Laporan Panitia
Laporan Panitia
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
o Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
o Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
o Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular.
o Permenkes No.1116 tahun 2003 tentang Surveilans Epidemiologi Dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
2. Pendahuluan :
Penyakit menular dan tidak menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
utama dan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Beberapa penyakit menular
yang menjadi masalah utama di Kabupaten Ngada adalah influenza, diare, malaria,
demam berdarah dengue, penyakit saluran pencernaan dan penyakit lainnya. Beberapa
penyakit tidak menular yang menunjukkan kecenderungan peningkatan adalah penyakit
stroke, hipertensi, kanker, asma, penyakit paru, osteoporosis, LSE/Lupus.
Sesuai dengan laporan SKDR kurun waktu minggu 1 – 35 tahun 2016, kasus penyakit yang
menduduki urutan 5 besar adalah Infeksi Like illness (ILI), Diare Akut, Pneumonia, gigitan
HPR dan Malaria konfirmasi sedangkan urutan berikutnya yaitu suspect dengue dan demam
tipoid. Dengan demikian secara nyata penyakit-penyakit tersebut masih menghantui
masyarakat di Kabupaten Ngada. sedangkan penyakit tidak menular juga masih menjadi
penyebab kematian tertinggi.
Upaya untuk penanggulangan penyakit menular, KLB dan keracunan makanan dilaksanakan
melalui surveilans penyakit yang mampu memberikan dukungan program melalui kerjasama
dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kecamatan.
Prioritas kegiatan Surveilans Penyakit yang dikembangkan adalah penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit yang menimbulkan wabah atau KLB, penyakit
menular dan keracunan makanan.
Surveilans atau Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan atau penularan penyakit atau masalah kesehatan agar dapat dilakukan
tindakan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, analisis dan
penyebaran informasi epidemiologis kepada penyelenggara program kesehatan.
Oleh karena itu pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas surveilans puskesmas
sangat penting agar petugas surveilans dapat menjalankan fungsinya sebagai inteligen
terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan sehingga penyakit dan masalah kesehatan
tersebut tidak menimbulkan dampak yang besar terhadap status kesehatan masyarakat
seluruhnya.
C. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yaitu Ceramah, diskusi dan Tanya jawab.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu pada hari Rabu – Jum’at tanggal 7-9
September 2016 bertempat di Hotel Nusantara Bajawa.
F. Sumber Biaya :
Kegiatan pelatihan bersumbar dan APBD II Kabupaten Ngada Tahun 2016 sebesar Rp.
58.305.000,- (Lima Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Lima Ribu Rupiah)
G. Penutup :
Demikian laporan panitia ini kami sampaikan dan kami mohon dengan hormat Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Ngada untuk memberikan arahan sekaligus membuka pelatihan ini
dengan resmi.