43. Menguraikan kaitan antara agama dan negara dalam penentuan dasar negara Indonesia
Hubungan antara agama dan negara di Indonesia tercermin dalam asas-asas dasar negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Berikut adalah beberapa poin yang menguraikan kaitan antara agama dan negara dalam
penentuan dasar negara Indonesia:
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA Sila pertama Pancasila menyatakan "Ketuhanan Yang Maha Esa."
Meskipun Pancasila mengakui keberagaman agama, asas ini menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa. Ini mencerminkan kaitan erat antara agama
dan identitas negara.
2. KEBEBASAN BERAGAMA
Meskipun Pancasila menempatkan dasar negara pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, negara Indonesia juga
menjamin kebebasan beragama. Hal ini tercermin dalam Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara
menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing.
3. PENDIDIKAN AGAMA
Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa negara wajib memajukan kehidupan keagamaan masyarakat dan
memberikan pendidikan agama. Ini menunjukkan bahwa negara mengakui peran penting agama dalam
membentuk moral dan nilai-nilai masyarakat.
4. PERLINDUNGAN TERHADAP TEMPAT IBADAH
Negara Indonesia melindungi tempat-tempat ibadah dan menjamin kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing, sebagaimana diatur dalam Pasal 28E dan Pasal 29 UUD 1945.
5. PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEAGAMAAN
Negara memberikan dukungan dan pemberdayaan terhadap lembaga-lembaga keagamaan untuk berperan dalam
pembinaan moral dan etika masyarakat.
Meskipun Pancasila menegaskan dasar negara yang berketuhanan, negara Indonesia mengakui dan
menghormati keberagaman agama. Dalam konteks ini, keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan prinsip-
prinsip demokratis serta hak asasi manusia menjadi penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera,
dan berkepribadian Indonesia.
45. MENGURAIKAN SYARAT YANG HARUS DIPENUHI DALAM MENGAMANDEMEN UUD NRI
TAHUN 1945.
Proses amandemen UUD NRI Tahun 1945 di Indonesia diatur dalam Pasal 37 UUD 1945. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam mengamandemen UUD 1945 melibatkan langkah-langkah dan persyaratan tertentu.
Berikut adalah rincian syarat-syarat tersebut:
1. PERSETUJUAN DPR DAN PRESIDEN:
- Proses amandemen dimulai dengan usulan perubahan UUD yang diajukan oleh DPR atau paling sedikit 1/3
anggota DPR.
- Amandemen harus disetujui oleh paling sedikit 2/3 anggota DPR.
2. PERSETUJUAN MPR:
- Setelah mendapatkan persetujuan DPR, usulan amandemen kemudian diajukan kepada MPR.
- Amandemen harus disetujui oleh paling sedikit 2/3 suara anggota MPR.
3. PERSETUJUAN PRESIDEN:
- Setelah mendapatkan persetujuan MPR, amandemen harus mendapatkan persetujuan Presiden.
- Presiden memiliki waktu 30 hari untuk memberikan persetujuan atau menolak.
4. PENGUMUMAN PRESIDEN:
- Setelah semua tahapan di atas terpenuhi, Presiden mengumumkan amandemen tersebut.
- Amandemen baru resmi menjadi bagian dari UUD 1945 setelah diumumkan oleh Presiden.
Proses ini mencerminkan prinsip demokratis dan partisipatif, di mana perubahan terhadap konstitusi
memerlukan persetujuan yang luas dari berbagai lembaga dan tingkat pemerintahan. Proses ini didesain untuk
memastikan bahwa amandemen konstitusi merupakan hasil dari kesepakatan dan konsensus yang kuat di antara
berbagai pemangku kepentingan.