Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan Belajar 2

Dampak Ketunanetraan terhadap


Kehidupan Seorang Individu
Terdapat 2 mispersepsi yang saling bertentangan di kalangan masyarakat awam
tentang keadaan yang mungkin terbentuk bila orang kehilangan penglihatannya.
Pertama, banyak orang percaya bahwa bila orang kehilangan penglihatannya maka
hilang pulalah semua persepsinya. Kedua, mispersepsi bahwa secara otomatis orang
tunanetra akan mengembangkan indra ke-6 untuk menggantikan fungsi indra
penglihatan.
Sesungguhnya, sumber-sumber lain yang diperoleh melalui indra selain
penglihatan itu tersedia bagi semua orang, dan hanya apabila sumber utama
informasi yang berkaitan dengan indra penglihatan itu berkurang, maka sumber-
sumber lain (persepsi melalui indra lainnya) itu menjadi lebih dihargainya dan
keterampilan berdasarkan informasi nonvisual itu terasah.
Jadi, sesungguhnya tidak ada indra keenam sebagaimana dipersepsikan
masyarakat awam (meskipun ada indra-indra lain disamping pancaindra yang akan
dibahas kemudian) , dan bahkan juga tidak benar bahwa indra pendengaran,
perabaan , dan penciuman orang tunanetra otomatis lebih tajam daripada orang
awas. Yang pasti benar adalah bahwa orang tunanetra dapat belajar menggunakan
indra-indra lain dengan cara yang berbeda dari yang dipergunakan oleh orang awas
pada umumnya sehingga mereka dapat meningkatkan informasi yang diperolehnya
untuk dapat berfungsi secara memadai di dalam dunia awas.
A. Proses pengindraan
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan
mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti. Masing-
masing organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang berbeda-beda, yaitu
:
1. Mata => Informasi visual (warna dan citra bentuk );
2. Telinga => Informasi auditer (bunyi atau suara) ;
3. Permukaan Kulit yang menutupi seluruh tubuh => Informasi taktual (halus/kasar)
dan memersepsi informasi suhu (panas/dingin);
4. Kulit ujung-ujung jari (indra perabaan) => akses informasi taktual yang paling
peka ;
5. Hidung => untuk pengindraan bau/aroma ;
6. Lidah => untuk pengindraan informasi rasa (manis,asin,dll).
Semua informasi yang dipersepsi melalui organ-organ pengindraan itu melewati
tiga prosesor dan dikodekan dalam bentuk linguistik, nonlingustik atau afektif.
B. Latihan Keterampilan Pengindraan
1. Indra Pendengaran
Melalui latihan, pendengaran menjadi peka terhadap bunyi-bunyi kecil seperti
tetesan air dari keran yang bocor, desis komputer yang lupa tidak dimatikan, atau
desis kompor gas yang belum dimatikan secara sempurna. Oleh karena itu, tanpa
menggunakan indra-indra pendengaran, seorang tunanetra dapat menyadari apa
yang sedang dilakukan oleh orang-orang disekitar melalui sumber informasi bunyi
yang ada.
2. Indra Perabaan
Bagi individu tunanetra, tongkat merupakan perpanjangan fungsi indra perabaan.
Tongkat tidak hanya mendeteksi hambatan jalan tetapi juga memberikan informasi
tentang tekstur permukaan jalan, sehingga orang tunanetra dapat mengetahui
apakah yang akan diinjak itu tanah becek, rumput, semen, dll.
3. Indra Penciuman
Indra penciuman anak tunanetra dikembangkan untuk membantunya mengenali
lingkungan. Bila seorang tunanetra memasuki pusat perbelanjaan, ia pasti dapat
membedakan aroma toko makanan, toko pakaian, toko sepatu, toko obat, dll.
4. Sisa Indra Penglihatan
Sebagian besar orang yang dikategorikan sebagai tunanetra masih
mempunyai sisa penglihatan dengan tingkat yang sangat bervariasi ,
begitu pula kemampuan mereka untuk memanfaatkan sisa penglihatan
tersebut. Kondisi fisik secara keseluruhan, jenis gangguan mata yang
dialami, bentuk pengaruh cahaya terhadap mata, dan durasi baiknya
penglihatan, kesemuanya ini akan sangat berpengaruh terhadap
seberapa baik individu yang low vision dapat menggunakan sisa
penglihatannya.
C. Visualisasi, ingatan kinestatik, dan persepsi obyek

1. Visualisasi
Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam
lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan
menggunakan ingatan visual (visual memory) atau visualisasi (juga disebut peta
mental). Setelah berorientasi dengan baik dengan memanfaatkan semua indra
dengan sebaik-baiknya, individu tunanetra dapat menggambarkan lingkungan di
dalam pikirannya.
2. Ingatan Kinestatik
Ingatan kinestatik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan
oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan (yang
dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam.
3. Persepsi Obyek (Object Perception)
Persepsi Obyek (object perception) yaitu suatu kemampuan yang memungkinkan
individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda hadir di sampingnya atau di
hadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama sekali dan tidak
menyentuh benda itu.
D. Bagaimana Cara Membantu Seorang
Tunanetra
1. Cara menuntun orang tunanetra yaitu dengan mengatahui cara kontak
pertama, cara memegang, posisi pegangan, ketika jalan sempit, ketika
membuka/menutup pintu, ketika melewati tangga, ketika melangkahi
lubang, ketika duduk di kursi dan naik ke dalam mobil.
2. Cara mengorientasikan
- Jika ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau benda kepada
seorang tunanetra, harus lebih spesifik.
- Untuk lingkungan yang kecil, dapat menggunakan putaran jarum jam
sebagai rujukan.

Anda mungkin juga menyukai