Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

RINGKASAN MATERI PELATIHAN DASAR CPNSKEMENTRIAN PERTAHANAN


GOLONGAN III GELOMBANG VII ANGKATAN XXXVIII

DISUSUN OLEH :

NAMA : NS. ARDHIA PUTRI PRAMESTI, S.KEP

KELOMPOK :I

NO. ABSEN :5

NIP :199801112022032005

SATKER : RSPAD GATOT SOEBROTO


A. Pendahuluan
Instansi pemerintah adalah organisasi Instansi pemerintah didirikan untuk tidak
berorientasi pada keuntungan dengan modal yang berasal dari pajak, retribusi atau
subsidi dan melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan kepada orang
banyak. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai apabila mampu mengolah,
menggerakan dan menggunakan sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif
dan efisien. Instansi Pemerintahan Kementrian pertahanan (Kemhan) terdapat
struktur organisasi yang meliputi satker dan subsatker. Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto merupakan salah satu unit kerja yang
berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Unit kerja dalam suatu satuan
kerja setidaknya memiliki suatu masalah yang harus segera diatasi termasuk dalam
hal ini RSPAD Gatot Soebroto.

B. DESKRIPSI DAN IDENTIFIKASI ISU

Dalam melaksanakan tugas sebagai perawat pelaksana di ruangan rawat inap


bedah di Paviliun Eri Soedewo RSPAD Gatoto Soebroto, Penulis menemukan
beberapa isu pemerasalahan yang dapat menghambat pekerjaan dalam
pelaksanaanya. Sebeleum penetuan judul aktulisasi berdasarkan analisis isu
prioritas, terlebih dahulu dilakukan identfifikasi yang ada, hasil observasi yang telah
dilakukan penulis selama bertugas di Ruang Rawat inap lantai 5 Bedah Paviliun Eri
Soedewo RSPAD Gatot Soebroto. Identifikasi isu yang dilakukan terkait kondisi
saat ini, diharapkan dari hasil anlisis yang telah dilakukan dapat menghasilkan isu
yang layak dibahas. Adapun beberapa terkait isu yang layak untuk dibahas. Yang
berkembang di Instalansi Rawat Inap Bedah RSPAD Gatot Soebroto, antara lain:

1. Kurang optimalnya pelaksanaan pada saat serah terima pasien


2. Perawat tidak melengkapi rekam medis pasien
3. Penerapan Komunikasi Terapuetik yang belum optimal

C. TAPISAN ISU
Isu-isu strategis yang muncul di lingkungan kerja akan memberikan pengaruh besar
terhadap keberlangsungan penyelenggaraan Instansi, sehingga dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap persoalan yang terjadi. Melalui
dasar analisis yang matang serta memperhatikan teknik analisis isu, menganalisis
sutau isu dapat menggunakan suatu teknik yaitu tapisan, teknik ini menetapkan
rentangan penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak
(APKL).

No. ISU A P K L Keterangan


1. Kurang optimalnya √ √ √ √ Memenuhi syarat
pelaksanaan pada saat serah
terima pasien

2. Perawat tidak melengkapi √ √ √ √ Memenuhi syarat


rekam medis pasien

3. Penerapan Komunikasi √ √ √ √ Memenuhi syarat


Terapuetik yang belum optimal

1. Tapisan isu dengan metode USG

Selain teknik analisis APKL terdapat teknik bantu tapisan lainnya yaitu dengan
menggunakan teknik analisi kreteria Urgensi, Seriousness, dan Growth (USG)

No. ISU U S G Total Urutan


Score Priotitas
1. Kurang optimalnya 5 5 4 14 Memenuhi
pelaksanaan pada saat syarat
serah terima pasien

2. Perawat tidak melengkapi 4 4 4 12 Memenuhi


rekam medis pasien syarat
3. Penerapan Komunikasi 5 4 4 13 Memenuhi
Terapuetik yang belum syarat
optimal

Rentang nilai 1 - 5

5 : Sangat mendesak/gawat/dampak
4 : Mendesak/gawat/dampak
3 : Cukup mendesak/gawat/dampak
2 : Tidak mendesak/gawat/dampak
1 : Sangat tidak mendesak/gawat/dampak

Kesimpulan : analisis isu menggunakan tabel APKL dan USG didapatkan bahwa yang
menjadi prioritas adalah Kurang optimalnya pelaksanaan pada saat serah terima
pasien, hal ini merupakan isu yang harus dibahas karena dampak buruk akan terjadi di
lingkup RSPAD.

D. ANALISIS ISU
Isu yang telah memenuhi kriteria APKL atau USG atau teknik tapisan lainnya,
selanjutnya dapat dianalisis lebih mendalam menggunakan alat bantu dengan
teknik berpikir kritis, misalnya menggunakan system berpikir mind mapping,
fishbone, dan SWOT. Metode fishbone diagram merupakan teknik yang memahami
persoalan dengan memetkan isu berdasarkan cabang-cabang masalah terkait.
Analisis ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibt, sehingga seringkali di
sebut sebgai Cause-and-Effect Diagram
E. PEMECAHAN MASALAH
Isu yang muncul dan telah dianalisis menggunakan metode fishbond kemudian
harus dicarikan solusi jalan keluarnya sehingga menghasilkan solusi dari
masalah terkait. Pemecahan satu masalah dapat dilakukan dengan
memperhatikan Kembali faktor-faktor yang terjadi baik eksternal maupun
internal, dari isu yang ditemui diatas maka dapat dilakukan metode pemecahan
masalah menggunakan metode SMART. Dengan menggunakan metode
SMART terlampir pada tabel berikut :

No. Gagasan Solusi S M A R T Kesimpulan


1. Melaksanakan √ √ √ √ √ Solusi memenuhi
serah terima kriteria SMART
pasien di
lokasi/lingkungan
yang dapat
meminimlakan
gangguan

2. Melakukan √ √ √ √ √ Solusi memenuhi


sosialisasi ulang kriteria SMART
SOP hand over
3. Mengoptimalakan √ √ √ √ √ Solusi memenuhi
penggunaan kriteria SMART
handover saat
serah terima
pasien sebagai
catatan
dokumentasi

Alternatif solusi di atas dengan apat menyelesaikan masalah adalah melakukan dengen
pelaksanaan serah terima pasien di lokasi/ lingkungan yang dapat meminimlkan
gangguan degan melakukan serah terima di sebelah pasien, Adapun tahapan-tahapan
yang perlu dilakukan antara lain :
1. Memintaizinkepadaatasanuntukmelaksanakankegiatan.
2. Mengajukan kepada pihak terkait rumah sakit dan kepala ruangan untuk
sosialisasi ulang pemasangan infus
3. Melakukan serah terima pasien di dekat bed pasien
4. Mengoptimlakan handover sebagai dokumentasi pada saat serah terima pasien
5. Melakukan evaluasi terhadap kepatuhan perawat
6. Melaporkan hasil evaluasi yang telah dilakuakn
7. Dari tahapan-tahapan diatas maka diharapkan adalah optimalnya

pelaksanaan serah terima yang berlaku dengan SPO yang berlaku. Output yang
diberikan terhadap substansi pelatihan adalah untuk menerapkan nilai dasar sebagai
ASN yang memiliki nilai BerAKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) . Kontribusi terhadap visi misi organisasi yaitu
sesuai misi organisasi tersebut untuk menyelenggarakan fungsi pelaksanaan kegiatan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan . Kontribusi yang diharapkan nantinya untuk
penguatan organisasi bisa adaptif dengan beberapa permasalahan yang timbul dan
peluang pembangunan kedepannya.
LAMPIRAN HARI KE-2

Anda mungkin juga menyukai