Perkembangan dari setiap anggota keluarga sangat dipengaruhi oleh keluarga itu
sendiri. Keluarga memiliki anggota yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama, karena itu keluarga merupakan suatu
sistem. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka dapat berdampak pada kondisi
anggota yang lain. Keluarga dipandang sebagai suatu kesatuan, yang berada dalam satu
ikatan yang saling mempengaruhi (Efendi, F. dan Makhfudli, 2009)
Menurut Marilyn M. Friedman (1998), ada lima fungsi keluarga yaitu ekonomi,
reproduksi, sosialisasi, afektif dan perawatan kesehatan. Pada tahapannya, keluarga
berkembang berdasarkan pengalaman dan transisi peran yang dialami oleh setiap
anggotanya. Seiring berjalannya waktu, keluarga akan masuk ketahapan perkembangan
yang lebih tinggi, sehingga berdapak pada anggota dan sistim keluarga itu sendiri.
Prinsip prinsip yang diaplikasikan harus sejalan dengan tugas perkembangannya.
Keluarga harus menyelesaikan tantangan pada setiap periode dan juga melewati masa
transisi (Nies, M.A and McEwen, M., 2015)
Keberhasilan keluarga dalam mencapai tugas pada tahapan perkembangan cenderung
akan membawa kebahagiaan dan mengarahkan pada keberhasilan tugas ditahapan
selanjutnya. Sebaliknya, kegagalan pencapaian tugas perkembangan cenderung
membawa ketidakbahagiaan, penolakan serta mengarah pada kesulitan dalam
melakukan tugas di tahapan berikutnya (Duval, 1977 dalam Hamid, A.Y.S., et al, 2010).
Setiap tahap perkembangan dipisahkan dari tahap berikutnya atau “transisi”, hal ini
diperlukan pada setiap periode kehidupan. Pada umumnya, transisi akan mempengaruhi
anggota keluarga. Melewati masa transisi adalah wajar namun pada periode ini, anggota
keluarga harus mampu untuk refleksi diri sendiri, mengubah fungsi, harapan dan peran
agar dapat memenuhi tugas pada tahapan berikutnya (Carter & McGoldrick, 1989 dalam
Hamid, A.Y.S., et al, 2010). Berikut ini adalah gambar proses tahapan perkembangan /
siklus kehidupan keluarga.
Sumber:Lee Combrinck-Graham. (1985). A Developmental Model for Family Systems.,
24(2), 139–150. doi:10.1111/j.1545-5300.1985.00139.x/diakses September 09, 2021.
Sistem keluarga pada model spiral kehidupan dipandang sebagai sebuah lingkup yang
berosilasi atau proses berulang pada siklusnya, yang diibaratkan seperti membentuk
spiral. Hal ini akan berlaku terus menerus. Dimulai dari pembentukan keluarga,
melahirkan anak, membesarkan anak, kemudian berpisah dari orang tua untuk
membentuk keluarga baru atau memulai siklus baru dengan generasi yang berbeda.
Proses yang berulang membentuk siklus yang solid. Sebagai individu, peristiwa
kehidupan berulang akan menciptakan keintiman dan keunggulan pada setiap hubungan,
terbentuk kepribadian/karakter dan sikap asertif. Pada saat menghadapi tantangan atau
masalah, pengalaman ini akan memberikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk
"berlatih" (Lee Combrinck-Graham, 1985).