Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Sekarang ini, kita semua dihadapkan oleh masalah keterbatasan lahan. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan
menata ruang yang ada secara efisien. Karena keterbatasan lahan tersebut,
semakin banyak pembangunan yang mulai merambah ke daerah yang seharusnya
diperuntukkan sebagai lahan hijau. Apalagi, Indonesia merupakan suatu negara
yang sedang dalam tahap perkembangan, sehingga banyak pembangunan yang
masih direncanakan. Akibatnya lahan hijau semakin berkurang.
Mengapa kita membutuhkan lahan hijau? Karena dalam beberapa tahun
terakhir, pemanasan global semakin dapat kita rasakan. Peningkatan suhu yang
ekstrem pada atmosfer bumi, meningkatnya risiko kanker kulit karena efek rumah
kaca, serta berbagai dampak lainnya.
Namun, dampak-dampak dari pemanasan global tersebut dapat
diminimalisir. Penghijauan merupakan salah satu pencegahan yang paling mudah
dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Dengan penghijauan, kadar karbondioksida di
udara akan berkurang dan kadar oksigen akan meningkat.
Salah satu alternatif penghijauan yang dapat diterapkan di lahan terbatas
yaitu hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Hidroponik bahkan dapat
dilakukan dengan menyusun rak-rak secara vertikal, sehingga dapat
memaksimalkan pemanfaatan ruang yang ada. Selain itu metode budidaya
tanaman secara hidroponik juga lebih hemat tenaga dan air.
Hidroponik juga dapat membantu solusi atas masalah pangan yang sering
kita hadapi, karena dapat diterapkan untuk membudidayakan sayur-sayuran.
Sayur-sayuran yang dihasilkan juga memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih,
serta lebih mudah dipanen.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis terdorong untuk mengkaji
mengenai kelebihan dan kekurangan menanam tanaman secara hidroponik.

Anda mungkin juga menyukai