Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

ANALISIS STUDI KASUS


PT BUANA INDAH JAKARTA
&
PT. CIPTA DAYAMU JOGJAKARTA

Disusun Oleh:

Tasyanari Handayani 2110104014


Meisya Kusumaningtyas 2110104017
Farhan Susiawan 2110104026
Risma Indah Islami 2120104041
Andriyanto 2120104045
Mia Audina 2120104049
Aprilya Retno Sasviranti 2120104054

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2023
PT BUANA INDAH JAKARTA

1. Apakah sifat tanggung jawab dari manajer divisi

PT Buana Indah Jakarta memiliki tanggung jawab manajer divisi seperti


pengawasan bahan baku, efisiensi biaya persediaan, serta pelimpahan tanggung jawab
pada unit di organisasi. Manajer divisi juga bertanggung jawab atas kebijakan
pengelolaan persediaan bahan baku dan memiliki wewenang dalam pengendalian
manajemen. Manajer divisi dalam Persediaan di PT Buana Indah Jakarta memiliki
tanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi stok barang, memastikan ketersediaan
bahan baku, serta mengoptimalkan proses penyimpanan dan distribusi. Mereka juga
bertanggung jawab dalam merencanakan pembelian, memonitor tingkat persediaan, dan
memastikan efisiensi operasional dalam manajemen persediaan. Sifat tanggung jawab
manajer divisi dalam persediaan jadi di PT Buana Indah Jakarta dapat mencakup
perencanaan stok, pemantauan produksi, koordinasi dengan tim produksi, dan menjaga
ketersediaan produk sesuai permintaan pasar. Selain itu, mungkin juga bertanggung jawab
untuk mengoptimalkan efisiensi operasional dan memastikan kepatuhan terhadap
prosedur persediaan perusahaan. Manajer divisi bertanggung jawab untuk memastikan
pemeliharaan dan pengelolaan yang efektif terhadap tanah, bangunan, dan mesin-mesin di
PT Buana Indah Jakarta. Tanggung jawab mencakup perencanaan pemeliharaan rutin,
perbaikan yang diperlukan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan
dan lingkungan. Selain itu, manajer divisi juga dapat terlibat dalam perencanaan investasi
untuk pengembangan atau perluasan fasilitas.

2. Seberapa Luas wewenang yang dimiliki manajer divisi dalam mengendalikan divisinya?

Manajer divisi memiliki wewenang yang luas dalam mengendalikan devisinya.


Mereka bertanggung jawab untuk memimpin, mengarahkan, dan mengawasi staf dalam
mencapai tujuan organisasi

1. Manajer divisi juga memiliki otonomi dalam mengambil keputusan dan mengelola
segala hal di dalam divisi yang mereka pimpin

2. Mereka memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan faktor-faktor yang


mempengaruhi profitabilitas divisinya

3. Selain itu, manajer divisi juga dapat mengendalikan biaya dan laba yang terkait
dengan devisi tersebut Dalam praktik sehari-hari, otonomi yang sepenuhnya
seperti ini mungkin tidak selalu ada, tetapi manajer divisi memiliki wewenang
yang signifikan dalam mengendalikan devisinya.
3. Apakah pengaruh pemasukan elemen ke dalam alat ukur ROI terhadap perilaku manajer
divisi?

Jawab: Pemasukan elemen ke alat ukur ROI dapat berpengaruh terhadap perilaku manajer
divisi, yaitu dalam rangka pengukuran kinerja manajer divisi, kas yang dimasukkan sebagai
elemen investasi dibatasi sebsesar kas yang terkendali oleh manajer divisi. Selain itu,
pemasukan elemen seperti piutang dan persediaan juga dapat mempengaruhi perilaku manajer
divisi dalam mengelola asset perusahaan.

 Keunggulan ROI sebagai Alat ukur Kinerja


ROI dapat mendorong manajer divisi untuk memberikan perhatian yang lebih luas
terhadap hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya menjadi fokus
bagi manajer investasi.
 Kelemahan
Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat
pertanggungjawaban, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan.

Oleh karena, pemasukan elemen ke dalam alat ukur ROI dapat mempengaruhi perilaku
manajer divisi dalam mengelola asset perusahaan.

4. Apakah tindakan yang dilakukan tersebut untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan?

Tindakan yang dilakukan oleh manajer divisi, seperti pengendalian atas aktiva, pengajuan
proposal fasilitas, dan pengurangan biaya, dapat berkontribusi pada kepentingan perusahaan
secara keseluruhan. Misalnya, pengurangan biaya tenaga kerja dapat memperbaiki rasio
kembalian investasi, yang pada gilirannya menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam kasus PT Buana Indah Jakarta, tindakan tersebut mendukung pencapaian tujuan
keuangan jangka panjang perusahaan. Misalnya, pengelolaan persediaan bahan baku,
komponen komputer, persediaan dasar, dan produk jadi, serta pengendalian aktiva tetap
seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin, dapat membantu perusahaan mencapai tujuan
pertumbuhan dan ekspansi jangka panjang. Selain itu, pengajuan proposal fasilitas dan
pengeluaran modal juga dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kembalian investasi,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan.

PT CIPTA DAYAMU YOGYAKARTA

1. Sesuai dengan cerita di awal kasus ini, apakah tindakan yang seharusnya dilakuka oleh
Hasbullah?
Dengan pertimbangan kurangnya pengendalian biaya di pabrik pulp dan keputusan pusat
yang dianggap hanya didasarkan pada suatu proses acak, serta mengenai wilayah mana yang
harus memasok barangnya dari pabrik pulp dengan biaya rendah dan wilayah mana yang
harus memasok barangnya dari pebrik pulp dengan biaya tinggggi oleh PT. Cipta Dayamu,
seharusnya Hasbullah selaku manajer wilayah Surabaya dari divisi kertas manyampai apa
yang diketahuinya atau analisisnya terhadap pengendalian yang harus dilakukan oleh
Perusahaan. Sistem akuntansi biaya Cipta Dayamu yang didasarkan pada biaya sesungguhnya
membuat pabrik di Sidoarjo terbebani dengan biaya untuk menghasilkan produk pulp di
pabrik Solo. Padahal di pebrik ini ketinggalan dalam bidang teknologi dan merupakan salah
satu pabrik dengan biaya operasi yang tinggi. Biaya yang dilaporkan untuk memasok
pelanggan akan lebih murah jika dipasok dari Surabaya dibangkan dari Sidoarjo. Tetapi
karena system akuntansi berdasarkan biaya sesungguhnya kelemahan ini tidak dapat
diketahui. Hasbullah yang sadar akan hal itu seharusnya memasok pelanggan dari pabrik di
Surabaya. Hasbullah juga bisa menjelaskan bagaimana pabrik pulp yang bukan merupakan
pusat laba juga malah menghasilkan laba yang lebih tinggi disbanding divisi kertas yang
merupakan pusat laba. Dengan hal tersebut tentu Hasbullah akan membantu Perusahaan
dalam meningkatkan laba untuk kembalian investasi.
2. Lakukan evaluasi terhadap berbagai system pengendalian manajemen yang pernah digunakan
oleh Hasbullah bagi pabrik pulp dan pabrik kertas antara tahun 1991 sampai 1996?
Hasbullah, manajer wilayah Surabaya, menghadapi sejumlah masalah terkait sistem
pengukuran kinerja pusat laba di divisi kertas PT. Cipta Dayamu. Evaluasi sistem
pengendalian manajemen yang pernah digunakan antara tahun 1991 dan 1996 dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Sebelum 1991
 Sistem terintegrasi di mana pabrik pulp dan pabrik kertas merupakan satu unit
organisasi.
 Biaya dialokasikan dan dilaporkan ketika terjadi, pendapatan dilaporkan ketika
diperoleh.
 Pengiriman pulp dari pabrik pulp ke pabrik kertas dilaporkan berdasarkan unit (berat).
b. Tahun 1991
 Sistem pelaporan diubah untuk mengukur profitabilitas pabrik pulp dan pabrik kertas
secara terpisah.
 Pabrik pulp dibebani dengan total biaya termasuk biaya pembelian bahan baku kayu.
 Output pabrik kertas dinilai berdasarkan harga jual sesungguhnya.
c. Tahun 1992
 Rekening-rekening terpisah bagi pabrik pulp dan pabrik kertas dibuat.
 Sistem akuntansi didasarkan pada biaya sesungguhnya.
d. Tahun 1994:
 Pertimbangan untuk menjadikan pabrik pulp sebagai pusat laba ditolak.
 Modifikasi sistem akuntansi membebankan pabrik kertas dengan biaya sesungguhnya
di pabrik pulp, ditambah dengan beban modal tertentu.
e. Tahun 1995:
 Penyesuaian biaya pengiriman pulp dengan tarif standar untuk menutup biaya dan
mencapai kembalian investasi 20%.
 Penyesuaian besar-besaran pada akhir tahun untuk memperbaiki kinerja pabrik pulp.
f. Tahun 1996:
Perbaikan sistem informasi untuk memberikan data biaya incremental pada semua produk
kepada pabrik-pabrik kertas wilayah.

Evaluasi:
 Pergeseran dari sistem terintegrasi ke sistem terpisah pada tahun 1991 menyebabkan
perubahan signifikan dalam pelaporan dan pengukuran kinerja.
 Modifikasi sistem pada tahun 1994 menciptakan kompleksitas dalam pembebanan
biaya dan memunculkan ketidakpuasan manajer pabrik kertas terkait pengaruh biaya
pulp terhadap laba mereka.
 Kesulitan dalam menilai profitabilitas dan pengambilan keputusan strategis menjadi
sorotan, dengan penolakan keras terhadap laporan yang dianggap hipotetis pada tahun
1995.
 Perubahan berkelanjutan dan penyesuaian di tahun-tahun berikutnya menunjukkan
tantangan mengenai efektivitas sistem pengendalian manajemen yang dihadapi oleh
divisi tersebut.
3. Kelemahan dan keunggulan dari sistem pengendalian manajemen yang digunakan pada tahun
1996?
Kelemahan: Keputusan pusat yang dianggap hanya didasarkan pada suatu proses acak,
mengenai wilayah-wilayah mana yang harus mengambil bahan baku dari pabrik pulp dengan
biaya rendah dan wilayah rendah dan wilayah mana yang harus memasok barangnya dari
pabrik pulp berbiaya tinggi. Sistem tersebut memberikan jaminan atas suatu tingkat
kembalian investasi tertentu, tanpa memperhatikan permintan penjualan dan kondisi pasar.
Kelebihan: Sistem akuntansi tidak hanya ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan
lokal tetapi juga digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dan untuk memonitor daya
tarik masing-masing unit usaha.
4. Perlukah dilakukan perubahan-perubahan terhadap sistem pengendalian yang digunakan pada
tahun 1996?
Berdasarkan informasi kasus yang ada, dapat disimpulkan adanya ketidakpuasan dan sebuah
tantangan dalam khusunya pada sistem pengendalian akuntansi di Cipta Dayamu, terutama
terkait dengan pengaruh biaya dan keadilan dalam alokasi sumber daya. Dengan demikian,
perubahan mungkin perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas dan keadilan
sistem tersebut, seperti menyesuaikan metode alokasi biaya atau mempertimbangkan faktor-
faktor permintaan dan kondisi pasar dalam penilaian kinerja.

Perlunya dilakukan evaluasi yang fokus terhadap masalah yang dihadapi perusahaan untuk
membantu menentukan perubahan sistem. Berikut hal yang melatarbelakangi kemungkinan
perlunya melakukan perubahan.

Pertama, ketidakpuasan manajer kertas terhadap pengaruh biaya yang digunakan untuk
melaporkan kinerja unit tampaknya menciptakan hambatan dalam pengambilan keputusan
yang efektif (adanya perbedaan kepentingan (konflik kepentingan)). Kedua, adanya persepsi
ketidakadilan karena sistem memberikan jaminan kembalian investasi kepada pabrik pulp
tanpa mempertimbangkan permintaan penjualan dan kondisi pasar, sehingga mengganggu
alokasi sumber daya yang optimal. Selain itu, kekhawatiran manajemen puncak terhadap
kegunaan sistem ini untuk menilai profitabilitas juga menyoroti kebutuhan untuk
menyesuaikan pendekatan pelaporan agar lebih sesuai dengan kebutuhan evaluasi strategis
perusahaan.

Kemudian perubahan yang perlu dilakukan yakni:

a. Peninjauan terhadap metode Alokasi Biayanya yaitu dengan melakukan evaluasi dan
disesuaikan agar dapat mencerminkan lebih akurat terhadap pengaruhnya pada biaya
terhadap kinerja unit dan dapat mengatasi ketidakpuasan manajer kertas terhadap alokasi
biaya yang memengaruhi laba.
b. Sistem perlu dirancang agar lebih responsif terhadap perubahan permintaan pasar dan
kondisi eksternal, memberikan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan terkait alokasi
sumber daya.
c. Melibatkan manajer kertas dan pabrik pulp dalam perancangan sistem baru untuk
memastikan bahwa kebutuhan dan perspektifa najemen diakomodasi, meningkatkan
penerimaan dan kepatuhan terhadap perubahan.
d. Kriteria untuk menilai profitabilitas harus lebih menyeluruh, mempertimbangkan tidak
hanya kembalian investasi tetapi juga permintaan penjualan, kondisi pasar, dan faktor-
faktor strategis lainnya.
e. Sistem perlu ditingkatkan dalam hal transparansi untuk memberikan visibilitas yang lebih
baik terhadap proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya, mengurangi
ketidakadilan yang dirasakan.
f. Pusat keputusan perlu mengadopsi pendekatan konsultatif dengan masing-masing unit
bisnis, mendengarkan dan mempertimbangkan masukan mereka dalam proses
pengambilan keputusan yang bersifat strategis.
g. Diperlukan pelatihan dan komunikasi yang efektif untuk memastikan semua pihak terlibat
memahami perubahan tersebut dan dapat menerapkannya dengan tepat.

Dengan demikian perubahan ini dapat meningkatkan efektivitas sistem pengendalian di Cipta
Dayamu dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam kasus yang ada.

Anda mungkin juga menyukai