Indonesia
Setelah Pemilu selesai, suara rakyat tak lagi terdengar, karena segala kebijakan
yang menyangkut kepentingan rakyat akan ditangani oleh MPR, DPR dan DPRD.
Pada Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 sebelum amandemen, konsep kedaulatan ada
ditangan rakyat hanya dipraktekkan setengah hati.
Pendahuluan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) merupakan
konstitusi tertulis yang menjadi pijakan utama dalam menjalankan tata pemerintahan
di Indonesia. Salah satu pasal yang memiliki makna penting adalah Pasal 1 Ayat 2.
Sebelum membahas makna Pasal 1 Ayat 2, penting untuk memahami latar belakang
konstitusi Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
negara Indonesia membutuhkan dasar hukum yang kuat untuk menjalankan
pemerintahan. Oleh karena itu, dibentuklah Panitia Sembilan yang bertugas
merumuskan UUD 1945.
Makna Pasal 1 Ayat 2 tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila
merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Makna Pasal 1 Ayat 2 adalah bahwa UUD 1945 hanya mengatur secara garis besar
tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara. Rincian lebih lanjut
mengenai hal ini dituangkan dalam undang-undang yang dibentuk oleh lembaga
negara yang berwenang.
Meskipun makna Pasal 1 Ayat 2 terlihat jelas, terdapat beberapa kontroversi seputar
interpretasi pasal ini. Beberapa pandangan berpendapat bahwa Pasal 1 Ayat 2
memberikan keleluasaan yang berlebihan kepada lembaga negara dalam mengatur
diri mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Sementara itu,
pandangan lain berpendapat bahwa Pasal 1 Ayat 2 memberikan fleksibilitas yang
diperlukan untuk menjawab tuntutan zaman.
3.2 Penerapan Pasal 1 Ayat 2 dalam Praktik
IV. Kesimpulan
Makna Pasal 1 Ayat 2 sebelum amandemen dalam UUD 1945 memberikan landasan
konstitusi yang penting bagi tata pemerintahan Indonesia. Pasal ini mengatur secara
garis besar tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, dengan detail
yang lebih lanjut diatur melalui undang-undang. Meskipun terdapat kontroversi
seputar interpretasi pasal ini, penerapannya dalam praktik telah memberikan
keleluasaan dan fleksibilitas yang diperlukan dalam menjalankan tata pemerintahan
yang adaptif terhadap perubahan sosial dan politik.
Pengantar
Setelah amandemen, Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 berbunyi: "Ketentuan lebih lanjut
mengenai susunan dan kedudukan, serta wewenang lembaga negara, ditetapkan
dengan Undang-Undang." Perubahan ini menghilangkan kata-kata "susunan dan
kedudukan" serta menambahkan kata "serta wewenang" dalam teks Pasal 1 Ayat 2.
Makna dari perubahan ini adalah bahwa konstitusi tidak lagi secara rinci mengatur
susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, melainkan memberikan ruang bagi
Undang-Undang sebagai instrumen untuk mengatur lebih lanjut tentang hal tersebut.
Dengan kata lain, Pasal 1 Ayat 2 memberikan ruang bagi ketentuan lebih lanjut yang
ditetapkan oleh Undang-Undang untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat Indonesia.
2. Legitimasi Kekuasaan
Perubahan Pasal 1 Ayat 2 juga berkontribusi dalam perlindungan hak asasi manusia.
Dalam konteks hukum, Undang-Undang dapat digunakan sebagai instrumen untuk
melindungi hak-hak individu yang dijamin dalam konstitusi. Pasal 1 Ayat 2
memberikan ruang bagi pembentukan Undang-Undang yang mengatur hak asasi
manusia dengan lebih konkrit dan terperinci. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
hak-hak individu dihormati dan dilindungi oleh negara.
Kesimpulan
Makna Pasal 1 Ayat 2 sesudah amandemen adalah memberikan ruang bagi Undang-
Undang untuk mengatur lebih lanjut tentang susunan, kedudukan, dan wewenang
lembaga negara. Perubahan ini memberikan fleksibilitas dalam sistem ketatanegaraan,
meningkatkan legitimasi kekuasaan, melindungi hak asasi manusia, dan membangun
pemerintahan yang baik di Indonesia. Pasal 1 Ayat 2 adalah salah satu pijakan penting
dalam menjalankan negara dengan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan
pemerintahan yang baik.