KELOMPOK 07-MANAJEMEN
Disusun Oleh:
FAKULTAS BISNIS
Jl. Rangga Gading No.01, Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa
Barat 16123
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah
ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Makalah berjudul “Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Islam” disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
diharapkan bisa memberikan sudut pandang dan pengetahuan baru mengenai HAM dan
Demokrasi dalam Islam.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara normatif, wacana hak asasi manusia (HAM) di Indonesia hadir
bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini bisa kita lihat jelas dalam
falsafah dan ideologi bangsa yang tertuang dalam sila-sila Pancasila, mukadimah,
dan pasal-pasal UUD 45. Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut
pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi
negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan.
Hubungan antara demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan Syari’ah memang
selalu diperdebatkan oleh umat Islam dalam sepanjang sejarah mereka. Persoalan
utamanya adalah apakah demokrasi dan HAM kompatibel dengan ajaran Islam
ataukah tidak. Munculnya perdebatan tersebut karena melihat latar belakang bahwa
Demokrasi dan HAM muncul dari Barat, sedangkan agama berasal dari wahyu.
1
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Apa Konsep HAM dalam Islam?
2.2 Apa Perbedaan Prinsip HAM Pandangan Islam dan Barat ?
2.3 Apa Rumusan HAM dalam Hukum Islam?
2.4 Apa Saja Pelanggaran HAM yang berkaitan dengan Islam?
2.5 Apa Solusi bagi pelanggar HAM?
2.6 Apa Konsep Demokrasi dalam Islam?
2.7 Apa Perbedaan Demokrasi dalam pandangan Islam dan Barat?
2.8 Apa Pandangan ulama tentang Demokrasi?
2.9 Apa Saja ciri khas Demokrasi Modern?
2.10 Apa Prinsip Demokrasi ?
1.3 Tujuan
3.1 Untuk mengetahui konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam
3.2 Untuk mengetahui Perbedaan Prinsip HAM Pandangan Islam dan Barat
3.3 Untuk mengetahui Rumusan HAM dalam Hukum Islam
3.4 Untuk mengetahui Pelanggaran HAM yang berkaitan dengan Islam
3.5 Untuk mengetahui solusi bagi pelanggar HAM
3.6 Untuk mengetahui Konsep Demokrasi dalam Islam
3.7 Untuk mengetahui Perbedaan Demokrasi dalam pandangan Islam dan
Barat
3.8 Untuk mengetahui pandangan ulama tentang Demokrasi
3.9 Untuk mengetahui saja ciri khas Demokrasi Modern
3.10 Untuk mengetahui Prinsip Demokrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Hak Asasi Manusia Menurut Ajaran Islam
Manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugerahi
hak dasar yang disebut hak asasi tanpa perbedaan antara satu dengan yang
lainnya. Hak Asasi Manusia (HAM) secara umum merupakan hak-hak dasar
yang melekat sejak manusia itu lahir. Arti HAM dalam bahasa Arab merupakan
asal kata dari lafal حقdan أساس, Sedangkan asas berarti dasar atau pondasi. Hak-
hak tersebut dimiliki seseorang karena ia manusia. Hak-hak tersebut berlaku
bagi semua, tidak ada batas meliputi ras, agama, warna kulit bahkan kebangsaan
seseorang. Hak Asasi Manusia terdiri dari tiga kata, yaitu “hak” yang berarti
benar, milik, kekuasaan untuk berbuat sesuatu. “Asasi” berarti bersifat dasar
dan pokok tindakan. Dengan demikian Hak Asasi berarti hak yang dasar atau
pokok bagi setiap individu seperti hak hidup dan hak mendapat perlindungan
serta hak-hak lainnya yang sesuai. “Manusia” berarti orang atau makhluk yang
berbudi. Dengan hak asasi tersebut manusia dapat mengembangkan diri pribadi,
peranan, dan sumbangannya bagi kesejahteraan hidup manusia. Ayat Al-Qur’an
yang dijadikan dasar tentang hak asasi manusia, Hak persamaan dan kebebasan:
ع ِّن الَّذِّينَ لَم يُقَاتِّلُو ُكم فِّى الدِّي ِّن َولَم يُخ ِّر ُجو ُكم ِّمن ٰ َل يَنهٰ ى ُك ُم
َ ُّللا
َِّطين
ِّ ّللاَ ي ُِّحب ال ُمقس ُ ار ُكم اَن ت َ َبرو ُهم َوتُق ِّس
ٰ ط ْٓوا اِّلَي ِّهم ا َِّّن ِّ ِّد َي
Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak
mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al-Mumtahanah: 8).
3
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
2.2 Perbedaan Prinsip Konsep Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Barat dan
Islam
Di Barat, konsep HAM inheren dalam keberadaan dan diri manusia, hingga
nilai-nilai ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat etnis, budaya, dan agama. Hak itu
bersifat universal dan mutlak bagi setiap manusia, dengan tidak memandang
asal-usulnya. Sementara yang kedua melihat HAM bersifat partikular. Budaya
dan agama turut berperan mewarnai pembatasan HAM. Perbedaan lain
menyangkut masalah hak-hak personal dan kewajiban sosial yang mesti
dilakukan seseorang karena ia juga makhluk sosial. Ada perbedaan prinsip
antara hak asasi jika dilihat dari sudut pandang Barat dan Islam. Hak asasi
manusia menurut pikiran Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya
segala sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian, manusia sangat
dipentingkan. Sebaliknya, hak-hak asasi manusia ditilik dari sudut pandang
Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Dengan
demikian Tuhan sangat dipentingkan.
4
Nya. Oleh karena itu, hak asasi manusia dalam Islam tidak semata- mata
menekankan pada hak asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi
kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah SWT sebagai Pencipta.
Manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk mengabdi kepada Allah, dalam (QS.
az-Zāriyāt/51: 56) disebutkan:
5
2. Kebebasan dan kemerdekaan manusia merupakan bagian yang penting
dalam Islam.
3. Hak bekerja dan mendapatkan upah Bekerja dalam Islam tidak hanya
dipandang sebagai hak tetapi juga merupakan kewajiban.
4. Hak persamaan dan keadilan. Pada dasarnya semua manusia sama,
karena semuanya adalah hamba Allah.
5. Hak atas jaminan sosial. Dalam al-Qur‟an banyak dijumpai ayat-ayat
yang menjamin tingkat dan kualitas hidup minimum bagi seluruh
masyarakat.
6. Hak atas harta benda. Dalam ajaran Islam hak milik seseorang sangat
dijunjung tinggi.
6
dengan yang lain. Di bawah ini ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya pelanggaran HAM, yaitu:
7
sebagai pengemban pemerintah. Penjelasan mengenai demokrasi dalam rangka
konseptual Islam, banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus dari
ranah sosial dan politik. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang
mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar yaitu musyawarah
(syura), persetujuan (ijmak), dan penilaian interpretatif yang mandiri (ijtihad).
Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia.
Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam (QS. As-Syura [42]:
38):
ص ََل ة َ َو أ َم ُر ه ُ م شُ و َر ٰى
َّ َو ال َّ ِّذ ي َن اس ت َ َج ا ب ُوا لِّ َر ب ِّ ِّه م َو أ َق َ ا ُم وا ال
ب َ ي ن َ هُ م َو ِّم َّم ا َر زَ ق ن َا ه ُ م ي ُن فِّ ق ُو َن
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apa pun untuk
menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah.
8
bidang politik umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa, dan
pendapat mereka harus diperhatikan dalam menangani masalah negara (John
L.Esposito, 1991:149).
ارفُوا ا َِّّن ُ اس اِّ َّنا َخلَق ٰن ُكم ِّمن ذَ َكر َّواُن ٰثى َو َج َعل ٰن ُكم
َ شعُوبًا َّوقَ َب ۤا ِٕى َل ِّلتَ َع ُ ٰ ْٓياَي َها ال َّن
ع ِّليم َخ ِّبير َ ٰ ّللا اَت ٰقى ُكم ا َِّّن
َ ّللا ِّ ٰ َاَك َر َم ُكم ِّعند
”Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Maha teliti.”
Di samping musyawarah, ada hal lain yang sangat penting dalam masalah
demokrasi yakni konsensus atau ijmak. Konsensus memainkan peran yang
menentukan dalam perkembangan hukum Islam dan memberikan sumbangan
sangat besar pada hukum atau tafsir hukum. (Hamidullah, 1970.130).
Selain syura dan ijmak ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi
Islam yakni ijtihad Bagi para pemikir Muslim upaya ini merupakan langkah kunci
menuju penerapan perintah Tuhan di suatu tempat atau waktu. Musyawarah,
konsensus, dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting bagi
artikulasi demokrasi Islam dalam kerangka keesaan Tuhan dan kewajiban-
kewajiban setiap manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun istilah-istilah ini banyak
diperdebatkan maknanya namun lepas dari ramainya perbedaan maknanya di dunia
Islam, istilah-istilah ini memberi landasan yang efektif untuk memahami hubungan
antara Islam dan demokrasi di dunia kontemporer (John L.Esposito & John O.Voll,
1999:36).
9
Teori politik Islam menyebutkan tiga ciri dasar demokrasi Islam: pemimpin
harus dipilih oleh rakyat, tunduk pada syariah, dan berkomitmen untuk
mempraktekkan "syura", sebuah bentuk konsultasi khusus yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam berbagai hadits dengan
komunitas mereka.
10
2.10 Prinsip Demokrasi
Menurut Sadek, J. Sulaymân, dalam demokrasi terdapat sejumlah prinsip yang
menjadi standar baku. Di antaranya:
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukuman dalam Islam memiliki landasan yang sangat kokoh, yaitu al-
Quran dan Sunnah Nabi saw. juga, bukan berdasarkan dugaan dugaan manusia
semata mengenai hal-hal yang dirasa adil. Ini menunjukkan kepastian hukum juga
jelas dalam Hukum Islam. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada
manusia yang diberikan langsung oleh Tuhan yang maha pencipta. Perbedaan
prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Barat dan Islam adalah bahwa HAM
menurut Barat bersifat antroposentris artinya segala sesuatu berpusat pada manusia,
sedangkan HAM dalam Islam bersifat teosentris artinya segala sesuatu berpusat
pada Tuhan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ashri, M. (2018). HAK ASASI MANUSIA Filosofi, Teori & Instrumen Dasar.
Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn).
Asiah, N. (2017). HAK ASASI MANUSIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.
Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017 , 55-
66.
Bahrawi, M. M. (2011). Islam dan Hak Asasi Manusia dalam pandangan
Nurcholish Madjid. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
DR. HM. Zainuddin, M. (2013, November 8). ISLAM DAN DEMOKRASI.
islam-dan-demokrasi.html, p. 1.
Drs.H.Rois Mahfud, M. (2011). AL-ISLAM Pendidikan Agama Islam. Erlangga.
Mushlihin, I. A. (2016, april 08). DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA
(HAM) DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HUKUM
ISLAM (Telaah Pemikiran Khaled Abou El-Fadl). p. 1.
Qurbani, Z. A. (2016). Islam dan hak asasi manusia . Jakarta: Citra.
Samsul Bahri, d. (2021). Konsepsi Demokrasi menurut Al-Qur’an.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/tafse/article/download/10301/pdf,
283-296.
Setyawaty, L. (2013). Makalah Hukum HAM dan Demokrasi Menurut Islam.
makalah_hukum_ham_dan_demokrasi_menurut_islam.html, 1.
https://hi.fisipol.ugm.ac.id/iis_brief/kasus-ahok-vs-kelompok-islam-radikal-
dalam-kaca-mata-demokrasi-agonis/
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/islam-dan-demokrasi.html
13