Anda di halaman 1dari 4

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PASIEN DM

Assesment :
1. Berdasarkan hasil skrining, pasien mengalami penurunan berat badan
namun tidak yakin, pasien mengalami penurunan nafsu makan, dan memiliki
diagnosa khusus yaitu Diabetes Melitus tipe 2. PAGT dimulai dengan asesmen,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi
Berdasarkan hasil skrining, pasien mengalami penurunan berat badan
namun tidak yakin, pasien mengalami penurunan nafsu makan, dan memiliki
diagnosa khusus yaitu Diabetes Melitus tipe 2. PAGT dimulai dengan asesmen,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi
2. Berdasarkan hasil skrining, pasien mengalami penurunan berat badan
namun tidak yakin, pasien mengalami penurunan nafsu makan, dan memiliki
diagnosa khusus yaitu Diabetes Melitus tipe 2. PAGT dimulai dengan asesmen,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi
Berdasarkan hasil skrining, pasien mengalami penurunan berat badan
namun tidak yakin, pasien mengalami penurunan nafsu makan, dan memiliki
diagnosa khusus yaitu Diabetes Melitus tipe 2. PAGT dimulai dengan asesmen,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi
3. Berdasarkan hasil skrining, pasien mengalami penurunan berat badan
namun tidak yakin, pasien mengalami penurunan nafsu makan, dan memiliki
diagnosa khusus yaitu Diabetes Melitus tipe 2. PAGT dimulai dengan asesmen,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi.
4. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 15-10-2022 dengan keluhan lemas
sampai tidak bisa berjalan, belum bab selama 2 hari sejak masuk rumah sakit
dan mengalami penurunan nafsu makan. Kemudian didiagnosis DM tipe II,
Hiponatremi, Hipokalemi,dan Anemia Pasien masuk rumah sakit pada tanggal
11-06-2023 dengan keluhan lemas sampai tidak bisa berjalan, belum bab selama
2 hari sejak masuk rumah sakit dan mengalami penurunan nafsu makan.
Kemudian didiagnosis DM tipe II, Hiponatremi, Hipokalemi,dan Anemi
5. Dari hasil pengukuran berdasarkan BB estimasi menggunakan LLA, berat
badan pasien yaitu 51 kg dan tinggi badan pasien menggunakan TB estimasi
dari panjang ulna yaitu 171 cm. berdasarkan pengukuran status gizi
menggunakan persentase LLA didapatkan hasil sebesar 76% atau berada pada
rentang klasifikasi 70, 1-84, 9% yaitu Gizi kurang.
6. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboraturium Tn.S memiliki Hemoglobin dan
Hematokrit rendah yang menandakan pasien memiliki anemia, kadar ureum,
natrium dan kalium yang rendah menandakan adanya gangguan pada hati,
malnutrisi atau overhidrasi, kadar natrium yang rendah menandakan pasien
mengalami hiponatremi dan kadar kalium yang rendah menandakan pasien
mengalami hipokalemi dan kadar kalsium yang rendah menandakan pasien
mengalami hipokalsemi. Selain itu, kadar Gula Darah Sewaktu pasien tinggi
yang menunjukan adanya hiperglikemi atau kadar gula darah tinggi yaitu 379
mg/dl.
7. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis, kesadaran pasien baik, namun
pasien lemas, tampak pucat, bab tidak lancer, dan nafsu makan menurun,
Tekanan darah pasien tinggi ditujukan dengan hasil tekanan darah diatas
normal
8. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis, kesadaran pasien baik, namun pasien
lemas, tampak pucat, bab tidak lancer, dan nafsu makan menurun,
Tekanan darah pasien tinggi ditujukan dengan hasil tekanan darah diatas
normal.
9. Berdasarkan data Riwayat makan dapat disimpulkan bahwa sebelum masuk
Rumah Sakit pasien memiliki pola makan yang tidak teratur, dan kurang
menerapkan diit sesuai prinsip diit DM. Pola makan Tn.S yaitu makan nasi
2 kali sehari 1 centong, dengan satu jenis sayuran. Kebiasaan makan Tn.S yaitu
makan nasi dengan telur dan sup wortel, lalu nasi dengan tumis tahu, nasi
dengan sayur sawi, dan nasi dengan tempe dan sup bayam dan terkadang nasi
dengan ayam. Setelah masuk Rumah Sakit pasien makan dengan teratur 3x
sehari dengan porsi sedikit.
10. Berdasarkan data Riwayat makan dapat disimpulkan bahwa sebelum
masuk Rumah Sakit pasien memiliki pola makan yang tidak teratur, dan
kurang menerapkan diit sesuai prinsip diit DM. Pola makan Tn.S yaitu
makan nasi 2 kali sehari 1 centong, dengan satu jenis sayuran. Kebiasaan
makan Tn.S yaitu makan nasi dengan telur dan sup wortel, lalu nasi dengan
tumis tahu, nasi dengan sayur sawi, dan nasi dengan tempe dan sup bayam
dan terkadang nasi dengan ayam. Setelah masuk Rumah Sakit pasien
makan dengan teratur 3x sehari dengan porsi sedikit
Diagnosis Gizi :
Domain Intake (NI) NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya
penurunan nafsu makan ditandai dengan hasil recall energi 76% protein 72% lemak
58% dan karbohidrat 81%
Domain Klinis (NC) NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan anemia,
ditandai dengan Hb= 7, 2 gr/dL
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan gangguan metabolisme
akibat resistensi insulin ditandai dengan kadar gula darah sewaktu 379 mg/dl.
Intervensi Gizi
Tujuan :
a. Membantu meningkatkan asupan energi dan zat gizi mencapai ≥90% kebutuhan
b. Membantu menurunkan kadar gula darah sewaktu mendekati normal
c. Membantu meningkatkan hemoglobin, hematokrit, natrium, kalium dan kalsium

Prinsip/Syarat Diet :
a. Energi sesuai kebutuhan sebesar 30 kalori per kg berat badan ideal.
b. protein sebesar 15% total asupan energi
c. Lemak sebesar 25% kebutuhan kalori
d. Karbohidrat sesuai kebutuhan sebesar 60%
e. Anjuran asupan natrium <2300 mg
f. Anjuran asupan kalium 4700 mg
g. Anjuran asupan kalsium 1500 mg
Edukasi Gizi :
1) Menjelaskan kondisi dan status gizi pasien
2) Menjelaskan pelayanan makanan di rumah sakit
3) Memberikan edukasi terkait diet Diabetes Melitus
Monitoring evaluasi :
1. asupan Makanan selama perawatan.
2. Kadar gula darah

Anda mungkin juga menyukai