Topik 2 Modifikasi Modul Ajar Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya 325305 Dede Suherman
Topik 2 Modifikasi Modul Ajar Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya 325305 Dede Suherman
KELAS X FASE E
I. IDENTITAS
Nama Dwi Kusumoningsih, S.Pd. M.Pd Jenjang/Kelas SMA X
Asal sekolah SMA Negeri 14 Semarang Mapel Pend. Pancasila
Alokasi waktu 2 JP Jumlah siswa 36
(1 X Pertemuan = 90 Menit)
Profil pelajar ● Beriman dan Bertakwa Moda Tatap Muka
Pancasila kepada Tuhan YME pembelajaran (examples and
yang berkaitan ● Mandiri non examples)
● Berkebinekaan global
UUD NRI Tahun
Fase E Elemen
1945
Capaian
Menerapkan perilaku taat hukum berdasarkan peraturan yang berlaku
Pembelajaran
di masyarakat
Kata Kunci Taat Hukum, Tujuan Hukum, Manfaat Hukum, dan Norma
Pertanyaan
1) Berikan contoh praktik berperilaku taat hukum dalam kehidupan sehari-hari.
Inti
Deskripsi 1) Peserta didik mengamati gambar kontekstual perilaku sesuai atau
umum melanggar hukum.
kegiatan 2) Dengan metode examples and non examples, peserta didik mampu
membedakan sebuah perbuatan atau tindakan hukum dan meberi
alasannya.
3) Peserta didik menyimpulkan berperilaku taat hukum dan memberi contoh
aktual.
Materi ajar, Materi:
alat, dan Membangun Kesadaran Tertib Hukum
bahan Sumber:
Abdul Waidl, dkk. 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas X SMA/MA. Jakarta: Kemmendikbudristek.
Rochimudin. 2022. Pendidikan Pancasila Kelas X SMA/MA. Jakarta:
Bumi Aksara.
Alat dan Bahan:
LCD, Gawai, Whiteboard, dll.
Sarana 1. Gawai
Prasarana 2. Jaringan Internet
3. Buku Teks PPKn
4. Lembar kerja
5. Handout materi
6. Proyektor / LCD
7. Grup Whatsapp
8. Laptop / komputer PC
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN DESKRIPSI
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu
TUJUAN PEMBELAJARAN menunjukkan perilaku taat hukum berdasarkan
peraturan yang berlaku di masyarakat secara benar.
1)
3) Materi Esensial
Pertemuan pada sub bab ini membahas tentang Membangun Kesadaran Tertib
Hukum. Berikut deskripsi materinya.
• Pengertian
Sadar • Tingkat
Hukum Kesadaran
Hukum
2) Kegiatan Pembelajaran
DISKUSI KELOMPOK
BRAINSTORMING
PENDAHULUAN
PENUTUP
PRESENTASI
b. Kegiatan Inti
1) Peserta didik mencermati gambar atau kartu yang berisi contoh dan bukan
contoh (examples and non examples) perilaku berdasarkan hukum yang
berlaku. Penyampaian beberapa gambar dapat dilakukan melalui media seperti
LCD, OHP ataupun print out. Selanjutnya peserta didik menjawab dengan
memberi alasan secara individu ataupun kelompok kecil. Contoh gambarnya
antara lain:
Sekolah
Lalu lintas
Sosial
Kemasyarakatan
3)
4) Asesmen
Pedoman penskoran:
Rentang skor:
Skor 4 = 91 s/d 100; dengan predikat amat baik
Skor 3 = 81 s/d 90; dengan predikat baik
Skor 2 = 71 s/d 80; dengan predikat cukup baik
Skor 1 = di bawah 70; kurang
Rumus Penilaian:
Nilai = jumlah skor X 10
skor maksimal
Asesmen Sikap
Penilaian sikap melalui observasi dengan melakukan pengamatan individu (sopan
santun) dan saat berdiskusi kelompok (menghargai pendapat orang lain, kerjasama,
tanggung jawab, dll).
4)
5) Tindak Lanjut
Setiap harinya dalam waktu 24 jam rata-rata anak berada di sekolah selama 8
jam. Berdasarkan data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, rata-
rata lama sekolah anak di Kalimantan Timur selama 9,6 tahun, angka tersebut
diatas rata-rata nasional. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi tempat yang
aman dan nyaman sebagai bentuk rumah kedua bagi anak.
"Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan salah satu indikator dari
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) dengan memastikan anak-anak terpenuhi
haknya di sekolah dan terlindungi dari kekerasan dan eksploitasi. Jika semakin
banyaknya sekolah yang menginisiasi sebagai SRA, maka akan mendorong
terciptanya KLA khususnya di Provinsi Kalimantan Timur," ujar Deputi Bidang
Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA, Lenny N Rosalin saat membuka acara
Pelatihan Konvensi Hak anak dan Sekolah Ramah Anak bagi 100 orang Pendidik
dan Tenaga Pendidikan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang diselenggarakan
di Samarinda, 2-4 September 2019.
Saat ini jumlah SRA di Indonesia sebanyak 22.170 satuan pendidikan untuk
Provinsi Kalimantan Timur sendiri sejumlah 242 satuan pendidikan. Pelatihan ini
dilaksanakan dalam rangka melaksanakan percepatan SRA di Provinsi
Kalimantan Timur.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan,
Kreativitas, dan Budaya, Elvi Hendrani menyampaikan proses pendisiplinan di
SRA dilakukan tanpa merendahkan martabat peserta didik dan tanpa
kekerasan. "Proses komunikasi yg baik dan pembinaan menjadi cara yang tepat
mengingat sekolah bukanlah lembaga penegak hukum namun lembaga
pendidikan, sehingga seluruh warga sekolah menjadi dekat dan sekolah menjadi
rumah kedua bagi anak. Jika anak mengalami kasus yang menempatkan anak
dalam kategori perlindungan khusus, maka sekolah harus berkoordinasi dan
menjalin komunikasi dengan lembaga layanan seperti P2TP2A, UPPA POLRI,
KPAD, dan Pusaga untuk mempercepat penanganan kasus tersebut," tambah
Elvi.
Pelaksanaan SRA dapat dicapai melalui 6 Komponen SRA, yaitu; (1) Kebijakan
SRA; (2) Guru dan Tenaga Kependidikan terlatih Konvensi Hak Anak; (3) Proses
belajar yang ramah anak; (4) Sarana Prasarana Ramah Anak; (5)Partisipasi
Anak, dan; (6) Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha,
Stakeholder lainnya dan Alumni.
“Dengan terciptanya sekolah yang ramah bagi anak akan membuat anak senang,
guru tenang, dan orang tua yang bahagia. Mari bersama dan bersinergi untuk
dapat mewujudkan hal tersebut,” tutup Elvi.
Sumber artikel 2.1: kemenpppa.go.id
Pertanyaan
a. Apakah sekolah ramah anak mendukung upaya mewujudkan taat pada
hukum? Berikan pendapat peserta didik.
b. Setelah peserta didik membaca artikel di atas, coba tanyakan kepada
pimpinan sekolah melalui Ketua Kelas atau perwakilan kalian, apakah
sekolah sudah termasuk sekolah ramah anak. Apabila belum, usulkan
supaya dapat mengikuti program sekolah ramah anak. Jika sudah
menjadi sekolah ramah anak, sampaikan pada pimpinan sekolah
apakah sudah berhasil mencapai tujuannya.
2. Remidi
Remidi diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai capaian tujuan
pembelajaran agar peserta didik tersebut mampu mencapai capaian tujuan
pembelajaran. Kegiatan remidi meliputi:
a. Guru melakukan pertemuan satu persatu atau beberapa dengan peserta didik
yang belum tuntas dengan menanyakan penyebabnya seperti hambatan
belajar ataupun metode belajar. Kemudian guru memberikan motivasi dan
umpan balik. Umpan balik dapat berupa pembelajaran ulang atau tambahan
pada peserta didik tersebut.
b. Guru meminta peserta didik yang belum mencapai capaian tujuan
pembelajaran untuk belajar bersama peserta didik yang telah tuntas (tutor
sebaya). Dengan tutor sebaya diharapkan dapat menyesuaikan gaya
belajarnya dan membantu mengatasi hambatan belajar.
c. Memberikan soal asesmen pada nomor soal yang belum mampu dijawab oleh
peserta didik yang belum dikuasai tersebut untuk dikerjakan kembali setelah
diberikan tindakan pada poin a atau b. Setelah mampu menjawab maka
dinyatakan telah mencapai capaian tujuan pembelajaran.
5)
6) Refleksi Guru
Guru melakukan refleksi diri mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dan hal apa saja yang diperlukan peningkatan. Berikut merupakan pertanyaan refleksi
tersebut.
1. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan ini telah sesuai
dengan rencana atau modul ajar dan mendekati capaian tujuan pembelajaran?
2. Tahapan kegiatan pembelajaran manakah yang dinyatakan berhasil?
3. Sebutkan kesulitan atau hambatan yang dialami dalam penerapan kegiatan
pembelajaran ini!
4. Apakah tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik?
5. Apakah peserta didik merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan?
6. Sebutkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar