Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : Imelda Ndruru, S.Pd


Asal Institusi : SMK Negeri 1 Bawolato

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Kurangnya minat Hasil kajian literatur : Setelah dilakukan analisis
belajar siswa pada 1. Minat belajar siswa adalah terhadap kajian literatur
kecenderungan seorang peserta dan hasil wawancara serta
mata pelajaran dikonfirmasi melalui
didik untuk melakukan kegiatan
fisika (IPAS) observasi, dapat diketahui
tertentu yang outputnya akan
terutama di materi bahwa penyebab
membuat mereka senang dan
energi dan usaha Kurangnya minat
tertarik. membaca siswa apalagi
Sumber: yang mengandung banyak
 Saat guru Disadur dari : by Ahmad Nurhakim Januari 13, literasi dan numerasi :
menjelaskan 2023 1. Guru belum
mengenai materi menjadi model
pelajaran fisika 1. Mahmud & Pratiwi (2019) “Literasi numerasi dalam literasi
(IPAS) tentang terdiri dari tiga aspek berupa berhitung, relasi (Guru masih
Energi, usaha dan numerasi, dan operasi aritmatik. Berhitung kurang dalam
perubahannya, adalah kemampuan untuk menghitung suatu memberi contoh
peserta didik benda secara verbal dan kemampuan untuk pemanfaatan
mengidentifikasi jumlah dari benda. Relasi waktu luang
kurang antusias
numerasi berkaitan dengan kemampuan untuk kepada siswa.
dan tidak membedakan kuantitas suatu benda seperti lebih
kosentrasi bahkan Misalnya
banyak, lebih sedikit, lebih tinggi, atau lebih membaca buku).
merasa acuh tak pendek. Sementara itu, operasi aritmatika adalah 2. Siswa lebih
acuh dan kemampuan untuk mengerjakan operasi senang bermain
cendrung matematika dasar berupa penjumlahan dan game daripada
mengantuk dalam pengurangan. Tiga aspek literasi numerasi yang membaca.
KBM dikelas. telah dijelaskan sebelumnya merupakan aspek
 Peserta didik dasar dalam pembelajaran matematika yang
mengeluhkan penting diperkenalkan sejak usia dini hingga
terutama materi anak memasuki kelas rendah”.
Sumber
energi (bentuk-
https://bit.ly/3ejlHuB
bentuk energi),
usaha dan Hasil wawancara
perubahannya 1) Hasil Wawancara dengan Pakar,Bapak
dalam kehidupan Pisenius Telaumbanua, S.Pd. (Kepala SMKN 1
sehari-hari Bawolato)
 Saat diberikan Pertanyaan : Apa Penyebab Rendahnya Minat
kesempatan Baca Siswa Pada Literasi dan Numerasi ?
untuk bertanya Jawaban :
tentang materi  Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi
energi, usaha siswa dalam hal membaca.
dan  Meningkatnya penggunaan teknologi
informasi elektronik
perubahannya
 Pembelajaran di kelas lebih sering masih
peserta didik
berpusat pada guru atau sekedar kegiatan
menjawab sudah transfer ilmu dimana siswa hanya dijejali
mengerti tetapi oleh informasi/pengetahuan dari guru dan
pada saat jarang diajak berdiskusi atau diberi tugas.
diberikan
penilaian harian 2) Hasil wawancara dengan Teman Sejawat Ibu
masih banyak Ruth Ria D. Maharaja,S.Pd. (Guru
yang remedial Matematika/Wakasek Kurikulum)
Pertanyaan : Apa Penyebab Rendahnya Minat
 Kurangnya Baca Siswa Pada Literasi ?
minat peserta Jawaban :
didik  Terbatasnya sarana dan prasarana membaca,
 Rendahnya seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-
buku bacaan yang bervariasi.
kemampuan
 Siswa lebih senang bermain game dari pada
pemecahan
membaca buku.
masalah pada
soal-soal 3) Hasil Wawancara dengan Siswa
numerasi Pertanyaan : Apa Penyebab Rendahnya Minat
Baca Siswa Pada Literasi ?
Jawaban :
 Terbatasnya sarana dan prasarana membaca,
seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-
buku bacaan yang bervariasi.
 Lebih senang membuka media sosial
daripada membuka media cetak (seperti
koran, majalah dan buku pelajaran).

Guru mengajar Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


tidak sesuai Problematika Guru Dalam Menerapkan terhadap kajian literatur
Kurikulum Merdeka dan hasil wawancara serta
langkah-langkah dikonfirmasi melalui
Pertama, dalam kurikulum merdeka belajar
RPP yang dibuat observasi, dapat diketahui
ini guru lebih di tuntut kreatif dalam membuat
atau merancang proses pembelajaran agar bahwa penyebab Kegiatan
pembelajaran tidak
pembelajaran berjalan sesuai yang ditentukan sesuai dengan rancangan
Menteri Pendidikan. yang tertuang dalam RPP:
Kedua, problematika guru dalam menerapkan
Kurikulum Merdeka Belajar pada 1. Guru masih belum
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian menguasai Perangkat
pembelajaran adalah kesulitan menganalis CP, Pembelajarannya
merumuskan TP dan menyusun ATP dan sendiri
Modul Ajar, menentukan metode dan strategi 2. Guru belum
pembelajaran, minimnya kemampuan menyesuaikan
menggunakan teknologi, kurangnya pembuatan Perangkat
kemampuan menggunakan metode dan media Pembelajaran dengan
kondisi sekolah dan
pembelajaran, materi ajar terlalu luas, siswa.
menentukan proyek kelas.
Kata kunci: Problematika, Guru, Kurikulum
Merdeka
Sumber :
Disadur dari: by ( indayanti, Mihrab Afnanda,
dkk)
Journal on Education Volume 06, No. 01,
September-Desember 2023, pp. 2056- 2063 E-
ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Hasil wawancara
1) Hasil Wawancara dengan Pakar, Bapak
pisenius telaumbanua,S.Pd. (Kepala SMKN 1
Bawolato)
Pertanyaan : Apa Sebabnya Kegiatan
Pembelajaran Tidak Sesuai dengan yang tertuang
dalam RPP ?
Jawaban :
 Guru sering menggunakan metode salin dan
tempel RPP dari internet, tanpa mengubah
dan mengeditnya.
 Guru menyesuaikan kegiatan pembelajaran
dengan kondisi siswa.
 Fasilitas buku pada perpustakaan yang masih
sedikit.

2) Hasil wawancara dengan Teman Sejawat, Bpk


Surya Darma D. sipangkar S.Pd. (Guru PJOK)
Pertanyaan : Apa Sebabnya Kegiatan
Pembelajaran Tidak Sesuai dengan yang tertuang
dalam RPP?
Jawaban :
 Pembelajaran yang dilakukan guru monoton
 Guru tidak menggunakan model dan
metode pembelajaran yang menarik

3 1. Hubungan Hasil kajian literatur : Setelah dilakukan analisis


komunikasi 1. Menurut Djamarah (2002) “dalam proses diperoleh penyebab
antar guru dan pendidikan anak di sekolah, terdapat banyak hubungan komunikasi
orangtua faktor yang berpengaruh atau berhubungan antar guru dan orangtua
peserta didik terhadap pencapaian prestasi belajar peserta peserta didik terkait
terkait didik, seperti guru, lingkungan, sarana pembelajaran kurang:
pembelajaran prasarana dan bahkan kerjasama orang tua 1. Banyak orangtua
kurang. dengan guru”. siswa merasa bahwa
Sumber : pekerjaannya lebih
http://dx.doi.org/10.21070/picecrs.v1i1.632 penting dari pada
kegiatan-kegiatan
2. Pendapat senada dikemukakan oleh Mc. Carty, disekolah.
Brennan and Vecchiarello (2011) “yang 2. Sebagian orangtua
menyatakan bahwa salah satu faktor yang merasa malu
sangat penting adalah adanya kerjasama yang berkomunikasi dengan
baik antara orang tua dan sekolah”. guru karena status
ekonominya yang
Sumber : masih rendah.
http://dx.doi.org/10.21070/picecrs.v1i1.632

Hasil Wawancara:
1) Hasil Wawancara dengan Pakar Ibu Yunita
D.Zega S.Th. (Wakasek Kesiswaan)
Pertanyaan : Mengapa komunikasi antar guru dan
orangtua peserta didik terkait pembelajaran
kurang?
Jawaban :
 Orangtua tidak datang saat diundang
disekolah
 Orangtua kurang aktif bertanya,
memberikan pendapat dan saran ketika ada
pertemuan bersama dengan guru
 Karena jarak tempat tinggal orangtua dengan
sekolah sangat jauh

2) Hasil wawancara dengan Teman Sejawat Ibu


Hepinia Zandroto, S.Pd (Guru BK)
Pertanyaan : Mengapa komunikasi antar guru dan
orangtua peserta didik terkait pembelajaran
kurang?
Jawaban :
 Orangtua mempunyai kesibukan tersendiri
yang akhirnya lupa akan kebutuhan anak di
sekolah
 Orangtua tidak mau peduli dengan anaknya
karena belum memahami tentang pendidikan

4 1. Guru belum Hasil kajian literatur : Setelah dilakukan analisis


optimal dalam 1. Nur Eva Zakiah, Yoni Sunaryo, Asep Amam lebih lanjut diperoleh :
penggunaan (2019) “menyatakan bahwa Pembelajaran 1. Dalam kegiatan
model yang efektif dapat diwujudkan, salah satunya pembelajaran, guru
pembelajaran saat guru menyusun rencana pembelajaran masih menggunakan
yang inovatif dan dengan pemilihan model pembelajaran. model pembelajaran
kontekstual Kemampuan guru untuk memilih model konvensional.
sesuai dengan pembelajaran dengan memperhatikan 2. Tidak ada kreatifitas
karakteristik karakteristik materi pelajaran, ketersediaan guru dalam mendesain
materi media pembelajaran, perkembangan mental pembelajaran dengan
dan fisik siswa”. menggunakan model-
Sumber model pembelajaran
https://jurnal.unigal.ac.id › article › download yang inovatif.

2. Jumadi, (2003) “Pendekatan kontekstual


merupakan pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan materi pembelajaran dengan
konteks kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar
dan dunia kerja, sehingga siswa mampu
memiliki kemampuan untuk membuat koneksi
antara pengetahuan yang diperolehnya
dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari”
Oleh karena itu, siswa perlu memahami
tentang arti belajar, manfaat belajar, dan
bagaimana mencapainya. Sehingga siswa
akan mengerti tentang kegunaan materi
pembelajaran dengan kehidupannya.
Sumber
https://bit.ly/3CTBKJR

Hasil Wawancara:
1) Hasil Wawancara dengan Pakar Bapak
Pisenius Telaumbanua S.Pd. (Kasek SMKN 1
Bawolato)
Pertanyaan : Mengapa guru belum optimal
dalam penggunaan model pembelajaran yang
inovatif dan kontekstual sesuai dengan
karakteristik materi?
Jawaban :
 Guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional dikelas.
 Guru belum mendapatkan pelatihan
mengenai pemanfaatan model – model
pembelajaran inovatif berdasarkan
karakteristik materi.
2) Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat Ibu
Rut Ria D.Maharaja,S.Pd. (Guru
Matematika/Wakasek Kurikulum)
Pertanyaan : Mengapa guru belum optimal
dalam penggunaan model pembelajaran yang
inovatif dan kontekstual sesuai dengan
karakteristik materi?
Jawaban :
 Guru belum dilatih penerapan model-model
pembelajaran inovatif
 Guru masih menggunakan model-model
pembelajaran yang konvensional dalam
kegiatan pembelajaran
 Guru masih belum mampu mendesain
pembelajaran yang berbasis model-model
pembelajaran inovatif
 Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah
yang mendukung kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model-model
pembelajaran inovatif

3) Hasil Wawancara dengan Siswa


Pertanyaan : Mengapa guru belum optimal
dalam penggunaan model pembelajaran yang
inovatif dan kontekstual sesuai dengan
karakteristik materi?
Jawaban :
 Guru lebih dominan menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran.
 Guru Jarang mengajak siswa untuk melakukan
eksperimen pada materi yang mengharuskan
ada eksperimen.
 Sarana-prasarana sekolah masih kurang.

5 Pembelajaran di Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lebih


kelas masih belum 1. Liliasari (2015) “menyatakan pencapaian lanjut diperoleh :
berbasis HOTS tujuan tersebut pembelajaran sains bukan 1. Guru belum mampu
ditentukan pada konsep semata, melainkan menerapkan HOTS
lebih diarahkan pada efek iringan 2. Kurangnya pelatihan
pembelajaran yang salah satunya adalah asesmen berbasis
HOTS”. HOTS yang diikuti
Sumber guru
Pratama, L. S., & Istiyono, E. (2015, September).
Studi pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis
higher order thinking (HOTS) pada kelas X di
SMA Negeri Kota Yogyakarta. In PROSIDING:
Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan
Fisika (Vol. 6, No. 2).

2. Ariesta (2018) “Higher Order of Thinking


Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan
berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Higher Order of
Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan suatu
kemampuan berpikir yang tidak hanya
membutuhkan kemampuan mengingat saja,
namun membutuhkan kemampuan lain yang
lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir
kreatif dan kritis”.
Sumber
https://bit.ly/3CRQVU0

Hasil Wawancara:
1) Hasil Wawancara dengan Pakar Bapak
Pisenius Telaumbanua, S.Pd. (Kasek SMKN 1
Bawolato)
Pertanyaan : Mengapa Pembelajaran di kelas masih
belum berbasis HOTS?
Jawaban :
 Guru Belum pernah menerapkan Pembelajaran
HOTS
 Kurangnya guru terkait pemahaman
pembelajaran berbasis HOTS
 Kurangnya pelatihan dalam merancang
pembelajaran berbasis HOTS.
2) Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
Bapak Sabriono, S.Pd. (Kajur Audio video)
Pertanyaan : Mengapa Pembelajaran di kelas masih
belum berbasis HOTS?
Jawaban :
 Guru Belum pernah menerapkan Pembelajaran
HOTS
 Guru Masih Menggunakan Metode ceramah
dalam pembelajaran
 Sarana pendukung masih minim.

3) Hasil Wawancara dengan Siswa


Pertanyaan : Mengapa Pembelajaran di kelas masih
belum berbasis HOTS?
Jawaban :
 Siswa belum paham pengertian HOTS
 Guru belum memberi materi HOTS secara
luas.

6 Guru belum Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis


mengoptimalkan 1. Menurut Prayitno, dkk (2018) lebih lanjut diperoleh:
pemanfaatan “Pada perkembangannya hingga saat ini, 1. Kurangnya sarana
teknologi informasi kemajuan TIK membawa keuntungan yang baik pendukung TIK di
(TIK) dalam bagi dunia pendidikan tidak hanya terbatas pada Sekolah
pembelajaran. teknologi komputer (perangkat keras dan 2. Pemahaman guru
perangkat lunak) yang digunakan memproses terhadap penerapan
dan menyimpan informasi, tetapi juga termasuk TIK di dalam
teknologi komunikasi untuk mengirimkan pembelajaran masih
informasi”. terbatas.
Sumber 3. Kurangnya pelatihan
Prayitno, E., Kurniawati, D., & Arvianto, I. R. TIK yang didapat
(2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan guru.
Komunikasi (TIK) Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran. In Seminar Nasional Call For
Paper & Pengabdian masyarakat (Vol. 1, No. 01).

2. Makna dari teknologi pembelajaran merupakan


aplikasi atau media yang telah dirancang secara
modern dan dimanfaatkan sebagai teori dan
praktik dalam pembelajaran, sebagai sumber
belajar. Saat ini teknologi yang sudah bayak
digunakan dalam dunia pendidikan adalah
teknologi Informasi. Adanya informasi yang
digunakan untuk media pembelajaran dapat
berdampak positif bagi para siswa, yaitu mereka
bisa lebih mudah dalam mencari informasi yang
diperlukan selama proses pembelajaran. Media
yang bisa digunakan adalah dengan
menyediakan komputer dan Internet di tiap-tiap
sekolah. 1) menambah informasi 2)
meningkatkan kemampuan belajar 3)
memudahkan akses belajar 4)materi lebih
menarik 5) meningkatkan minat belajar.
Sumber:
https://bit.ly/3wQnAFy

Hasil Wawancara:
1) Hasil Wawancara dengan Pakar Bapak pisenius
telaumbanua, S.Pd. (Kasek SMKN 1
Bawolato)
Pertanyaan : Mengapa Guru belum
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
informasi (TIK) dalam pembelajaran?
Jawaban :
 Guru Kurang aktif mengikuti pelatihan terkait
pemanfaantan TIK
 Guru Belum Mampu menggunakan TIK pada
pembelajaran
 Guru belum pernah mengajar menggunakan
aplikasi TIK sebagai pendukung
pembelajaran.

2) Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


Bapak Yuniyus Lafau, S.Pd. (Wakasek
Sarpras)
Pertanyaan : Mengapa Guru belum
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
informasi (TIK) dalam pembelajaran?
Jawaban :
 Kurang tersedianya media pendukung
pembelajaran menggunakan TIK
 Guru Kurang aktif mengikuti pelatihan terkait
pemanfaantan TIK
 Guru jarang menggunakan teknologi
informasi seperti PPT interaktif.

3) Hasil Wawancara dengan Siswa


Pertanyaan : Mengapa Guru belum
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
informasi (TIK) dalam pembelajaran?
Jawaban :
 Lingkungan sekitar tidak bisa bekerjasama
menjaga sarana dan prasarana sekolah.

Anda mungkin juga menyukai