Anda di halaman 1dari 6

Makna Pasal 1 Ayat 2 Sebelum Amandemen: Menyelami Landasan Konstitusi

Indonesia

Makna pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 sebelum amandemen berbunyi, “Kedaulatan


adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.”

Berdasarkan peraturan tersebut, maka kedaulatan berada di tangan rakyat,


namun pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada MPR atau Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Dengan begitu, lembaga tertinggi negara adalah
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia adalah pemegang kekuasaan


tertinggi Negara dan pelaksana kedaulatan rakyat. MPR memilih dan mengangkat
presiden/mandatris dan wakil presiden untuk membantu presiden. MPR
memberikan mandate kepada presiden untuk melaksanakan Garis-Garis Besar
Halauan Negara (GBHN) dan putusan-putusan MPR lainnya. MPR dapat pula
memberhentikan presiden sebelum habis masa jabatannya.

Konsekuensinya, peran rakyat dalam proses penyelenggaraan negara hanya


diperlukan pada saat Pemilu yang dilakukan setiap lima tahun sekali untuk
memilih wakil rakyat yang mengisi kursi di lembaga MPR, DPR dan DPRD.

Setelah Pemilu selesai, suara rakyat tak lagi terdengar, karena segala kebijakan
yang menyangkut kepentingan rakyat akan ditangani oleh MPR, DPR dan DPRD.
Pada Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 sebelum amandemen, konsep kedaulatan ada
ditangan rakyat hanya dipraktekkan setengah hati.

Pendahuluan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) merupakan
konstitusi tertulis yang menjadi pijakan utama dalam menjalankan tata pemerintahan
di Indonesia. Salah satu pasal yang memiliki makna penting adalah Pasal 1 Ayat 2.

I. Landasan Konstitusi Indonesia

1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia

Sebelum membahas makna Pasal 1 Ayat 2, penting untuk memahami latar belakang
konstitusi Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
negara Indonesia membutuhkan dasar hukum yang kuat untuk menjalankan
pemerintahan. Oleh karena itu, dibentuklah Panitia Sembilan yang bertugas
merumuskan UUD 1945.

1.2 Nilai-Nilai Pancasila

Makna Pasal 1 Ayat 2 tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila
merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2.2 Penjelasan Pasal 1 Ayat 2

Makna Pasal 1 Ayat 2 adalah bahwa UUD 1945 hanya mengatur secara garis besar
tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara. Rincian lebih lanjut
mengenai hal ini dituangkan dalam undang-undang yang dibentuk oleh lembaga
negara yang berwenang.

2.3 Implikasi Pasal 1 Ayat 2

Makna Pasal 1 Ayat 2 sebelum amandemen memiliki beberapa implikasi penting.


Pertama, UUD 1945 memberi ruang bagi pembentukan undang-undang yang dapat
disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kedua, Pasal 1
Ayat 2 memberikan fleksibilitas dalam mengatur lembaga-lembaga negara, sehingga
dapat melahirkan kebijakan yang lebih adaptif terhadap perubahan sosial dan politik.

III. Pembahasan Makna Pasal 1 Ayat 2

3.1 Kontroversi Seputar Makna Pasal 1 Ayat 2

Meskipun makna Pasal 1 Ayat 2 terlihat jelas, terdapat beberapa kontroversi seputar
interpretasi pasal ini. Beberapa pandangan berpendapat bahwa Pasal 1 Ayat 2
memberikan keleluasaan yang berlebihan kepada lembaga negara dalam mengatur
diri mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Sementara itu,
pandangan lain berpendapat bahwa Pasal 1 Ayat 2 memberikan fleksibilitas yang
diperlukan untuk menjawab tuntutan zaman.
3.2 Penerapan Pasal 1 Ayat 2 dalam Praktik

Dalam praktiknya, Pasal 1 Ayat 2 telah diimplementasikan dengan pembentukan


undang-undang yang mengatur tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga
negara. Beberapa contoh undang-undang yang dihasilkan adalah Undang-Undang
tentang MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Konstitusi. Dengan adanya undang-
undang ini, lembaga-lembaga negara dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya
masing-masing.

IV. Kesimpulan

Makna Pasal 1 Ayat 2 sebelum amandemen dalam UUD 1945 memberikan landasan
konstitusi yang penting bagi tata pemerintahan Indonesia. Pasal ini mengatur secara
garis besar tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, dengan detail
yang lebih lanjut diatur melalui undang-undang. Meskipun terdapat kontroversi
seputar interpretasi pasal ini, penerapannya dalam praktik telah memberikan
keleluasaan dan fleksibilitas yang diperlukan dalam menjalankan tata pemerintahan
yang adaptif terhadap perubahan sosial dan politik.

Dalam menjalankan pemerintahan, penting bagi lembaga-lembaga negara untuk tetap


memperhatikan aspirasi masyarakat dan mendengarkan suara rakyat. Dengan cara ini,
maka makna Pasal 1 Ayat 2 akan tetap relevan dan dapat memberikan landasan yang
kuat bagi tata pemerintahan Indonesia ke depannya.

Makna Pasal 1 Ayat 2 Sesudah Amandemen

Makna pasal 1 ayat 2 sesudah amandemen berubah menjadi, “Kedaulatan


berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD.”

UUD pasal 1 ayat 2 setelah amandemen ini merupakan hasil Sidang


Tahunan MPR pada 2001.

Dengan perubahan UUD pasal 1 ayat 2 membuat pemahaman konsep


tentang kedaulatan rakyat di atas mengalami perubahan yang fundamental.
Konsekuensi dari UUD pasal 1 ayat 2 ini adalah bahwa MPR tidak lagi
memiliki kedudukan yang eksklusif sebagai satu-satunya instansi pelaku
dan pelaksana kedaulatan rakyat.

Pelaksana kedaulatan rakyat adalah rakyat itu sendiri yang dilakukan


sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Dengan demikian, antara kedaulatan
rakyat dan hukum ditempatkan sejajar dan berdampingan sehingga
menegaskan dianutnya prinsip “constitutional democracy” yang pada
pokoknya tidak lain adalah “negara demokrasi yang berdasar atas hukum
atau negara hukum yang demokratis”.

Sehingga bisa dikatakan bahwa MPR tidak lagi merupakan pelaku


sepenuhnya dari rakyat pemegang kedaulatan tetapi kedaulatan kini
langsung berada di tangan rakyat. MPR bukan lagi lembaga tertinggi
negara.

Pelaksanaan kedaulatan rakyat Indonesia berdasarkan UUD pasal 1 ayat 2


itu ditindaklanjuti oleh peraturan perundang-undangan yang berada di
bawahnya, termasuk peraturan perundang-undangan yang menyangkut
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Umum (Pemilu), dan
berbagai peraturan senada lainnya.

Pengantar

Setelah mengalami amandemen, Pasal 1 Ayat 2 dalam Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945 mengalami perubahan yang signifikan. Amandemen ini
bertujuan untuk menguatkan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan
pemerintahan yang baik dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Dalam artikel ini,
kita akan membahas dengan lebih rinci makna Pasal 1 Ayat 2 sesudah amandemen,
serta implikasi dan pentingnya dalam konteks hukum dan politik di Indonesia.

Perubahan Makna Pasal 1 Ayat 2

Setelah amandemen, Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 berbunyi: "Ketentuan lebih lanjut
mengenai susunan dan kedudukan, serta wewenang lembaga negara, ditetapkan
dengan Undang-Undang." Perubahan ini menghilangkan kata-kata "susunan dan
kedudukan" serta menambahkan kata "serta wewenang" dalam teks Pasal 1 Ayat 2.

Makna dari perubahan ini adalah bahwa konstitusi tidak lagi secara rinci mengatur
susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, melainkan memberikan ruang bagi
Undang-Undang sebagai instrumen untuk mengatur lebih lanjut tentang hal tersebut.
Dengan kata lain, Pasal 1 Ayat 2 memberikan ruang bagi ketentuan lebih lanjut yang
ditetapkan oleh Undang-Undang untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat Indonesia.

Implikasi dan Pentingnya Pasal 1 Ayat 2 sesudah Amandemen

1. Fleksibilitas dalam Sistem Ketatanegaraan

Perubahan Pasal 1 Ayat 2 memberikan fleksibilitas dalam sistem ketatanegaraan


Indonesia. Dengan memberikan ruang bagi Undang-Undang untuk mengatur lebih
lanjut tentang susunan, kedudukan, dan wewenang lembaga negara, konstitusi dapat
lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang
terjadi. Hal ini memungkinkan adanya reformasi institusi negara sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman.

2. Legitimasi Kekuasaan

Pasal 1 Ayat 2 juga memiliki implikasi terhadap legitimasi kekuasaan di Indonesia.


Dalam sistem demokrasi, kekuasaan negara berasal dari rakyat. Dengan memberikan
kewenangan kepada Undang-Undang untuk mengatur lebih lanjut tentang lembaga
negara, maka kekuasaan tersebut dapat dijalankan secara lebih demokratis. Proses
pembentukan Undang-Undang melibatkan perwakilan rakyat, sehingga keputusan
yang diambil mewakili suara mayoritas dan mencerminkan kehendak rakyat.

3. Perlindungan Hak Asasi Manusia

Perubahan Pasal 1 Ayat 2 juga berkontribusi dalam perlindungan hak asasi manusia.
Dalam konteks hukum, Undang-Undang dapat digunakan sebagai instrumen untuk
melindungi hak-hak individu yang dijamin dalam konstitusi. Pasal 1 Ayat 2
memberikan ruang bagi pembentukan Undang-Undang yang mengatur hak asasi
manusia dengan lebih konkrit dan terperinci. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
hak-hak individu dihormati dan dilindungi oleh negara.

4. Membangun Pemerintahan yang Baik


Pada akhirnya, perubahan Pasal 1 Ayat 2 juga bertujuan untuk membangun
pemerintahan yang baik di Indonesia. Dalam konteks politik, Undang-Undang dapat
menjadi instrumen yang mengatur prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik,
seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, dan penegakan hukum yang adil.
Pasal 1 Ayat 2 memberikan ruang bagi peraturan yang lebih rinci tentang prinsip-
prinsip ini, sehingga pemerintahan dapat berfungsi secara efektif dan efisien untuk
kepentingan masyarakat.

Kesimpulan

Makna Pasal 1 Ayat 2 sesudah amandemen adalah memberikan ruang bagi Undang-
Undang untuk mengatur lebih lanjut tentang susunan, kedudukan, dan wewenang
lembaga negara. Perubahan ini memberikan fleksibilitas dalam sistem ketatanegaraan,
meningkatkan legitimasi kekuasaan, melindungi hak asasi manusia, dan membangun
pemerintahan yang baik di Indonesia. Pasal 1 Ayat 2 adalah salah satu pijakan penting
dalam menjalankan negara dengan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan
pemerintahan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai