Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KRITIK IDEOLOGI PENDIDIKAN KAUM SOFIS

OLEH KELOMPOK 2
1. DEWINTA KURNIAWAN (2222511043)
2. ROMOALDO MAXI AKEU(2222511060)
3. FEBRIYANTI SARLINA ASA (2222511078)
4. MARISNA TSU(2222511051)
5. JUANER FAOT(2222511078)
6. SABINA N. WULA KAMI(2222511063)
7. MARIA ASRIYANTI HOAR(2222511073)
8. OKTOVIANA BANUSU(2222511042)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa adanya suatu kendala apapun. Penulis
juga dapat berterima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam makalah ini, kami akan melakukan kajian kritis terhadap ideologi pendidikan
kaum sofis. Kritik ini tidak bertujuan untuk menghapuskan kontribusi mereka, melainkan untuk
merinci beberapa aspek yang dapat menjadi subjek perdebatan dan refleksi mendalam. Dengan
memahami kritis ideologi pendidikan kaum sofis, kita dapat menggali lebih dalam tentang
dampaknya terhadap perkembangan pemikiran dan moral masyarakat.

Demikianlah makalah ini penulis sajikan, semoga dapat digunakan dengan sebagaimana
mustinya. Terima kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................
1.3 TUJUAN ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PANDANGAN KAUM SOFIS TERHADAP KEBENARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
STABILITAS NILAI-NILAI MORAL DALAM KONTEKS PENDIDIKAN.....................
B. KETERAMPILAN RETORIKA DAPAT MEMUNCULKAN TANTANGAN TERKAIT
MANIPULASI DAN DEMOGOGI DALAM PENDIDIKAN .....................................
C. ORIENTASI PRIBADI KAUM SOFIS TERCERMIN DALAM SISTEM PENDIDIKAN DAN HAL
INI BERDAMPAK PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL INDIVIDU........................
D. IMPLIKASI LEBIH LUAS DARI IDEOLOGI PENDIDIKAN KAUM SOFIS TERHAPAD
PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL MASYARAKAT YUNANI KUNO............
E. DAMPAK MEMAHAMI IDEOLOGI PENDIDIKAN KAUM SOFIS TERHADAP KONTEKS
HISTORIS MEREKA DAN MEMBEDAKANNYA DARI PANDANGAN PENDIDIKAN
LAINNYA PADA MASA ITU...............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................
3.2 SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

BAB I PADAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kaum sofis, kelompok filsuf Yunani kuno, memainkan peran signifikan dalam perkembangan
pemikiran dan pendidikan pada masa keemasan Yunani. Ideologi mereka yang bersifat relatif
terhadap kebenaran dan penekanan pada keterampilan retorika telah menjadi sorotan kritis
dalam kajian filosofi pendidikan. Sebagai kelompok yang eksis pada periode yang penuh
perubahan dan konflik, pemikiran kaum sofis menjadi subjek analisis mendalam dalam
rangka menggali dampaknya terhadap pandangan pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan kaum sofis terhadap kebenaran dan dampaknya terhadap


stabilitas nilai-nilai moral dalam konteks pendidikan?
2. Apakah fokus mereka pada keterampilan retorika dapat memunculkan tantangan
terkait manipulasi dan demagogi dalam pendidikan?
3. Bagaimana orientasi pribadi kaum sofis tercermin dalam sistem pendidikan, dan
apakah hal ini berdampak pada tanggung jawab sosial individu?
4. Adakah implikasi lebih luas dari ideologi pendidikan kaum sofis terhadap
perkembangan moral dan sosial masyarakat Yunani kuno?
5. Bagaimana kita dapat memahami ideologi pendidikan kaum sofis dalam konteks
historis mereka dan membedakannya dari pandangan pendidikan lainnya pada masa
itu?

1.3 Tujuan Penelitian

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis pandangan kaum sofis terhadap pendidikan,


khususnya dalam konteks kebenaran, keterampilan retorika, dan orientasi pribadi.
2. Mengeksplorasi dampak ideologi pendidikan kaum sofis terhadap nilai moral dan
tanggung jawab sosial individu.
3. Menelusuri kritik terhadap pandangan kaum sofis dari berbagai sumber sejarah dan
filsafat pendidikan.
4. Memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas ideologi pendidikan
kaum sofis dalam konteks sejarah dan budaya mereka.

BAB II PEMBAHASAN
A. PANDANGAN KAUM SOFIS TERHADAP KEBENARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
STABILITAS NILAI-NILAI MORAL DALAM KONTEKS PENDIDIKAN

Kaum Sofis, yang merupakan kelompok filosofis pada zaman Yunani kuno, memiliki
pandangan unik terhadap kebenaran dan dampaknya terhadap stabilitas nilai-nilai
moral dalam konteks pendidikan. Beberapa elemen kunci dari pandangan mereka
termasuk relativisme moral, penekanan pada kebijaksanaan, dan kritik terhadap
keyakinan dogmatis.

1. Relativisme Moral:

Kaum Sofis cenderung menganut pandangan relativisme moral, yang berarti mereka
melihat nilai-nilai moral sebagai sesuatu yang relatif dan dapat berubah tergantung pada
konteks budaya dan individual. Pandangan ini menunjukkan bahwa tidak ada standar
moral yang mutlak dan universal. Dalam konteks pendidikan, hal ini dapat menyiratkan
bahwa pendidikan moral harus mempertimbangkan konteks budaya dan individualitas
siswa.

2. Pentingnya Kebijaksanaan (Sophia):

Nama "Sofis" berasal dari kata Yunani "Sophia," yang berarti kebijaksanaan. Mereka
menganggap kebijaksanaan sebagai suatu keahlian yang dapat diajarkan dan dipelajari.
Dalam pendidikan, Sofis akan menekankan pengembangan kebijaksanaan dalam
pengambilan keputusan moral. Mereka mungkin berpendapat bahwa pengetahuan dan
kebijaksanaan adalah kunci untuk memahami nilai-nilai moral dan mengambil
keputusan yang tepat.

3. Kritik terhadap Keyakinan Dogmatis:

Sofis sering kali menentang keyakinan dogmatis atau kebenaran yang dianggap sebagai
mutlak. Mereka mempertanyakan keabsolutan nilai-nilai moral dan merangsang
pemikiran kritis. Dalam konteks pendidikan, ini dapat menghasilkan pendekatan yang
mengajarkan siswa untuk berpikir kritis terhadap nilai-nilai yang diterima dan
mempertimbangkan perspektif yang berbeda.

4. Pandangan Utilitarian:

Beberapa Sofis mungkin memiliki pandangan utilitarian terhadap moralitas, yaitu,


bahwa kebenaran moral diukur berdasarkan konsekuensi positif dan negatif dari
tindakan tersebut. Dalam pendidikan, hal ini dapat mendorong pemikiran etis yang
berfokus pada hasil dan dampak sosial.

Dampaknya terhadap stabilitas nilai-nilai moral dalam konteks pendidikan dapat


bervariasi. Sementara pendekatan Sofis mungkin membuka pintu untuk pemikiran kritis dan
pengembangan kebijaksanaan, pandangan relativisme moral mereka juga dapat
menimbulkan tantangan terhadap konsistensi nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Pendekatan ini mungkin menghasilkan siswa yang lebih cenderung mempertanyakan dan
merenungkan nilai-nilai moral, tetapi juga dapat menciptakan tantangan dalam membangun
konsensus moral yang kokoh dalam masyarakat.

B. KETERAMPILAN RETORIKA DAPAT MEMUNCULKAN TANTANGAN TERKAIT MANIPULASI


DAN DEMOGOGI DALAM PENDIDIKAN

kaum Sofis pada keterampilan retorika dapat memiliki dampak yang signifikan dalam
konteks pendidikan, terutama terkait dengan potensi tantangan seperti manipulasi dan
demagogi. Beberapa elemen yang perlu diperhatikan adalah:

1. Keterampilan Retorika yang Kuat:

Kaum Sofis dikenal sebagai ahli retorika yang ulung. Mereka mengajarkan keterampilan
berbicara dan membujuk dengan efektif. Dalam konteks pendidikan, keterampilan ini bisa
menjadi alat yang sangat kuat untuk memengaruhi dan membentuk pandangan siswa
terhadap nilai dan kebenaran.

2. Potensi Manipulasi:

Keterampilan retorika yang kuat dapat digunakan untuk memanipulasi pandangan siswa
atau audiens. Seseorang yang mahir dalam retorika dapat mempresentasikan argumen
dengan cara yang meyakinkan, bahkan jika argumen tersebut tidak didasarkan pada
kebenaran atau moralitas yang kokoh. Ini dapat menciptakan tantangan terkait dengan
pemahaman yang benar tentang nilai-nilai moral atau kebenaran.

3. Demagogi dalam Pendidikan:

Demagogi merujuk pada praktik memanfaatkan emosi, kebencian, atau ketakutan untuk
memengaruhi opini publik. Jika keterampilan retorika digunakan secara tidak etis, ada risiko
munculnya demagogi dalam pendidikan. Orator yang mahir dapat dengan mudah
memanipulasi emosi siswa dan membentuk opini mereka tanpa dasar rasional yang kuat.

4. Kritisisme terhadap Etika Retorika:


Beberapa kritikus menyoroti bahwa fokus pada retorika dalam pendidikan mungkin
tidak selalu memasukkan aspek etika. Jika keterampilan retorika diajarkan tanpa
pertimbangan etika dan nilai moral yang kuat, siswa dapat terampil dalam meyakinkan orang
lain tanpa mempertimbangkan dampak moral dari argumen mereka.

Bahwa tidak semua Sofis atau pendidik yang mengadopsi pendekatan retorika
melibatkan diri dalam manipulasi atau demagogi. Namun, potensi tersebut muncul ketika
keterampilan retorika digunakan tanpa tanggung jawab moral dan etika. Oleh karena itu,
pendidikan retorika harus seimbang dengan pemberian penekanan pada pemikiran kritis,
etika, dan pengembangan nilai-nilai moral yang kuat.

C. ORIENTASI PRIBADI KAUM SOFIS TERCERMIN DALAM SISTEM PENDIDIKAN DAN HAL INI
BERDAMPAK PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL INDIVIDU

Orientasi pribadi kaum Sofis tercermin dalam sistem pendidikan mereka melalui
penekanan pada pengembangan keterampilan praktis, retorika, dan kebijaksanaan pribadi.
Beberapa ciri orientasi pribadi mereka yang dapat tercermin dalam sistem pendidikan dan
berdampak pada tanggung jawab sosial individu meliputi:

1. Fokus pada Keterampilan Praktis:

Kaum Sofis cenderung lebih memprioritaskan keterampilan praktis yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari daripada pengetahuan teoretis. Dalam sistem pendidikan
mereka, ini mungkin tercermin dalam penekanan pada pembelajaran keterampilan
berbicara, negosiasi, dan pemecahan masalah. Pendidikan yang berfokus pada keterampilan
praktis dapat membantu individu menjadi lebih efektif dalam berinteraksi dengan
masyarakat.

2. Pentingnya Kebijaksanaan:

Kebijaksanaan, atau "Sophia," merupakan nilai penting bagi kaum Sofis. Dalam pendidikan,
mereka mendorong pengembangan kebijaksanaan pribadi sebagai landasan untuk
pengambilan keputusan. Hal ini dapat memengaruhi tanggung jawab sosial individu dengan
mendorong pemikiran kritis dan pertimbangan moral dalam tindakan mereka.

3. Pendekatan Relativisme Moral:

Kaum Sofis cenderung mengadopsi pandangan relativisme moral, menganggap nilai-nilai


sebagai sesuatu yang relatif dan kontekstual. Dalam konteks pendidikan, ini dapat membuka
ruang bagi pemikiran yang lebih fleksibel tentang norma dan nilai-nilai sosial. Namun, dapat
pula menimbulkan tantangan terkait stabilitas nilai moral dalam masyarakat.
4. Pembelajaran Melalui Diskusi dan Debat:

Kaum Sofis sering menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan diskusi dan debat.
Hal ini mencerminkan orientasi mereka terhadap pemikiran kritis dan pertukaran ide.
Pendidikan yang mendorong diskusi dan debat dapat membentuk individu yang lebih
terampil dalam berkomunikasi dan bernegosiasi, tetapi juga memerlukan tanggung jawab
sosial dalam menyampaikan pandangan dengan etika.

Dampaknya pada tanggung jawab sosial individu dapat bervariasi. Keterampilan retorika
dan kebijaksanaan yang ditekankan oleh kaum Sofis dapat membantu individu berperan
secara aktif dalam masyarakat. Namun, pandangan relativisme moral mereka juga dapat
menantang gagasan tanggung jawab sosial yang didasarkan pada norma moral yang
konsisten dan tetap. Penting untuk dicatat bahwa pandangan individu terhadap tanggung
jawab sosial juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti nilai-nilai budaya dan agama,
sehingga dampaknya mungkin kompleks dan bervariasi antarindividu.

D. IMPLIKASI LEBIH LUAS DARI IDEOLOGI PENDIDIKAN KAUM SOFIS TERHAPAD


PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL MASYARAKAT YUNANI KUNO

Ideologi pendidikan kaum Sofis memiliki implikasi yang signifikan terhadap perkembangan
moral dan sosial masyarakat Yunani kuno. Beberapa implikasi ini dapat dilihat dalam
pergeseran fokus dari tradisi moral dan pendidikan yang lebih kaku ke pendekatan yang
lebih pragmatis dan individualistik. Berikut adalah beberapa implikasi lebih luas dari ideologi
pendidikan kaum Sofis terhadap masyarakat Yunani kuno:

1. Individualisme dan Relativisme Moral:

Ideologi kaum Sofis, yang menekankan kebijaksanaan pribadi dan relativisme moral, dapat
menghasilkan masyarakat yang lebih cenderung melihat nilai-nilai sebagai sesuatu yang
bervariasi dan bergantung pada keadaan. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika sosial
dengan meningkatkan rasa kebebasan individu untuk membentuk pandangan moral mereka
sendiri.

2. Pemikiran Kritis dan Penolakan Terhadap Dogma:

Fokus pada keterampilan retorika dan pemikiran kritis dapat membawa dampak positif
dalam bentuk penolakan terhadap dogma atau keyakinan tanpa pertimbangan. Masyarakat
yang dididik dalam semangat ini mungkin lebih terbuka terhadap variasi pandangan dan
lebih mampu mempertimbangkan argumen secara kritis.

3. Pengaruh pada Kehidupan Politik dan Hukum:


Pendidikan kaum Sofis dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan politik dan hukum.
Keterampilan retorika yang diajarkan oleh Sofis dapat membuat individu lebih efektif dalam
mempengaruhi keputusan politik dan hukum. Namun, potensi ini juga membuka pintu bagi
manipulasi dan demagogi dalam arena politik.

4. Perubahan Paradigma dalam Pendidikan:

Pendekatan kaum Sofis yang lebih praktis dan berorientasi pada kebijaksanaan pribadi
mungkin telah membawa perubahan paradigma dalam pendidikan. Ini bisa menciptakan
individu yang lebih siap menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dan lebih adaptif
terhadap perubahan.

5. Kemungkinan Tantangan Terhadap Stabilitas Nilai Moral:

Fokus pada relativisme moral dapat menantang stabilitas nilai moral dalam masyarakat.
Meskipun memberikan kebebasan kepada individu untuk membentuk pandangan moral
mereka sendiri, hal ini juga dapat menyebabkan ketidakstabilan dan konflik nilai-nilai di
masyarakat.

E. DAMPAK MEMAHAMI IDEOLOGI PENDIDIKAN KAUM SOFIS TERHADAP KONTEKS


HISTORIS MEREKA DAN MEMBEDAKANNYA DARI PANDANGAN PENDIDIKAN LAINNYA
PADA MASA ITU

Memahami ideologi pendidikan kaum Sofis dan membedakannya dari pandangan


pendidikan lain pada masa itu memungkinkan kita untuk melihat konteks historis yang lebih
luas dan memahami kontribusi unik yang mereka berikan. Berikut beberapa cara kita dapat
memahami dampak ideologi pendidikan kaum Sofis dalam konteks historis dan cara
membedakannya dari pandangan pendidikan lainnya pada masa itu:

1. Pandangan Pendidikan Tradisional di Yunani Kuno:

Sebelum munculnya kaum Sofis, pendidikan di Yunani Kuno didominasi oleh pandangan
tradisional yang lebih terkait dengan filsafat Pythagoras dan Sokrates. Pandangan ini sering
kali menekankan pada pengetahuan teoretis dan moralitas yang bersifat mutlak. Kaum Sofis
membawa perubahan dengan memfokuskan pendidikan pada keterampilan praktis, seperti
retorika dan kebijaksanaan, dengan penekanan pada utilitas dalam kehidupan sehari-hari.

2. Perubahan Konteks Sosial dan Politik:

Pemahaman ideologi kaum Sofis perlu diletakkan dalam konteks sosial dan politik Yunani
Kuno. Pada masa itu, terjadi perubahan sosial dan politik yang signifikan, termasuk
perubahan dari sistem feodal menuju perkembangan kota-negara. Kaum Sofis, dengan
orientasi mereka pada keterampilan praktis dan adaptabilitas, merespons perubahan-
perubahan ini dengan menyediakan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks.

3. Fokus pada Keterampilan Praktis dan Kebijaksanaan:

Keunikan ideologi kaum Sofis terletak pada fokus mereka pada keterampilan praktis,
khususnya retorika, dan kebijaksanaan pribadi. Pendekatan ini berbeda dari pendidikan
tradisional yang lebih menitikberatkan pada pengetahuan teoretis dan moralitas yang
bersifat tetap. Kaum Sofis melihat pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan
kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan individu menghadapi tantangan praktis.

4. Pendekatan Relativisme Moral:

Salah satu perbedaan mendasar antara kaum Sofis dan pandangan pendidikan lainnya pada
masa itu adalah pandangan mereka terhadap moralitas. Kaum Sofis cenderung menganut
relativisme moral, sementara pandangan tradisional mungkin lebih menekankan pada nilai
moral yang bersifat mutlak dan universal.

5. Peran Pendidikan dalam Kehidupan Publik:

Pendidikan kaum Sofis tidak hanya difokuskan pada kehidupan akademis, tetapi juga
mengakui peran penting pendidikan dalam kehidupan publik. Keterampilan retorika yang
diajarkan oleh Sofis dapat digunakan dalam lingkup politik dan hukum, mengubah cara
masyarakat memandang peran pendidikan dalam pengembangan keterampilan yang dapat
diterapkan dalam konteks praktis.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam mengevaluasi ideologi pendidikan kaum Sofis, kita menyadari bahwa
mereka membawa perubahan signifikan dalam paradigma pendidikan Yunani Kuno.
Fokus pada keterampilan praktis, retorika, dan kebijaksanaan pribadi membedakan
mereka dari pandangan pendidikan tradisional yang menekankan pengetahuan teoretis
dan nilai moral yang tetap. Implikasi ideologi mereka terhadap perkembangan moral dan
sosial masyarakat Yunani Kuno bersifat kompleks. Keterampilan praktis dan kritis yang
diajarkan oleh kaum Sofis dapat meningkatkan adaptabilitas dan efektivitas individu
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membawa risiko manipulasi dan demagogi jika
tidak diimbangi dengan landasan etika yang kuat.

3.2 SARAN
 Pentingnya Keseimbangan:
Penting untuk memahami bahwa meskipun ideologi kaum Sofis membawa kontribusi
berharga, keseimbangan antara keterampilan praktis dan landasan etika moral harus
dijaga. Saran dalam pemahaman nilai dan moralitas tetap relevan dalam konteks
pendidikan Sofistik.
 Pendekatan Kritis terhadap Relativisme Moral:
Mengambil sikap kritis terhadap pandangan relativisme moral yang dianut oleh kaum
Sofis perlu diperhatikan. Penting untuk memahami bahwa kebebasan individual dalam
membentuk pandangan moral juga memerlukan batasan dan pertimbangan etika.
 Pengintegrasian dengan Nilai Budaya dan Agama:
Dalam menyusun pendidikan yang memadukan ideologi kaum Sofis, perlu
memperhitungkan nilai-nilai budaya dan agama yang mungkin berbeda di berbagai
masyarakat. Pengintegrasian ini dapat membantu menciptakan pendekatan pendidikan
yang lebih holistik dan relevan.
 Pengembangan Keterampilan Komunikasi dan Etika:
Dalam mengadopsi elemen retorika Sofistik, pendidikan modern perlu memberikan
penekanan pada pengembangan keterampilan komunikasi yang kuat, tetapi juga
menanamkan nilai-nilai etika yang membentuk landasan moral yang kokoh.
DAFTAR PUSTAKA

Finocchiaro, M. A. (1989). "The Influence of the Sophists on Plato's Rhetoric." In


Proceedings of the Boston Area Colloquium in Ancient Philosophy, Vol. 5, pp. 255-285. BRILL.

Kerferd, G. B. (1981). "The Sophists and Education." In Education and the Ancient World,
pp. 45-64. Brill.

Kerferd, G. B. (1981). "The Sophists and Their Legacy." In The Sophists and Their Legacy,
pp. 1-30. Brill.

Sprague, R. K. (1989). "The Older Sophists: A Complete Translation by Several Hands of


the Fragments in Die Fragmente der Vorsokratiker, Edited by Diels-Kranz." Princeton
University Press.

Vlastos, G. (1956). "The Individual as Object of Love in Plato." The American Journal of
Philology, 77(2), 113-147.

Wardy, R. (2003). "The Birth of Rhetoric: Gorgias, Plato, and Their Successors."
Routledge.

Anda mungkin juga menyukai