FISIOLOGI TUMBUHAN
RESPIRASI AEROBIK
OLEH
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
bersama dengan itu terjadi reduksi molekul oksigen menjadi air dan pembebasan
energi dalam bentuk senyawa posfat berenergi tinggi (Sondang et al., 2020).
Sistem transfer electron merupakan polipeptida integral. Selain itu, ada
beberapa elektron yang berada pada membrane dalam. Diantaranya adalah pada
membran dalam kearah ruang antar sel terdapat protein yang terkait kuat pada
membrane yang membawa elektron dari NADH dan NADPH dari sitosol dan ke
arah matriks pada membran dalam juga terdapat pembawa elektron yang terikat
kuat (NADH dehidrogenase). Komponen-komponen ini dapat bebas bergabung
pada membran dalam yang bersifat alir, untuk melakukan peranan sebagai system
transport elektron. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan oksidasi biologis itu,
dengan bahan awal oksidasi adalah satu molekul glukosa, maka diperoleh 38
molekul ATP (Handoko dan Rizki, 2020).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum respirasi aerobik yang telah dilaksanakan,
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1 Pengaruh Suhu terhadap Respirasi Kecambah dengan Respirometer
Pengukuran (cm)
Menit
Suhu Suhu dalam Gambar
ke-
Ruang Oven (37℃)
0 menit 0 cm 0 cm
Suhu Ruang 0 Suhu Oven 0 Menit
Menit
Universitas Sriwijaya
50 menit 16,4 cm 16,8 cm
Suhu Ruang 10 Suhu Oven 10 Menit
Menit Kelima Kelima
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa laju respirasi kecambah
kacang hijau terjadi dengan cepat pada suhu yang tinggi. Pada suhu ruang laju
respirasinya tidak setinggi kecambah yang melakukan proses respirasi di suhu
yang lebih tinggi. Menurut Lestari (2021), interaksi antara suhu dan konsentrasi
oksigen berpengaruh terhadap laju respirasi tumbuhan. Pada suhu lebih tinggi
respirasi cepat dan jika telah mencapai suhu maksimum respirasi akan melambat.
Faktor yang mempengaruhi respirasi aerobik tumbuhan salah satunya
ketersediaan oksigen. Menurut Jawara et al. (2023), oksigen bebas adalah satu-
satunya akseptor hidrogen dalam respirasi aerob, dan oksidasi menghasilkan
produksi karbon dioksida. Oksigen diperlukan sebagai akseptor akhir elektron
dalam rantai transpor elektron, yang merupakan bagian dari respirasi aerob. Jika
ketersediaan oksigen terbatas, proses respirasi dapat terhambat, mengakibatkan
penurunan produksi energi dalam bentuk ATP. Respirasi aerobik hanya akan
berlangsung jika terdapat oksigen, apabila oksigen tidak tersedia maka respirasi
aerobik tidak akan terjadi dan tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yaitu
respirasi tanpa adanya oksigen.
Suhu juga memiliki dampak signifikan pada laju respirasi aerobik tumbuhan.
Sebagian besar enzim yang terlibat dalam proses respirasi memiliki suhu optimum
tertentu. Pada suhu rendah, aktivitas enzim akan melambat, sedangkan pada suhu
tinggi, enzim dapat terdenaturasi. Menurut Plasquy et al. (2021), pada suhu yang
lebih tinggi, denaturasi enzimatik dapat terjadi, menyebabkan penurunan laju
respirasi, sedangkan pada suhu yang lebih rendah, kerusakan fisiologis dapat
memicu peningkatan laju respirasi. Oleh karena itu, suhu lingkungan dapat
mempengaruhi laju respirasi. Seiring penurunan suhu akan menyebabkan laju
respirasi melambat bahkan terhenti. Sebaliknya semakin tinggi suhu laju respirasi
akan menuju suhu optimum dan akan berhenti jika menuju suhu maksimum
Komponen nutrisi juga berperan dalam mengatur respirasi aerobik tumbuhan.
Karbohidrat, terutama glukosa, merupakan substrat utama untuk respirasi aerobik.
Ketersediaan karbohidrat akan memengaruhi tingkat respirasi, dan perubahan
dalam komposisi nutrisi tanah juga dapat memainkan peran dalam mengatur
proses ini. Menurut Yuniarto (2021), komposisi substrat pada tumbuhan sangat
Universitas Sriwijaya
berperan penting dalam proses respirasi sebagai bahan untuk tumbuhan
melakukan respirasi. Selama fotosintesis, tumbuhan menghasilakan glukosa
menggunakan energi cahaya. Glukosa yang dihasilkan kemudian digunakan dalam
proses respirasi aerobik. Oleh karena itu, aktivitas fotosintesis dan tingkat
produksi glukosa dapat mempengaruhi respirasi tumbuhan.
Penggunaan kalium hidroksida (KOH) dalam percobaan respirasi aerobik
pada tumbuhan berfungsi untuk penyerapan karbon dioksida yang dihasilkan
selama proses respirasi. KOH bersifat higroskopis, artinya mampu menyerap
kelembaban dan kadar karbon dioksida. Menurut Rahayu et al. (20210, komposisi
gas dapat mempengaruhi laju respirasi. Dalam percobaan respirasi, tumbuhan
melepaskan CO2 sebagai produk sampingan dari proses respirasi. Penggunaan
KOH membantu menyerap CO2 tersebut, sehingga mencegah kembalinya gas
tersebut keluar melalui pipa respirometer. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan
hasil pengukuran laju respirasi yang akurat.
KOH juga dapat berfungsi sebagai basa dan dapat membantu menjaga pH
larutan tetap basa atau netral. Menurut Handoko dan Rizki, (2020), proses
respirasi tumbuhan dapat menyebabkan perubahan pH di sekitar sel-sel tumbuhan.
Dengan adanya KOH, dapat mengontrol dan mempertahankan kondisi lingkungan
yang stabil selama percobaan, sehingga hasilnya lebih akurat dan konsisten. KOH
juga dapat memisahkan gas-gas yang terlibat dalam proses respirasi. Selain
menyerap CO2, KOH dapat membantu menghilangkan uap air yang dihasilkan
selama proses respirasi.
Alat respirometer ganong dan respirometer sederhana diisi dengan KOH,
yang berfungsi untuk menyerap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan selama
respirasi tumbuhan. Pada respirometer sederhana KOH yang diberikan berbentuk
kristal, sedangkan KOH untuk respirometer ganong berbentuk cair. Selama proses
respirasi, tumbuhan mengoksidasi senyawa organik, melepaskan energi dan
menggunakan oksigen. Menurut Santhiawan dan Suwardike (2019), penurunan O 2
menjadi factor pembatas untuk produksi ATP melalui proses respirasi aerob.
Oksigen yang dikonsumsi oleh tumbuhan diukur dengan mengamati penurunan
volume gas dalam respirometer. Pada saat yang sama, KOH menyerap CO 2 yang
dihasilkan selama respirasi, menjaga tekanan dalam respirometer tetap konstan.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, A., dan Rizki, A. M. 2020. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Lampung:
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung.
Jawara, T., Hastuti, P. B., Syah, R. F. 2023. Aplikasi Kompos Kotoran Kambing
Secara Aerob Dan Anaerob Pada Bibit Kelapa Sawit PreNursery. Fruitset
Sains: Jurnal Pertanian Agroteknologi. 11(1): 13-19.
Lestari, H. A. 2021. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Oksigen Udara Ruang
terhadap Laju Respirasi Jamur Merang 9Volvariella volvacea) selama
Penyimpanan. 1(1): 18-28.
Plasquy, E., Florido, M. C., Guirado, R. R. S., Martos, J. M. G., dan Martin, J. F.
G. 2021. Olive Fruit: Empirical Study and Simulation in a Non-Ventilated
Container. Fermentation. 7(4): 200.
Rahayu, D., Bintoro, N., dan Saputro, D. 2021. Pemodelan Laju Buah Klimakterik
Selama Penyimpanan Pada Suhu Yang bervariasi. AGROINTEK. 15(1):
80-91.
Santhiawan, P., dan Suwardike, P. 2019. Adaptasi Padi Sawah (Oryza sativa l.)
Terhadap Peningkatan Kelebihan Air Sebagai Dampak Pemanasan
Global. Agro Bali: Agricultural Journal. 2(2): 130-144.
Septiana, L. M., Santika, N., Yusnaini, S., Buchari, H., Prasetyo. D., Arif, M. A.
S., dan Niswati, A. 2023. Laju Respirasi Tanah Pada Pertanaman Jagung
Manis (Zea mays Saccharata Sturt.) Akibat Pemberian Biochar Dan Pupuk
Fosfor Di Tanah Ultisol. 11(2): 299-307.
Setiawati, T., dan Syamsi, I. F. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi
Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Hibiscus tiliaceus
Linn. di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life. 6(2): 148-159.
Sondang, Y., Elita, n., dan Anidarfi. Buku Ajar Praktek Fisiologi Tanaman.
Limapuluh Kota: Politeknik Pertanian negeri Payakumbuh.
Ulfa, H. L., Falahiyah, R., dan Singgih, S. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan
Wortel Menggunakan Larutan Nacl. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan Alam. 9(2): 1-10.
Yuniarto, K. 2021. Studi respirasi Belimbing Wuluh pada Kondisi Penyimpanan
Udara Termodifikasi Udara Pasif. Jurnal Keteknikan Pertanian. 9(2): 57-
64.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
(Suhu Ruang)
Universitas Sriwijaya
Jurnal Internasional
Universitas Sriwijaya