAU kematian meningkat terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu berturut-
turut
• Kejadian ATAU kematian meningkat 2 (dua) kali lipat dibanding kurun waktu dalam jam,
hari, atau minggu sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan 2 (dua) kali lipat
dibanding penderita baru di bulan / rata-rata bulan sebelumnya
• Rata-rata jumlah kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikkan dua kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan
pada tahun sebelumnya
Wabah
Kejadianluarbiasadenganjumlahkasusyanglebihbesar,daerahterdampakyanglebihluas,w
aktuyanglebihlama,sertadampakyangditimbulkanlebihberat
969
Terminologi
Epidemiologi
970
A. Endemik à menetap di suatu daerah dan terprediksi
B. Pandemik à epidemi luas
C. KLB
D. Wabah à KLB yang lebih besar, daerah lebih luas, waktu lebih lama
E. Sporadik à kasus yang jarang terjadi dalam periode waktu yang tidak teratur
971
Batch Februari
2023
143
Dokter melakukan pemeriksaan pada mayat yang ditemukan warga di belakang
rumah sakit. Mayat tampak pucat, dengan lebam mayat dan kaku mayat yang
sudah menetap di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka tepi
rata, ujung lancip, tanpa jembatan jaringan di dada kiri dengan panjang 10 cm
dan terdapat patah tulang iga.
Apakah jenis luka pada mayat tersebut?
A. Vulnus punctum
B. Vulnus scissum
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum
E. Vulnus excoriatum
974
Dokter melakukan pemeriksaan pada mayat yang ditemukan warga di belakang
rumah sakit. Mayat tampak pucat, dengan lebam mayat dan kaku mayat yang
sudah menetap di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka tepi
rata, ujung lancip, tanpa jembatan jaringan di dada kiri dengan panjang 10 cm
dan terdapat patah tulang iga.
Apakah jenis luka pada mayat tersebut?
A. Vulnus punctum
B. Vulnus scissum
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum
E. Vulnus excoriatum
975
4A
Sekitar Luka Ada luka lecet atau memar Tidak ada luka lain
976
UNTUK LUKA TUSUK
Kekerasan Tajam
Panjang luka = lebar maksimum senjata yang masuk
Dalam luka = panjang minimum senjata yang masuk
977
A. Vulnus punctum à Dalam luka > Panjang/lebar luka
B. Vulnus scissum à Panjang/lebar luka > Dalam luka
C. Vulnus caesum
D. Vulnus laceratum à kekerasan tumpul
E. Vulnus excoriatum à kekerasan tumpul
978
144
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
keluhan keluar gumpalan darah dari jalan lahir. Menurut kakak pasien, ia sempat
melihat pasien menelan obat beberapa jam sebelum terjadi keluhan. Pasien
diketahui tidak senang sejak awal mengetahui kehamilannya dan beberapa kali
menyampaikan bahwa pasien berniat untuk menggugurkannya.
Berapa lama pasien terancam dipidana penjara?
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun
C. Paling lama 12 tahun
D. Seumur hidup
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung
980
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
keluhan keluar gumpalan darah dari jalan lahir. Menurut kakak pasien, ia sempat
melihat pasien menelan obat beberapa jam sebelum terjadi keluhan. Pasien
diketahui tidak senang sejak awal mengetahui kehamilannya dan beberapa kali
menyampaikan bahwa pasien berniat untuk menggugurkannya.
Berapa lama pasien terancam dipidana penjara?
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun
C. Paling lama 12 tahun
D. Seumur hidup
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung
981
3A
• (1) Barangsiapa dengan sengaja • Jika seorang dokter, bidan atau juru
menggugurkan atau mematikan obat membantu melakkukan
kandungan seseorang Wanita kejahatan berdasarkan pasal 346,
dengan persetujuannya, diancam ataupun melakukan atau membantu
dengan pidana penjara paling lama melakukan salah satu kejahatan yang
lima tahun enam bulan diterapkan dalam pasal 347 dan 348
maka pidana yang ditentukan dalam
• (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
pasal itu ditambah dengan sepertiga
matinya Wanita tersebut, diancam
dan dapat dicabut hak untuk
dengan pidana paling lama tujuh
menjalankan pencarian dalam mana
tahun
kejahatan dilakukan
Orang lain gugurkan kandungan Dr/bidan/juru obat lakukan
dengan izin wanita kejahatan di atas
A. Paling lama 4 tahun
B. Paling lama 7 tahun à KUHP 348: Orang lain gugurkan kandungan
dengan izin wanita, namun wanita tersebut meninggal
C. Paling lama 12 tahun à KUHP 347: Orang lain gugurkan kandungan tanpa
izin wanita
D. Seumur hidup à tidak tepat
E. Tidak dipenjara karena hak pasien sebagai ibu yang mengandung à
tidak tepat
984
145
Seorang laki-laki usia 18 tahun dibawa ke IGD RS dengan luka di dada kiri. Pasien
mengaku ia ditembak saat mencoba kabur setelah merampok emas di rumah
tetangganya. Pada pemeriksaan dada didapatkan luka bulat disertai butir mesiu
yang tertanam di kulit sekitarnya.
Berdasarkan jaraknya maka luka tembak tersebut dikategorikan?
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat
C. Luka tembak jarak jauh
D. Luka tembak jarak sangat jauh
E. Luka tembak menempel
986
Seorang laki-laki usia 18 tahun dibawa ke IGD RS dengan luka di dada kiri. Pasien
mengaku ia ditembak saat mencoba kabur setelah merampok emas di rumah
tetangganya. Pada pemeriksaan dada didapatkan luka bulat disertai butir mesiu
yang tertanam di kulit sekitarnya.
Berdasarkan jaraknya maka luka tembak tersebut dikategorikan?
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat
C. Luka tembak jarak jauh
D. Luka tembak jarak sangat jauh
E. Luka tembak menempel
987
3A
Definisi: Luka akibat anak peluru yang masuk dan/atau keluar tubuh (Vulnus Sclopetorum)
Temuan Deskripsi
Luka berbentuk bintang akibat recoil gas panas bila laras senjata menempel kuat
Stelata
(firm contact)
LA luka lecet pada kulit akibat ujung laras yang menempel lemah (loose contact) saat
Jejas Laras
PI ditembakkan
GA
TO Kelim Api jaringan yang terbakar dan hiperemi akibat api dari ledakan senjata
KEL
Kelim Jelaga jelaga dari ujung laras yang menempel pada kulit
Kelim Tato butir mesiu yang tidak habis terbakar dan tertanam di kulit
Kelim lecet bagian epidermis yang hilang saat peluru masuk ke dalam tubuh
Kelim kesat minyak, jelaga, dan mesiu di tepi luka
3A
Sangat Dekat
Dekat Jauh
Menempel (0 cm)
< 15 cm 15 – 30 cm (30 – 60 cm) (> 60 cm)
Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet
Jejas laras
- - - -
Stelata
989
A. Luka tembak jarak dekat
B. Luka tembak jarak sangat dekat à kelim jelaga (+), kelim api (+)
C. Luka tembak jarak jauh à kelim lecet saja
D. Luka tembak jarak sangat jauh à tidak termasuk kategori jarak luka
tembak
E. Luka tembak menempel à jejas laras (+), stelata (+)
990
146
Seorang pasien laki-laki ingin meminta hasil rekam medisnya, namun tidak
diizinkan oleh pegawai rumah sakit dan dokter berusaha menjelaskan hal
tersebut karena berkas rekam medis adalah hak milik rumah sakit. Pasien tidak
menerima dan terjadi perseteruan antara pasien dan pihak rumah sakit.
Apa yang harus dilakukan dokter?
A. Tidak memberikan berkas rekam medis
B. Memberikan berkas rekam medis untuk dibawa pulang
C. Memberikan ringkasan rekam medis
D. Meminta pasien untuk memfoto berkas rekam medis saja
E. Memberikan berkas rekam medis hanya selama di RS
992
Seorang pasien laki-laki ingin meminta hasil rekam medisnya, namun tidak
diizinkan oleh pegawai rumah sakit dan dokter berusaha menjelaskan hal
tersebut karena berkas rekam medis adalah hak milik rumah sakit. Pasien tidak
menerima dan terjadi perseteruan antara pasien dan pihak rumah sakit.
Apa yang harus dilakukan dokter?
A. Tidak memberikan berkas rekam medis
B. Memberikan berkas rekam medis untuk dibawa pulang
C. Memberikan ringkasan rekam medis
D. Meminta pasien untuk memfoto berkas rekam medis saja
E. Memberikan berkas rekam medis hanya selama di RS
993
Rekam Medis
Rekam Medis
Berkas: Catatan Pasien (Riwayat
Perjalanan Penyakit, Riwayat
Pemeriksaan, Terapi)
Berkas Isi
• Milik pasien
• Milik fasilitas kesehatan
• Tidak boleh dibuka tanpa
persetujuan pasien
Pengecualian
• Kepentingan Peradilan
• Kepentingan Penelitian/ Pendidikan
• Audit Medik
• Penyakit yang membahayakan orang
lain/ Infeksius
Kepemilikan Rekam Medis
996
147
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik rumah sakit bersama istrinya
dengan keluhan luka pada penis. Dokter lalu melakukan pemeriksaan dan
mendiagnosa pasien menderita sifilis. Pasien lalu meminta dokter untuk
merahasiakan penyakit pasien dan tidak memberi tahu istrinya.
Apa yang harusnya dilakukan dokter?
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam
D. Mengobati pasien dan istrinya
E. Tidak memberitahu istri pasien
998
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik rumah sakit bersama
istrinya dengan keluhan luka pada penis. Dokter lalu melakukan pemeriksaan
dan mendiagnosa pasien menderita sifilis. Pasien lalu meminta dokter untuk
merahasiakan penyakit pasien dan tidak memberi tahu istrinya.
Apa yang harusnya dilakukan dokter?
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam
D. Mengobati pasien dan istrinya
E. Tidak memberitahu istri pasien
999
Dasar HukumàUU No. 29Tahun2004TentangPraktikKedokteran
• Pasal 48
• Ayat
(1):Setiapdokterataudoktergigidalammelaksanakanpraktikkedokteranwajib
menyimpanrahasiakedokteran
• Ayat
(2):Rahasiakedokterandapatdibukahanyauntukkepentingankesehatanpasie
n,memenuhipermintaanaparaturpenegakhukumdalamrangkapenegakanh
ukum,permintaanpasiensendiri,atauberdasarkanketentuanperundang-
undangan
• Pasal 51
• Dokterataudoktergigimempunyakewajibanmerahasiakansegalasesuatuyan
gdiketahuinyatentangpasien,bahkanjugasetelahpasienitumeninggaldunia
Dasar HukumàUU No. 36Tahun2009TentangKesehatan
• Pasal57
• Ayat
(1):SetiapSetiaporangberhakatasrahasiakondisikesehatanpribadinyayangtelahdikemu
kakankepadapenyelenggarapelayanankesehatan
• Pasal10
• Informasitentangidentitas, diagnosis,riwayatpenyakit,
Riwayatpemeriksaandanriwayatpengobatanpasienharusdijagakerahasiaannyaolehd
okter,doktergigi,tenagaKesehatantertentu,petugaspengelola,
danpimpinansaranapelayananKesehatan
A. Memberi tahu istri pasien secara terpisah dari suami à dokter harus
menjaga rahasia medis pasien
B. Mengedukasi pasien supaya memberi tahu sendiri istri pasien agar tidak
menularinya
C. Memberi tahu istri pasien diam-diam à dokter harus menjaga rahasia
medis pasien
D. Mengobati pasien dan istrinya à perlu dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu pada istri pasien
E. Tidak memberitahu istri pasien à benar, namun sebaiknya istri pasien tahu
langsung dari suaminya
1002
148
Seorang dokter sedang bertugas di poli umum rumah sakit. Saat sedang
menganamnesis keluhan pasien pertama, perawat memberi tahu bahwa anak
direktur RS datang ke poli dan minta diperiksakan. Dokter segera menangani
anak direktur RS tersebut dan meminta pasien pertama kembali menunggu di
kursi antrian dan akan diperiksa setelah anak direktur RS.
Kaidah bioetik manakah yang dilanggar oleh dokter tersebut?
A. Non maleficence
B. Maleficence
C. Justice
D. Beneficence
E. Autonomi
1004
Seorang dokter sedang bertugas di poli umum rumah sakit. Saat sedang
menganamnesis keluhan pasien pertama, perawat memberi tahu bahwa anak
direktur RS datang ke poli dan minta diperiksakan. Dokter segera menangani
anak direktur RS tersebut dan meminta pasien pertama kembali menunggu di
kursi antrian dan akan diperiksa setelah anak direktur RS.
Kaidah bioetik manakah yang dilanggar oleh dokter tersebut?
A. Non maleficence
B. Maleficence
C. Justice
D. Beneficence
E. Autonomi
1005
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar -> dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/ benefit untuk pasien
>>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat -> safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan, dewasa, pencari nafkah
• Menjaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menentukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada unsur
hak sosial (masyarakat atau komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
1006
A. Non maleficence à First, do no harm, biasa pada kasus emergensi
B. Maleficence à Bukan kaidah dasar bioetik
C. Justice
D. Beneficence à Dokter melakukan yang terbaik untuk pasien
E. Autonomi à Pasien memiliki hak memilih
1007
149
Satpam kompleks perumahan menemukan mayat seorang perempuan berusia
sekitar 20 tahun dalam keadaan mengambang di danau sekitar kompleks. Mayat
tersebut merupakan warga yang menghilang beberapa hari yang lalu. Setelah
dilakukan pemeriksaan forensik, dokter menyimpulkan kasus tersebut adalah
kasus tenggelam dan polisi menduga kemungkinan karena kecelakaan.
Mekanisme kematian pada kasus tersebut adalah?
A. Edema paru
B. Anoksia miokard
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri
1009
Satpam kompleks perumahan menemukan mayat seorang perempuan berusia
sekitar 20 tahun dalam keadaan mengambang di danau sekitar kompleks. Mayat
tersebut merupakan warga yang menghilang beberapa hari yang lalu. Setelah
dilakukan pemeriksaan forensik, dokter menyimpulkan kasus tersebut adalah
kasus tenggelam dan polisi menduga kemungkinan karena kecelakaan.
Mekanisme kematian pada kasus tersebut adalah?
A. Edema paru
B. Anoksia miokard
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri
1010
3A
• Korban masih hidup atau masih bisa diselamatkan saat hampir tenggelam. Namun
setelah dilakukan resusitasi selama beberapa jam, akhirnya korban meninggal.
1011
A. Edema paru à air laut
B. Anoksia miokard à air laut
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi à air laut
E. Peningkatan NaCl di jantung kiri à air laut
1012
150
Seorang warga melapor ke polisi setempat karena menemukan jenazah
perempuan saat sedang berenang di laut. Jenazah ditemukan dalam keadaan
mengapung bersama dengan alat selam di laut. Polisi membawa jenazah ke
rumah sakit dan meminta dokter melakukan otopsi. Dokter menemukan jenazah
sudah dalam kondisi pembusukan.
Di antara organ berikut, manakah yang mengalami pembusukan terlebih
dahulu?
A. Hepar
B. Paru
C. Esofagus
D. Jantung
E. Rahim Non gravida
1014
Seorang warga melapor ke polisi setempat karena menemukan jenazah
perempuan saat sedang berenang di laut. Jenazah ditemukan dalam keadaan
mengapung bersama dengan alat selam di laut. Polisi membawa jenazah ke
rumah sakit dan meminta dokter melakukan otopsi. Dokter menemukan jenazah
sudah dalam kondisi pembusukan.
Di antara organ berikut, manakah yang mengalami pembusukan terlebih
dahulu?
A. Hepar
B. Paru
C. Esofagus
D. Jantung
E. Rahim Non gravida
1015
4A
Putrefraksi (Decomposere)
1016
4A
Pembusukan Organ
Cepat
•Otak
•Hati
•Lambung
Lambat
•Esofagus
•Paru
•Jantung
Sangat Lambat
•Prostat
•Rahim Nongravida
Pembusukan Lainnya
Adiposere Mummifikasi
1018
Tanatologi
Livor mortis mulai Livor mortis lengkap dan
Livor mortis hilang dengan penekanan
muncul menetap
1019
A. Hepar
B. Paru à lambat membusuk
C. Esofagus à lambat membusuk
D. Jantung à lambat membusuk
E. Rahim Non gravidaà sangat lambat membusuk
1020
Throwback
CBT Mei 2022
Terima Kasih
#SiapUKMPPDBersamaMedsense+