Anda di halaman 1dari 32

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN BNNP SUL-SEL

DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN GANJA


(Cannabis Use Disorder )

“STUDI KASUS KANTOR BNNP SULAWESI SELATAN”

Proposal Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM )

DI SUSUN OLEH :

BUDIMAN AKBAR
519 05 031

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL/HASIL/SKRIPSI

Proposal/hasil/skripsi ini telah kami setujui untuk selanutnya melakukan


ujian Proposal/hasil/skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti Makassar.

Nama : Budiman Akbar

NIM : 519 05 031

Konsentrasi : Promosi Kesehatan

Judul :Strategi Promosi Kesehatan BNNP SUL-SEL Dalam


Penanggulangan Penyalahgunaan Ganja ( Cannabis Use Disorder )

Makassar, 25 Mei 2023

Pembimbing I Pembimbing II

( Rama Nur Kurniawan SKM .,MPH ) ( Ivan Wijaya SKM.,M.Kes )

Mengetahui :
Dekan FKM

( Sumardi Sudarman SKM., M.Kes )

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kepada Allah Swt. karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul Strategi Promosi
Kesehatan Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Ganja ( Cannabis Use
Disorder )

Laporan proposal ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada
program Strata-1 di Konsentrasi Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Pancasakti Makassar

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu Bungania ( Orang Tua Penulis )


2. Bapak Rama Nur Kurniawan. K, SKM.,MPH selaku Dosen Pembimbing I
3. Bapak Ivan Wijaya. SKM.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing II
4. Segenap Civitas Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Pancasakti Makassar .
5. Diri sendiri yang sering terabaikan. Maaf dan terima kasih sudah mau tetap maju
meski tertatih.

Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai


kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik sehingga laporan
proposal ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Makassar, 25 Mei 2023

Budiman Akbar

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................6
BAB II ...............................................................................................................................8
A. Tinjauan Umum Tentang Ganja .................................................................8
B. Tinjauan Umum Strategi Promosi Kesehatan ......................................10
D. Tinjauan Umum Tentang BNNP ...............................................................16
BAB III ............................................................................................................................19
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ...................................................20
B. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................................21
C. Defenisi konsep ...........................................................................................22
BAB IV ............................................................................................................................23
A. Jenis Penelitian ............................................................................................23
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................23
C. Subjek Penelitian .........................................................................................23
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................................23
E. Instrument Penelitian .................................................................................24
F. Pengelohan dan Penyajian Data .............................................................24
G. Keabsaan Data .............................................................................................25
H. Etika Penelitian ............................................................................................25
I. Faktor Pendukung dan Penghambat ..........................................................25
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ganja atau mariyuana adalah psikotropika mengandung tetrahidrokanab
inol sebagai senyawa kimia yang membuat penggunanya
mengalami euforia Selain tetrahidrokanabinol, ganja juga
menghasilkan kanabidiol dan kanabinol. Selain 3 kanabinoid tersebut, masih
ada 80 hingga 100 kanabinoid lainnya yang terkandung dalam tumbuhan
ini. Ganja biasanya dijadikan lintingan untuk dihisap supaya efek dari zatnya
cepat bereaksi daripada penggunaan dengan cara dicampur dengan
makanan atau minuman ( Russo B.E 2013.)

Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan
otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi,
karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang
mendukung ganja untuk medis dan ganja untuk rekreasi. Selain diklaim
sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk
kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas
dalam berpikir serta dalam berkarya terutama pada para seniman seperti
pelukis dan musisi. (Arlanggawati N.M 2023)

Lonjakan kreativitas juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan.


Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Ada yang
merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada
kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berpikir kreatif (bukan aktif
secara fisik seperti efek yang dihasilkan metamfetamin). Itu semua tergantung
kadar tetrahidrokanabinol yang terkandung dalam ganja. Semakin tinggi kadar
tetrahidrokanabinol di dalam ganja, maka semakin besar perubahan otak yang
terjadi dan risiko kecanduan pun semakin meningkat (Arlanggawati N.M 2023)

Pada akhir tahun 2020, keputusan The Commission on Narcotic


Drugs (CND), untuk mengikuti rekomendasi World Health
Organization (WHO) menghapus Cannabis dan Cannabis
Resin dari Schedule IV Konvensi 1961 sehingga keduanya tetap berada

1
2

pada Schedule I Konvensi 1961, menuai kontroversi di kalangan


masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Hasil keputusan CND, yang
merupakan salah satu komisi di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa untuk
masalah narkotika, pada pertemuan Reconvened sesi ke-63 ini disimpulkan
oleh sebagian kalangan di Indonesia bahwa dunia mendukung upaya
legalisasi ganja ( BNN, 2022)

Indonesia memiliki aturan perundang-undangan tentang narkotika yaitu


Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang merupakan revisi
dari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Selain narkotika,
UU tersebut juga mengatur tentang prekusor narkotika yang merupakan zat/bahan
pemula/bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan narkotika. Penelitian ini
fokus pada opini yang berkembang tentang isu legalisasi ganja yang dipicu usulan
uji materil sekelompok orang terkait Pasal 6 Ayat (1) dalam Undang-undang ini,
yaitu: “Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digolongkan ke dalam: a)
Narkotika Golongan I; b) Narkotika Golongan II; dan c) Narkotika Golongan III.” (
yogyakarta.bnn.go.id )
Upaya preventive merupakan tindak lanjut dari upaya promotif yang masih
ada tataran pencegahan sebelum terjadinya kejahatan. Dalam upaya preventif
yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk melakukan kejahatan.
Tindakan preventif diarakan kepada upaya pencegahan peredaran dan
penyalahgunaan ganja. Adapun penanganan secara preventif yang dapat
dilakukan dengan meningkatkan kegiatan BNNP Sulawesi Selatan. Dalam
pencegahan masalah tindak pidana narkotika, pihak BBNP Sulawesi Selatan
sudah melakukan upaya preventif melalui oprasi rutin pada lokasi tertentu seperti
bandara,pelabuhan dan terminal. Namum hasil yang didapat belum maksimal
dalam penanggulang penyebaran ganja dan narkoba jenis lainnya
Upaya refresif adalah suatu penanggulangan kejahatan secara
konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan. Upaya
penanggulangan kejahatan secara refresif adalah penindakan atau kejahatan
hukuman kepada pelaku kejahatan dengan tujuan memperbaikinya agar mereka
jera dan sadar bahwa perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum dan
norma social, sehingga tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.dan orang lain
3

yang berpotensi untuk melakukan hal serupa juga tidak melakukanya mengingat
sanksi pidana yang akan di terima ( Meman PD 2021).
Dalam keterangan persnya, Kepala BNNP Sulsel, Drs. Idris Kadir,
S.H.,M.Hum mengatakan bahwa Kasus ini berhasil diungkap berkat adanya
informasi dari tim KPP Bea Cukai Makassar tentang pengiriman paket
mencurigakan dari Medan, Sumatera Utara kepada seseorang berinisial AR di
daerah Kelurahan Manurunge, Kabupaten Bone, Sulsel. (bnn.sul-sel. )
Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar bersama Kejaksaan
Negeri (Kejari) Makassar membakar Barang Bukti (BB) 2,8 kg narkoba jenis ganja
di Markas Polrestabes Makassar, Rabu,31 Mei 2023. Pemusnahan BB 2,8 kg
ganja tersebut merupakan hasil pengungkapan kasus pada awal April 2023 di BTN
Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Ganja tersebut dikirim dalam
bentuk beberapa paket yang dibungkus plastik hitam dan dikirim ke alamat
tersangka inisial M (30)
Berdasarakan hasil observasi langsung salah satu informan yang ada di
Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Mamajang, menyatakan bahwa masih
banyak masyarakat disana yang berusia 18-30 tahun yang masih
menyalahgunakan ganja. Kita ketahui bersama bahwasanya ganja ini tidak dapat
diperjual belikan secara umum namun hasil obeservasi dilapangan sangat
berbanding terbalik. Karena itu timbullah pertanyaan. sangat mudahnya
mendapatkan ganja skala kecil ditengah masyarakat
Promosi kesehatan adalah sebuah proses pemberdayaan masyarakat
agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan. Proses pemberdayaan
dapat dilakukan dengan belajar pendekatan strategi promosi kesehatan. Menurut
WHO, strategi global yaitu, promosi, dukungan sosial dan Pemberdayaan
masyarakat
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana dan strategis
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak terkait (stakeholders).
Pihak-pihak terkait tersebut adalah tokoh masyarakat (formal dan informal) yang
umumnya berperan sebagai informan (pemuka pendapat), pembuat kebijakan
(norma) atau penyandang dana. Selain itu dapat pula berupa kelompok-kelompok
di masyarakat dan media yang dapat berperan dalam menciptakan suasana yang
kondusif (Kemenkes RI, 2011) Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan
4

dengan prinsip kemitraan atau mendapat dukungan sosial yaitu dengan


membentuk jejaring advokasi atau forum kerja sama.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Zahra F, 2023 ), yang
berjudul Pro Kontra Legalisasi Ganja Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum
Pidana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari aspek psikologi dan aspek
fisik, penggunaan tanaman ganja secara berlebihan akan mengakibatkan
gangguan pada psikologis dan juga pada kesehatan karena dapat merusak
jaringan otak secara permanen dan dapat mengakibatkan penggunanya
mengalami perubahan.

Aturan mengenai narkoba terdapat pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun


2009 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997, Dari kedua Undang-Undang
tersebut sudah sangat jelas bahwa narkotika dan psikotropika sudah digolongkan
dalam 3 golongan yang disebutkan bahwa narkotika dapat digunakan sebagai obat
hanya narkotika golongan dua dan tiga saja. ( Zahra F, 2023 ),

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Meman., 2021), yang


berjudul Strategi Bnnp Sulsel Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan
Obat Psikotropik, dari 5 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi
BNNP Sul-Sel dalam penanggulangan penyalagunaan obat psikotropika
dilakukan dengan komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Advokasi
dengan melakukan koordinasi di instansi pemerintah dan swasta. Dukungan
sosialisasi dari masyarakat dengan mengikuti komunitas penggiat anti narkoba.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan pemberian pelatihan dan
keterampilan. Dapat disimpulkan bahwa upaya BNNP dalam menanggulangan
penyalagunaan obat psikotropika dengan melakukan komunikasi langsung dan
tidak tidak langsung, advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan, sehingga
diharapkan kepada pihak BNNP Sul-Sel agar lebih banyak lagi membentuk
kelompok penggiat anti narkoba dikalangan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sukri.,2020), yang


berjudul Upaya Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam Berbasis
Desa Wisata Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Agusen
Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues-Aceh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kecamatan Blangkejeren adalah dengan
5

pendekatan, program dulu desa ganja sekarang Desa wisata, petani komodity
kopi, kursus bahasa inggris, dan meningkatkan semangat kewirausahaan
masyarakat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat Desa Agusen berbasis
Desa wisata melalui penyadaran, perencanaan program desa wisata Desa
Agusen, Pelatihan dan pengembangan keterampilan, pengembangan Desa
wisata, komodity petani kopi, kursus bahasa inggris. Perubahan setelah proses
pemberdayaan masyarakat berbasis desa wisata adalah dengan munculnya
wirausaha bagi masyarakat desa Agusen, warung makan, kedai kopi, serta
penghasilan dari tiket masuk, parkir, sewa alat perlengkapan untuk arum jeram
yang merupakan penunjang peningkatan perekonomian masyarakat

Pengembangan kemitraan adalah upaya membangun hubungan para


mitra kerja berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi manfaat.
Dukungan sosial melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat formal
maupun informal setempat agar tokoh masyarakat mampu menyebarkan informasi
tentang program kesehatan dan membantu melakukan penyuluhan kepada
masyarakat. Tokoh masyarakat ini merupakan sasaran sekunder dari promosi
kesehatan (Utami, 2015: 110–111). Setyabudi dan Dewi (2017: 87–88 dalam
Yuningsih 2020).

Dukungan sosial adalah perilaku khusus atau umum yang dapat mengubah
tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh seseorang. sebagai salah satu metode
mengatasi emosi membantu untuk menilai perasaan emosional negatif. (Hageston
dan Cohen, 2004; Mohammadi, Asgarizadeh, dan Bagheri, 2018). Sedangkan
menurut Rook, ia menjelaskan bahwa dukungan sosial memiliki peran penting
dalam ikatan sosial yang dapat menggambarkan kualitas hubungan antarpribadi.
hal ini juga didukung oleh House (dalam Kumalasari & Nur, 2012) bahwa
hubungan interpersonal memiliki aspek yang berkaitan dengan perawatan
emosional, informasi, hadiah, bantuan instrumental yang diperoleh seseorang
melakukan interaksi sosial. Seseorang dengan dukungan sosial bisa
meminimalkan masalah psikologis manusia saat membangun hubungan
antarpribadi. Dukungan sosial mengacu pada pola persepsi yang diberikan kepada
seseorang oleh komunitas, jaringan, sosial, dan mitra rahasia sehingga mereka
dapat membantu menyelesaikan masalah.
6

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pendekatan atau


strategi dimana masyarakat diberikan kuasa dan kekuatan melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan supaya mereka mampu mengidentifikasi dan
memprioritaskan kebutuhan mereka dan kemudian dapat mencari sumber daya
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi(Triwibowo & Nasional, 2020)

Berdasarkan uraian diatas,penulis tertarik untuk melakukan penelitiaan dengan


judul : Strategi Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan
Penyalahgunaan Ganja ( Cannabis Use Disorder ) “ studi kasus BNNP SUL-
SEL “
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas,maka dapat diambil
rumusan masalah yaitu :
Bagaimana Strategi BNNP SUL-SEL dalam upaya Penanggulangan
Penyalahgunaan Ganja
B. Tujuan Penelitian
Umum : Untuk mengetahui Strategi BNNP SUL-SEL dalam Penanggulangan
Khusus: Untuk mengetahui strategi, Advokasi dalam upaya dukungan sosial
pemberdayaan
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari peneletian ini adalah :
1. Manfaat secara teortik
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam
dunia kesehatan terkhususnya dibidang promosi kesehatan
b. Sebagai landasan untuk mengembangkan peneletian yang lebih luas lagi
tentang strategi promosi kesehatan dalam penaggulangan
penyalahgunaan ganja
2. Manfaat secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
BNN ( Badan Narkotika Nasional ) Untuk dapat melegalkan ganja medis
b. Sebagai bahan refrensi tentang penyalahgunaan ganja
7

E. Keaslian Penelitian

Table 1.1. Berikut bebrapa hasil penelitian yang hampir mirip dengan peneliti lakukan antara lain sebagai
berikut :
No Nama Judul Jenis dan Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
1 (Meman.Pd ) Strategi BNNP Sul-Sel Penelitian ini menggunakan metode Membahas Waktu
2020 dalam Upaya kualitatif yang sifatnya Strategi penelitian,variabel
Penanggulangan mengeksplorasi informasi dari penelitian dan lokasi
Penyalahgunaan Obat informan sehubungan dengan penelitian
Psikotropika di Kelurahan strategi promosi kesehatan
Maccini Sombala terhadap upaya penaggulangan
penyalah gunaan obat psikotropika
2 (Namira et al) Strategi Promosi Jenis penelitian ini adalah Membahas Waktu
2020 Kesehatan Dalam Upaya menggunakan metode Strategi penelitian,variabel
Rehabilitasi kualitatif,pengumpulan data melalui penelitian dan lokasi
Penyalahgunaan Narkoba wawancara mendalam,pentuan penelitian
Oleh Badan Narkotika informan dilakukan dengan teknik
Nasional Provensi purpsive sampling
(BNNP) Maluku Utara
Tahun 2019
(Randa) Strategi Komunikasi Jenis penelitian ini adalah Membahas Waktu
2019 Badan Narkotika Nasional deskreptif kualitatif., melalui sebuah Strategi penelitian,variabel
Provensi Sul-Sel Dalam wawancara dengan beberapa penelitian dan lokasi
Mensosialisasikan stekholder yang terpercaya penelitian
Dampak Narkoba
Terhadap Pelajar di Kota
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Ganja


1. Pengertian ganja
Ganja atau mariyuana adalah psikotropika mengandung tetrahidro
kanabinol sebagai senyawa kimia yang membuat penggunanya
mengalami euforia Selain tetrahidrokanabinol, ganja juga
menghasilkan kanabidiol dan kanabinol. Selain 3 kanabinoid tersebut,
masih ada 80 hingga 100 kanabinoid lainnya yang terkandung dalam
tumbuhan ini. Ganja biasanya dijadikan lintingan untuk dihisap supaya
efek dari zatnya cepat bereaksi daripada penggunaan dengan cara
dicampur dengan makanan atau minuman.
2. Golongan Psikotropika
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
Contoh : ganja ekstasi dan sabu-sabu
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi, dan tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : amfetamin dan metilfenidat atau ratilin
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan
Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam
d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan

8
9

Contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital, pil koplo ( Nasution et


al., 2014 dalam Meman Pd 2020 )

3. Dampak Pengguna Ganja


Beberapa dampak negatif ganja yang ditimbulkan setelah
memakainya : ( Halodoc )
a. Nafsu makan dan haus meningkat atau menurun
b. Gejala depresi
c. Gejala kecemasan meningkat atau menurun
d. Gangguan penilaian, sulit untuk berpikir jernih dan ada masalah
dengan memori
e. Pelepasan dopamin yang menyebabkan perasaan menjadi tinggi
f. Withdrawal Symptoms (gejala putus obat) setelah penggunaan
jangka panjang
g. Reaksi lambat terhadap rangsangan
h. Paranoia dan halusinasi sementara
Beberapa dampak positif ganja yang ditimbulkan setelah memakainya:
( Makarim 2023 )
1) Mengatasi Sakit Kronis
2) Mengatasi Masalah Kesehatan Mental
3) Memperlambat Pertumbuhan Sel Kanker
4) Memperbaiki Gejala Sklerosis Ganda
5) Mengatasi Epilepsi
1. Faktor Penyebab

Menurut LIibertus Jehani dan Antoro 2006 dalam ( Meman.P,D 2020 )


penyebab seseorang terjerumus dalam dalam penyalahgunaan narkoba
disebabkan oleh dua faktor internal dan eksternal faktor internal yaitu
faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri dari :

1. Kepribadian, apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan


mudah dipengaruhi oranglain maka lebih mudah terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba
10

2. Keluarga,jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis ( broken


home ) maka seseorang akan mudah merasa putus asa dan
frustasi.
3. Ekonomi, kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan
untuk bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi
cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga
atau masuk dari lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi
pengguna narkoba

Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang
yang mempengaruhi dalam melakukan suatu Tindakan, dalam hal ini
penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal itu sendiri antara lain

1. Pergaulan, teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat


terjadinya penyalahgunaan narkoba, biasanya berawal dari ikut-
ikutan teman terutama bagi remaja yang memiliki mental dan
kepribadian yang cukup lemah
2. Sosial/masyarakat, lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan
memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba, begitu sebaliknya apabila lingkungan
sosial yang cenderung apatis dan tidak memperdulikan keadaan
lingkungan sekitar dapat menyebabkan maraknya penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja

B. Tinjauan Umum Strategi Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan merupakan cara atau langkah yang diperlukan
untuk mencapai, memperlancar atau mempercepat pencapaian tujuan promosi
kesehatan

1. Strategi Promosi Kesehatan Menurut Ottawa Charter


a) Membangun Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan (Build Healthy
Public)
Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan Adalah Setiap Keputusa
yang dikeluarkan oleh penentu kebijakan selalu berorientasi kepada
kesehatan publik. Contoh sederhana ketika camat mengeluarkan izin
mendirikan bangunan, maka harus ada ketentuan bahwa yang
11

membuat bangunan harus didukung dengan sarana kesehatan seperti


jamban. Kebijakan berwawasan kesehatan ditujukan kepada para
penentu kebijakan. Tujuan dari sarana ini adalah agar kebijakan yang
dibuat akan menguntungkan kesehatan.
b) Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Create Supportive
Environments)
Lingkungan yang mendukung adalah lingkungan dimana kita akan
menjadikan contoh yang baik tentang kesehatan lingkungan ketika kita
akan melakukan promosi kesehatan. Ditunjukan kepada penyedia
sarana dan prasarana atau pengelola. Tujuan dari sarana ini adalah
untuk menunjang aktivitas masyarakat, khususnya dalam berperilaku
sehat. Seperti penyediaan sarana olahraga, tersedianya air bersih dan
sebagainya
c) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Healt Services)
Reorientasi pelayanan kesehatan adalah sarana yang membuat
masyarakat berfikir untuk tidak hanya menjadi pengguna pelayanan
kesehatan, namun juga sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Contohnya pemanfaatan sarana kesehatan terdekat sebagai wadah
informasi dan komunikasi kesehatan
d) Mengembangkan Keterampilan Individu (Develop Personal Skills)
Keterampilan individu adalah kemampuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan petugas dalam
promosi kesehatn tentang pembuatan larutan gula garam, maka
petugas harus mampu mencontohkan
e) Gerakan Masyarakat
Gerakan masyarakat adalah suatu partisipasi masyarakat yang
Menunjang di bidang kesehatan, dengan kata lain agar masyarakat
secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.
misalnya kegiatan kebersihan di masyarakat pos pelayanan terpadu
untuk mendukung kesehatan ibu hamil bayi serta balita dan
sebagainya
2) Strategi promkes menurut WHO ( Who )
a) Adovkasi (Advocacy)
12

Advokasi merupakan kegiatan memberikan bantuan kepada


masyarakat dengan membuat keputusan dan penentu kebijakan dalam
bidang kesehatan maupun sektor lain Di luar kesehatan yang mempunyai
pengaruh kesehatan pada masyarakat. advokasi terhadap kesehatan
Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang dilakukan
orang di bidang kesehatan utamanya promosi kesehatan. sebagai bentuk
Sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. advokasi dapat
dilakukan dengan mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat
aturan yang bisa dipihak pada kesehatan dan aturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat
dan dapat terwujud ( Kapalawi,2007 dalam Kholid, 2015 )

Advokasi adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu


tujuan yang merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisasi untuk
mempengaruhi dan mendesak terjadinya perubahan dalam kebijakan
publik secara bertahap maju menurut organisasi non pemerintah ( ORNOP
) mendefinisikan advokasi merupakan suatu upaya penyinaran kelompok
masyarakat Marginal yang sering dilanggar hak-haknya ( hukum dan
asasi), yang guna membentuk opini publik dan pendidikan masa lewat aksi
kelas atau unjuk rasa

1) tujuan dari advokasi adalah mendorong dan memperkuat suatu


perbuatan dalam kebijakan, program atau legalisasi, dengan
memperkuat basis dukungan sebanyak mungkin.
2) fungsi advokasi yaitu untuk mempromosikan suatu perubahan
dalam kebijakan program atau peraturan dan mendapat dukungan
dari pihak-pihak lain.
3) Persyaratan
4) Dipercaya di mana program yang ditawarkan harus dapat
meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan oleh
karena itu harus didukung akurasi data dan masalah

a) program yang ditawarkan harus dilaksanakan secara teknik


politik maupun teknik sosial memenuhi kebutuhan kebutuhan
masyarakat ( relevan )
13

penting dan mendesak program yang ditawarkan harus mempunyai


prioritas tinggi

b) Pendekatan kunci advokasi :

1) Melibatkan para pemimpin/ pengmbil keputusan

2) Menjalin kemitraan

3) Memobilisisasi kelompok peduli


b) Dukungan Sosial/Kemitraan

Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu


individu kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu dalam kerjasama
tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-
masing, tentang peninggalan kembali terhadap kesepakatan-
kesepakatan yang telah dibuat dan saling berbagi dalam risiko
maupun Keuntungan yang diperoleh. dari definisi ini diperoleh 3
kata kunci dalam kemitraan ( Kemensos 2022) yaitu:

a. kerjasama antar kelompok organisasi dan individu

b. bersama-sama mencapai tujuan tertentu yang disepakati secara


bersama

c. saling menanggung risiko dan keuntungan.

Mengingat kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama atau aliansi, maka


setiap pihak uang tersebut terlibat dalamnya harus ada kerelaan diri untuk
bekerja sama dan melepaskan kepentingan bersama oleh karena itu.
membangun kemitraan harus didasarkan pada hal-hal berikut:
a. Kesamaan perhatian ( commont interens ) atau kepentingan
b. Saling mempercayai dan menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Bersedia berkorban baik waktu,tenaga,maupun sumber daya
yang lain.
Dalam membangun kemitraan ada tiga prinsip kunci yang perluh
dipahami oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu.
a. Persamaan (Equity).
14

Individu organisasi atau individu yang telah bersedia menjalani


kemitraan harus merasa " duduk sama rendah berdiri sama tinggi".
oleh karena itu, di dalam huruf kemitraan asas dekorasi harus
diutamakan, tidak boleh suatu suatu anggota memaksa kehendak
orang lain karena merasa lebih tinggi dan tidak ada dominasi
terhadap yang lain.
b. Keterbukaan (Transprancy)
Merupakan apa yang menjadi kekuatan/kelebihan atau apa
yang menjadi kekuatan/kelemahan masing-masing anggota harus
diketahui oleh anggota lain. Demikian sumber daya yang dimiliki
harus diketahui oleh anggota lain, bukan untuk menyombongkan
yang satu terhadap yang lain Tetapi lebih untuk saling memahami
satu dengan yang lain sehingga tidak ada rasa saling mencurigai
titik dengan saling keterbukaan akan menimbulkan rasa saling
melengkapi dan saling membantu diantara anggota.
c. Saling menguntungkan (Mutual Benefit)
Menguntungkan di sini bukan selalu diartikan dengan materi
ataupun uang, tetapi lebih kepada non materi, saling
menguntungkan di sini lebih dilihat dari kebersamaan atau sinekritas
dalam mencapai tujuan bersama, tujuan landasan itu saling
memahami kedudukan tugas dan fungsi( kaitan dengan struktur),
saling memahami kemampuan masing-masing ( kapasitas Unit/
organisasi) menghubungkan proaktif (lingkage) saling mendekati
bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan
(empami,proxsimiti), saling terbuka dalam artian kesediaan dibantu
(opennes), saling mendorong garing mendukung kegiatan
(synergi) dan saling menghargai kenyataan masing-masing
(reward)

b) Pemberdayaan Masyarakat (Empowermen)


Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep yang lahir
sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan
kebudayaan barat terutama Eropa. untuk memahami konsep
pemberdayaan secara tepat dan jernih memerlukan upaya pemahaman
15

latar belakang kontekstual yang melahirkannya. konsep tersebut telah


begitu meluas diterima dan digunakan mungkin dengan pengertian
persepsi yang berbeda satu dengan yang lain penerimaan dan
pemakaian konsep tersebut secara kritikan tentulah meminta kita
mengadakan telaah yang sifatnya mendasar dan jernih pemberdayaan
masyarakat secara umum lebih efektif jika dilakukan melalui program
pendampingan masyarakat karena pelibatan masyarakat sejak
perencanaan (planning) pengorganisasian, (organising) pelaksanaan
(actuating), Hingga evaluasi pengawasan (controling) program dapat
dilakukan secara maksimal titik Upaya ini merupakan inti dari
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. ( Kementrian PUPR 2017 )
Melibatkan masyarakat melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen: perencanaan (planning) pengorganisasian, (organising)
pelaksanaan (actuating), Hingga evaluasi pengawasan
(controling) Program atau bisa disingkat POAC telah diadopsi bentuk
program-program bidang kesehatan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
i. Perencanaan (Planning) adalah suatu kegiatan atau proses
menganalisis dan pemahaman sistem penyusunan konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan masa
depan yang baik titik adapun pengertian lain dari perencanaan yaitu
upaya menyusun sebagai keputusan yang bersifat pokok yang
dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut
urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
ii. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu adalah suatu
pengorganisasian kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu
institusi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan titik
perencanaan mencakupi hal-hal yang diorganisasikan, proses
perorganisasian dan hasil perorganisasian. berorganisasian adalah
pengaturan sejumlah personel yang dimiliki untuk mungkin dan
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan
mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawab
iii. Pengawasan (controling) Adalah agar kegiatan-kegiatan dan
orang-orang yang melakukan kegiatan yang telah direncanakan
16

tersebut dapat berjalan dengan baik. dalam pelaksanaan program-


program pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan,
perlu diperhatikan karakteristik masyarakat setempat yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. masyarakat pembina yaitu masyarakat yang peduli akan
kesehatan
2. masyarakat setara yaitu masyarakat yang karena kondisi kurang
memadai hingga tidak dapat memelihara kesehatannya
3. masyarakat yang tidak tahu akan pentingnya kesehatan dan belum
didukung oleh fasilitas yang tersedia.
C. Tinjauan Umum Tentang BNNP
1. Pengertian tentang BNN

Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika maka


dibentuk suatau lembaga yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai
upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
narkoba. BNN merupakan suatu lembaga pemerintah nonkementrian yang
berkedudukan dibawah Presiden dan bertanggung jawab kepada
Presiden. BNN berkedudukan di ibu kota Negara dengan wilayah kerja
meliputi seluruh wilayah Negara RI. BNN mempunyai perwakilan didaerah
provensi dan Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota Kabupaten/kota.
Badan narkotika nasional provensi (BNNP) adalah suatu instansi vertical
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang dalam wilayah provensi

2. Tugas Badan Narkotika Nasional (BNN)

Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 Meman.P.D 2020 dalam


(Nasir,2017) tentang Narkotika, mengenai Tugas dan Wewenang Badan
Narkotika Nasional (BNN). Pasal 70 yaitu :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijkan nasional mengenai


pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika
17

c. Berkoordinasi dengan dengan kepala kepolisian Negara Republik


Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekusor Narkotika
d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselengarakan
pemerintah maupun masyarakat
e. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
f. Memantau, mengarahkan,dan meningkatkan kegiatan masyarakat
dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekusor Narkotika
g. Melakukan kerjasama bilateral dan multiteral, baik regional maupun
internasional, guna mecegah dan memberantas peredaran gelap
Narkotika dan Prekusor Narkotika
h. Mengembangkan laborotorium Narkotika dan Prekusor Narkotika
i. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap
perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika
j. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan
wewenang
3. Fungsi BNN

Dalam aturan presiden pasal 3 nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan


Narkotika Nasional mengatur mengenai fungsi BNN ( BPHN 2010 ),
adalah :

a. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional dibidang


pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika, dan prekusor serta bahan adikitf
lainnya kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol yang selanjutnya
diseingkat P4GN
b. Penyusunan,perumusan, dan penetapan norma, standar, kriteria dan
prosedur P4GN
c. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN
18

d. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,


pemberdayaan masyarakat, pemberantasan,rehabilitasi, hukum dan
kerja sama di bidang P4GN
e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN dibidang
Pencegahan,Pemberdayaan,Masyarakat,Pemberantasan,
Rehabiltasi, Hukum dan kerja sama
f. Pelaksanaan pembinaan teknis dibidang P4GN kepada instansi
vertikal dilingkungan BNN.
g. Pengoordinasian instansi pemerintah terakait dan komponen
masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta
pelaksanaan kebijakan nasional dibidang P4GN
h. Penyelengaraan pembinaan dan pelayanan administrasi
dilingkungan BNN
i. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta
masyarakat
j. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dan presukor narkotika
k. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi dibidang
narkotika,psikoptropika, dan presukor serta bahan adaktif lainnya
kecuali bahan adaktif tembakau dan alcohol
l. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen
masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali
kedalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna
dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adaktif
lainnya kecuali bahan adaktif tembakau dan alcohol ditingkat pusat
dan daerah
m. Pengoodinasikan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika
serta bahan adaktif lainnya kecuali bahan adaktif tembakau dan
alcohol yang diselngarakan oleh pemerintah dan masyarakat
n. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna
dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adaktif
lainnya kecuali bahan adaktif tembakau dan alcohol berbasis
19

komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji


keberhasilannya
o. Pelaksanaan penyusunan,pengkajian,dan perumusan peraturan
perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum dibidang
P4GN
p. Pelaksanaan kerja sama nasional,regional, dan internasional
dibidang P4GN
q. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap P4GN dilingkungan
BNN
r. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah
terkait dan komponen masyarakat dibidang P4GN
s. Pelaksanaan penegakkan disiplin kode etik pegawai BNN, dan kode
etik profesi penyidik BNN
t. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan
pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan dibidang P4GN
u. Pelaksanaan pengujian narkotika,psikotropika, dan presukor serta
bahan adaktif lainnya, kecuali bahan adaktif untuk tembakau dan
alcohol
v. Pengembangan laborotorium uji narkotika, psikotropika, dan
presukor serta bahan adaktif lainnya kecuali bahan adaktif untuk
temabakau dan alcohol
w. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional dibidang P4GN (Dwi et al.,2016) dalam Meman.P.D 2020
D. Kerangka Teori

Strategi Promosi
Kesehatan Menurut
WHO

Dukungan Pemberdayaan
Advokasi
Sosial/Kemitraan Masyarakat
(Advocacy)
(Empowermen)

Gambar 2.1 Kerangka Teori Promosi Kesehatan Menurut WHO


BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Berdasarkan hasil pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya maka
dapat disampaikan bahwa alasan peneliti mengangkat “strategi promosi
kesehatan bnnp sul-sel dalam penanggulangan penyalahgunaan ganja
(Cannabis Use Disorder ) Berdasarakan hasil observasi langsung salah satu
informan yang ada di Kelurahan Karang Anyar, menyatakan bahawa masih
banyak masayarakat disana yang berusia 18-30 tahun yang masih
menyalahgunakan ganja. yang dimana ketahui bersama bahwasanya ganja ini
tidak dapat diperjual belikan secara umum namun hasil obeservasi dilapangan
sangat berbanding terbalik. Maka dari itu timbullah pertanyaan. sangat mudahnya
mendapatkan ganja skala kecil ( lintingan )

Ganja atau mariyuana adalah psikotropika mengandung tetrahidrokanabi


nol sebagai senyawakimia,yangmembuatpenggunanya.mengalami euforia Selain
tetrahidrokanabinol, ganja juga menghasilkan kanabidiol dan kanabinol. Selain
3 kanabinoid tersebut, masih ada 80 hingga 100 kanabinoid lainnya yang
terkandung dalam tumbuhan ini. Ganja biasanya dijadikan lintingan untuk dihisap
supaya efek dari zatnya cepat bereaksi daripada penggunaan dengan cara
dicampur dengan makanan atau minuman.

Ada beberapa variabel yang didefinisikan dan dianggap berhubung baik


secara intern maupun ekstern dengan perilaku penyalahgunaan obat
psikotropika dapat ditetapkan variabel diantaranya advokasi, kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat Kelurahan Karanganyar. masing-masing variabel
yang terlibat dalam model husbungan secara sistematis dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Advokasi (Adcocacy)
Edukasi Salah satu bentuk komunikasi persuasif yang dilakukan
oleh BNNP dengan tujuan untuk mempengaruhi pemangku kebijakan
atau orang yang dianggap pengaruh terhadap keberhasilan suatu
kegiatan titik dengan adanya advokasi yang dilakukan oleh BNNP
melalui pemangku kebijakan masyarakat punya daya tarik

20
21

tersendiri terhadap program yang direncanakan oleh pelaksana


kegiatan, sehingga masyarakat selalu ikut terlibat dalam kegiatan
seperti penyuluhan atau seminar khususnya yang berkaitan dengan
penanggulangan penyalahgunaan ganja
2. Kemitraan/Dukungan Sosial\
Kemitraan merupakan upaya untuk mencari dukungan berbagai
kelompok masyarakat atau lembaga pemerintahan dengan tujuan agar
tokoh masyarakat bisa bekerja sama dalam pelaksanaan program
kesehatan titik dengan adanya dukungan sosial melalui lembaga
pemerintahan, bisa melancarkan kegiatan sosialisasi terkait upaya
penanggulangan penyalahgunaan ganja agar masyarakat mau
menerima dan berpartisipasi terhadap kegiatan yang dimaksud
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi
promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat langsung dengan
tujuan mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat sendiri bentuk kegiatan yang
dapat dilakukan yaitu penyuluhan terkait dengan ganja pelatihan
terhadap masyarakat untuk menjadi kader kesehatan.
B. Kerangka Konsep Penelitian

Advokasi ( Advocacy )

Strategi Promosi Kesehatan BNNP


SUL-SEL Dalam Penanggulangan
Kemitraan/Dukungan Sosial
Penyalahgunaan Ganja ( Cannabis
Use Disorder )

Pemberdayaan Masyarakat
( Empowormen )

Gambar 3.1 Berdasarkan Pemikiran diatas maka dapat dijabarkan


kerangka konsep variabel yang diambil sebagai berikut
22

Gambar 3.1 Kerangka Penilitian


C. Defenisi konsep
Berdasarkan konsep pemikiran dan variabel penelitian maka dapat
dirumuskan defenisi konsep atau penjelasan secara teknis tentang
pengertian setiap variabel yang akan diteliti
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana
cara petugas BNNP Sul-sel dalam melakukan perencanaan,
pendekatan dan melakukan pelaksanaan strategi-strategi
penaggulangan penyalahgunaan ganja dan strategi yang baik maka
upaya penaggulangan penyalahgunaan ganja dapat terlaksana
dengan baik
2. Kemitraan/dukungan sosial
Dukungan sosail/kemitraan yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu seperti apa dukungan yang diberikan oleh para tokoh-tokoh
masyarakat,toko agama,atau orang-orang yang berperan penting
dalam mengabil sebuah keputusan/kebijakan terhadap intervensi yang
dilakukan terhadap upaya penaggulan penyalahgunaan ganja
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowermen)
Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu apa saja bentuk kegiatan yang diberikan oleh petugas BNNP
terhadap masyarakat dalam penanggulangan penyalahgunaan ganja
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan. Studi kasus yang sifatnya mengeksplorasi secara
mendalam informasi dari BNNP Sulawesi Selatan mengenai Strategi Promosi
Kesehatan dalam penanggulangan penyalahgunaan obat psikotropika di
Kelurahan Karanganyar Kota Makassar
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2023 dikantor BNNP
Sulawesi Selatan Jalan Manunggal No 22, Maccini Sombala, Kecamatan
Tamalate Kota Makassar Provensi Sulawesi Selatan
C. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian dengan purposive sampling, yaitu pengawai
atau petugas Stakeholder yang ada di Instansi (BNNP Sul-sel) dikelurahan
Maccini Sombala. Yang bersedia diwawancarai
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan
cara melakukan observasi dilapangan dan wawancara mendalam
(independent interview) dengan menggunakan pedoman wawancara
(interview guide) yang membuat pokok-pokok yang akan di tanyakan
sesuai dengan variabel yang akan diteliti yaitu. Advokasi, dukungan
sosial/kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam melakukan
wawancara adapun alat yang digunakaan yaitu perekam suara via
Handphone sebagai alat bantu pada saat melakukan wawancara dan alat
tulis. Adapun karateristik informan yaitu sebagai berikut inisial,usia,jenis
kelamin,jabatan dan tingkat pendidikan yang siap di wawancarai
2. Metode sekunder
Metode sekunder atau disebut metode dokumen,karna dalam hal ini
peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri melainkan peneliti
memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak atau
instansi tertentu dan hasil penelitian yang sudah ada yang berkaitan
dengan topik penelitian

23
24

E. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam peneletian ini sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Catatan lapangan
3. Handphone (HP)
4. Peneliti itu sendiri
F. Pengelohan dan Penyajian Data
Pengelolahan dan penyajian data dalam penelitian ini dengan
menggunakan Teknik Matriks dan selanjutnya dilakukan dengan analisis ini isi
(content analysis) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengeloahan data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Teknik Matriks dan
selanjutnya dilakukan dengan analisis isi (content analysis) dengan
tahapan berikut :
a. Emik, merupakan sesuatu yang lebih objektif karna tingkah laku
kebudayaan memang sebaiknya dikaji dan dikategorikan menurut
pandangan orang yang dikaji itu sendiri, berupa defenisi yang
diberikan oleh masyarakat yang mengalami peristiwa itu sendiri.
Bahwa pengkonsepan seperti itu perlu dilakukan dan ditemukan
dengan cara menganalisis proses kognetif masyarakat yang dikaji
dan bukan dipaksakan secara etnosentrik, menurut pandangan
peneliti (zulfy 2016)
b. Reduksi, merupakan bagian dari analisis,suatu bentuk analisis
yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverivikasi (Miles &
Huberman,2012 )
c. Etik, merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang
berjarak ( dalam hal ini peneliti ) untuk menjelaskan suatu
fenomena dalam masyarakat
d. Interpensi adalah interpretasi (tafsiran) adalah proses komunikasi
melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang
tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara
25

simultan (dikenal sebagai interpensi simultan) atau berurutan


(dikenal sebagai interpensi berurutan). Menurut interpretasi hanya
digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek
(karya seni,ujuran,dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak
akan mengundang suatu interpretasi (Wilkmedia Bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas)
2. Penyajian Data
Data atau informasi yang telah diolah disajikan dalam bentuk narasi
seperti data yang diperoleh dari BNNP Sul-Sel Kota Makassar dan
Informasi yang berkaitan dengan judul penelitian
G. Keabsaan Data
Penelitian kualitatif bersifat subjektif, sehingga keabsahan data adalah hal
yang sangat penting. Oleh karna itu, proses-proses penelitian ini haruslah
valid dengan kata lain dapat di uji kebenarannya. Untuk itu, peneliti
menggunakan metode Triangulasi Teknik,Triagulasi Waktu, Triangulasi
Sumber.Keabasan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan :
\
H. Etika Penelitian
1. Mengambil surat rekomendasi atau surat izin penelitian, dibagian
administrasi
2. Surat rekomendasi diberikan ke Kantro Penanaman Modal Kota
Makassar
3. Surat diserahkan ke Kantor BNN Provensi Sulawesi Selatan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan.
I. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendung dalam penelitian ini adalah adanya fasilitas yang
membantu peneliti dalan penulisan penelitian, seperti Handphone dan
Laptoop.. dan Support Syestem yang selalu ada menemani Yakni Ayunda
Megananda.R S.kes. dan yang menjadi Faktor Penghambat dalam penelitian
ini yakni kesulitan dalam mecari refrensi (Jurnal dan Penelitan). Sebelumnya
berhubung topik yang di angkat dalam penelitian kali ini dianggap masih
kurang di negara Indonesia Terkhususnya di Kota Makassar. Dan kurangnya
waktu dalam penelitian
26

DAFTAR PUSTAKA

Adi Ahdiat (2022) ada-209-juta-pengguna-ganja-di-seluruh-dunia-pada-


202https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/03

Adminyl (2020). Jerat Hukum Kepemilikan dan Pengonsumsi Ganja. Diakses pada
10 Agustus 2020. Dari
https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2020/08/10/jerathukum-kepemilikan-dan-
pengonsumsi-ganja-5/

Afandi, A., Thalib, H., & Agis, A. (2020). Efektivitas Penanggulangan Peredaran &
Penyalahgunaan Narkotika Oleh Badan Nasional Narkotika Sulawesi Selatan.
Journal Of Philosophy (JLP), 1 (1), 1-23.

Amanda,M.P., Humaedi, S., & Santoso, M.B. (2017) Penyalahgunaan Narkoba Di


Kalangan Remaja (Adolescent Substance Abuse). Jurnal Penelitian & PPM, 4(2).
Https:Doi.Org/10.24198/Jppm.V4i2.14392

Arlanggawati N.M (2023) ganja-membuat-mental-menjadi-lambat


https://ntb.bnn.go.id/

Asmoro, W. & Samputra, P.L. (2021). Analisis naratif kebijakan: Kebijakan ganja
medis di Indonesia. Matra Pembaruan Jurnal Inovasi Kebijakan, 5(1), 13-24.
https://doi.org/10.21787/mp.5.2021.13-24

BNN. (2022). Legalisasi Ganja: Apakah Seurgen Itu?. Diakses pada 21 Juni 2022.
Dari https://kepri.bnn.go.id/legalisasi-ganja-apakah-seurgen-itu/

Duhita, Sattwika (2007). Pro-Kontra Legalitas Ganja Di Indonesia. Diakses pada


31 Maret 2017. Dari https://kumparan.com/maria-duhita/pro-dan-kontra-ganja-
diindonesia

dr. Fadhli Rizal Makarim 10 Agustus 2023 Tak Hanya Berdampak pada Otak, 11
Efek Ganja pada Kesehatan Tubuh https://www.halodoc.com/

DW. (2023) WHO hapus ganja dari dafta obat-obatan paling berbahaya didunia
https://www.tempo.co/dw/3851/

DWNP. (2019) Laporan Tahunan Bidang Rehebilitasi BNN Provensi Sulawesi


Selatan

Ethan B Russo (2013). Cannabis and Cannabinoids: Pharmacology, Toxicology,


and Therapeutic Potential. Routledge. hlm. 28. ISBN 978-1-136-61493-4.
27

Firda Zahrah, Taun (2023) PRO KONTRA LEGALISASI GANJA DI INDONESIA


DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA Jurnal Hukum Vol. 20, No. 1 (2023) ISSN:
1829-8117 (Print) ISSN: 2527-3973 (Online)

Istiqomah dan Irsad Andriyanto 2017 Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis
(Studi pada Sentra Jenang di Desa Wisata Kaliputu Kudus)
https://journal.iainkudus.ac.id/

Kemenkes RI,2011Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Puskesmas

Kumalasari & Nur, 2012 Defenisi dukungan Sosial http://etheses.uin-malang.ac.id/

Fuadah, S. (2019) Strategi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional


Kota Cilegon Dalam Pencegahaan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan
Remaja Usia Sekolah. Universitas Sultan Ageng Tirtsyasa

Nadra, K. (2017). Situasi Strategi Promosi Kesehatan Di Vico Indonesia , Tahun


2016 Vico Indonesia Health Promotion Strategy Situation In 2016. Jurnal Promkes,
5(1), 93–104.

Namira, Ramli, & Rahayu, A. (2020). Strategi Promosi Kesehatan Dalam Upaya
Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Badan Narkotika Nasional

Nurlaelah, Harakan, A., &Mone, A. (2019). Strategi Badan Narkotika Nasional


(BNN) Dalam Mencegah Peredaran Narkotika Di Kota Makassar. Of Government
And Political Studiens, 2.

Olivia, C. H. (2013). Strategi Komunikasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam


Mengurangi Jumlah Pengguna Narkoba Di Kota Samarinda. 1(1), 428–441.

Paulus Duga Meman , Rama Nur Kurniawan , Lusyana Aripa , Kartini (2021)
Strategi BNNP Sul-Sel Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Obat
Psikotropika e-ISSN: 2745 – 8644 http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP

Perwira, A. Y. (2019). Kerjasama Bnn (Badan Narkotika Nasional) Indonesia Dan


Nncc (National Narcotics Control Commissions) Tiongkok Dalam Menanggulangi
Perdagangan Narkotika Asal Tiongkok Di Indonesia Tahun 2012 - 2018 Aldebaran.
Journal Of Internasional Relations, 5. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415
324.004
28

Randa, R. B. (2019). Strategi Komunikasi Badan Narkotika Nasional Provinsi


Sulawesi Selatan Dalam Menyosialisasikan Dampak Narkoba Terhadap Pelajar Di
Kota Makassar. Ilmu Komunikasi,

SUKRI, SUK (2020) UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT ISLAM BERBASIS DESA WISATA GUNA MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA AGUSEN KECAMATAN
BLANGKEJEREN KABUPATEN GAYO LUES - ACEH. Masters thesis, UIN Raden
Intan Lampung

Shamadiyah, N. (N.D) Analisis Swot Strategi Pemberdayaan Masyarakat Program


Pemberdayaan Masyarakat Program Penataan Lingkungan Pemukiman
Komunitas Dikelurahan

Sholihah, Q (2019) Efektivitas Program P4Gn Terhadap Pencegahan


Penyalahgunaan NAPZA. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.Https://Doi.Org/10.15294/Kesmas.V10i2.3376

Tarigan Isabel, Maria (2020). Sejauh Mana Legalisasi Ganja Bisa Bermanfaat.
Diakses pada 18 Februari 2020. Dari https://theconversation.com/sejauh-mana-
legalisasiganja-bisa-bermanfaat-131208

Triwibowo, M. H., &Nasional, B. N. (2020). Strategi Badan Narkotika Nasional


Dalam Narkoba Di Kota Samarinda. Journal Ilmu Pemerintahan, 8(1), 233– 246.

(Utami, 2015: 110–111). Setyabudi dan Dewi (2017: 87–88 dalam Yuningsih 2020)
Advokasi Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat http://repository.uinsu.ac.id/

Zahra F, 2023 PRO KONTRA LEGALISASI GANJA DI INDONESIA DALAM


PERSPEKTIF HUKUM PIDANA https://ejournal.penerbitjurnal.com/

Anda mungkin juga menyukai