Etno Pengrajin Kijing. Tugas Riset
Etno Pengrajin Kijing. Tugas Riset
KIJING DI KEBUMEN
Salah satu batu nisan kuno yang dianggap sebagai bukti masuknya agama Islam ke Nusantara
adalah makam Malik As-Saleh pada 1297. Makam Malik As-Saleh dikatakan mirip dengan
batu nisan yang ada di Gujarat (India). Oleh sebab itu, penemuan batu nisan kuno ini
termasuk dalam teori gujarat (Adryamarthanino, 2023).
Pola kijing dalam kependudukan sosialnya dapat mempengaruhi dengan bentuk dan model
kijing, seperti kyai dan ulama memiliki model dan bentuk tersendiri tidak sama dengan orang
biasa. Kijing ini menggunakan bahan yang bermacam-macam seperti dengan
traso,semen,granit,marmer dan keramik dari berbagai bahan itu juga tentunya berbeda-beda
harga dan kualitas produknya. Pembuatan kijing ini tidak boleh asal-asalan dalam memilih
bahan karena bisa membuat kijing itu jadi tidak kokoh dan jadi tidak tahan lama.
Pola Interaksi
Menurut Bapak Anto, pengrajin batu ini terkait dalam hubungan keluarga, biasanya suatu
usaha yang dibangun berdasarkan hubungan kekeluargaan saling menguntuungkan dan saling
membantu satu dengan yang lainnya. Namun menurut Ibu Ana, ada persaingan tidak sehat
berupa persaingan harga maupun dalam proses produksi (Cahyani, 2015).
Pandangan dalam masyarakat dapat membantu menandai makam yang banyak untuk
memudahkan dalam mencari makam dan makamnya tidak tertukar dengan makam yang lain
begitupun ada budaya dalam islam. Persepsi masyarakat terhadap batu nisan makam Arung Nepo
berbeda-beda diantaranya makam yang batu nisanya berukiran kaligrafi merupakan orang yang sangat
kental dengan pengaruh Islam pada dirinya dan pada saat itu Islam telah masuk di Desa Manuba, makam
yang batu nisannya berukiran perpaduan corak Kaligrafi dan Lontara menunjukkan bahwa pada saat itu
telah dikenal teknik ukiran Islam Tradisional, ada pula menggunakan sistem pahat menyatuh dimana batu
dipahat secara tidak terpisah dimana makam itu hanya untuk Arung atau kerabat dekat dari Arung Nepo,
sedangkan batu nisan yang berbentuk manusia yang mengenakan topi seperti topi haji,memakai kumis,
mengenakan kalung tasbih dan pada alat fitalnya menggunaka kain berbentuk segi empat yang disebut
dalam bahasa bugis Kawari, yang menandakan bahwa orang yang dimakamkan pada makam tersebut
merupakan penasehat spritual atau pemuka Agama Arung Nepo (Asniar,2021)
Peningkatan penjualan kijing pada saat ini di Kebumen sudah mulai semakin meluas. Banyak
pengrajin yang melanjutkan pendidikan pada jurusan desain agar dapat menciptakan model-
model kijing yang baru sehigga terdapat kebaruan dalam desain kijing. Hal ini yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul etno budaya pengrajin kijing di
Kebumen.
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah seebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah munculnya kijing pada masa masuknya islam di Indonesia.
2. Mengetahui model-model budaya kijing dari rakyat biasa sampai kyai dan ulama.
1.3 Manfaat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah ilmu tentang model-model yang digunakan dalam makam untuk menandai.
2. - Bagi lingkungan, sebagai penanda kubur yang membedakan antara kepala dan kaki
serta identitas mayit.
- Bagi masyarakat, jadi tau kehidupan sosial seseorang mempengaruhi dengan
bentuk/pola kijing
- Bagi penulis, menambah ilmu tentang kijing dalam budaya
Daftar Pustaka
Pengertian kijing
(Tim penyusun 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.Repo.uinsatu.ac.id. 1.1:38). http://repo.uinsatu.ac.id/11499/5/BAB%20II.pdf
Sejarah kijing
(Adryamarthanino, 2023. Masuknya Agama Islam ke Indonesia. kompas.com.
2.1:5).https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/10/090000679/masuknya-agama-islam-
ke-indonesia-berdasarkan-temuan-batu-nisan-kuno
Pola kijing
(Cahyani, 2015. Batu Nisan: Pola pengrajin dan korelasinya terhadap budaya.
Jurnal.uns.ac.id. 3.94:112).https://www.scribd.com/document/503428459/182715-ID-batu-
nisan-pola-pengrajin-dan-korelasiny-CkD7Imz.