Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EKONOMI MONETER SYARIAH

BANK INDONESIA

Dosen Pengampu : Rasidah Novita Sari, M.E.

Kelompok 2 :

Ifa Latifah 211410110

Lulu Aziza Latifa 211410120

Shopyan Imaduddin 211410131

5D EKONOMI SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Bank Indonesia” yang bisa
kami selesaikan dengan usaha yang maksimal.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Ekonomi Moneter Syariah. Besar harapan
kami agar tugas ini menjadi hal yang bisa dipelajari agar lebih baik dimasa depan.

Kemudian ucapan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan ini merupakan langkah yang baik bagi perkembangan belajar kami
yang sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan yang
kami miliki, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian. Segala bentuk kebenaran dalam makalah ini, semuanya berasal dari
Allah SWT, dan segala kekurangan serta kesalahan yang ada di dalam makalah
semata-mata adalah tanggung jawab penulis sendiri.

Serang, 8 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
A. Latar Belakang........................................................................................................6
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................8
A. Sejarah Bank Indonesia..........................................................................................8
B. Kelembagaan BI......................................................................................................9
 Status dan Kedudukan BI........................................................................................9
C. Visi dan Misi Bank Indonesia................................................................................14
VISI BANK INDONESIA..................................................................................................14
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui
penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan
nilai tukar yang stabil...................................................................................................14
MISI BANK INDONESIA.................................................................................................14
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan
moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.........................14
2. Mendorong system keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta
mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi
sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan
stabilitad perekonomian nasional................................................................................14
3. Mewujudkan system pembayaran yang aman, efisien, dan lancer yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas system
keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
14
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata
kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas diamanatkan
UU 14
NILAI-NILAI STRATEGIS.................................................................................................14
Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk
bertindak dan atau berperilaku terdiri atas:................................................................14

2
Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and
Teamwork....................................................................................................................14
D. Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia..............................................................15
TUJUAN BANK INDONESIA...........................................................................................15
Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang BI yang kemudian diamandemen menjadi
undang-undang No.3 tahun 2004 tentang BI menjelaskan bahwa BI mempunyai satu
tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 7 ayat (1)
UU No.3 Tahun 2004). Kestabilan nilai rupiah ini terlihat dari dua aspek, yaitu (1)
kestabilan nilai mata uang (rupiah) terhadap barang dan jasa, (2) kestabilan nilai mata
uang Rupiah terhadap mata uang negara lain, misalnya terhadap dolar AS. Aspek
pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap matauang negara lain.....................15
Kestabilan nilai rupiah sangat penting terutama untuk mendukung Pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Kenaikan
harga-harga yang tinggi dan terus menerus akan menurunkan daya beli Masyarakat,
terutama golongan Masyarakat yang berpendapatan tetap, sehingga
kesejahteraannya akan menurun. Nilai tukar rupiah yang terus melemah, meskipun
dapat meningkatkan pendapatan netto dari perdagangan luar negeri, akan menaikkan
harga-harga di dalam negeri, khususnya harga barang dan jasa yang harus diimpor
dari manca negara. Di samping itu, ketidakstabilan inflasi dan nilai tukar rupiah
menyebabkan dunia usaha dan para pelaku ekonomi akan mengalami kesulitan dalam
Menyusun bussines plan-nya yang pada akhirnya akan mengakibatkan fluktuasi
perkembangan ekonomi secara keseluruhan yang pada gilirannya akan memperburuk
kesejahteraan Masyarakat...........................................................................................15
TUGAS POKOK BANK INDONESIA.................................................................................15
BI sebagai Bank Sentral di Indonesia memiliki 3 tugas utama antara lain: (1)
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, (2) mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, (3) mengatur mengawasi bank. Pelaksanaan ketiga
tugas tersebut mempunyai keterkaitan dan oleh karena itu harus dilakukan secara
saling mendukung guna tercapainya tujuan tersebut secara efektif dan efisien.........15
Tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dilakukan oleh BI antara lain
melalui pengendalian uang beredar dan suku bunga dalam perekonomian. Efektivitas
pelaksanaan tugas tersebut memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien,
cepat, aman dan andal yang merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman, dan andal tersebut memerlukan sistem perbankan yang sehat yang merupakan
sasaran tugas mengatur dan mengawasi bank. Sistem perbankan yang sehat, selain
mendukung kinerja sistem pembayaran, akan mendukung pengendalian moneter
mengingat pelaksanaan kebijakan moneter dan efektivitasnya dalam memengaruhi

3
kegiatan ekonomi riil dan mencapai stabilitas nilai rupiah terutama berlangsung
melalui sistem perbankan (Sugiyono dan Ascarya, 2003)............................................16
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jika keterkaitan pelaksanaan ketiga
tugas tersebut secara saling mendukung atau memperkuat antara satu dengan
lainnya, maka diharapkan pencapaian tujuan BI akan efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan Pembangunan ekonomi makro lainnya, misalnya
pertumbuhan ekonomi dan perluasan penciptaan lapangan kerja..............................16
Untuk mencapai tujuan BI yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
maka BI didukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan tiga bidang tugas utamanya.. . .16
E. Kebijakan Moneter Bank Indonesia......................................................................17
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 April 2022 memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku
bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4.25%.
keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan
mengendalikan inflasi, serta Upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di
tengan tekanan eksternal yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik
Rusia-Ukraina dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju. Bank
Indonesia juga terus mengoptimalkan strategi buaran kebijakan moneter dan
makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran.....17
Adapun Langkah-langkah untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan
perekonomian sebagai berikut:...................................................................................17
 Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar
yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental............................................17
 Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif dengan
mempertahankan: (a) rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, (b) Rasio
intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%, serta (c) Rasio penyangga
likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan keinginan repo sebesar 6% dan
rasio PLM Syariah sebesar 4,5% dengan keinginan repo sebesar 4,5%........................17
 Melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan
pendalaman asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional
perbankan....................................................................................................................18
 Transaksi kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas, serta
kesiapan penyelenggaraan BI-FAST selama periode bulan Ramadhan serta hari raya
Idul fitri 1443H.............................................................................................................18
 Meningkatkan batas nilai yang dapat disimpan pada uang elektronik terdaftar
dari Rp. 10 jt menjadi Rp. 20 jt dan batas nilai transaksi bulanan dari Rp. 20 jt perbulan
menjadi Rp. 40 jt perbulan, berlaku sejak tanggal 1 Juli 2022......................................18

4
 Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan
bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi
investasi dan perdagangan di sektor prioritas pekerja sama dengan instansi terkait,
serta bersama kementerian keuangan menyukseskan 6 agenda prioritas jalur
keuangan Presiden Indonesia pada G20 tahun 2022...................................................18
Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan sinergi dengan pemerintah dan Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga
stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta meningkatkan kredit/pembiayaan
kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan...............................................18

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk


menjaga stabilitas harga dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar
terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrument antara lain
namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum
mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan
cukup untuk menggerakan roda perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang
beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrument
dan otoritas yang dimilikinya.

Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.


Sebagai Lembaga independen, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh
dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk menjamin independensi tersebut,
kedudukan Bank Indonesia berada di luar pemerintah. Undang-Undang Dasar
1945 hasil amandemen telah menempatkan kedudukan Bank Sentral sebagai
suatu lembaga Negara yang keberadaan dan independensi Bank Indonesia
tersebut dibentuk dengan Undang-undang. Keberadaan ini membuktikan
bahwa Negara sangat membutuhkan suatu Bank Sentral yang eksistensinya
diatur dalam suatu konstitusi, sedangkan susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, nama Bank Indonesia adalah


nama De Javasche Bank. Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai mata uang rupiah baik terhadap barang dan jasa
maupun terhadap mata uang asing sehingga menunjang pelaksanaan
Pembangunan nasional untuk menyejahterakan rakyat dengan adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan ekonomi.

6
B. Rumusan Masalah

1. Sejarah Bank Indonesia


2. Kelembagaan BI
3. Visi dan misi Bank Indonesia
4. Tujuan dan tugas pokok Bank Indonesia
5. Kebijakan moneter
6. Peran Bank Indonesia dalam stabilitas keuangan
7. Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran
8. Akuntabilitas Bank Indonesia

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bank Indonesia

Pemerintah Hindia Belanda mendirikan De Javasche Bank pada tahun


1828, bank ini berfungsi sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan
mengedarkan uang. Pada tahun 1953, undang-undang pokok Bank Indonesia
menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche
Bank sebagai bank sentral. Bank Indonesia ini memiliki tugas utama dibidang
moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Selain itu, bertugas dalam
hubungannya dengan pemerintah serta meneruskan fungsi bank komersial yang
dilakukan De Javasche Bank.

Kemudian, pada tahun 1968 Undang-undang bank sentral diterbitkan


untuk mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral. Selain
itu tugas pokoknya sebagai bank sentral, BI juga memiliki tugas membantu
pemerintah sebagai agen Pembangunan mendorong kelancaran produksi dan
Pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup
rakyat.

Selanjutnya pada tahun 1999, sesuai dengan UU No.23 tahun 1999


menyebutkan bahwa tujuan Tunggal Bank Indonesia yakni mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah.

Pada tahun 2004, Undang-undang Bank Indonesia diamandemen dengan


fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, pemerintah
menerbitkan peraturan pemerintah pengganti UU No.2 tahun 2008 tentang
perubahan kedua atas UU No.23 tahun1999 tentang Bank Indonesia sebagai
Upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Tujuan dilakukan amandemen tersebut
untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis

8
global dengan meningkatkan akses perbankan pada fasilitas pembiayaan jangka
pendek Bank Indonesia.

Tahun 2009, perpu nomor 2 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas
undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang bank Indonesia ditetapkan sebagai
undang-undang bank Indonesia. Dengan demikian, terhitung sejak 13 Januari
2009, berlaku undang-undang nomor 6 tahun 2009 yang merupakan perubahan
kedua atas undang-undang nomor 23 tahun1999 tentang bank Indonesia.

Pada tanggal 31 Desember 2013, bank Indonesia mengalihkan tugas


pengawasan dan pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan ke OJK.
Dengan pengalihan tugas tersebut, bank Indonesia melaksanakan tugas
pengawasan dan pengaturan makroprudensial, sementara OJK melaksanakan
tugas pengawasan dan pengaturan mikroprudensial.

Tahun 2014 merupakan tahun awal bagi bank Indonesia menjalankan


peran baru sebagai otoritas makroprudensial. Dengan peran tersebut, bank
Indonesia memperkuat stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran.
Kebijakan makroprudensial oleh bank Indonesia untuk mencegah dan mengurangi
risiko sistemik dan mendorong fungsi intermediasi yang seimbang bagi sektor
perekonomian. Kebijakan makroprudensial juga meningkatkan akses dan efisiensi
sistem keuangan dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, serta
mendukung stabilitas moneter dan stabilitas sistem pembayaran.

B. Kelembagaan BI
 Status dan Kedudukan BI

Jika ditinjau dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, maka


kedudukan BI sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan
lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa
Keuangan, dan Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan
Departemen karena kedudukan BI berada diluar pemerintahan. Status dan

9
kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai otoritas moneter lebih efektif dan efisien. Meskipun BI
berkedudukan sebagai lembaga negara yang independen, dalam melaksanakan
tugasnya, BI mempunyai hubungan kerja dan koordinasi dengan DPR, BPK,
Pemerintah dan pihak lainnya.

Bagaimana hubungan antara BI dengan Presiden dan DPR serta


BPK?

Setiap awal tahun, BI harus menyampaikan informasi secara tertulis


mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter
dimasa yang akan datang. Kepada DPR RI, BI harus melaporkan pelaksanaan
tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.
Selain itu, BI harus menyampaikan rencana dan realisasi anggaran tahunan kepada
Pemerintah dan DPR. Di samping itu, BI wajib menyampaikan laporan keuangan
tahuanan kepada BPK. Laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR
sebagai salah satu alat pengawasannya kepada BI (Warjiyo, 2004).

 Hubunagn BI dengan Pemerintah (Hubungan


Keuangan)

Bagaimana hubungan keuangan antara BI dan Pemerintah?

Dalam hubungan ini, BI hanyan membantu menerbitkan dan


menempatkan surat-surat hutang negara, misalnya SUN untuk membiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli
sendiri surat-surat hutang negara tersebut. BI juga bertindak sebagai kasir
Pemerintah yang menata usahakan rekening pemerintah di Bank Indonesia. Di
samping itu, atas permintaan pemerintah, BI dapat menerima pinjaman luar negeri
untuk dan atas nama pemerintah Indonesia. Namun demikian, agar pelaksanaan
tugas BI benar-benar fokus dan agar efektivitas pengendalian moneter tidak
terganggu, maka pemberian kredit kepada pemerintah untuk mengatasi

10
pengeluaran defisit (deficit spending) tidak dibenarkan lagi UU No.3 tahun 2004
tentang BI.

 Hubungan BI dengan Pemerintah (Hubungan


Independensi)

Bagaimana Independensi Bank Sentral suatu negara dalam


menentukan tingak suku bunga acuan (BI rate)?

Secara umum, independensi Bank Sentral mempunyai dua bentuk, yaitu


goal independency dan operational independency. Goal Independency berarti
bahwa bank sentral yang menentukan tujuan-tujuan kebijakan moneter.
Sedangkan Operational Independency berarti bank sentral memiliki kebebasan
untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakan moneter yang telah di tentukan oleh
pemerintah (Matthews and Thompson, 2005:209).

Bagaimana dengan Independensi BI?

Meskipun BI merupakan lembaga negara yang independen, tetap


diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan pemerintah, karena tugas-
tugas BI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan
ekonomi makro (nasional) secara keseluruhan. Untuk alasan itu, koordinasi antara
BI dan Pemerintah diperlukan pada setiap sidang cabinet yang membahas masalah
ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas-tugas BI. Dalam
sidang cabinet tersebut Pemerintah dapat meminta pendapat BI. Selain itu, BI juga
dapat memberikan masukan, pendapat serta pertimbangan kepada Pemerintah
mengenai Rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan lain yang berkaitan dengan
tugas dan wewenangnya. Di lain pihak, Pemerintah juga dapat menghadiri Rapat
Dewan Gubernur (RDG) BI dengan hak bicara tetapi tanpa hak suara. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa implementasi independensi sangat dipengaruhi oleh
kemantapan hubungan kerja yang proporsional di antar BI di satu pihak dan
Pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya dilain pihak, dengan tetap

11
berlandaskan pembagian tugas dan wewenang masing-masing (Bimantoro dan
Bahroen, 2003).

 Kerjasama BI dengan Lembaga lain

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugasnya, maka


BI harus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Untuk alasan itu, BI senantiasa
bekerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara dan unsur
Masyarakat lainnya. Kerjasama antara BI dan lembaga lainnya dituangkan dalam
nota kesepahaman (MoU), keputusan Bersama (SKB), serta perjanjian-perjanjian,
yang ditujukan untuk menciptakan sinergi dan kejelasan pembagian tugas antar
lembaga serta mendorong penegakan hukum yang lebih efektif. Kerjasama BI
dengan lembaga lainnya terdiri dari:

1. Departermen Keuangan (Mou) tentang Mekanisme Penetapan


sasaran, Pemantauan, dan Pengendalian Inflasi di Indonesia, MoU
tentang BI sebagai Process Agent di bidang pinjaman dan hibah
luar negeri pemerintaha, SKB tentang Penatausahaan Penerbitan
Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka penyehatan perbankan.
2. Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara: SKB tentang Kerjasama
penanganan tindak pidana dibidang perbankan.
3. Kepolisian Negara RI dan Bidang Intelijen Negara: MoU tentang
pemberantasan uang palsu.
4. Menkokesra, Kementerian Koperasi dan UKM: MoU bidang
pemberdayaan dan Pembangunan UMKM.
5. Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun): MoU tentang
penyusutan Master Repurchase Agreement (MRA).
6. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.

12
 BI Sebagai Badan Hukum

UU No.3 tahun 2004 tentang BI secara eksplisit memberikan status dan


kedudukan kepada BI sebagai suatu lembaga negara yang independen sdan bebas
dari campur tangan pemerintah dan pihak lainnya. Kedudukan BI berada diluar
pemerintah. Artinya, dengan UU No.3 tahun 2004 BI memiliki otonomi penuh
dalam pelaksanaan tugasnya, dimana pihak lain dilarang melakukan segala bentuk
campur tangan dari pihak manapun dalam rangka pelaksaan tugasnya. Artinya, BI
memiliki kedudukan khusus dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia.
Kedudukan BI tidak sejajar dengan lembaga tinggi Negara. Namun kedudukan BI
juga tidak sama dengan departemen, karena kedudukannya berada diluar struktur
pemerintahan.

Di samping itu, UU No.3 tahun 2004 menyatakan bahwa BI sebagai


Badan Hukum, baik Bdan Hukum Publik dan Badan Hukum Perdata. Sebagai
Badan Hukum Publik, BI berwewenang menetapkan peraturan-peraturan yang
mengikat Masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan
sebagai Badan Hukum Perdata, BI dapat bertindak untuk atas Namanya sendiri di
dalam dan di luar pengadilan. Sebagai Badan Hukum, BI memiliki kewenangan
penuh dalam mengelola kekayaan sendiri dan dilaksanakan secara terpisah dan
terlepas dari APBN (BI memiliki kewenangan dalam mengelola anggarannya
yang meliputi belanja barang dan gaji pegawainya). Dalam hal-hal pokok,
kegiatan BI harus mendapat persetujuan DPR, dan adanya audit oleh BPK
(Bimantoro dan Bahroen, 2003).

13
C. Visi dan Misi Bank Indonesia

VISI BANK INDONESIA


Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional
melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil.
MISI BANK INDONESIA
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi
kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas.
2. Mendorong system keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien
serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk
mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi
pada pertumbuhan dan stabilitad perekonomian nasional.
3. Mewujudkan system pembayaran yang aman, efisien, dan lancer yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas
system keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan
kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta
melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka
melaksanakan tugas diamanatkan UU

NILAI-NILAI STRATEGIS
Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai
untuk bertindak dan atau berperilaku terdiri atas:

14
Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest –
Coordination and Teamwork

D. Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia

TUJUAN BANK INDONESIA


Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang BI yang kemudian
diamandemen menjadi undang-undang No.3 tahun 2004 tentang BI menjelaskan
bahwa BI mempunyai satu tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah (Pasal 7 ayat (1) UU No.3 Tahun 2004). Kestabilan nilai
rupiah ini terlihat dari dua aspek, yaitu (1) kestabilan nilai mata uang (rupiah)
terhadap barang dan jasa, (2) kestabilan nilai mata uang Rupiah terhadap mata
uang negara lain, misalnya terhadap dolar AS. Aspek pertama tercermin pada
perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan
nilai tukar rupiah terhadap matauang negara lain.
Kestabilan nilai rupiah sangat penting terutama untuk mendukung
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat. Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus akan
menurunkan daya beli Masyarakat, terutama golongan Masyarakat yang
berpendapatan tetap, sehingga kesejahteraannya akan menurun. Nilai tukar rupiah
yang terus melemah, meskipun dapat meningkatkan pendapatan netto dari
perdagangan luar negeri, akan menaikkan harga-harga di dalam negeri, khususnya
harga barang dan jasa yang harus diimpor dari manca negara. Di samping itu,
ketidakstabilan inflasi dan nilai tukar rupiah menyebabkan dunia usaha dan para
pelaku ekonomi akan mengalami kesulitan dalam Menyusun bussines plan-nya
yang pada akhirnya akan mengakibatkan fluktuasi perkembangan ekonomi secara
keseluruhan yang pada gilirannya akan memperburuk kesejahteraan Masyarakat.

15
TUGAS POKOK BANK INDONESIA
BI sebagai Bank Sentral di Indonesia memiliki 3 tugas utama antara lain:
(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, (2) mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, (3) mengatur mengawasi bank. Pelaksanaan ketiga
tugas tersebut mempunyai keterkaitan dan oleh karena itu harus dilakukan secara
saling mendukung guna tercapainya tujuan tersebut secara efektif dan efisien.
Tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dilakukan oleh
BI antara lain melalui pengendalian uang beredar dan suku bunga dalam
perekonomian. Efektivitas pelaksanaan tugas tersebut memerlukan dukungan
sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang merupakan sasaran
dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal tersebut memerlukan
sistem perbankan yang sehat yang merupakan sasaran tugas mengatur dan
mengawasi bank. Sistem perbankan yang sehat, selain mendukung kinerja sistem
pembayaran, akan mendukung pengendalian moneter mengingat pelaksanaan
kebijakan moneter dan efektivitasnya dalam memengaruhi kegiatan ekonomi riil
dan mencapai stabilitas nilai rupiah terutama berlangsung melalui sistem
perbankan (Sugiyono dan Ascarya, 2003).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jika keterkaitan pelaksanaan
ketiga tugas tersebut secara saling mendukung atau memperkuat antara satu
dengan lainnya, maka diharapkan pencapaian tujuan BI akan efektif dan efisien
guna menunjang tercapainya tujuan Pembangunan ekonomi makro lainnya,
misalnya pertumbuhan ekonomi dan perluasan penciptaan lapangan kerja.
Untuk mencapai tujuan BI yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, maka BI didukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan tiga bidang tugas
utamanya.

16
E. Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 April 2022
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate
(BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan
suku bunga Lending Facility sebesar 4.25%. keputusan ini sejalan dengan
perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi, serta
Upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengan tekanan
eksternal yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-
Ukraina dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju.
Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan strategi buaran kebijakan
moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi
sistem pembayaran.
Adapun Langkah-langkah untuk menjaga stabilitas dan mendukung
pemulihan perekonomian sebagai berikut:
 Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga
stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar
dan fundamental
 Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial
akomodatif dengan mempertahankan: (a) rasio

17
Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, (b)
Rasio intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran
84-94%, serta (c) Rasio penyangga likuiditas
Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan keinginan repo
sebesar 6% dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5% dengan
keinginan repo sebesar 4,5%
 Melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar
Kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen pada
perkembangan sumber pendapatan operasional perbankan
 Transaksi kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan
layanan kas, serta kesiapan penyelenggaraan BI-FAST
selama periode bulan Ramadhan serta hari raya Idul fitri
1443H
 Meningkatkan batas nilai yang dapat disimpan pada uang
elektronik terdaftar dari Rp. 10 jt menjadi Rp. 20 jt dan
batas nilai transaksi bulanan dari Rp. 20 jt perbulan menjadi
Rp. 40 jt perbulan, berlaku sejak tanggal 1 Juli 2022
 Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas
kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra
lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan
perdagangan di sektor prioritas pekerja sama dengan
instansi terkait, serta bersama kementerian keuangan
menyukseskan 6 agenda prioritas jalur keuangan Presiden
Indonesia pada G20 tahun 2022.

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan sinergi dengan


pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka
mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan,
serta meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-
sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta
inklusi ekonomi dan keuangan.

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai