Anda di halaman 1dari 10

A.

Penilaian Situasi / Analisis Kondisi


Dalam penilaian situasi ini alat analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT dengan
menggambarkan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal menggambarkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki dan kondisi eksternal menggambarkan peluang dan ancaman
dalam peningkatan potensi ekonomi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap kondisi eksisting, maka kondisi
internal dan eksternal yang dimiliki Kecamatan Kanigaran saat ini adalah sebagai berikut :
A. Kekuatan (Strengths-S)
1. Adanya Lokasi yang strategis kawasan Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran
sebagai pusat Ibu Kota kecamatan (sebagai pusat pendidikan, pemerintahan skala IKK
dan perdagangan jasa skala lokal dan regional)
2. Adanya Lokasi Jalan yang strategis berupa perkerasan jalan aspal (Jl. Cokroaminoto
sebagai jalan Kolektor Sekunder) dan jalan Sukarno Hatta di Kelurahan Tisnonegaran
sebagai Jalan Arteri Primer.
3. Adanya bangkitan tarikan masyarakat atau barang (transportasi) dalam menuju
kawasan pusat IKK Kanigaran dan sampai menjangkau kawasan Pusat Kota
Probolinggo.
4. Adanya peningkatan jumlah penduduk dengan di seimbangi oleh Sumber Daya
Manusia yang baik , maka semakin berkembang orde kegiatan ekonomi seperti Home
Industri Kecil maupun industri skala menengah di Kelurahan Kanigaran, Kelurahan
Tisnonegaran, dan Kelurahan Curahgrinting (dengan banyak jenis industri yang
diperdagangkan : olah makanan, bahan jadi , dll .
5. Adanya lembaga Pemerintahan (Kantor Bupati, Kantor Bappeda, Kantor DPR, Yonzipur
TNI AD, Kecamatan Kanigaran , Kelurahan Kanigaran, Puskesmas Kanigaran, Kantor
Telkom, Kantor PLN, perkantoran Jasa Bank swasta dll) yang mendukung IKK
Kanigaran
6. Banyaknya perkembangan perumahan developer yang tersebar di kawasan Kelurahan
Kanigaran, Kelurahan Curahgrinting dan Kelurahan Tisnonegaran.
7. Sarana prasarana permukiman sudah mendukung masyarakat Kelurahan Kanigaran,
Kelurahan Tisnonegaran, dan Kelurahan Curahgrinting.
B. Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Adanya lokasi strategis tetapi tidak diimbangi dengan prasarana pendukung yang baik
(Jalan perkerasan aspal masih ditemui banyak kerusakan : Jl. Cokroaminoto, Jl. Sukarno
Hatta dan Jl. Mastrip)
2. Sistem Transportasi umum tidak mendukung dalam jumlah banyak dikawasan IKK
Kanigaran
3. Terbatasnya bahan baku dalam usaha home industri ekonomi untuk jumlah skala besar
karena faktor pendanaan.
4. Kurang / keterbatasan investor dalam mendukung peningkatan kegiatan sektor potensi
unggulan (home industry olah makanan), sehingga pemasarannya menjadi lamban.
5. Pemasaran bahan yang sudah jadi belum terkelola dengan baik, diperlukannya pusat
UKM dikawasan IKK Kanigaran yang terorganisir dalam skala lokal dan regional.
6. Sarana dan prasarana jalan di perkampungan menjadi hambatan dalam pemasaran
sektor potensi ekonomi unggulan /Home Industri
7. Adanya lahan pertanian dengan dukungan system drainase / irigasi yang kurang
terpelihara, dan adanya drainase sekunder dan tersier di lahan permukiman yang
tersebar dekat lahan pertanian kawasan Kanigaran.

C. Peluang (Opportunities-O)
1. Adanya Home industry yang tersebar dan berkembang menarik keinginan masyarakat
untuk mempertambah peluang usaha pendapatan / lapangan usaha kerja guna
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan kecil.
2. Semakin meratanya perkembangan Home Industri Kecil (olah makanan, batik, dan
cindera mata) dikawasan IKK Kanigaran (Kelurahan Curahgrinting, Kelurahan
Kanigaran, dan Kelurahan Tisnonegaran)
3. Selain pertanian tanaman pangan juga adanya potensi lahan strategis untuk
dikembangkan sebagai lahan permukiman dan home industry atau perdagangan jasa
dikawasan IKK Kanigaran (stan UKM khas Kanigaran Kota Probolinggo).
4. Pemeliharaan jalan dan saluran irigasi pertanian ataupu saluran drainase permukiman
menjadi prioritas penanganan pemerintah dalam pengendalian dan pemeliharaan Jalan
Lingkungan dikawasan IKK kanigaran prioritas cepat tumbuh (Kelurahan
Curahgrinting, Kelurahan Kanigaran, dan Kelurahan Tisnonegaran)

D. Ancaman (Threats-T)
1. Jumlah penduduk akan semakin bertambah dengan tingkat pertumbuhan penduduk
hingga tahun 2015 hal ini didukung dengan besarnya peningkatan penduduk
pendatang. Pertambahan penduduk ini berpotensi kepadatan penduduk semakin
bertambah terutama di permukiman dan perdagangan jasa.
2. Pemahaman masyarakat terhadap sampah atau limbah padat masih kurang
kepeduliannya dalam penyehatan lingkungan.
3. Ketersediaan lahan semakin berkurang sebagai akibat kepadatan semakin bertambah
sehingga lahan pertanian berarlih fungsi sebagai lahan perumahan modern di masa
mendatang.
4. Kesediaan masyarakat untuk membiayai pengelolaan air limbah home industry ataupun
industry kecil /sedang sangat kurang
5. Krisis kepercayaan masyarakat dalam memasarkan komoditas unggulan / potensi
ekonomi masih sangat rendah.
6. Adanya PKL liar yang menempati lahan pedestrian atau lahan badan jalan perkotaan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kanigaran.

Dalam merumuskan strategi kawasan cepat tumbuh Kecamatan Kanigaran, diperlulan


analisis lingkungan baik internal maupun eksternal secara cermat berupa analisis SWOT. Hasil
analisis dituangkan dalam bentuk Matrik Internal dan Eksternal (IE) serta Matrik Space (MS).
Analisis strengths, weakness, oppurtunities dan threats (SWOT) adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini berdasarkan pada
logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan Peluang (Oppurtunities) dan
sekaligus secara bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman
(Threats). Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor –
faktor strategis (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Kinerja pembangunan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua
faktor tersebut dapat dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT membandingkan antara
faktor eksternal opportunities dan threats dengan faktor internal strengths dan weakness.
Analisis atas faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal
berupa peluang dan ancaman, dapat dipergunakan untuk melakukan analisis atas strategi
pengembangan investasi Kecamatann Kanigaran Kota Probolinggo, selanjutnya digambarkan
dalam diagram analisis SWOT .
Gambar 4.9 Diagram Analisis SWOT

1. Kuadran - 1
Posisi pada kuadran 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini dalah memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada
untuk peningkatan sektor unggulan sebesar-besarnya (growth oriented strategy)
2. Kuadran – 2
Pada posisi kuadran 2, meskipun terdapat ancaman yang datang dari luar, daerah masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara menggunakan
berbagai keunggulan komparatif yang dimiliki Kecamatan Kanigaran untuk diubah
menjadi keunggulan kompetitif
3. Kuadran – 3
Posisi kuadran 3, fokus strategi yang perlu diambil adalah meminimalkan masalah-
masalah internal sehingga pengelolaan sektor ekonomi unggulan menjadi lebih baik.
4. Kuadran – 4
Posisi kuadran, merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Lahan Pedestrian
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan internal.
Berdasarkan berbagai potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Kanigaran dalam wilayah
strategis cepat tumbuh dengan dukungan potensi ekonomi pada sektor unggulan, maka beberapa
komponen dalam analisis SWOT potensial ekonomi unggulan dan saran penunjang dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.22. Faktor Strategis Internal
FAKTOR STRATEGIS INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Kekuatan (S)
1. Adanya Lokasi yang strategis kawasan Kelurahan 0.07 4 0.28
Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran sebagai pusat Ibu
Kota kecamatan (sebagai pusat pendidikan,
pemerintahan skala IKK dan perdagangan jasa skala
lokal dan regional)

2. Adanya Lokasi Jalan yang strategis berupa perkerasan 0.07 2 0.14


jalan aspal (Jl. Cokroaminoto sebagai jalan Kolektor
Sekunder) dan jalan Sukarno Hatta di Kelurahan
Tisnonegaran sebagai Jalan Arteri Primer
3. Adanya bangkitan tarikan masyarakat atau barang 0.07 3 0.21
(transportasi) dalam menuju kawasan pusat IKK
Kanigaran dan sampai menjangkau kawasan Pusat Kota
Probolinggo.

4. Adanya peningkatan jumlah penduduk dengan di 0.07 4 0.28


seimbangi oleh Sumber Daya Manusia yang baik , maka
semakin berkembang orde kegiatan ekonomi seperti
Home Industri Kecil maupun industri skala menengah di
Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran, dan
Kelurahan Curahgrinting (dengan banyak jenis industri
yang diperdagangkan : olah makanan, bahan jadi , dll .

5. Adanya lembaga Pemerintahan (Kantor Bupati, Kantor 0.07 4 0.28


Bappeda, Kantor DPR, Yonzipur TNI AD, Kecamatan
Kanigaran , Kelurahan Kanigaran, Puskesmas Kanigaran,
Kantor Telkom, Kantor PLN, perkantoran Jasa Bank
swasta dll) yang mendukung IKK Kanigaran

6. Banyaknya perkembangan perumahan developer yang 0.07 4 0.28


tersebar di kawasan Kelurahan Kanigaran, Kelurahan
Curahgrinting dan Kelurahan Tisnonegaran.

7. Sarana prasarana permukiman sudah mendukung 0.07 4 0.28


masyarakat Kelurahan Kanigaran, Kelurahan
Tisnonegaran, dan Kelurahan Curahgrinting.
FAKTOR STRATEGIS INTERNAL BOBOT RATING SKOR

Kelemahan (W)
1. Adanya lokasi strategis tetapi tidak diimbangi dengan 0.07 4 0.28
prasarana pendukung yang baik (Jalan perkerasan aspal
masih ditemui banyak kerusakan : Jl. Cokroaminoto, Jl.
Sukarno Hatta dan Jl. Mastrip)

2. Sistem Transportasi umum tidak mendukung dalam 0.07 4 0.28


jumlah banyak dikawasan IKK Kanigaran

3. Terbatasnya bahan baku dalam usaha home industri 0.07 4 0.28


ekonomi untuk jumlah skala besar karena faktor
pendanaan.

4. Kurang / keterbatasan investor dalam mendukung 0.07 3 0.21


peningkatan kegiatan sektor potensi unggulan (home
industry olah makanan), sehingga pemasarannya
menjadi lamban.

5. Pemasaran bahan yang sudah jadi belum terkelola 0.07 4 0.28


dengan baik, diperlukannya pusat UKM dikawasan IKK
Kanigaran yang terorganisir dalam skala lokal dan
regional.

6. Sarana dan prasarana jalan di perkampungan menjadi 0.07 4 0.28


hambatan dalam pemasaran sektor potensi ekonomi
unggulan /Home Industri

7. Adanya lahan pertanian dengan dukungan system 0.07 4 0.28


drainase / irigasi yang kurang terpelihara, dan adanya
drainase sekunder dan tersier di lahan permukiman yang
tersebar dekat lahan pertanian kawasan Kanigaran.

Jumlah IE 3.92
Jumlah MS -0.7
Sumber : Hasil Analisa 2016

Tabel 4.23. Faktor Strategis Eksternal


FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR
Peluang (O)
1. Adanya Home industry yang tersebar dan berkembang 0.11 4 0.44
menarik keinginan masyarakat untuk mempertambah
peluang usaha pendapatan / lapangan usaha kerja
guna meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat
yang berpenghasilan kecil.

2. Semakin meratanya perkembangan Home Industri 0.11 4 0.44


Kecil (olah makanan, batik, dan cindera mata)
dikawasan IKK Kanigaran (Kelurahan Curahgrinting,
Kelurahan Kanigaran, dan Kelurahan Tisnonegaran)
FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR

3. Selain pertanian tanaman pangan juga adanya potensi 0.11 4 0.44


lahan strategis untuk dikembangkan sebagai lahan
permukiman dan home industry atau perdagangan
jasa dikawasan IKK Kanigaran (stan UKM khas
Kanigaran Kota Probolinggo).
4. Pemeliharaan jalan dan saluran irigasi pertanian 0.11 4 0.44
ataupu saluran drainase permukiman menjadi
prioritas penanganan pemerintah dalam pengendalian
dan pemeliharaan Jalan Lingkungan dikawasan IKK
kanigaran prioritas cepat tumbuh (Kelurahan
Curahgrinting, Kelurahan Kanigaran, dan Kelurahan
Tisnonegaran)

Ancaman (T)
1. Jumlah penduduk akan semakin bertambah dengan 0.11 4 0.44
tingkat pertumbuhan penduduk hingga tahun 2015
hal ini didukung dengan besarnya peningkatan
penduduk pendatang. Pertambahan penduduk ini
berpotensi kepadatan penduduk semakin bertambah
terutama di permukiman dan perdagangan jasa.

2. Pemahaman masyarakat terhadap sampah atau 0.11 4 0.44


limbah padat masih kurang kepeduliannya dalam
penyehatan lingkungan.
3. Ketersediaan lahan semakin berkurang sebagai 0.11 3 0.33
akibat kepadatan semakin bertambah sehingga lahan
pertanian berarlih fungsi sebagai lahan perumahan
modern di masa mendatang.

4. Kesediaan masyarakat untuk membiayai pengelolaan 0.11 2 0.22


air limbah home industry ataupun industry kecil
/sedang sangat kurang
5. Krisis kepercayaan masyarakat dalam memasarkan 0.11 2 0.22
komoditas unggulan / potensi ekonomi masih sangat
rendah.
6. Adanya PKL liar yang menempati lahan pedestrian 0.11 4 0.44
atau lahan badan jalan perkotaan Kawasan Strategis
Cepat Tumbuh Kanigaran.

IE 3.85
MS 0.11
Sumber : Hasil Analisa 2016

Berdasarkan analisis matrik SWOT, maka diperoleh nilai Internal Eksternal (IE) sebesar
3.92 dan 3.85 yang berarti bahwa kondisi potensi unggulan ekonomi wilayah strategis cepat
tumbuh Kecamatan Kanigaran berada pada posisi Pertumbuhan dan Stabilitas. Artinya secara
internal faktor-faktor yang memberikan sinyal positif atau merupakan kekuatan potensi
unggulan secara akumulasi relatif besar. Demikian halnya dengan faktor-faktor eksternal yang
mendukung terjadi kegiatan penanaman modal dikawasan Kecamatan Kanigaran juga relatif
besar atau kedua faktor internal dan eksternal di atas nilai rata-rata. Secara grafis hasil analisis
disajikan pada Gambar dibawah.
Berdasarkan hasil analisis dengan Matrik Space (MS) diperoleh nilai sebesar -0.7 untuk
sumber X dan 0.11 untuk sumbu Y atau kondisi potensi ekonomi unggulan di Kawasan
strategis cepat tumbuh prioritas berada pada posisi Turn Around. Artinya faktor-faktor yang
memberikan sinyal atau menunjukkan kekuatan kondisi potensi ekonomi unggulan di Kawasan
strategis cepat tumbuh prioritas, menunjukkan nilai yang negatif atau masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan faktor-faktor yang melemahkan. Sedangkan faktor-faktor yang memberikan
peluang untuk potensi ekonomi unggulan di Kawasan strategis cepat tumbuh prioritas
menunjukkan nilai yang positif atau masih lebih besar jika dibandingkan dengan faktor yang
mengancam keberlangsungan potensi ekonomi unggulan di Kawasan strategis cepat tumbuh
prioritas. Oleh sebab itu strategi yang tepat untuk diterapkan dalam potensi ekonomi unggulan di
Kawasan strategis cepat tumbuh prioritas adalah bersifat turn around. Terdapat
ketidakkonsistensian antara dua pendekatan baik menggunakan Matrik Internal dan Eksternal
(MIE) maupun Matrik Space (MS) dan keduanya mendukung adanya strategi meminimalkan
masalah-masalah internal sehingga potensi ekonomi unggulan kawasan strategis cepat tumbuh
menjadi lebih baik. Secara grafis hasil analisis disajikan pada Gambar berikut ini.
Gambar 4.10. Kondisi Potensi Sektor Ekonomi Unggulan

Berdasarkan pada hasil analisis kondisi internal dan eksternal tersebut maka dapat
disusun strategi untuk meminimalkan masalah-masalah internal sehingga potensi unggulan
ekonomi dengan dukungan sarana prasarana dapat menjadi lebih baik.
B. Urgensi Penanganan
Berdasarkan pilihan-pilihan alternatif kebijakan tersebut di atas maka dapat disusun
skala prioritas kebijakan berdasarkan skala prioritas.
1. Pembagian tugas dan fungsi yang jelas pada instansi tehnis seperti instansi yang berperan
selaku operator, fasilitator dan regulator
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan potensi ekonomi unggulan di Kawasan strategis
cepat tumbuh prioritas melalui peningkatan implementasi tupoksi yang sinergis dan
pemantapan koordinasi di antara instansi terkait (di buatkannya stand UKM)
3. Peningkatan peran Bappeda dalam mengkoordinir usulan instansi dan menyesuaikannya
dengan tupoksi masing-masing.
4. Menyusun peraturan-peraturan daerah pemberdayaan peningkatan kualitas potensi
eknomi unggulan daerah atau kawasan
5. Menetapkan Rencana perekonomian wilayah perkotaan
6. Meningkatkan dan memperluas peran tokoh panutan kuat masyarakat dalam
pengembangan dan pelatihan teknologi bahan baku home industry, industry kecil dan
industri menengah dengan pelatihan ketrampilan kerja.
7. Melakukan pembinaan terhadap lembaga lokal melalui pelatihan-pelatihan trampil UKM
8. Melakukan perencanaan partisipatif yang benar-benar konsekuen sehingga perencanaan
yang dibuat sesuai dengan real needs masyarakat bukan felt needs atau expected needs
9. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah kawasan strategi cepat tumbuh
kanigaran prioritas dalam pengembangan potensi ekonomi sektoral
10. Pemeliharaan jalan aksesbilitas guna memperlancar pengiriman bongkar muat barang
hasil produksi ekonomi unggulan,
11. Pemeliharaan saluran irigas dan saluran drainase sekunder/ primer dikawasan Kanigaran
12. Pengelolaan dan penyuluhan hidup sehat dalam persampahan.

Anda mungkin juga menyukai