Anda di halaman 1dari 13

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama : Yeni Widiawati, S.Pt
No. UKG : 201900818528

Masalah terpilih yang Akar Penyebab


No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
1 Minat peserta didik Kurangnya 1. Membiasakan kegiatan 1. Kajian Literatur
dalam hal literasi kurang. penugasan dan literasi dengan penugasan
pembiasaan literasi membaca 10-15 menit Menurut Sukma dan Sekarwidi (2021), melaksanakan kegiatan
oleh guru di kelas. sebelum memulai membaca 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai, kegiatan ini
pembelajaran. menjadi sarana untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sehingga
diharapkan dapat menjadi sebuah budaya bagi peserta didik.
2. Membiasakan penugasan
mengulas materi yang Menurut Rahman (2015), metode review ending (mengulas materi)
telah diberikan.
mendorong peserta didik untuk membaca dan mencari referensi dari
3. Penugasan tentang isu-isu setiap mata pelajaran. yang diterangkan guru, misalnya saat peserta
terkini yang terjadi di didik ingin memberikan kritik yang diterangkan oleh guru tentu mereka
masyarakat dan harus memiliki dasar yang kuat. Kondisi membutuhkan yang tumbuh
mengomunikasikan dalam diri peserta didik inilah yang akan mendorong mereka untuk
hasilnya di kelas yang mencari.
dituangkan melalui
metode pembelajaran Menurut Anisa dkk, (2021), meningkatkan minat dan kemampuan
berbasis masalah literasi siswa dapat dilakukan dengan guru memberikan sebuah tugas
(Problem Based pembelajaran atau suatu permasalahan dalam proses pembelajaran
Learning) dengan tema tersebut yang kemudian dapat didiskusikan secara bersama-bersama
yang ditentukan. dengan seluruh siswa sehingga dapat mendorong siswa tersebut untuk
menggali lebih banyak informasi melalui aktivitas membaca dari kajian
literatur.
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
2. Hasil Wawancara

Menurut Bukhori, M.Pd.T, Kepala SMK Negeri Unggul Terpadu,


kegiatan literasi yang dilakukan di awal waktu sebelum dimulainya
pembelajaran pernah dilakukan selama 2 bulan, namun untuk
menumbuhkan minat literasi membaca peserta didik, kegiatan tersebut
belum maksimal. Selain karena motivasi pada diri peserta didik rendah,
sekolah juga belum mampu menyediakan buku bacaan yang beragam
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Menurut Rahmawati, M.Pd, salah satu pakar di SMK Negeri Unggul


Terpadu, menyebutkan dengan mengingat kembali materi pada
pertemuan sebelumnya akan memancing terbukanya minat belajar
peserta didik dan memotivasi peserta didik lebih semangat. Apalagi
materi sebelumnya masih berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
saat ini.

Menurut Komalasari, S.Pt, Tim Pengembang Kurikulum SMK


Negeri Unggul Terpadu, kegiatan literasi selain dengan penugasan
membaca, dapat juga dilakukan dengan strategi yang lain. Misalnya,
penugasan yang berkaitan dengan isu-isu terkini, selain membuat
peserta didik terpaksa membaca dan mengalisis isu tersebut, mereka
juga jadi tahu tentang apa yang terjadi saat ini dan dapat memikirkan
tindakan/cara menghadapi isu tersebut sehingga tujuan literasi dapat
tercapai.

3. Hasil Analisis Penulis


Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
3.1 Pemilihan pembiasaan kegiatan literasi dengan penugasan membaca
10-15 menit sebelum memulai pembelajaran berpotensi
meningkatkan minat baca peserta didik. Hal ini sejalan dengan
pendapat dari menurut Sukma dan Sekarwidi (2021). Namun,
kegiatan pembiasaan ini sulit untuk kita ukur indikator
keberhasilannya. Karena minat peserta didik sulit dilihat.

3.2 Tugas mengulas materi yang telah diberikan, berfungsi untuk


mengetahui sampai mana peserta didik mengingat materi
sebelumnya. Dengan penerapan penugasan mengulas materi, dilansir
dapat meningkatkan minat membaca peserta didik karena secara
tidak langsung peserta didik akan membaca materi yang telah
disampaikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rahman (2015) dan
hasil wawancara pakar.

3.3 Berdasarkan hasil analisis dari beberapa literatur dan wawancara


maka, model pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning). Penugasan tentang isu-isu
terkini yang terjadi di masyarakat dapat mendorong minat peserta
didik untuk mempelajari sendiri masalah, mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang dibutuhkannya, sesuai dengan pendapat
Anisa dkk. (2021) dan wawancara Tim Pengembang Kurikulum.
Namun, tidak semua materi cocok untuk penerapan model
pembelajaran ini.

2 Peserta didik lebih Metode pembelajaran 1. Kajian Literatur


banyak diam ketika guru tidak interaktif dan 1. Melakukan refleksi pada
melontarkan pertanyaan. kurang variatif. akhir kegiatan Menurut Siswono (2005), terjadi peningkatan kemampuan berfikir
pembelajaran. kreatif dan aktif pada peserta didik terutama pada aspek fleksibilitas
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
dengan penerapan strategi pengajuan masalah dan refleksi di akhir
2. Membentuk kelompok pembelajaran.
diskusi kecil dengan tema
yang berbeda pada Menurut Sa’dun (2022), metode diskusi kelompok mampu
masing-masing meningkatkan keaktifan peserta didik dalam merespon pembelajaran
kelompok. dan hasil belajar peserta didik.

3. Menyelipkan games/ice Menurut Sugito dkk, (2021), dengan penggunaan ice breaking/games,
breaking yang berkaitan pembelajaran di kelas menjadi lebih hangat dan menyenangkan,
dengan materi yang sehingga menambah semangat peserta didik untuk antusias kembali
disampaikan. dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun, bermain
games sekedar untuk kesenangan tidak dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

2. Hasil Wawancara

Menurut Yeti Apriani, S.Si, salah satu guru produktif di SMK Negeri
Unggul Terpadu, kegiatan refleksi di akhir pembelajaran adalah
kegiatan rutin yang selama ini telah dilaksanakan. Namun, penggunaan
metode refleksi ternyata belum mampu menjaring peserta didik untuk
aktif dalam kegaitan pembelajaran.

Menurut Komalasari, S.Pt, Tim Pengembang Kurikulum SMK


Negeri Unggul Terpadu, menyebutkan bahwa peserta didik lebih
banyak diam bisa jadi peserta didik tidak terbiasa menyampaikan
pendapat di dalam kelompok yang besar sehingga perlu dibuatkan
kelompok atau media yang lebih kecil yang dapat membuat peserta
didik merasa lebih nyaman untuk mengemukakan pendapatnya secara
langsung.
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
Menurut Rahmawati, M.Pd, salah satu guru di SMK Negeri Unggul
Terpadu, dengan dilakukan ice breaking dapat menambah motivasi
siswa sehingga siswa tertarik untuk belajar.

3. Hasil Analisis Penulis

3.1 Melakukan refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran efektif untuk


membantu memancing keaktifan peserta didik dan bagi guru, refleksi
sendiri berfungsi untuk memahami respon peserta didik dalam
sebuah pembelajaran atau penyampaian sebuah materi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Siswono (2005) dan wawancara teman
sejawat.

3.2 Berdasarkan hasil analisis dari beberapa literatur dan wawancara


maka, membentuk kelompok diskusi dalam kegiatan pembelajaran,
berpotensi dapat meningkatkan tingkat keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Sa’dun
(2022). Pada tahap pelaksanaan, metode diskusi kelompok juga
menemui beberapa kelemahan seperti pembahasan topik diskusi
sering meluas dan keluar dari materi pembelajaran, dan peserta didik
yang aktif cenderung mendominasi kegiatan diskusi.

3.3 Menyelipkan games/ice breaking di sela-sela kegiatan pembelajaran


dilakukan dengan tujuan mencairkan suasana. Kegiatan ini
berpotensi mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dengan cara
yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugito dkk,
(2021). Namun, bermain games sekedar untuk kesenangan tidak
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu,
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
dikhawatirkan penggunaan games/ice breaking tidak mencapai esensi
dari materi yang disampaikan.

3 Rendahnya minat belajar Belum maksimalnya 1. Membuat video 1. Kajian Literatur


dan motivasi belajar penggunaan media pembelajaran sesuai
peserta didik. pembelajaran yang dengan karakteristik Menurut Suwarna (2014), pembelajaran yang dilakukan dengan
inovatif dan menarik materi.. bantuan media berupa video memiliki daya dukung terhadap
untuk peserta didik. peningkatan minat belajar peserta didik, sehingga meningkatkan hasil
2. Membuat materi belajar.
pembelajaran melalui
media power point
tentang pembuatan pakan Menurut Fatmawati dkk, (2017), media pembelajaran berupa
penguat untuk sapi pembuatan materi yang dituangkan dalam bentuk power point membuat
pedaging yang diterapkan peserta didik merasa ada ketertarikan atau berminat dalam proses
dalam model pembelajaran dan mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan
pembelajaran berbasis menyenangkan, serta dapat mempermudah peserta didik dalam
projek. menerima dan mengolah informasi yang diterimanya. Peserta didik
akan berupaya untuk merespon dengan berbagai indranya sehingga
3. Membuat media informasi tersebut akan mudah dicerna dalam ingatannya.
pembelajaran
menggunakan aplikasi Menurut Rahmatullah dkk (2020), media pembelajaran berbasis
Canva. audio visual dengan aplikasi Canva sangat layak digunakan.
Penggunaannya sangat efektif untuk membangkitkan minat belajar
peserta didik, dan disisi lain penggunaan Canva dapat memberi warna
baru dalam berlangsungnya proses pembelajaran secara kreatif dan
inovatif.

2. Hasil Wawancara
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
Menurut Eka Riza Umami, S.T.P, salah satu guru produktif di SMK
Negeri Unggul Terpadu, Video pembelajaran yang dibuat sesuai
karakteristik materi dapat membuat peserta didik lebih mudah
memahami konten pembelajaran. Guru juga nantinya dapat
menugaskan peserta didik membuat video pembelajaran berdasarkan
topik yang diberikan.

Menurut Nita Yuliani, S.Pd, salah satu guru di SMK Negeri Unggul
Terpadu, penyajian materi menggunakan media power point yang
disesuaikan dengan karakteristik materi akan mempermudah siswa
dalam memahami materi.

Menurut Komalasari, S.Pt, Tim Pengembang Kurikulum SMK


Negeri Unggul Terpadu, pemanfaatan Canva adalah langkah awal
untuk menarik perhatian peserta didik. Dalam penyiapannya, Canva
juga lebih mudah dan cepat. Jika, menggunakan media Canva ini
peserta didik masih belum berminat untuk belajar, medianya bisa
dikembangkan ke video pembelajaran yang juga dapat dikembangkan
melalui Canva.

3. Hasil Analisis Penulis

3.1 Membuat video pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi


berpotensi meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menjadikan
peserta didik senang untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Suwarna (2014) dan hasil wawancara teman sejawat. Penggunaan
video pembelajaran memerlukan waktu pembuatan yang lama dan
juga harus terkonsep agar materi yang disampaikan mudah diterima
oleh peserta didik.
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
3.2 Penggunaan media pembelajaran power point dapat memberikan
pengetahuan dan mampu menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Fatmawati dkk, (2017) dan hasil wawancara
teman sejawat.

3.3 Pemanfaatan media pembelajaran dengan Canva berpotensi


meningkatkan minat belajar peserta didik. Canva memiliki tampilan
dan template yang menarik dan disukai oleh peserta didik. Canva
terlihat inovatif dan memiliki efektifitas yang tinggi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Rahmatullah dkk (2020). Namun disisi lain
penggunaan Canva memiliki kekurangan yaitu mengandalkan
imajinasi yang kreatif agar tujuan pembelajaran tercapai.

4 Peserta didik sulit Model pembelajaran 1. Penerapan model 1. Kajian Literatur


memahami materi yang guru belum sesuai pembelajaran berbasis
disampaikan. dengan materi yang masalah (Problem Based Menurut Tan OnnSeng, (2000), Problem Based Learning (PBL)
disampaikan. Learning) tentang Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan
penyakit scabies pada berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta
kambing. lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna,
relevan, dan kontekstual. Penerapan model pembelajaran ini oleh guru
2. Penerapan model dapat menjadi solusi untuk membantu meningkatkan pemahaman
pembelajaran berbasis peserta didik pada materi pembelajaran tertentu. Karena melalui model
proyek ( Project Based pembelajaran ini memanfaatkan ingatan jangka panjang peserta didik.
Learning) tentang
penyakit scabies pada Menurut Abdjul (2019), penggunaan Project Based Learning (PjBL)
kambing. dalam pelaksanaan pembelajaran, mampu menstimuli peningkatan
pemahaman peserta didik terhadap materi. Project based learning ini
3. Penerapan model mempunyai kesesuaian dan kesamaan konsep yakni membutuhkan
pembelajaran Discovery
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
learning tentang penyakit kemampuan berfikir, mengkontruksi pengetahuan, dan menghasilkan
scabies pada kambing. pengetahuan yang bermakna pada kehidupan sehari-hari.

Menurut Yuliana (2018), menyatakan bahwa discovery learning


terbukti mampu membantu meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan cara peserta didik menemukan informasi sendiri
sehingga menunjukkan hasil belajar peserta didik.

2. Hasil Wawancara

Menurut Komalasari, S.Pt, Tim Pengembang Kurikulum SMK


Negeri Unggul Terpadu, menyebutkan dengan pembelajaran berbasis
masalah akan membuat siswa lebih penasaran dan tingkat rasa ingin
tahunya sangat besar sehingga akan melatih siswa untuk terus berfikir
maju ke depan menggali pengetauan baik dengan guru atau melalui
literatur. Dengan demikian siswa akan lebih cepat memahami materi
yang disampaikan.

Menurut Yeti Apriani, S.Si, salah satu guru produktif SMK Negeri
Unggul Terpadu, menyebutkan Pembelajaran berbasis proyek dapat
memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik
sehingga pemahaman yang dimiliki peserta didik akan lebih lama
tersimpan di benak mereka/ingatan jangka panjang. Penerapan model
berbasis masalah ini juga memberi kesempatan pada peserta didik
untuk menciptakan suatu produk tertentu.

Menurut Rahmawati, M.Pd, salah satu pakar di SMK Negeri Unggul


Terpadu, Discovery Learning mengajarkan peserta didik untuk berpikir
secara kritis dan analitis serta mencari dan menggunakan sumber
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi
secara mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator.

3. Hasil Analisis Penulis

3.1 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah berpotensi dapat


membantu peserta didik meningkatkan pemahamannya terhadap
materi tertentu. Melakukan langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah artinya peseta didik akan berfikir untuk menyeleksi masalah,
mengembangkan solusi terbaik dan melakukan tindakan strategis
yang tepat. Dengan melakukan sendiri, maka tingkat pemahaman
terhadap materi tertentu akan lebih baik. Hal ini sejalan dengan
pernyataan dari (Tan Onn Seng, 2000) dan Tim Pengembang
Kurikulum. Namun, dalam pengaplikasiannya pembelajaran berbasis
masalah membutuhkan waktu lama, dan tidak semua materi cocok
untuk penerapan model pembelajaran ini.

3.2 Penerapan model pembelajaran berbasis proyek ( Project Based


Learning) berpotensi meningkatkan pemahaman materi pada peserta
didik karena peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah,
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan
baru, melatih kolaborasi atau kerjasama kelompok, dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk membuat suatu produk. Sesuai
dengan pendapat Abdjul (2019) dan hasil wawancara teman sejawat.

3.3 Penerapan model pembelajaran Discovery learning dianggap mampu


meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi tertentu. Model
Discovery learning berpotensi digunakan dalam pelaksanaan
Masalah terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan masalah
pembelajaran di kelas karena mampu menstimulasi peserta didik
untuk aktif dan pembelajaran akan berjalan efektif. Selain itu, model
Discovery learning mengajarkan peserta didik untuk berpikir secara
kritis dan analitis serta mencari dan menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi
secara mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Tan Onn Seng,
(2000) dan hasil wawancara pakar.

Daftar Pustaka

Abdjul H (2019). Literasi Sains Dan Efikasi Diri Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Stem Pada Materi
Termodinamika. Masters thesis, Universitas Negeri Malang. http://repository.um.ac.id/111786/ (diakses pada Selasa, 13 September
2022).

Anisa Ryzki. A , Ipungkarti. A, dan Saffanah Nur (2021). Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih
Rendah dalam Pendidikan di Indonesia. Vol. 01 No. 01. https://ejournal.upi.edu (diakses pada Senin, 12 September 2022).

Fatmawati , Aminuyati , Okianna, (2019). Hubungan Media Power Point Dengan Minat Belajar Siswa Kelas Vii B Smp Negeri 21 Pontianak.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/32263 (diakses pada Selasa, 13 September 2022).

Rahman, S (2015). Membangun Budaya Literasi, Metode Review Ending.


https://www.kompasiana.com/syaifulrahman/552feb946ea8346f628b462d/membangun-budaya-literasi-metode-review-ending (diakses
pada Senin, 12 September 2022).
Rahmatullah, Inanna, Ampa A. (2020). Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Aplikasi Canva. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. e-
ISSN : 2599-1426. Vol. 12 No. 2. https://ejournal.undiksha.ac.id (diakses pada Selasa 13 September 2022).

Sa’dun (2022). Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Viii
Mts Negeri 1 Pati. Sosial Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan IPS Vol. 02, No. 02. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPIPS/index. (diakses
pada Senin, 12 September 2022).

Seng, O.T. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21 Century. Singapore: Thompson Learning.
https://ojs.unm.ac.id (diakses pada Selasa, 13 September 2022).

Siswono, T. Y. E. 2005. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pengajuan

masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains (JMPS). 10 (1): 1-9. https://https://www.researchgate.net/publication/342067367
(diakses pada Senin, 12 September 2022).
Sugito, Lestari D, Azrina Y , Novika T (2021). Pengenalan Ice Breaking Dalam Meningkatkan

Semangat Belajar Siswa. BIP: Jurnal Bahasa Indonesia Prima Vol. 3, No. 2. https://garuda.kemdikbud.go.id (diakses pada Senin, 12
September 2022).

Sukma, Hanum & Sekarwidi, Rendi (2021). Strategi Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik Di Sekolah. JURNAL
VARIDIKA Vol. 33, No. 1.: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika (diakses pada Senin, 12 September 2022).

Suwarna I, P (2014). Pengaruh Media Audio Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25047/3/Iwan%20Permana%20Suwarna-FITK.pdf (diakses pada Senin, 12
September 2022).

Yuliana, Nabila. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran (Volume 2 Nomor 1). https://ejurnalunsam.id (diakses pada Selasa, 13 September 2022).

Anda mungkin juga menyukai