Anda di halaman 1dari 3

Terdapat tiga skala yang umum digunakan dalam pengukuran sikap, yaitu:

1. Skala Likert: Skala ini dinamai menurut psikolog Rensis Likert, mengukur sejauh mana
seseorang setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tertentu. Skala ini biasanya terdiri
dari 5 atau 7 pilihan jawaban, mulai dari “Sangat Tidak Setuju” hingga “Sangat Setuju”,
dengan opsi “Netral” atau “Tidak Tahu” di tengah. Skala Likert digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk penelitian psikologi, pemasaran, dan survei opini publik.
2. Skala Semantik Diferensial: Skala ini dikembangkan oleh psikolog Charles E. Osgood
untuk mengukur makna konotatif dari konsep, peristiwa, atau objek. Skala ini mengukur
sikap seseorang terhadap suatu objek dengan membandingkannya dengan pasangan kata
sifat yang berlawanan, seperti “Baik-Buruk” atau “Manis-Pahit”. Skala semantik
diferensial dapat digunakan untuk mengevaluasi persepsi dan sikap terhadap berbagai
objek, mulai dari produk hingga kebijakan publik.
3. Skala Stapel: Skala ini dinamai menurut psikolog Jan Stapel. Skala ini mengukur sikap
dengan membandingkan suatu objek atau konsep dengan standar positif atau negatif.
Skala Stapel biasanya terdiri dari skala 10 poin, dengan +5 mewakili sikap yang sangat
positif dan -5 mewakili sikap yang sangat negatif. Skala Stapel digunakan dalam berbagai
bidang, termasuk penelitian pemasaran dan psikologi sosial.
Semua skala ini dapat digunakan dalam berbagai situasi sehari-hari, seperti saat memberikan
umpan balik tentang produk atau layanan, atau saat mengevaluasi sikap dan pendapat kita sendiri
tentang berbagai topik. Penggunaan skala yang tepat dapat membantu peneliti dan praktisi
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sikap dan preferensi individu.

kelebihan dan kekurangan dari masing-masing skala

1. Skala Likert:
o Kelebihan :
 Skala Likert memiliki skala yang sederhana, sehingga mudah
dipahami oleh responden.
 Dengan hanya empat pilihan jawaban, skala Likert
memungkinkan pengumpulan data yang lebih spesifik dan
terfokus.
 Skala Likert memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi tingkat
kepercayaan dan kepuasan responden terhadap sebuah pernyataan
atau variabel tertentu.
 Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kecenderungan atau preferensi responden terhadap suatu topik
atau masalah tertentu.
 Skala Likert dapat digunakan untuk membandingkan hasil
penelitian dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan skala
Likert atau skala Likert lainnya.
 Skala Likert lebih mudah diolah dan dianalisis daripada skala
Likert yang memiliki skala yang lebih panjang.
o Kekurangan :
 Skala Likert hanya dapat digunakan untuk mengurutkan individu
dalam bentuk skala namun tidak dapat membandingkan antar
individu.
2. Skala Semantik Diferensial:
o Kelebihan :
 Skala Semantik Diferensial memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan data dan menafsirkannya berdasarkan makna
konotatif dari jawaban responden.
 Skala ini biasanya memiliki kata dikotomis di kedua ujung
spektrum.
Skala ini dapat digunakan untuk memberikan penilaian terhadap

suatu konsep atau objek tertentu, misalnya kinerja pegawai, gaya
kepemimpinan, penilaian suatu pelajaran dan sebagainya.
o Kekurangan:
 Skala Semantik Diferensial memerlukan interpretasi yang lebih
subjektif dan mungkin tidak selalu konsisten antara responden
yang berbeda.
3. Skala Stapel:
o Kelebihan :
 Skala Stapel memungkinkan peneliti untuk mengukur sikap
responden terhadap objek atau peristiwa dengan
membandingkannya dengan standar positif atau negatif.
 Skala Stapel biasanya terdiri dari skala 10 poin, dengan +5
mewakili sikap yang sangat positif dan -5 mewakili sikap yang
sangat negatif.
o Kekurangan :
 Skala Stapel mungkin sulit untuk dipahami oleh beberapa
responden karena formatnya yang unik.
 Skala Stapel mungkin tidak sesuai untuk semua jenis pertanyaan
atau topik penelitian.

Contoh kasus dari tiga skala pengukuran sikap:

1. Skala nominal: Pada sebuah survei, saya diminta untuk memilih warna favorit mereka
dari daftar warna yang disediakan. Warna yang saya pilih kemudian dihitung dan
diurutkan berdasarkan jumlah pemilihannya. Dalam hal ini, warna yang dipilih hanya
digunakan sebagai kategori dan tidak memiliki tingkatan .
2. Skala ordinal: Pada sebuah survei kepuasan pelanggan hotel santika, saya diminta untuk
menilai kepuasan mereka terhadap produk atau layanan hotel santika. Saya dapat memilih
antara sangat tidak puas, cukup tidak puas, cukup puas, dan sangat puas. Dalam hal ini,
tingkat kepuasan responden diurutkan dari yang terendah ke yang tertinggi .
3. Skala interval: Pada sebuah survei, saya diminta untuk menilai tingkat kepuasan mereka
terhadap produk makanan yang diberikan menggunakan skala 1 hingga 10. Dalam hal ini,
jarak antara nilai-nilai yang diberikan sama, tetapi tidak ada titik nol yang mutlak. Oleh
karena itu, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa kepuasan responden pada skala 5
adalah dua kali lebih besar daripada kepuasan responden pada skala.

KESIMPULAN
Dalam pengukuran sikap, terdapat tiga skala yang dapat digunakan, yaitu skala nominal, ordinal,
dan interval. Skala nominal digunakan untuk memberikan kategori saja, seperti jenis kelamin,
warna rambut, jenis pekerjaan, dan sebagainya. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan
objek-objek dalam kategori tertentu, seperti tingkat pendidikan, tingkat kepuasan, dan
sebagainya. Sedangkan skala interval memiliki jarak antara nilai-nilainya sama, tetapi tidak
memiliki titik nol yang mutlak, seperti suhu, waktu, jarak, dan sebagainya.
Contoh penggunaan skala nominal, ordinal, dan interval dalam kehidupan sehari-hari sangatlah
banyak. Misalnya, pada sebuah survei, responden diminta untuk memilih warna favorit mereka
dari daftar warna yang disediakan. Warna yang dipilih oleh responden kemudian dihitung dan
diurutkan berdasarkan jumlah pemilihannya. Dalam hal ini, warna yang dipilih hanya digunakan
sebagai kategori dan tidak memiliki tingkatan. Pada sebuah survei kepuasan pelanggan,
responden diminta untuk menilai kepuasan mereka terhadap produk atau layanan yang diberikan.
Responden dapat memilih antara sangat tidak puas, cukup tidak puas, cukup puas, dan sangat
puas. Dalam hal ini, tingkat kepuasan responden diurutkan dari yang terendah ke yang tertinggi.
Pada sebuah survei, responden diminta untuk menilai tingkat kepuasan mereka terhadap produk
atau layanan yang diberikan menggunakan skala 1 hingga 10. Dalam hal ini, jarak antara nilai-
nilai yang diberikan sama, tetapi tidak ada titik nol yang mutlak. Oleh karena itu, tidak mungkin
untuk mengatakan bahwa kepuasan responden pada skala 5 adalah dua kali lebih besar daripada
kepuasan responden pada skala 2.

SUMBER :
https://penelitianilmiah.com/contoh-data-nominal-ordinal-interval-rasio/
https://binus.ac.id/malang/2021/11/skala-pengukuran-data/

Anda mungkin juga menyukai