NIM : 3192122002
MK : ANTROPOLOGI LINGKUNGAN
Suku Baduy merupakan suku yang terdapat di Banten yang terkenal dengan tradidi
hidup yang alami. Suku Baduy dikenal dengan tradisi hidup alami yang sekarang sudah mulai
tercemar oleh sampah plastic. Suku Baduy Banten terbagi menjadi 2 yaitu Baduy luar dan
baduy dalam. Orang Baduy disebut dengan orang Kanekes yaitu masyarakat adat yang masih
mempertahankan tradisinya di tengah modernisasi di sekitar mereka. Lokasi baduy luar
berdekatan dengan masyarakat luar, Suku baduy luar lebih rentan mengalami perubahan
karena lokasi yang yang berdekatan dengan masyarakat luar sehingga budaya masyarakat
luar mudah masuk ke kehidupan masyarakat baduy luar.
Seiring berjalannya zaman, akses keluar Baduy itu sudah tidak terlalu jauh. Terdapat
perbedaan antara orang baduy luar dan baduy dalam. Kampung baduy menjadi daya tarik
wisatawan untuk berkunjung karena tertarik pada alam dan adat isitiadatnya. Pada tahun
2000-an kampung baduy jarang ditermukan sampah plastik yang berceceran di jalan.
Kehadiran wisatawan ini terjadi mulai tahun 2003, yang menyebabkan warga baduy beralih
profesi yang awalnya sebagai petani dan berubah menggantungkan hidupnya pada sector
pariwisata. Orang Baduy mulai membuka warung di rumah mereka yang menjual makanan
dan minuman yang berkemasan plastik. Orang baduy menjual makanan dan minuman yang
berbentuk kemasan plastik, karena orang baduy melihat para wisatawan selalu menggunakan
kantong plastik. Orang Baduy luar mengatakan bahwa kalau mereka menjual makananan dan
minuman dibungkus dengan daun, tidak ada pengunjung yang membelinya, tetapi kalau
dengan kemasan wisatawan mau membeli makanan dan minuman yang mereka jual.
Sedangkan warga Baduy dalam lebih teguh memegang adat yang telah diwariskan
oleh leluhur mereka. Mereka menolak menggunakan semua bentuk peralatan modern dengan
tujuan untuk menjaga tradisi dan kelestarian alam. Di Baduy dalam tidak ada warung yang
menyediakan kantong plastic. Dalam kehidupannya, masyarakat baduy dalam sepemuhnya
menggantungkan dirinya dari sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Sehari-hari
masyarakat Baduy membungkus nasi dengan menggunakan daun pisang ataupun daun patat.
Contoh lain yaitu, sehari-hari warga Baduy dalam menyikat gigi dengan memggunakan
serabut kayu, meggunakan daun-daunan sebagai sabun yang bermanfaat untuk
menghilangkan kuman dan penyakit gatal. Hal ini mereka lakukan untuk mempertahankan
adat istiadat dan kebudyaan luhur yang diwariskan kepada mereka.
Masyarakat baduy berharap keselarasan moernitas dan tradisi bisa terjaga agar
kampung baduy tetap lestari. Dengan demikian, dengan adanya edukasi dari para wisatawan
tentang dampak sampah plastik kepada warga baduy nantinya, khususnya baduy luar,
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran warga baduy untuk menjaga kebersihan
lingkungan mereka agar kampung baduy tetap bersih dan tetap lestari.