Anestesi obstetri adalah komponen penting dalam perawatan kesehatan ibu modern,
yang bertujuan untuk meredakan nyeri selama persalinan dan memastikan persalinan yang
aman. Pemilihan obat anestesi selama kehamilan merupakan topik perdebatan yang sedang
berlangsung dalam komunitas medis. Anestesi obstetri adalah bidang kedokteran khusus yang
berfokus pada penyediaan layanan pereda nyeri dan anestesi selama persalinan, persalinan,
dan operasi caesar. Tujuan dari anestesi obstetri adalah untuk meringankan rasa sakit dan
ketidaknyamanan ibu sekaligus menjamin keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi yang
belum lahir. Namun, penggunaan obat anestesi selama kehamilan menghadirkan tantangan
unik dan kontroversi yang memerlukan pertimbangan cermat.
Beberapa obat anestesi yang umum digunakan dalam bidang kebidanan telah memicu
perdebatan karena kekhawatiran mengenai potensi dampaknya terhadap kesehatan ibu dan
janin. Analgesik opioid, seperti fentanil dan morfin, adalah pereda nyeri yang ampuh tetapi
meningkatkan kekhawatiran tentang withdrawal neonatal syndrome, depresi pernapasan, dan
kecanduan pada ibu. Penggunaan opioid ibu dalam waktu lama selama persalinan dapat
menyebabkan sindrom penarikan neonatal, yang ditandai dengan gejala seperti mudah
tersinggung, kesulitan makan, dan kejang pada bayi baru lahir. Pemilihan opioid dan
dosisnya harus dipertimbangkan dengan cermat untuk meminimalkan risiko ini. Kehamilan
meningkatkan sensitivitas kardiovaskular terhadap kokain akibat peningkatan sekunder
pelepasan katekolamin dan sensitivitas α-adrenoseptor. Kokain meningkatkan kebutuhan
oksigen miokardium dengan meningkatkan denyut jantung, resistensi pembuluh darah
sistemik, dan kontraktilitas ventrikel kiri. Peningkatan permintaan ini dimediasi oleh α-
adrenoseptor vasokonstriksi koroner merupakan predisposisi terjadinya iskemia miokard,
infark dan aritmia. Komplikasi pada ibu seperti solusio plasenta, ruptur uteri, persalinan
prematur, pecahnya hati, infark serebral, dan kematian semuanya telah dilaporkan
Pemberian anestesi obstetri memiliki beberapa tujuan penting seperti pereda nyeri,
memfasilitasi pembedahan, mengurangi stres pada ibu dan meminalkan gawat janin. Anestesi
diberikan untuk mengurangi rasa sakit ini, sehingga meningkatkan pengalaman melahirkan
secara keseluruhan bagi ibu. Pereda nyeri yang efektif dapat mengurangi stres ibu. Tetapi
Obat anestesi harus dipilih secara hati-hati untuk menghindari efek buruk pada janin, karena
beberapa obat dapat melewati sawar plasenta. Studi analisis meta menunjukkan bahwa
paparan prenatal terhadap agen anestesi menunjukkan gangguan yang sangat signifikan
terhadap pembelajaran dan subjek uji dan menunjukkan cedera saraf yang sangat signifikan
(apoptosis seluler, gangguan pembentukan sinaps, penurunan kepadatan neuron, dan
penurunan proliferasi) pada subjek uji.
Beberapa obat anestesi yang umum digunakan dalam bidang kebidanan telah memicu
perdebatan karena kekhawatiran mengenai potensi dampaknya terhadap kesehatan ibu dan
janin. Analgesik opioid, seperti fentanil dan morfin, adalah pereda nyeri yang ampuh tetapi
meningkatkan kekhawatiran tentang withdrawal neonatal syndrome, depresi pernapasan, dan
kecanduan pada ibu. Penggunaan opioid ibu dalam waktu lama selama persalinan dapat
menyebabkan sindrom penarikan neonatal, yang ditandai dengan gejala seperti mudah
tersinggung, kesulitan makan, dan kejang pada bayi baru lahir. Pemilihan opioid dan
dosisnya harus dipertimbangkan dengan cermat untuk meminimalkan risiko ini.
Epidural dan spinal anestesi banyak digunakan untuk menghilangkan nyeri persalinan
dan operasi caesar. Meskipun secara umum dianggap aman, terdapat kekhawatiran mengenai
hipotensi ibu, muntah, mual, penurunan aliran darah uteroplasenta, dan peningkatan risiko
asidosis janin. Obat anestesi dapat mempengaruhi detak jantung dan oksigenasi janin.
Pemantauan janin secara terus-menerus sangat penting selama persalinan untuk mendeteksi
dan mengatasi tanda-tanda distress pernapasan. Anestesi general pada kasus obstetric di mana
operasi caesar darurat diperlukan atau anestesi regional merupakan kontraindikasi
menimbulkan neurotoksisitas pada studi praklinis. Tetapi hal ini masih dibatasi oleh beberapa
faktor dan dibutuhkan studi observasional klinis yang lebih mendalam
Kontroversi seputar obat anestesi obstetrik menggaris bawahi sifat rumit dan rumit
dalam memberikan pereda nyeri selama persalinan dan melahirkan sekaligus memastikan
keselamatan dan kesehatan ibu dan janin. Para profesional medis harus dengan cermat
mempertimbangkan risiko dan manfaat setiap obat, mencari pendekatan alternatif, dan
terlibat dalam penelitian berkelanjutan untuk meningkatkan keamanan dan efektivitas
anestesi obstetri. Pada akhirnya, tujuannya adalah untuk memberikan perawatan yang
dipersonalisasi yang memprioritaskan kenyamanan ibu dan kesejahteraan janin sambil
meminimalkan potensi risiko dan kontroversi, sehingga mengoptimalkan hasil akhir bagi ibu
dan bayi baru lahir.
Sumber :