Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS KONSELING KELAS PASANGAN CALON PENGANTIN

USIA DINI TERHADAP PERENCANAAN KEHAMILAN

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :

Sri Rahayu
1337424520107

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pernikahan dini (early mariage) merupakan suatu pernikahan formal

atau tidak formal yang dilakukan dibawah usia 18 tahun (Desiyanti, 2015).

Pernikahan usia dini masih banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini,

antara lain pendidikan, lingkungan, media masa, ekonomi, budaya setempat,

serta pengetahuan. Semakin baik atau tinggi pengetahuan seseorang maka

sikap terhadap pernikahan usia dini dapat di cegah atau semakin kecil

(Arimurti, 2017). Tingkat pendidikan maupun pengetahuan anak yang rendah

dapat menyebabkan adanya kecenderungan melakukan pernikahan di usia

dini (Desiyanti, 2015). Remaja muda yang berpendidikan rendah memiliki

resiko (ods ratio) 4,259 kali untuk menikah dini daripada remaja muda yang

berpendidikan tinggi. Pendidikan orang tua juga memiliki peranan dalam

keputusan buat anaknya, karena di dalam lingkungan keluarga ini, pendidikan

anak yang pertama dan utama (Nandang, 2007). Remaja yang memiliki latar

belakang orang tua berpendidikan rendah maka memiliki resiko lebih besar

untuk menikah dini daripada remaja yang memiliki latarbelakang orang tua

berpendidikan tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

pihak orang tua terhadap anaknya salah satunya yang menonjol adalah faktor

pendidikan keluarga. Peran orang tua sangat penting dalam membuat

keputusan menikah di usia muda dimana keputusan untuk menikah di usia


muda merupakan keputusan yang terkait dengan latar belakang relasi yang

terbangun antara orang tua dan anak dengan lingkungan pertemanannya

(Desiyanti, 2015).

Undang Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

menjelaskan bahwa batas minimal usia menikah seseorang adalah 19 tahun

bagi laki-laki dan 16 tahun bagi wanita sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 7

yang berbunyi “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai

umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.”(Shodikin et

al., 2015). Usia ideal menikah pada perempuan yaitu 21-25 tahun dan pada

laki-laki 25-28 tahun karena di usia itu organ reproduksi perempuan secara

psikologis sudah berkembang secara baik dan kuat serta siap melahirkan

begitu pula pada laki-laki pada umur 25-28 akan siap untuk menopang

kehidupan keluarganya (Dwinanda et al., 2017).

Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda

tinggi di dunia (ranking 37) tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja.

Pada tahun 2010, terdapat 158 negara dengan usia legal minimum menikah

adalah 18 tahun ke atas, dan Indonesia masih diluar itu (BKKBN, 2012).

Diantara perempuan usia 10-54 tahun, sebanyak 2,6% menikah pertama kali

pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 % menikah pada umur 15-19 tahun.

Menikah pada usia dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena

semakin muda umur menikah semakin panjang rentang waktu untuk

bereproduksi (Riskesdas, 2013).


Kehamilan pada usia dini dari segi medis mempunyai resiko yang

sangat tinggi, karena pada masa ini, alat reproduksi seorang remaja belum

siap atau cukup matang melakukan fungsinya, karena rahim atau uterus akan

siap melakukan fungsi hormonal jika telah melewati waktu kerjanya yang

maksimal. Rahim seorang wanita mulai mengalami kematangan pada umur

14 tahun yang telah ditandai dengan menstruasi. Rahim yang matang dapat

dilihat pada perubahan ukuran rahim. Ukuran rahim pada seorang wanita,

akan berubah seiring dengan umur dan juga perkembangan hormonalnya

(Heni & Suharno, 2017). Kehamilan pada perempuan usia 15-19 tahun

memiliki kemungkinan dua kali lebih besar meninggal saat melahirkan

dibandingkan yang berusia 20-25 tahun, sedangkan usia dibawah 15 tahun

kemungkinan meninggal bisa lima kali lebih besar (Desiyanti, 2015).

Kehamilan di usia yang dini akan meningkatkan resiko kematian dua

hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang hamil pada usia

lebih dari 20 tahun. Demikian pula dengan resiko kematian bayi, 30% lebih

tinggi pada usia muda, dibandingkan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu usia

20 tahun atau lebih. Kehamilan pada usia dini dan menjadi orang tua

berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik

terhadap ibu maupun bayinya (Damailia & Harmawati, 2014).

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),

Angka Kematian Bayi Indonesia pada tahun 2002 adalah sebesar 43 per 1000

kelahiran hidup dan pada tahun 2012 menjadi 34 kematian bayi per 1000

kelahiran hidup, dan Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal pada wanita hamil dan

melahirkan pada usia di bawah 20 tahun 25 kali lebih tinggi dari pada

kematian maternal pada usia 20 sampai 29 tahun dan meningkat kembali pada

usia 30- 35 tahun (BKKBN, 2012).

Pemerintah memiliki program mengenai Kesehatan Reproduksi

Remaja menjadi salah satu program yang dikembangkan pada perempuan

yang belum hamil. Program pemerintah saat ini yang terkait perencanaan

kehamilan baru pada seputar mencegah kehamilan tidak diinginkan melalui

program Keluarga Berencana dan kelas calon pengantin (Oktalia &

Herizasyam, 2016).

Program kelas calon pengantin, terdiri dari konseling mengenai

penundaan kehamilan usia dini. Konseling bagi calon pengantin memberikan

manfaat peningkatan pemahaman resiko yang relevan tentang pra-konsepsi

dan pra kehamilan. Konseling pra kehamilan diberikan untuk

menginformasikan kesehatan reproduktif dan tentang evaluasi pra-konsepsi

(Ratnasari, 2018). Melalui konseling, pemberi pelayanan mendidik dan

merekomendasikan strategi-strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan

janin (Oktalia & Herizasyam, 2016).

Konseling pra konsepsi merupakan suatu konseling yang diberikan

sebelum terjadinya kehamilan untuk pasangan usia subur. Peran calon suami

sangat penting untuk mengikuti konseling pra konsepsi, karena suami adalah

kepala keluarga yang bertindak dan pengambil keputusan yang sangat

berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan istri hamil, bersalin, dan


nifas. Namun, pada kenyataannya suami sering kali kurang memperhatikan

kesehatan istri selama hamil dan tidak mengetahui apakah kehamilan istrinya

termasuk resiko tinggi atau tidak. Langkah awal yang dapat dilakukan laki-

laki untuk menyelamatkan kesehatan ibu adalah merencanakan keluarganya

(Sari, 2018).

Puskesmas Punggelan 1 merupakan salah satu Puskesmas di

Kabupaten Bajarnegara yang letaknya berada pada jarak 25 Km ke arah Barat

dari Ibu Kota Kabupaten. Secara Astronomi terletak diantara 70.12’ – 70.31’

Lintang Selatan dan 1090.29’ – 1090.45’.50’’ Bujur Timur. Dibatasi oleh

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kecamatan Pandanarum,

sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wanadadi, sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga, sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga,

denganluas wilayah kurang lebih 529 Km2 dari Luas Wilayah Kabupaten

Banjarnegara (106.970,997 Ha). Wilayah Puskesmas Punggelan 1 terdiri dari

9 Desa. Daerah yang terluas adalah desa Punggelan dengan luas 89,90 Km2

dari luas total wilayah Kerja Puskesmas Punggelan 1. Sedangkan Desa

Sawangan merupakan wilayah paling kecil yaitu hanya seluas 43,60 Km2.

Topografi Kecamatan Punggelan terdiri dari wilayah daratan dengan

Ketinggian antara 0 – 100 m dari permukaan laut.

Berdasarkan rekapitulasi data penduduk tahun 2017, jumlah penduduk

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Punggelan 1 adalah 45.694 jiwa

meningkat dibanding tahun 2018 yaitu 1.162 jiwa. Kenaikan penduduk


terbesar di desa/kelurahan Punggelan. Distribusi penduduk menurut jenis

kelamin dan umur di wilayah kerja UPTD Puskesmas Punggelan 1 pada

tahun 2018, dengan jumlah penduduk total sebesar 46.856 jiwa, yang terdiri

dari 23.093 laki-laki dan 23.763 perempuan.

Puskesmas Punggelan 1 mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain

melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas memiliki fungsi sebagai

penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga

Kesehatan masyarakat.

Puskesmas Punggelan 1 memiliki kegiatan kelas calon pengantin

(catin) usia dini yang dilakukan setiap 1 tahun 2 kali. Kegiatan ini dilakukan

penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, penundaan kehamilan dengan

keluarga berencana (KB), dan kehamilan yang sehat.

Jumlah calon pengantin menurut data kecamatan di wilayah

Kecamatan Punggelan pada tahun 2017 adalah 314 calon pengantin usia dini

dari 877 total calon pengantin, data tahun 2018 adalah 298 calon pengantin

usia dini dari 846 total calon pengantin, dan data tahun 2019 adalah 230 calon

pengantin usia dini dari 835 total calon pengantin. Angka terjadinya

pernikahan usia dini sangat tinggi di wilayah Kecamatan Punggelan,

walaupun setiap tahunnya mengalami penurunan.


Berdasarkan latar belakang tersebut maka, penulis tertarik untuk

mengetahui efektivitas konseling kelas pasangan calon pengantin usia dini

terhadap perencanaan kehamilan di Puskesmas Punggelan 1, Kabupaten

Banjarnegara.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin merumuskan

masakah “Adakah efektivitas konseling kelas pasangan calon pengantin usia

dini terhadap perencanaan kehamilan di Puskesmas Punggelan 1, Kabupaten

Banjarnegara?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas konseling kelas pasangan calon pengantin

usia dini terhadap perencanaan kehamilan di Puskesmas Punggelan 1,

Kabupaten Banjarnegara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pemahaman calon pengantin usia dini mengenai

kehamilan yang sehat.

b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya pernikahan di usia dini

yang terjadi di wilayah Puskesmas Punggelan 1, Kabupaten

Banjarnegara.
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, penulis ingin mengetahui seberapa

pemahaman calon pengantin usia dini terhadap kehamilan yang sehat,

dan pentingnya penundaan kehamilan pada usia yang dini di

Puskesmas Punggelan 1, Kabupaten Banjarnegara. Hasil dari

penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi peneliti

selanjutnya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga Kesehatan di Puskesmas Punggelan 1, Kabupaten

Banjarnegara diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan

untuk bahan pengkajian mengenai pengaruh konseling kelas calon

pengantin usia dini tentang penundaan kehamilan di Puskesmas

Punggelan 1, Kabupaten Banjarnegara.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi,

pembelajaran serta masukan bagi masyarakat khususnya calon

pengantin usia dini untuk mengetahui kehamilan yang sehat dan

pentingnya penundaan kehamilan di usia yang dini.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Variabel Desain Hasil


Penelitian Penelitian yang diteliti
Aisah, 2018, Mengetahui Pengetahuan Observasiona Pengetahuan
Hubungan Tingkat hubungan tentang l dengan calon
Pengetahuan Remaja tingkat pernikahan pendekatan pengantin
Tentang Pernikahan pengetahuan dini. cross yang kurang
Dini Dengan Kejadian remaja sectional. terhadap
Pernikahan Dini Di tentang pernikahan
Kecamatan Saptosari pernikahan usia dini.
Kabupaten Gunung dini dengan
Kidul Tahun 2017 kejadian
pernikahan
dini di
Kecamatan
Saptosari
Kabupaten
Gunungkidul.
Soffi Nor Ida Ayu Menganalisi Minat Rancangan Minat
Saputri, 2017, konseling penundaan pra- penundaan
Konseling Kesehatan Kesehatan kehamilan experiment kehamilan
Pra Nikah Terhadap pra nikah beresiko. dengan dilakukan
Minat Penundaan berpengaruh desain One sebelum
Kehamilab Beresiko terhadap group pra- konseling
Pada Calon Pengantin minat post test rendah,
Usia Dibawah 20 penundaan design. setelah
Tahun (Di Lima KUA kehamilan dilakukan
Kabupaten Jombang) beresiko pada konseling
calon minat
pasangan usia penundaan
subur kehamilan
dibawah 20 sedang.
tahun di
Lima KUA
Kabupaten
Jombang

Anda mungkin juga menyukai