Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KROMATOGRAFI KOLOM TERBUKA

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 10
1. Adinda Mei Putri Utami F22001
2. Asti Rendra Habib Fathanah
F22009
3. Laila Wulandari
4. Yanuarius Sefse Yunior Mahuse F22027
5. Yenivi Martha Apion
F22053
F22054

Dosen Pengampu : apt. Evi Nurul H , M.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
SEPTEMBER 2023

KROMATOGRAFI KOLOM TERBUKA

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan pemisahan parasetamol dan kafein dalam sampel
obat flu bentuk tablet dengan menggunakan kromatografi kolom terbuka.

II. DASAR TEORI


Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan graphien
berartimenulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tsweet (1903)
seorang ahli botani dari Rusia. Michael Tsweet dalam percobaannya ia berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan serbuk kalsiumkarbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum
eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan cuplikan
pada permukaan atas kalsiumkarbonat, kemudian dialirkan pelarut petroleum eter.
Hasilnya berupa pita-pita berwarnayang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil
pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan (Alimin, 2007).
Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan komponen komponen dalam
sampel yang dibawa oleh carrier atau fase gerak melewati kolom yang berisi fase
diam,sebagai pemisah komponen komponen dalam sampel (Wati 2016). Prinsip dari
pemisahan kromatografi kolom adalah adanya perbedaan daya serap dari komponen
komponen dalampelarut yang hendak dipisahkan. Sampel yang telah dilarutkan
dimasukan dalam kolomkromatografi melalui puncak kolom dan larutan akan mengalir
dalam fase diam kemudianpemisahan akan terjadi seiring bermigrasinya larutan hingga
ke bawah bagian kolom (Silaa etal. 2019). Kromatografi kolom biasa digunakan untuk
analisis senyawa organik sepertianalisa zat pewarna alami dari tumbuh tumbuhan seperti
ekstrak daun ataupun wortel ataupunanalisis farmasi untuk memisahkan molekul molekul
organik seperti asam nukleat, lemak,vitamin dan lainnya.

III. ALAT dan BAHAN


 Alat
1. Kolom kro 6. Sendok tanduk
2. Gelas ukur 25 ml 7. Labu takar 25 ml
3. Gekas ukur 10 ml 8. Gelas ukur 10 ml
4. Glas wull 9. Vial
5. Pipet tetes 10. Labu takar 5 ml
 Bahan
1. Bodrek
2. Kloroform
3. Metanol

IV. CARA KERJA

Membuat fase gerak campuran kloroform : metanol (9:1 v/v)

Membuat kolom silika gel dengan menambahkan 1,5 ml H₂SO₄ 8N


pada 3 g silika untuk kromatografi kolom (diameter partikel 200 - 500
µm), menghomogenkan , mendiamkan selama 24 jam . Memberi
glasswoll pada ujung bawah kolom gelas (diameter 1 cm) yang bersih.
Kemudian memberiMemasukkan 2 ml filtrat
Na₂SO₄ exiccatus sampai sampel
permukaan rata.
V. HASIL
Menuangkan fase gerak ± 20 ml , jangan lupa menutup kran kolom.
A. Menyuspensikan
KURVA KALIBRASI 3 g silika gel asam dengan fase gerak secukupnya,
KAFFEIN
menuangkan suspensi kedalam kolom. Menambahkan
Na₂SO Konsentrasi Absorbansi
₄exiccatus di atasnya Mengalirkan cairan (membuka kran)
sambil mengetuk-ketuk agar0,021fase diam tertata rapi dan tidak ada
5
gelembung udara yang terjebak di fase diam sehingga kolom mampat.
Mengeluarkan6 cairan hingga0,103
cairan fase gerak tepat di atas fase diam
(jangan sampai kering)
7 0,193

8 0,239

9 0,298

10 0,3
KURVA KALIBRASI KAFFEIN
0.35
0.3 f(x) = 0.0578857142857143 x − 0.241809523809524
0.25 R² = 0.941656865728937

absorbnasi
0.2
0.15
0.1
0.05
0
4 5 6 7 8 9 10 11
konsentrasi ppm

B. KURVA KALIBRASI PARACETAMOL


Konsentrasi Absorbansi
5 1,061

6 1,72

7 3,427

8 1,942

9 2,091

10 1,983

KURVA KALIBRASI
PARACETAMOL
4

3
absorbnasi

2 f(x) = 0.121085714285714 x + 1.12919047619048


R² = 0.0855262680036817
1

0
4 5 6 7 8 9 10 11
konsentrasi (ppm)

C. DATA HASIL PERCOBAAN


Sampel Absorbansi kaffein Absorbansi paracetamol
F1 0,371 0,429

F2 0,293 0,377

F3 0,228 0,564

F4 0,404 0,712

F5 0,304 1,154

F6 0,323 0,406

F7 0,743 0,366

F8 0,318 1,452

F9 0,512 1,041

F10 0,357 0,238

F11 0,263 1,195

F12 0,242 0,364

a. Perhitungan konsentrasi sampel kaffein


y= 0,2418 + 0,0579X
 Fraksi 1
y = 0,2418 + 0,0579x
0,371 = 0,2418+ 0,0579x
0,0579x = 0,371 - 0,2418
0,0579x = 0,1292
x = 2,23
 Fraksi 2
y = 0,2418 + 0,0579x
0,293 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,293 - 0,2418
0,0579x = 0,0512
x = 0,88

 Fraksi 3
y = 0,2418 + 0,0579x
0,228 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,228 - 0,2418
0,0579x = - 0,0138
x = - 0,23
 Fraksi 4
y = 0,2418 + 0,0579x
0,404 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,404 - 0,2418
0,0579x = 0,1622
x = 2,80

 Fraksi 5
y = 0,2418 + 0,0579x
0,304 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,304 - 0,2418
0,0579x = 0,0622
x = 1,07

 Fraksi 6
y = 0,2418 + 0,0579x
0,323 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,323 - 0,2418
0,0579x = 0,0812
x = 1,40

 Fraksi 7
y = 0,2418 + 0,0579x
0,743 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,473 - 0,2418
0,0579x = 0,2312
x = 3,99

 Fraksi 8
y = 0,2418 + 0,0579x
0,318 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,318 - 0,2418
0,0579x = 0,0762
x = 1,31

 Fraksi 9
y = 0,2418 + 0,0579x
0,512 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,512 - 0,2418
0,0579x = 0,2702
x = 4,66
 Fraksi 10
y = 0,2418 + 0,0579x
0,357 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,357 - 0,2418
0,0579x = 0,1152
x = 1,98

 Fraksi 11
y = 0,2418 + 0,0579x
0,263 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,263 - 0,2418
0,0579x = 0,0212
x = 0,36

 Fraksi 12
y = 0,2418 + 0,0579x
0,242 = 0,2418 + 0,0579x
0,0579x = 0,242 - 0,2418
0,0579x = 0,0002
x = 0,00

b. Perhitungan konsentrasi sampel paracetamol


y= 1,1292 + 0,1211x
 Fraksi 1
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,429 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,429 - 1,1292
0,1211 x = - 0,7002
x = - 5,78
 Fraksi 2
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,377 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,377 - 1,1292
0,1211 x = - 0,7522
x = - 6,21

 Fraksi 3
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,564 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,564 - 1,1292
0,1211 x = - 0,5652
x = -4,66
 Fraksi 4
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,712 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,712- 1,1292
0,1211 x = - 0,4172
x = -3,44

 Fraksi 5
y = 1,1292 + 0,1211 x
1,154 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 1,154 - 1,1292
0,1211 x = 0,0248
x = 0,20

 Fraksi 6
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,406 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,406 - 1,1292
0,1211 x = - 0,7232
x = -5,97

 Fraksi 7
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,366 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,366 - 1,1292
0,1211 x = -0,7632
x = - 6,30

 Fraksi 8
y = 1,1292 + 0,1211 x
1,452 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 1,452 - 1,1292
0,1211 x = 0,3228
x = 2,66

 Fraksi 9
y = 1,1292 + 0,1211 x
1,041 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 1,0411 - 1,1292
0,1211 x = - 0,0881
x = - 0,72

 Fraksi 10
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,238 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,238 - 1,1292
0,1211 x = - 0,954
x = - 7,87

 Fraksi 11
y = 1,1292 + 0,1211 x
1,195 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 1,195 - 1,1292
0,1211 x = 0,0658
x = 0,54

 Fraksi 12
y = 1,1292 + 0,1211 x
0,364 = 1,1292 + 0,1211 x
0,1211 x = 0,364 - 1,1292
0,1211 x = - 0,7652
x = - 6,31

c. Rekap hasil percobaan


Sampel Konsentrasi kaffein Konsentrasi paracetamol
F1 2,23 5,78
F2 0,88 -6,21
F3 0,23 -4,66
F4 2,80 -3,44
F5 1,07 0,20
F6 1,40 -5,97
F7 3,99 -6,30
F8 1,31 2,66
F9 4,66 -0,72
F10 1,98 -7,87
F11 0,36 0,54
F12 0,00 -6,31
Total 20,91 ppm -32,3 ppm

Kurva konsentrasi kaffein


5

konsentrasi 4
3
2
f(x) = − 0.0152097902097902 x + 1.84136363636364
1
R² = 0.00139517438286296
0
0 2 4 6 8 10 12 14
sampel ke

Kurva konsentrasi paracetamol


8
6
4
konsentrasi

2
0
-2 0 2 = − 0.258951048951049
4 6 8 x − 1.00848484848485
10 12 14
f(x)
-4 R² = 0.0470992684951399
-6
-8
-10
sampel ke

D. BOBOT TABLET RATA RATA


Diketahui :
Tablet 1 = 0,8270
Tablet 2 = 0,8320
Tablet 3 = 0,8155
Tablet 4 = 0,8450
Tablet 5 = 0,8252
Tablet 6 = 0,8287
Tablet 7 = 0, 8236
Tablet 8 = 0,8140
Tablet 9 = 0,8245
Tablet 10 = 0,8149
Sehingga ,
Bobot rata rata= bobot seluruh tabletjumlah tablet
Bobot rata rata = 8,250410
Bobot rata rata = 0,82504 g
Bobot rata rata = 825,04

E. PENENTUAN KADAR TABLET KAFFEIN


Diketahui:
Berat sampel bodrex = 100 mg = 0,1 g
Volume = 5ml = 0,005 L
Pengeceran = 100 kali
Konsentrasi kaffein (x) = 20,91 ppm
= 20,91 mg/L
= 20,91 mg/L x 0,005 L
Konsentrasi kaffein (x) = 0,1045

Setelah dilakukan pengenceran:


Konsentrasi kaffein (x) = 0,1045 x 100
Konsentrasi kaffein (x) = 10,455 mg
Artinya, dalam 100 mg bodrex mengandung 10,455 mg kaffein

Sehingga kadar paracetamol:


% bb = mg kaffeinmg bodrex x 100%
% bb = 10,455100 x 100%
% bb = 0,10455 %
Artinya, dalam 100 gram bodrex terdapat 0,10455 % kaffein
100 mg  8,626 mg
825,04 mg  x
x = 825,04 x 0,10455100 mg
x = 86,25100 mg
x = 0,86 mg

F. PENENTUAN KADAR TABLET PARACETAMOL


Diketahui:
Berat sampel bodrex = 100 mg = 0,1 g
Volume = 5ml = 0,005 L
Pengeceran = 100 kali
Konsentrasi paracetamol (x) = -32,3 ppm
= -32,3 mg/L
= -32,3 mg/L x 0,005 L
Konsentrasi paracetamol (x) = - 0,1615

Setelah dilakukan pengenceran:


Konsentrasi paracetamol (x) = - 0,1615 x 100
Konsentrasi paracetamol (x) = -16,15 mg
Artinya, dalam 100 mg bodrex mengandung -16,15 mg kaffein

Sehingga kadar paracetamol:


% bb = mg paracetamolmg bodrex x 100%
% bb = -16,15100 x 100%
% bb = -16,15 %
Artinya, dalam 100 gram bodrex terdapat -16,15 % kaffein
100 mg  -16,15 mg
825,04 mg  x
x = 825,04 x-16,15100 mg
x = -13,32100 mg
x = -133,2 mg

VI. PEMBAHASAN
Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan komponen komponen dalam
sampel yang dibawa oleh carrier atau fase gerak melewati kolom yang berisi fase
diam,sebagai pemisah komponen komponen dalam sampel (Wati 2016). Prinsip dari
pemisahan kromatografi kolom adalah adanya perbedaan daya serap dari komponen
komponen dalam pelarut yang hendak dipisahkan. Sampel yang telah dilarutkan
dimasukan dalam kolomkromatografi melalui puncak kolom dan larutan akan mengalir
dalam fase diam kemudianpemisahan akan terjadi seiring bermigrasinya larutan hingga
ke bawah bagian kolom (Silaa etal. 2019).
Pada percobaan kromatografi kolom menggunakan fase diam dan fase gerak.
Pada fase diamnya menggunakan silica gel dan fase geraknya menggunakan kloroform
dan metanol. Pemilihan silica gel karena memiliki tekstur dan struktur yang lebih
kompak dan teratur. Saat memadat silica gel akan berbentuk tetrahedral raksasa sehingga
ikatannya kuat dan rapat sehingga proses pemisahan menjadi optimal.Pada percobaan
kali ini metode pembuatan fase diam adalah metode basah. Menimbang silica gel
sebanyak 3 gram dan melarutkan dengan H2SO4 1,5 ML. Kemudian dimasukkan
perlahan ke dalam kolom melewati dinding kolom. Langkah selanjutnya membuat fase
gerak memasukkan kloroform : metanol dengan perbandingan 9 : 1 ke dalam kolom.
Tahap selanjutnya adalah penuangan sampel pada kolom. Penuangan ini harus
dilakukan secara lembut dan perlahan agar tidak merusak susunan silika dalam kolom.
Kemudian keran kolom dibuka dan tetesannya diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu
pelan atau cepat. Elemen yang ada di kolom harus selalu diamati agar tingginya tidak
menyerupai permukaan silica gel. Eluen yang keluar dimasukkan ke dalam botol-botol
vial sebanyak 12 fraksi. Setelah 12 fraksi yang didapat dilakukan uji dengan
spektrofotometri untuk mengetahui absorbansi dari paracetamol dan kafein, sebelum di
uji menggunakan spektrofotometri dilakukan pengenceran terlebih dahulu .
Didapatkan absorbansi pct dari sampel 1 adalah 0,429,sampel 2 adalah 0,377 ,
sampel 3 adalah 0,564 , sampel 4 adalah 0,712 , sampel 5 adalah 1,154 , sampel 6 adalah
0,406, sampel 7 0,366 , sampel 8 adalah 1,452 , sampel 9 adalah 1,041 , sampel 10 adalah
0,238, sampel 11 adalah 1,195 ,dan sampel 12 adalah 0,364.Dari hasil absorbansi Pct
didapatkan Nilai y = 1,1292 + 0,1211x sehingga nilai X konsentrasi dari sampel
paracetamol didapatkan yaitu sampel 1 (5,78) ,sampel 2 (-6,21), sampel 3 (-4,66), sampel
4 (-3,44), sampel 5 (0,20), sampel 6 (-5,97), sampel 7 (-6,30), sampel 8 (2,66), sampel 9
(-0,72), sampel 10 (-7,87), sampel 11 (0,54), dan sampel 12 (-6,31).
Kemudian didapatkan absorbansi kaffein dari sampel 1 adalah 0,371,sampel 2
adalah 0,293 , sampel 3 adalah 0,228 , sampel 4 adalah 0,404 , sampel 5 adalah 0,304,
sampel 6 adalah 0,323, sampel 7 0,743 , sampel 8 adalah 0,318 , sampel 9 adalah 0,512 ,
sampel 10 adalah 0,357, sampel 11 adalah 0,263 ,dan sampel 12 adalah 0,242.Dari hasil
absorbansi kaffein didapatkan Nilai y= 0,2418 + 0,0579X sehingga nilai X konsentrasi
dari sampel kaffein didapatkan yaitu sampel 1 (2,23) ,sampel 2 (0,88), sampel 3 (0,23),
sampel 4 (2,80), sampel 5 (1.07), sampel 6 (1,40), sampel 7 (3,99), sampel 8 (1,31),
sampel 9 (4,66), sampel 10 (1,98), sampel 11 (0,36), dan sampel 12 (0,00).

VII. KESIMPULAN
1. Praktikum dilakukan untuk memisahkan parasetamol dan kafein dalam sampel obat
flu bentuk tablet dengan menggunakan kromatografi kolom terbuka.
2. Pada praktikum kali ini menggunakan fase diam dari silica gel dan fase gerak
larutan kloroform dan metanol dengan perbandingan 9:1.
3. Pada praktikum kali ini menggunakan sampel pct sebanyak 12 dan sampel kaffein
sebanyak 12.
4. Dari hasil absorbansi Pct didapatkan Nilai y = 1,1292 + 0,1211x sehingga nilai X
konsentrasi dari sampel paracetamol didapatkan yaitu sampel 1 (5,78) ,sampel 2 (-
6,21), sampel 3 (-4,66), sampel 4 (-3,44), sampel 5 (0,20), sampel 6 (-5,97), sampel
7 (-6,30), sampel 8 (2,66), sampel 9 (-0,72), sampel 10 (-7,87), sampel 11 (0,54),
dan sampel 12 (-6,31).
5. Dari hasil absorbansi kaffein didapatkan Nilai y= 0,2418 + 0,0579X sehingga nilai
X konsentrasi dari sampel kaffein didapatkan yaitu sampel 1 (2,23) ,sampel 2 (0,88),
sampel 3 (0,23), sampel 4 (2,80), sampel 5 (1.07), sampel 6 (1,40), sampel 7 (3,99),
sampel 8 (1,31), sampel 9 (4,66), sampel 10 (1,98), sampel 11 (0,36), dan sampel 12
(0,00).
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Alimin.(2007). Kimia Analitik.Makasar : Alauddin Press.


Silaa, A. E., Paransa, D. S., Rumengan, A. P., Kemer, K., Rumampuk, N. D., & Manoppo,
H. (2019). Pemisahan Jenis Pigmen Karotenoid dari Kepiting Grapsus sp Jantan
Menggunakan Metode Kromatografi Kolom. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(2),
121. https://doi.org/10.35800/jplt.7.2.2019.24247

Wati, N. F. N. (2016). Peningkatan Kualitas Minyak Nilam Melalui Proses Adsorpsi


Menggunakan Adsorben Γ-Alumina dengan Sistem Flow. Indonesian Journal of
Chemical Research, 2(1), 84–95.
https://doi.org/10.20885/chemical.vol2.iss1.art10

Anda mungkin juga menyukai