Anda di halaman 1dari 39

PERMASALAH PARTIKULARISME DI RANAH PUBLIK

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Terstuktur Mata


Pelajaran Sosiologi

Pada Jurusan XI-Keagamaan

MA Persis 60 Katapang

Kelompok 3 :

1. Arif Purnawan
2. Muhammad Hasbi
3. Nabila Salma Salsabila
4. Vani Nurizki
5. Wini Martiani

Bandung
2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena izin dan
kasih sayang-Nyalah yang telah memudahkan kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sosiologi yang berjudul “Permasalahan Partikularisme
di Ranah Publik ”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang partikularisme danberbagai permasalahan publik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sofiyan Abdul Hamid


selaku guru Mata Pelajaran Sosiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait Sosiologi. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap para pembaca bisa mengetahui tentang apa itu


partikularisme dan berbagai permasalahan sosial di ranah publik. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 5 Agustus 2022

Kelompok 3

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
Permasalahan Partikularisme di Ranah Publik.................................................2
A. Pengertian Kelompok Sosial.........................................................................2
B. Pengertian Partikularisme Kelompok dan Dilema Pembentukan
Kepentingan Publik............................................................................................3
C. Berbagai Permasalahan Sosial di Ranah Publik........................................7
1. Kemiskinan................................................................................................7
2. Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial....................................................11
3. Kriminalitas.............................................................................................13
4. Kesenjangan Sosial Ekonomi..................................................................17
5. Ekslusi Sosial..........................................................................................21
6. Kenakalan Remaja...................................................................................23
7. Pengangguran..........................................................................................27
BAB III..................................................................................................................29
PENUTUP.............................................................................................................29
A. Simpulan....................................................................................................29
B. Saran..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat tak jarang kita dihadapkan pada sikap tak
acuh baik dari individu maupun kelompok terlebih dalam masyarakat di kota
besar maupun negara-negara besar yang dalam ilmu sosiologi dikenal sebagai
partikularisme.

Kecenderungan ini berkaitan dengan bagaimana seseorang berprilaku yang


didasari oleh kepentingan individual diatas kepentingan bersama. Serangkain
sikap ini memang perlu dmiliki pada kondisi tertentu, namun ketika terlalu banyak
orang yang bersifat tidak peduli selain tidak baik untuk dirinya sendiri juga
menghilang nya rasa kesatuan dan persatuan sehingga hal tersebut akan menjadi
sumber konflik yang menghambat integrasi sosial dan nasional.

Sehubungan dengan permasalahan yang ada kami mencoba untuk


membahas lebih dalam mengenai dilema pembentukan kepentingan public dan
berbagai jenis permasalahan sosial di ranah public yang berkaitan dengan
partikularisme.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kelompok sosial
2. Apa itu partikularisme dan dilemma pembentukan kepentingan publik?
3. Apa saja jenis permasalahan sosial di ranah publik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kelompok sosial
2. Mengetahui pengertian partikularisme dan dilema pembentukan publik?
3. Mengetahui apa saja jenis permasalahan sosial di ranah publik?

1
BAB II

Permasalahan Partikularisme di Ranah Publik

A. Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok adalah kumpulan individu, sedangkan sosial adalah sesuatu
yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama. Jadi, kelompok
sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan rasa kebersamaan dan rasa yang
saling memiliki.

Pengertian kelompok sosial menurut para ahli :

1. Burhan Bungin
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau
kesatuan yang bersifat guyub atau pun formal. (dalam bungin,2008)

2. D. W. Johnson dan F. P. Johnson


Sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap
muka (face of face interaction), dimana masing-masing menyadari
keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan
orang lain yang juga anggota kelompok, dan masing-masing menyadari
kesalingtergantungan secara posistif dalam mencapai suatu tujuan bersama.
(dalam Sarwono, 2009)

3. J. P. Chaplin
Kelompok adalah sekelompok individu yang memiliki kesamaan dalam
sejumlah karakteristik tertentu atau memiliki tujuan yang sama antara orang-
orang tersebut saling berinteraksi, walaupun interaksi tidak perlu langsung
dan tatap muka. (dalam Walgito, 2008)

2
3

4. Paul B.Horton
Menurut Paul B.Horton kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara
fisik. Contohnya adalah Sekelompok orang yang sedang menunggu bus.

5. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling
berhubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.
Contohnya seperti keluarga.

6. Mayor Polak
Menurut Mayor Polak kelompok sosial adalah sejumlah orang yang
memiliki hubungan satu sama lain sebagai sebuah struktur untuk
memenuhi kepentingan bersama. Contohnya seperti karang taruna.

Beberapa contoh kelompok sosial adalah keluarga, pertemanan, komunitas,


rekan kerja, dan rukun tetangga. Ada juga kelompok sosial disekolah seperti
OSIS, PMR, PRAMUKA, MPS, RG-UG, dan masih banyak lagi. Beberapa
contoh kelompok sosial dimasyarakat seperti karang taruna, kelompok pos ronda,
dan panitia acara kegiatan.

B. Pengertian Partikularisme Kelompok dan Dilema Pembentukan


Kepentingan Publik
Dalam KBBI partikularisme adalah sistem yang mengutamakan
kepentingan pribadi diatas kepentingan umum, : aliran politik, ekonomi,
kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus.

Dan menurut Craig Stortie, Partikularisme adalah perilaku seorang dalam


sebuah situasi tertentu. Seorang yang menganut partikularisme akan
4

mementingkan orang-orang yang ada di dekatnya dan tidak perduli dengan orang
lain.Peter Salim, partikular apabila dilihat dari makna sifat adalah individu,
pribadi, khusus, istimewa, luar biasa, pemilih, tertentu, dan sangat hati-hati.
Partikular dapat dianggap sebagai kualitas tertentu yang memiliki anggapan lain
dari pada yang lain.

Orang yang menganut partikularisme dalam kehidupannya maka ia akan


melakukan beberapa hal seperti mobilitas tinggi, selalu berpikir rasional,
mengedepankan logika, dan menggunakan segala macam teknologi canggih untuk
mencapai kepentingan pribadinya.

Partikularisme memang ada di lingkungan kita dengan berbagai macam


latar belakang. Berdasarkan latar belakang tersebut menimbulkan beberapa
macam partikularisme. Berikut penjelasan beberapa macam partikularisme yang
ada :

1. Sejarah

Artinya, Masyarakat yang saat ini terbentuk dan ada di sekitar kita
merupakan masyarakat yang dipengaruhi oleh masa lalu. Manusia dalam
perkembangannya terbentuk dari jalur yang berbeda sesuai dengan keadaan
masing-masing individu.

2. Multikultural

Hal ini berkaitan dengan keyakinan yang dimiliki bahwa tidak ada arti
budaya yang dapat diakui secara bersama-sama. Budaya hanya berlaku untuk
sekelompok orang. Perbedaan berbagai sifat budaya sangat tidak mungkin
untuk menjadi satu.

3. Agama (Monoteisme)

Partikularisme ini berkaitan dengan ketuhanan, yang berasal dari dua


kata yaitu mono dan theos. Ajaran ini mengajarkan bahwa tuhan itu hanya satu
dan sempurna. Tuhan merupakan pengendali segala hal yang ada di bumi dan
5

langit. Hal yang berkaitan dengan ketuhanan dapat didekati dengan cara ibadah
dan berdoa.

Adapun beberapa contoh partikularisme yang ada di masyarakat. Antara


lain;

1. Mementingkan orang yang dia kenal dari pada orang lain

Hal-hal yang kita ketahui bahwa dalam menjalankan sesuatu relasi


merupakan sesuatu yang penting. Salah satu manfaat relasi ialah dapat
membantu mencapai apa yang kita inginkan. Ketika kita masuk dalam sebuah
perusahaan, salah satu petinggi di perusahaan tersebut merupakan keluarga
maka akan memiliki peluang yang besar agar diterima di perusahaan atau
instansi tersebut.

2. Mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerahnya

Pekerjaan yang ada di lapangan membuat seseorang berhak memiih


karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Tidak jarang orang yang
mempekerjakan seseorang yang dari daerahnya saja. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk membantu orang lain atau malah bisa diaggap memprioritaskan orang
yang berasal dari daerahnya

3. Adat yang mengharuskan pernikahan satu suku

Banyaknya arti suku dan budaya di Indonesia menimbulkan berbagai


kesepakatan tidak tertulis antara satu dengan yang lain. Kita tahu berdasarkan
sejarah pernah ada peperangan anatara masyarakat madura dengan kalimantan,
sejarah kerajaan majapahit, dan lain-lain. Sejarah yang ada menjadi salah satu
alasan untuk seseorang tidak memperbolehkan pernikahan dengan lintas suku.

Selain itu, partikularisme juga sangat berdampak pada kepentingan publik


yang tidak menjadi satu kesatuan, namun menjadikan publik memiliki beberapa
karakter. diantaranya :
6

1. Kelompok Eksklusivisme

Perasaan yang timbul dari diri seseorang yang merasa dirinya adalah
orang yang tidak membutuhkan orang lain. Rasa tersebut yang terlalu besar
kadang membuat seseorang merasa istimewa dibanding dengan lain dan tidak
peduli dengan lingkungan disekitarnya. Hal ini membuat seseorang menjauh
dari kelompok sosial yang dianggap tidak sama dengannya. Akan banyak
pembatas antara masyarakat dengan individu yang merasa ekslusif.

2. Kelompok Vested Interest,

Yaitu kelompok yang terdiri dari kumpulan orang yang telah memiliki
kedudukan tertentu dalam masyarakat dan biasanya bersikap mendukung
kebijakan penguasa untuk mempertahankan statusnya.

3. Kelompok New Corner

Adalah kelompok yang terdiri dari golongan menengah yang berusaha


merebut kedudukan yang lebih tinggi di masyarakat.

Dari beragam karakter anggota masyarakat tersebut, jelas bahwa


membangun kepentingan public sangat beragam karena mereka memiliki cara
pandang,nilai,atau kepentingan yang berbeda.kepentingan public adalah segala
sesuatu yang diperuntukan bagi upaya pemenuhan kebutuhan orang banyak atau
masyarakat secara umum.

Sehingga partikularisme ini sangat berpengaruh pada integrasi sosial dan


nasional yang menyebabkan dilema pembentukan kepentingan public seperti
kesenjangan sosial yang mempersulit kesatuan untuk membangun kerja sama di
ranah kepentingan publik.

Penerapan partikularisme kelompok dalam pembentukan kepribadian publik


disebut sebut sebagai dilemma, baik buruknya tergantung dari sisi apa kita
7

memandang. Jika dilihat dari sudut pandang individu yang berada di dalam
kelompok, sifat partikularisme sangat baik dan sangat dianggap positif, sebab
dengan adanya sifat ini maka kesatuan dan persatuan antar individu di dalam
kelompok ini dapat lebih terjaga dan terjamin dimana setiap individu ini siap
bersedia melakukan apa saja demi terwujudnya cita – cita atau tujuan suatu
kelompok.

Sedangkan apabila dilihat dari sudut pandang individu di luar kelompok ,


sifat partikularisme ini terbilang sebagai sifat yang dapat menyebabkan konflik
dengan kelompok lain yang tidak sepemahaman dengan kelompok yang
menggunakan sistem partikularisme tersebut.

Maka dari itu , penerapan partikularisme kelompok dalam pembentukan


kepribadiaan publik disebut dilema.

C. Berbagai Permasalahan Sosial di Ranah Publik

1. Kemiskinan

a. Pengertian kemiskinan

Secara sosiologis masalah kemiskinan timbul sebagai akibat adanya


lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi yang tidak berfungsi dengan
baik. Contohnya di bidang produksi, distribusi dan komsumsi barang dan
jasa. Menurut banyak pendapat, seseorang dikatakan miskin dapat diukur
dari berbagai cara, yaitu, kekurangan materi, kekurangan pemenuhan
kebutuhan sosial, dan kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.

Terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai kemiskinan sebagai berikut.

1) Menurut Gillin dan Gillin, kemiskinan adalah kondisi Ketika seseorang


tidak dapat mempertahankan skala hidup yang cukup tinggi untuk
memberikan efisiensi fisik dan mental untuk memungkinkan dia dan
keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan
8

standar masyarakat baik karena pendapatan yang tidak memadai atau


pengeluaran yang tidak bijaksana.
2) Menurut Kuncoro, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk
memenuhi standar hidup minimum.
3) Menurut Brendllet, kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk
mendapatkan barang-barang dan pelayanan yang memadai untuk
memenuhi keburuhan sosial yang terbatas.
4) Menurut Levitan, kemiskinan adalah kekuranan barang-barang dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.

b. Bentuk-bentuk Kemiskinan
Menurut Baswi dan Sumodiningrat, secara sosioekonomis, ada dua bentuk
kemiskinan, yaitu sebagai berikut :
1) Kemiskinan absolut, yaitu keadaan orang-orang miskin memiliki
tingkat pendapatan dibawah garis kemungkinan/ jumlah
mendapatkannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum. Atau bisa juga diartikan sebagai seperti keadaan individu
yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
primernya.
2) Kemiskinan relatif, yaitu kemiskinan yang dilihat berdasarkan
perbandingan antara tingkat pendapatan dan tingkat pendapatan lainnya.
Kemiskinan relative juga bisa diartikan seperti kemiskinan yang berasal
dari perbandingan antara penduduk dan lingkungannya.

Selain itu, terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus faktor


penyebab kemiskinan, yaitu sebagai berikut :

1) Kemiskinan natural, yaitu keadaan miskin dari awal sudah miskin.


Menurut Baswir, kemiskinan natural adalah kemiskinanyang
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti cacar, sakit, usia lanjut,
atau akibat bencana alam.
9

2) Kemiskinan kultural adalah kemiskina yang disebabkan oleh gaya


hidup, kebiasaan hidup, dan budaya Ketika masyarakat merasa hidup
berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Contoh kemiskinan
kultural yang banyak terjadi dimasyarakat, seperti malas, boros, dan
tidak disiplin.
3) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh factor-
faktor buatan manusia, seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil,
distribusi produksi yang tidak merata, dan korupsi yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

c. Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan


Kemiskinan dapat disebabkan oleh factor pribadi, factor geografis, factor
ekonomi, dan factor sosial.
1) Faktor pribadi
a) Penyakit dan kemiskinan membentuk kemitraan yang saling
berpengaruh
b) Penyakit mental membuat orang menjadi tidak mampu
melakukan sesuatu
c) Kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif sama sekali
tidak mampu bekerja atau mengurangi kapasitasnya.
d) Buta huruf dan kemiskinan juga saling terkait
e) Kemalasan juga merupakan penyebab kemiskinan.
f) Pemborosan juga dapat menjadi penyebab kemiskinan
g) Demoralisasi atau penurunan karakter dan moral menyebabkan
kekacauan pribadi dan akhirnya jatuh dalam kemiskinan.

2) Faktor geografis
a) Iklim dan cuaca yang kurang baik dapat menyebabkan
produktivitas menurun.
b) Tidak adanya sumber daya alam yang memadai
10

c) Bencana alam, seperti letusan gunung berapi angin topan, banjir,


dan gempa bumi yang menyebabkan kerusakan serius pada
perumahan dan pertanian.

3) Faktor ekonomi
a) Sebab-sebab pertanian, seperti pupuk yng tidak cukup, perbaikan
peralatan dan mesin yang tidak mutakhir, tidak adanya sarana
yang memadai untuk melindungi ladang dari hama dan hewan,
takhayul, serta eksploitasi petani oleh tuan tanah.
b) Distribusi kekayaan yang tidak merata.
c) Depresi ekonomi yang dapat menyebabkan penurunan dalam
perdagangan, pernutupan pabrik, dan berhenti kerjanya buruh serta
pedagang kecil.
d) Pengangguran adalah penyebab kemiskinan yang paling serius.
e) Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti pemelian
perhiasan.

4) Faktor sosial
a) System Pendidikan yang kurang baik dapat menyebabkan orang
yang berpendidikan menganggur dan menjalani kemiskinan.
b) Perumahan yang tidak cukup dapat membuat orang terpaksa
tinggal di permukiman kumuh yang kotor dan tidak sehat.
c) Salah Kelola rumah tangga juga dapat menyebabkan kemiskinan.

d. Kebijakan Mengatasi Kemiskinan


Dalam mengatasi masalah kemiskinan, presiden telah mengeluarkan
perpres no. 166 Tahun 2014 tentang percepatan penanggulangan
kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan adalah kebijikan dan program
pemerintah dan pemerintah daerah yang dilaksanakan secara sistematis,
11

terencana, dan bersinegri dengan dunia usaha dan masyarakat unutk


mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan
dilakukan dengan menetapkan perlindungan sosial meliputi, antara lain:
1) Program Simpanan Keluarga Sejahtera
2) Progran Indonesia Pintar
3) Pogram Indonesia Sehat

2. Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial

Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang- wenang.


Ketidakadilan pada umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu terhadap
hak seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak proporsional. Jika
ketidakadilan tersebut terjadi berlarut-larut dan tidak disikapi dengan baik oleh
penyelenggara negara maka hal ini menimbulkan berbagai masalah.

Ada beberapa bentuk ketidakadilan, di antaranya adalah stereotip,


marginalisasi, subordinasi, dan dominasi.

a. Stereotip
Stereotip adalah pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap
seseorang berdasarkan kategori kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu
bentuk prasangka antarras berdasarkan kategori ras, jenis kelamin,
kebangsaaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun nonverbal. Stereotip
menunjukan kategori “kami” dengan “mereka”. Kami selalu dikaitkan
suporiotas kelompok in group dan mereka sebagai kelompok yang interior atau
kelompok out group.
Stereotip dapat bersifat positif dan bersifat negatif. Contoh stereotip positif
terdapat dalam ungkapan bahwa “Indonesia adalah bangsa yang ramah”
sementara itu, contoh stereotip yang negatif terdapat dalam ungkapan “orang-
orang dipulau itu malas.”
12

b. Marginalisasi

Marginalisasi adalah proses peminggiran kelompok-kelompok tertentu


dengan lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendididkan, dan
lembaga sosial ekonomi lainnya. Perbedaan antara populasi dan kelompok ,
seperti etnis, ras, agama, budaya, bahasa, adat istiadat, penampilan, dan
afiliasi, memungkinkan populasi dominan untuk meminggirkan kelompok
yang lemah. Marginalisasi orang selalu melibatkan kemampuan penduduk
yang dominan untuk melaksanakan beberapa tingkat kontrol dan kukuasaan
atas kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Kelompok atau individu yang
Marjinal sering di kecualikan dari layanan, program, dan kebijakan.

c. Subordinasi
Suburdinasi atau penomorduaan adalah pembedaan perlakuan terhdap
identitas sosial terentu. Umumnya yang menjadi kelompok subordinasi adalah
kelompok minoritas. Menurut Lois Wirth, kelompok minoritas secara explisit
dibedakan dengan kelompok mayoritas anggota kelompok mayoritas dan
anggota kelompok minoritas diperlakukan secara seimbang.
Sementara itu, kelompok minoritas adalah kelompok yang kurang
beruntung karena secara fisik maupun kultural merupakan subjek yang
diperlakukan tidak seimbang. Perlakuan diskriminasi sering diberi kepada
mereka.

d. Dominasi
Dominasi harus dipahami sebagai suatu kondisi yang dialami oleh orang-
orang atau kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung pada hubungan
sosial dimana beberapa orang atau kelompok lain memegang kekuasaan
sewenang-wenang atas mereka. Ada berbagai bentuk dominasi. Diantaranya
adalah perbudakan, rezim politik, kolonial, despostisme, totalitarianisme,
kapitalisme, dan feodalisme. Ketidakadilan bertentangan dengan pancasila dan
13

UUD 1945. Sila kelima Pancasila berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Secara keseluruhan, pasal-pasal UUD 1945 menekankan
pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan.

3. Kriminalitas

a. Pengertian kriminalitas

Kriminalitas merupakan Tindakan pelanggaran hukum yang tidak bisa


diterima oleh masyarakat dan umumnya mendapat reaksi tegas dari lembaga
penegak hukum. Mengenai kriminalitas, sejumlah ahli mengemukakan
definisinya sebagai berikut :

1) Emile Durkheim
Kriminalitas atau kejahatan adalah suatu perbuatan yang dianggap
sebagai kejahatan, melanggar aturan atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat, dan mendapat reaksi dari lembaga yang bertugas
menegakkan hukum (dalam Susanto, 2011).

2) Huge D. Barlow
Kriminalitas merupakan tindakan manusia yang melanggar hukum
negara (Santoso, 2008)

3) Paul W. Tappan
Kriminalitas adalah suatu tindakan yang tidak bisa dibenarkan atau
diterima, dan dinyatakan sebagai pelanggaran hukum atau perbuatan tak
patut oleh negara (Santoso, 2008)

4) W. A Bonger
14

Kriminalitas adalah perbuatan anti sosial yang secara sadar mendapat


reaksi dari negara berupa pemberian derita (hukuman) karena dianggap
sebagai pelanggaran terhadap rumusan-rumusan humu (Santoso, 2008)

Kriminalitas sering dipersamakan sebagai penyimpangan, padahal setiap


penyimpangan itu belum tentu bisa dikategorikan sebagai kriminalitas. Suatu
penyimpangan bisa dikategorikan sebagai kriminalitas jika melanggar hukum,
mengakibatkan kerugian, dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.

b. Faktor-faktor terjadinya kriminalitas

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa tindakan kriminal disebabkan


oleh kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang menghasilkan perilaku-
perilaku sosial lainnya, seperti proses imitasi, persaingan, dan pertentangan
kebudayaan.

Berikut teori-teori yang menjelaskan tentang faktor terjadinya


kriminal, antara lain :

1) Teori Anomie
Teori ini dijelaskan oleh Robert K. Merton yang berpendapat bahwa
kriminal merupakan akibat dari berbagai ketegangan dalam struktur
sosial, mungkin terjadi jika terdapat ketidaksesuaian antara niat baik
dengan cara-cara yang dipakai untuk mecapai niat tersebut. Merton
mendeskripsikan bahwa struktur sosial menghasilkan anomi, sebagai
berikut :
a) Masyarakat modern kebih mementingkan kesuksesan dalam bentuk
kekayaan, kemakmuran , ataupun pendidikan tinggi.
b) Apabila seseorang berhasil suksesmaka mereka dianggap orang yang
telah mencapai tujuan-tujuan budaya (culture goals) dalam
masyarakat
c) Akses kelembagaan tersebut tidak dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat, terutama lepisan bawah
15

d) Akibat keterbatasan akses, maka muncul situasi anomi, di mana


seseorang harus mencapai suatu tujuan budaya, namun akses yang
tersedia relative tidak memadai

Contohnya jika ingin menjadi orang yang kaya atau sukses. Cara
untuk menggapai cita-cita tersebut masyarakat biasanya belajar dengan
tekun dan bekerja dengan keras, tetapi ada orang yang menggapai cita-
cita tersebut dengan cara mencuri atau merampok tanpa belajar dengan
tekun dan bekerja dengan keras. Menurut Robert K. Merton ini termasuk
penyimpangan

2) Teori Different Asssociaton


Teori ini dirumuskan oleh Edwin H. Sutherland. Sutherland
berpendapat bahwa penyimpangan sosial terjadi jika adanya pergaulan
yang berbeda. Teori ini memiliki sejumlah proposisi, sebagai berikut :
a) Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau sesuatu
yang dipelajari.
b) Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya
dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intensif.
c) Bagian utama dari belajar perilaku menyimpang terjadi di dalam
kelompok-kelompok personal yang intim dan akrab.
d) Hal-hal yang dipelajari di dalam proses terbentuknya perilaku
menyimpang adalah cara-cara melakukan penyimpangan dan
petunjuk khusus tentang motif, dorongan, alas an pembenaran, dan
sikap-sikap berperilaku menyimpang.
e) Seseorang menjadi penyimpang karena ia menanggap lebih
menguntungkan untuk melanggar norma daripada tidak.
f) Meskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari
kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat umum, tetapi penyimpangan
perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-
16

nilai umum tersebut, karen aperilaku yang tidak menyimpang juga


sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan kebutuhan yang sama.

Contohnya, perilaku menghisap ganja (mariyuana), tetapi proses


yang sama berlaku pula dalam mempelajari beraneka jenis perilaku
menyimpang lainnya.

3) Teori Labelling
Menurut Edwim M. Lemert (dalam Sunarto, 2008), penyimpangan
sosial bisa terjadi karen masyarakta yang memberikan cap atau label
negatif pada orang yang telah melakukan penyimpangan primer. Dan
orang yang telah di cap sebagai penjahat akan cenderung melakukan
perbuatannya lagi, karena masyarakat tidak percaya lagi terhadap dirinya
bahwa dirinya itu orang yang baik-baik.
Contohnya, awalnya orang itu hanya mencuri sepotong roti di meja
makan di rumahnya. Namun ketika ada makanan ataupun barang yang
hilang semua anggota keluarga selalu menuduhnya sebagai pencurinya.
Lalu ia berpikir jika dirinya diam saja tidak mencuri dituduh sebagai
pencuri, jadi lebih baik dia mencuri saja, karena sudah terlanjur dicap
sebagai pencuri.
Sosiolog Gresham Sykes dan David Matza (dalam, Henslin, 2008)
mengemukakan bahwa orang yang berhasil menentang cap negative,
umumnya menggunakan Teknik netralisasi (technique of neutralization),
dilakukan sebagai berikut :
a) Penyangkalan tanggung jawab
b) Penyangkalan cedera
c) Penyangkalan terhadap korban
d) Mengutuk balik para pengutuk
e) Mengangkat tinggi niali kesetiaan
17

c. Bentuk-bentuk kriminalitas
Light, Keller, dan Calhoun (dalam Sunarto, 2008) menjelaskan bahwa ada
beberapa tipe kejahatan, sebagai berikut :
1) Kejahatan tanpa korban (victimless crimes) merupakan kejahatan yang
menajadikan pelaku sebagai korban tindakannya sendiri. Contoh berjudi
dan penyalahgunaan narkoba.
2) Kejahatan terorganisasi (organized crimes) meupakan kejahatan secara
berkomplot dan berkesinambungan serta memiliki jaringan dan kekuasaan
untuk memperoleh uang dengan melanggar hukum. Contoh penjualan
barang hasil kejahatan dan perjudian gelap.
3) Kejahatan terorganisasi transnasional (transnational organized crimes)
merupakan kejahatan terorganisasi yang terorganisasi melampaui batas
negara, yang dilakukan organisasi kejahatan yang punya jaringan global.
Contoh penyeludupan senjata, pencucian uang, dan perdagangan manusia
lintas negara.
4) Kejahatan kerah putih merupakan kejahatan yang dilakukan orang-orang
terpandang dan puny astatus sosial tinggi, contohnya korupsi.
5) Kejahatan perusahaan (corporate crimes) merupakan kejahatan dengan
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian yan dilakukan atas nama
perusahaan. Contoh, kejahatan terhadap konsumen dan kejahatan pada
karyawan
6) Violent offens merupakan kejahatan disertai kekerasan
7) Property offenses merupakan kejahatan menyangkut hak milik

Seiring perkembangan teknologi,seperti internet, bentuk-bentuk kejahatan


baru pun bermunculan. Salah satunya yaitu cyber crime, adakah kejahatan
dunia maya menggunakan sarana computer dan telekomunikasi lainnya.
Contohnya, Unauthorized access yaitu jika ada orang yang masuk ataupun
menyusup ke jaringan sistem dengan tidak adanya izin dan tidak sah. Contoh
lain yaitu illegal contents, merupakan kejahatan dengan memasukan
informasi atau data yang sifatnya tidak benar, tidak etis, dan dianggap
melanggar hukum
18

4. Kesenjangan Sosial Ekonomi

a. Pengertian Kesenjangan Sosial Ekonomi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) maka arti dari


kesenjangan sosial adalah ketidakseimbangan, perbedaan, dan juga jurang
pemisah yang hadir di dalam tatanan masyarakat. Chambers mengungkapkan
bahwa kesenjangan sosial merupakan semua gejala yang terjadi di seluruh
lapisan masyarakat. Gejala ini muncul karena adanya perbedaan keuangan atau
ekonomi antara masyarakat yang berada di wilayah tertentu. Jadi kesenjangan
sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang dimasyaraka,
terjadi perbedaan yang mencolok antara masyarakat kelas atas dan kelas
bawah.

Didalam masyarakat secara alami ada beberapa orang yang lebih kuat,
belajar lebih cepat, memiliki fisik yang lemah, suara merdu/ indah, atau
memiliki sesuatu yang lebih dan dianggap lebih penting di masyarakat. Namun
ada juga kesenjangan yang ditentukan manusia misalnya, kesenjangan sosial
berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki. Contoh lain, adanya perbedaan
karakteristik biologis, keterampilan sosial, maupun uang, mengakibatkan
sistem pengelompokan individu-individu dalam berbagai kelompok sesuai apa
yang dimiliki.

Ada dua bentuk kesenjangan, yaitu kesenjangan klasik dan kesenjangan


baru. Kesejanagan klasik mencakup perbedaan kelas, status, kekayaan,
prestise, yang dimediasi oleh gender, pendapatan, dan Pendidikan.
Kesenjangan baru mengikuti kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas
global yang meningkat dan adanya berbagai rentang pilihan yang lebih besar,
19

seperti pola konsumsi, gaya hidup, dan dinamika identitas. Hal ini
mengakibatkan peningkatan heterogenitas dalam studi stratifikasi sosial.

Kesenjangan sosial dan stratifikasi sosial memeiliki keterkaitan.


Stratifikasi sosial mengacu pada distribusi sumber daya yang tidak merata.
Sementara itu, kesenjangan sosial mengacu pada cara pengkategorian orang
berdasarkan karakteristik, seperti kelas, dan entitas.

b. Faktor-faktor Terjadinya Kesenjangan Sosial

Faktor-faktor penyebab kesenjangan sosial ekonomi, adalah sebagai


berikut

1) Menurunnnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan


penduduk yang relatif tinggi tanpa didimbangi peningakata produktivitas.
2) Ketidak merataan pembangunan antar daerah sebagai akibat kebijakan
politik dan kekurangsiapan SDM.
3) Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang
kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.

c. Bentuk-bentuk Kesenjangan Sosial Ekonomi


1) Kesenjangan Antara Desa dan Kota
Contohnya, mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan
akan bekerja sebagai petani dan pedagang. Sebab, mereka hanya
memiliki sumber penghasilan dari kebun, dan hasil panen tersebut bisa
dijual atau dimakan sendiri. sedangkan proram pembangunan masih
memprioritaskan sektor industri di kota-kota besar, sehingga sektor
pertanian di desa-desa semakin terpuruk karena keuntungan dari
penghasilan mereka kecil. Karena hal itu, banyak orang-orang didesa
yang mencari kerja dikota agar punya penghasilan yang lebih besar.
20

2) Kesenjangan Kualitas Sumber Daya Manusia


Pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk masyarakatat,
karena pendidikan berguna untuk menciptakan manusia yang ideal dan
berkualitas. Dengan adanya pendidikan yang baik, masyarakat bisa
lebih sejahtera dan bisa meningkatkan status sosial. Kesenjangan sosial
pun terjadi antara masyarakat didesa dan masyarakat dikota. Dikota
pendidikan itu mudah untuk didapat dan juga lebih berkualitas,
sedangkan dipedesaan Pendidikan itu sulit untuk mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, ditambah untuk sarana komunikasi minim
juga disana. Karena perbedaan itu kesenjangan sosial pun bisa terjadi
karena ketidak merataannya pendidikan.

3) Kesenjangan Ekonomi Antar Kelompok Masyarakat


Dengan adanya pembangunan yang tidak merata, maka akan ada
masyarakat yang kesulitan dalam memperoleh pelayanan dasar. Mulai
dari pendidikan, kesehatan, air bersih, dan juga sanitasi. Selain itu,
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk juga dapat membuat
masyarakat semakin susah memperoleh pekerjaan. Dengan begitu, akan
ada banyak masyarakat desa yang memutuskan untuk pergi dan mencari
pekerjaan di kota, karena mereka berpikir jika melakukan hal itu maka
akan memperbaiki nasib mereka jadi lebih baik

4) Kesenjangan Antar Wilayah dan Subwilayah


Seperti yang dijelaskan tadi pembangunan yang tidak merata
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Sebenarnya pembangunan
yang tidak merata bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari
keadaan geografis dan sumber daya alam serta manusia. Akibatnya,
setiap daerah memiliki kemampuan pembangunan yang berbeda-beda.

5) Kesenjangan Penyebaran Aset Swasta


21

Aset adalah salah satu bentuk kekayaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan atau perseorangan. Sampai sekarang, aset yang dimiliki oleh
badan usaha masih sangat berpusat di usaha dengan skala yang besar.
Padahal, tenaga kerja yang tersedia di Indonesia lebih banyak bekerja di
usaha mikro kecil hingga menengah. Hal tersebut akan menyebabkan
usaha kecil dan menengah menjadi sulit berkembang. Bahkan, ada
banyak usaha-usaha mikro yang akhirnya bangkrut karena minimnya
modal dan juga asset.

5. Ekslusi Sosial

a. Makna dan realitas ekslusi Sosial dalam masyarakat


Perbedaan dalam masyarakat, baik horizontal (diferensiasi)
maupun vertikal (stratifikasi), tak jarang menyisakan sekelompok
masyarakat yang mengalami ekslusi Sosial. Pierson (dalam Nasution,
2010) menyebut ekslusi sosial sebagai proses yang menghalangi atau
mengahambat individu dan keluarga, kelompok dan desa, dari sumber
daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
ekonomi, dan politik dalam masyarakat secara utuh proses ini terutama
sebagai konsekuensi dari kemiskinan dan penghasilan yang rendah, tetapi
bisa juga merupakan dampak dari faktor lain seperti diskriminasi,tingkat
pendidikan yang rendah,dan merosotnya kualitas lingkungan. Akibat
ekslusi,suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam beberapa
periode waktu kehidupan dapat terputus dari layanan, jejaring sosial,serta
peluang berkembang yang sebenarnya telah dinikmati oleh sebagian besar
kelompok masyarakat pada umumnya.
Robert M.Z lawang (2014) mengemukakan sejumlah asumsi para
tokoh sosiologi mengenai ekslusi sosial,yakni :
1) Karl max menyebut underclass (kelas bawah) dengan istilah
lumpenproletariat. Kelompok ini berada dalam kondisi miskin
sedemikian rupa, sehingga hampir tidak dapat menyelamatkan
22

dirinya sendiri. Mereka ini malah tidak mampu mengembangkan


kesadaran kelas (class consciousness) dan karena itu mustahil
muncul suatu gerakan sosial atau tindakan kolektif untuk
membebaskan diri dari cengkeraman kapitalis. Kemiskinan dan
underclass merupakan penyebab ekskslusi sosial (dari dunia
produksi,dan terlebih lagi proses produksi dalam sistem kapitalis).

2) Anthony Giddens menyoroti ekskslusi sosial di Inggris. Ia


membedakan dua macam pasar tenaga kerja (labor market), yakni
primer dan sekunder. Pasar primer penuh dengan kepastian dan
imbalan pendapatan yang tinggi,sedangkan pasar sekunder penuh
dengan ketidak pastian serta resiko tinggi. Kelompok kedua ini
yang mudah jatuh ke underclass. Inti pemikiran Giddens adalah
struktur sosial yang tidak adil akan menyebabkan terjadinya
eksklusi sosial dan terperosok.

3) C. Murray juga mengkaji eksklusi sosial di Inggris


menurutnya,kebijakan pemerintah tahun 1960-an tentang
kesejahteraan sosial disalah gunakan,terutama oleh warga kulit
hitam,yang menyebabkan membesarnya peluang orang miskin
untuk tetap miskin, dan malah dapat terperosok kedalam
"underclass". Begitu mereka masuk kategori underclass, ekslusi
sosial terjadi melalui mekanisme sosial. Murray mengatakan
bahwa mereka yang termasuk underclass di inggris sering
menampilkan perilaku penyimpangan dan hilangnya semangat
kerja, sehingga proses eksklusi sosial dapat menyebabkan mereka
semakin jauh dari partisipasi kehidupan sosial, khususnya
ekonomi.

Di Indonesia,tak ayal kehidupan memang dikuasai arus


utama(main stream) yang menyebabkan sulit dimasuki oleh kelompok
23

sosial tertentu dalam masyarakat paling bawah (underclass) dan


menimbulkan kesenjangan dalam bidang sosial,ekonomi dan politik.
Sebagai contoh,suku minoritas disuatu daerah dihambat pemerintah daerah
setempat untuk memperoleh pekerjaan dan dihalangi berwirausaha.
Mereka di tolak berpartisipasi dalam setiap kegiatan masyarakat dan tak
memperoleh jaminan kesehatan atau pun akses pendidikan layak.
Akibatnya kemiskinan pun membelenggu. Inilah salah satu contoh
eksklusi sosial.
Eksklusi sosial dapat pula ditemui dalam dunia pendidikan ketika
bermunculan seolah olah dengan label 'sekolah internasional',' sekolah
unggulan',atau 'sekolah percontohan',atau label eksklusi lainya,lazimnya
hanya segelintir anak dari kalangan kaya yang mampu menbayar uang
pendaftaran,uang pembangunan,dan pungutan lainya untuk dapat
bersekolah disana. Adapun mereka yang tergolong kurang mampu hanya
dapat mengenyam pendidikan di sekolah ' biasa', lapisan sosial
(stratifikasi) ternyata menjadi penentu dimana seorang anak bersekolah.
Tampak nyata bahwa telah terjadi eksklusi sosial bagi anak miskin untuk
mengenyam pendidikan,karena pendidikan berkualitas sejatinya harus
berkeadilan.

b. Upaya menanggulangi eksklusi sosial


Upaya menanggulangi eksklusi sosial dapat dilakukan oleh warga
masyarakat maupun pemerintah. Program pengetasan kemiskinan dan
peningkatan akses jaminan sosial (kesehatan, pendidikan) yang
dilaksanakan pemerintah seharusnya menjangkau seluruh lapisan
masyarakat tampa terkecuali. Syarat administratif seperti KTP dan KK
hendaknya jangan sampai menghalangi anggota masyarakat untuk
memperoleh hak-haknya sebagai warga negara.
Pemerintah juga perlu menciptakan lapangan kerja serta
menggairahkan kewirausahaan agar tak ada anggota masyarakat yang
menggangur serta terperosok ke lapisan sosial paling bawah (underclass).
24

Setiap golongan masyarakat (ras, suku, agama, lapisan sosial) harus pula
dilibatkan dalam pengambilan kebijakan pemerintah,agar semua aspirasi
dapat diketahui dan tidak timbul benih kecemburuan yang mengarah pada
konflik sosial

6. Kenakalan Remaja

a. Pengertian Kenakalan Remaja


Istilah kenakalan remaja merupakan kata lain dari istilah kenakalan
anak sebagai terjemahan dari juvenile delinquency. Menurut Simanjuntak
(1984) pengertian juvenile delinquency ialah jika perbuatan-perbuatan
yang dilakukan anak tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di lingkungannya. Menurut Sudarsono (2012) bahwa
kenakalan bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum
semata akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan yang melanggar
norma masyarakat. Dengan demikian masalah-masalah sosial yang timbul
karena perbuatan remaja dirasa sangat mengganggu, dan merisaukan
kehidupan masyarakat, bahkan sebagian anggota masyarakat menjadi
terancam ketenangan hidupnya.

Menurut Hurlock (1998 : 107) “masa remaja merupakan masa


dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap
berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah”. Sedangkan menurut
Papalia dan Olds (dalam Yudrik Jahja, 2011) bahwa masa remaja adalah
masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
pada umunya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
19 tahun atau awal dua puluh tahun. Selanjutnya menurut pendapat
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2012 : 10) “fase remaja
merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif.
25

b. Faktor-faktor Kenakalan Remaja


1) Lingkungan Keluarga
Menurut Kartini Kartono (2011) keluarga merupakan unit sosial terkecil
yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Selanjutnya
menurut Sudarsono (2012) keluarga merupakan lingkungan yang terdekat
untuk membesarkan, mendewasakan, dan di dalamnya anak mendapatkan
pendidikan yang pertama kali. Koestoer (1983) berpendapat bahwa
keluarga merupakan suatu kelompok yang terkecil dalam tiap masyarakat
dimana anak untuk pertama kalinya mendapat latihan-latihan yang
diperlukan untuk hidupnya kelak dalam masyarakat. Peran keluarga
menjadi nomor satu dalam proses perkembangan sosial anak, karena itu
baik-buruknya struktur dalam keluarga memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak. Keluarga yang memberikan contoh bersikap dan
berpemikiran yang baik akan menjadikan pengaruh yang positif terhadap
perkembangan anak dan sebaliknya keluarga yang kurang memberikan
tatanan kebiasaan yang baik di balik rumahnya akan memberikan
pengaruh negatif. Sejak kecil anak menghabiskan banyak waktunya di
dalam lingkungan keluarga, maka besar kemungkinan penyebab delinkuen
timbul dari keluarga. Banyak remaja yang ketika di lingkungan keluarga
dan kerabatnya sendiri merasa tidak berarti, hanyut dan tidak mempunyai
status sosial yang bermartabat, merasa terkungkung dan tidak bisa
berkembang, namun saat ditengah teman-temannya anak-anak ini dapat
menemukan kompensasi bagi segala kekurangannya (Kartini Kartono,
2011). Menurut Kartini Kartono (2011 : 59) sebab terjadinya kenakalan
remaja dilingkungan keluarga antara lain:
a) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntutan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan
ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik
batin sendiri.
26

b) Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja menjadi tidak


terpenuhi. Keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa tersalur
dengan memuaskan, karena keacuhan dan kurangnya dukungan
dari keluarga baik secara lisan maupun tindakan.
c) Anak-anak tidak diajarkan tentang cara melindungi diri, latihan
fisik, dan mengolah mental yang tentunya sangat diperlukan untuk
hidup susila. Sehingga anak menjadi sulit mengontrol diri, sulit
disipilin, selalu merasa sedih pada hal-hal kecil yang tidak
seharusnya di pikirkan, tidak punya keberanian untuk berbicara,
merasa tidak berguna dan muncul perasaan benci baik terhadap
oraang lain maupun terhadap diri sendiri, kemudian mereka
mencari tempat yang membuat mereka merasa nyaman di luar
lingkungan keluarga. Disisi lain, adanya modernisasi juga tidak
sedikit yang menjadikan struktur keluarga rusak yang menjadikan
komunikasi di dalam keluarga tidak harmonis bahkan perceraian
pun tidak dapat dihindarkan dan berakibat pada meningkatnya
jumlah kenakalan dan kejahatan anak-anak. Menurut Koestoer
Partowisastro (1983) anak-anak yang hidup dalam keluarga yang
penuh dengan percekcokan atau pertengkaran dapat menjadi anak
yang bingung (nervous) pada tujuan hidupnya, gugup, tidak
tenang, bahkan tak jarang mereka juga merasa tidak aman di
rumah.

2) Lingkungan Sekolah
Menurut Sudarsono (2012) bahwa sekolah merupakan ajang pendidikan
yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. Sedangkan
menurut Ary (2010) bahwa Setiap pendidikan menyiratkan sebagai proses
sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya. selain itu Kultur/budaya
akademis, kritis dan kreatif, serta sportif juga harus terbina dengan baik
demi terbentuknya kestabilan emosi sehingga tidak mudah goncangan dan
menimbulkan akses-akses yang mengarah kepada perbuatan-perbuatan
27

berbahaya maupun kenakalan-kenakalan remaja yang membuat seorang


anak terbawa arus bebas. Menurut penelitian, bila dibandingkan dengan
anak yang tidak nakal, pada umumnya anak nakal tampak terbelakang
dalam pendidikan sekolahnya. Secara kuantitatif anak nakal tercatat sekitar
18% tak bersekolah, terlambat sekolah sekitar 54%, dan secara kualitatif
anak nakal sering membolos, kurang kesungguahan belajar, lebih berani
mencontek, dan sebagainya. Terdapat keceenderungan yang khas bahwa
anak nakal kurang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
dibanding dengan anak yang tidak nakal. Kebanyakan anak nakal ingin
cepat bekerja dan mendapatkan nafkah. Disamping itu juga, Dewasa ini
sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman/sanksi-sanksi yang
kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman yang tidak
henti-hentinya disertai peraturan kedisiplinan yang terlalu ketat sehingga
mengakibatkan banyak terputusnya semangat dan motivasi belajar anak-
anak.(Sudarsono: 2012).

3) Lingkungan Masyarakat
Menurut Sudarsono (2011) anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu
mendapat pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik
langsung maupun tidak langsung.

7. Pengangguran

Pengertian pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,


sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan pekerjaan.

Umumnya, penyebab pengangguran adalah ketidakseimbangan laju


pertumbuhan penduduk dengan lapangan kerja yang tersedia. Artinya, jumlah
tenaga kerja lebih banyak dari jumlah lapangan kerja dan tenaga kerja tidak
dapat memenuhi keahlian yang diinginkan pemberi kerja.
28

Kemudian besaran upah yang ditawarkan pemberi kerja tidak sesuai dengan
keinginan tenaga kerja. Sebab, pemberi kerja tidak mampu dan tidak bersedia
memperkerjakan tenaga kerja dengan tingkat upah yang sesuai.

Dari sisi negara, penyebab pengangguran adalah ketidakstabilan ekonomi


dan politik serta pajak penghasilan yang terlalu tinggi.
cara mengatasi pengangguran adalah melakukan program perbaikan komposisi
pendidikan agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja.

Pasalnya, selama ini terjadi ketimpangan program studi yang diajarkan di


sekolah menengah dan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
yang cukup besar.

Selain itu, cara mengatasi pengangguran seacara umum dari sisi


pemerintah, yaitu:

a. Meningkatkan mobilitas modal dan lapangan kerja.


b. Mengandalkan latihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja.
c. Mendirikan industri padat karya.
d. Mendongkrak daya beli masyarakat agar industri bisa bergerak.
e. Menyukseskan pembangunan proyek umum yang dilakukan
pemerintah.

Kesimpulannya, tingginya tingkat pengangguran adalah salah satu


permasalahan yang bisa mengakibatkan tindakan kriminal. Karena mereka bisa
saja menghalakan segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan
dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan rasa
kebersamaan dan rasa yang saling memiliki.Contoh keluarga.

2. Pengertian Partikularisme Kelompok dan Dilema Pembentukan


Kepentingan Publik
Partikularisme adalah sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi
diatas kepentingan umum. Orang yang menganut partikularisme dalam
kehidupannya maka ia akan melakukan beberapa hal seperti mobilitas tinggi,
selalu berpikir rasional, mengedepankan logika, dan menggunakan segala
macam teknologi canggih untuk mencapai kepentingan pribadinya.
Berikut penjelasan beberapa macam partikularisme yang ada :
a. Sejarah
Artinya, Masyarakat yang saat ini terbentuk dan ada di sekitar kita
merupakan masyarakat yang dipengaruhi oleh masa lalu.

b. Multikultural
Hal ini berkaitan dengan keyakinan yang dimiliki bahwa tidak ada arti
budaya yang dapat diakui secara bersama-sama. Budaya hanya berlaku
untuk sekelompok orang. Perbedaan berbagai sifat budaya sangat tidak
mungkin untuk menjadi satu.

c. Agama (Monoteisme)
Partikularisme ini berkaitan dengan ketuhanan, yang berasal dari dua
kata yaitu mono dan theos. Ajaran ini mengajarkan bahwa tuhan itu
hanya satu dan sempurna. Tuhan merupakan pengendali segala hal yang

29
30

ada di bumi dan langit. Hal yang berkaitan dengan ketuhanan dapat
didekati dengan cara ibadah dan berdoa.
Adapun beberapa contoh partikularisme yang ada di masyarakat.
Antara lain;
1. Mementingkan orang yang dia kenal dari pada orang lain
2. Mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerahnya
3. Adat yang mengharuskan pernikahan satu suku

3. Berbagai Permasalahan Sosial di Ranah Publik


a. Kemiskinan

Secara sosiologis masalah kemiskinan timbul sebagai akibat adanya


lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi yang tidak berfungsi dengan
baik. Bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus faktor penyebab kemiskinan,
yaitu sebagai berikut :

a. Kemiskinan natural, yaitu keadaan miskin dari awal sudah miskin.


Menurut Baswir, kemiskinan natural adalah kemiskinanyang disebabkan
oleh faktor-faktor alamiah, seperti cacar, sakit, usia lanjut, atau akibat
bencana alam.
b. Kemiskinan kultural adalah kemiskina yang disebabkan oleh gaya hidup,
kebiasaan hidup, dan budaya Ketika masyarakat merasa hidup
berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Contoh kemiskinan kultural
yang banyak terjadi dimasyarakat, seperti malas, boros, dan tidak
disiplin.
c. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh factor-
faktor buatan manusia, seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil,
distribusi produksi yang tidak merata, dan korupsi yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

Faktor-faktor penyebab kemiskinan, yaitu :


31

a. Faktor pribadi
b. Faktor geografis
c. Faktor ekonomi
d. Faktor social

b. Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial

Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang- wenang.


Ketidakadilan pada umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu
terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak
proporsional. Jika ketidakadilan tersebut terjadi berlarut-larut dan tidak
disikapi dengan baik oleh penyelenggara negara maka hal ini menimbulkan
berbagai masalah.

Ada beberapa bentuk ketidakadilan, di antaranya adalah :

1) Stereotip
2) Marginalisasi
3) Subordinasi
4) Dominasi

c. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan Tindakan pelanggaran hukum yang tidak bisa


diterima oleh masyarakat dan umumnya mendapat reaksi tegas dari lembaga
penegak hukum. Teori yang menjelaskan tentang factor terjadinya krimialitas

1) Teori AnomieTeori
2) Different Asssociaton
3) Teori Labelling

d. Kesenjangan Sosial Ekonomi


32

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) maka arti dari


kesenjangan sosial adalah ketidakseimbangan, perbedaan, dan juga jurang
pemisah yang hadir di dalam tatanan masyarakat.

e. Ekslusi Sosial

Perbedaan dalam masyarakat, baik horizontal (diferensiasi) maupun


vertikal (stratifikasi), tak jarang menyisakan sekelompok masyarakat yang
mengalami ekslusi Sosial.

f. Kenakalan Remaja

Istilah kenakalan remaja merupakan kata lain dari istilah kenakalan anak
sebagai terjemahan dari juvenile delinquency. Menurut Simanjuntak (1984)
pengertian juvenile delinquency ialah jika perbuatan-perbuatan yang
dilakukan anak tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat di lingkungannya.

g. Pengangguran

Pengertian pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,


sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan pekerjaan.

Umumnya, penyebab pengangguran adalah ketidakseimbangan laju


pertumbuhan penduduk dengan lapangan kerja yang tersedia. Artinya, jumlah
tenaga kerja lebih banyak dari jumlah lapangan kerja dan tenaga kerja tidak
dapat memenuhi keahlian yang diinginkan pemberi kerja.
33

B. Saran
Sehubung dengan pembahasan diatas, maka kami menyadari bahwa di
dalam penulisan tidak seharusnya banyak kata sambung dan kata yang diulang,
namun dengan kata yang seefisien mungkin tanpa penghamburan kata dan
dengan pemilihan kata yang lebih tepat lagi sehingga jelas, dapat dipahami
dengan mudah sistematis kalimatnya terjaga tanpa berbelit-belit dengan kata
yang kurang efisien.

Menyadari penulis jauh dari kata sempurna maka kedepannya peuis akan
lebih baik lagi dalam mengolah kata.
DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI
Kurikulum 2013. Esis, sebuah imprint dari Penerbit Erlangga

Suhardi, Sri Sunarti. 2009. Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

Fritzs Damanik, Badaruddin. Buku Siswa Sosiologi SMA/ MA Kelas XI Kurikulum


2013 Peminatan IPS. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sumber Internet

https://dosensosiologi.com/partikularisme/ (diunduh 5 Agustus 2022)

https://brainly.co.id/tugas/12323330 (diunduh 6 Agustus 2022)

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/18/070000369/10-pengertian-
kelompok-sosial-menurut-para-ahli?page=all (diunduh 6 Agustus 2022)

https://www.gramedia.com/literasi/kemiskinan/ (diunduh 7 Agustus 2022)

https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/25/100000169/cyber-crime--
definisi-jenis-dan-contohnya (diunduh 7 Agustus 2022)

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/
kesenjangan-sosial/amp/?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#Pengertian_Kesenjangan_Sosial_Menurut_Para_Ahli=&ampshare=https
%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fkesenjangan-sosial%2F
(diunduh 7 Agustus 2022)

https://money.kompas.com/read/2022/02/07/063800426/pengertian-penyebab-
dan-cara-mengatasi-pengangguran?page=all (diunduh 7 Agustus 2022)

https://images.app.goo.gl/4cnNQBPAjCQD1dCt5 (diunduh 7 Agustus 2022)

34
35

https://www.google.com/url?q=https://katadata.co.id/safrezi/berita/
61b826a47ec59/pengertian-penyebab-dan-dampak-kesenjangan-sosial-
ekonomi&usg=AOvVaw2goOIifs-6r78OeoWx4lUw (diunduh 8 Agustus 2022)

https://www.google.com/url?q=https://tirto.id/mengenal-4-teori-penyimpangan-
sosial-penyebab-perilaku-menyimpang-gaBX&usg=AOvVaw0K-
jbgHO2MMubUURsFEwed (diunduh 8 Agustus 2022)

Anda mungkin juga menyukai