Anda di halaman 1dari 35

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pencak Silat

Pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia yang terlahir dari budaya
luhur bangsa Indonesia untuk membela diri dari mempertahankan diri dalam
keadaan yang dibutuhkan. Orang yang mempelajari atau mengusai pencak silat
sering disebut dengan sebutan pesilat atau pendekar. Pencak silat adalah hasil
budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi
(kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan
hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselamatan hidup guna peningkatan
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (PB.IPSI:2012)

Seiring dengan kemajuan dunia olahraga pencak silat menjadi salah


satu cabang olahraga yang ikut berkembang kearah olahraga prestasi yang
banyak dipertandingkan dievent nasional maupun internasional. Ada dua
kategori pertandingan pencak silat yaitu kategori TGR (Tunggal, ganda, regu)
dan kategori tanding.

Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan pencak silat yang


menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari tim yang berbeda, keduanya saling
berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu
menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran, menjatuhkan lawan :
penggunaan taktik dan tehnik bertanding, ketahanan stamina dan semangat
juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan
teknik jurus dalam mendapatkan nilai terbanyak (Munas IPSI 2012:3).

Sedangkan kategori tanding itu sendiri juga masih dikelompokkan


menjadi beberapa kelas yang dibedakan dari segi usia, berat badan dan jenis
kelamin pemain. Dalam hal ini Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo
(2016:55) menyatakan :

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pembagian kelas untuk kategori tanding didasarkan pada berat badan dengan
penggolongan menurut umur dan jenis kelamin. Golongan usia dini untuk putra
dan putri, berumur 9 s/d 12 tahun. Golongan pra remaja untuk putra dan putri,
berumur 12 s/d 14 tahun. Golongan remaja untuk putra dan putri, berumur 14
s/d 17 tahun. Golongan dewasa untuk putra dan putri, berumur 17 s/d 35 tahun
dan tingkat pertandingan golongan master untuk putra dan putri, berumur
diatas 35 tahun (khusus single event).

a. Manfaat Pencak Silat


Adapun manfaat pencak silat yang diutarakan oleh Sucipto didalam
bukunya (2012:20) adalah 1) pencak silat sebagai pendidikan, 2) pencak
silat sebagai pendidikan jasmani. Jadi secara singkat manfaat pencak silat
yang dikemukakan oleh Sucipto tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Pencak silat sebagai pendidikan


Pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia
yang bernilai luhur. Nilai-nilai luhur pencak silat terkadang dalam jati
diri yang meliputi 3 hal pokok sebagai satu kesatuan, yaitu : a) Budaya
Indonesia sebagai asal dan coraknya b) falsafah budi pekerti luhur
sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya c) pembinaan mental
spiritual/budi pekerti, beladiri, seni, dan olahraga sebagai aspek integral
dari substansinya. Pencak silat yang dihayati keseluruhan nilai-nilainya
akan mempunyai manfaat yang besar, bukan saja bagi individu yang
mempelajarinya tetapi juga bagi masyarakat.

Dengan perkataan lain pendidikan pencak silat mempunyai


manfaat individual dan sosial. Pendidikan pencak silat dapat memberi
sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam
rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, serta merupakan
character and nation. Pendidikan pada dasarnya adalah pembangunan
sumberdaya manusia (humas investmen, human resoure development).
Pendidikan pencak silat yang berakar pada budaya Indonesia serta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mencangkup segi mental dan fisik secara integral diharapkan dapat


membentuk manusia seutuhnya diantaranya:

a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


b) Berkepribadian dan mencintai budaya Indonesia.
c) Memiliki rasa percaya diri.
d) Mampu mengusai dan mengendalikan diri.
e) Mempunyai rasa tanggung jawab serta disiplin pribadi.
f) Senantiasa menegakkan kebenaran kejujuran.
2) Pencak silat sebagai pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang bersifat
mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Pencak silat yang
pada hakekatnya adalah kegiatan jasmani yang didalamnya terkandung
aspek olahraga, juga merupakan wahana pendidikan jasmani yang
memiliki tujua tertentu. Tujuan pencak silat sebagai sarana pendidikan
jasmani antara:

a) Tujuan untuk mencapai kesehatan,


b) Tujuan rekreasi,
c) Tujuan prestasi.
Namun mengenal ciri rekreasi ditinjau dari segi tujuannya yaitu:

(1) Sebagai pelepas lelah,


(2) Sebagai penyaluran dalam pengisian waktu luang,
(3) Sebagai imbangan kerja,
(4) Sebagai pemenuhan dorongan untuk bergabung dengan kelompok.
Berdasar pengelolaannya kita mengenal rekreasi sekolah (program
ekstrakulikuler), rekreasi perusahaan (kegiatan untuk para pegawai),
rekreasi komersial (diorganisasi untuk mencari keuntungan rekreasi
perkumpulan, seperti klub hobi, organisasi remaja, dan sebagainya).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi
Perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah,
perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga,
rukun tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumberdaya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana,
data , dan lain sebagainya yang digunakan secara efesien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu


menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah,
perkumpulan olahraga, kelompok music, militer ataupun organisasi
perusahaan.

Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerjasama antara


manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai
tujuan bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai
pengertian tentang organisasi.

Sari (2013) mengemukakan bahwa, “Organisasi adalah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam
ikatan dimana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan atau
seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan”. Sedangkan menurut
Sundari (2018) “Organisasi berkenaan dengan proses pengorganisasian,
sebagai suatu cara dalam dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan
ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan


bahwa organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan dimasyarakat yang
dibuat oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efisien kerja tertentu
yang sebesar-besarnya.

Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu
pada suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan,
rumah sakit, perkumpulan olahraga, atau badan pemerintah. Arti kedua
mengacu pada proses pengorganisasianya itu pengaturan pekerjaan dan
pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tujuan dapat
tercapai dengan efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan
lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam kegiatan
olahraga dalam suatu organisasi tidak lepas adanya dana peralatan (fasilitas).

Kalau kita memperhatikan penjelasan diatas tentang pengertian


organisasi maka dapatlah dikatakan bahwa setiap bentuk organisasi kan
mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai wadah atau tempat untuk bekerjasama


Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana
orang-orang dapat bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Pengertian tempat disini dalam arti fungsi yaitu menampung
atau mewadai keinginan kerjasama beberapa orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah
sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya
organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerjasama sedikitnya antar dua orang


Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerjasama juga
merupakan proses kerjasama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek,
jika kerjasama tersebut dilakukan dengan banyak orang, maka organisasi
itu disusun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerjasama
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

dilakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk


dilaksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka
proses sama itu hanya bersifat sementara, dimana hubungan antar
kerjasama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan
sebaik-baiknya.

3. Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing


Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-
masing orang atau pihak yang berhubungan satu dengan lain akan dapat
terlihat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang
menumpuk dan sebagainya akan dapat dihindarkan. Dengan kata lain
tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya
dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu


Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang
manajer. Suatu perencanaan yang kurang baik tetapi organisasinya baik
akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi
organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik
akan mendapat keuntunganya itu pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai
kemungkinan dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :

- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.


- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang maudicapai.
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olaharaga adalah merupakan
wadah untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah peningkatan
prestasi yang maksimal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

b. Jenis organisasi
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan
tujuan yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut
dapat diketahui status organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu
dan berjalan dengan baik akan member gambaran yang jelas tentang Janis
organisasi tersebut.

Tanpa disadari pertama kita memasuki jenjang pendidikan, banyak


organisasi-organisasi yang terdapat disekitar kita seperti pramuka, palang
merah remaja, OSIS dan lains sebagainya yang terdapat disekolah,
sedangkan jenis organisasi-organisasi diluar sekolah itu bermacam-
macam, seperti organisasi politik, organisasi social, organisasi sekolah dan
organisasi olahraga.

Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada


umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang
dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga
tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang
yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telat ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite


Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat yang berkedudukan di Jakarta.
KONI Pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-
organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama
yang baik antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat.
Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai
dengan baik.

Olaharaga pencak silat merupakan salah satu olahraga yang


berkembang di Indonesia. Di Indonesia olahraga pencak silat dijalankan
dan dikelola penuh oleh suatu organisasi tersendiri yaitu IPSI didalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

struktur kepengurusan IPSI membawahi dan mengawasi IPSI ditingkat


provinsi dan daerah, selanjutnya IPSI daerah membawahi dan mengelola
ditingkat cabang kota, dan strukturselanjutnya IPSI cabang kota
membawahi mengelola klub-klub atau perkumpulan pencak silat yang ada
diwilayahnya. Keberadaan IPSI didalam keoorganisasian olahraga di
Indonesia posisinya berada dibawah naungan dan pengewasan KONI
pusat bersama Pengurus Besar (PB) IPSI.

c. Struktur dan bagan organisasi


Menurut Sari (2013) bahwa “Struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelolah”. Jadi struktur organisasi adalah perencanaan formal
guna mencapai pembagian tenaga yang efesien serta efektifitas koordinasi
aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur organisasi adalah cara
bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi
secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur
organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi.
Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkin kanapa
bila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik
dan benar.

Bagan organisasi diartikan memperlihatkan tentang susunan


fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan
kerjasama. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi
berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang
satu dengan yang lainnya dan bagan juga disebut dengan gambar
rancangan, gambar denah skema. Dengan melihat bagan organisasi, maka
juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah
organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi
harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang
baik dengan lainnya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

dan tidak ada kerjasama yang baik maka organisasi tersebut tidak sehat
dan tidak lancar.

Sari (2013) menyatakan bagan organisasi menggambarkan lima


aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :

1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan


organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.

2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah


menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang
menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan
organisasi.aliran inidimulai dari jenjang organisasi. Oleh karena itu,
setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer
puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas,
dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang
hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga
hanya kepada seorang manajer.

3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak
menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab
yang berbeda.

4. Pengelompokan segemen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan


menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar
fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).

5. Tingkatkan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer


dan bawahan tapi juga keseluruhan hirarki manajemen.

d. Unsur-unsur dalam organisasi

Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit


petinggi/pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan


saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan
yang dilakukan oleh setiap unsure organisasi bertujuan untuk menghasilkan
kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi
menjadi sehat dan berjalan dengan baik.

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :

1) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang
memegang kendali jalannya setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung
dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi,
biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. pejabat yang bertindak
sebagai seorang pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format
sebagai berikut: (a) Ketua umum, (b) Wakil ketua umum, (c) Sekretaris,
(d) Bendahara, (e) Seksi-seksi, (f) Penasehat.
2) Anggota
Keterlibatan seorang anggota didalam suatu organisasi sangat
diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu
aktif bila dibandingkan dengan keterlibatkan seorang pengurus.
Kewajiban pokok seorang anggota dalam orgaanisasi adalah mentaati
segala peraturan yang telah ditetapkan, tanpa melibatkan anggota dalam
organisasi kegiatan-kegiatan pun akan susah untuk dilakukan.
3) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Anggaran dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar
pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran rumah tangga merupakan
petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga keduanya merupakan dasar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Rencana kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya
rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat berbagai kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka
diperlukan kerjasama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat
didalam organisasi.
5) Anggaran belanja
Anggaran belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana
kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran
belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Dalam menyusun
anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi.
Anggaran belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes, dan
kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan,
serta jangan sampai anggaran belanja yang dibuat tidak sesuai dengan
perhitungan yang sudah direncanakan.

3. Pendanaan

Dana merupakan faktor yang paling menunjang karena tanpa persiapan


dana yang cukup tidak mungkin suatu harapan atau tujuan akan tercapai. Dalam
suatu organisasi olahraga khususnya pencak silat sangat diperlukan dana yang
menunjang untuk kemajuan serta tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Dalam peraturan dana didalam suatu organisasi haruslah memperhatikan


antara pemasukan dan pengeluaran yang digunakan. Dalam biaya operasional
pendukung tercapainya suatu tujuan anatara lain:

a. Manfaat sumber dana dari daerah dalam mendukung tercapainya


sarana yang diharapkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

b. KONI pusat dan daerah menyusun rencana kegiatan masing-masing


secara lebih terencana.
c. Peran pemerintah kabupaten Boyolali.

4. Sarana dan Prasarana

Pengembangan olahraga prestasi juga didukung oleh adanya sarana-


prasarana yang memadai atau sesuai dengan standar yang digunakan dalam
pertandingan resmi cabang olahraga tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
Harsuki (2003:401) “prasarana olahraga fungsinya adalah sebagai wadah atau
penunjang untuk melakukan kegiatan olahraga sehingga harus dipersiapkan
dengan peta olahraga di Indonesia, agar sesuai dengan potensi, kegemaran,
sifat etnik dan kebiasaan dimasing-masing wilayah atau daerah”.

Dalam setiap cabang olahraga memang secara khusus mempunyai


prasarana dan sarana yang mendukung sangat diperlukan untuk memperlancar
dalam melakukan kegiatan.

Didalam berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan fisik


yang baik saja, tetapi juga didukung sarana dan prasarana yang memungkinkan
olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama untuk mencapai
prestasi maksimal, akan dipengaruhi adanya sarana dan prasarana yang
memadai. Dengan sarana dan prasarana yang baik, akan memberikan
kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program latihan. Sedangkan sarana
dan prasarana diperlukan oleh padepokan atau organisasi pencak silat adalah
gelanggang, sekretariat atau padepokan, tranportasi dan prasarana lain yang
mendukung. Untuk sarana prasarana akan dipaparkan sebagai berikut :

1. Gelanggang dapat dilantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan


tebal maksimum 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup
dengan alas yang tidak licin, berukur 9x9 meter. Gelanggang terdiri dari :
a) Bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan
ukuran 7x7 m.
b) Bidang laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

c) Batas gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar kearah
luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada
tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2 m
selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.
d) Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah
lingkaran selebar 5 cm. yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan
berwarna kontras dengan permukaan gelanggang.
e) Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan
dan dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan
lainnya adalah sudut netral.
2. Perlengkapan gelanggang :
a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk,
b. Jam pertandingan / game match
c. Gong atau alat yang berfungsi sama
d. Lampu babak atau tanda yang berfungsi sama
e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat / kode lain untuk
menentukan pemenang
f. Perlengkapan lain-lain
g. Formular pertandingan
3. Perlengkapan pertandingan :
a. Pakaian pertandingan, pakaian pencak silat berwarna hitam
b. Pelindung badan
c. Pelindung kemaluan
4. Pembagian kelas :
Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :
a) Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
b) Golongan teruna berumur diatas 17 s/d 21 tahun
c) Golongan dewasa berumur diatas 21 s/d 35 tahun
5. Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :
Golongan remaja :
Kelas A, 33 – 39 kg
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Kelas B, diatas 36 – 39 kg
Kelas C, diatas 39 – 42 kg
Kelas D, diatas 42 – 45 kg
Kelas E, diatas 45 – 48 kg
Kelas F, diatas 48 – 51 kg
Kelas G, diatas 51 – 54 kg
Kelas H, diatas 54 – 57 kg
Kelas I, diatas 57 – 60 kg
Golongan teruna :
Kelas A, 40 – 45 kg
Kelas B, diatas 45 – 50 kg
Kelas C, diatas 50 – 55 kg
Kelas D, diatas 55 – 60 kg
Kelas E, diatas 60 – 65 kg
Kelas F, diatas 65 – 70 kg
Kelas G, diatas 70 – 75 kg
Kelas H, diatas 75 –80 kg
Dengan seterusnya selisih 5 kg
Kelas bebas, berat diatas 65 kg
6. Waktu pertandingan
Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2
menit. Di antara babak yang satu dengan lainnya diberikan waktu istirahat
1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk
waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh karena
serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.
7. Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali leher
keatas dan kemaluanya itu dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta
kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan
menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan


dibantu oleh 5 (lima orang juri penilai).

5. Manajemen

a. Pengertian Manajemen
Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula
dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun
pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.

Menurut Sulfemi yang dikutip oleh Wahyu Bagja (2018:3) Manajemen


adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya
lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas majerial.

Pengertian begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi


yang digunakan secara konsistan oleh semua orang, seperti yang dikemukakan
oleh Stoner yang dikutip oleh Sandra (2017) sebagai berikut : “ Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan”.
Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui
kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan melalui proses
yang terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Suatu
manajemen yang tercipta bagus maka didalam pelaksanaanya tentuakan
menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Sebuah organisasi akan berjalan denganbaik dan lancar, jika


pengelolaan manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya
sebuah organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh karena itu,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

dalam suatu organisasi peranan manajemen sangat penting dan harus berjalan
dengan baik dan benar.

b. Manajemen Olahraga

Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang olahraga


yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga dimasyarakat meliput
sekelompok dari bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat untuk
membentuk organisasi cabang olaharaga sesuai yang diminatinya.

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota


masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu
kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan kegiatan
olaharaga, membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan banyaknya
organisasi tersebut banyak diperlukannya pengelolaan manajemen yang baik
sehingga tujuan organisasi dapat terwujudkan.

Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting di dalam
dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan J.S Husdarta (2009:42) bahwa
: “Organisasi olahraga lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan
kekurangan kronis, berupa ketiadaan infrastruktur, lemahnya dukungan,
kecilnya dana yang disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan
programnya. Dalam situasi seperti itu, kemampuan manajerial sangat
dibutukan yang intinya adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, dan
terkait pula dengan kompetensi manajer beserta personalnya.

Dan menurut Harsuki (2016:168-169) menyatakan bahwa “Kesuksesan


suatu organisasi sangat bergantung dari kesadaran dari manajerakan :tingkat
pekerja, kemampuan SDM, peran serta motivasi dalam pencapaian tujuan
organisasi”.

Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam olahraga,


karena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi, dimana
dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan kerjasama
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

manajemen masing-masing komponen yang sangat berperan penting dalam


rangka mencapai tujuan organisasi.

Dalam hal ini manajemen dituntut untuk berupaya memenuhi apa saja
yang diperlukan dilapangan. Sebuah organisasi dapat menentukan fungsi dari
manajemen menurut kebutuhan dari organisasi yang bersangkutan. Namun
pada umumnya orang beranggapan bahwa manajemen berfungsi dengan
masalah keuangan sebuah organisasi tersebut.

c. Manajemen Pencak Silat

Penggunaan istilah manajemen di Indonesia cukup beragam, contohnya


menyebutkan manajemen sebagai kepemimpinan, kepengurusan atau sebagai
pengelola. Dalam penyelenggaraan pertandingan pencak silat manajemen
adalah proses melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam penyelenggaraan pertandingan pencak silat agar dapat
berjalan lebih tertata, efektif, efesien dan aman dalam mencapai tujuan
penyelenggaraan pertandingan yang baik.

Pertandingan membutuhkan kerjasama yang baik antara anggota


kepanitiaan dan tim pelaksana. Komponen yang dibutuhkan dalam
pertandingan pencak silat :

1. Ketua pertandingan
Ketua pertandingan bertugas mengatur dan bertanggungjawab atas
kelancaran jalannya pertandingan.
2. Dewan Wasit – Juri
Dewan wasit – juri bertugas membantu ketua pertandingan dengan
menyusun dan mengatur penugasan wasit – juri.
3. Wasit – Juri
a) Wasit tengah
Wasit tengah bertugas memimpin pertandingan termasuk
memberikan peringatan dan teguran kepada pesilat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

b) Juri
Juri yang bertugas memberikan nilai dalam pertandingan.
4. Pengamat Waktu
Pengamat waktu bertugas mengontrol waktu pertandingan yang
sudah ditentukan.
5. Medis
Medis bertugas memeriksa peserta apabila saat bertanding
mengalami cidera.

6. Pembinaan Prestasi

Sumber daya dari memiliki peran yang sangat strategis dalam pola
pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat
berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang
olahraga,sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal.Untuk mencapai
prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan
menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting
agar program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang
tinggi, sepertiapa yang diinginkan, seperti apa yang ada dalam kamus besar
bahasa Indonesia mengungkapkan pengertian pembinaan adalah usaha,
Tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna
memperoleh hasil yang lebih baik.

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (2013) menyatakan bahwa


“Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalau berorientasi
jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menujuke taraf internasional.
Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan
ditumbuhkan dengan suatu system pembinaan yang mantap, yang
diorganisasikan oleh pembinaan olahraga secara terpadu dan
berkesinambungan”
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan


dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat
berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan
kegiatan mudah, dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan
pembinaan secara sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi
oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber
dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga
dukungan dari masyarakat maupun pemerintah.

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap


tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada
periode tertentu. Menurut Effendi (2016) tahap pembinaan atlet menuju puncak
prestasi dilakukan berdasarkan piramida pembinaan prestasi olahraga terdiri
atas 3 tahapan yaitu “(1) pemasalan (2) pembibitan (3) prestasi”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses


pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan,
pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang
berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal.

a. Pemassalan Olahraga
Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikut sertakan
seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok
umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus
menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik.
Sedangkan menurut Supriyanto (2015) “Pemassalan adalah menggerakkan
anak usia dini untuk berolahraga secara menyeruluh agar diperoleh bibit-
bibit olahragawan handal’.

Tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar


masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Adapun tujuan pemassalan dalam


olahraga secara umum antara lain untuk:

a. Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani.


b. Meningkatkan kesegaran rohani atau untuk mendapatkan
kegembiraan
c. Pembentukan watak atau kepribadian.
d. Menanamkan dasar-dasar keterampilan gerak dalam usaha
pencapaian prestasi tinggi.
Berdasarkan pendapat terebut diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet
yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya
olahraga terhadap peningkatan prestasi olahraga.

Agar masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pemassalan


olahraga prestasi, maka perlu ditempuh Langkah-langkah yang baik dan
tepat. Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu
mewujudkan tujuan pemassalam olahraga yang telah dilaksanakan. Strategi
pemassalan olahraga antara lain:

1) Menyediakan prasarana dan sarana olahraga yang memadai sesuai


dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan
diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan prasarana
dan sarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing
tingkatannya.
2) Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih
olahraga yang benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakkan
olahraga anak-anak usia muda disekolah.
3) Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak-
anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara
perkumpulan.
4) Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.
5) Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tuasiswa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

6) Memberikan motivasi kepada para siswa untuk mau berolahraga.


7) Merangsang minat para siswa dengan melalui media massa maupun
elektronik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan
olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah.
Pemassalan olahraga dapat berjalan dengan baik, apabila didukung
prasarana dan sarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan
pertandingan olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada anak, serta
adanya Kerjasama dengan para orang tua anak tersebut.

Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan


olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibit-bibit atlet yang dapat
berprestasi. Bibit-bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam
pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga yang ada pada dirinya dapat
dikembangkan dan prestasi maksimal dapat diciptakan.

b. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet harus sangat diperhatikan karena dengan adanya
pembibitan atlet secara dini dapat menghasilkan prestasi yang diharapkan,
karena prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai.
Pretasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan
sejak dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan dengan pembinaan
dalam rentang waktu yang relative panjang. Disamping Latihan sejak dini,
bibit-bibit atlet yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki sampai pada kemampuan maksimal.
Aspek-aspek yang dilihat dalam mencari bibit atlet antara lain :

1) Segi Anatomis : Tinggi, berat badan, proporsi dan badan macamotot-otot


perlu diteliti secara cermat
2) Segi Fisiologis : keadaan jantung, paru-paru, peredaran darah,
pencernaan makanan, susunan syaraf dll. Harus diperiksakan dokter.
3) Kemampuan gerak :
- Unsur-unsur gerak (kekuatan, daya tahan dst)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

- Kecakapan gerak dalam cabang olahraga.


4) Segi Mental : kejiwaan, kepribadian, temperament
5) Kesehatan : Kesehatan fisik dan mental
6) Segi sosial ekonomi : latar belakang social ekonomi.
Jadi dengan upaya mencari dan menemukan individu dan
menemukan individu-individu tersebut agar dapat mencapai prestasi
olahraga dikemudian hari, pembibitan atlet juga sebagai Langkah atau tahap
lanjutan dari pemassalan olahraga.

c. Pemanduan Bakat
Bakat merupakan salah satu faktor penting didalam mencapai
prestasi yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi
dalam diri pemain yang dapat dikembangkan dan menunjang keberhasilan
dalam olahraga. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan olahraga yang
dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit tercapai.

Pada setiap individu terdapat semua faktor yang diperlukan dalam


olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk
itu ciri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikendalikan agar dihasilkan
bibit-bibit pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah sesorang
memiliki bakat dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang
disebut pemanduan bakat. Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu yang mengacu pada cabang olahraga yang dipelajarinya. S.
Adi (2016) mengemukakan bahwa “Tujuan pemanduan bakat itu untuk
mengidentifikasi calon atlet berpotensi, memilih jenis olahraga yang sesuai
dengan potensi serta minatnya dan memperkirakan peluangnya untuk
berhasil dalam program pembinaan sehingga dapat mencapai prestasi yang
diharapkan dalam pertandingan”.

Faktor bakat mempunyai peranan penting agar atlet menjadi juara


begitu pun dalam pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk
mendapatkan bibit atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya
untuk memprediksi dengan probabilitas yang tinggi besar peluang seseorang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

untuk mencapai prestasi maksimalnya dan apakah seorang atlet muda


mampu secara sukses menyelesaikan atau melewati program latihan dasar
untuk kemudian ditingkatkan hasilnya menuju prestasi puncaknya.
Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap bibit atlet
yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi antara lain minat terhadap
olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.

Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (2013) Langkah-


langkah pemanduan bakat antara lain :

1) Adakah pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga,


baik disekolah maupun diluar sekolah atau dilingkungan tempat
tinggalnya.
2) Adakah pengamatan terhadap karakteristik diri peserta didiknya, baik
mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau
tubuhnya, sifat atau asal usulnya.
3) Adakah pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik
tersebut.
4) Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan
penuh ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan
pemilihan atau penyaringan atau seleksi secara umum atau khusus
dengan menggunakan alat yang dipakai untuk mengukur atau instrument
dari cabang olahraga yang bersangkutan.
5) Didalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada
karaterisktik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari
fisik peserta didik.
Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti penting
untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan
pemanduan bakat merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses
tertentu atau penyaringan yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument
terhadap cabang olahraga yang dibinanya. Dengan demikian akan diketahui
seberapa besar bakat yang dimiliki atlet tersebut, sehingga untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

melaksanakan pembinaan dapat lebih baik. Menurut Suharno H,P (2018)


“atlit berbakat umur muda dapat ditemukan : di sekolah- sekolah, dalam
perkumpulan-perkumpulan olahraga (club), pada organisasi-organisasi
pemuda dan di kampung-kampung”.

7. Program Latihan

a. Pengertian latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan
mereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami
pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Pengertian latihan tersebut
adalah:

a) Proses sistematik untuk menyempurnakan kualitas kinerja atlet berupa


: kebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi.
b) Memperhatikan aspek pendidikan,
c) Menggunakan pendekatan ilmiah.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Adi, (2016) Harsono yang dikutip
oleh Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (2013) menyatakan bahwa
“latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara
berulang-ulang, dengan demikian hari menambah jumlah beban serta
intensitas latihannya”. Didalam latihan terdapat proses yang sistematis,
dilakukan berulang-ulang dan tetap dengan selalu meningkatkan beban
latihan untuk mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihanya itu pencapaian
prestasi maksimal.

Dari beberapa pengertian latihan diatas, didapat unsur-unsur latihan


antara lain:

1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan


sistematis tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang lebih rumit.
2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin,
dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dikukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

menjadi mudah, dan otomatis pelaksanaanya menjadi menghemat


energi.
3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah
prestasi pun sulit meningkat.
Harsono (2015) tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah
membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal
mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang
diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu :

1) Latihan fisik(physical training)


Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk
dikembangkan seperti :daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kecepatan,
daya tahan kardiovaskuler, kelincahan, kelentukan, ketepatan,
keseimbangan, dan stamina.
2) Latihan teknik(technical training)
Latihan Teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna
membentuk dan memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik
atau perkembangan neuromuskular.
3) Latihan taktik(tactical training)
Latihan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan
termasuk didalamnya penyusunan strategi, sistem, pola, dan tipe.
4) Latihan mental (mental training)
Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih
menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan
emosional implusif: misalnya semangat bertanding, sikap pantang
menyerah, keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress,
sportivitas, kejujuran, percayadiri, dan sebagainya.
b. Pengertian program latihan
Program latihan disusun secara rinci dengan memperhatikan factor
atau variable latihan yang berupa ukuran/dosis/takaran latihan selain itu juga
perlu memperhatikan ukuran yang lain seperti repetisi, set, seri, volume,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

interval, dan lainnya. Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang
harus dilakukan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus
mengacu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.
Penerapan latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan
pemainnya akan meningkatkan kualitas pemain secara maksimal. Untuk
menghasilkan program latihan yang baik. Peranan seorang pelatih
mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Dalam
menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan
kemampuan pemain dan mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan merupakan rencana kegiatan yang sudah tersusun


dan harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan
harus menyatu dalam beberapa faktor yang mendukung keberhasilan
latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan
kemampuan atletnya akan meningktkan kualitas atlet secara maksimal.
Suatu hal yang harus diperhatikan dalam Menyusun program latihan adalah
menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai.
Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai
sasaran.

Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodesasi


latihan. Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya.
Sehingga dalam periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan
musim latihan, maka dalam menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,
tepat dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih
baik dan prestosi maksimal dapat dicapai. Seperti yang diungkapkan Yusuf
Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (2013) bahwa “untuk membina atlet agar
dapat ditingkatkan prestasinya setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu
yang lama. Oleh karena membutuhkan waktu yang lama, maka latihan-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap, yang terdiri dari program


jangka panjang dan program tahunan”.

Membina atlet tidaklah bisa dalam waktu yang singkat atau instan,
sehingga untuk itu diperlukanlah seorang pelatih Menyusun program latihan
yang direncanakan dan diperhitungkan dengan baik dan matang, sehingga
pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang diinginkan dapat diraihnya.
Oleh sebab itu, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap
yang terdiri dari program jangka panjang, dan program tahunan.

c. Periodesasi Latihan
Tujuan dan tuntunan dalam latihan adalah mencapai prestasi
semaksimal mungkin. Latihan yang sudah terprogram dengan baik akan
memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah jadwal latihan. Jadwal
latihan perlu dibagi menjadi beberapa tahapan. Pembagian tahapan dalam
program latihan ini disebut periodesasi latihan.

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (2013) menyatakan bahwa


periodesasi latihan adalah “suatu proses pembagian latihan dari rencana
latihan tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil”.

Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adalah sebagai berikut:

1) Pelatihan akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari


rencana tahunan.
2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat,
pertandingan-pertandingan sasaran (diantar pertandingan utama selama
kalender tahunan).
Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara
periode latihan satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Menurut Dermawan & Karawang (2018) program tahunan
secara garis besar dibagi menjadi periodesasi-periodesasi latihan sebagai
berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

1) Periode persiapan
Mencari bibit atlet yang unggul atau seleksi atlet berpotensi tinggi.
2) Periode pertandingan
Pelatih harus melakukan penyusunan taktik dan pemberian dorongan
mental atlet agar semangat juang dan dedikasi meningkat
3) Periode peralihan
Mengevaluasi kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan baik
secara umum maupun secara individual.
Periodesasi latihan dibuat agar mempermudah seorang pelatih dalam
menyusun program latihan. Dengan memperhatikan periode latihan dan
musim latihan, maka dalam menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,
tepat, dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih
baik dan prestasi yang maksimal dapat tercapai.

d. Prinsip-prinsip latihan
Kekurangan yang umum terdapat pada atlet-atlet dan pelatih-pelatih
kita adalah bahwa mereka kurang mengetahui dan kurang mengerti prinsip-
prinsip latihan yang sebenarnya. Tanpa mengetahui prinsip-prinsip serta
tujuan-tujuan latihan tak mungkin atlet berlatih atau dilatih dengan sukses.
Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan, sehingga dalam
member atau meningkatkan beban latihan tidak menganut pada prinsip
latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang demikian ini
harus dihindari serta dalam memberikan beban latihan harus disesuaikan
kemampuan dari masing-masing pemainnya.

Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi


seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet
atau pelatih tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Prinsip-prinsip
latihan tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Prinsip kontinyuitas dalam latihan (latihan harus sepanjang tahun tanpa


terseling)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

Prestasi, adaptasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan


menjadi ringan dan latihan tidak kontinyu (terus-menerus secara
teratur). Perlu adanya latihan yang bersifat menyeluruh dari cabang
olahraga tersebut, agar prestasi dan adaptasi atlet yang positif tidak
mengalami kemunduran.
2) Kenaikan beban latihan yang teratur
Latihan makin lama makin meningkat beratnya, tetapi kenaikan
beban latihan harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga
agar tidak terjadi over training dan proses adaptasi atlet terhadap
loading akan terjamin keteraturannya.
3) Prinsip individual
Perbedaan-perbedaan setiap atlet sebagai manusia yang berbeda-
beda perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan,
metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap
individu.
4) Prinsip interval
Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang
bersifat harian, mingguan, bulanan, tahunan yang berguna untuk
pemulihan fisik dan mental atlet dalam menjalankan latihan.
5) Prinsip stress (penekanan)
Stress fisik dan mental penting untuk meningkatkan prestasi,
tetapi pemberian stress terus menerus tanpa memperhatikan kondisi
atlet sangat berbahaya dan akan menimbulkan hal yang negative
terhadap atlet, misalnya : prestasi menurun, cedera, over training, takut
latihan, jemu latihan dsb.
6) Prinsip spesialisasi(spesifik)
Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang khas sesuai dengan
cabang olahraganya. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntunan tiap-
tiap cabang olahraga yang selalu berbeda-beda.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

7) Prinsip Nutrisium (Gizi olahraga)


Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan tersebut, maka
seorang pelatih dapat melakukan penyusunan dan pelaksanaan program
latihan dengan sistematis dan terarah, sehingga akan mendukung sang
atlet dalam meningkatkan kualitas latihan dan bias dengan cepat
meningkatkan prestasinya. Prinsip latihan adalah merupakan dasar
yang harus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan latihan.
Penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar akan memperbesar dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan. Keberhasilan pencapaian suatu
tujuan latihan adalah jika pada pelaksanaan latihan berpedoman pada
prinsip-prinsip latihan yang benar. Prinsip-prinsip latihan yang harus
diperhatikan didalam latihan diantaranya adalah prinsip beban latihan,
dan prinsip perbaikan latihan. Jika dalam latihan tidak berpedoman
pada prinsip-prinsip latihan yang benar, maka tujuan latihan akan sulit
tercapai bahkan tidak akan tercapai.

6. Prestasi Olahraga

Dalam olahraga sebuah prestasi tidak dapat muncul secara tiba-tiba.


Ada banyak aspek yang mempengaruhi prestasi dalam olahraga. Husdarta
(2017:24) menyatakan bahwa olahraga salah satu hal yang berpengaruh adalah
sikap. Sikap adalah organisasi keyakinan-keyakinan yang mempengaruhi
aspek kognitif, afektif, dan konatif yang bersifat tetap, berkembang melalui
pengalaman dan kesiapan untuk beraksi terhadap objek tertentu baik meliputi
sejumlah kecil maupun banyak item secara positif atau negatif dan dapat
bervariasi dalam kualitas dan intensitasnya. Sikap memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

a. Sikap bukan pembawaan,


b. Dapat berubah melalui pengalaman,
c. Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan,
d. Merupakan kesiapan untuk mereaksi,
e. Relatif bersifat tetap,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

f. Hanya cocok untuk situasi tertentu,


g. Selalu berhubungan dengan objek atau subjek tertentu,
h. Merupakan penilaian dan penafsiran terhadap sesuatu,
i. Bervariasi dalam kualitas dan instensitasnya,
j. Mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif.
Selain itu ada motivasi yang diperlukan. Motivasi adalah energi
psikologis yang bersikap abstrak Husdarta (2017:31). Motivasi secara
keseluruhan dijelaskan pula oleh Husdarta sebagai berikut :

a. Sesuatu yang menimbulkan dorongan kepada seseorang, sesuatu yang


dapat digambarkan dan faktor yang ada diluar individu,
b. Seseorang mempunyai keinginan untuk bisa menjadi juara karena
rangsangan untuk menjadi yang terbaik.
c. Keinginan menjadi juara yang dipengaruhi faktor intrinsik, faktor diluar
dirinya dan pengalaman serta cita-cita yang diinginakan,
d. Faktor diluar diri yang berpengaruh,
e. Faktor yang berpengaruh dan menimbulkan berbagai alternatif yang harus
dipilih,
f. Pilihan yang cocok dari beberapa objek.
Prestasi tinggi merupakan suatu impian atau tujuan setiap atlet yang
berkecimpung dibidang olahraganya. Kenyataanya menunjukkan bahwa
prestasi yang dicapai akan mengharumkan daerah serta pemain dan juga pelatih
yang menanganinya, apalagi bila sudah membawa nama negara. Proses
pembinaan atlet bagi suatu cabang olahraga perlu memperhatikan kondisi dari
faktor endogen dan eksogen atlet. Faktor endogen adalah semua hal yang ada
didalam diri atlet, faktor tersebut terdiri dari:

1. Kesehatan fisik
Komponen fisik merupakan komponen yang terdiri dari stamina,
kekuatan, fleksibilitas dan koordinasi. Faktor fisik merupakan proses yang
membentuk suatu pola kondisi jasmani dari seorang atlet. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fisik juga meliputi faktor keturunan. Faktor fisik yang penting
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

adalah stamina. Stamina merupakan kemampuan atlet berkaitan dengan


kapasitas vital paru-paru yang membedakan dengan atlet lain. Selain itu ada
juga kemampuan otot yang memiliki hubungan dengan kekuatan (power) yang
dimiliki atlet.
2. Mental
Mental adalah motivasi untuk mempercepat proses belajar dengan
membangkitkan semangat. Menurut Husdarta (2017:65) mental merupakan
sesuatu image atau gambaran seseorang yang dilakukan pada situasi dan
kondisi tertentu. Mental memudahkan untuk menggambarkan keadaan yang
dialami dalam melakukan sesuatu.
3. Penguasaan teknik
Komponen teknik meliputi ketrampilan khusus yang berhubungan
dengan kemampaun atlet melakukan kegiatan olahraga yang dipengaruhi oleh
teknik-teknik yang telah dipelajari. teknik menjadi hal penting yang dapat
berpengaruh pada prestasi. Teknik diperoleh melalui ketrampilan dasar baik
bersifat bakat maupun hasil belajar.
4. Penguasaan taktik
Taktik dalam olahraga sangat diperlukan terutama untuk penampilan
dalam olahraga yang kompleks. Taktik merupakan keseluruhan tindakan atau
usaha baik yang dilakukan oleh masing – masing individu maupun oleh tim
untuk mencapai hasil yang optimal didalam suatu pertandingan.
5. Aspek psikis
Komponen psikis merupakan komponen yang terdiri dari fungsi berupa
kemampuan untuk bermain dan menampilkan sesuatu hal karena pengaruh
dorongan yang kuat dalam diri atlet untuk berprestasi. Komponen psikis
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan atau kecerdikan dalam diri atlet.
Faktor pemain menjadi faktor utama dalam mencapai prestasi
maksimal karena pemain merupakan pelaku utama dalam pertandingan. Faktor
eksogen adalah semua hal diluar diri atlet, maka bagi seorang atlet faktor ini
bisa berupa: Pelatih, Keuangan, Sarana dan prasarana, Organisasi, Lingkungan,
Partisipasi pemerintah. Proses pembinaan atlet hendaknya fungsi faktor
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

eksogen harus benar – benar optimal artinya kondisi dari pelatih yang ada dapat
memberikan kontribusi yang positif dan menunjang terhadap pencapaian
tujuan.

Hasil dari pemaparan teori diatas dapat dilihat dari penjabarannya,


prestasi dalam olahraga khususnya bagi atlet terdapat dua faktor utama yaitu
faktor endogen dan faktor eksogen. Maka dari itu ketika mengamati periodesasi
prestasi suatu organisasi olahraga aspek tersebut dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan atau kegagalan prestasi yang ada dalam suatu organisasi.
Oleh sebab itu faktor-faktor tersebut haruslah menjadi pertimbangan pertama
dalam memberikan sebuah gambaran serta analisis terhadap prestasi suatau
organisasi maupun individu atlet dalam penelitian yang dilakukan.

B. Penelitian Yang Relevan


Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian (skripsi)
yang sudah ada sebagai bahan untuk mendapatkan gambaran penelitian ini.
Penelitian tersebut berjudul “Kendala-kendala Pembinaan Atlet Pencak Silat
Remaja Di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Disusun oleh Andrianto dari
Program Strata Satu Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2012.
C. Kerangka Berfikir

Pencak silat merupakan olahraga beladiri asli Indonesia, itu terlihat dari
beberapa perguruan pencak silat yang berkembang diberbagai wilayah kota
maupun kabupaten, dengan banyaknya kejuaraan olahraga ini dapat
berkembang dengan cepat.
Perkembangan suatu olahraga dibutuhkan pembinaan dan pelatihan
yang baik dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Pelaksanaan
pembinaan olahraga pun perlu dukungan dari beberapa unsur, karena suatu tim
olahraga akan dapat berprestasi jika unsur-unsur pendukung dapat berjalan
dengan baik dan teratur.

Perkembangan sebuah prestasi dalam olahraga tidak serta merta didapat


secara instan ataupun langsung. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

banyak faktor yang harus dipenuhi. Faktor ini adalah organisasi atau
manajemen yang baik, pembinaan dan program latihan, sarana dan prasarana
yang memadai, atlet ataupun pelatih. Seluruh faktor ini yang saling berkaitan
dan membentuk satu kesatuan dalam perolehan prestasi yang tinggi. Apabila
seluruh faktor dalam keadaan baik maka prestasi yang tinggi pun dapat dicapai.

Berkaitan dengan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui


sejauh mana prestasi atlet pencak silat kabupaten Boyolali dari kurun waktu
2015 – 2021 maka perlu digali informasi dari faktor – faktor yang
mempengaruhi olahraga pencak silat, Informasi digali dari keadaan
pembinaan, program latihan, sarana dan prasarana, dan prestasi yang diraih.
Dengan mengacu pada informasi yang digali dapat diketahui bagaimana yang
sebenarnya prestasi atlet pencak silat kabupaten Boyolali dari tahun 2015
sampai 2021.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

Pencak Silat
Kabupaten Boyolali

Majemen Program Sarana Pendanaan


dan dan
Latihan
Pembinaan Prasarana

Pembinaan Prestasi Atlet Pencak Silat


Kabupaten Boyolali Tahun 2015 - 2021

Perkembangan Prestasi atlet Pencak Silat


Kabupaten Boyolali Tahun 2015 - 2021

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai