Anda di halaman 1dari 3

N AMA : YOGI SUKAMARA

NPM : 202110121074
TANGGAL : RABU, 1 NOVEMBER 2023

“UJIAN TENGAH SEMESTER HUKUM KEPARIWISATAAN”

1.Fungsi Kepariwisataan:
Kepariwisataan memiliki beberapa fungsi baik dari sisi ekonomi,sosial,maupun
lingkungan,penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut:
-Ekonomi: Kepariwisataan dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi suatu daerah
atau negara. Ini mencakup pendapatan dari wisatawan, pekerjaan dalam sektor pariwisata, dan
peluang usaha terkait.
-Sosial: Pariwisata dapat mempromosikan pertukaran budaya dan pemahaman antar masyarakat
dari berbagai latar belakang. Ini juga dapat memperkuat identitas budaya dan warisan suatu
daerah.
-Lingkungan: Pariwisata yang berkelanjutan bisa membantu memelihara lingkungan alam dan
budaya suatu daerah dengan mempromosikan kesadaran konservasi dan pengelolaan yang baik.
Tujuan Kepariwisataan:
-Meningkatkan Perekonomian: Salah satu tujuan utama pariwisata adalah menghasilkan
pendapatan dan lapangan kerja bagi komunitas setempat serta mengembangkan sektor ekonomi.
-Mempromosikan Budaya: Pariwisata dapat digunakan untuk mempromosikan dan melestarikan
budaya dan warisan suatu daerah, seperti seni, tradisi, dan situs bersejarah..
-Meningkatkan Hubungan Antarbangsa: Pariwisata dapat membantu membangun hubungan
diplomatik dan kerja sama antarnegara.
-Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Pariwisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan alam dan budaya.
-Memberikan Pengalaman Wisatawan: Tujuan utama pariwisata adalah memberikan pengalaman
positif bagi wisatawan, memungkinkan mereka menjelajahi dan menikmati berbagai tempat dan
kegiatan.

2. Jenis usaha dan jasa pariwisata yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dapat
mencakup akomodasi, restoran, agen perjalanan, pemandu wisata, transportasi, dan lainnya.
3. Berdasarkan landasan filosofis yang diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, yaitu bahwa kekayaan alam, flora, dan fauna merupakan sumberdaya
dan modal pembangunan kepariwisataan, dan bahwa semua sumberdaya tersebut memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, beberapa jenis
usaha wisata yang dapat dikembangkan adalah:
a..Ekowisata: Usaha ekowisata mengutamakan pelestarian alam dan ekosistemnya. Wisatawan
dapat mengunjungi taman nasional, hutan lindung, atau area konservasi untuk menikmati
keindahan alam dan keanekaragaman hayati tanpa merusak lingkungan.
b.Wisata Alam: Menawarkan kegiatan seperti hiking, camping, birdwatching, dan fotografi alam
di tempat-tempat yang memiliki keindahan alam yang luar biasa, seperti pegunungan, danau,
pantai, atau hutan tropis.
c.Wisata Flora dan Fauna: Tempat-tempat seperti kebun binatang, taman burung, kebun raya,
atau kebun binatang safari yang memamerkan keanekaragaman flora dan fauna, dapat menjadi
daya tarik wisatawan, terutama yang tertarik dengan dunia satwa liar.
d.Agrowisata: Wisatawan dapat mengunjungi kebun-kebun atau perkebunan untuk memahami
dan mengalami proses pertanian, berkebun, atau memetik buah langsung dari pohonnya.
e.Wisata Budaya: Sumberdaya budaya, termasuk seni rupa, tari tradisional, kerajinan tangan, dan
tradisi masyarakat lokal, dapat dijadikan daya tarik wisata yang unik dan menarik.
f.Wisata Pesisir dan Laut: Pariwisata yang berkaitan dengan pantai, pulau-pulau kecil, dan
kegiatan air seperti snorkeling, diving, dan melihat kehidupan laut yang indah.
g.Wisata Aventur: Melibatkan kegiatan petualangan seperti arung jeram, panjat tebing, dan
jelajah gua di daerah yang memiliki keindahan alam yang menantang.
h.Wisata Ramah Lingkungan: Usaha-usaha yang mendukung dan mempromosikan pariwisata
ramah lingkungan, memperkenalkan praktik-praktik berkelanjutan dalam industri pariwisata.

4.(a).Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) merupakan izin yang diberikan kepada
perusahaan atau individu yang berencana menyelenggarakan layanan wisata alam di suaka
margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam sesuai dengan Peraturan
MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.8/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2019.
Izin ini memungkinkan penyelenggara untuk memberikan layanan wisata kepada pengunjung,
seperti tur alam, petualangan, dan aktivitas lainnya yang berbasis pada kekayaan alam dan
lingkungan di lokasi tersebut. IUPJWA mengatur bagaimana layanan wisata alam harus
diselenggarakan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan keberagaman alam, serta
keselamatan dan kenyamanan pengunjung.
(b).Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) merupakan izin yang diberikan
kepada perusahaan atau individu yang berencana menyediakan sarana atau fasilitas pendukung
untuk wisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.8/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2019. Izin ini mencakup penyediaan fasilitas seperti
penginapan, restoran, toilet umum, tempat parkir, dan fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan
wisata alam di lokasi tersebut. IUPSWA mengatur standar dan persyaratan teknis serta
lingkungan yang harus dipenuhi oleh penyedia fasilitas agar memastikan kenyamanan,
keamanan, dan keberlanjutan lingkungan bagi pengunjung dan lingkungan sekitar.
5. a) Standar Daya Tarik Wisata menurut Perda Provinsi Bali dapat mencaku pertunjukan tari
tradisional, seni rupa, upacara adat, pura, dan warisan budaya Bali.
b) Contoh pengembangan pariwisata di daerah lain di Indonesia adalah pariwisata budaya di
Yogyakarta, diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan
Yogyakarta, dan pariwisata alam di Raja Ampat, diatur sesuai dengan regulasi yang berlaku
untuk pengelolaan taman laut dan kawasan konservasi alam.

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 tentang
Cipta Kerja menjadi Undang-Undang adalah undang-undang yang mengatur perubahan undang-
undang sektor yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi untuk dapat menyelesaikan
berbagai permasalahan dalam beberapa undang-undang ke dalam satu undang-undang secara
komprehensif. Dalam konteks pengaturan perizinan di bidang kepariwisataan, undang-undang ini
mungkin berdampak pada pengaturan dan perubahan perizinan usaha pariwisata. Sebagai contoh,
omnibus law seperti ini dapat menggabungkan peraturan-peraturan terkait dengan perizinan
usaha pariwisata ke dalam satu undang-undang yang lebih komprehensif, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam proses perizinan. Hal ini dapat memudahkan
pengusaha pariwisata dalam memahami persyaratan perizinan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai