Anda di halaman 1dari 24

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : PARAMITA HILALA, S.Pd
Asal Institusi : SMA Negeri 1 Gorontalo utara
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


telah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Materi literasi SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis terhadap
dan numerasi : Kemampuan Peserta didik
Peserta didik 1. Abidin, dkk (2017: 107) dalam bernumerasi kurang
lemah dalam Mengemukakakan bahwa literasi baik berbagai sumber
memahami soal numerasi diartikan sebagai literatur dan wawancara,
dalam bentuk teks kemampuan seseorang dalam maka dapat ditentukan
terkait literasi dan menggunakan penalaran. Penalaran penyebab masalah yang
numerasi pada berarti menganalisis dan memahami sesuai dengan kondisi
materi sistem suatu pernyataan, melalui aktivitas satuan pendidikan sebagai
pencernaan dalam dalam memanipulasi simbol atau berikut:
menentukan BMI bahasa matematika yang ditemukan 1. Peserta didik sulit
dalam kehidupan sehari-hari, dan memahami soal yang
mengungkapkan pernyataan tersebut berkonsep
melalui tulisan maupun lisan menganalisis materi
sistem pencernaan
2. Fauziah, Ghina dkk. (2023)
dalam menentukan
Banyak faktor yang mempengaruhi
BMI
rendahnya tingkat pemahaman
2. Guru kurang
numerasi pada siswa salah satunya
menguasai materi yang
yaitu kebanyakan siswa tidak
diajarkan
menyukai segala sesuatu yang
3. Diperlukan seorang
berkaitan dengan matematika, belum
guru yang mampu
menguasai penalarannya dalam
mengarahkan stimulus
memilih cara yang tepat dalam
kepada siswa yang
menentukan bagaimana
diberikan bersifat
menyelesaikan masalah, diperlukan
kontekstual, menarik
seorang guru yang mampu
dalam hal numerasi,
mengarahkan stimulus kepada siswa
4. Kesalahan konsep
yang diberikan bersifat kontekstual,
suatu pengetahuan saat
menarik dalam hal numerasi,
disampaikan di salah
satu jenjang
3. Andriani, Listia dkk. (2022)
Faktor yang diduga menjadi pendidikan, bisa
penyebab rendahnya tingkat berakibat kesalahan
kemampuan numerasi siswa SMA pengertian dasar hingga
kelas XII pada materi genetika. ke tingkat pendidikan
yang lebih tinggi
Faktor tersebut adalah pengalaman 5. Mata pelajaran yang
siswa terhadap soal bertipe Asesmen dianggap paling sulit
Kompetensi Minimum (AKM), dan monoton strategi
pengalaman belajar siswa, guru seperti guru hanya
kemampuan matematika, penguasaan memberikan ceramah
konsep genetika, dan persepsi siswa dan memberikan tugas-
terhadap dirinya dan materi genetika. tugas saja yang kurang
Kurangnya pengalaman siswa dalam memberikan motivasi
mengerjakan soal bertipe Asesmen kepada siswa
Kompetensi Minimum (AKM) 6. Guru belum
diduga dapat menyebabkan membiasakan
rendahnya tingkat kemampuan memberikan soal
numerasi siswa pada materi genetika. berupa soal literasi dan
numerasi sehingga
mengakibatkan
SUMBER WAWANCARA rendahnya kemampuan
intelegensi siswa,
Kepala Sekolah rendahnya minat
SMAN 1 Gorontalo Utara belajar siswa.
Hj.Maharita Usman S.Pd, M.Si

Kurangnya literasi numerasi pada


peserta didik karena
1. Kurangnya minat siswa dalam
membaca buku diperpustakaan
2. Peserta didik lebih gemar
bermain gandget dari pada
membaca buku
3. Kurangnya pemahaman guru
terhadap soal – soal yang
berkaitan dengan literasi
numerasi, sehingga menyebabkan
peserta didik belum terbiasa
mengerjakan soal literasi
numerasi

Guru Biologi
SMAN 7 Gorontalo Utara
Ramayanti Monoarfa, S.Pd
Peserta didik belum memiliki
kebiasaan membaca. Di Karenakan
Fasilitas/koleksi buku bacaan di
rumah dan disekolah kurang
memadai. Siswa akan berkembang
dalam pola pikir mereka untuk
belajar menganalisis materi system
pencernaan jika guru terus
mendampingi dan terus memberikan
latihan – latihan terpadu kepada
siswa

Guru Biologi
SMAN 1 Gorontalo Utara
Maryam Lihawa, S.Pd

Guru kurang menguasai materi yang


diajarkan sehingga mengakibatkan
Rendahnya minat belajar siswa pada
materi sistem pencernaan. Kemudian
guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang inovatif yang
berhubungan dengan materi
pembelajaran dan fasilitas disekolah
kurang dimanfaatkan karena guru
lebih berfokus pada buku bacaan.

Pakar
Fasilitator Kemendikbudristek
Mulyadi Maruni, S.Pd, M.Pd

Peserta didik yang lemah dalam


memahami soal teks terkait literasi
dan numerasi mungkin mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi
informasi kunci, memahami konsep
matematika yang terintegrasi dalam
teks, dan merespons secara efektif.

Tanggapan/Rekomendasi:
Perlu dilakukan penilaian
menyeluruh terhadap tingkat literasi
dan kemampuan numerasi peserta
didik. Pengembangan program
pembelajaran yang menekankan
konteks kehidupan sehari-hari dapat
membantu mereka mengaitkan
literasi dengan konsep numerasi.
Memberikan latihan berulang dengan
umpan balik konstruktif juga dapat
meningkatkan kemampuan
memahami soal teks secara
keseluruhan. Dukungan individual
dan kolaborasi antara guru dan
spesialis literasi/numerasi dapat
memberikan pendekatan holistik
dalam menangani masalah ini.
2 Materi terkait SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis
HOTS : terhadap hasil kajian
Peserta didik 1. Indraswari, Lulun dkk. (2019) penyebab siswa tidak bisa
belum terbiasa Tujuan utama dari high order mengerjakan soal HOTS
mengerjakan soal thinking skills adalah bagaimana adalah :
– soal dalam meningkatkan kemampuan berpikir 1. Peserta didik tidak
bentuk HOTS peserta didik pada level yang lebih terbiasa mengerjakan
tinggi, terutama yang berkaitan soal berbasis HOTS
dengan kemampuan untuk berpikir 2. Kemampuan guru
secara kritis dalam menerima dalam menyusun soal
berbagai jenis informasi, berpikir HOTS masih rendah
kreatif dalam memecahkan suatu dalam memahami dan
masalah factor-aktor penyebabnya menerapkan
Tidak mengikuti pembelajaran kriteriakriteria HOTS
dengan baik dan takut bertanya pada dalam menyusun
guru, Cenderung tidak mengerjakan instrumen soal.
sendiri, bergantung pada guru, 3. Kurangnya pemahaman
Kurang pandai dalam perhitungan materi serta kesulitan
matematis dan juga siswa kurang peserta didik dalam
latihan menyelesaikan soal HOTS memahami kalimat
pada soal HOTS
2. Tri Nuraini (2022)
Faktor kesulitan yang dialami oleh
peserta didik dalam menyelesaikan
soal dikarenakan peserta didik belum
terbiasa menyelesaikan soal berbasis
HOTS, kurangnya pemahaman
materi serta kesulitan peserta didik
dalam memahami kalimat pada soal
3. Mudrikah Ms, M. M. (2020)
Kemampuan Guru dalam Menyusun
Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills) adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam
menyusun soal HOTS masih
rendah dalam memahami dan
menerapkan kriteriakriteria
HOTS dalam menyusun
instrumen soal.
2. Faktor yang menjadi kendala
dalam menyusun soal HOTS
adalah terletak pada kemampuan
guru dalam mengetahui dan
memahami kriteria soal HOTS
dan terkendala atau kesulitan
dalam mengimplementasikan
kriteria soal HOTS keinstrumen
soal yang mereka susun ,
terutama dalam menyusun
stimulus soal HOTS, selanjutnya
kendala tersebut juga terdapat
pada kemampuan peserta didik
dalam menjawab atau
menganalisis soal karena
kemampuan peserta didik masih
rendah

SUMBER WAWANCARA

Kepala Sekolah
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si

Penyebab peserta didik tidak bisa


mengerjakan soal-soal berbasis
HOTS yakni :
1. Siswa kurang mampu
menyelesaikan soal - soal
HOTS karena siswa tidak terbiasa
berpikir kritis, dan pemberian soal
oleh guru yg terlalu mudah.
2. Siswa kurang diberikan umpan
berfikir tingkat lanjut sejak dini
3. Siswa kurang diberikan
pembiasaan soal HOTS dari guru
mapel
4. Kemampuan guru dalam
menyusun soal HOTS masih
rendah dalam memahami dan
menerapkan kriteria- kriteria
HOTS dalam menyusun
instrumen soal.
5. Kurangnya motivasi dari dalam
diri siswa arti penting memahami
soal HOTS

Guru Wakasek Kurikulum :


Rina Machmud,S.Pd
Penyebab peserta didik tidak bisa
mengerjakan soal-soal berbasis
HOTS yakni :
1. Kurangnya pemahaman guru
mengenai pembelajaran berbasis
HOTS
2. Kurangnya perhatian saat
mengikuti pelatihan dalam
merancang pembelajaran berbasis
HOTS.
3. Guru memahami tentang soal
HOTS tetapi belum
melaksanakan penilaian berbasis
HOTS
4. Guru kesulitan dalam
melaksanakan penilaian karena
perbedaan pemahaman peserta
didik yang berbeda
Guru Biologi
Eks SMAN 1 Telaga
Fitriyati Rivai, S.Pd, Gr

Penyebab peserta didik tidak bisa


mengerjakan soal-soal berbasis
HOTS d materi jaringan hewan yakni
1. Siswa belum terbiasa, karena
guru kurang melatih dengan
pembelajaran HOTS, sangat
diharapkan agar guru
membiasakan penggunaan
materi pembelajaran berbasis
HOTS agar siswa tidak kaget
dalam mengikuti AKM ataupun
Olimpiade.
2. Kurangnya pemahaman guru
tentang konsep dan penerapan
HOTS
3. Siswa yang memiliki
kemampuan kognitif kurang
maka sulit untuk mengikuti
pembelajaran HOTS karena
terbiasa dalam pembelajaran
berbasis LOTS.

Pakar Dosen
Univ. Ichsan Gorontalo
Ferdi Latif, S.Pd, M.Pd

Kesulitan yang dialami peserta didik


dalam menyelesaikan soal HOTS
adalah
1. Peserta didik tidak paham
terhadap materi dan tidak
mengerti dengan perintah soal
2. Rendahnya tingkat konsentrasi
peserta didik karena kondisi kelas
yang kurang kondusif, misalnya
kelas kotor, kelas ribut.
3. Peserta didik mengerjakan soal
dengan terburu-buru. Diberikan
waktu 2 jam, dikerjakan hanya
dalam waktu 30 menit
4. Peserta didik kesulitan
memahami soal karena tidak
terbiasa mengerjakan soal
berbasis HOTS
3 Miskonsepsi : SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis
Peserta didik terhadap hasil kajian
terkadang 1. Anggraeni (2013) literatur dan wawancara,
memberi jawaban Biologi sebagai satu di antara bidang diketahui bahwa
yang berbeda IPA menyediakan berbagai Rendahnya pemahaman
mengenai konsep pengalaman mengajar untuk siswa terkait konsep materi
materi yang memahami konsep dan proses sains dikelas adalah
diajarkan Pemahaman konsep biologi setiap 1. Guru tidak
siswa tentu tidaklah sama, hal ini memperhatikan
dikarenakanproses penerimaan tiap pemahaman materi
siswa terhadap konsep tersebut pembelajaran siswa saat
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh proses pembelajaran
banyak faktor baik faktor internal 2. Prosedur pembelajaran
(dari dalam diri siswa) maupun faktor yang dilakukan oleh guru
eksternal (dari lingkungan sekitar masih menerapkan
siswa). metode konvensional
2. Wilantara (2010) 3. Guru tidak mengajar
Pembelajaran yang tidak dalam bentuk konteks
memperhatikan miskonsepsi nyata dengan
menyebabkan kesulitan belajar dan mengaitkannya terhadap
akhirnya akan bermuara pada lingkungan sekitar
rendahnya prestasi belajar siswa. ataupun kehidupan
sehari-hari
3. Sumarli (2018) 4. rendahnya kemampuan
Faktor siswa mengalami kesulitan peserta didik dalam
dalam memahami konsep materi menerima materi
pembelajaran : biasanya di sebabkan
- Guru tidak memperhatikan oleh peserta didik yang
pemahaman materi pembelajaran kurang menyimak
siswa saat proses pembelajaran.
- Guru tidak memperhatikan pembelajaran, model
keaktifan saat saat proses pembelajaran yang
pembelajaran. kurang memotivasi /
- Guru tidak memperhatikan menarik serta guru juga
ketertarikan siswa saat proses harus memberikan
pembelajaran. pembelajaran yang
berdiferensiasi.
SUMBER WAWANCARA

Kepala Sekolah
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si

Yang menyebabkan Rendahnya


pemahaman siswa terkait konsep
materi pada pelajaran biologi :
- Prosedur pembelajaran yang
dilakukan oleh guru masih
menerapkan metode
konvensional
- Guru memperlakukan siswa
sebagai objek belajar
- Guru lebih berperan dalam
pembelajaran

Wakasek Kurikulum :
Rina Machmud,S.Pd
Yang menyebabkan Rendahnya
pemahaman siswa terkait konsep
materi pada pelajaran biologi
jaringan hewan:
- Guru tidak mengajar dalam
bentuk konteks nyata dengan
mengaitkannya terhadap
lingkungan sekitar ataupun
kehidupan sehari-hari
- Guru masih menggunakan metode
konvensional
- Guru membiasakan Siswa
menghapal materi
Guru Biologi
SMAN 6 Gorontalo Utara
(ketua MGMP Biologi Gorut)
Satarina Tatro, S.Pd

1. Ketidaksesuaian materi
pembelajaran, biasanya Metode
pengajaran atau materi
pembelajaran tdk sesuai dgn
tingkat pemahaman siswa
sehingga dpt menyebabkan
miskonsepsi selain itu Materi yg
terlalu sulit/terlalu mudah dpt
menyebabkan pemahaman yg
salah.
2. kurangnya aktivitas yg
penerapannya secara lgsung di
bawa ke kehidupan sehari-hari,
karena biasanya pembelajaran
yg terlalu teoritis tanpa
melibatkan siswa dlm kegiatan
praktis dapat menyebabkan
miskonsepsi.

Pakar
Dosen Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
Dr. Hi Basri Usman Amara, M.Pd

Setiap peserta didik/mahasiswa


memiliki kemampuan dan daya serap
yang berbeda. Perbedaan yang timbul
itu biasanya berasal dari
1. Keingintahuan peserta didik besar
pada materi ditampilkan, tapi
sulit bagi mereka untuk
mengungkapkan apa yang ada
dipikiran mereka
2. Rasa tidak percaya diri untuk
tampil serta kurangnya
komunikasi antar
guru/dosen/teman
3. Peserta didik kurang menyimak
pembelajaran yang sedang
berlangsung atau yang dijelaskan
oleh guru
4. Peserta didik tidak mau belajar
dari rumah
4 Guru masih SUMBER KAJIAN LITERATUR Dari hasil kajian literatur
belum dan wawancara dapat
memanfaatkan 1. Sahelatua, dkk. (2018) diketahui bahwa, yang
teknologi Guru masih mengalami kendala menyebabkan Guru masih
informasi secara dalam mengoperasikan IT sebagai belum memanfaatkan
optimal di dalam media pembelajaran diantaranya teknologi informasi secara
kegiatan belajar – yaitu optimal di dalam kegiatan
mengajar. 1.Kurangnya pengetahuan guru belajar – mengajar
tentang IT
2.kurangnya fasilitas IT yang 1. Pemahaman guru
tersedia di sekolah terhadap penerapan
3. Arus listrik di sekolah tidak
TIK di dalam
normal, pembelajaran masih
4. Internet tidak dapat menjangkau
terbatas.
ke seluruh kelas, 2. Kurangnya pelatihan
5. Serta tidak adanya kewajiban dari
TIK yang didapat guru.
pihak sekolah agar guru yang 3. Guru menganggap
mengajar harus menggunakan IT. bahwa materi yang ada
dibuku sudah cukup
2. Tantri Nurhayati (2016), untuk mengajarkan
problematika guru dalam mengusai siswa dengan baik,
TIK adalah: sehingga tidak
1. Kemampuan dasar guru dalam
diperlukan media TIK
bidang TIK yang memang 4. Kemauan guru itu
masih rendah sendiri yang masih
2. Ketersedian fasilitas TIK yang
rendah untuk keluar
masih belum memadai dari zona nyaman dan
3. Sekolah tidak mengharuskan
kurang mengasah
guru menggunakan TIK dalam kemampuan dirinya
proses pembelajaran, sehingga untuk berkembang.
guru kurang terangsang untuk
mengembangkan diri
4. Keterbatasan waktu yang
digunakan untuk
mempersiapkan media TIK di
dalam pembelajaran
5. Anggapan guru yang
menganggap bahwa materi yang
ada dibuku sudah cukup untuk
mengajarkan siswa dengan
baik, sehingga tidak diperlukan
media TIK
6. Kenyamanan guru
dalam menggunakan metode
mengajar konvesnsional yang
dianggap mudah dan tidak
menyulitkan
7. Tidak adanya
kegiatan pelatihan pelatihan
guru untuk meningkatkan
kemampuan dalam bidang TIK.

3. Ariyanto, Agus. 2018

Tingkat penggunaan media juga


dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan
media. Guru lebih mudah
menggunakan media yang sudah
tersedia di sekolah. Jumlah siswa
juga menjadi faktor pertimbangan
dalam pemakaian media. waktu
persiapan mengajar terbatas.
Terbatasnya waktu juga dapat
mengakibatkan tujuan pembelajaran
tidak tercapai dan mengakibatkan
pembelajaran menjadi kurang efektif.

SUMBER WAWANCARA

Kepala Sekolah
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si
1. Guru jarang menggunakan
teknologi informasi seperti PPT
interaktif.
2. Guru belum pernah mengajar
menggunakan aplikasi TIK
sebagai pendukung
pembelajaran.
3. Masih ada saja Guru yang belum
mahir mengoprasikan computer,
bahkan belum tau dengan
aplikasi – aplikasi kekinian yang
bias menunjang pembelajaran

Guru Wakasek Sarana Dan


Prasarana
Ramayanti K. Panto, S.Pd

Menurut ibu wakasek. Sebagai sarana


dan prasarana yang ada dilingkungan
sekolah kami, sudah terpenuhi yakni
Proyektor LCD, adanya arus Listrik
disetiap kelas, adanya wifi disudut –
sudut sekolah bahkan guru difasilitasi
dengan kabel colokan. Hanya saja
masih ada guru yang belum mau
menggunakan proyektor LCD dalam
kelas dengan alasan makan waktu
untuk setting peralatan tersebut,
sehingga banyak guru yang monoton
menggunakan metode ceramah dari
pada menggunakan IT

Guru Senior
mantan wakasek Kurikulum
Ratna Dewi,S.Si

Menurut saya pemanfaatan IT di


sekolah saya sudah cukup memadai
karena kami sudah di fasilitasi
dengan internet walaupun masih
sebatas untuk guru, Penyebab guru
belum optimal memanfaatkan IT
untuk pembelajaran adalah karena
kemauan guru itu sendiri yang masih
rendah untuk keluar dari zona
nyaman dan kurang mengasah
kemampuan dirinya untuk
berkembang.

Pakar IT
Duta Teknologi Kemendikbudristek
nasional,Kapten belajar.id Provinsi
Gorontalo,Narasumber berbagi
praktek baik nasional:
Feybi Octaviani Tanipu,S.kom, Gr

1) Jika dipresentasikan hanya 70%


siswa paham dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan IT,sisanya
30% disebabkan mereka tidak
memiliki perangkat penunjang
2) Untuk lingkungan tempat tinggal
siswa sendiri beragam,karena
daerah kami merupakan ujung
utara provinsi yang memiliki
daerah dataran rendah,dataran
tinggi dan kepulauan sehingga
dibeberapa titik jaringan internet
masih sulit di akses oleh peserta
didik,ini juga menjadi factor
penyebab rendahnya pemahaman
IT siswa karena tidak
dimanfaatkan
3) Untuk fasilitas di sekolah
sendirisudah sangat memadai
dengan adanya Lab
Computer,jaringan internet dan
perangkat pendukung lainnya.

5 Guru belum HASIL KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis


maksimal 1. Kharis Sulaiman Hasri (2021) terhadap hasil kajian
mengimplementa Kurangnya pemahaman guru tentang literatur dan wawancara,
sikan model- model pembelajaran didapatkan dari diketahui bahwa penyebab
model Peran peserta didik pasif, hanya Guru belum mampu
pembelajaran diberikan pelajaran untuk mengoptimalkan penerapan
yang inovatif didengarkan. Serta peran guru model – model
pada pada materi dominan, hanya menyampaikan pembelajaran yang inovatif
jaringan tmbuhan bahan ajar, otoriter, namun ia benar adalah :
benar ahli. 1. Masih banyaknya guru
yang mengalami
2. Pattimura, dan Maimunah kesulitan dalam
(2020). mengembangkan
Masih banyaknya guru yang perangkat pembelajaran
mengalami kesulitan dalam dengan model
mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai
pembelajaran dengan model dengan tuntutan
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman
tuntutan perkembangan zaman. 2. Guru kurang mengolah
dirinya dalam hal
3. Muarty, E. (2014) pengembangan media
Faktor-faktor penyebab rendahnya pembelajaran
hasil belajar siswa tersebut antara 3. Guru enggan mengikuti
lain, guru yang aktif sendiri di depan pelatihan yang berkaitan
kelas sehingga menyebabkan dengan pedagogic
kejenuhan pada siswa pada saat 4. Guru kurang
kegiatan belajar mengajar memperhatikan kondisi
berlangsung, proses belajar menjadi kebutuhan siswa
monoton, kurangnya penggunaan
media pembelajaran. Hal ini
menyebabkan siswa cenderung untuk
menghafal materi bukannya
memahami setiap materi yang
diajarkan dan merasa kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal biologi

SUMBER WAWANCARA

Berdasarkan hasil wawancara :


Kepala Sekolah :
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si

Yang menyebabkan Guru belum


mampu mengoptimalkan penerapan
model – model pembelajaran yang
inovatif di kelas yakni :
- Guru tidak meningkatkan
kemampuannya sesuai dengan
perkembangan zaman dan
kebutuhan siswa
- Guru kurang mengolah dirinya
dalam hal pengembangan media
- Guru enggan mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan pedagogik

Wakasek Kurikulum :
SMAN 1 Gorontalo Utara
Rina Machmud,S.Pd

- Kurangnya persiapan guru


tersebut saat melakukan
pembelajaran, karena persiapan
itu sangat penting untuk guru
minimal untuk mengetahui
langkah apa yang akan kita
lakukan dalam kelas, dan hasil apa
yang kita harapkan dari peserta
didik
- Guru lebih mementingkan
pencapaian materi kurikulum dari
pada pemahaman peserta didik

Guru Biologi Kelas XII :


SMAN 1 Gorontalo Utara
Maryam Lihawa, S.Pd, Gr

- Banyak guru yang belum tau


perkembangan Implementasi
model pembelajaran inovatif.
Karena masih terpaku pada gaya
belajar zaman dulu yaitu metode
ceramah. Mungkin Keterbatasan
ini yang menyebabkan Guru
belum maksimal
mengimplementasikan model-
model pembelajaran yang inovatif
- Rentang waktu untuk
menyiapkan pembelajaran inovatif
membutuhkan persiapan lebih
banyak dan lama.

Pakar
Fasilitator Guru Penggerak
Afriadi Palasong, S.Pd, Gr

Banyak Guru yg belum


mengimplementasikan model model
pembelajaran yang inovatif karena
banyak guru yg masih menyesuaikan
dengan kondisi siswa dan kondisi
prasarana sekolah guna sebagai
penunjang dalam menerapakan
pembelajaran yang inovatif serta
kreatif
6 Membangun KAJIAN LITERATUR Dari hasil kajian literatur
relasi/hubungan dan wawancara dapat
1. Dyas Bintang P et all, (2020),
dengan peserta Dengan adanya organisasi pos diketahui bahwa Jarak
didik dan orang (paguyuban orang tua siswa) maka antara guru dan peserta
tua peserta didik : sekolah dapat mudah menjalin didik yang tidak akrab
Orang tua jarang hubungan interaksi dengan wali karena
memperhatikan murid. POS jga dapat membantu 1. Kesadaran orang tua
cara belajar anak pihak sekolah dalam melaksanakan tentang pendidikan anak
hari besar seperti menyiapkan tempat
dirumah masih kurang, sehingga
menyelenggarakan kegiatan sekolah.
Kerja sama POS juga sangat cara pandangnya tentang
mendukung kegiatan inti yang ada di peranan mereka untuk
sekolah baik itu dukungan yang kemajuan pembelajaran
bersifat material maupun non anak di rumah masih
material seperti halnya POS turut sangat minim
membantu golongan keluarga siswa
yang kurang mampu. Sehingga 2. Kurangnya kasih sayang
banyak sekali wali murid yang orang tua terhadap anak
memiliki rasa peduli terhadap siswa yang didapatkan dari
yang kurang mampu lingkungan keluarga
3. Belum ada sosialisasi
2. Ikhsan et all (2019) kepada oarng tua, akan
Kontibusi paguyuban kelas sangat pentingnya peranan
banyak memberikan manfaat yang orang tua terhadap
sangat positif bagi sekolah, siswa dan
orang tua dalam menunjang perkembangan anak di
pembangunan sekolah dan rumah dan di sekolah
peningkatan kualitas dalam belajar
siswa.

3. Rohmah (2018)
Factor penghambat berasal dari orang
tua siswa yang susah untuk diajak
aktif dalam kegiatan karena belum
memahami maksud dan tujuan
kegiatan sehingga untuk mengatasi
hal tersebut sekolah harus
memberikan undangan tertulis, dan
ajakan secara lisan (getok tular).

HASIL WAWANCARA

Kepala Sekolah :
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si

1. Kesadaran orang tua tentang


pendidikan anak masih kurang,
cara pandangnya tentang peranan
mereka untuk kemajuan
pembelajaran anak melalui
kerjasama dengan sekolah.
2. Miskomunikasi karena orang tua
hanya menerima informasi dari
versi anaknya

Guru BK
Yulistia Mooduto, S.Pd, Gr

1. Kurangnya kasih sayang orang


tua yang didapatkan anak dari
lingkungan keluarga
2. Kecakapan guru dalam
berkomunikasi masih kurang
baik.
3. Siswa dan orangtua siswa
mungkin kurang dilibatkan
dalam kegiatan besar di sekolah
4. Orang Tua belum memahami
perannya di lingkungan sekolah

Teman sejawat
Guru Biologi kelas XII SMAN 1
Gorontalo Utara
Fitri Hiola, S.Pd

Guru belum pernah


mensosialisasikan tentang pemetaan
kebutuhan murid (latar belakang)
kepada orang tua atau wali murid dan
Pihak sekolah belum merangkul
tokoh masyarakat sekitar.

Pengawas Pembina
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hi Hamka Manopo, M.Pd

1. Guru sebaiknya aktif


menginformasikan perkembangan
siswa kepada orang tua, dengan
adanya keaktifan guru dalam
menyampaikan informasi kepada
orang tua yang harapannya orang
tua juga dapat memberikan
respon baik terhadap informasi
dari guru.
2. Kurangnya interaksi antara guru
dan siswa, serta kurangnya
kesempatan untuk bertanya dan
berdiskusi antara guru, orang tua,
dan siswa

7 Kesulitan belajar KAJIAN LITERATUR Dari hasil kajian literatur


termasuk dan wawancara dapat
berkebutuhan 1. Uno, (2011: 23) diketahui bahwa, yang
khusus : Motivasi Motivasi belajar adalah dorongan menyebabkan peserta didik
belajar peserta internal dan eksternal pada memiliki motivasi belajar
didik rendah siswa yang sedang belajar untuk yang rendah pada
mengadakan tingkah laku, Pada pembelajaran adalah :
umumnya dengan beberapa indikator 1. Guru belum merancang
atau unsur-unsur yang mendukung. pembelajaran yang
Indikator-indikator tersebut, kreatif dan
antaralain: menyenangkan Atau
1. Adanya hasrat dankeinginan guru belum memilih
berhasil metode pembelajaran
2. Dorongan dan kebutuhan dalam yang tepat dan
belajar, harapan dan cita-cita memanfaatkanmedia
masa depan, pembelajaran.
3. Penghargaan dalam belajar 2. Guru belum aktif
4. Lingkungan belajar yang Memberikan
kondusif. penghargaan kepada
siswa yang aktif ,
2. Menurut Hudamahbubi (2017) artinya guru diharapkan
Motivasi adalah suatu kekuatan yang memberikan hadiah
mendorong manusia untuk kepada siswa (dapat
melakukan sesuatu, yang berupa pujian, angka
menyebabkan terjadinya perubahan yang baik, dsb
pada diri manusia tersebut. Motivasi 3. Guru harus menciptakan
belajar dapat timbul karena faktor suasana kelas yang
intrinsik (keinginan berhasil, harapan kondusif sehingga siswa
akan cita-cita) sedangkan faktor merasa nyaman berada
ekstrinsik adalah adanya di dalam kelas
penghargaan. 4. Belum tumbuh
kesadaran peserta didik
3. Dimyati (2010) untuk belajar dengan
Unsur-unsur yang mempengaruhi baik sehingga
motivasi belajar siswa antara lain: 1. berpengaruh pada
Cita-cita atau aspirasi siswa 2. semangat belajar peserta
Kemauan siswa 3. Kondisi siswa 4. didik yang masih rendah
Kondisi lingkungan siswa 5.Unsur-
unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran 6. Upaya guru dalam
pembelajaran siswa

SUMBER WAWANCARA

Kepala Sekolah :
SMAN 1 Gorontalo Utara
Hj.Maharita Usman S.Pd,M.Si

Yang menyebabkan motivasi belajar


siswa yang rendah disebabkan oleh
1. Peserta didik akan termotivasi di
kelas ketika guru memilih
metode pembelajaran yang tepat
dan memanfaatkan media
belajar, serta melakukan evaluasi
pembelajaran yang tepat.
2. Sebagian guru kurang fokus saat
mengikuti pelatihan-pelatihan
pengembangan model-model
pembelajaran yang diadakan oleh
sekolah.
3. Kurangnya pemberian
penghargaan oleh guru kepada
siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran

Guru Wakasek Kesiswaan


SMAN 1 Gorontalo Utara
Risno, S.Pd

Yang menyebabkan motivasi belajar


siswa yang rendah disebabkan oleh -
Guru lebih banyak mengajarkan
Kognitif atau pembelajaran secara
pengetahuan sajadan kurang
berimbangnya antara psikkomotorik
dalam pembelajaran yaitu
keseimbangan antara praktek dan
teori. - Guru lebih banyak
memberikan materi dengan
mengandalkan buku ajar sehingga
pengetahuan yang didapat hanya di
perolehdari buku, masih rendah. guru
tidak memberikan praktek yang
seimbang yang ada kaitannya dengan
materi tersebut. - Belum tumbuh
kesadaran peserta didik untuk belajar
dengan baik sehingga berpengaruh
pada semangat belajar peserta didik
yang masih rendah.

GURU BIOLOGI
SMAN 5 Gorontalo Utara
Sri Sabrais Umar, S.Pd

1. Guru Tidak Memberikan


Motivasi Kepada Siswa, contoh
siswa yang tidak mengerjakan
tgas seharusnya dilakukan
pendekatan terlebih dahulu tetapi
malah mendapat sanksi hukuman

2. Bagi siswa yang kehilangan


motivasi belajar, hal ini bisa
disebabkan karena siswa tersebut
cukup bermasalah. Misalnya
broken home, atau gangguan
psikologis

Pakar

Fasilitator Guru Penggerak


Afriadi Palasong, S.Pd, Gr

Motivasi Belajar Rendah pada


dasarnya adalah peserta didik merasa
pembelajaran yag diajarkan padanya
tidak sesuai kebutuhan dan gaya
belajarnya sehingga siswa cenderung
tidak punya motivasi dalam proses
belajar

Daftar Pustaka
Abidin, Yunus, Tita Mulyati, Hana Yunansah. 2017. Pembelajaran Literasi Strategi
Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta : Bumi Aksara.

Fauziah, Ghina dkk. “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA


TINGKAT PEMAHAMAN NUMERASI SISWA KELAS 5 SDN 192 CIBURUY.”
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar. Volume 7/Nomor 1.(2023):15

Andriani, Listia dkk. 2022” Analisis Kemampuan Numerasi Siswa pada Materi Genetika
berdasarkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).” INDONESIAN JOURNAL OF
BIOLOGY EDUCATION Vol. 5 No. 2.(2022):102

Indraswari, Lulun dkk. “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal−Soal HOTS
Materi
Segiempat dan Segitiga Ditinjau dari Gender.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematik.
Vol. 7 No. 2 (2019):69
Mudrikah Ms, M. M. (2020). Analisis Kemampuan Guru PPKn Dalam Menyusun Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills) Di UPT Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Mandai,
Kabupaten Maros (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

Wilantara. (2005). Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran Fisika untuk
Mengubah Miskonsepsi ditinjau dari Penalaran Formal Siswa.Tesis.Singaraja: IKIP
Singaraja.(Online).(http://www.da mandiri.or.id/file/iputuekaikipsingb ab1.pdf diunduh
pada 18 Mei 2014)

Ariyanto, Agus. “PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH


MENENGAH ATAS (SMA) SWASTA SALATIGA.” Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN
2442-9805 Universitas Muhammadiyah. VOL 9. NO 1(2018):10

Sahelatua, dkk. (2018). Kendala Guru Memanfaatkan Media It Dalam Pembelajaran Di Sdn 1
Pagar Air Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
3(2).http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/8579

Muarty, E. “Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual dan
media
charta pada sub materi sistem ekskresi manusiadi kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan
Tahun Pembelajaran 2013/2014” Diakses pada kamis 21 September 2023.
http://digilib.unimed.ac.id/11296/8/4103141019%20BAB%20I.pdf

Kharis Sulaiman Hasri. Analisis Gaya Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran Al-Qur’an
Hadis Di MAN 1 Kendari. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2021

Anda mungkin juga menyukai