Anda di halaman 1dari 3

Cinta, Rindu dan Juang

Oleh : M Fairus Ramadhan Rizain

Seharusnya
Mencintaimu sama halnya menjadi teroris
Kita membenarkan sesuatu yang salah.
Memilikimu sama halnya seperti menjadi perampok
Sebab dasarnya kau adalah kepunyaan orang lain.
Dan sebenar-benarnya seharusnya kau tak ku jamah.

Doa Pada Dini Hari


Dini hari pukul dua pagi, aku larut dalam rasa yang hancur tragis.
Aku tahu Wanita cantik itu hanyut dalam tangis.
Air matanya terus mengalir sebab kecewa yang dia dapat dari lelaki lain.
Sementara aku, yang tulus bukan yang dia ingin.
Namun dalam diam kukirim doa untuknya.
Meskipun diiringi hati yang penuh duka.
Berharap Wanita cantik itu lekas pulih dari luka.

Diambang Hidup dan Mati


Apabila aku diambang hidup dan mati.
Kau satu-satunya paras terakhir yang ingin kutatap tanpa henti.
Dan sampai nanti masaku berakhir.
Hanya suaramu yang akan kudengar.
Aku merindukanmu seolah aku akan mati hari ini.
Dan aku mencintaimu seolah aku akan hidup selamanya.

Pesan Untuk Wulan


Teruntuk Wulan, mahakarya sang pencipta berwujud elok.
Aku menaruh rasa untukmu tanpa syarat, meski penuh isyarat.
Mengejarmu aku tak akan lelah, meski hatiku harus patah.
Apabila memilikimu hanya sebatas mimpi.
Dan jika hanya dalam lelap kau dapat kumiliki.
Maka jangan bangunkan aku, biarkan aku tetap tertidur.
Dengan dan Tanpamu
Dalam sekejab mata, waktu berlalu ketika ku nikmati bersamamu.
Dan waktu menjadi begitu bertele-tele ketika tanpa hadirmu.
Senyumku merekah ketika kita bergandeng tangan dalam temu.
Pipiku basah oleh curah air mata ketika aku sedang rindu.
Tanpa kau tahu, itulah bukti bahwa begitu hebatnya aku menngilaimu.

Bahagiamu
Teruntuk kau dengan rasa yang penuh duka.
Kulihat kadang kau tertawa namun memendam luka.
Hei, Sadarlah bahwa pelipurmu ada didepan mata.
Walau tekadang bagimu aku tak tampak nyata.
Untukmu aku berjuang setengah mati.
Sekalipun harus menggenggam matahari.
Akan kulakukan demi bahagiamu suatu saat nanti.

Kucing Liar
Lelaki itu hidup seperti kucing liar.
Yang berharap mendapat apa yang dia butuh, tanpa merasa terusir.
Ia iri kepada kucing rumah, yang selalu diberi sikap ramah.
Bukan inginnya hidup dalam sepi.
Ia enggan terus menerus hidupnya hanya bahagia dalam mimpi.

Antara Dulu dan Nanti


Kamis malam, seorang lelaki berbaring diatas lantai berselimut dingin selepas hujan.
Raganya membeku dalam diam.
Sementara batinnya sibuk mengembara.
Berimajinasi dalam luasnya samudera alam dunia.
Dia terkenang akan kejayaan dimasa lampau yang kini telah menjadi pilu.
Sembari menduga-duga nasibnya kala nanti.
Dia tetap berbaring dengan pasrah.

Anda mungkin juga menyukai