Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“HAKIKAT AGAMA”

Dosen pengampu: Agus Fudholi, M.Pd

Nama: Nabil Fadhlurrohman F


Nim: 23416274201050
KELAS : HK23E

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapkan Segala Puji dan Syukur Kami Panjatkan kehadirat
Allah SWT Yang Telah Melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya Sehingga Kami
Dapat Menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Yang Berjudul “Hakikat
Agama” Dengan Baik dan Tepat Waktu.
Kami Ucapkan Banyak Terimakasih Kepada Bapak Dosen Agus Fudholi,M.pd
Yang Telah Membimbing dan Memberikan Tugas Makalah Ini. Karena Dengan
Makalah Ini,Kami Mendapatkan Ilmu Yang Bermanfaat Bagi Penyusun dan
Pembaca.
Kami Sangat Menyadari Bahwa Dalam Penyusunan Makalah Ini Masih
Banyak Kekurangan dalam Hal Penulisan dan Maupun Bahasan.Mengingat
Kami Hanya Manusia Biasa Yang Dapat Melakukan Berbagai Kesalahan Yang
Disengaja Ataupun Tidak.Untuk itu, Kami Mengharapkan Kritik dan Saran Dari
Semua Pihak Untuk Menyempurnakan Makalah Ini.

Karawang,14
Oktober 2023

Penyusun

Nabil Fadhlurrohman F
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................i
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................i
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................i
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................i
BAB II..............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................................
2.1 Pengertian Agama.....................................................................................................i
2.2 Unsur-unsur Agama..................................................................................................i
2.3 Klasifikasi Agama....................................................................................................ii
BAB III.............................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................i
3.2 Saran.........................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hakikat agama melibatkan keyakinan dan praktik spiritual yang memberikan panduan
moral dan etika kepada penganutnya. Agama sering kali mencakup keyakinan tentang
asal-usul kehidupan, tujuan hidup, dan hubungan dengan kekuatan ilahi atau
keberadaan yang lebih tinggi. Sementara itu, latar belakang agama dapat mencakup
sejarah, ajaran, dan nilai-nilai yang dipegang oleh komunitas beragama.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana agama memandang asal-usul kehidupan dan tujuan eksistensi
manusia?
2. Apa hakikat agama menurut para ahli?

1.3 Tujuan Penulisan


Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hakikat agama, termasuk
aspek-aspek seperti keyakinan, praktik, dan nilai-nilai yang mendasarinya.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan ini membantu dalam memahami dengan lebih mendalam esensi dan nilai-
nilai yang mendasari agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama
Agama adalah suatu sistem kepercayaan, ritual, dan praktik spiritual yang
mencakup keyakinan terhadap keberadaan kekuatan ilahi atau kekuatan yang
lebih tinggi, serta norma-norma moral dan etika yang menjadi pedoman bagi
para penganutnya.

Agama sering kali melibatkan upacara-upacara ibadah, ajaran moral, dan


pandangan mengenai aspek-aspek kehidupan, seperti asal-usul, tujuan
eksistensi, dan kehidupan setelah mati. Berbagai agama memiliki perbedaan
dalam kepercayaan, praktik, dan ajaran, tetapi umumnya memiliki tujuan
untuk memberikan makna pada kehidupan dan membimbing perilaku individu
serta masyarakat.

Banyak ahli menyebutkan agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “a”
yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau. Jamak agama berarti tidak
kacau. Dengan demikian agama itu adalah peraturan, yaitu peraturan yang
mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang gaib, mengenai
budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.

2.2 Unsur-unsur Agama


Dengan berbagai uraian diatas tentang agama, dapat dipahami bahwa agama
telah menjadi suatu sistem sosial yang terbentuk oleh penganut-penganutnya,
berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayai dan
didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat
luas pada umumnya.
Beberapa ilmuwan seperti Light, Killer, dan Calhoun (1989), memusatkan
perhatian pada unsur-unsur dasar suatu agama, yaitu sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Setiap agama pasti memiliki kepercayaan seperti percaya kepada tuhan, nabi-
nabi dan kitab, Pada dasarnya kepercayaan itu merupakan suatu bentuk
keyakinan akan adanya kekuatan-kekuatan di luar dirinya, yang dianggap
sebagai kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan manusia.
2. Simbol
Setiap agama mengenal berbagai lambang atau simbol, baik itu berupa
pakaian ucapan, tulisan maupun tindakan. Masing-masing agama memiliki
symbol yang berbeda dan memiliki makna yang berbeda pula. Symbol juga
menjadi identitas suatu agama yang akan membedakan dengan agama lainya.
3. Praktek
Setiap ajaran agama yang ada memiliki praktek keagamaan seperti sholat,
kebaktian, puasa, semedi, dan lain sebagainya. Praktik keagamaan atau ritual
dalam agama didasarkan atas kepercayaan dan iman yang diyakini. Praktik
tersebut merupakan suatu ekspresi atau perilaku atas apa yang mereka yakini.
4. Pemeluk
Agama memiliki sejumlah pemeluk/pengikut. Pemeluk agama memiliki
religious emotion yang membuatnya menjadi patuh dan taat kepada apa yang
disembah.
5. Pengalaman keagamaan
Setiap pemeluk agama memiliki beberapa bentuk pengalaman keagamaan.

2.3 Klasifikasi Agama


Agama merupakan sistem yang mengatur peribadatan kepada Tuhan. Suatu
agama juga tidak hanya mengatur hubungan antara seseorang dengan Tuhan,
namun juga mengatur hubungan manusia baik dengan dirinya sendiri maupun
hubungan dengan orang lain. Ahmad Abdullah al-Masdoosi
mengklasifikasikan agama menjadi 3 kategori.

Penjelasan 3 Jenis Klasifikasi Agama menurut Ahmad Abdullah al-Masdoosi,


Ahmad Abdullah al-Masdoosi adalah seorang aktivis dan pengacara asal
Pakistan. Ia sangat aktif dalam kegiatan kesejahteraan sosial, dan peningkatan
masyarakat.

Adapun 3 jenis klasifikasi agama menurut Ahmad Abdullah al-Masdoosi yang


dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi oleh
Rusdianto, S.Pd.I. (2020:45), yakni:
1. Agama Wahyu dan Agama Bukan Wahyu
Revealed religions (agama wahyu atau agama samawi) adalah agama yang
ajarannya menghendaki iman kepada Allah, kepada para rasul-Nya, kepada
kitab-kitab-Nya dan pesan-pesan-Nya untuk disampaikan dan disebarkan
kepada segenap umat manusia.

Non-revealed religion sering disebut sebagai agama kebudayaan (cultural


religions, agama tabi'i' atau agama ardhi), yaitu agama yang bukan berasal dari
Tuhan dengan jalan diwahyukan, melainkan agama yang ada karena hasil
proses antropologis, yang terbentuk dari adat istiadat dan melembaga dalam
bentuk agama formal.

2. Agama Misi dan Agama Bukan Misi (Missionary


and Missionary)
Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya
menyebarkan kepada seluruh manusia. Agama yang tergolong misionaris
hanya Islam. Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, Kristen dan Budha
menjadi agama misionaris.

Agama non-misionaris adalah agama yang ajarannya tidak mengharuskan


penganutnya menyebarkan kepada seluruh manusia

.3. Agama Georafis (Kesukuan) dan Agama Uniersal


(Geograohical and Universal)
Agama geografis ialah agama yang diturunkan dalam kawasan tertentu.
Misalnya adalah agama Semitik, yaitu agama-agama yang diturunkan oleh
Allah pada kawasan bangsa Semit; kawasan Timur Tengah dan sekitarnya,
yang meliputi Kaldan, Arom, Arab, Palestina, Mesir, Israil. Agama yang
masuk dalam kategori ini adalah Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Agama universal ialah agama yang diturunkan secara universal atau
diturunkan untuk semua manusia.

Adanya agama membuat manusia semakin mengetahui siapa yang


menciptakan dan memahami batasan dalam berbuat. Selain itu, agama juga
menghilangkan sesembahan akan benda-benda yang dianggap keramat.

2.4Hakikat Agama
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada
jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta. Dalam pandangan
fungsionalisme, agama (religion atau religi) adalah satu sistem yang kompleks
yang terdiri dari kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap dan upacara-upacara
yang menghubungkan individu dengan satu keberadaan wujud yang bersifat
ketuhanan. Durkheim memandang agama sebagai suatu kompleks sistem
simbol yang memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dengan cara
mengekspresikan dan memelihara sentimensentimen atau nilai-nilai dari
masyarakat.

Menurut Durkheim agama harus mempunyai fungsi, karena agama bukan ilusi
tetapimerupakan fakta sosial yang dapat diidentifikasi dan mempunyai
kepentingan sosial. Dapat diambil kesimpulan bahwa agama tidak hanya
berurusan dengan obyek-obyek bernilai tinggi, atau paling akhir bagi individu
atau masyarakat tetapi juga dengan pemeliharaan dan pengembangan hidup
dalam segala hal.

Menurut Harun Nasution, unsur yang paling penting dalam agama adalah:
percaya adanya kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah danberhajat
pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karenaitu, manusia
merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut,
mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu.

Sedangkan menurut Glock dan Stark, agama adalah sistem simbol, sistem
keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan yang
semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang
paling maknawi.
Seluruh sistem tersebut berpusat pada satu konsep, yaitu ketuhanan.
Maksudnya agama merupakan sistem yang mengaturhubungan antara manusia
dengan kekuatan adikodrati, yang dipandangsakral (suci atau kudus) Dalam
terminologi agama, kekuatan adikodrati yang sakral itu disebut Tuhan. Dalam
agama terdapat keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan di
akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan tersebut.
Hubungan manusia dengan Tuhan lebih banyak berbentuk respon emosional
yang beragam. Respon itu bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang
terdapat dalam agama-agama monoteisme. Bentuk-bentuk respon tersebut
pada gilirannya akanmenciptakan nilai yang menjadi dasar bagi cara hidup
manusia beragama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini telah menggali berbagai dimensi hakikat agama, mulai dari
perspektif filosofis hingga dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Ditemukan bahwa agama bukan hanya sekadar serangkaian keyakinan, tetapi
juga pemandu moral dan landasan bagi nilai-nilai sosial. Meskipun
menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi dan perubahan sosial,
agama tetap memiliki peran yang signifikan dalam membentuk identitas
individu dan masyarakat. Pentingnya dialog antaragama dan pemahaman yang
mendalam menjadi kunci untuk mengatasi konflik dan membangun dunia
yang lebih toleran. Sebagai refleksi terhadap kompleksitas hakikat agama, kita
diingatkan untuk melihat keberagaman keyakinan sebagai sumber kekayaan,
bukan pemisah. Dengan demikian, melalui pemahaman mendalam tentang
agama, kita dapat merintis jalan menuju kehidupan yang lebih berdampingan
dan bermakna.

3.2 Saran
1. Mempelajari agama dari berbagai perspektif, bukan hanya satu sudut
pandang. Ini membantu dalam memahami keragaman keyakinan dan praktik
keagamaan.
2. Terus belajar dan merenungkan ajaran agama, bukan hanya sekedar
menerima info secara pasif. Dengan cara ini, pemahaman tentang hakikat
agama dapat terus berkembang.
3. Menerapkan nilai-nilai agama dalam tindakan sehari-hari, seperti kebaikan,
kedermawanan, atau kesabaran, untuk membentuk masyarakat yang lebih
baik.
4. Tetap terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar agama
dan upaya untuk mencari makna yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/7313/mod_resource/content/1/DEFINISI
%20DAN%20UNSUR-UNSUR%20AGAMA.pdf

http://repository.iainkudus.ac.id/8906/5/5.%20BAB%20II.pdf

https://kumparan.com/berita-terkini/penjelasan-3-jenis-klasifikasi-agama-menurut-
ahmad-abdullah-al-masdoosi-1zAywJW1M2x

JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi: terj. Kartini Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), 428

Achmad Fedyani Saifudin, Antropologi Kontemporer: suatu pengantar kritis


mengenai paradigma, edisi pertama, (Jakarta: Kencana, 2006), 15

Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama,


(Ciputat:Logos Wacana Ilmu, 1997), 31

Harun Nasution, Islam ditijau dari Berbagai Aspek, jilid 1, (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 1995), 11

Anda mungkin juga menyukai