Anda di halaman 1dari 4

PESAN UNTUK ISTERI CIKKE

Sebelumnya sebagai perkenalan singkat, saya Fatih seorang Advokat dan sekaligus teman
kecilnya Cikke sejak di Sekolah Dasar (SD). Yah, SD. Awal perkenalan dengan Ahmad itu
waktu kelas 4 SD, tepatnya adalah ketika baru pindah dari SD 3 ke SD 103 tempat Ahmad
bersekolah. Oh iyah, sepertinya kurang sreegg kalau panggilnya Ahmad, karena biasanya
disapa akrab dengan panggilan Cikke. Jadi untuk seterusnya dalam pesan ini, Cikke menjadi
nama yang akan terus diulang.

Waktu masih di SD, Cikke merupakan salah satu siswa yang cukup pendiam jika
dibandingkan dengan siswa lainnya. Setidak-tidaknya sampai kelas 6 (enam) di kelas yang
sama, Cikke merupakan siswa yang biasa-biasa saja. Kami menjadi akrab ketika memiliki
kesamaan hobi yang sama, apalagi kalau bukan permainan kelereng dan bayang-bayang
(salah satu jenis permainan kartu bergambar, dimainkan dengan cara menepuk dan/atau
menaruhnya di atas batu sebagai taruhan jika batu tempat kartu berhasil dijatuhkan)

Cikke salah satu pemain kelereng yang handal di masa-nya, halaman depan rumahnya selalu
digunakan oleh anak-anak sebaya sebagai tempat bermain kelereng. Rumah dalam lorong itu,
memiliki halaman berupa tanah datar yang cocok digunakan sebagai arena bermain kelereng.
Mengapa harus rumahnya Cikke? Yah karena di rumahnya juga ada pohon jambu air yang
selalu dinantikan berbuah, ditambah lagi kalau Ibu-nya ada di rumah. Semua anak-anak yang
bermain pasti ditawari makan, dan ikut makan bersama dengan Cikke di atas rumah.

Hanya saja, selepas masa SD,Kami berdua berpisah. Setidak-tidaknya 6 tahun lamanya,
karena waktu itu atas perintah orangtua, Saya masuk ke Pondok Pesantren di Kota Makassar
dan Cikke tetap di Sinjai sampai tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu yang cukup
lama untuk sebuah perkenalan dan pertemanan akrab, walau pada pertemuan kembali sejak 6
tahun itu, dia duluan yang mengenali dan menegur sapa.

PERTEMUAN KEMBALI

Pertemuan kembali dengan Cikke setelah 6 tahun adalah ketika sama-sama menjadi panitia
kegiatan Try Out ujian masuk perguruan tinggi yang diadakan oleh organisasi mahasiswa
daerah, sungguh kebetulan karena melalui organisasi tersebut Kami kembali bertemu. Nama
organisasi itu, Ikatan Keluarga Mahasiswa Sinjai (IKMS)

Penampilan Cikke sewaktu masih SD sampai dengan pertemuan kembali setelah 6 tahun
sungguh sangat berbeda, badannya yang lebih tinggi ditambah kulit yang sawo matang
(nyaris hitam itu) menambah kesan berbeda dari Cikke yang dikenal dulu. Pertemuan
kembali setelah 6 berlalu tersebut sempat asing, bagaimana mungkin Cikke yang dulu
menjadi sangat berbeda hanya dalam waktu yang relatif singkat.

Dipertemukan di organisasi mahasiswa daerah, Kami berdua tergolong aktif. Mulai dari
menjadi anggota muda sampai pada akhirnya sama-sama menjadi Ketua Bidang (Kabid) di
Dewan Pimpinan Pusat (DPP IKMS). Di organisasi ini juga keakraban Kami berdua kembali,
dengan tempaan kegiatan yang banyak namun dilakukan oleh hanya sedikit orang. Bahkan,
tidak jarang dengan kondisi organisasi pada zaman itu yang jauh dari kata “banyak” semua
hal harus dilakukan dengan membentuk tim-tim kecil untuk menyukseskan agenda kegiatan
organisasi.

ORANG YANG SELALU PUNYA SOLUSI

Karena organisasi mahasiswa daerah pada zaman itu masih jauh dari kata mapan, setiap kader
dipaksa menjadi petarung baik dalam persiapan kegiatan, pelaksanaan kegiatan sampai pada
evaluasi selama kegiatan. hal ini tentu akan menjadi saringan bagi kader organisasi yang
tidak konsisten dan berkomitmen terhadap organisasi, kalau kata senior “laksanakan dinda,
ada-adaji itu jalan.” Dan dengan slogannya “Tea Temmakkua Idi’pa Najaji.”

Dalam keadaan yang serba terbatas itu ditambah lagi paksaan dari senior untuk
menyelesaikan kegiatan kerja, para kader dituntut untuk berfikir solutif dalam menghadapi
semua rintangan dan situasi yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Sebab sebuah
organisasi yang belum mapan dan tidak ada kader yang solutif boleh jadi menjadi pertanda
awal keruntuhan bagi organisasi tersebut.

Nah, Cikke ini merupakan salah satu kader yang selalu memiki saran solutif dalam
menghadapi suatu kondisi sulit, baik dalam kegiatan maupun juga dalam kepengurusan.
Bahkan terkadang juga dengan jaringan yang dimilikinya itu, banyak kegiatan yang
sebelumnya sulit dilaksanakan akan menjadi begitu mudah dengan saran dan/atau
rekomendasi yang Cikke tawarkan.

PINTAR MENGATUR SUASA DAN JAGO PROVOKASI

Karena Cikke punya jaringan yang luas di daerah, dulu sepintas Saya berfikir kalau anak ini
bahaya kalau tidak diarahkan. Kenapa demikian? Dalam teori sosial dijelaskan jika
kemampuan seorang provokator dapat dilihat dari sejauh mana relasi yang dimiliki. Hal ini
juga yang menjadi alasan kenapa kekhawatiran saya itu, walau belakangan memang terbukti
kalau selain berfikir solutif, Cikke ! disaat bersamaan juga memiliki kesan provokatif.

Ada banyak contoh yang dapat dikemukakan perihal jiwa provokator yang dimiliki Cikke,
dokumentasinya bahkan hampir diketahui oleh seluruh kader yang aktif pada saat
kepengurusan. Sebagai salah satu contoh adalah pada saat ingin melengserkan salah satu
Presidium Dewan Pimpinan Pusat organisasi daerah, Cikke yang pembawaannya memang
blak-blakan tidak jarang membawa orang lain ikut dengan yang direncanakan.

Sekalipun bukan tipikal orang yang bisa berfikir lama, Cikke tetap matang dari segi
persiapan. Setidak-tidaknya pada saat melakukan provokasi dengan anggota lain, sejalan pada
isu yang dibawa. Andaikata waktu itu gerakan penjatuhan Ketua Presidium DPP tidak
didukung Cikke, bisa jadi gerakan tersebut tidak akan sapai menjadi isu bersama. Akibat
keikutsertaan Cikke juga, gerakan meminta pertanggungjawaban Ketua Presidium tersebut
dapat memperoleh atensi dari berbagai kelompok kader yang ada di dalam organisasi daerah
tersebut.

Selanjutnya, sekalipun sangat handal dan jago dalam memprovokasi sesuatu, Cikke juga bisa
mengatur suasana agar dapat berjalan kondusif. Hal ini menjadi kelanjutaan dari agenda
provokasi yang dilakukan dalam kasus Ketua Presidium tersebut. yah, pada saat itu kader
terbelah, mayoritas kader sudah mengisyaratkan untuk dilakukan pemecatan dan hanya sediki
yang masih membuka kesempatan kedua bagi Ketua Presidium.

Ruang maaf tersebut yang pada awal di lempar ke anggota lain tentu mendapatkan respon
penolakan, tidak sedikit malah yang menyatakan jika gerakan ini adalah untuk menjaga
marwah organisasi. Karena banyak dari anggota yang menuntut untuk dilakukan pemecatan,
kehadiran Cikke jusru dapat menenangkan para anggota serta memberikan nasehat yang
langsung dapat diterima oleh semua anggota. Hasilnya bisa ditebak, upaya tersebut tidak
dilakukan dan semuanya sepakat untuk memberikan kesempatan kedua bagi Ketua Presidium
tersebut.

AMANAH DAN TOTALITAS

Setiap anggota sudah mengetahui jika pengelolaan uang yang ada pada organisasi daerah
masih menjadi permasalahan serius, dengan dana yang demikian besar *setelah mendapatkan
bantuan dana pemerintah daerah untuk organisasi masyarakat tidak jarang dapat membuka
peluang dilakukannya penyelewengan.

Pada salah satu kesempatan, saat menjabat di dewan pengurus wilayah. Uang hasil kegiatan
yang hanya diketahui oleh sedikit kader itu sangat bisa untuk diselewengkan, tanpa diketahui
digunakan untuk apa dan dilaporkan atas pengeluaran yang mana saja. Alasannya sederhana,
karena tidak ada satu-pun badan pengawas yang aktif untuk memantau bagaimana pengurus
memperoleh uang dan menggunakan uang. Sampai pada kondisi tersebut, kader hanya selalu
dititipi pesan menjaga nama baik lembaga dan bisa amanah dalam menjalankan tugasnya baik
dalam kepengurusan maupun dalam kepanitiaan.

Cikke yang bisa dipercaya oleh banyak kader itu, tidak memanfaatkan kepercayaaan tersebut
dengan hal-hal yang hanya memberi keuntungan bagi dirinya saja. Bisa saja dia
menyelewengkan kepercayaan kader dengan tindakan yang tidak benar, bisa juga dengan
menyelewengkan tugas selama dalam kepengurusan. Namun begitulah Cikke, terlalu polos
untuk sesuatu yang sifatnya menguntungkan pribadinya saja.

Padahal sebenarnya, kondisi dan waktu dimana dia bisa mencari keuntungan sangat terbuka
lebar. Tapi ! lagi-lagi karena dia terlalu polos makanya kesempatan berbuat salah itu tidak
pernah dilakukannya. Ini sebenarnya seperti anomali, disatu sisi Cikke memiiki sifat
provokator namun di sisi yang lain justru bisa amanah dan totalitas dalam menunaikan
tanggungjawabnya. Sosok seperti ini mungkin tidak banyak, tapi banyak orang yang berusaha
amanah dan bertanggungjawab dengan tugasnya.

BARANG LANGKA

Cikke ini merupakan sedikit manusia yang langka di dunia, bahkan mungkin cuman satu
untuk seluruh Warga Negara Sinjai (WNS). Hampir diseluruh pengalaman bersama, Cikke
seolah tidak pernah merasakan masalah dan/atau menganggap sesuatu yang terjadi adalah
masalah. Bahkan dalam kondisi dimana semua kader pernah merasakan suasana sukar dan
sulit, Cikke dengan entengnya selalu bilang “amanji itu, ada-adaji itu.”
Dan terbukti, selama ini belum ada satu-pun masalah yang tidak dapat diselesaikan. Mulai
dari agenda kepanitiaan sampai dengan konflik kepengurusan, Cikke ini cenderung menjadi
penengah dari setiap permasalahan yang terjadi.

Mungkin nyonya-nya Cikke pernah mendapati kesan buruk orang terhadap Cikke, itu sudah
pasti. Karena jauh sebelum Cikke memutuskan berani mendatangi rumah perempuan untuk
bertemu kedua orangtua dari perempuan itu, banyak perempuan lain yang mendambakan
posisi itu. *eh maksudnya tidak sedikit, bukan banyak-banyak juga. Jadi ketika itu dilakukan
Cikke berarti dia sudah serius dan benar-benar yakin dengan pilihannya, dan setiap yang dia
pilih adalah yang terbaik bagi-nya.

Setidak-tidaknya itulah yang Saya sebagai teman-nya selama ini rasakan, Cikke bisa menjadi
jalan keluar dari masalah, bisa menjadi bara untuk mem-provokasi massa dan menjadi angin
untuk menyejukkan suasana. Sekali lagi, dia bukan orang paling baik, tapi dia juga bukan
orang jahat. Dengan semua pengalaman bersama sebagai seorang teman, Cikke adalah orang
yang amanah, totalitas dan sedia untuk membersamai dalam kondisi suka maupun duka.
Ditambah satu lagi, dia suka traktir makan juga. Ini nilai tambah lain lagi, mungkin turunan
dari Ibu-nya yang suka ajak makan jika sedang berada di rumahnya.

Jadi untuk yang terakhir kali, selamat menikmati mahligai rumah tangga untuk kedua orang
hebat *walau belum ketemu dengan isteri Cikke, setidaknya Cikke sudah cerita hal-hal
tentang Isterinya itu. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah waa rahmah.
Salam dari Kami yang jauh di Ibukota Negara, jika punya masalah Kami punya jalan
keluarnya *sekali-kali promosi profesi ke teman bolehlah.

_____

Jakarta, 26 Januari 2023

Tertanda,

Abdullah Fatih & Sitti Aisyah Jusmadil

Anda mungkin juga menyukai