Dinasti umayyah
dan akhir
kekuasaan
1
PERIODESASI
DINASTI UMAYYAH
AKHIR
NAIKNYA MASA
KERUNTUHAN
MUAWIYAH KEEMASAN
Pendiri Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I,
Gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman bin
Affan.
Saat didirikan pada 661 masehi, khalifah pertama Bani Umayyah adalah
Muawiyah I. Setelah kematian Muawiyah I pada 680, konflik perebutan
kekuasaan mengakibatkan perang saudara.
Kekuasaan akhirnya jatuh ke tangan Marwan I, dari marga yang lain.
Wilayah Suriah tetap menjadi basis kekuatan utama Bani Umayyah setelah itu,
dan Damaskus adalah ibu kotanya.
Pemerintahan Bani Umayyah berlangsung selama 365 tahun, yang terbagi atas
dua periode, yaitu pemerintahan di Damaskus selama 90 tahun dan
pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama 275 tahun. 3
SEJARAH DINASTI
UMAYYAH
Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dari Kekhalifahan
Rasyidin, terjadilah perang saudara antara Ali dengan Muawiyah I
di Shiffin. Perang Shiffin ini diakhiri dengan tahkim atau
penyelesaian perkara, yang ternyata tidak menyelesaikan masalah
bahkan menimbulkan perpecahan menjadi tiga golongan politik,
7 Khalifah Al-Walid I atau Al-Walid bin Abdul Malik yang memimpin pada
tahun 705-715 masehi. Pada masanya, pembangunan tidak hanya
difokuskan pada perluasan wilayah, tetapi juga membangun jalan raya,
pabrik, gedung, masjid, dan panti asuhan. Ilmu agama dan pengetahuan
juga berkembang pesat, dan umat Islam hidup dengan aman, makmur,
serta tentram. Pada masa pemerintahan khalifah setelahnya, ekspansi
wilayah Bani Umayyah terus berlanjut.
Tidak heran apabila Bani Umayyah memiliki daerah sangat luas, baik di
barat maupun timur, yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina,
Semenanjung Arabia, Irak, sebagian wilayah Asia, Persia, Afganistan,
Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan
PERKEMBANGAN ILMU 8
PENGETAHUAN PADA
MASA BANI UMAYYAH
Al-Farabi adalah salah seorang ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah yang Ilmu filsafat
berhasil menuliskan karya-karyanya yang hingga saat ini masih digunakan rujukan Filsafat Islam pertama kali muncul pada masa Daulah Umayyah, dimulai
oleh ilmuwan-ilmuwan dari zaman modern. Selain memelajari ilmu agama, para dengan penerjemahan filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab. Salah satu
ilmuwan muslim dari masa Bani Umayyah juga belajar ilmu bahasa, kesenian, filsafat, ilmuwan muslim dalam bidang filsafat yang sangat terkenal adalah Al-
geografi, sejarah, kimia, fisika, kedokteran, dan astronomi. Farabi, yang menyetujui dan mengembangkan logika Aristoteles.
- Ilmu Agama Ilmu Kedokteran
Salah satu ilmu agama yang berkembang adalah ilmu hadis, yang ditandai dengan Ilmuwan dalam bidang kedokteran yang terkenal adalah Abu Al-Qasim Az-
kodifikasi dan pembukuan hadis. Zahrawi. Az-Zahrawi adalah dokter bedah terkemuka yang memberikan
- Ilmu Bahasa kontribusi besar bagi perkembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu
Pemerintah Bani Umayyah menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam bedah. Ia dikenal sebagai peletak dasar-dasar teknik ilmu bedah modern.
administrasi pemerintahan di berbagai wilayah. Hal ini kemudian mendorong lahirnya Ilmu fisika
ahli bahasa, yaitu Sibawaihi, yang menghasilkan karya berjudul Al-Kitab yang menjadi Salah satu ahli fisika dari Bani Umayyah adalah Ibnu Bajjah, yang
pedoman ilmu tata Bahasa Arab hingga saat ini. mengatakan bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi. Teori ini sangat
berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Newton dan Gal
ileo.
KHALIFAH-KHALIFAH BANI
UMAYYAH DI DAMASKUS
Jumlah khalifah Bani Umayyah di Damaskus ada 14, dengan
urutan masa kepemimpinan sebagai berikut : 1.Muawiyah I
(661-680 M)
2. Yazid I (680-683 M)
3. Muawiyah II (683-684 M)
4. Marwan I (684-685 M)
9 5. Abdul-Malik (685-705 M)
6. Al-Walid I (705-715 M)
7. Sulaiman (715-717 M)
8. Umar II (717-720 M)
9. Yazid II (720-724 M)
10. Hisyam (724-743 M)
11. Al-Walid II (743-744 M)
12. Yazid III (744 M)
13. Ibrahim (744 M)
14. Marwan II (744-750 M)
AKHIR KEKUASAAN
Saat kekuasaan Bani Umayyah berada di tangan Yazid II (720-724
M), masyarakat menyatakan konfrontasi karena merasa
kehidupannya kurang diperhatikan. Kerusuhan pun terus
berlanjut hingga masa pemerintahan Hisyam, bahkan muncul
gerakan oposisi yang tidak berhasil dipadamkan. Setelah Hisyam
wafat, khalifah-khalifah selanjutnya tidak hanya lemah, tetapi juga
bermoral buruk.