Anda di halaman 1dari 2

RENUNGAN

Undangan Keselamatan: belas kasih Allah


Selama sepekan ini, di Skolastikat semua orang sibuk mempersiapkan segala hal
ikhwal untuk acara kaul kekal. Mulai dari kebersihan komunitas sampai mempersiapkan
untuk konsumsi. Selain itu, hal lain juga yang disiapkan adalah undangan. Undangan di
design sebagus mungkin dan disebarkan kepada orang-orang yang dipilih.

Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan mengundang kita semua untuk turut serta
dalam perjamuan, baik orang benar maupun orang berdosa. Bacaan Injil yang kita dengarkan
mengisahkan Pesta pernikahan Raja. Melalui perumpamaan ini Yesus mau menggambarkan
bagaimana Kerajaan Allah itu, terlebih bagaimana Allah mempersiapkannya bagi kita. Allah
hendak melakukan perjamuan dan semua orang diundang untuk datang. Undangan
disebarkan dan tanggapan yang muncul berbeda-beda. Ada yang tidak mau datang, ada yang
mengabaikannya dan lebih memilih pergi ke ladang, mengurus usaha, dan bahkan ada yang
menangkap dan membunuh hamba-hamba yang diutus untuk menyampaikan undangan.
Selain itu ada yang menanggapi tetapi datang ke pesta dengan pakaian yang tidak layak.

Saudara/i terkasih. Perumpamaan ini juga berlaku untuk kita semua. Semua orang
diundang untuk datang ke perjamuan. Undangan tersebut adalah undangan keselamatan untuk
kita semua. Undangan tersebut adalah inisiatif dari Allah yang menunjukkan belas kasih-Nya
kepada kita. Baik orang benar maupun orang berdosa, semua diundang tanpa terkecuali.
Undangan yang diberikan membutuhkan tanggapan dari setiap orang. Ada yang diundang
secara khusus tetapi mengabaikan bahkan menolaknya. Sikap ini tentu menimbulkan
kekecewaan. Dalam bacaan Injil sangat jelas dikatakan bahwa mereka menerima hukuman.
Allah secara bebas memberikan kita kebebasan untuk memilih. Setiap tanggapan yang kita
berikan membawa konsekuensinya masing-masing. Jika kita menolak maka akibatnya adalah
maut. Jika kita menerimanya maka ganjaranya adalah kebahagiaan. Bukan hanya
membutuhkan tanggapan, tetapi kita juga harus layak. Kita perlu bertobat agar layak untuk
masuk ke dalam perjamuan sehingga kita tidak dicampakan. Menjadi bahan permenungan
bagi kita, berdasarkan bacaan ini saya ada di posisi mana? Jangan-jangan saya menolak
secara terang-terangan undangan Allah yang diberikan kepada saya, atau malah mengabaikan
dan lebih memilih pergi mengurus usaha atau sibuk dengan kepentingan pribadi. Tuhan
mengundang kita setiap saat. Ia bersuara dalam diri kita melalui hati nurani kita. Setiap kali
kita diperhadapkan dengan pilihan-pilihan hidup, apakah pilihan itu baik atau justeru
mengarahkan kita pada maut. Jangan sampai kita yang telah diberikan undangan secara
khusus lewat pembaptisan malah mengabaikan undangan itu bahkan menolaknya (Dosa
melawan roh kudus). Kita semua dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, pelita di
tengah kegelapan untuk memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Kita semua dipanggil
pada kekudusan lewat cara hidup kita sehari-hari terlebih lewat perjamuan kudus yaitu
ekaristi. Keselamatan terbuka untuk siapa saja asalkan kita juga menanggapinya dan berusaha
menjadi layak sebagaimana telah ditetapkan. Jangan sampai kebebalan hati kita
mendatangkan murka Allah sebagaimana yang dilukiskan dalam bacaan Injil, “Maka
murkalah raja itu. Lalu menyuruh pasukanya ke sana untuk membinasakan pembunuh-
pembunuh itu dan membakar kota mereka.”

Sebagai orang-orang yang telah menerima undangan, kita perlu berusaha terus
menerus untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.. Allah telah menunjukkan
belas kasihan-Nya kepada kita. Jangan sampai kita menjadi bebal karena hanya
mementingkan kepentingan diri kita. Transformasi diri terus menerus dan membaharui diri
agar pantas datang ke pesta adalah perjuangan terus menerus. Hendaknya kita semakin bijak
dalam memutuskan. Allah dengan segala belas kasih-Nya telah mengundang kita. Datanglah
dengan layak, penuhilah undangan dan rasakanlah kasih Allah yang menyelamatkan.

Anda mungkin juga menyukai