Anda di halaman 1dari 5

Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya

pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan dengan
anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi normal,
maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan menggunakan indera
pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya. Kebiasaan memakai indera
pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan lebih tajam dan indera peraba
lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
manusia untuk bertahan hidup
NAMA: PAMITAN PUTRI JUANDA ZALUKHU
NIM : 856022305
TUGAS 2 PENGANTAR PENDIDIKAN ABK
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena
kekurangannya pada salah satu indera penglihatan. Keterkaitan indera pendengar
dan perabaan dengan anak tuna netra adalah karena kemampuan indera
penglihatan tidak berfungsi normal maka, maka untuk melakukan aktivitas sehari-
hari anak tuna netra menggunakan indera pendengaran dan indera peraba akan
membuat indera pendengar lebih tajam dan indera peraba lebih peka dari orang
normalnya.

PEMBAHASAN
Sistem indera pada manusia tersusun atas alat indera berupa:
 Mata : berfungsi untuk foto reseptor yang terdapat pada retina mata berupa sel
batang dan sel kerucut.
 Telinga : berfungsi fono reseptor yang terdapat di koklea berupa organ korti
 Hidung : berfungsi kemoreseptor yang terdapat pada rongga hidung bagian atas
berupa silia sel olfaktori.
 Lidah : berfungsi untuk kemo reseptor yang terdapat di papilla lidah berupa
kuncup pengencap.
 Kulit : berfungsi untuk mekanoreseptor yang terdapat pada lapisan dermis kulit
berupa unjung saraf meisner, ujung saraf pacini, ujung saraf rufini, ujung saraf
krause, dan saraf tanpa selaput.
Alat indera satu dengan yang lain saling terkoneksi dengan sistem saraf dan sistem
hormon sehingga membentuk satu sistem koordinasi. Jika salah satu alat indera lain
sehingga kepekaan alat indera sering digunakan akan meningkat secara drastis.
2. Metode pembelajaran yang perlu dilakukan orang tua untuk mendidik anak
Tunanetra menurut Smart(2010). Perlu memperhatikan beberapa prinsip salah satu
prinsipnya adalah prinsip individual.

Prinsip individual berarti dalam mendidik anak Tunanetra, tenaga pendidik maupun
orang tua memperhaatikan hal-hal yang berhubungan dengan individu anak. Hal-hal
seperti perbedaan umum, mental, fisik, kesehatan, dan tingkat ketunanetraan setiap
anak perlu di perhatikan dengan baik.

3. Sistem pendidikan di indonesia dibagi menjadi 3 yaitu sistem pendidikan segrasi,


inklusi dan integritas. Dari ketiga sistem tersebut masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Namun sistem pendidikan yang tepat digunakan pada
anak tunarungu adalah sistem pendidikan inklusi.
Hal ini disebabkan karena pendidikan inklusi memiliki pendekatan lanjutan dari
auditori verbal terapi yang di terapkan kepada anak sedari kecil. Pembelajaran dalam
pendidikan inklusi untuk anak tunarungu memiliki pendekatan komunikasi dengan 3
cara yaitu non verbal campuran dan pendekatan bahasa.

PEMBAHASAN:
Sistem pendidikan inklusi adalah bentuk pendidikan yang berfokuskan pada
pemerataan sehingga anak berkebutuhan khusus mendapat pendidikan yang setara
didalam kelas bersama teman sebayanya. Proses pembelajaran anak tunarungu
memiliki ciri khas yang dapat dilihat dari segi intelegensi. Emosi sosisal serta bahasa
bicara. Nak berkebutuhan khusus tunarungu terbagi dalam 5 kelompok intensitas
suara yang didengar yaitu:
 Kelompok I Kehilangan pendengar 15-30dB
 Kelompok II Kehilangan pendengar 31-60dB
 Kelompok III Kehilangan pendengar 61-90dB
 Kelompok IV Kehilangan pendengar 91-120dB
 Kelompok V Kehilangan pendengar lebih dari 120Db

4. Chronologi age dapat diartikan sebagai usia kelahiran atau usia yang di hitung
sejak anak lahir hingga sekarang.
Sedangkan mental age dapat diartikan perkembangan kecerdasan. Kecerdasan yang di
maksud dalam hal ini rata-rata penampilan anak pada usia tertentu.

PEMBAHASAN:

Menurut PP No. 72 Tahun 1991 Tuna Grahita adalah anak-anak dalam kelompok
dibawah normal dan/atau lebih lamban daripada anak normal, baik perkembangan
sosial maupun kecerdasannya. Tuna grahita dapat diartikan pula sebagai anak
berkebutuhan khusus dengan nilai IQ di bawah rata-rata, atau di bawah 70. Tuna
grahita biasanya kurang dapat memikirkan hal-hal kompleks dibanding dengan anak
normal pada usianya.

Chronological Age dapat diartikan sebagai usia kelahiran atau usia yang dihitung
sejak anak lahir hingga sekarang. Sedangkan Mental Age dapat diartikan sebagai
perkembangan kecerdasan, kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini adalah rata-rata
penampilan anak pada usia tertentu. Contoh seorang anak berusia (Chronological
agenya) 12 tahun. Jika Mental Age-nya 7 tahun artinya perkembangan kecerdasannya
kurang lebih sama dengan anak rata-rata (normal) yang berusia 7 tahun. Mental Age
seorang anak dapat diketahui dengan melakukan pengukuran psikologis, khususnya
dengan tes intelegensi. Seseorang dapat dikatakan normal jika memiliki Mental Age
yang sama atau hampir sama dengan Chronological Age-nya.

5. Tuna grahita adalah orang-orang dengan kemampuan intlektual dan kognitif yang
berada dibawah rata-rata.
PENJELASAN:
Skenario pembelajaran yang sederhana dari salah satu strategi tersebut yang meurut
saudara paling tepat diterapkan pada tuna grahita adalah.
Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama
lainnya dalam memahami materi pelajaran kelompok belajar yang mencapai hasil
maksimal diberikan penghargaan melakukan penekanan pada.
 Saaling ketergantungan yang positif
 Interaksi berhadapan
 Tanggung jawab individu
 Keterampilan sosial
 Terjadi proses dalam kelompok

Anda mungkin juga menyukai